Efek Hypnotherapy dari Ibadah 1 Asep Haerul Gani Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
[email protected] +6281510770666 ABSTRAK Hypnosisa dan Hypnotherapy dalam 3 tahun terahir ini memancing minat luar biasa . Tayangan hypnosis panggung di sebuah stasiun TV alih-alih membuat public menjadi memahami dengan benar apa itu hypnosis malah menimbulkan persepsi yang keliru dan tidak tepat. Pandangan yang paling banyak dipahami masyarakat adalah manusia ternyata tidak mempunyai daya , ia mudah dipermainkan oleh orang lain. Kejahatan-kejahatan di area umum yang diatasnamakan hypnosis dan digunakannya hypnosis sebagai alat oleh kalangan gerakan jaman baru untuk mengenali kehidupan lampau membuat sebagian umat Islam langsung menentang hypnosis ini dan menyamakannya dengan sihir dan perbuatan syaithan. Makalah ini ingin mendudukkan Hypnosis dan Hypnotherapy pada proporsi yang tepat. Hypnosis dan Hypnotherapy perlu dipandang sebagai fenomena pemrosesan informasi dan komunikasi dengan kesadaran pada diri sendiri. Makalah ini berusaha membedakan fakta dan fiksi, keunggulan dan keterbatasan dari hypnosis dan hypnotherapy. Psikolog Muslim yang bergelut dengan terapi tentunya memerlukan pengetahuan yang komprehensif mengenai bagaimana Islam memandang hypnosis dan hypnotherapy . Hypnosis adalah upaya berkomunikasi dengan diri sendiri dengan mengakses informasi yang berada di ingatan jangka panjang dengan melalui 3 tahapan pokok yaitu Induksi dan Deepening. Sugesti dan Pengembalian ke keadaan normal. Proses induksi diperoleh dengan cara membuat seseorang rileks dan membuat pikiran kritis sejenak beristirahat dan pikiran kreatif berkarya. Proses sugesti pada prinsipnya adalah pembelajaran kepada klien yang dapat disampaikan baik mengunakan cara langsung ataupun tidak langsung. Dari hasil telaah terhadap kegiatan ibadah dalam Islam berupa Wudhu, Shalat, Dzikir, Du’a dengan merujuk kepada Al Quran dan Hadits, kesemuanya mempunyai efek terapeutik asalkan syarat-syarat terpenuhi, yaitu khusyuk, ikhlas dan sungguh-sungguh. Fenomena hypnotic dan hypnotherapy ditemukan pada orang-orang yang mengalami perbaikan dan peningkatan hidup melalui perbaikan ritualnya. Berdasarkan hasil peenelitian kualitatif atas praktek psikoterapi yang memanfaatkan hypnosis yang dilakukan oleh penulis dan rekan penulis terbukti keadaan tenang saat Dzikir, Berdu’a dan Salat malam menjadi pintu masuk tercepat kepada keadaan deep trance dibandingkan dengan cara-caa induksi lainnya yang diperkenalkan oleh ahli hypnotherapy. Pemanfaatan konsep Iklash, Ihsan, Memaafkan yang digunakan saat terapi meggunakan hypnosis terbukti pula memudahkan klien cepat bangkit dalam proses penyembuhan . Temuan dari penelitian lapangan ini makin mendukung sebuah presuposisi yang mengatakan bahwa ibadah yang dilakukan dengan ikhlas dan penuh harap serta dilakukan dengan pemahaman yang benar akan memberikan efek penyembuhan. Hal lainnya adalah diperoleh langkah-langkah pendidikan yang perlu dilakukan kepada ummat sehingga ritual ibadah yang dilakukan berefek kepada peningkatan kualitas hidupnya. Kata Kunci : Hypnosis, Hypnotherapy, Kesadaran, Trance, Ibadah, Dzikir, Shalat, Du’a
1
Naskah hasil penelitian ini disampaikan di Kongres Asosiasi Psikologi Islami 2, Universitas Islam Sultan Agung, 4 Agustus 2007
1. Pendahuluan
K
eyakinan dan Do’a telah terbukti mempunyai efek penyembuhan baik untuk peyakit Fisik ataupun penyakit-penyakit kejiwaan. Seperti yang disinyalir Abdul Majid (2000), saat ini makin disadari kedamaain dan ketenangan pendekatan kepada Tuhan dirasakan sebagai pangkal awal dari kesembuhan. Lebih dari 300 temuan ilmiah menunjukkan nilai medis dari keterikatan kepada agama (meliputi kehadiran pada peribadatan, Sembahyang, mempelajari kitab suci, dan peran serta aktif pada komunitas spiritual). Manfaat yang dirasakan termasuk meningkatnya kemampuan mencega dan mengatasi gangguan mental (seperti depressi, hasrat bunuh diri dan kecemasan), penyakit medis dan operasi (contoh ; serangan jantung, cancer), dan ketergantugan, penghilangan rasa sakit dan ketidakberdayaan; dan kemampuan bertahan hidup . Ditemukan pula tindakan spiritual (contoh : do’a , dan psikoterapi berbasis agama) meningkatkan kemampuan untuk bangkit dalam penyembuhan.( Dale Matthews:, 2000) . Hal menarik lain yang ditemukan pada studi yang dilakukan di Allama Iqbal Medical College, Lahore, tentang Efek ‘Shalat Tahajjud dalam mengatasi depressi. Pada studi ini grup eksperimen melakukan membaca Quran, dan berdzikir, sedangkan group lainna diminta elakukan tugas-tugas rumah. Hamilton Depression Rating Scale digunakan untuk mengukur hasilnya . Menakjubkan 25 dari 32 pasien pada kelompok eksperimen memperlihatkan penyembuhan dari keadaan depressi. Di kelompok control menunjukkan tidak ada perubahan (Najati &.Loewenthal: 2000). Keteraturan melakukan shalat berakibat kepada kestabilan emosi (Ade Irma, 2003) Studi lain yang dilakukan oleh Asep Haerul Gani (1993) dan Emo Kastama (1994) di Pondok Pesantren Suryalaya menunjukkan bahwa ritual wudhu, mandi tawbat, shalat wajib, shalat sunat, shalat tahajjud, dzikir Jahar , dzikir khofiy dan do’a mempunyai efek penyembuhan. Gina Adisthie Pramono (2003) menemukan intensitas dzikir berhubungan dengan kematangan emosi . Muhammad Iqbal (2003) menemukan pula bahwa aktifitas Dzikrul Maut memberi pengaruh
terhadap berkembagnya sikap positif, mempunyai optimisme dalam hidup, dan memiliki tanggung jawab social. Efek terapeutik dari ibadah tersebut dapat ditelusuri antara lain dengan mencoba membandingkan proses yang dialami seseorang yang sedang menjalankan ibadah dengan seorang klien yang menjalani hypnotherapy. Seorang yang menalankan ibadah , ia akan masuk ke dalam keadaan single focus, berfokus tunggal pada sang pencipta, semakin ia masuk ke keadaan ini, maka perlahan-lahan ia mulai merasakan ketenangan, nafas semakin melambat dan ritmis, pikiran semakin focus, gelombang otak perlahan turun dari Betha ke Alpha bahkan ke Teta. Keadaan seperti ini dalam hypnotherapy adalah termasuk keadaan hypnotic atau trance yang merupakan prakondisi untuk pembelajaran unconscious. Makalah ini akan menguraikan Hypnosis, Hypnotherapy, Ibadah dalam Islam dan Contoh Penanganan Kasus menggunakan Hypnotherapy dengan memanfaatkan Ibadah dan konsep dalam Islam . 2. Hypnosis 2.1. Definisi
Hypnosis adalah kata yang mengundang beragam respons. Sikap orang terhadap kata hypnosis menggambarkan struktur pengalamannya . Hypnosis adalah fenomena alamiah sekaligus fenomena ilmiah. Sebagai fenomena alamiah ia ada seumur manusia, ia kita alami setiap hari, meskipun selama ini kita tidak menyadari bahwa itu namanya Hypnosis. Hypnosis juga fenomena ilmiah, ia telah dipelajari sejak lama dan dimanfaatkan untuk pengembangan diri manusia sejak lama. Istilah Hypnosis meupakan kependekan dari Neurohypnosis (Neuro=Syaraf, Hypnos=Dewa Tidur)diperkenalkan pertama kalinya oleh James Braid, seorang dokter ahli medis yang menjalankan kegiatan operasi dan melakukan proses kekebalan (anaestesi) hanya dengan mengunakan kekuatan kata. Pada awalnya Braid, sang dokter menyangka bahwa ada kinerja syaraf di otak yang tidur sehingga tubuh mampu merasakan kekebalan sekalipun mengalami tindakan operasi. Di kemudian hari, Braid
2
meralat nama temuannya dan memperkenalkan nama Neurophnology, akan tetapi istilah Hypnosis sudah kadung sohor. Battino (1999, 30) mengutip Haley yang menyatakan Hypnosis sebagai “essentially a communication of ideas and understandings to an individual in such a fashion that he will be the most receptive to the presented ideas and therby be motivated to explore his by potentials for the control of his psychological and physiological responses and behavior.” Ormond McGill (1996) yang dikenal sebagai The Dean of American Hypnotist mengatakan bahwa tidak mdah membuat definisi tentang hypnosis. Tak beda dengan listrik , hypnosis memiliki daya. tak ada yang tahu persis, meskipun demikian ia punya POWER. Hypnonis menurut Ormond McGill keadaan pikiran yang mengakibatkan perilaku bawah sadar mudah di’sentuh’ daripada perilaku sadar, perhatian yang terfokus, kepekaan indrawi yang luar biasa dengan perhatian terbatas, hilangnya otonomi akibat berkurangnya kontrol kesadaran dan kerentanan terhadap respons paskahipnosis Smith & Hallboum (2001) mengatakan Hypnosis adalah keadaan fisik yang relaks, sebuah pengalihan perhatian menjadi ke dalam diri atau terhadap realitas subyektif, dan keadaan meningkatnya kesiapan menerima sugesti. JO Beahrs seperti dikutip Smith & Hallboum (2001) menggunakan 3 kontinum untuk menjelaskan Hypnosis, yaitu kontinum Volitional, kontinum Perceptual dan kontinum Cognitive. Keadaan non hypnotic ditandai dengan (1) keadaan voluntary, keinginan sendiri, kebebasan memilih dan “saya yang melakukannya” (2) Persepsi yang terstruktur atas realitas; indra eksternal focus “ke luar sana”, (3) Proses sekunder dalam berpikir berencana, menganalisa, menilai dan fungsi kritis Keadaan hypnotic ditandai dengan (1) involuntary, spontan, terjadi begitu saja (2) Persepsi mengalir, imaginasi menjadi lancar, terjadi distorsi pada system indera (3) Proses berpikir primer dan tertier (seperti mimpi); pemikiran magic atau simbolik.
