Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR
KARAKTER RUMAH PRODUKTIF DARI KETURUNAN ETNIS CINA DI PEKALONGAN, JAWA TENGAH (The Character ter of Productive House of Chinese Ethnic Decendants in Pekalongan, Central Java) 1
1
2
3
Etty R Kridarso , Uras Siahaan , Rumiati R Tobing 2 Universitas Trisakti-Jakarta; Universtas Kristen Indonesia Indonesia-Jakarta; 3 Universtias Katolik Parahyangan Parahyangan-Bandung e-mail:
[email protected]
Abstrak Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai berbagai kekayaan alam dan budaya.Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia menjadi komoditas yang menarik bagi para pedagang dari mancanegara.Pedagang dari Cina, Arab dan Eropa menjadikan enjadikan Indonesia sebagai tujuan dagang. Selain aktivitas berdagang yang dilakukan oleh pendatang dari Cina, Arab dan Eropa; mereka bersosialisasi dan tinggal untuk sementara waktu di Indonesia, sambil menunggu arah angin yang akan membawa mereka kembali kenegaranya. Sosialisasi dalam kegiatan berlanjut dengan adanya pernikahan yang dilakukan oleh pendatang dengan penduduk asli. Hal ini menjadikan penduduk yang ada di Indonesia, terdiri dari etnis keturunan cina, keturunanarab dan keturunan orang eropa.P eropa.Pekalongan sebagai salah satu kota di Pantai Utara Pulau Jawa memiliki pelabuhan, sehingga menjadi salah satu kota tujuan dagang. Aktivitas dagang yang telah berlangsung sejak abad 13, menjadikan penduduk Pekalongan terdiri dari penduduk asli, penduduk keturunan urunan Cina dan penduduk keturunan Arab.Permukiman penduduk yang terbentuk di Kota Pekalongan terbagi menjadi wilayah yang sesuai dengan etnis penghuninya, dimana dikenal dengan adanya daerah Pecinan (Sampangan) dan Kampung Arab (Sugihwaras).Pekalongan mem mempunyai produk unggulan berupa batik. Produk batik merupakan bagian dari usaha masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Aktivitas ini ada yang dilakukan dirumah, sehingga rumah mempunyai fungsi sebagai hunian dan sebagai tempat untuk mencari nafkah.Rumah mah dengan dua fungsi tersebut dikenal sebagai Rumah Produktif.Melalui observasi dengan metode kualitatif dilengkapi dengan data berupa pengamatan visual, rekaman visual, wawancara, serta data literatur; dapat dideskripsikan karakter Rumah Produktif dari K Keturunan Etnis Cina. Hasil yang ditemukan adalah Rumah Produktif keturunan etnis cina mempunyai ciri khas.Deskripsi dari hasil yang ditemukan diharapkan dapat menjadi referensi pada kondisi sejenis. Kata kunci : karakter, keturunan etnis cina, Rumah Produ Produktif Abstract Indonesia is an archipelago rich of natural resources and cultures. The resources are of interest to foreign traders, such as the Chinese, Europeans, and Arabics who made Indonesia as the trading destination. In addition to trading activitie activities carried out by these merchants; they also socialized and lived for some time in Indonesia before going back to their respective countries. That activities continued with the inter-ethnic ethnic marriages between these migrants and the indigenous people, which made Indonesia as a melting-pot pot of ethnic Chinese, Arabic, and European descents. A good example of this is Pekalongan, a city in the North Coast of Java
JURUSAN ARSITEKTUR FTSP - UNIVERSITAS TRISAKTI
290
th
