ANALISIS KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN KELUARGA, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (TAX AVOIDANCE) (Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013) Idrus Mahidin Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie Kampus Kuningan Kawasan Rasuna Epicentrum Jl.H.R. Rasuna Said Kav. C-22
Nadifa Dewinta Danastri Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie Kampus Kuningan Kawasan Rasuna Epicentrum Jl.H.R. Rasuna Said Kav. C-22
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komisaris independen, komite audit, kepemilikan keluarga dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak. Populasi penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada periode 2012-2013. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling setiap tahun selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 sehingga diperoleh 20 sampel. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi), uji hipotesis (uji t statistic dan uji Koefisien Determinasi (R2)) dengan menggunakan program SPSS 20. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa komisaris independen dan ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Sedangkan komite audit dan kepemilikan keluarga secara parsial tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini diduga karena jumlah komite audit di dalam perusahaan tidak menjamin penghindaran pajak dapat berkurang dan diduga manajemen perusahaan masih memiliki peranan yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan pemilik perusahaan, sehingga pemilik perusahaan belum dapat secara optimal menggunakan kekuasaannya untuk menentukan aktivitas perencanaan pajak. Kata Kunci: Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Keluarga, Ukuran Perusahaan, Penghindaran Pajak
Abstract The object of this study is to analyze the influence of independent commissioner, audit commitee, family ownership, and firm size to tax avoidance. The population of this study is the food and beverages company for periods 2012-2013. Samples were selected by purposive sampling method using yearly data during 2012 to 2013 in order to obtain 20 samples. This study uses descriptive analysis, classic assumption test (test for normality, heteroskedasticity, multicollinearity, and 40
autocorrelation test), hypothesis testing (T-test and the test statistic coefficient of determination ( R2 )) by using the program SPSS 20. Based on the hypothesis testing results show that the independent commissioner and the firm size partially have negative significant impact on tax avoidance. While audit committee and family ownership partially have no impact on tax avoidance. It is presumed because the number of audit committee within the company does not guarantee that tax avoidance can be reduced. The management of the companyhas a stronger role compared to the owner of the company.Therefore, the owner of the company cannot be able to optimally use his power to determine the tax planning activities. Key Words: Independent Commissioner, Audit Commitee, Family Ownership, Firm Size, Tax Avoidance
Direktur
PENDAHULUAN Data pajak yang disampaikan oleh
Jenderal
Salah satu kendala dalam rangka
perusahaan PMA yang melaporkan nihil
optimalisasi
nilai
adanya
perusahaan
tersebut
No.5-
14/PJ.7/2003).
Dirjen Pajak pada tahun 2012, ada 4.000
pajaknya,
Pajak
penerimaan
penghindaran
pajak
adalah
pajak
(Tax
diketahui ada yang mengalami kerugian
Avoidance). Bagi sebuah perusahaan, pajak
selama 7 tahun berturut-turut. Perusahaan
merupakan beban yang akan mengurangi
tersebut umunya bergerak pada sektagustor
pendapatan atau laba bersih dan sudah
manufaktur dan pengolahan bahan baku
menjadi rahasia umum bahwa perusahaan
(DJP,
Anggaran
selalu menginginkan pembayaran pajak
Pendapatan Belanja Negara 2014 yang
seminimal mungkin (Kurniasih & Sari,
dikeluarkan oleh pemerintah, pendapatan
2013). Berbeda dengan pemerintah yang
Negara dari sektor perpajakan adalah
menginginkan pajak setinggi mungkin
sebesar Rp 1.310 T atau sekitar 78,77%
guna
dari
negara
pemerintahan.
rangka
inilah yang sering menyebabkan Wajib
2013).
Berdasarkan
seluruh
pendapatan Dalam
(www.pajak.go.id). mengoptimalkan Indonesia, dilakukannya
penerimaan
pemerintah usaha
pajak
di
menganjurkan
intensifikasi
dan
ekstensifikasi penerimaan pajak (Surat
membiayai
penyelenggaraan
Perbedaan
kepentingan
Pajak berusaha untuk mengurangi jumlah pembayaran
pajak,
baik
secara
legal
maupun ilegal. Corporate Governance didefinisikan sebagai
efektivitas
mekanisme
yang
41
konflik
non-keluarga tergantung dari seberapa
keagenan. Salah satu mekanisme dari
besar efek manfaat atau biaya yang timbul
sistem GCG adalah pembentukan suatu
dari
sistem pengawasan yang dilakukan oleh
terhadap pemilik perusahaan yang berasal
komisaris independen dan komite audit
dari pendiri (family owners) atau efek yang
sebagai bagian dari corporate governance
diterima manajer dalam perusahaan non-
untuk melakukan pengawasan terhadap
keluarga.
bertujuan
meminimumkan
perusahaan.
Komisaris
tindakan
pajak
agresif
tersebut
Penelitian ini merupakan replikasi
Independen
memegang peranan yang sangat penting
dari
dalam perusahaan yang ditugaskan untuk
membahas
menjamin pelaksanaan strategi perusahaan,
komisaris dan komite audit pada tax
mengawasi manajemen dalam mengelola
avoidance.
perusahaan,
serta
menggunakan sampel semua perusahaan
terlaksananya
akuntabilitas
mewajibkan
penelitian
Reza
tentang
(2012)
yang
pengaruh
Penelitian
Reza
dewan
(2012)
dalam
dalam industri non keuangan yang terdaftar
menerapkan corporate governance (Agusti,
di BEI pada periode 2009-2010. Perbedaan
2014).
penelitian
ini
sebelumnya
adalah
Komite
audit
membantu
tugas
dengan
penelitian
penambahan
dua
komisaris dalam melakukan pengawasan,
variabel independen lain yaitu kepemilikan
diantaranya adalah melakukan evaluasi atas
keluarga dan ukuran perusahaan. Sampel
perencanaan dan pelaksanaan audit serta
yang
pemantauan atas tindak lanjut hasil audit
perusahaan manufaktur yang bergerak di
dalam
kecukupan
bidang food and beverages yang terdaftar
pengendalian intern termasuk kecukupan
di BEI berdasarkan salah satu kasus tax
informasi laporan keuangan (Reza, 2012).
avoidance yang pernah terjadi di tahun
rangka
penilaian
Perusahaan yang digolongkan ke
digunakan
adalah
perusahaan-
2012, dimana perusahaan PMA yang
ialah
umumnya bergerak pada sektor makanan
perusahaan yang memiliki kepemilikan
dan minuman yang ditenggarai telah
saham dominan oleh seorang pemegang
melakukan tax avoidance. Berdasarkan
saham. Menurut Chen et al. (2010),
uraian tersebut, maka penelitian ini ingin
perbandingan tingkat keagresifan pajak
menganalisis
perusahaan keluarga dengan perusahaan
independen, komite audit, kepemilikan
dalam
perusahaan
keluarga
pengaruh
komisaris
42
keluarga, dan ukuran perusahaan terhadap
tidak
mendapatkan
tax avoidance.
langsung dan digunakan untuk keperluan negara
TINJAUAN
PUSTAKA
DAN
imbalan
bagi
secara
sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”.
