ABSTRAK IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK JALAN NASIONAL UNTUK PENGELOLAAN JALAN DENGAN PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT DI INDONESIA Oleh Reza Ernanda NIM : 15008007 (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil) Kerusakan Jalan Nasional di Indonesia merupakan permasalahan rutin yang harus dihadapi pemerintah setiap tahun. Program pemeliharaan jalan yang dilakukan selama ini tidak mampu menyelesaikan masalah kerusakan konstruksi jalan yang lebih cepat dari umur rencana. Dari permasalahan ini timbul sebuah bentuk kontrak baru untuk pengelolaan jalan yang sudah diterapkan di berbagai negara maju seperti Kanada, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia yaitu dengan menerapkan Performance Based Contract (PBC). Meskipun PBC mempunyai banyak keunggulan namun masih dirasakan masih sulit untuk dapat diterapkan di Indonesia. Hal-hal yang menjadi hambatan dalam penerapan PBC di Jalan Nasional Indonesia seperti masih terjadinya praktek overloading kendaraan angkutan barang, tingkat lintas harian rata-rata yang tinggi, terjadinya mal-praktek pada pemeliharaan jalan nasional, dan masih buruknya kondisi drainase. Masalah overloading dan lintas harian rata-rata yang tinggi di berbagai ruas jalan nasional menjadi perhatian khusus pada studi penelitian ini karena kedua hal tersebut merupakan penyebab penurunan daya tahan perkerasan jalan yang menyebabkan kondisi jalan tidak dapat bertahan dengan baik dalam waktu yang lama. Pada studi ini ditinjau jalan nasional yang berpotensi dikelola dengan penerapan PBC tanpa berisiko overloading dan lintas harian rata-rata yang tinggi yang karena jika hal-hal tersebut masih belum dapat diatasi akan menjadi risiko yang besar bagi keberlangsungan penerapan PBC di Indonesia. Pada studi ini diambil empat sampel dari berbagai jalan nasional yang mempunyai karakteristik tersendiri. Jalan-jalan tersebut adalah: Jalan Sewo-Lohbener Provinsi Jawa Barat, Jalan Sp Labuan-Cibaliung Provinsi Banten, Jalan Simpang Negara-Batas Kota Sumbawa Besar Provinsi NTB, dan Jalan Labuhan Bajo-Maltawar Provinsi NTT. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu: data sekunder dan studi literatur. Studi literatur didapatkan dengan cara kajian pustaka dari berbagai sumber seperti penelitian terdahulu, buku-buku mengenai PBC, dan internet. Data ini digunakan untuk mengetahui bagaimana implementasi yang sesuai untuk menerapkan PBC di Indonesia.Data sekunder berkaitan dengan kinerja perkerasan Jalan Nasional yang diteliti. Data-data sekunder pada penelitian ini adalah sebagai berikut: arus lalu lintas pada ruas jalan (LHRT), data jenis dan dimensi kendaraan yang melewati ruas jalan, kondisi jalan yang masuk dalam penelitian (IRI dan SNC), dan beban muatan kendaraan (Ton). Dari data sekunder yang didapat, dibuat sebuah simulasi pemeliharaan jalan yang menunjukkan tingkat kondisi jalan yang diteliti yang dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti: muatan kendaraan setiap golongan yang melintasi ruas jalan, jumlah Lintas Harian RataRata Tahunan (LHRT), tingkat pertumbuhan LHRT, nilai International Roughness Index (IRI), nilai structural number capacity (SNC). Dari data muatan kendaraan aktual dan tingkat LHRT dapat dihitung jumlah CESAL (cumulative equivalent standard axial load) pada jalan yang
diteliti. Hasil perhitungan CESAL dan nilai SNC digunakan untuk menghitung nilai IRI prediksi yang menunjukkan kinerja performa perkerasan jalan di masa yang akan datang. Parameter kondisi Jalan Nasional seperti IRI sehingga dapat dilihat perkembangan performa jalan tersebut yang berpotensi diterapkannya pengelolaan jalan berbasis PBC tanpa adanya hambatan seperti angkutan barang yang bermuatan lebih dan tingginya volume kendaraan angkutan barang tersebut. Dari simulasi pemeliharaaan jalan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa potensi penerapan PBC sangat berisiko diimplementasikan untuk jalan nasional yang memiliki masalah overloading dan tingkat lintas harian rata-rata kendaraan yang tinggi. Hal ini dikarenakan masalah tersebut menimbulkan risiko yang terjadi akan sangat tinggi bagi kontraktor