2.2. Sejarah Hypnosis
Pemanfaatan fenomena hypnosis untuk penyembuhan sudah setua manusia. Berikut
adalah pemanfaatan fenomena hypnosis untuk penyembuhan yang tercatat dalam sejarah. 4000 SM di Assyo Babylonia, data arkeologis menunjukkan ada praktek penyembuhan oleh pendeta dengan pemanfaatan pembakaran dupa, pembacaan doa . Api digunakan untuk sang klien konsentrasi,. Sang pendeta memandang mata sang klien, pada saa yang sama disampaikan doa permintaan kepada Tuhan untuk mengusir penyakit. Pada saat yang sama tetabuhan tifa, gong dilakukan (Copelan,2001) 2000 SM, Wang Tai peletak dasar pengobatan Cina mengajarkan bagamana masuk dan memanfaatkan pikiran pasien untuk membantu menghilangkan penyakit baik fisik maupun emosi. Kitab Hindu Weda bahkan mengajarkan metode agar pasien fokuskan pikiran terhaap organ tubuh tertentu yang memerlukan penyembuhan (Copelan,2001) Tahun 1552 SM, pada manuskrip di Mesir dilaporkan ada praktek dokter saat itu yang menyembuhkan pasiennya dengan cara tangan sang dokter memegang kepala pasien, sang pasien kemudian menutup mata dan konsentrasi kepada bagian tubuh yang sakit, Sang dokter memperoleh kekuatan untuk menyingkirkan peyakit (Copelan, 2001) 1200 SM Dokter Yunani , Aesclepius melakukan penyembuhan dengan membuat bangunan suci tidur . Pasien diminta tidur dan mendapakan penyembuhan melalui mimpi Tahun 1000 SM di Mesir ada bangunan suci yang digunakan khusus untuk penyembuhan. Pendeta melakukan penyembuan dengan kekuatan kata dan sentuhan (Streeter, 2004). Tahun 928 SM , di Yunani, Chiron seorang dokter pada saat itu melakukan operasi dengan membuat pasien terlebih dahulu masuk ke keadaan trance yang diperoleh melalui menghirup aroma wewangian dan mendengarkan rapal doa .(Copelan, 2001) 400-377 SM, Dokter Yunani , Hyppocrates memperkenalkan keadaan trance yang merupakan proses penyembuhan juga bagian dari upacara pelulusan . Ia pecaya bahwa karakter, kepribadian dan sikap mental pasien berkaitan erat dengan tipe penyakit yang diderita. Bahkan Hyppocrates mengatakan “jauh lebih penting mengenal orang yang mengalami penyakit tertentu ketimbang mengetahui penyakit apa yang dialami orang”. Ia juga mengatakan “Rasa
2
sakit dialami oleh tubuh, Sang jiwa melihatnya sambil menutup mata” (Copelan , 2001) 300-270 SM, Raja Phyrus dari Mesir adalah Raja-Pendeta yang menyiapkan tempat yang berguna untuk berdoa sekaligus tempat penyembuhan. Dia memberi nama “ Bangunan Suci Tidur”. Para peneliti menemukan pula dokumen dan gambar yang menunjukkan posisi tubuh pasien yang dalam saat ini dinyatakan sedang terinduksi dan mengalami trance. (Copelan, 2001; Streeter, 2004) 70 SM Kaisar Roma, Vespassian mengatakan bahwa ia bisa melakukan penyembuhan hanya dengan menggunakan sentuhan (Streeter, 2004) Injil menyatakan fenomena penyembuhan alamiah jiwa-tubuh hingga dengan kekuatan supranatural. Dengan keyakinan kepada Tuhan, adanya penyakit menandakan adanya hukuman, penyembuhan dimaknai dengan adanya pemaafan (Copelan, 2001) 1060 Raja Edward dari Inggris menyatakan ia dapat melakukan penyembuhan dengan menyentuh (Streeter 2004). 1000-1700 Hypnosis teknik disertai dengan magnet digunakan sebagai penyebuhan. Ratu Elizabeth tahun1600 disembuhkan dengan cara diselubungi magnet (Copelan, 2001). Tahun 1100 Raja Philip I dari Perancis dikenal sebagai orang dengan kekuatan penyembuhan pada tangannya . Tahun 1493 Paracelsus , Akademik dari Swiss yakin bentuk magnetisme dapat mengotrol kesehatan . Tahun 1660 Raja Charles II dari Inggris meggunakan sentuhan untuk penyembuhan (Streeter, 2004) Franz Anton Mesmer (1734-1815), Sebagai dokter Austria , Franz Mesmer dipandang sebagai orang pertama yang secara ilmiah menyeleidiki ide mengenai hypnotherapy, Tahun 1779, untuk memperbaiki beragam kondisi kesehatan. Mesmer mempelajari pengobatan di University of Vienna dan menjadi Sarjana pada tahun 1766. Mesmer diyakini sebagai dokter pertama yang memahami hubungan trauma psikologi terhadap penyakit. Dia memperkenalkan keadaan seperti trance kepada pasien, yang kelak dikenal sebagai mesmerism, dan dengan sukses mampu mengatasi kelainan pada saraf. Teknik ini menjadi dasar bagi hypnotherapy modern.