HIPOTESIS Manajemen Pajak
Teori Keagenan (Agency Theory)
Manajemen pajak adalah melakukan
Hubungan antara teori keagenan dan penelitian
yang
dilakukan
mengenai
perencanaan,
pengorganisasian,
pengaruh berbagai faktor terhadap tindakan
pengarahan,
tax avoidance adalah adanya pengambilan
pengawasan mengenai perpajakan yang
keputusan yang dilakukan oleh manajemen
tujuannya
terkait dengan tindakan manajemen pajak
efisiensi dalam artian peningkatan laba atau
untuk
penghasilan
menghindari
perusahaan
dengan
pembayaran tidak
pajak
melanggar
pengkoordinasian
adalah
untuk
(Pohan,
dan
meningkatkan
2011).
Menurut
Windriarti (2012), manajemen pajak adalah
Undang-Undang perpajakan yang nantinya
sarana
akan berdampak pada pemilik perusahaan.
perpajakan dengan benar tetapi jumlah
Pengambilan keputusan oleh manajemen
pajak yang dibayar dapat ditekan serendah
yang
bersifat
berdasarkan menyebabkan
konflik
memenuhi
kewajiban
dan
tidak
mungkin untuk memperoleh laba dan
pemilik
akan
likuiditas yang diharapkan.
yang
dapat
oportunistik keinginan
untuk
menimbulkan biaya keagenan yang harus
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Tax avoidance merupakan tindakan
dikeluarkan oleh pemilik perusahaan.
penghindaran pajak yang tidak ilegal, yaitu Definisi Konsep
suatu usaha mengurangkan pembayaran
Pajak
pajak dengan cara yang diperbolehkan
Menurut Undang-Undang Nomor 28
hukum, yaitu dengan memanfaatkan celah-
tahun 2007 pasal 1 ayat 1 dijelaskan
celah pada peraturan yang ada. Oleh karena
bahwa, “pajak adalah kontribusi wajib
itu,
kepada negara yang terutang oleh orang
pelanggaran
pribadi atau badan yang bersifat memaksa
perpajakan atau secara etik tidak dianggap
berdasarkan
salah dalam rangka usaha wajib pajak
Undang-Undang,
dengan
tax
avoidance atas
bukan
merupakan
perundang-undangan
43
menghindari,
Komisaris untuk memastikan bahwa: (1)
meminimkan atau meringankan beban
laporan keungan disajikan secara wajar
pajak dengan cara-cara yang dimungkinkan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang
oleh undang-undang pajak (Pohan, 2008).
berlaku umum; (2) struktur pengendalian
untuk
mengurangi,
internal perusahaan dilaksanakan dengan baik;
Komisaris Independen Wallace
dan
mendefinisikan
Zinkin
komisaris
(2005),
independen
(3)
maupun
pelaksanaan
eksternal
audit
internal
dilaksanakan
sesuai
dengan standar audit yang berlaku; dan (4)
sebagai dewan komisaris yang bersifat
tindak
lanjut
temuan
hasil
independen dan bertanggung jawab atas
dilaksanakan oleh manajemen.
audit
pemberian kontribusi di dalam strategi dan pengawasan terhadap performa manajemen
Kepemilikan Keluarga
perusahaan. Berdasarkan Peraturan BI
Arifin
No.8/4/PBI/2006, komisaris independen
perusahaan
merupakan bagian dari dewan komisaris
kepemilikan menjadi perusahaan keluarga
yang memang benar-benar berada dalam
dan non-keluarga. Keluarga didefinisikan
posisi netral dan tidak memiliki hubungan
sebagai semua individu dan perusahaan
keluarga
kepentingan
yang kepemilikannya tercatat (kepemilikan
dengan komisaris lainnya atau direksi atau
5% ke atas wajib di catat), kecuali
pihak
perusahaan
atau
yang
hubungan
dapat
mengurangi
posisi
keuangan
independensinya.
(2003)
mengklasifikasikan
berdasarkan
publik,
struktur
negara,
intitusi
dan
publik
(individu
kepemilikannya
tidak
wajib
yang
dicatat).
Kepemilikan keluarga dengan proporsi
Komite Audit Secara umum, komite audit berfungsi
lebih dari 50% akan dikategorikan sebagai
manajemen
perusahaan keluarga dan jika tidak maka
perusahaan dan laporan keuangan yang
dikategorikan sebagai perusahaan non-
dihasilkan oleh manajemen perusahaan
keluarga.
untuk
mengawasi
tersebut.
Menurut
kinerja
Komite
Nasional
Kebijakan Governance (KNKG, 2006), Komite
Audit
merupakan
salah
satu
perangkat yang bertugas membantu Dewan 44
juga
Ukuran Perusahaan
menunjukkan
bahwa
komisaris
mengungkapkan
independen berpengaruh negatif terhadap
bahwa perusahaan yang memiliki total
tax avoidance. Hasil penelitian yang sama
aktiva menunjukkan bahwa perusahaan
juga diperoleh oleh Agusti (2014) bahwa
tersebut telah mencapai tahap kedewasaan
komisaris
dimana
negative signifikan terhadap tax avoidance.
Surbakti
(2012),
dalam
tahap
ini
arus
kas
independen
perusahaan sudah positif dan dianggap
Sedangkan
memiliki prospek yang baik dalam jangka
penelitiannya
waktu yang relatif lama, selain itu juga
komisaris independen tidak berpengaruh
mencerminkan bahwa perusahaan relatif
terhadap tax avoidance. Berdasarkan uraian
lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan
tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis
laba dibanding perusahaan dengan total
pertama sebagai berikut:
aset yang kecil. Menurut Hormati (2009),
H1: Komisaris Independen berpengaruh
ukuran perusahaan ialah skala atau nilai
negatif terhadap Tax Avoidance.
yang
dapat
mengklasifikasikan
Fadhilah
berpengaruh
(2014)
dalam
menunjukkan
bahwa
suatu
perusahaan ke dalam kategori besar atau
Pengaruh Komite Audit Terhadap Tax
kecil berdasarkan total aset, log size, dan
Avoidance
sebagainya.
Jumlah komite audit dalam sebuah perusahaan dapat mempengaruhi pelaporan
Hipotesis Pengaruh
Komisaris
Independen
dan
komite
perusahaan
Terhadap Tax Avoidance Minnick
jumlah
keuangan.