which has a port as good destination for trading purposes since the 13 century. Settlement areas formed ed in Pekalongan are divided into areas according to ethnic inhabitants, which are known as the Chinatown (Sampangan) and Kampung Arab (Sugihwaras). Pekalongan is also known as the place of qualified and superior batik production. Batik productions are par part of community efforts to fullfil their financial needs which can be done in their houses. Therefore, the households can be functioned as a place for living as well as a place for earning. The kind of this double-function function house is called a productive hous house. This is a qualitative study in nature in which data gathered by visual observations, visual recordings, interviews, as well as literature study. The result shows that the productive houses have depicted the character of ethnic Chinese descentdents. It iishoped that the findings can be used as a reference in analyzing the similar phenomenon. Keywords:: Character, The Chinese ethnicity, Productive house. PENDAHULUAN Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia selain sandang dan pangan.Secara fisik, rumah merupakan pakan bangunan yang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas, tengah dan bawah.Bagian atas merupakan penutup atap, bagian tengah merupakan tempat untuk melakukan aktivitas dan bagian bawah merupakan pondasi sebagai landasan tempat berdirinya bangunan.Selain lain kondisi fisik, rumah tinggal mempunyai fungsi yang bersifat multi dimensi (Johan Silas, 2010). Fungsi dari suatu rumah adalah : sebagai tempat tinggal dan tempat mengembangkan diri setiap pribadi yang menghuninya, sebagai aset yang mempunyai nilai ekonomi nomi dan non ekonomi dan sebagai tempat untuk bekerja atau mencari nafkah. Rumah yang digunakan untuk bekerja dan mencari nafkah disebut sebagai rumah produktif.Rumah produktif mempunyai kekhususan pada beberapa hal, baik secara fisik ataupun secara aktivitas tas yang berlangsung.Kekhususan pada rumah produktif dipengaruhi oleh penghuni, sehingga karakter etnis dari penghuni menjadi perhatian pada pengamatan ini, khususnya etnis keturunan cina. RUMAH PRODUKTIF Rumah yang digunakan sebagai hunian dan sebagai ttempat untuk mencari nafkah/bekerja/usaha/melakukan aktivitas ekonomi disebut sebagai rumah produktif. Jenis aktivitas ekonomi yang dilakukan dirumah produktif antara lain : produksi atau pengadaan atau membuat suatu produk tertentu; melakukan penjualan pro produk dapat disebut juga sebagai distribusi produk; dan usaha dalam bidang jasa. Rumah produktif mempunyai tiga tipe zona perbandingan ruang yang digunakan untuk rumah tinggal/hunian dengan yang digunakan untuk aktivitas ekonomi (Silas, Johan, 2000 : 233) ya yaitu : 1. Tipe campuran, dimana rumah tinggal menjadi satu dengan ruang usaha; rumah tinggal menjadi fungsi yang utama. 2. Tipe berimbang, rumah dipisahkan dengan tempat kerja/aktivitas ekonomi pada bangunan yang sama; dalam hal ini ada kepentingan yang sa sama antara rumah sebagai hunian dan rumah sebagai tempat bekerja. 3. Tipe terpisah, pada tipe ini, tempat kerja merupakan hal yang dominan; tempat tinggal diletakkan pada bagian depan atau belakang bahkan terkadang pemilik tinggal ditempat terpisah dan ruma rumah tersebut digunakan oleh pekerja. Rumah Produktif, selain dilihat dari proporsi kegiatan yang terjadi, dapat juga dilihat dari proses produksi yang dilakukan. Berdasarkan proses produksi yang dilakukan, Johan Silas (dalam Osman, Wiwik W dan Amin, Samsudin 2012) membagi menjadi 3 unsur, yaitu : (1)Penyiapan dan Penyimpanan bahan baku. (2) Proses produksi dan (3) Penyimpanan hasil produksi. Rumah sebagai tempat untuk hunian dan tempat untuk melakukan aktivitas
JURUSAN ARSITEKTUR FTSP - UNIVERSITAS TRISAKTI
291
Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR ekonomi membutuhkan tiga macam pengelolaan (Sila (Silas , Johan 2000 : 270-272), terutama dalam hal : 1. Pengelolaan tempat/ruang, kemungkinan ada ruang yang dipakai bersama untuk kebutuhan rumah tinggal dan kebutuhan aktivitas ekonomi. 2. Pengelolaan waktu, waktu kerja sangat fleksibel, tergantung jenis akti aktivitas ekonomi yang terjadi pada rumah produktif. 3. Pengelolaan tenaga kerja, erat kaitannya dengan pengelolaan waktu; apabila menggunakan tenaga kerja/karyawan bukan anggota keluarga, maka waktu kerja yang ditetapkan sesuai dengan aturan yang berlaku yait yaitu delapan jam perhari; bila tenaga kerja merupakan anggota keluarga, maka waktu kerja menyesuaikan dengan peran sebagai anggota keluarga. Selain adanya pengelolaan pada ruang, waktu dan tenaga kerja; penghuni mempunyai cara untuk menyikapi kondisi rumahnya yaitu : 1. Melakukan perubahan atau penambahan ruang pada rumahnya; hal ini disebut sebagai housing adjustment. 2. Penghuni menyesuaikan dengan kondisi rumah yang ada; hal ini disebut sebagai sebagaihousing adaptation. Berikut adalah diagram mengenai rumah dan ru rumah produktif :
Sebagai tempat tinggal Rumah (Keb. Dasar Manusia)
Sebagai tempat bekerja
Pengelolaan : 1. Tempat / Ruang 2. Waktu 3. Tenaga Kerja
Rumah Produktif
Sebagai aset nilai ekonomi & non ekonomi
Ciri-ciri : 1. Tipe Campuran 2. Tipe Seimbang 3. Tipe Terpisah Proses : - Penyiapan & simpan bahan baku - Proses produksi - Penyimpanan hasil - Distribusi hasil
Gambar 1.. Diagram Deskripsi Rumah produktif (Sumber : diolah penulis dari berbagai sumber, Mei 2015)
Penambahan fungsi pada rumah untuk melakukan aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh beberapa rumah pada suatu lingkungan, gan, dapat membentuk ikon kota, seperti daerah Wijilan di Jogjakarta yang dikenal dengan lokasi penjualan gudeg, makanan khas Jogyakarta (gambar 2.6). Kondisi demikian banyak ditemui di kota kota-kota di Indonesia, dimana masingmasing daerah mencoba untuk memperkenalkan perkenalkan produk lokal berupa makanan khas daerah; selain di Jogjakarta, kondisi sejenis ditemui juga di kota Brebes, Jawa Tengah yang dikenal dengan produk telur asin. Produk telur asin yang berkembang di Brebes diawali oleh usaha yang dilakukan untuk membuat embuat hasil produksi telur bebek dapat bertahan lebih lama dan usaha ini diikuti oleh warga masyarakat dan akhirnya menjadi produk lokal yang menjadi ikon kota Brebes.
JURUSAN ARSITEKTUR FTSP - UNIVERSITAS TRISAKTI
292
Gambar 2. Kawasan Penjual Gudeg di Wijilan Jogyakarta (Sumber : Dokumentasi Pribad Pribadi, Mei 2013)
Contoh diatas merupakan produk lokal dalam bentuk makanan ataupun non makanan yang menjadi ikon kota dan terkadang menjadi produk untuk buah tangan/oleh tangan/oleh-oleh. KARAKTER ETNIS KETURUNAN CINA Karakter berasal dari bahasa Yunani ‘charassein’ dan ‘kharax’ yang mempunyai pengertian sebagai ‘tools formaking’ atau ‘to engrave’ engrave’. Bila diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia, mempunyai pengertian : ‘mengukir’, bila dikaitkan dengan karakter, ‘mengukir’ mempunyai arti kiasan yang bermakna ‘sesuatu yang m memberi tanda’. Kata ‘karakter’ tersebut kemudian digunakan dalam Bahasa Perancis ‘caracter’ dan dalam Bahasa Inggris ‘character’ (Alfred, John dalam Afandi, Rifki : 2011). Manusia diciptakan dengan kesempurnaan yang dimilikinya berupa fisik dan akal budi. Ciri fisik dan tindakan setiap manusia mempunyai kekhususan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Kekhususan