Minat awal Mesmeradalah pada efek of celestial bodies terhadap kehidupan manusia . Ia kemudian tertarik terhadap efek magnetism, dan menemukan magnet mempunyai efek pengobatan mencengangkan terhadap tubuh manusia. Ia meyakini bahwa tubuh manusia meliputi cairan magnetik yang mendukung kesehatan. Pikirnya setiap ada penyumbatan terhadap aliran normal magnet akan menghasilkan sakit, dan penggunaan teknik Mesmerism akan mengembalikan aliran ke keadaan normal. Mesmer menunjukkan teknik ini dengan menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah di atas tubuh pasien. Tujuan teknik ini untuk menyalurkan aliran magnetic dari tangannya ke tubuh pasiennya. Pada saat waktu tersebut belum ada kejelasan antara kondisi kesehatan antara pskologis dan fisik. Sekalipun Mesmer belum menyatakannya saat itu, treatmentna sangat efektif untuk beragam kondisi yang pada dasarnya adalah psikosomatik.. Sekalipun teknik Mesmersangat sukses dalam menangani pasien, ia menjadi bulan-bulana gosip dan kecemburuan. Karena beragam kontroversi sekitar mesmerism, dan juga karena kepribadian Mesmeryang sangat eksentrik,sebuah komisi ditunjukuntuk menyelidiki teknik dan prosedur yang digunakannya. (Copelan, 2001;Kim Sharp,2007)
1774 Maximillian Hell , Pendeta Jesuit menggunakan teknik hypnotic dan plat metal untuk penyembuhan (Streeter, 2004). 1775 Pendeta Gassner menampilkan di khalayak sejenis Hypnosis panggung (Streeter,2004). 1778,Armand Marquis de Puysegur menemukan bentuk trance dalam yang disebut sebagai somnabulism 1814 Seorang pendeta Portugis, Abbe Faria membangun teori sugesti dan autosugesti dan merupakan kunci kepada hypnotism yan mengatakan apapun berada pada pikiran subyek bukan pada pikiran sang Mesmeris (Streeter,2004) 1840 James Esdaile (1808-1859) dokter Skotlandia yang tinggal di India menggunakan keadaan trance sebagai anesesia alamiah untuk melakukan tindak operasi bahkan amputasi. (Copelan 2001; Battino&South,1999;
3
Streeter,2004) Ia menggunakan metode Mesmer untuk penyembuhan. John Eliotson (1791-1868) penemu stetoskop menemukan hal yang sama . Ia bahkan telah menggunakan trance ungtuk melakukan operasi atas 1834 pasien (Streeter 2004; Battino&South,1999) . Tahun 1880 J. Milner Bromwell mengundang sejumlah orang untuk menyaksikan penyembuhan menggunakan fenomena hypnosis (Milne, 2004) 1860-1890 Jean Martin Charcot ahli syaraf Perancis menemukan Hypnosis berhubungan dengan system syaraf pusat. Melalui kekuatan kata membawa kepada fenomena tubuh seperti lethargy, catalepsy dan somnambulism. Hal ini membawa pula kepada tingkatan kesadaran (Copelan, 2001) 1872-1926 Rasputin adalah rahib pengembara yang terkenal dalam sejarah Rusia khususnya saat Tsar Nicolas II dan Tsarina Alexandria. Dia memiliki kemampuan hypnotis sehingga mampu menghentikan pendarahan, mampu menyebuhkan hemopili dan kecenderungan seksual Tsarina. Rasputin adalah orang berwajah ganda, seorang suci sekaligus seorang licik. Kehebatan Rasputin dalam self hypnosis ditunjukkannya saat ia tetap dapat hidup sekalipun diracun, ditembus peluru dan dicincang. Ia kemudian dilemparkan ke sungai dan mati karena ternyata ia tidak dapat berenang (Copelan, 2001) 1884 James Braid , dokter Scotlandia, yang dikenal sebagai Bapak Hypnosis modern. IA menduga bahwa Hypnosis adalah sejenis tidur yang bermanfaat untuk mengendalikan system saraf pusat pasien yang mengalami hysteria dan epilepsy -meskipun kemudian hari ditemukan tidak demikian. Sekalipun awalnya ia terpengaruh oleh Mesmer yang menyadari adanya kekuatan magic, ia kemudian mengembangkan teori bahwa harapan subyektif menambahkan penembuhan pada imaginasi perorangan (Copelan, 2001; Battino&South,1999)
1870-1937 Alfred Adler memperkenalkan pendekatan pkiran –tubuh. Ia memperkenalkan citra diri negative dan positif. 1857-1926 Emile Coue, Psikoterapis Perancis memperkenalkan self induced. Dia memandang pentingnya penerimaan subyek terhadap sugesti positif. Ia membantu penyembuhan pasien dengan meminta pasien mengatakan berulangulang “Setiap saat dan setiap langkah, Saya semakin baik dan lebih baik”. (Copelan, 2001) 1904 Ivan Pavlov menemukan reflex yang terkondisi 1919 Milton H Erickson dikenal sebagai bapak Hypnosis modern dan pemimpin dalam clinical hypnosis dan Tokoh dalam indirect hypnosis (Battino&South,1999;Streeter, 2004) Tahun 1955 Asosiasi Medik Inggris menyetujui penggunaan hypnosis untuk mengobati psychoneurosis, anestesia untuk menghlangkan sakit, operasi dan kelairan. Tahun 1958 Asosiasi Medik Amreika melakukan hal yang sama (Copelan, 2001)
2.3. Hypnosis , Kesadaran dan Trance
Meskipun ada beberapa upaya orang membedakan antara conscious, subconscious dan unconscious belum ada definisi yang secara jelas membedakan batas antara ketiganya. (Anchorpoint ,2001) menyatakan bahwa conscious mind meliputi sekumpulan kegiatan mental, emosi dan fisik yang bisa jadi kita tidak menyadarinya pada saat tertentu. Hadley&Staudacher (1996) menjelaskan Hypnosis sebagai pemanfaatan fenomena kesadaran. Ia menggambarkan Kesadaran sebagai berikut :
1856-1939 Sigmund Freud mempeajari Hypnosis dan mengunakannya untuk melakukan analisa kepribadian(hypnoanalysis). Melalui hypnosis ia membuktikan bahwa ingatan masa lalu mempengaruhi respon panca indera, ia juga menemukan tentang sub conscious juga pegaruh pikiran terhadap tubuh, (Copelan, 2001)
4
Tabel 1. Level Kesadaran Level Contoh kesadaran SADAR
Anda sedang bermain tenis meja
Melamun Anda sedang Trance asyik ringan memikirkan sedang bermain tennis meja
Trance sedang
Trance dalam
TIDUR
Ciri Fisik dan Mental 1. Fungsi intelektual normal 2. Fungsi reflex dan gerak normal
1. 2. 3. 4.
Tubuh menjadi relaks Nafas melambat dan ritmis Masuk ke dalam diri Perhatian terarah kepada kegiatan yang dibayangkan, pembicaraan, atau kejadian apapun, yang mungkin atau pun tidak mungkin
Anda 1. Kesadaran akan dunia sekitar membayangkan hilang saat ini sedang 2. Mata menutup bermain tenis 3. Kesadaran terhadap fungsi meja internal meningkat seperti denyut jantung atau nafas 4. Bayangan semakin intensif 5. Kata-kata dipahami secara harfiah Anda secara 1. Penurunan kegiatan dan fisik merasa keluaran energi anda sedang 2. Kekakuan pada bagian tubuh bermain tenis 3. Perhatian terpusat meja 4. Sugestibilitas meningkat 5. Ilusi pengindraan 6. Penerimaan rangsang dengar dan lingkungan menurun 7. Fungsi kreatif semakin meningkat Anda bermimpi
Hypnosis adalah fenomena berkomunikasi dengan unconscious. Fungsi dari unconscious adalah (Smith & Hallboum ,2001; Ormond McGill 1999) : 1. melayani sebagai gudang ingatan, belajar, keyakinan dan nilai 2. sumber makna 3. mengendalikan dan mengelola fungsi vital tubuh 4. sumber emosi 5. sumbe imaginasi 6. menjalankan pola kebiasaan bertingkah laku dan berpikir Keadaan trance adalah keadaan alamiah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman-pengalaman ini dapat digunakan untuk membimbing seseorang untuk trance atau membantunya dalam induksi keadaan trance. Contoh pengalaman trance alamiah adalah (Smith&Hallboum,2001) : Hypnosis jalan tol, mata takjub melihat api atau awan, konsentrasi
yang dalam, mendengarkan lagu lama, memainkan alat musik, situasi krisis, menontn TV, upacara , penciuman , mimpi, pengalaman puncak, melamun, membaca, latihan, melakukan tugas yang berulang-ulang, pengalaman menjelang ajal, tba-tiba merasa lupa, menyelesaikan puzzle, kaget, melihat album lama, terlibat dalam kegiatan masa kecil, berlibur di tempat tertentu. Keadaan trance mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Pupil membesar, denyut nadi melambat, pernapasan berubah, bentuk wajah halus dan santai, tanggapan penuh perhatian, nyaman dan relaks, refleks, perubahan pada mata / menutup mata, tubuh tidak mampu bergerak, literalism (kata hanya dipahami dengan makna tunggal), Catalepsy, perubahan mutu suara, perubahan indra, otot, tubuh; amnesia, anesthesia, ilusi pada tubuh, regressi, time distortion dan dissociation (Battino,1999).
2.4. Hypnotherapy
Hypnotherapy adalah terapi yang memanfaatkan hypnosis. Secara umum prosedur penanganan terapi menggunakan hypnosis adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Membina hubungan dengan klien Melakukan diagnosa dan menentukan keadaan yang diinginkan terjadi pada klien Penjelasan mengenai hypnosis dan Inform Concent Membimbing klien untuk masuk ke keadaan yang tenang, fokus dan trance (Induksi) Membimbing klien untuk melakukan pembelajaran / penyembuhan dengan kata-kata (Sugesti) Mengembalikan klien ke keadaan normal
3. Ibadah dan Konsep Islam
T
ujuan penciptaan manusia dan jin adalah untuk mengabdi kepada Allah (Al Quran). Keikhlasan yang berarti melakukan segala sesuatu dengan tujuan Allah itu sendiri adalah sebagai keutamaan . Keikhlasan adalah menjadi tema sentral, manusia dibimbing untuk melepaskan diri dari kelekatan kepada dirinya dan hal di luar dirinya sehingga membebaskan dirinya menuju Allah.