dalam menjamin kinerja jalan nasional yang baik dalam waktu yang lama. Dari hasil simulasi pemeliharaan jalan dalam enam tahun ke depan, dapat disimpulkan jalan nasional mana saja yang dapat dikelola dengan PBC. Pengelolaan Jalan Nasional SewoLohbener Jawa Barat, sangat berisiko untuk diterapkan dengan PBC jika tidak dapat mengurangi beban lalu lintas yang melintasinya. Dengan skema beban aktual yang melintasi dan beban berlebih, serta tingkat LHRT yang sangat tinggi, dapat disimpulkan bahwa Jalan Sewo-Lohbener harus mengurangi beban lalu lintasnya terlebih dahulu agar dapat dikelola dengan kondisi jalan yang baik dalam waktu yang lama. Pengelolaan Jalan Nasional Sp Labuan – Cibaliung Banten, dapat diterapkan dengan PBC jika beban aktual yang melintasi dapat dipertahankan. Jika beban yang melintasi ruas tersebut kelebihan muatan sebesar 10% beban izin, maka didapatkan jumlah pemeliharaan berkala sebesar dua kali dalam enam tahun. Dengan kondisi seperti ini, maka kondisi jalan yang baik tidak dapat dapat dicapai dalam lima tahun kedepan sehingga beban berlebih tersebut harus dikurangi agar Jalan Sp Labuan – Cibaliung dapat menyediakan tingkat pelayanan yang baik. Pengelolaan Jalan Nasional Simpang Negara – Batas Kota Sumbawa Besar NTB dan Jalan Nasional Labuhan Bajo – Maltawar NTT, dapat diterapkan dengan PBC karena peristiwa overloading kendaraan tidak terjadi dan minimnya jumlah truk besar yang melintasi jalan tersebut. Dengan demikian, jika pengelolaan Jalan Nasional Labuhan Bajo – Maltawar dilakukan dengan PBC yang bertujuan mempertahankan kondisi jalan yang baik (nilai IRI < 4.5) selama lima tahun, maka akan relatif tidak berisiko bagi Bina Marga dan kontraktor sebagai pelaksana penjamin mutu jalan. Pada simulasi pemeliharaan jalan yang dilakukan, terdapat beberapa asumsi yang harus diperhatikan, yaitu: Beban Kendaraan Rata-Rata yang Didapatkan Beban aktual kendaraan yang didapatkan adalah beban yang terjadi di Jalan Nasional CikampekPamanukan Pantura. Untuk penerapan PBC pada jalan nasional di masa depan, sebaiknya penjaminan muatan izin yang diterapkan pada golongan kendaraan truk berat haruslah dilaksanakan. Hal ini penting untuk diperhatikan karena jika kondisi penjaminan muatan kendaraan di Indonesia masih sulit untuk diterapkan maka kondisi jalan yang baik sulit untuk dicapai di kemudian hari. Ketersediaan Data Historis Jalan Data historis jalan adalah hal penting dalam pertimbangan merencanakan tipe pengelolaan dan penindakan seperti apa yang baik untuk jalan nasional yang akan diperbaiki. Dalam simulasi yang dilakukan pada tugas akhir ini, diterapkan asumsi peningkatan LHRT sebesar 5% per tahun dan nilai SNC sebesar 4,5. Untuk menghasilkan simulasi yang lebih mendekati keadaan yang sebenarnya, sebaiknya Bina Marga mempunyai data histroris untuk besar peningkatan LHRT
setiap tahunnya dan nilai SNC perkerasan jalan nasional. Terbatasnya informasi mengenai SNC, peningkatan LHRT, dan data penanganan jalan akan menjadi hambatan bagi kelancaran penerapan PBC di Indonesia. Jika data-data tersebut tersedia, maka dapat diprediksi long-term performance yang akan dicapai sehingga dalam dokumen kontrak dan pelakasanaan teknis jelas dapat diestimasi performance indicator yang akan dicapai dan meminimalisir perselisihan antara owner dan kontraktor di masa yang akan datang. Sebelum pengelolaan jalan nasional ditentukan dengan PBC hendaknya dilakukan beberapa langkah yang tepat, sehingga metode ini akan memberikan hasil yang maksimal. Langkahlangkah yang harus diambil yaitu: Menata lokasi penimbangan kendaraan bermotor dan Mendorong modal split. Industri yang semakin berkembang akan meningkatkan permintaan akan distribusi barang. Penataan ulang lokasi kendaraan bermotor merupakan suatu keharusan apabila efektifitas dan efisiensi pengawasan angkutan barang ingin ditingkatkan untuk mendunkung penerapan PBC. Tulang punggung industri di negara-negara maju adalah angkutan barang dengan kereta api atau kapal laut. Oleh karena itu pemerintah harus mendorong terjadinya penggunaan moda kereta api ataupun kapal laut untuk angkutan barang jarak jauh. Apabila angkutan barang dengan moda rel dan laut dapat dikembangkan, maka beban jalan raya akan berkurang, sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk pergerakan manusia dan barang jarak dekat.