Noga
(2010)
tindakan
Semakin
banyak
dalam
sebuah
audit
maka
hasil
akan
penghindaran
mengurangi pajak
dalam
menyimpulkan bahwa independensi dewan
perusahaan yang merupakan salah satu
komisaris
terhadap
jenis manajemen pajak (Reza, 2012). Hasil
manajemen pajak. Bernad (2011), dalam
penelitian yang dilakukan Reza (2012)
penelitiannya
menunjukkan
berpengaruh
menemukan
bahwa
bahwa
komite
audit
persentase komisaris independen dalam
berpengaruh negatif signifikan terhadap tax
dewan
avoidance.
komisaris
berpengaruh
negatif
Sedangkan
Swingly
dan
signifikan terhadap effective tax rates
Sukartha
(ETR). Hasil penelitian dari Reza (2012)
mengatakan bahwa komite audit tidak
(2013)
dalam
penelitiannya
45
berpengaruh
terhadap
tax
avoidance.
dari fiskus pajak. Berdasarkan uraian
Berdasarkan uraian diatas maka dapat
tersebut maka, hipotesis yang diajukan
dirumuskan
sebagai berikut:
hipotesis
kedua
sebagai
berikut:
H3: Kepemilikan Keluarga berpengaruh
H2: Komite Audit berpengaruh negatif
negatif terhadap Tax Avoidance
terhadap Tax Avoidance. Pengaruh Pengaruh
Kepemilikan
Keluarga
Ukuran
Perusahaan
Terhadap Tax Avoidance Terdapat dua teori yang digunakan
Terhadap Tax Avoidance (2010)
sebagai dasar analisis pengaruh ukuran
membuktikan bahwa kepemilikan keluarga
perusahaan terhadap ETR yaitu teori biaya
berpengaruh positif terhadap ETR. ETR
politik dan teori kekuasaan politik. Dimana
yang
teori
Penelitian
tinggi
Chen,
et
al.
membuktikan
rendahnya
biaya
politik
(political
cost)
tingkat agresivitas terhadap pajak. Pajak
menyatakan bahwa tingkat visibilitas yang
yang agresif mengindikasikan turunnya
tinggi dari perusahaan besar dan sukses
beban
menyebabkan
pajak
yang
dibayarkan
oleh
mereka
menjadi
korban
perusahaan sehingga ETR akan turun.
peraturan dan transfer kekayaan, karena
Penelitian Chen, et al. (2010), yang
pajak merupakan salah satu elemen biaya
dilakukan
apakah
politik yang dilahirkan oleh perusahaan.
agresif
Sehingga perusahaan besar akan cenderung
daripada
memiliki tingkat tax avoidance yang besar
untuk
perusahaan
keluarga
dalamtindakan perusahaan
mengetahui lebih
pajaknya
non-keluarga,
menunjukkan
(Zimmerman
&
Watts,
1983
dalam
bahwa pada perusahaan-perusahaan yang
Richardson & Lanis, 2007). Kebalikan dari
termasuk dalam S&P 1500 index (1996-
teori yang pertama, teori kekuasaan politik
2000),
(political
perusahaan
keluarga
memiliki
power
or
menyatakan
dibandingkan
memiliki sumber daya yang besar untuk
non-keluarga,
perusahaan
theory)
tingkat keagresifan pajak yang lebih kecil perusahaan
bahwa
clout
kepemilikan keluarga lebih rela membayar
mempengaruhi
pajak
keinginan mereka termasuk perencanaan
lebih
tinggi
daripada
harus
dan
proses
mengatur
politik
besar
aktivitas
sesuai
membayar denda pajak dan menghadapi
pajak
dalam
rusaknya reputasi perusahaan akibat audit
mencapai penghematan pajak yang optimal 46
(Siegfried, 1972 dalam Gupta & Newberry,
turut pada periode 2012-2013, dan (6)
1997). Dengan adanya teori tersebut,
Data-data mengenai variabel yang akan
perusahaan
diteliti tersedia dalam laporan keuangan
besar
akan
memiliki
tax
avoidance yang lebih rendah. Berdasarkan
tahunan
uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis
diterbitkan sejak tahun 2012 – 2013.
perusahaan
manufaktur
yang
keempat sebagai berikut: H4: Ukuran Perusahaan berpengaruh
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan
negatif terhadap Tax Avoidance.
Data Penelitian ini menggunakan data
METODE PENELITIAN
sekunder yang diperoleh melalui Bursa
Populasi dan Sampling
Efek Indonesia (BEI) yaitu melalui internet
Populasi yang menjadi objek dalam
dari
situs
resmi
BEI.
dikumpulkan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Manufaktur yang bergerak di bidang food
Indonesia
and beverages periode 2012-2013 yang
Pemiihan sampel
periode pada
2012-2013.
penelitian
ini
diperoleh
dari
data
yang
penelitian ini adalah seluruh perusahaan
(BEI)
adalah
Data
catatan
perusahaan
atas
laporan
menggunakan metode purposive sampling.
keuangan dan Indonesia Capital Market
Kriteria yang dipakai dalam pemilihan
Directory (ICMD). Pengumpulan data
sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
dilakukan dengan menggunakan penelitian
berikut: (1) Perusahaan manufaktur yang
lapangan (field research) dengan cara
bergerak di bidang food and beverages
mengumpulkan dokumen - dokumen yang
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dibutuhkan (dokumentasi). Dokumen yang
periode 2012-2013, (2) Memiliki data
dikumpulkan berupa laporan keuangan
laporan keuangan lengkap dan telah di
perusahaan yang tersedia di situs resmi
audit secara berturut-turut yang diperlukan
BEI.
di dalam penelitian ini, (3) Laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah,
Definisi Operasionalisasi Variabel
(4) Penerbitan laporan keuangan yang
Tax Avoidance
berakhir pada 31 Desember 2012 – 2013,
Bernad
(2011)
mengukur
tax
laporan
avoidance menggunakan Current ETR,
keuangan selama 2 tahun secara berturut-
dimana ETR atau effective tax rates (tarif
(5)
Perusahaan
menerbitkan
47
pajak efektif) adalah alat untuk mengukur
dikategorikan sebagai perusahaan keluarga
seberapa
melakukan
dan perusahaan yang memiliki proporsi
penghindaran pajak yang merupakan salah
kepemilikan keluarga kurang dari 50%
satu jenis manajemen pajak. Current ETR
akan diberi nilai 0 dan dikategorikan
digunakan dalam penelitian Derashid dan
sebagai perusahaan non-keluarga.
besar
perusahaan
Zhang (2003) dan Reza (2012). Ukuran Perusahaan Variabel
ukuran
perusahaan
dinyatakan dengan SIZE, diukur dengan Komisaris Independen Variabel
cara logaritma natural dari nilai buku total
komisaris
independen
diukur dengan membagi jumlah dewan komisaris
independen
yang
ada
nilai aset perusahaan (Gupta & Newberry, 1997).
di
perusahaan dengan jumlah seluruh dewan komisaris (Ardyansah, 2014).