5
Ibadah atau pengabdian dalam Islam ditunjukkan cara dan langkahnya oleh Muhammad bin Abdullah SAW. Setiap ragkaian ibadah mengharuskan satunya jismani, nafsani dan ruhani. Pengabdian ini dinyatakan dalam bentuk itiqad dalam hati, ucapan di lidah dan gerak laku. Hadis Qudsi menyatakan “Hai Anak Adam, Luangkanlah waktumu untuk beribadah kepadaKu – Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan aku bendun kemiskinanmu. Bila tidak engkau perbuat, AKu penuhi tanganmu dengan kesibukan sementara tidak kubendung kemiskinanmu” (Al Arabi, 1994)
3.1. Dzikir
Dzikir dalam bahasa Arab artinya mengingat. Mengingat Allah atau dzikrullah merupakan hal yang perlu dilakukan manusia untuk kepentingan manusia sendiri, yaitu ia diingat sang pencipta (QS Al BAqarah:152) mendapatkan hati yang tenteram (QS Ar Ra’d:28) memperoleh keuntungan (QS Al Jumuah:10). Sejumlah hadis Qudsi memandang Dzikir sebagai bentuk syukur, bentuk persahabatan antara makhluk dan khalik, Dzikir dapat dilakukan dengan beragam cara. Dzikir dapat dilakukan dengan meneguhkan hati untuk selalu menggetarkan IsmuDzat “AllahAllah-Allah”. Dzikir dapat dilakukan dengan memusatkan perhatian pada melisankan kalimatkalimat yang membesarkan Allah. Dzikir dapat dilakukan dengan memfokuskan perhatian dan pikiran pada gerakan tubuh dan ujaran. Dzikir dapat dilakukan dengan hati, dzikir dapat dilakukan dengan lisan dan dzikir dapat pula dilakukan dengan seluruh gerak tubuh. Pada dasarnya semua kegiatan pengabdian adalah kegiatan dzikir, sehingga dapat dikatakan kegiatan ritual yang kehilangan unsure dzikirnya maka ia batal dengan sendirinya. Dzikir dengan berbagai bentuknya nyata merupakan bentuk latihan pikiran untuk fokus hanya kepada satu hal, yaitu mengingat Allah. Semakin keadaan fokus ini diperoleh, keadaan tenang, nyaman dapat diperoleh dengan sendirinya . Bahkan dalam majlis-majlis dzikir, semakin masuk seseorang ke dalam dzikirnya, ia menunjukkan tanda-tanda trance seperti denyut nadi melambat, pernapasan berubah, nyaman dan relaks, refleks, perubahan pada mata / menutup mata, tubuh tidak mampu bergerak, Catalepsy,
perubahan mutu suara, perubahan indra, otot, tubuh, ilusi pada tubuh, time distortion (Asep Haerul Gani, 1993). Dzikir yang dilakukan dengan baik , tidak hanya menenangkan juga memberikan efek kepada penyembuhan tubuh (Indra Purwa, 2004)
3.2. Wudhu
Wudhu adalah bagian dari kegiatan bersuci dan merupakan perintah Tuhan. Kedudukan wudhu sama pentingnya dengan kedudukan Shalat. Perintah berwudhu turun bersamaan dengan perintah wajib shalat. "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku dan sapulah kepalamu serta basuhlah kedua kakimu sampai mata kaki."(Q.S. Al-Maidah : 6). Dalam hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari yang tertuang dalam Kumpulan Sahih Muslim, ia mencontohkan wudhu Rosululloh SAW, Dia pernah diminta berwudu seperti wudu Rasulullah saw., Lalu ia minta air sebejana, kemudian menuangkannya pada kedua tangannya dan membasuhnya tiga kali. Setelah itu ia masukkan tangannya lalu mengeluarkannya, berkumur dan menghirup air ke hidung dari satu telapak tangan. Ia mengerjakannya tiga kali. Sesudah itu ia memasukkan tangannya lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh wajahnya tiga kali. Setelah itu memasukkan tangannya lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh kedua tangannya sampai siku masing-masing dua kali. Lalu memasukkan tangan lalu mengeluarkannya, kemudian mengusap kepala. Ia mengusapkan kedua tangannya ke depan lalu ke belakang. Setelah itu membasuh kedua kakinya sampai mata kaki, dan berkata: Demikianlah wudu Rasulullah SAW. Wudhu adalah bagian dari perilaku menyucikan diri. Dalam Al Quran , bersuci dipandang sederajat dengan perilaku mendekatkan diri kepada Ilahi. “...sesungguhnya Allah SWT menyukai orang - orang yang bertaubat dan orang - orang yang mensucikan diri.". (AlBaqarah ;222) Wudhu yang dicontohkan oleh Nabi yang pada setiap gerakan seluruh anggota badan focus pada
6
merasakan aliran air dan hati yang tertuju kepada Ilahiy . Fokusnya perhatian kepada aliran air yang membasuh telapak tangan, rongga mulut dan gigi, hidung, wajah, kepala, telinga, kaki hingga telapak kaki membawa tubuh masuk ke keadaan yang lebih relaks, nyaman dan tenteram . Wudhu yang sempurna dilakukan dengan memadukan wudhu dhohir dan wudhu bathin dengan hati yang selalu mengingatNya. Hadits yang diriwayatkan al Daruqutni dan al Baihaqi “ Wudhunya orang yang dzikir kepada Allah menyucikan seluruh adannya dan bila tidak berdzikir, hanya menyucikan anggota badannya saja” (M.Samba Nasir, 2005)
3.3. Shalat
Shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan dan perbuatan - perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbiratul Ihram dan disudahi dengan Salam disertai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Shalat adalah sarana seorang hamba untuk berkomunikasi dengan Allah. Shalat mempunyai manfaat antara lain sebagai sarana untuk memohon pertolongan (Al Baqarah:45) wahana untuk mengingat Allah (Thaha : 14) dan mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar" (Al Ankabut : 45). Shalat merupakan penghubung antara hamba dengan Tuhannya. Ia merupakan sebesarbesarnya tanda iman dan seagung-agungnya syiar agama. Shalat merupakan tanda syukur atas nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada hambanya. Ia merupakan ibadah yang membuktikan keislaman seseorang. Shalat adalah ibadah yang sangat mendekatkan hamba kepada Khaliqnya, Hal ini berdasarkan hadits Nabi yang berbunyi : Artinya : "Sedekat-dekat hamba kepada Tuhannya ialah dikala hamba itu bersujud (didalam Shalat). Maka banyak-banyaklah berdo'a didalam sujud itu" Rasulullah SAW memodelkan pemanfaatan shalat untuk kesehatan lahir. Abu Hurairah saabat Nabi yang sedang sakit perut dianjurkan oleh Nabi SAW “ Berdirilah! Lantas tunaikan Shalat! Karena sesungguhnya di dalam ritual shalat terdapat kesembuhan”. Rasulullah juga mencontohkan menggunakan shalat untuk
mendapatkan ketenangan dan ketenteraman dan kenyamanan . Sahabat Hudzaifah dalam HR Abu Dawud mengatakan “ Jika Nabi shallaLlahu Alaihi Wasallam merasa gundah karena sebuah perkara, maka beliau akan menunaikan shalat “Di kali lain Nabi berkata kepada Bilal menjelang shalat “Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat” Shalat yang dicontohkan oleh Nabi mempunyai ciri tuma’ninah (tenang/relaks). Tumaninah ini diperoleh dengan mempelambat gerak dan hanya mengalihkan posisi tubuh ke gerakan berikutnya bila semua persendian telah kembali kepada tempatnya. (Abu Sangkan, 2004). Perhatian yang terfokus kepada gerakan saja dan membuat lama dalam sebuah gerakan shalat membuat diri menjadi relaks. Saat bacaan Quran dan Doa-do’a diujarkan, Bacaan Quran yang puitis dan doa-doa yang diulang-ulang menjadi ritmis .Kesemuanya membangkitkan efek yang menenangkan. Sebuah keniscayaan bila semakin seseorang memperlambat dan melamakan fokusnya pada ketenangan ini, maka ia semakin mudah pula masuk ke dalam keadaan trance ketika shalat.
3.4. Do’a
Doa (Ad du’a) secara asal kata berarti ibadah, istighotsah memohon bantuan dan pertolongan , permintaan, permohonan , percakapan , memanggil dan memuji Adapun pengertian doa secara istilah ialah melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan hajat dan ketundukan kepada Allah (Ariyanto, 2006). Al Quran menunjukkan bahwa Du’a adalah wahana dialog makhluk untuk meminta kepada sang Khaliq Du’a adalah permohonan yang pasti dikabulkan oleh sang Kholik ( QS Al Baqoroh:186; Ghafir:60; ), Dalam sebuah hadis Qudsi , Allah berfirman “ Akulah raja. Siapa gerangan berdoa kepadaKu, maka Ak kabulkan; Siapa gerangan memohon kepadaKu, maka Kuanugerahi; siapa gerangan meminta kepada ampun kepadaKu, maka Aku ampuni. “ (Al Arabi, 1994) Imam Ghazali seperti dikutip Achmad Mubarok (2007) menyatakan ada sepuluh adab yang harus diperhatikan ketika seseorang berdoa kepada Allah yaitu : (1) Memilih waktu yang tepat untuk mengajukan doa (2) Memilih saat yang baik (3) Lakukan berdoa sambil menghadap kiblat dan menengadahkan tangan ke atas (4) merendahkan suaranya, antara terdengar dan tidak (oleh
7
telinga). (5) Alamiah tidak memaksakan diri menggunakan kalimat-kalimat puitis (6) sambil menunduk, merendah, cemas tetapi berharap dikabulkan (7) yakin bahwa Tuhan mendengar dan akan mengabulkan doa kita (8) usahakan mengulang doa, sekurang-kurangnya tiga kali (9) memulai doa dengan pujian kepada Allah, dan (10) serius bertaubat, menghindari melakukan kejahatan, dan penuh perhatian Do’a adalah sumsum ibadah. Do’a adalah bentuk komunikasi antara manusia dengan Allah. Rumusan-rumusan do’a Nabi Muhammad SAW dan rumusan-rumusan do’a Nabi-nabi sebelumnya yang ditandai di Al Quran menunjukkan ungkapan pengakuan, gejolak hati, kehinaan, ketidakberdayaan , harapan dan keyakinan bahwa Allah akan memberikan kekuatan dan daya untuk melakukan tindakan. Rumusan do’a selalu mempunyai intensi positif, do’a diucapkan berulang-ulang. Do’a diucapkan setelah seseorang masuk ke dalam keadaan yang sangat relaks dan sangat nyaman dan setelah ia fokus.