ini merupakan karakter yang dimiliki oleh setiap manusia. Karakter manusia dalam ilmu psikologi dapat terbentuk melalui dua cara, yang pertam pertama adalah berdasarkan keturunan atau gen dan yang kedua berdasarkan pengaruh sosial dan budaya dalam bentuk nilai, norma dan moral. Karakter manusia, dalam khasanah antropologi tidak dapat lepas dari budaya.Budaya berasal dari bahasa sansekerta buddhayah, b bentuk jamak dari budhi yang artinya ‘akal’.Makna dari budaya dapat disebut sebagai suatu tindakan yang dilandasi oleh akal/pikiran (Koentjaraningrat, 2009). Menurut Koentjaraningrat, wujud dari suatu budaya terdiri dari 3, yaitu (1) nilai/norma/ide yang si sifatnya abstrak, (2) aktivitas, yang sifatnya nyata dan (3) artefak yang sifatnya nyata dan teraba. Etnis adalah hal yang mempunyai nilai nilai-nilai budaya yang mampu berkembang dan bertahan atau suatu sistem kemasyarakatan yang mempunyai kebudayaan sendiri, kar karena mereka berasal dari satu keturunan (Mansur 2000, dalam Bulkia, Aulia Ayu Riandini, 2012).Secara fisik, karakter keturunan etnis cina dapat diketahui dari wajah yang khas, yaitu bentuk mata dan warna kulit. Secara non fisik, karakter etnis keturunan cin cina dapat diketahui dari unsur kebudayaan : (1) norma/nilai yang dianut adalah Khong Hu Chu , yaitu ajaran mengenai falsafah hidup yang beriman dan senantiasa dalam kebajikan. (2) aktivitas, dibedakan menjadi empat yaitu aktivitas religi/keagamaan, aktivitas rumah tangga, aktivitas sosial kemasyarakatan dan aktivitas mencari nafkah; sejak kedatangan bangsa cina ke Indonesia, aktivitas mencari nafkah yang utama adalah berdagang. (3) dalam bentuk artefak, produk yang terlihat nyata berupa tempat ibadah dan rum rumah (rumah tinggal dan rumah produktif).
JURUSAN ARSITEKTUR FTSP - UNIVERSITAS TRISAKTI
293
Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR
Karakter Etnis Keturunan Cina di, Pekalongan
Fisik Bagian waja wajah, terutama pada mata Bagian kulit tubuh Non Fisik (lingkungan dan budaya) - Norma/nilai : ajaran agama Khonghucu (Tian/Hub dgn Maha Pencipta; Xing/jati diri; Ren/perikemanusiaan) - Aktivitas : religi, berhuni, sosial kemasyarakatan dan mencari nafkah/bekerja - Artefak : tempat ibadah, rumah tinggal, rumah produktif
Gambar 2. Karakter Etnis Keturunan Cina di Pekalongan (Sumber : hasil pengolahan data)
RUMAH PRODUKTIF KETURUNAN ETNIS CINA DI PEKALONGAN Pekalongan merupakan kota pelabuhan yang terletak di pantai utara Pulau Jawa, tepatnya diantara Kota Cirebon dan Kota Semarang. Secara administratif, Pekalongan dibagi menjadi empat wilayah yaitu Pekalongan Utara, Timur, Selatan dan Barat.Semboyan Kota Pekalongan dan produk yang dihasilkan dari Pekalongan adalah B Batik, sehingga Rumah Produktif yang menjadi unit pengamatan adalah yang berhubungan dengan produk batik dan terletak di Pekalongan Timur (pusat kegiatan ditengah kota)
Pekalongan Timur
Gambar 3. Peta Pekalongan Timur Sumber :pekalongankota.or.id – diunduh 160715 160715; google maps - diunduh 28072015;
Pengamatan dilakukan pada lima buah rumah produktif, yaitu :(1)Batik Kresna, terletak dideretan pertokoan, rumah tinggal dan tempat bekerja mempunyai satu pintu masuk, tidak melakukan proses produksi, jam kerja mempunyai waktu tertentu. (2) Batik Warna Indah,terletak dideretan pertokoan, rumah tinggal karyawan dan tempat bekerja mempunyai satu pintu masuk, tidak melakukan proses produksi, jam kerja mempunyai waktu terte tertentu. (3) Batik Mukti, terletak bebas pada kavling tertentu,rumah tinggal dan tempat bekerja mempunyai pintu masuk yang berbeda, tidak melakukan proses produksi, jam kerja mempunyai waktu tertentu. (4)Batik Jong, terletak bebas pada kavling tertentu, rumah tinggal dan tempat bekerja mempunyai tempat yang berbeda, tidak melakukan proses produksi, jam
