RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 02 Juni 1993 di Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Negara, Propinsi Bali. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak I Made Sueta dan ibu Kade Suastini. Penulis pertama kali masuk dunia pendidikan di SD Negeri 1 Baler Bale Agung pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2005. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Negara, dari tahun 2005-2008. Sekolah Menengah Umum di SMA Negeri 1 Melaya, dari tahun 2008-2011. Pada tahun 2011 penulis diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana melalui jalur SMPTN. Pada tahun 2015 penulis melaksanakan penelitian tentang “ Pola Pertumbuhan Dimensi Lingkar Tubuh Itik Bali Betina” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan (SKH) pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
i
ABSTRAK
Pola pertumbuhan dimensi lingkar tubuh itik Bali dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya umur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada umur berapa masing-masing dimensi lingkar tubuh itik Bali betina mencapai titik infleksi dan ukuran dewasa. Itik yang digunakan dalam objek penelitian ini adalah itik Bali betina berumur 0 sampai 12 minggu sebanyak 35 ekor dan umur 14 sampai 26 minggu sebanyak 35 ekor yang dipelihara oleh peternak secara semi intensif di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan Analisis Sidik Ragam dan untuk mengetahui pada umur berapa mencapai titik infleksi dan umur dewasa dilakukan uji BNT. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada berumur 0 sampai 12 minggu terjadi peningkatan dimensi lingkar tubuh yang nyata (P<0,05) dan pada umur 14 sampai 26 minggu terjadi peningkatan yang tidak nyata(P>0,05). Hasil regresi model sigmoid menunjukan bahwa dimensi lingkar kepala, lingkar perut dan lingkar leher kurang dari 1 minggu sedangkan, lingkar dada 2-3 minggu dan dimensi lingkar tubuh yang paling cepat mencapai ukuran dewasa adalah lingkar dada pada umur 17.956 minggu disusul oleh lingkar kepala pada umur 25.612 minggu, kemudian lingkar leher pada umur 30.803 minggu dan lingkar perut pada umur 49.676 minggu.
Kata kunci: Itik Bali betina, lingkar tubuh, titik infleksi, ukuran dewasa.
ii
ABSTRACT
The dimensional growth pattern body circumference of Balinese duck influenced by many factors, which one is the age. This research aims to determine at what age the each dimension circumference body of Balinese ducks female reaches a point of inflection and adult sizes. Ducks that use as an object in this research is Balinese female ducks age from 0 to 12 weeks as much as 35 and age from 14 to 26 weeks as much as 35 that preserved by the breeder in semi-intensive at Kalianget Village, Seririt Sub-district, Buleleng Regency, Bali. The data that obtained in this research analyzed with ANOVA and to determine what age that reached inflection point and adult age with BNT test. The result of the research showed that from aged 0 to 12 weeks there was an increase of the real dimension of body circumference (P<0,05) and from aged 14 to 26 weeks there was an increase of the unreal (P>0,05). The result of sigmoid regression models showed that dimension of head circumference, abdominal circumference, and neckline are less than 1 weeks, although the chest circumference from 2-3 weeks and the dimensions of the body circumference that reach adult size fast are chest circumference at the age 17.956 weeks, followed by head circumference at the age 25.612 weeks, then neckline at the age 30.803 and abdominal circumference at the age 49.676 weeks.
Keywords: Balinese female ducks, body circumference, inflection point, adult size
iii
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan yang Maha Kuasa karena kebaikan, kasih dan anugrah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Pertumbuhan Dimensi Lingkar Tubuh Itik Bali Betina” dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, M.P. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Udayana. 2. Bapak Dr. Ir. I Putu Sampurna dan Ibu Drh.Tjokorda Sari Nindhia, MS. Selaku pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk
membingbing,
memotipasi
dan
mengarahkan
penulis
dalam
penyelesaian skripsi ini. 3. Bapak Dr. drh. I Ketut Suatha, M.Si, Bapak Dr. drh. I Nengah Wandia, M.Si, dan Bapak drh. I Gede Soma M.Kes, selaku penguji I, II dan III yang bersedia meluangkan waktu, memberikan saran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 4. Bapak drh. Pudji Rahardjo, MS selaku pembimbing akademik, yang telah memotivasi dan membimbing penulis selama perkuliahan. 5. Seluruh dosen yang pernah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. 6. Ucapan terimakasih kepada Bapak Made Seneng pemilik peternakan itik di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. 7. Terimakasih untuk Ayah, Ibu, Bibi Nyoman, Yunita dan Ima yang telah memberikan motivasi, nasehat, perhatian dan doanya demi kelancaran dalam menyelesaikan studi.
iv
8. Siereh Eugene Mercy Lapik, I Made Edi Suryawan dan Putu Maha Suta Negara yang telah membantu selama penelitian. 9. Semua teman – teman angkatan 2011 A Komang Gita, Made Eva, Angga Andika, Hermadi, Wira Adi, Iran dan teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. 10. Ni Nyoman Abigail Triastuti yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian penulisan skripsi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segala kritik dan saran sangat penulisan harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Denpasar, 30 Juni 2015
Penulis
v