Analisis Regresi Berganda Berdasarkan metode yang digunakan yaitu metode analisis regresi berganda, maka
Ukuran Komite Audit Ukuran komite audit merupakan
model
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
jumlah anggota komite audit dalam laporan
Current_ETRit = α + β1 INDEP + β2
tahunan yang tercantum dalam laporan tata
AUDITit + β3 FAMILYit+ β4 SIZEit + ε Keterangan:
kelola perusahaan.
Current_ETRit = beban pajak kini yang harus
dibayarkan
perusahaan i tahun ke-t INDEPit
Kepemilikan Keluarga
bernilai keluarga
merupakan 1
jika
lebih
dummy
proporsi besar
dari
50%
dan
komisaris pada
perusahaan i tahun ke-t
variable,
kepemilikan
proporsi
independen
Dalam penelitian ini, kepemilikan keluarga
=
AUDITit
= ukuran komite audit pada perusahaan i tahun ke-t
48
FAMILYit
=
kepemilikan
diukur
keluarga
βn
= koefisien garis regresi
variabel
ε
= error
dengan
dummy pada perusahaan I tahun
ke-t
dengan
ANALISIS
DAN
PEMBAHASAN
perusahaan yang memiliki
PENELITIAN
proporsi
Hasil Uji Statistik Deskriptif
kepemilikan
keluarga > 50% akan diberi
Menurut Ghozali (2009), statistik
nilai 1 dan dikategorikan
deskriptif
sebagai perusahaan keluarga
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai
dan
yang
rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
memiliki
proporsi
nilai maksimum, nilai minimum, sum, dan
kepemilikan
keluarga
range. Berikut tabel statistik deskriptif
kurang dari ≤ 50% akan
untuk variabel-variabel yang digunakan
diberi
dalam penelitian ini:
perusahaan
nilai
dikategorikan
0
dan
memberikan
gambaran atau
sebagai
perusahaan non-keluarga. SIZEit
= ukuran perusahaan i tahun ke-t
α
= konstanta Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Minimum Maximum Mean Std. Deviation ETR 20 0.1986 0.3173 0.258081 0.0295606 INDEP 20 0.3333 0.5000 0.382024 0.0610712 AUDIT 20 0.3750 1.5000 0.782857 0.3246489 FAMILY 20 0 1 0.55 0.510 SIZE 20 12.4282 18.1734 14.656133 1.6538213 Valid N (listwise) 20
Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan
Tabel
4.2
tersebut,
dapat dilihat bahwa jumlah sampel yang
standar deviasi dari seluruh variabel yang diteliti.
digunakan adalah sebesar 20 sampel. Tabel di atas menjelaskan mengenai deskripsi nilai minimum, maksimum, rata – rata, dan
49
regresi
Hasil Uji Normalitas Uji
normalitas
dilakukan
untuk
memenuhi
asumsi
normalitas
karena nilainya lebih besar dari α = 0.05.
melihat apakah nilai residual terdistribusi dengan normal atau tidak. Pertama, uji normalitas diuji dengan melihat gambar
Hasil Uji Heterokedastisitas Pengujian
grafik Normal P-P Plot. Pada gambar P-P
penelitian
Plot terlihat
menggunakan
titik-titik
mengikuti
dan
heterokedastisitas
ini uji
dilakukan scatterplot
pada dengan
dan
uji
sehingga
spearman. Berdasarkan Gambar 4.2, grafik
dapat disimpulkan bahwa model regresi
scatterplot menunjukkan bahwa pada data
memenuhi
Namun
tersebut terlihat tidak terdapat pola yang
untuk lebih jelasnya, pada penelitian ini
jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di
juga digunakan uji metode kolmogorov-
bawah angka nol pada sumbu Y, oleh
smirnov untuk melihat normalitas data
karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa
dengan angka yang lebih detail.
tidak terjadi heterokedastisitas pada model
mendekati garis diagonalnya
asumsi
normalitas.
regresi penelitian ini.
Gambar 4.1 Uji Normalitas Grafik P-P Plot Uji
normalitas
kedua
yang
dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode one-sample kolmogorov-smirnov test.
Berdasarkan
hasil
uji
tersebut,
Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas ScatterPlot
Asymp.Sig (2-tailed) menunjukkan nilai
Pada penelitian ini dapat disimpulkan
sebesar 0.963. Dari hasil yang didapatkan
bahwa sebagian besar variabel independen
maka dapat disimpulkan bahwa model
tidak memiliki masalah heteroskedastisitas,
50
Hal ini ditunjukkan dari hasil penghitungan
autokorelasi apabila nilai dW>dU. Sesuai
yaitu AUDIT 0.189 > 0.05, FAMILY 0.583
dengan pengujian, sampel yang digunakan
> 0.05, dan SIZE 0.056 > 0.05. Masalah
berjumlah 20 selama 2 tahun menghasilkan
heteroskedastisitas hanya terjadi pada satu
dU: 1.8283. Besar dW adalah 2.837.
variabel
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
independen
yaitu
komisaris
independen, dengan INDEP 0.007 < 0.05.
variabel
bebas
pada
sampel
dalam
penelitian ini bebas dari autokorelasi. Hasil Uji Multikolinearitas Terjadinya multikolinearitas dalam suatu
Uji Hipotesis
penelitian dapat dilihat dari nilai TOL dan
Hasil Uji Koefisien Determinasi
VIF yang terdapat pada masing-masing
Uji
koefisien
determinasi
variabel independen. Suatu model regresi
menggambarkan seberapa besar variasi
dinyatakan bebas dari multikolinearitas
variabel dependen dapat dijelaskan oleh
adalah
tolerance
variabel independen. Dalam penelitian ini
dibawah 1 dan nilai VIF dibawah 10.
nilai dari R2 dilihat dari tadel adjusted R-
Berdasarkan Tabel 4.5 di bawah ini semua
Square-nya. Dalam Tabel 4.7 di bawah ini
variabel
nilai
didapatkan nilai adjusted R-Square sebesar
tolerance dibawah 1 dan nilai VIF jauh
0.344 untuk model Tax Avoidance. Hal
dibawah
dapat
tersebut berarti bahwa sebesar 34.4%
gejala
variasi di dalam Tax Avoidance (ETR)
multikolinearitas dalam model regresi yang
dapat dijelaskan oleh variabel komisaris
digunakan.
independen
jika
memiliki
independen
angka
disimpulkan
memiliki
10.
bawa
nilai
Sehingga, tidak
ada
(AUDIT),
(INDEP),
komite
kepemilikan
audit
keluarga
(FAMILY), dan ukuran perusahaan (SIZE),
Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan uji yang
sedangkan 65.6% tingkat variasi dalam tax
dapat menunjukkan apakah variabel yang
avoidance (ETR) dijelaskan oleh variabel
satu
lain yang tidak masuk ke dalam model
dengan
yang
kesinambungan. menggunakan
uji
lainnya
memiliki
Penelitian
ini
autokorelasi
dengan
penelitian.