Kata Kunci: Performance Based Contract, International Roughness Index, overloading, lintas harian rata-rata tahunan, jalan nasional, pemeliharaan jalan, structural number capacity, cummulative equivalent standar axial load
ABSTRACT CHARACTERISTICS IDENTIFICATION OF NATIONAL ROAD FOR PERFORMANCE BASED CONTRACT APPLICATION IN INDONESIAN ROAD MANAGEMENT
Reza Ernanda NIM : 15008007 (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil) National road damage in Indonesia is a routine problem that must be faced by the government every year. Road maintenance program is carried out so far unable to resolve the issue of road construction damage faster than expected age. This problem arises from a new form of contract for the management of roads which called Performance Based Contract (PBC) that have been implemented in many developed countries such as Canada, United States, Britain, and Australia. . Although PBC has many advantages, but still felt difficult to be applied in Indonesia. The things that become obstacles in the implementation of PBC in Indonesia especially for the national road was the practice of overloading of freight vehicles, high average daily traffic, the occurance of mal-practices in the maintenance, and poor drainage conditions. Overloading problem and the average daily traffic is high on many national roads are of particular concern in this research study because these two things give an impact for lower resistance causing pavement road condition can not survive well in the long time. This study reviewed the potential of national roads managed by the application of PBC without the risk of overloading and high average daily traffic because if these things are still not able to overcome will be a risk to the viability of the PBC implementation in Indonesia. In this study four samples taken from various national road that has its own characteristics. The roads are: Jalan Sewo-Lohbener Provinsi Jawa Barat, Jalan Sp Labuan-Cibaliung Provinsi Banten, Jalan Simpang Negara-Batas Kota Sumbawa Besar Provinsi NTB, dan Jalan Labuhan Bajo-Maltawar Provinsi NTT. The data was collected in two ways: secondary data and literature studies. Study literature obtained by literature review from various sources such as previous studies, books on the PBC, and the internet. This data is used to find out how to apply the appropriate implementation of PBC in Indonesia. Secondary data is related to the pavement performance of the National Road which studied. Secondary data in this study are as follows: average annual daily traffic (AADT), data type and dimensions of vehicles passing the road, the road conditions are included in the study (IRI and SNC), and the vehicle payload (Ton). The secondary data which obtained, created a simulation that shows the level of road maintenance road conditions studied are influenced by several aspects such as: cargo vehicles passing every class of road, number of average annual daily traffic (AADT), AADT growth rate, the value International Roughness Index (IRI) and the structural capacity number (SNC). Of the data payload and the actual vehicle AADT can be calculated amount of cumulative equivalent standard axial load (CESAL) on the road under study. CESAL calculation results and the SNC are used to calculate the value of IRI predictions that show the performance of pavement performance in the future. Parameters such as the IRI National Road conditions can be seen that the performance of road development is potentially the implementation of PBC-based road management in the absence of barriers such as
