ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA TIGA KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI TAHUN 2016 Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dikarenakan masih tingginya angka kesakitan diare yang menimbulkan kematian terutama pada balita. Faktor lingkungan yang buruk dapat menyebabkan seorang balita terkena diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografi dan faktor lingkungan dengan kejadian diare pada anak balita di Desa Tiga Kecamatan Susut Bangli. Metode penelitian menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita yang menderita diare yaitu sebanyak 96 dan ibu yang mempunyai balita yang tidak menderita diare sebanyak 96 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan exhaustive sampling. Analisis statistik menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Hasil akhir uji multivariat menunjukkan ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu (p=0,020), kebiasaan membuang tinja balita (p=0,00) dengan angka kejadian diare pada balita di desa Tiga, namun tidak terdapat hubungan antara umur ibu (p=0,592) sumber air minum (p=0,237),jenis tempat pembuangan tinja (p=0,999), kebiasaan cuci tangan keluarga (p=0,067) ,penyediaan air minum keluarga (p=0,597), dan kebiasaan anggota keluarga BAB (p=0,999) dengan kejadian diare pada balita di Desa Tiga Kecamatan Susut Kabupaten Bangli. Disarankan pada petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang pola hidup sehat dan kebiasaan buang tinja balita yang benar. Kata kunci : Diare, Balita, Faktor lingkungan, Faktor sosiodemografi.
ABSTRACT THE
CORRELATION
BETWEEN
FACTORS
SOCIODEMOGRAPHY
AND
ENVIRONMENT FACTORS WITH DIARRHEA HAPPEN AT CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD IN TIGA, SUSUT, BANGLI IN 2016. The diarrhea disease is one of health problem in Indonesian, this problem is caused the level of this sickness still high to cause death especially at the children under five years old. The worse of environment factors can make a children under five years old has diarrhea. The aim of this research was to know the relationship between the sociodemography factors and environment factors with diarrhea case at children under five years old in Tiga, Susut, Bangli. The method of this research was observation with cross sectional approach. The sample of this research were 96 mothers who have children under five years old to suffer diarrhea and 96 mothers who have children under five years old did not suffer . The technique of sampling was exhaustive sampling. Statistic analyzed used chi square test and logistic regression. The result of this research showed there was relationship between education level of mother (p = 0,020), habit waste the feces children under five years old (p=0,00) , but there was no relationship between age of mother (p=0,592) , water resources (p=0,237), the kind of latrine (p=0,999), the habbit of family member wash hand (p=0,067), the source of water consumtion(p=0,597), the habit of family defecation (p=0,999) with case of diarrhea at children under five years old in Tiga, Susut, Bangli. Based on the result is suggested to health official to give a counseling to public, about using healthy life habit and feces waste habit. Key word : Environment factors, sociodemography factors, diarrhea, children under five years old.
RINGKASAN Hubungan Faktor Sosiodemografi dan Faktor Lingkungan terhadap kejadian Diare pada Balita di Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli tahun 2016. I Kadek Rai Suardita Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Universita Udayana. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang tinggi terutama pada anak umur 1 sampai 4 tahun, yang memerlukan penatalaksanaan yang tepat dan memadai. World Health Organization (WHO)memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun (Adisasmito, 2007. Di Indonesia secara keseluruhan diperkirakan angka kejadian diare pada balita berkisar 40 juta setahun dengan kematian sebanyak 200.000 sampai dengan 400.000 balita. Faktor sosiodemografi seperti pendidikan ibu, umur ibu, dan jenis pekerjaan sering dikaitkan dengan angka kejadian diare, begitu juga faktor lingkungan seperti sumber air minum, jenis tempat pembuangn tinja, dan jenis lantai rumah. Selain kedua faktor tersebut terdapat juga faktor lain yang berpengaruh seperti pemberian ASI eksklusif, kebiasaan membuang tinja balita dll. Penelitian ini dilakukan di Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, sedangkan waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2016.Total 192 sampel didapat dari penelitian ini, yaitu 96 balita dengan diare, dan 96 balita tidak diare. Data diambil secara langsung dengan mendatangi rumah responden. Hasil analisis yang bertujuan mengetahui hubungan faktor sosiodemografi dan lingkungan terhadap kejadian diare pada balita didapatkan bahwa hanya tingkat pendidikan ibu dan kebiasaan buang tinja balita yang berpengaruh terhadap kejadian diare di desa Tiga.