metode pengujian Durbin-Watson. Hasil uji terhadap sampel dikatakan bebas dari 51
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil Uji Statistik T Uji
statistik
T
bertujuan
untuk
menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual yaitu
Pengaruh
Komisaris
Independen
Terhadap Tax Avoidance Komisaris
independen
dalam
INDEP, AUDIT, FAMILY, dan SIZE
penelitian ini terbukti memiliki pengaruh
dalam menerangkan variabel dependen
negatif
yaitu ETR. Berikut hasil pengujiannya:
avoidance. Hasil uji T menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil uji statistik T,
dan
signifikan
terhadap
tax
dari T hitung < T tabel (-2.814<-1.75305).
terlihat bahwa variabel independen INDEP
Probabilitas menunjukkan angka
dan SIZE menunjukkan hubungan yang
lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.013. Hal ini
signifikan terhadap variabel dependen,
berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
yaitu ETR dengan taraf signifikansi 5%.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas
bahwa
signifikansi
untuk
SIZE
independen dalam jajaran dewan komisaris
masing
masing
0.028
di dalam perusahaan food and beverages
(sig.<5%). Berdasarkan pada Tabel 4.8
dapat mengurangi tingkat tax avoidance di
dapat dilihat koefisien untuk persamaan
dalam perusahaan. Hal ini berarti, di dalam
regresi berganda pada penelitian ini yang
perusahaan food and beverages kinerja
dapat disusun dalam persamaan matematis
komisaris independen telah mengalami
sebagai berikut:
peningkatan
–
INDEP dan 0.013
dan
ETR = 0.551 – 0.289 INDEP – 0.046 AUDIT+ 0.004 FAMILY – 0.010 SIZE Berdasarkan persamaan diatas, dapat diinterpretasikan
bahwa
koefisien
adanya
avoidance
anggota
sehingga mengalami
yang
komisaris
tindakan
tax
penurunan.
Hal
tersebut menunjukkan bahwa komisaris independen dalam perusahaan food and beverages
telah
melakukan
fungsi
konstanta sebesar 0.551 bernilai positif, hal
pengawasan yang cukup baik terhadap
ini dapat diartikan bahwa ETR akan
manajemen
bernilai 0.551 apabila masing – masing
dibuktikan bahwa komisaris independen
variabel INDEP, AUDIT, FAMILY, dan
yang merupakan pihak yang bukan anggota
SIZE bernilai 0.
manajemen atau pihak yang memiliki
perusahaan
dan
dapat
posisi netral telah dapat meningkatkan efektivitas
kinerja
dewan
komisaris 52
perusahaan dalam menjalankan fungsinya,
dapat menimbulkan benturan kepentingan
untuk mengawasi manajemen untuk tidak
yang pada akhirnya dapat menimbulkan
melakukan sebuah kecurangan pajak dalam
lemahnya
laporan keuangan perusahaan food and
komisaris tersebut. Hasil yang negatif
beverages.
menunjukkan bahwa keberadaan komisaris
independensi
dari
dewan
Keefektifan komisaris independen
independen dapat mencegah terjadinya tax
juga dapat dilihat dari proporsi komisaris
avoidance. Komisaris independen dapat
independen
melakukan
di
perusahaan
food
and
pengawasan
terhadap
beverages itu sendiri, dalam penelitian ini
manajemen perusahaan dalam melakukan
ditemukan bahwa rata – rata proporsi
perumusan strategi termasuk strategi yang
komisaris sebesar 0.382024. Nilai rata –
berhubungan dengan pajak.
rata 0.382024 mengindikasikan bahwa rata
Hasil penelitian ini tidak sesuai
– rata sampel perusahaan food and
dengan penelitian yang dilakukan oleh
beverages sudah memenuhi batas minimal
Fadhilah (2014) yang menyatakan bahwa
dari peraturan yang telah ditetapkan yaitu
ukuran
sebesar 30% seperti yang dijelaskan dalam
berpengaruh
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta
komisaris
(BEJ)
memiliki
Nomor:
Kep
315/BEJ/06-2000.
komisaris
independen
terhadap independen
tax
tidak
avoidance,
dianggap
kemampuan
tidak untuk
Hasil penelitian tersebut sudah selaras
mengendalikan pihak manajemen sehingga
dengan fungsi pengawasan dari dewan
tidak dapat membantu untuk mengurangi
komisaris
and
tax avoidance. Sedangkan hasil penelitian
beverages itu sendiri yaitu berfungsi untuk
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
dapat memberikan masukan dan nasihat
oleh Bernad (2011) yang mendapati bahwa
kepada
manajemen serta
persentase anggota komisaris independen
melakukan pengawasan atas kebijakan –
yang memenuhi persyaratan sebesar 30%
kebijakan yang dikeluarkan oleh direksi
dalam
dan manajemen. Selain telah melakukan
meningkatkanpengawasan
fungsinya dengan baik, anggota dewan
manajemen perusahaanagar semakin efektif
komisaris
and
dan dapat mengurangi terjadinya praktik
beverages tersebut dipastikan tidak ada
tax avoidance. Penelitian ini juga sesuai
yang merangkap jabatan yang sekiranya
dengan hasil penelitian yang dilakukan
di
direksi
di
perusahaan
dan
perusahaan
food
food
dewan
komisaris
dapat terhadap
53
oleh Reza (2012) dan Agusti (2014) yang
beverages
berfungsi
menyatakan bahwa proporsi komisaris
dewan
independen terbukti berpengaruh negatif
mengawasi manajemen terutama dalam
terhadap tax avoidance.
segi keuangan. Sehingga jika dilihat dari
komisaris
untuk
membantu
perusahaan
dalam
fungsi komite audit dalam perusahaan food Pengaruh Komite Audit Terhadap Tax
and beverages terbukti belum mampu
Avoidance
untuk mengurangi praktik tax avoidance di
Komite audit pada penelitian ini tidak berpengaruh sehingga
terhadap hipotesis
berpengaruh terhadap
tax
negatif
tax
avoidance,
komite dan
avoidance
audit
signifikan tidak
dapat
dalam perusahaan food and beverages. Hal ini
dikarenakan
penunjukan
anggota
komite audit di perusahaan food and beverages,
sebagian
berdasarkan
atas
belum
kompetensi
kapabilitas
hasil T hitung < T tabel (-2.057 <-1.75305)
anggota komite audit yang terpilih tidak
dan probabilitas menunjukkan angka yang
dapat dalam melakukan pengawasan dan
lebih besar dari 0.05 yaitu 0.057, maka H1
pengevaluasian
ditolak dan H0 diterima. Hal tersebut
operasional perusahaan dengan baik. Oleh
membuktikan bahwa komite audit pada
karena itu, kinerja dari komite audit belum
penelitian ini terbukti tidak berpengaruh
efektif dan optimal dalam mengembangkan
terhadap variabel dependen tax avoidance.