transportation of goods are charged more and the high volume of goods transport vehicles. From the simulations performed maintenance way it can be concluded that the potential application of the PBC is very risky to implement a national road that has traffic problems and the level of overloading vehicle. This is because the issue poses a risk that there will be very high for the contractor to guarantee the good performance of the national road in a long time. From the simulation results of road maintenance in the next six years, it can be concluded that national roads which can be managed by the PBC. Management of National Roads of SewoLohbener National Roads West Java, is very risky to apply the PBC if it can reduce the burden of the cross traffic. With the scheme and the actual load that crosses the overload, and a very high level AADT, it can be concluded that the road Sewo-Lohbener should reduce the traffic load can be managed in order for the road conditions are good in a long time. Management of National Roas Sp Labuan - Cibaliung Banten, can be applied to the PBC if the actual load that crosses can be maintained. If the load across the joint is overloaded by 10% load permits, then the obtained amount of periodic maintenance for two times in six years. With these conditions, it is a good road conditions can not be achieved in five years so that the excess burden must be reduced so that Sp Labuan – Cibaliung road can provide a good level of service. Management of the National Road Simpang Negara–Batas Kota Sumbawa Besar NTB and Labuan Bajo Maltawar NTT, can be applied to the PBC for vehicle overloading events do not occur and the minimum number of trucks crossing the road. Thus, if the management of the National Road Labuan Bajo-Maltawar done with PBC aimed at maintaining the good condition of the road (IRI value <4.5) for five years, it will be relatively no risk for Bina Marga and contractor as the quality assurance. In the simulation of road maintenance applied, there are several assumptions that must be addressed: • Average Vehicle Load Obtained The actual load which applied in this simulation is a load of vehicles obtained in PamanukanCikampek Pantura National Road. For the application of PBC on national roads in the future, government must ensure the load of heavy vehicles in accordance with the permissible loads. It is important to note because if the condition of the heavy vehicle insurance in Indonesia is still difficult to apply, then good road conditions difficult to achieve in the future • Availability of Historical Data Historical data path is important in consideration of the type of management and action plan as to what is good for national roads to be repaired. In the simulations conducted in this thesis, the assumption is applied AADT increased by 5% per year and SNC value of 4.5. For the simulation results closer to the actual circumstances, Bina Marga should have data for the growth rate of AADT historical data and the SNC of national road pavement. The limited information about SNC, growth rate of AADT and road handling data, will become a bottleneck for the implementation of PBC in Indonesia. If these data are available, it can be predicted a long-term performance road to be achieved so that in the contract documents, performance indicators can be estimated clearly to minimize disputes in the future.
Before the management of national roads is determined by the PBC, government should do some proper steps, so this method will provide maximum results. The steps to be taken, i.e.: Setting the location of the weighing of heavy vehicles and encourage modal split. Growing industry will increase the demand for goods distribution. Rearrangement of the location of a heavy vehicle is a necessity because the effectiveness and efficiency of supervision of freight vehicle transport will support the PBC implementation. The backbone of industry in developed countries is transportation of goods by rail or ship. Therefore, the government should encourage the use of modes of rail or ship to transport goods over long distances. If the transportation of goods by rail and sea modes can be developed, then the burden of national roads will be reduced, so that it can be utilized to the maximum extent possible for the movement of people and goods at close range.
Keywords: Performance Based Contract, International Roughness Index, overloading, annual average daily traffic, national road, road maintenance, structural number capacity, cummulative equivalent standar axial load