3.5. Memaafkan
Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah memaafkan Memaafkan adalah perilaku yang dicontokan oleh para nabi. Uniknya di dalam Al Quran tidak ada perintah meminta maaf kepada sesama manusia. Perintah yang ada justru adalah perintah memaafkan. Memaafkan satu sama lain bahkan memaafkan sang musuh adalah hal yang diajarkan Islam . Sejumlah ayat dalam Al Quran menghimbau pentingnya mempunyai sikap memaafkan (alShura:37&40; al-Nahl:126-127; 7:199; An Nuur:22 ; At Taghaabun:14; 42:43; Ali ‘Imraan:134) Nabi Muhammad dalam sebuah hadis menyatakan bahwa ia diperintahkan Allah untuk melakukan 9 hal, satu diantaranya adalah memaafkan kepada orang yang telah berbuat keliru kepadanya. Nabi adalah teladan sempurna manusia pemaaf. Pada saat seperi itu Nabi berdoa “ Wahai Allah, bimbinglah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.” Pada saat dalam keadaan kejayaan pun di tengah para musuhnya Nabi menunjukkan sifat yang pemaaf “Apa yang kalian pikirkan akan kulakukan sekarang?” Mereka memohon
pengampunan. Nabi mengatakan , “Saat ini aku ingin mengatakan apa yang dikatakan Yusuf AS kepada saudaranya ‘Tidak ada kesalahan padamu saat ini. Pergilah Anda semua bebas.”. Nabi SAW bekata “ Bersatulah dengan orang yang memisahkan diri darimu, dan maafkanlah orang yang berbuat salah padamu, berilah orang yang mengambil milikmu, dan berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk padamu” (Imam Ja’far As Sodiq, 1994, h 161) Sifat pemaaf adalah sifat manusia yang dicintai Allah dan sifat para nabi. Suatu kali Nabi bersabda “Adakah di antara kalian mampu menjadi seperti Abu Damdam ? Wahai Rasulullah, siapakah Abu Damdam ? Salah seorang nenek moyangmu yang pada saat bangun tidur pada pagi hari akan mengatakan “Wahai Tuhan , saya telah memaafkan orangorang yang menghancurkan kehormatanku”. (Imam Ja’far As Sodiq, 1994, h 161) Penelitian-penelitian mutakhir menunjukkan bahwa kemampuan memaafkan berkaitan erat dengan kualitas pribadi yang sehat, positif , kreatif dan memperoleh kepuasan hidup. Kemampuan memaafkan berkaitan erat dengan emosi yang stabil, kemampuan membuat persetujuan, daya untuk fokus kepada orang lain dan komitmen kepada tata nilai keagamaan (McCullough, Root, Tabak & Witvliet; 2006) . Bono&McCullough (2006) menemukan hasil bahwa memaafkan mempunyai efek yang membuat baik pada hal fisik, psikologis dan hubungan antar manusia. Selain itu dengan melakukan memaafkan san pemaaf tidak hanya memperoleh ketenteraman ia juga mampu mendapatkan pendekatan yang lebih kreatif untuk melakukan perubahan. Tsang, McCullough& Fincham (2006) menemukan hubungan erat antara keakraban, komitmen dan memaafkan. Ditemukan pula hubungan antara memaafkan dengan kepuasan pernikahan.
3.6. Iklhas
Saat sahabat bertanya kepada Rasulullah sang kota ilmu ada satu pertanyaan, yang Rasullullah tidak langsung menjawabnya. ''Wahai Baginda Rasul apa yang dimaksud dengan ikhlas?'' tanya seorang sahabatnya. Setelah berdiam, Rasulullah memusatkan perhatian, dan menyampaikan pertanyaan serupa kepada Malaikat Jibril As.
8
''Aku bertanya kepada Jibril As tentang ikhlas, apakah ikhlas itu?'' Lalu Jibril bertanya kepada Tuhan Yang Maha Suci tentang ikhlas, apakah sebenarnya? Allah SWT menjawab Jibril dengan berfirman, ''Suatu rahasia dari rahasia-KU yang Aku tempatkan di hati “ Imam al-Qusyairi an-Naisabury menyatakan bila seseorang memiliki sifat ikhlas, ia akan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan hidup. Apa yang dilakukan semata-mata untuk Allah meski yang dia perbuat untuk mengurangi penderitaan sesama manusia. Ia akan selalu membantu orang, dengan alasan karena Allah memang Dzat yang senang membantu.
Tabel 2. Perbandingan Hypnotherapy dan Ibadah N o
HYPNOTHERAPY
IBADAH
1
Induksi Klien dibimbing masuk ke keadaan yang tenang, fokus dengan berbagai macam metode
2
Deepening Membimbing klien masuk ke keadaan yang lebih relaks, lebih focus dan ebih dalam
Pelaku memusatkan perhatian pada hal sang pencipta mulai dengan meneguhkan niat . Pikiran difokuskan kepada Allah, sang Pencipta, telinga mendengarkan bacaan , hati mendegupkan asma Allah, tubuh merasakan sensasi gerak Pelaku berupaya memantapkan keadaan tumaninah, keadaan tenang, keadaan nyaman dengan focus seluruh kesadaan kepada Allah
3
Sugesti/Lear ning Berupa kalimatkalimat yang membimbing klien menemukan pembelajaran baru
Sahabat Anas Ibnu Malik menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, ''Belenggu tidak akan masuk ke dalam hati seorang Muslim jika ia menetapi tiga perkara; ikhlas beramal hanya bagi Allah, memberikan nasihat yang tulus kepada seorang penguasa dan tetap berkumpul dengan masyarakat Muslim.'' Sedemikian tingginya dan beratnya sifat ini menjadi pola hidup seseorang, sampai-sampai ada ujaran yang menyebutkan, ''jika seseorang masih melihat keikhlasan dalam sikap ikhlasnya, maka keikhlasannya masih memerlukan keikhlasan lagi,'' kata Abu Ya'qub asSusi.''Amalnya tak lagi memberi ruang bagi lahirnya pujian atau cercaan,'' kata Dzun Nun alMishry.. ''Ia akan melupakan amalnya ketika dia beramal,'' kata Abu Utsman al-Maghriby. Kekhlasan adalah kebebasan dari keterleatan pada sesuatu selain Allah. Dalam berkarya, ia mempunyai jiwa yang merdeka, tidak dipicu oleh rasa takut sang budak, tidak pula didorong oleh hasrat untung sang pedagang. Sikap ikhlas ini pula yang membuat seseorang mampu fokus, kreatif, menyembuhkan diri sendiri, bahagia dan merdeka.
4. Perbandingan Proses Hypnotherapy dengan Ibadah dalam Islam
B
erikut ini disajikan perbandingan proses hypnotherapy dengan ibadah dalam Islam
Pelaku berdo’a , berhadapan dengan sag pencipta sang pengabul do’a, memvisualisasikan keadaan yang diinginkan sekaligus melakukan affirmasi
EFEK YANG DICAPAI Tenang, santai, nyaman
Tubuh makin rileks, nafas semakin ritmis, masuk ke dalam keadaan trance ringan, sedang bahkan dalam yang membuka gerbang unconscious Pembelajaran ditanamkan pada unconscious, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif
5. Studi Kasus
P
emanfaatan keyakinan klien muslim berupa ibadah yang ditekuninya dan konsep-konsep dalam Islam untuk peyembuhan telah dilakukan oleh sejumlah psikoterapis. Dzikir adalah hal yang paling banyak digunakan untuk induksi dan memperdalam keadaan trance. Konsep memaafkan adalah hal yang paling sering dimanfaatkan sebagai sugesti atau pembelajaran sehingga klien menuju kepada keadaan yang diinginkan (Adi W. Gunawan, 2007; Krishnamurti, 2007; Anisah Kortschak,2007; Ronny F. Ronodirdjo ;2007). Berikut ini penulis menyajikan 7 contoh kasus . Kasus ke-1 hingga ke-5 adalah kasus yang penulis tangani sendiri. Kasus lainnya adalah sumbangan dari Adi W Gunawan (2007) dan Ronny F. Ronodirdjo (2007). Seluruh nama dan tempat kejadian sengaja disamarkan .