dan menerapkan proses pengawasan untuk
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
meminimalisir dilakukannya tindakan tax
bahwa
and
avoidance
beverages semakin banyak jumlah komite
beverages.
perusahaan
food
di
memadai.
dan
didukung oleh data. Hal ini dilihat dari
dalam
yang
besar
Sehingga
terhadap
perusahaan
kinerja
food
and
audit dalam jajaran dewan komisaris dapat
Prakosa (2014) menjelaskan bahwa
mengurangi tingkat tax avoidance yang
keberadaan komite audit yang fungsinya
dilakukan oleh suatu perusahaan.
untuk
meningkatkan
integritas
dan
Dalam penelitian ini nilai rata – rata
kredibilitas pelaporan keuangan perusahaan
ukuran komite audit sebesar 1 orang
dapat berjalan dengan baik karena telah
anggota komite audit di dalam setiap
mendapatkan
perusahaan food and beverages. Adanya
elemen
komite audit dalam perusahaan food and
Berdasarkan hasil tersebut, komite audit
dari
dukungan dalam
dari
seluruh
perusahaan.
54
dalam pelaksanaannya belum didukung
Pengaruh
oleh elemen-elemen lain yang berada di
Terhadap Tax Avoidance
Kepemilikan
Kepemilikan
dalam perusahaan, yang menyebabkan
Keluarga
keluarga
dalam
komite audit gagal dalam melakukan
penelitian ini terbukti tidak berpengaruh
pengawasan
terhadap tax avoidance. Hal ini dibuktikan
dengan
baik
(Hanum & juga
dengan hasil uji yang T hitung < T tabel
menunjukkan bahwa komite audit tidak
(0.348<1.75305) yang berarti, H1 ditolak
mempengaruhi
Zulaikha,
2013).
Hasil
tersebut
manajemen
perusahaan
dan H0 diterima. Probabilitas menunjukkan
pengambilan
keputusan
angka yang lebih besar dari 0.05 yaitu
kebijakan beban pajak yang terkait dengan
0.733. Hal tersebut membuktikan bahwa
aktifitas tax avoidance. Jumlah anggota
kepemilikan
komite audit pada perusahaan food and
pengaruh
beverages tidak dapat memberikan jaminan
Perusahaan
bahwa perusahaan tidak akan melakukan
Indonesia masih di dominasi dengan
tax avoidance.
kepemilikan manajerial dan kepemilikan
dalam
hal
keluarga terhadap food
tidak tax
and
memiliki avoidance.
beverages
di
Hasil penelitian ini tidak sesuai
publik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
dengan penelitian yang dilakukan oleh
kepemilikan keluarga yang hanya sebanyak
Reza (2012) yang menemukan bahwa
5 perusahaan dari 12 perusahaan food and
komite audit dengan kompetensi di bidang
beverages yang diteliti membuktikan tidak
keuangan
yang
dominannya jenis kepemilikan keluarga
signifikan dalam mengurangi tindakan tax
pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.
avoidance di perusahaan. Sedangkan hasil
Penelitian ini menjelaskan bahwa pengaruh
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
kepemilikan keluarga pada perusahaan di
dilakukan oleh Swingly dan Sukartha
Indonesia tidak dapat mengurangi tindakan
(2013) yang mengatakan bahwa komite
tax
audit tidak berpengaruh terhadap tax
perusahaan masih memiliki peranan yang
avoidance.
jauh lebih kuat dibandingkan dengan
mempunyai
pengaruh
avoidance
karena
manajemen
pemilik perusahaan. Sehingga pemilik perusahaan belum dapat secara optimal menggunakan
kekuasaannya
untuk
menentukan aktivitas perencanaan pajak. 55
Meningkatnya trend investasi karena
perusahaan food and beverages, termasuk
membaiknya ekonomi di Indonesia dan
dalam hal ini kebijakan perpajakan yang
menurunnya tekanan dalam pasar keuangan
tidak lengkap, dan hanya menyajikan hal-
mengakibatkan meningkatnya harga saham
hal
perusahaan.Keadaan
manajemen
ini
menyebabkan
yang
dianggap saja.
Keadaan
informasi
kepemilikan keluarga dan membentuk
terutama bagi pemilik perusahaan food and
perusahaan
beverages selaku pemegang saham yang
menyebar publik).
kepemilikan
(meningkatnya Pemilik
yang
kepemilikan
perusahaan
dengan
harus
akan
asimetri
menurunnya jumlah perusahaan dengan
dengan
ini
menguntungkan
menjadi
mengeluarkan
masalah
agency
cost
dikarenakan kemungkinan kerugian yang
kepemilikan keluarga akan berani menjual
didapatkan
saham dengan harga yang tinggi sehingga
pengawasan
meningkatkan
pribadinya.
perusahaannya. Asimetri informasi terjadi
Keadaan ini juga menunjukkan bahwa
karena peranan yang sangat kuat dari
pemilik
manajemen
perusahaan
perusahaan food and beverages tidak
mengendalikan
perusahaan
memiliki
beverages itu sendiri.
keuntungan
perusahaan
pengaruh
dalam
yang
hal
kuat
ini
dalam
karena
tindakan
oleh
diluar
manajemen
dalam food
and
mempengaruhi keputusan-keputusan yang
Hasil penelitian ini tidak sesuai
diambil oleh manajemen perusahaan.Ini
dengan penelitian yang dilakukan oleh
mengakibatkan banyak terjadinya asimetri
Arifin
informasi antara manajemen dan pemilik
Trisnani (2014) yang menyatakan bahwa
perusahaanfood and beverages itu sendiri,
kepemilikan keluarga berpengaruh negatif
dimana
tidak
terhadap tax avoidance. Tetapi, hasil
sepenuhnya mengetahui keputusan dan
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
tindakan yang diambil dan telah dilakukan
dilakukan oleh Fatharani (2012) dimana
manajemen
kepemilikan keluarga tidak memberikan
pemilik
perusahaan
perusahaan
food
and
beverages. Mekanisme asimetri informasi biasanya
terjadi
pada
saat
(2003),
Prakosa
(2014)
serta
pengaruh terhadap tax avoidance.
penyajian
laporan yang berisi keadaan perusahaan tidak disajikan secara lengkap dan detail oleh manajemen kepada dewan komisaris 56
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan
multinasional yang besar dan memiliki cabang di luar negeri memanfaatkan celah-
Terhadap Tax Avoidance Ukuran perusahaan dalam penelitian
celah peraturan perpajakan yang ada di
ini terbukti memiliki pengaruh negatif dan
negara tempat cabang perusahaan, seperti
signifikan terhadap variabel dependen tax
melakukan offshore licensing, sehingga
avoidance dimana hasil uji T menunjukkan
dapat membayar pajak yang lebih kecil dari
bahwa T hitung < T tabel (-2.430< -
yang semestinya. Perusahaan multinasional
1.75305) maka H0 ditolak dan H1 diterima.