JURUSAN ARSITEKTUR FTSP - UNIVERSITAS TRISAKTI
294
kerja mempunyai waktu tertentu. (5) Batik Unggul Jaya, terletak bebas pada kavling tertentu, rumah tinggal dan tempat bekerja mempunyai tempat yang berbeda, mel melakukan proses produksi sampai distribusi, jam kerja mempunyai waktu tertentu. Kelima rumah produktif mempunyai perbedaan dan persamaan. Untuk mempermudah melihat perbedaan dan persamaan, berikut disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 1. Rumah Produktif da dari Keturunan Etnis Cina Rumah Produktif
Zona Rumah Produktif
Batik Kresna
Hunian
Tipe Rumah Produktif Campuran
Proses Pada Rumah Produktif Distribusi
Pengelolaan Rumah Produktif
Campuran
Distribusi
Ruang, Waktu & tenaga kerja
Seimbang
Distribusi
Ruang, Waktu & tenaga kerja
Terpisah
Distribusi
Ruang, Waktu & tenaga kerja
Terpisah
Produksi Distribusi
Ruang, Waktu & tenaga kerja
Kerja
1
Batik Indah
Warna
Hunian
Kerja
2
Batik Mukti Hunian
Kerja
3
Batik Jong Kerja
Hunian
4
Batik Jaya
Unggul Kerja
Hunian
s/d
Ruang, Waktu & tenaga kerja
5
Sumber : hasil pengolahan d data
JURUSAN ARSITEKTUR FTSP - UNIVERSITAS TRISAKTI
295
Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR
Gambar 5. Batik Warna Indah, Batik Kresna, Batik Unggul Jaya Sumber : dokumentasi pribadi
KESIMPULAN Rumah Produktif dari keturunan etnis cina, mempunyai tipe yang beragam, yaitu campuran, seimbang dan terpisah.Kondisi demikian karena berkait berkaitan dengan lokasinya, yaitu dalam deretan pertokoan atau terletak bebas pada kavling tertentu. Lokasi rumah produktif pada pusat kota, sehingga harga tanah relatif mahal, serta luasan terbatas; dengan demikian proses produksi tidak dilakukan dipusat kota. D Dalam hal pengelolaan ruang, waktu dan tenaga kerja, keturunan etnis cina menetapkannya secara tertib, kemungkinan karena berdagang merupakan mata pencaharian utama sehingga memerlukan pengelolaan yang baik. Daftar Pustaka Afandi, Rifki (2011); Jurnal Pedagogia dagogia Vol 1, No 1, Desember 2011; Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Bulkia, Aulia Ayu Riandini (2012), Pola Pergerakan Masyarakat Etnis Arab di Surakarta, Studi Kasus : Kecamatan Pasar Kliwon, Skripsi Program Sarjana S Strata 1, Geografi – Universitas Indonesia, Depok Groat, L. And David Wang. (2012). Architectural Research Methods Methods. New York: John Wiley & Sons, Inc. Koentjaraningrat (2009), Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta Osman, Wiwik Wahidah; Amin, Samsudin udin (2012) Prosiding : Rumah produktif sebagai tempat tinggal dan tempat bekerja di Permukiman Pengrajin Emas (Pola Pemanfaatan Ruang Pada Usaha Rumah Tangga). Salura, Purnama (2003), Dinamika Perubahan Konsep Bentuk dan Makna Arsitektur Pada Masyarakat Sunda unda Di Kampung Dukuh, Kampung Ciherang, Kampung Palasah, Disertasi Program Studi Arsitektur, Institut Teknologi Bandung Setiawan B, Hariadi. (2014) Arsitektur, Lingkungan dan Perilaku, Pengantar Teori, metodologi dan Aplikasi,, Gadjah Mada University Pres Press, Jogyakarta Silas, Johan dan Rekan (2000), Rumah Produktif dalam Dimensi Tradisional dan Pemberdayaan, UPT Penerbitan Institut Teknologi Surabaya Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta, Bandung http://digilib.uin-suka.ac.id/1332/
JURUSAN ARSITEKTUR FTSP - UNIVERSITAS TRISAKTI
296