SUMMARY
The Relationship between Sociodemographic Factor and Environmental Factor with Diarrhea at Children Under Five Years Old in Tiga, Susut, Bangli in 2016.
I Kadek Rai
Suardita Medicine Program, Faculty of Medical Education Suardita Udayana University. Diarrhea in children still a health problem with mortality high mortality expecially in children age 1 to 4 years, which requires right and adequate management . The World Health Organization (WHO) estimates that 4 billion case happened in the World of 2000 and 2.2 million of them dies, a big portion children under age 5 years (Adisasmito, 2007). In Indonesia the diarrhea in children estimated incidence ranged 40 million a year as many as 200,000 until 400,000 die. Sociodemographic factor such as mother education, mother age, and kind of work often associated diarrhea incidence, so also environmental factor such as water sources, kind of latrine, and kind floor of the house. In addition to these two factors are lying the influential factors also as exclusive breast feeding, feces waste habit. Research performed at the Tiga Village, District Susut, Bangli Regency, while time research will be carried out during the month of August 2016. Total 192 samples obtained from Research, ie 96 toddlers WITH diarrhea, and 96 toddlers not diarrhea. Data taken by direct visit their homes. Results of the analysis aims to determine the sociodemographic factors Relations and Environment Against incidence of diarrhea on children under five years old was found that only Education Level of mother and children under five years old faeces discard habits that effect against diarrhea incident in Tiga village.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi elective study dengan judul “Hubungan antara faktor Sosiodemografi dan Faktor Lingkungan dengan kejadian diare pada balita di Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli tahun 2016”, dapat diselesaikan tepat waktu. Dalam penyusunan penelitian ini penulis dibantu banyak pihak. Penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. DR. Dr. Putu Astawa, Sp.OT (K), M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana atas segala fasilitas yang disediakan. 2. Dr. dr. I Bagus Subanada, Sp.A(K) sebagai pembimbing utama atas segala masukan yang bermanfaat dalam penyusunan usulan penelitian. 3. Dr. dr. I Gusti Ayu Putu Eka Pratiwi, M.Kes.,Sp.A sebagai penguji untuk memberikan nasehat dan mendukung penyelesaian usulan penelitian ini. 4. Serta semua pihak yang mendukung terselesainya usulan penelitian ini. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya. Semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Denpasar,
Januari 2017
Penulis
Daftar Isi Halaman Sampul ................................................................................................... i Lembar Persetujuan. ............................................................................................. ii Penetapan Panitia Penguji. .................................................................................... iii Pernyataan Keaslian Karya Tulis. ......................................................................... iv Abstrak. ................................................................................................................. v Abstract ................................................................................................................. vi Ringkasan .............................................................................................................. vii Summary ...................................................................................................viii Kata Pengantar ...................................................................................................... ix Daftar Isi ............................................................................................................... x Daftar Tabel.................................................................................................xiii Daftar Singkatan...........................................................................................xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 6 1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... 6 1.4 Manfaat dan Luaran yang diharapkan .......................................... 7 1.5 Orisinalitas .................................................................................... 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Definisi Diare ................................................................................ 9
2.2 Etiologi Diare ............................................................................... 9 2.3Jenis Diare ..................................................................................... 11 2.4 Gejala Diare ................................................................................ 12 2.5
Epidemiologi Diare .................................................................. 13