yang memiliki cabang perusahaan di luar
Probabilitas menunjukkan angka
yang
negeri memanfaatkan peraturan perpajakan
lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.028. Hasil ini
yang ada di negara tersebut, dengan
sesuai dengan hipotesis keempat yang
offshore licensing, perusahaan mentransfer
diajukan
perusahaan
keuntungan perusahaan sebagai “biaya
signifikan
lisensi” dan hanya dikenakan pajak yang
Hal
ini
rendah, yaitu 2%, di beberapa negara-
menunjukkan bahwa semakin besar ukuran
negara tertentu seperti di Belanda dan
dari perusahaan food and beverages di
Swiss.
yaitu
berpengaruh terhadap
tax
ukuran
negatif
dan
avoidance.
Indonesia, maka perusahaan tersebut akan
Hasil penelitian ini sesuai dengan
memanfaatkan seluruh sumber daya yang
teori yang dinyatakan oleh Siegfried (1972)
dimilikinya untuk menurunkan tingkat tax
dalam Gupta dan Newberry (1997) yaitu
avoidance perusahaan. Sejak awal tahun
teori kekuasaan politik (political power or
2011,
jangka
clout theory), yang menyatakan bahwa
menengah cukup tinggi, Hal ini didukung
perusahaan besar memiliki sumber daya
oleh perbaikan produktivitas yang sejalan
yang besar untuk mempengaruhi proses
dengan
baik
politik sesuai keinginan mereka termasuk
investasi secara fisik maupun investasi
perencanaan pajak dan mengatur aktivitas
sumber daya. Investasi fisik berupa aset
dalam mencapai penghematan pajak yang
tetap sedangkan investasi sumber daya
optimal. Dengan adanya teori tersebut,
dioptimalkan
perusahaan
pertumbuhan
ekonomi
meningkatnya
oleh
investasi,
perusahaan
dalam
besar yang
akan lebih
memiliki rendah.
tax
hubungannya dengan penentuan kebijakan
avoidance
Teori
perpajakannya untuk menurunkan tingkat
kekuasaan politik yang menyatakan bahwa
tax avoidance. Selain itu perusahaan
perusahaan yang besar akan memiliki 57
tingkat tax avoidance yang lebih rendah
peraturan dan transfer kekayaan, karena
dikarenakan
tersebut
pajak merupakan salah satu elemen biaya
mempunyai substansi sumber daya yang
politik yang dilahirkan oleh perusahaan.
mampu memanipulasi proses politik yang
Sehingga perusahaan besar akan cenderung
dikehendakinya,
melakukan
memiliki tingkat effective tax rates yang
perencanaan pajak dan mengatur aktivitas-
besar (Zimmerman & Watts, 1983 dalam
aktivitas
Richardson & Lanis, 2007).
perusahaan
dalam
perusahaan
melakukan
sehingga
penghematan
pajak
dapat (tax
savings) secara optimal (Siegfried, 1972
Simpulan, Keterbatasan, dan Saran
dalam Lestari, 2010). Hasil penelitian ini
Simpulan
juga sesuai dengan hasil penelitian yang
Penelitian
ini
meneliti
pengaruh
dilakukan oleh Richardson dan Lanis
proporsi komisaris independen, ukuran
(2007), Rodriguez dan Arias (2012) serta
komite audit, kepemilikan keluarga, dan
Ardyansah dan Zulaikha (2014), yang
ukuran perusahaan terhadap tax avoidance
menyatakan bahwa semakinbesar ukuran
pada perusahaan – perusahaan food and
perusahaan maka akan semakin rendah
beverages yang terdaftar di Bursa Efek
perusahaan
Indonesia pada tahun 2012 – 2013.
melakukan
tax
avoidance.Penelitian-penelitian
Berdasarkan hasil dari uji hipotesis yang
sebelumnya ini juga mendukung teori
telah dilakukan, maka simpulan yang dapat
kekuasaan politik (political power or clout
diambil dari penelitian ini adalah sebagai
theory) di dalam penelitiannya.
berikut:
Hasil penelitian ini tidak sesuai
(1)
berpengaruh
Komisaris negatif
(2)
independen
terhadap
dengan hasil penelitian yang dilakukan
avoidance,
oleh Swingly dan Sukartha (2013) yang
berpengaruh terhadap tax avoidance, (3)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan berpengaruh negatif
berpengaruh positif pada tax avoidance dan
terhadap
mendukung teori biaya politik (political
Kepemilikan keluarga tidak berpengaruh
cost). Teori biaya politik (political cost)
terhadap tax avoidance.
tax
Komite
avoidance,
audit
tax
dan
tidak
(4)
menyatakan bahwa tingkat visibilitas yang tinggi dari perusahaan besar dan sukses menyebabkan
mereka
menjadi
korban 58
hanya variabel komisaris independen dan
Keterbatasan Penelitian
ini
tentunya
memiliki
ukuran perusahaan saja yang berpengaruh
beberapa keterbatasan yang diharapkan
negatif
dapat disempurnakan pada penelitian –
avoidance dan dari hasil uji koefisien
penelitian selanjutnya, yaitu penggunaan
determinasi menunjukkan bahwa hanya
model dalam mendeteksi tax avoidance
sebesar 34.4% variasi di dalam tax
dalam
mampu
avoidance dalam penelitian ini yang dapat
mendeteksi dengan baik sehingga masih
dijelaskan oleh variabel independennya, (3)
memerlukan justifikasi model lain dan tax
Melakukan penambahan jangka waktu
avoidance yang terjadi dalam perusahaan
penelitian, tiga hingga lima tahun, untuk
food and beverages hanya didasarkan dari
melihat hasil dalam periode jangka panjang
laporan
kurang
mengenai pengaruh komisaris independen,
menggambarkan keadaan nyata perusahaan
komite audit, kepemilikan keluarga dan
karena data tentang tax avoidance yang
ukuran perusahaan terhadap tax avoidance.
sebenarnya sulit untuk diperoleh.