9
5.1. Zainab dan Si Patrick
Zainab, HRD Manager, 35 merasa selalu ada hambatan dengan suaminya, namun sekalipun ia pernah mendiskusikannya dengan sang suami, ia tidak menemukan apa yang menyebabkannya terhambat. Yang diinginkannya dari hypnotherapy adalah ia tahu penyebabnya dan mampu membuat komunikasi dengan sang suami lebih baik. Kepada terapis ia menyatakan pernah mengalami berdzikir yang sangat menenangkan dan melegakan. Terapis memintanya memulai sesi terapi dengan berdoa, terapis meminta Aminah kembali ke keadaan saat ia merasakan berdzikir penuh ketenangan dan memberi tanda saat ia sudah mencapai keadaan yang sama. Dalam keadaan trance Zainab menceritakan bahwa ia teringat pengalaman yang sangat menyakitkan saat melahirkan anak pertama sang suami tidak menungguinya-satu hal yang sangat diharapkannya. Emosi yang muncul saat menggambarkan peristiwa ini sedemikian memuncak. Terapis meminta Aminah kembali ke keadaan ketenangan saat ia berdzikir. Terapis meminta Aminah untuk mengambarkan peristiwa yang dialaminya dalam bentuk penglihatan namun ia tidak mampu melakukannya. Terapis meminta nya memunculkannya dalam bentuk perasaan, itu pun sukar dirasakannya. Terapis memintanya menjelmakannya dalam bentuk suara, Aminah dengan terang dapat mendengarkan suara Sang Suami yang sedang berkata-kata dengan nada yang sangat tidak menyenangkan. Terapis meminta Zainab kembali sejenak ke keadaan dzikir dan menyatakan kepada Zainab ia mampu mengatasi ini bila ia mau mengikhlaskan pengalaman masa lalu. Terapis mengajak kembali Zainab mendengarkan suara sang suami, dan mempersilakan Zainab dengan daya kreatifitasnya mengubah bunyi tersebut menjadi bunyi yang alih-alih merangsang kekesalanya malah membuatnya tersenyum, terhibur dan lucu. Zainab mengubah suara sang suami seperti tokoh Patrick dalam serial kartun “Sponge Bob Square Pants”. Saat Zainab mampu mendengarkan pengalaman dengan cara yang nyaman. Terapis membimbing Zainab untuk memaafkan sang suami dan
merasakan ia sedang memaafkan dan melakukan hal yang terbaik bagi suaminya. Seminggu setelah terapi, Zainab menelepon bahwa komunikasinya seakan mengalir dan ia makin mesra dengan suaminya.
5.2. Kang Nuwas dan gadis yang ditaksirnya
Kang Nuwas , Sarjana Komunikasi , 32 , kerap merasa dihantui oleh rasa kurang percaya diri (PD) . Ia sudah mencoba beragam jurus untuk PD namun tak kunjung jua mendapatkan hasil yang konsisten dan berefek menetap. Di sebuah majlis dzikir, ia mendatangi terapis dan mengungkapkan permasalahannya. Terapis memintanya dalam posisi tidur dengan wajah menghadap ke atas, menutup mata dan dirinya focus pada dzikir khofiy serta memberi tanda bila ia telah merasa sangat nyaman sangat tenang. Kang Nuwas memberikan tanda dengan menjentikkan telunjuk tangan kanan, terapis memintanya masuk ke keadaan yang lebih tenang, dan memberikan kesempatan kepada kesadarannya untuk menemukan di masa lalu penyebab masalahnya. Tiba-tiba tubuhnya menggigil dan bergetar hebat . Kang Nuwas mengatakan bahwa saat ini adalah saat ketika ia bersekolah di SD dan sedang dicaci maki oleh seorang gadis yang menyatakan ia miskin dan tak layak baginya untuk menjadi temannya. Saat emosinya menghebat dan gigilan tubuhnya tak berhenti, terapis memintanya kembali ke keadaan saat ia diliputi aura dzikir khofiy, dan Kang Nuwas pun tenang kembali . Terapis mengajak Kang Nuwas yang santri untuk mengingat kembali cerita-cerita sang Nabi yang pemaaf. Kang Nuwas menceritakan beberapa cerita tentang Nabi Muhammad yang pemaaf , diperlakukan zalim oleh kaum tertentu dan tetap memaafkan karena mereka melakukan hal seperti itu tanpa pengetahuan. Kang Nuwas dibimbing untuk memodel kepada sang Nabi untuk mengajarkan kang Nuwas yang masih SD untuk menemui sang gadis , menyapanya dan memaafkannya. Rupanya perlu waktu lama hingga kang Nuwas memaafkan sang gadis. Emosi-emosi negative dengan si
10
gadis membuat tubuhnya tersentak dan menggigil. Ulangkali Kang Nuwas harus masuk ke ruangan penuh aura dzikir , memodel kembali kepada sang Nabi yang pemaaf . Perlahan-lahan Kang Nuwas mampu mengajarkan Kang Nuwas kecil memaafkan dan akrab dengan si Gadis. Lalu Kang Nuwas dibimbing untuk perlahanlahan merasakan drinya yang tanpa beban penghinaan dan dendam berjalan saat usia SD, kemudian perlahan-lahan menapaki waktu hingga saat ini. Kang Nuwas diminta untuk masuk ke dalam berbagai kalangan yang pernah dimasukinya-pasar-kumpulan pemuda-partaikampus-dan ia tetap merasakan ketenangannyaman, dan ia diminta masuk dengan perasaaan tersebut ke keadaan saat ini dengan berbagai aktifitasnya, juga masuk ke keadaan di masa yang akan datang yang telah dirancangnya. Saat ini Kang Nuwas sering menjadi penceramah dan diundang sebagai pengkaji kitab Tauhid dan Fiqih di berbagai tempat.
5.3. Bang Fatah anak Partai Lembayung
Kyay Fatah hadir pada saat itu dengan wajah lesu, ia hadir di antara peserta workshop dengan sikap menjaga jarak, bicara seperlunya dan cenderung canggung. Ia mengatakan bahwa kerap dilanda kecanggungan dan sukar dalam mengungkapkan pendapat khususnya di area publik. Dari wawancara dengannya ini dirasakan sejak SD kelas 6 , saat ia mendapatkan olok-olok dari teman perempuannya. Namun ia tak mampu menceritakan peristiwanya secara rinci. Kyay Fatah adalah pengamal tariqat yang terbiasa berdzikir Jahar dan Khofiy. Terapis meminta Kyay Fatah menutup mata dan meminta kepada Tuhan untuk penyembuhannya. Selanjutnya terapis meminta Kyay Fatah merasakan kembali keadaan dzikir yang sangat menenangkan yang pernah dialaminya dan memberikan tanda dengan gerakan pada jari telunjuk kanan saat ia mencapai keadaaan yang pernah ia alami. Kyay Fatah memberi tanda, terapis memintanya untuk semakin larut dalam keadaan dzikir dan merasakan ia dalam selubung dzikir dan energi ilahiyah . Terapis meminta Kyay Fatah untuk menamai tempat tadi sebagai Ruang Dzikir dan membimbing Kyay Fatah bahwa kelak nanti ia akan diminta memasuki Ruang Dzikir ini.
Terapis membimbing Kyay Fatah untuk mengucapkan Salam kepada kesadaran terdalam dan membantunya mencari peristiwa yang dipandang sebagai cikal bakal keadaannya saat ini. Setelah terdian lama, Kyay Fatah mengatakan ia saat ini di kelas 6, mengenakan seragam putih merah dan berada di ruang kelas, ia mendengar suara dari arah belakang, suara temannya , Hindun yang mengatakan “ Hoi teman-teman, ini nih si Fatah, ayahnya pendukung Partai Lembayung”. Semua teman ikut mencemoohnya . Ia mendengar teman-temannya mengolokolokinya “Partai Lembayung -Partai Lembayung -Partai Lembayung”. Kyay Fatah melihat Fatah bocah saat itu merasa terpojok, tanpa daya, tanpa suara dan tak mampu menengadahkan kepala melihat ke sekeliling. Apa yang dilihatnya setelah itu Fatah bocah tak mampu memandang dunia sebebas seperti sebelumnya, Fatah perlahan-lahan cenderung menarik diri, selalu menunggu, dan membentengi diri dari pergaulan agar tidak memperoleh rasa sakit yang diterimanya akibat ejekan. Kyay Fatah diminta masuk kembali ke dalam Ruang Dzikir. Di ruangan ini Kyay Fatah diingatkan kembali dengan untaian mutiara sang Mursyid “ Bersikap welas asih kepada orang yang membencimu” . Usai Bang Fatah memahami wejangan sang mursyid , Kyay Fatah diminta untuk mengajarkan kepada Fatah bocah yang masih SD kelas 6 untuk memaafkan Hindun, mau berakrab bermain dengan Hindun dan bermain riang dengan Hindun. Cukup lama Kyay Fatah perlu waktu untuk mengajari Fatah kecil, hingga ulang kali harus masuk ke Ruang Dzikir dan mengingat wasiat sang Mursyid. Kyay Fatah mengatakan si Fatah bocah sudah mampu memaafkan dan bermain akrab dan riang dengan Hindun. Terapis lalu meminta Fatah bocah dengan sikap barunya memasuki perlahan-lahan setiap episode kehidupan yang pernah dilewatinya sejak SD, dan merasakannya kembali. Fatah mengakui ia mengalami pegalaman lalu dengan perasaan yang berbeda. Ia lebih lepas, lega dan merasakan kehidupan ini akrab dan menyenangkan. Fatah dewasa diminta terapis untuk melihat Fatah yang berubah ini apakah ia mau menerima Fatah baru ini sebagai bagian dari dirinya. Fatah dewasa menyatakan mau dan bersedia.