2.6 Faktor yang berhubungan dengan diare 2.6.1 Faktor Sosiodemografi..............................................14 2.6.2. Faktor Lingkungan...................................................16 2.6.3 Faktor Perilaku........................................................23 2.6.4 Faktor Genetik ........................................................25
BAB 3 KERANGKA BERFIKIR 3.1 Kerangka Berfikir ....................................................................... 27 3.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 29 3.3 Hipotesis Penelitian ..............................................................30 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................... 31 4.2 Subjek Penelitian ......................................................................... 31 4.3 Lokasi dan Waktu ........................................................................ 31 4.4 Populasi dan Sampel .................................................................... 32 4.5 Variabel Penelitian ....................................................................... 33 4.6 Definisi Operasional Diare .......................................................... 34 4.7 Pengumpulan Data ....................................................................... 44 4.8 Pengolahan Data .......................................................................... 45 4.9 Analisis Data ................................................................................ 45 4.10 Anggaran Biaya Penelitian ........................................................... 48 4.11 Jadwal Kegiatan Penelitian .......................................................... 49 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil analisis Univariat ............................................................... 51
5.2 Hasil analisis Bivariat . ................................................................ 54 5.3 Hasil analisis Multivariat. ............................................................ 60 5.4 Pembahasan .................................................................................. 62 5.5 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 75 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ...................................................................................... 76 6.2 Saran ............................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan Faktor Sosiodemografi........................ .52 Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan Faktor Lingkungan ................................54 Tabel 3. Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Kejadian Diare ............................55 Tabel 4. Hubungan antara Jenis Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Diare.................... 56 Tabel 5. Hubungan antara Umur Ibu dengan Kejadian Diare ....................................56 Tabel 6. Hubungan antara Sumber Air Minum dengan Kejadian Diare.....................57 Tabel 7. Hubungan antara Jenis Pembuangan Tinja dengan Kejadian Diare .............58 Tabel 8. Hubungan antara Jenis Lantai Rumah dengan Kejadian Diare.................... 59 Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Bivariat .......................................................................59 Tabel 10. Karakteristik variabel Perancu ...................................................................60 Tabel 11. Hasil uji Regresi Logistik ...........................................................................61
DAFTAR SINGKATAN ASI
: Air Susu Ibu
Depkes RI
: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Dinkes
: Dinas Kesehatan
DOV
: Definisi Operasional Variabel
PR
: Prevalent Risk
PAM
: Perusahaan Air Minum
PNS
: Pegawai Negeri Sipil
SD
: Sekolah Dasar
SMP
: Sekolah Menengah Pertama
SMA
: Sekolah Menengah Atas
WC
: Water Closet
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Jadwal Penelitian .................................................................................... 48 Lampiran 2 Data Penelitian ........................................................................................ 49
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang tinggi terutama pada anak umur 1 sampai 4 tahun, yang memerlukan penatalaksanaan yang tepat dan memadai. Secara umum penatalaksanaan diare akut ditunjukan untuk mencegah dan mengobati dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, dan gangguan gizi. Untuk memperoleh hasil pengobatan yang optimal, penderita diare harus mendapatkan
pengobatan
yang
rasional.
World
Health
Organization