Hal
penelitian
ini
keuangan
belum
yang
dan
tersebut
signifikan
dikarenakan
terhadap
tax
praktik tax
avoidance dilakukan pihak manajemen dalam jangka waktu yang lama seperti
Saran Merujuk pada keterbatasan penelitian
yang ditemukan pada kasus – kasus tax
di atas dan literatur terkait lainnya, maka
avoidance yang telah terjadi baik di luar
beberapa saran bagi penelitian selanjutnya
maupun di dalam negeri, (4) Memperluas
yaitu: (1) Melakukan kajian ulang terhadap
lingkup
proksi – proksi yang digunakan pada
industry lainnya yang terdaftar di Bursa
variabel – variabel yang dipilih khususnya
Efek Indonesia agar hasil dari penelitian
variabel komite audit dan kepemilikan
yang akan dilakukan dapat lebih di
keluarga sehingga hasil yang didapatkan
generalisasi, dan (5) Mempertimbangkan
dapat
dapat
model berbeda yang akan digunakan dalam
merepresentasikan variabel tersebut dengan
mendeteksi tax avoidance dengan sudut
lebih tepat, (2) Melakukan penambahan
pandang yang berbeda.
lebih
baik
dan
pengamatan
terhadap
sektor
variasi pada variabel independen sehingga pengaruhnya dapat terlihat jelas terhadap tax avoidance. Hal tersebut dikarenakan 59
DAFTAR PUSTAKA Agusti,
W. Y. (2010). Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Corporate Governance terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar d BEI tahun 20092011). Jurnal. Universitas Negeri Padang.
Bernad, H. (2011). Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak. Jurnal. Universitas Indonesia. Depok. Bisnis Indonesia 22 November 2005. “Depkeu sisir 750 PMA yang mengaku rugi”. Diakses pada tanggal 21 Aprl 2015. Bursa
Ardyansah, D. & Zulaikha. (2014). Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Capital Intensity Ratio dan Komisaris Independen terhadap Effective Tax Rate (ETR). Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 03, No. 02, 2-9. Ardyansah, D. (2014). Pengaruh Size, Leverage, Profiability, Capital Intensity Ratio dan Komisaris Independen terhadap Effective Tax Rate (ETR). Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Arifin, Z. (2003). Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi yang Dikontrol Keluarga: Bukti dari Perusahaan Publik di Indonesia. Disertasi.Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Universitas Indonesia. Depok. Bappenas. (2005). Tak Mungkin Lima Tahun Terus Merugi. file:///C:/Users/Student/AppData/ Local/Temp/digital_blob_F31921 _750%20PMA%20tak%20Bayar %20Pajak.htm . Diakses pada 22 April 2015.
Efek Jakarta. (2001). SE008/BEJ/12-2001. Keanggotaan Komite Audit.
Chen, K. P. & Chu, C. Y. C. (2010). Internal Control vs External Manipulation: A Model of Corporate Income Tax Evasion. Rand Journal of Economics. Derashid, C. & Zhang, H. (2003). Effective Tax Rates and the Industrial Policy, Hypothesis: Evidence from Malaysia. Journal of International Accounting, Auditing and Taxation, Vol. 12, pp. 45-62. Direktorat Jenderal Pajak. www.pajak.go.id , diakses pada 22 April 2015. Dirjen Pajak: Indonesia Bagai Surga Pajak, 2013.http://www.merdeka.com/ua ng/dirjen-pajak-indonesia-bagaisurga-pajak.html . Diakses pada 22 April 2015. Fadhilah, R. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 20092011). Jurnal Universitas Negeri Padang.
60
FCGI. (2001). Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). April 26, 2015. https://muhariefeffendi.files.word press.com/2009/12/fcgi_booklet_i i.pdf Ghozali,
Gupta,
I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS(4th ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. S., & Newberry, K. (1997).Determinants of the variability in corporate effective tax rates: Evidence from longitudinal data. Journal of Accounting and Public Policy.
Hanum, R., H., & Zulaikha. (2013). Pengaruh Karakteristik Corporate Governance terhadap Effective Tax Rate (Studi Empiris pada BUMN yang terdaftar di BEI 2009-2011). Jurnal Vol. 2 Nomor 2. Universitas Diponegoro. Hormati, A. (2009). Karakteristik Perusahaan Terhadap Kualitas Implementasi Corporate Governance.Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No. 02, hal 288-298. Indonesian Capital Market Directory. (2015). Jakarta Bursa Efek Indonesia. Kurniasih, T., & Sari, M. M. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi. Vol.18, No. 01, ISSN:1410-4628.
KNKG
(Komite Nasional Kebijakan Governance). (2006). “Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia”. KNKG, Jakarta.
Minnick, & Noga, T. (2010). Do Corporate Governance Characteristics Influence Tax Management?. Journal of Corporate Finance 16 (2010), pp. 703-718. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). (2004). The OECDPrinciples of Corporate Governance. (http://www.oecd.org), diakses tanggal 22 April 2015. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. www.ojk.go.id , diakses pada 21 April 2015.
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 77/M-DAG/PER/ 12/2013 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan dan Tanda Daftar Perusahaan secara Simultan bagi Perusahaan Perdagangan. http://data.bisnis.com/read/regulas i/1036/peraturan-menteriperdagangan-nomor-77-m-dagper-12-2013-tentang-penerbitansurat-izin-usaha-perdagangan-dantanda-daftar-perusahaan-secarasimultan-bagi-perusahaanperdagangan , diakses pada 23 April 2015.
61
Pohan, A. (2011). Optimizing Corporte Tax Management – Kajian Perpajakan dan Tax Planning-nya Terkini. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Rodriguez, E. F., & Arias, A. M., (2013). Do Business Characteristics Determine an Effective Tax Rate?. The Chinese Economy, Vol. 45 No. 6.
Pohan, H. T. (2008). “Pengaruh Good Corporate Governance, Rasio Tobin Q, Perata Laba terhadap Penghindaran Pajak”. (http://hotmanpohan.blogspot.com diakses pada tanggal 11 April 2015).
Surbakti, T. A. (2012). Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Reformasi Perpajakan terhadap Penghindaran Pajak di Perusahaan Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok.
Prakosa,
Reza,
K. B. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan Corporate Governance terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. Jurnal Universitas Islam Indonesia. F. (2012). Pengaruh Dewan Komisaris dan Komite Audit terhadap Penghindaran Pajak. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok.
Republik Indonesia, Surat Direktur Jendral Pajak No. 5-14/Pj.7/2003 Tentang Program Optimalisasi Penerimaan Pajak. Richardson, G., & Lanis, R. (2007). Determinants of the variability in corporate effective tax rates and tax reform: Evidence from Australia. Journal of Accounting and Public Policy, 26, 689-704.
Swingly, C. & Sukartha, I. M. (2013). Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Sales Growth pada Tax Avoidance. Jurnal. Universitas Udayana. Bali. Trisnani, W. P. (2014). Pengaruh Return On Assets (ROA), Kepemilikan Keluarga, dan Corporate Governance terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Jurnal. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Wallace, P., & Zinkin, J. (2005). Mastering Business in Asia: Corporate Governance. Singapore: John Wiley and Sons. Windriarti, M. (2012). Analisis Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Badan pada PT. Semen Tonasa di Pangkep. Jurnal. Universitas Hasanuddin, Makassar. www.idx.co.id www.fcgi.or.id
62