11
Terapis mempersilakan Fatah dewasa menyambutnya dengan salam dan mempersilakan Fatah baru menjadi bagian dari dirinya. Terapis kemudian meminta Fatah untuk membayangkan ia memasuki beragam lingkungan yang ada di hadapannya dengan perasaan yang sama nyamannya. Kyay Fatah merasakan ia merasa menjadi Fatah yang baru dengan semangat baru. Kemudian Kyay Fatah dikembalikan ke keadaan normal. Saat ia diminta menceritakan apa yang dialaminya dalam keadaan hypnosis kepada peserta lainnya, tanggapan peserta mengatakan bahwa Fatah yang mereka rasakan saat ini adalah Fatah yang lain dibandingkan dengan yang mereka kenal pada awal pertemuan. Fatah yang ada saat ini bersuara lantang, mampu menatap mata audiens, lebih santai dan mantap.
5.4. Layla , sang dosen muda yang galau
Layla adalah dosen muda di program studi psikologi . Pada sesi training hypnotheraphy ia mengatakan seringkali ada dorongan yang menghambatnya dalam menjalankan tugasnya sebagai dosen. Ia pernah mencoba menjejaki akar masalahnya namun tiada kunjung ditemukan. Di satu sisi ia merasa berharga bahwa ia terpilih di antara sekian lulusan menjadi dosen di almamaternya, namun pada sisi lainnya seakan ada bagian dirinya yang menghambatnya. Ia setuju untuk dibantu menggunakan hypnotherapy . Layla menyatakan ia mempunyai pengalaman yang sangat menyenangkan dan menenangkan saat ia berwudhu. Terapis mempersilakan Layla memulai dengan basmalah dan berdoa kepada Allah untuk membangkitkan penyembuhan dalam dirinya. Terapis mempersilakan Layla menemukan kembali perasaan saat ia sedang berwudhu dan mendapatkan kenyamanan , ketenangan saat ia berwudhu. Saat tanda-tanda trance sudah muncul pada diri Layla, terapis mempersilakan Layla untuk melihat, mendengar dan merasakan dirinya saat ini. Terapis lalu mempersilakan Layla berkunjung ke masa depan dan memintanya untuk melihat, mendengar dan merasakan keadaan yang diinginkannya, dan memandangnya hal itu terjadi saat ini. Terapis lalu meminta Layla untuk kembali ke tahun-tahun sebelumnya. Di setiap
tahun terapis meminta Layla mengambil hal terbaik, sikap terbaik, keterampilan terbaik yang dimilikinya pada tahun tersebut dan menyadarinya sebagai tools yang kelak dapat digunakan. Dalam keadaan pencarian ini Layla sampai kepada pengalaman saat ia menimba ilmu di sebuah pesantren, dan ia menjadi juara pidato, senang berdiskusi, pandai membuat cerita, mampu membuat pendengar terpukau dan perasaannya penuh semangat dan gairah. Layla kemudian diminta untuk berterima kasih kepada Allah atas segala pengalaman-pengalaman terbaik yang dimilikinya dan atas kebenaran bahwa Ia mampu mengatasi apapun hambatan dalam kehidupannya. Terapis mempesilakan Layla kembali kepada keadaan saat ini, kemudian beranjak ke keadaan yang diinginkannya dan membuat proses di antara keadaan tersebut dengan tindakan-tindakan yang memanfaatkan keterampilan, pegetahuan , sikap terbaik dari masa lalu. Terapis mempersilakan Layla melihat, mendengar dan merasakan dirinya sedang melakukan tindakan tertentu untuk menjadi dirinya pada keadaan yang diinginkannya. Terapis mempersilakan Layla berlatih dalam kesadarannya hingga latihan tersebut sedemikian sempurna, utuh gambarnya , otomatis dan menggerakkan . Layla memberi tanda bahwa latihannya sudah cukup. Terapis memintanya membayangkan dirinya dengan keterampilan baru hadir pada saat ini dan bertindak dalam peran barunya sebagai dosen yang diinginkannya. Usai terapi, Layla mengatakan bahwa ganjalan-ganjalan yang dirasakannya sudah hilang dan ia mendapatkan insight bahwa ia sebenarnya mampu menjalankan peran sebagai dosen muda yang keatif, riang, penuh semangat karena saat di peantren dulu ia telah menunjukkannya.
5.5. Syahrajad yang panik menjelang ujian Tesis
Terapis bertemu dengan Syahrajad, 35, psikolog, ibu 2 anak di koridor kampus. Saat itu pukul 11.35. Ia terlihat dalam keadaan panic. Sambil jalan ia mengatakan bahwa saat ini ia sangat panic dan agak sukar mengendalikan perasaannya. Jam 13.00 nanti ia dijadualkan ujian . Ia meminta bantuan instant agar ia mampu
12
mengendalikan dirinya sehingga dapat menghadapi ujian Tesis dengan nyaman. Terapis mengajaknya duduk sebentar di bangku yang ada di fakultas. Terapis mengajukan sejumlah pertanyaan penyebab ia khawatir. Syahrajad dihantui oleh bayangan bahwa sang dosen penguji sedemikian kejam akan membantainya dan ia membayangkan dirinya tak mampu berkata apa-apa sehingga ia dinyatakan tidak lulus dalam ujian Tesis. Kepada Syahrajad yang mengenakan jilbab, terapis mengatakan bahwa dalam keadaan yang mendesak seperti ini, ia mampu mengatasi masalahnya, asalkan ia bersedia melakukan apa yang disampaikan terapis. Terapis mengingatkan kembali Syahrajad, bahwa Shabar dan Shalat dapat dijadikan sebagai penolong. Saatnya Shalat dimanfaatkan untuk penolong. Terapis memberitahu bahwa Syahrajad silakan melakukan shalat yang khusyuk dan dalam keadaan khusyuk Syahrajad diminta menyadari bahwa saat itu ia sedang Mi’raj dan bertemu dengan Ilahi yang akan mengabulkan permintaan hambanya. Dalam keadaan Khusyu, Syahrajad diminta untuk berterima kasih kepada Allah, bershalawat kepada Rasulullah, dan sedang merasakan hal yang diinginkannya sedang terjadi saat ini. Syahrajad pun diingatkan pula usai Shalat agar ia berdzikir dan pada saat dzikir itu telah membuatnya nyaman, pikirannya diminta membayangkan bahwa ia sedang mengalami apa yang diinginkannya. Syahrajad kemudian berpamitan dan tergesa-gesa menuju Mushola. Esok paginya, terapis mendapatkan SMS dari Syahrajad yang mengatakan “ Terima kasih Kang, Alhamdulillah cara yang Anda ajarkan kemarin membuahkan hasil “.
5.6. Bu Ani yang ingin berubah (Adi W Gunawan, 2007)
Dalam sesi training Bu Ani mengalami abreaction yang hebat. Ia menangis tersedu-sedu dan makin lama makin keras, terapis membimbing Bu Ani keluar ruang dan melakukan terapi one-on-one. Ibu Ani keluar ruangan tetap dalam posisi mata tertutup dan menangis. Setelah digali akar masalahnya , ternyata bu Ani merasa dirinya bodoh, tidak ada gunanya, tidak mandiri, merasa bersalah/berdosa karena belum bisa membuat ibunya bahagia,
merasa sebagai istri yang nggak ada gunanya karena tidak bisa mencari uang, merasa sebagai ibu yang gagal, dan masih banyak lagi. Terapis membantu ibu Ani melakukan release berbagai emosi negatif yang menekan dirinya, melakukan pemaknaan ulang terhadap berbagai pengalaman hidupnya, melakukan goal setting, dll, ia merasa lega luar biasa. Terapis mengajukan pertanyaan apakah masih ada bagian yang menolak atau belum benar-benar bisa menerima perubahan yang sekarang telah ia alami, jawabnya, ”Masih ada Pak. Saya merasa di perut saya tidak enak.”. Saat terapis hendak menterapi bagian ini, eh... tiba-tiba Bu Ani berkata, ”Lhoo.. Pak... sekarang saya merasa ada bola energi yang naik dari perut saya terus ke atas”. Terapis menyadari bahwa ini adalah mental block yang mengambil bentuk energi dan melakukan blocking pada titik-titik energi . Terapis yang mengetahui Ibu Ani seorang muslimah langsung melakukan guiding dan mensugesti bahwa ia berada di depan Ka’bah. Ia langsung ”berada” di depan Ka’bah dan langsung berdoa. Terapis meminta ibu Ani membayangkan pusaran energi Ka’abah yang sangat dahsyat mengalir deras masuk ke dalam dirinya melalui ubun-ubunnya. Saat ibu Ani berkata telah benar-benar merasakan derasnya energi yang masuk ke dalam dirinya , terapis lalu meminta mengarahkan energi itu untuk mendorong/membobol sumbatan energi akibat penolakan dari bagian dari subsconscious-nya. Yang terjadi selanjutnya adalah ia merasakan ada yang mau keluar dari mulutnya. Blocking energy itu akhirnya jebol bersamaan dengan ia muntah. Setelah itu ia merasa sangat lega.
5.7. Ibu Namiroh, istri salehah yang cenderung beringas (Ronny F. Notosoedirdjo, 2007)
Ibu Namiroh berjilbab berperawakan seperti Yuni Shara datang dengan suaminya. Di depan suaminya ia ingin dibantu untuk mengatasi rasa amarahnya yang mudah muncul ke permukaan tanpa kendali. Saat marah , sang istri bisa sangat beringas, semua kata-kata kotor bisa keluar. “Enggak enak pak jadi tontonan tetangga” kata suaminya.