(WHO)memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun (Adisasmito, 2007), sedangkan United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) memperkirakan bahwa secara global diare menyebabkan kematian satu anak setiap 30 detik dan menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anakanak terserang diare 7 kali setiap tahunnya dibandingkan dengan negara berkembang lainnya yang mengalami serangan diare 3 kali setiap tahunnya (Junanto, 2012). Angka kesakitan diare di Indonesia sendiri dari tahun ke tahun cenderung meningkat pada tahun 2006 jumlah kasus diare sebanyak 10.980 penderita dengan jumlah kematian 277 atau Case Fatality Rate(CFR) 2,52%. Secara keseluruhan diperkirakan angka kejadian diare pada balita berkisar 40 juta setahun dengan kematian sebanyak 200.000 sampai dengan 400.000 balita.Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB
(Kejadian Luar Biasa) diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk, dan perilaku hidup tidak sehat. Jumlah penderita diare tertinggi ada di daerah NTT yakni 2194 jiwa, sedangkan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sebesar 196 jiwa (Depkes RI, 2011). Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah. Hal yang menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit diare pada balita adalah perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan sanitasi lingkungan yang buruk. Diare dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani secara serius karena tubuh balita sebagian besar terdiri dari air dan daging, sehingga bila terjadi diare sangat mudah terkena dehidrasi (Irianto, 1996). Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan, pembuangan tinja yang tidak higienis, kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, serta penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya (Sander, 2005). Banyak faktor yang mempengaruhi angka kejadian diare baik secara tidak langsung maupun langsung dapat menjadi faktor pendorong terjadinya diare. Faktor tidak langsung penyebab diare dibagi menjadi dua yaitu faktor sosiodemografi seperti umur ibu, umur merupakan salah satu variabel terkuat yang dipakai untuk memprediksi perbedaan dalam hal penyakit, kondisi, dan peristiwa kesehatan, dan karena saling diperbandingkan maka kekuatan variabel umur menjadi mudah dilihat, selain itu terdapat juga jenis pekerjaan yang menjadi faktor penyebab secara tidak langsung, pekerjaan seseorang dapat mencerminkan pendapatan, status sosial, pendidikan, status sosial ekonomi, risiko cedera
atau masalah kesehatan dalam suatu kelompok populasi, sedangkan penyebab lain secara tidak langsung adalah faktor genetik seperti kelainan saluran pencernaan konginetal. (Widyastuti, 2005).Penyebab langsungnya terdiri dari faktor lingkungan dan perilaku. Faktor lingkungan dan perilaku sangat berkaitan erat satu dengan yang lainnya seperti agent, penjamu, lingkungan dan perilaku. Faktor penjamu yang menyebabkan meningkatnya kerentanan terhadap diare, diantaranya tidak memberikan Air Susu Ibu (ASI) selama 2 tahun, kurang gizi, penyakit campak, dan imunodefisiensi. Faktor lingkungan yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih (sumber air yang digunakan masyarakat) dan pembuangan tinja, kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia, selain kedua faktor tersebut terdapat juga faktor lingkungan yang lain seperti jenis lantai rumah yang berhubungan dengan tingkat kelembaban lingkungan tempat tinggal masyarakat. Faktor perilaku yang paling dominan seperti; pemberian ASI eksklusif, penggunaan botol susu, kebiasaan cuci tangan, kebiasaan membuang tinja, menggunakan air yang tercemar, menggunakan jamban. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi. (Depkes, 2005) Dari hasil data catatanyang diperoleh dari profil kesehatan dinas kesehatan provinsi Bali tahun 2014 penyakit saluran pencernaan seperti diare masih cukup tinggi ditemukan di Provinsi Bali. Pada tahun 2014 diperkirakan jumlah kasus diare sekitar 87.845 meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 diperkirakan jumlah kasus diare sekitar 86.493 kasus. Sementara kasus diare tertangani sebanyak 69.817 kasus (79,5%) dan angka kesakitan atau morbiditas 214 per 1000 penduduk. (Dinkes Bali, 2015). Pada tahun 2007, di Bali tercatat sebanyak 75.704 kasus diare, 45.727 (60,4%) kasus diare tersebut terjadi pada anak usia dibawah lima tahun.Selain itu diare dan gastroenteritis
merupakan penyakit urutan pertama yang menyebabkan pasien rawat inap dirumah sakit berdasarkan sepuluh peringkat utama pasien rawat inap di rumah sakit di Bali (GustiAyu, 2013), sedangkan di kabupaten Bangli prevalens angka kejadian diare merupakan yang terbanyak kedua di Bali setelah kabupaten Buleleng yaitu sebanyak 6,5%, diatas rerata prevalensi yang terjadi di Provinsi Bali 5,2%. Prevalens diare berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan, gejala kelompok umur tertinggi yaitu <1 tahun (16,8%), 1-4 tahun (15,7%), >75 tahun (9,8%). Berdasarkan tingkat pendidikan bervariasi tertinggi angka kejadiannya adalah dengan ibu rumah tangga atau orangtua dengan pendidikan rendah, sedangkan kejadian di daerah pedesaan angka kejadiannya lebih tinggi daripada daerah perkotaan. (Dinkes Bali, 2016). Kabupaten Bangli sendiri terbagi menjadi 4 kecamatan dan salah satunya adalah Kecamatan Susut. Berdasarkan Puskesmas Susut I yang terletak di Kecamatan Susut Kabupaten Bangli jugamenghadapi masalah yang sama. Diare dilaporkan dari puskesmas ini masuk dalamsepuluh penyakit terbanyak dan dari tahun ke tahun jumlah kasusnya cenderungmeningkat. Tahun 2007-2009, jumlah penderita diare meningkat dari 308 kasustahun 2007, 350 kasus tahun 2008, dan 498 kasus pada tahun 2009.Apabila
dianalisis
berdasarkan
kelompok
umur
distribusi
kasus
Diare
yangdilaporkan dari Puskesmas Susut I selama tahun 2009 sampai dengan bulan April2010, nampak kasus kejadian diare terbanyak diderita oleh kelompok Balita. Dari 5 desa di wilayah kerja Puskesmas Susut I, Desa Tiga menempati urutanpertama jumlah kasus diare yaitu 251 atau 37,8% dari total 663 kasus yang tercatatdi Puskesmas ini tahun 2009 – April 2010. Desa Tiga terletak di ketinggian 775 meter diatas permukaan laut dengan luas wilayah 10,90 km2. DesaTiga terdiri dari 9 dusun antara lain Dusun Pukuh, Malet Tengah, Malet KutaMesir, Kayuambua, Linjong, Tiga Kangin, Temaga, Buungan. Jumlah pendudukDesa Tiga sebanyak 5.941 yang terdiri dari 3.093 penduduk laki-laki dan 2.848orang perempuan. Penduduk Desa Tiga terbagi dalam 1.604 kepala keluarga
(KK),dengan jumlah penduduk usia balita sebanyak 526 orang. Adapun jumlah KK yang memiliki balita sebanyak 449 KK.( Puskesmas Susut I, 2011) Berdasarkan hasil penelitian Yulisa (2008), diketahui bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan, sumber air minum, kualitas fisik air minum, jenis jamban keluarga, jenis lantai rumah serta tidak ada pengaruh jenis pekerjaan dengan kejadian diare pada anak balita, sedangkan hasil penelitian Irianto, dkk (1996), diketahui bahwa faktor sosiodemografi yang mempengaruhi kejadian diare pada balita yaitu pendidikan orangtua, pekerjaan ibu dan umur anak merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi kejadian diare pada balita, sedangkan umur ibu tidak berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai faktor sosiodemografi dan faktor lingkungan yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak balita di Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan kejadian diare
pada
balita ? 1.2.2 Apakah pekerjaan ibu berhubungan dengan kejadian diare pada balita ? 1.2.3 Apakah umur ibu berhubungan dengan kejadian diare pada balita ? 1.2.4 Apakah sumber air minum yang dikonsumsi berhubungan dengan kejadian diare pada balita ? 1.2.5 Apakah jenis tempat pembuangan tinja berhubungan dengan kejadian diare pada balita ? 1.2.6 Apakah jenis lantai rumah berhubungan dengan kejadian diare pada balita ?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
yang ingin dicapai dalam penelitian adalah
untuk
membuktikanbahwa terdapat hubungan antara faktor sosiodemografidan faktor
lingkungan terhadap angka kejadian diare pada balitadi Desa Tiga , Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. 1.3.2
Tujuan Khusus yang ingin dicapai adalah : 1. Untuk membuktikanbahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan angka kejadian diare pada balita. 2. Untuk membuktikanbahwa terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan angka kejadian diare pada balita. 3. Untuk membuktikanbahwa terdapat hubungan antara umur ibu dengan angka kejadian diare pada balita. 4. Untuk membuktikanbahwa terdapat hubungan antara sumber air minum yang dikonsumsi dengan angka kejadian diare pada balita. 5. Untuk membuktikanbahwa terdapat hubungan antara jenis tempat pembuangan tinja dengan angka kejadian diare pada balita. 6. Untuk membuktikanbahwa terdapat hubungan antara jenis lantai rumah dengan angka kejadian diare pada balita.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini adalah : 1.4.1 Manfaat Akademik Memberikan masukan bahwa terdapat hubungan antara faktor sosiodemografi dan faktor lingkungan terhadap angka kejadian diare pada balitadi Desa Tiga , Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. 1.4.2 Manfaat Pelayanan Kesehatan Penelitian ini dapat dijadikan referensi terbaru mengenai hubungan antara faktor sosiodemografi dan lingkungan terhadap angka kejadian diare pada balita di Desa Tiga, sehingga stakeholder kesehatan di daerah tersebut bisa bertindak sesuai hasil penelitian. 1.4.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memperkaya khazanah medis Indonesia dan dapat dijadikan data dasar dan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lain, sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan di komunitas. 1.5 Orisinalitas Belum
pernah
dilakukan
penelitian
tentang
hubungan
antara
faktor
sosiodemografi dan lingkunagn terhadap angka kejadian diare pada balita di Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Pada penelitian tersebut,masyarakat nantinya akan ditanya atau diminta untuk menjawab kuisioner mengenai diare. Setelah kuisioner terjawab dan terkumpul akan dianalisa dengan metode yang telah ditentukan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografi dan lingkungan terhadap angka kejadian diare pada balita di daerah tersebut.