13
Dengan didampingi sang suami, ibu Namiroh dibimbing untuk masuk ke keadaan trance. Namiroh sampai ada sebuah pengalaman masa kecil saat ibunya yang wong Surabaya dan ayahnya wong Ngayogyakarto seringkali terlibat dalam pertengkaran bahkan sampai membuat sang ayah minggat membawa anak-anaknya termasuk dirinya. Sang Ibu terlihat sangat galak, pemarah, dan mudah melontarkan kata-kata kasar. Anak-anak sangat membenci ibunya. Saat Namiroh di SMA, sahabat terbaiknya mengetahui bahwa ia sangat membenci ibunya. Sang sahabat menasihatinya dengan mengatakan “ Hati-hati lho Namiroh, jangan benci-benci kelewatan begitu…. Nanti pas kawin kelakuanmu kayak ibumu lho…”. Namiroh merasa saat ia pacaran dengan jejaka yang sekarang menjadi suaminya kelakuannya normal-normal saja. Begitu setelah menikah, Namiroh memperlihatkan perangai yang sangat aneh, ia mudah marah dan berperilaku seperti ibunya-perilaku yang justru dulu sangat dibencinya.. Terapis membimbing Namiroh untuk masuk kembali kepada keadaan saat sang ibu sedemikian murka dan mengeluarkan sumpah serapahnya yang sangat kasar. Terapis membimbing Namiroh untuk mengubah keadaan tersebut yang awalnya terlihat terang, berwarna jelas semakin lama semakin memudar, gelap, menjadi titik hablur dan menghilang. Terapis pun membimbing Namiroh untuk mengubah suara yang ia dengar menjadi perlahan-lahan mengecil, sayup-sayup kemudian menghilang. Selanjutnya terapis membimbing Namiroh untuk memaafkan sang Ibu, memeluk sang Ibu , bersodaqoh kepada sang Ibu. Perlahan-lahan Namiroh dalam kesadarannya mampu memaafkan sang Ibu, melupakannya, berbuat baik kepada sang Ibu. Terapis mendapatkan kabar dari sang suami bahwa Namiroh yang beringas kini telah hilang digantikan dengan Namiroh yang lembut, penuh perhatian dan mampu mengendalikan amarahnya.
6. Kesimpulan Ibadah yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan sempurna membuat sang hamba mampu membuka gerbang kesadarannya, menelisik dan melakukan perbaikan pada program kehidupan yang lama dan membelenggu dan mampu membangkitkan iradah (kehendak) sehingga ia
mampu berdu’a yang merupakan rancangan dan program perbaikan hidup. Proses yang muncul pada diri hamba yang melakukan Ibadah dalam Islam yang mengikuti sarat dan rukun, dan terintegrasi antara fisiologis (jismani), psikologis (nafsani) dan spiritual (ruhani) sehingga diperoleh keadaan yang tumaninah (tenang relaks) dan khusyu (fokus pada satu hal) terbukti mempunyai kesamaan tahapan dengan proses hypnotherapy. Ibadah yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan khusyu terbukti mempunyai efek hypnoterapi bagi pengamalnya. Ibadah di sisi lain dapat pula dimanfaatkan sebagai bagian dari proses hypnotherapy atau bahkan keseluruhan proses hypotherapy itu sendiri.
Daftar Pustaka Abdullah, M.M. (1998)Doa Sebagai Penyembuh untuk Mengatasi Stress, Frustrasi, Krisis dan Lain-lain. Bandung:Al-Bayan Al-Khatib, M.K. (2001) Khutbah Khutbah Rasulullah. Jakarta : Darul Falah Adams, P (1967) The New Self Hypnosis: Proven Techniques for Programming Your Subconscious Mind.. New York : Parker Publishing Company Ash-Shadiq, I.J. (1991) Lentera Ilahi : 99 Wasiat Imam Ja’far Ash-Shadiq. Bandung : Penerbit Mizan Arabi, Ibn (1988) Relung Cahaya : Seratus Satu Hadis Ketuhanan, Jakarta : Pustaka Frdaus Bono,G & McCullough,M.E. (2006) Positive Response to Benefit and Harm :Bringing Forgiveness and Gratitude Into Cognitive Psychotherapy. Journal of Cognitive Psychotherapy: An International Quarterly, Vol 20, Number 2, 2006, 1-10 Battino, R & South, T.L. (1999) Ericksonian Approaches : A Comprehensive Manual. Wales : Crown House Publishing Limited Chisyti, S.H.M. (1999) Penyembuhan Cara Sufi . Jakarta : Penerbit Lentera Copelan, Rachel (2001) Advanced Hypnotism . Delhi : Pustak Mahal Daradjat, Z. (2002) Psikoterapi Islam. Jakarta: Bulan Bintang Elman, Dave (1964) Hypnotherapy. Glendale : Westwood Publishing Erickson, M.H. & Rossi, E.L. (1981) Experiencing Hypnosis : Theurapeutic Approaches to Altered States. New York: Irvington Publishers
14
Goldberg , Bruce (1997) Secrets of Self Hypnosis. New York : Sterling Publishing Co.Inc Gunawan, A.W. (2006) Hypnotherapy : The Art of Subconscious Structuring. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Gunawan, A.W (2007) email , Monday, July 02, 2007 5:07 PM Subject: RE: Mohon contoh kasus pemanfaatan (utilisasi) ide dan praktik keagamaan klien beragama Islam dalam prkatek Hypnotherapy Hadley, J. & Staudacher, C. (1996) Hypnosis for Change. 3rd Ed. Oakland : New Harbinger Publications Irma, Ade (2003) Perbedaan Kestabilan Emosi Remaja yang Shalatnya Teratur dengan Kestabilan Emosi Remaja yang Shalatnya tidak teratur. Tazkiya: Jurnal Psikologi Berbasis Keilmuan Islam, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2003, h 82-93 Iqball, Muhammad (2003) Dzikrul Maut: Implikasinya terhadap Kesehatan Mental, Skripsi . Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kortschak, Anisah (2007) email July 04, 2007 1:23 AM Subject: Re: Mohon contoh kasus pemanfaatan (utilisasi) ide dan praktik keagamaan klien beragama Islam dalam prkatek Hypnotherapy Krishnamurti (2007) Tip Praktis NLP # 12: Dzikir "Model Terapi Islami Ampuh Dahsyat & Aman " 15 April 2007 Diambil 13 Juli 2007 , dari Portal NLP. Web site : http://www.portalnlp.com/?nlp=DETAIL%2 0ARTIKEL&detail=34&hal=1 McCullough,M.E. , Root,L.M., Tabak,B.A & Witvliet, C. (2006) Forgiveness . Tanpa Kota: Tanpa penerbit McGill, Ormond (1996) The New Encyclopedia of Stage Hypnotism . Wales : Crown House Publishing Limited Milne, G. (2004) Hypnosis and The Art of Self– therapy. New Lanark : Geddes & Grosset Mubarok, Achmad (2007) Kenapa Kita Mesti Berdoa . Diambil 13 Juli 2007 dari Web
Blog Mubarok Institute. Web Site : http://mubarokinstitute.blogspot.com/2006/07/ kenapa-kitamesti-berdoa.html Najati, M.U. (2000) Psikologi dalam Tinjauan Hadits Nabi Sholallahu ‘Alayhi Wasallam. .Jakarta : Aras Pustaka Najati, M.U. (2001) Al Qur’an dan Psikologi.Jakarta : Aras Pustaka Nasir, M.S. (2005) Wudhu yang Sempurna, Sarat Mencapai Inti Dzikir. Nuqthoh : Bacaan Pembuka Hati, No.12 Tahun III, 7-1 Tanpa Pengarang (2004) Zikir , Obat Semua Penyakit; Wawancara dengan dr. Indra Purwa, Nuqthoh; Bacaan Pembuka Hati, No.8, Tahun III, 25-27 Pramono, Gina Adhistie (2003) Hubungan antara Intensitas Dzikir dengan Kematangan Emosi , Skripsi . Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Purwanto, Setiyo (2007) Psikoterapi Doa, dalam http://setiyo.blogspot.com/2007/02/ terapidoa.html diambil pada tanggal 13 Juli 2007 Ronodirdjo, Ronny F (2007) Wawancara pribadi via telepon, 3 Juli 2007 jam 14.00 Sangkan, Abu (2004) Pelatihan Shalat Khusyu : Sholat sebagai Meditasi Tertinggi dalam Islam. Jakarta : Baitul Islam Sharp, K (2007) , Hypnotherapy dalam Encyclopedia of Alternative Medicine . Diambil 13 Juli 2007 dari web site : http://findarticles.com/p/articles/mi_g2603/is _0004/ ai_2603000443 hypnotic state. As of 2000, Streeter, M. (2004) Hypnosis : Secrets of Mind. New York : Barrons Educational Series Tsang, J.A; McCullough,M.E & Fincham, F.D (2006) Longitudinal Association between Forgiveness and Relationship Commitment and Closeness. Journal of Social and Clinical Psychology. Vol 25, No 4, 2006, h 448-472 2001 Residential Hypnosis Certification. Anchor Point
15