STUDI KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai Markus Branly Siregar1, Irwan S Sembiring2 1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email :
[email protected]
2
Staff pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
ABSTRAK Profil keselamatan jalan suatu wilayah dapat digambarkan melalui jumlah kecelakaan yang ada di dalam wilayahnya. Untuk meninjau nilai keselamatan itu perlu dilakukan pemahaman terhadap karakteristik kecelakaan. Penelitian ini membahas kecelakaan yang terjadi di Kabupaten Serdang Bedagai dengan tujuan penelitian untuk menentukan karakteristik kecelakaan, menentukan lokasi rawan kecelakaan (Black Spot) dan biaya kecelakaan yang ditimbulkan. Dalam menganalisis tujuan, tahapan yang dilakukan yaitu melakukan analisa karakteristik kecelakaan dengan metode karakteristik, menentukan black spot dengan metode frekuensi dan tingkat kecelakaan yang dibandingkan dengan metode Upper Control Limit, serta biaya kecelakaan dengan metode Human Capital. Black Spot merupakan daerah yang memiliki angka kecelakaan, resiko kecelakaan, dan potensi kecelakaan tertinggi. Tingkat kecelakaan merupakan angka kecelakaan lalu lintas yang dibandingkan dengan volume lalu lintas dan panjang ruas jalan. Data yang digunakan merupakan data kecelakaan yang diperoleh dari Polres Serdang Bedagai dan terjadi di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2009 sampai 2011. Berdasarkan analisis karakteristik, kecelakaan dominan terjadi pada hari sabtu (16,31%) pada pukul 12.00-18.00 (30,94%), tipe tabrakan didominasi oleh tabrakan massal (69,71%) dengan pengguna jalan sepeda motor (54,10%), korban yang terlibat dalam kecelakaan didominasi oleh lakilaki (89,66%) dengan usia 16-20 tahun (18,79%). Hasil analisa black spot berada pada stationing 34+00 s/d 35+00, 45+00 s/d 46+00, dan 62+00 s/d 63+00. Biaya kecelakaan yang ditimbulkan oleh kecelakaan fatal sebesar Rp. 146.811.760.524,00, kecelakaan berat Rp. 5.104.375.666,00, kecelakaan ringan Rp. 18.156.672.641,00, kerugian harta benda Rp. 2.144.900.000,00. Keyword : karakteristik, kecelakaan, black spot.
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jalan sebagai prasarana yang direncanakan oleh pemerintah sudah selayaknya direncanakan dengan unsur keselamatan. Namun jika angka kecelakaan pada suatu ruas atau titik jalan sangat tinggi perlu dilakukan penangganan. Karakteristik jalan merupakan hal pertama yang akan ditinjau dan akan dilanjutkan dengan audit keselamatan jalan dengan manfaat mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam suatu ruas jalan, mengurangi parahnya korban kecelakaan, menghemat pengeluaran korban kecelakaan lalu-lintas, meminimumkan biaya pengeluaran untuk penanganan lokasi kecelakaan melalui pengefektifan desain jalan. Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu kejadian di jalan yang tidak diduga atau tidak berunsur kesengajaan melibatkan kendaraan atau dengan tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan atau kerugian harta benda. Kecelakaan yang terjadi akibat pengguna jalan bukan hanya karena sifat pengendara saja atau kelalaian pemakai jalan itu tetapi kesalahan pada pengendara bisa terjadi akibat keadaan atau situasi jalan yang kurang baik (UU no.22 Tahun 2009). Pada penelitian ini kecelakaan yang akan ditinjau berlokasi di Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki jalan luar kota atau jalan nasional yang sebagian besar terdiri dari 2 (dua) jalur dan 2 (dua) lajur. Jalan ini merupakan jalan yang menghubungkan antar ibukota provinsi yang termasuk dalam jalan arteri primer (Ditjen. Bina Marga). Karena itu, kegiatan transportasi di sepanjang ruas jalan setiap tahunnya meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah kendaraan. Meningkatnya volume lalu lintas akan mempengaruhi kapasitas jalan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai dan akan mengakibatkan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Peneliti akan membandingkan volume lalu lintas dengan kecelakaan yang terjadi. Kecelakaan yang terjadi bisa diakibatkan oleh manusia yang terdiri dari pengendara kendaraan bermotor maupun pejalan kaki, kendaraan yang digunakan oleh pengendara, dan kondisi lingkungan dan jalan yang ada pada lokasi kejadian kecelakaan. 2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah : a. Mengetahui karakteristik kecelakaan dan tingkat kecelakaan yang terjadi pada jalan nasional Kabupaten Serdang Bedagai. b. Mengetahui Black Spot sepanjang jalan nasional Serdang Bedagai. c. Mengetahui biaya atau kerugian akibat kecelakaan dan penanganannya. 3. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup dan batasan masalah sebagai berikut : a. Masalah kecelakaan yang dibahas adalah kecelakaan yang terjadi di Jalan Nasional Kabupaten Serdang Bedagai dengan 5 titik kecelakaan tertinggi sesuai dengan data kecelakaan. b. Data yang digunakan untuk angka kecelakaan adalah data dari Polres Serdang Bedagai selama 3 tahun. c. Tingkat kecelakaan, Jenis kecelakaan, Penyebab kecelakaan, Keterlibatan pengguna jalan, Lokasi kejadian, Waktu kejadian, Kejadian kecelakaan, Nilai kecelakaan, Biaya kecelakaan, Daerah rawan kecelakaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas Ada beberapa kategori karakteristik kecelakaan lalu lintas secara umum yaitu jenis tabrakan, jenis korban, waktu kecelakaan termasuk jam dan hari kejadian, keadaan cuaca dan jalan, kondisi kendaraan dan pengendara saat kecelakaan. Karakteristik kecelakaan yang dipedomani oleh Pedoman Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas yang diterbitkan oleh Dep. Permukiman dan Prasarana Wilayah (Pd T-09-2004-B) menitikberatkan kepada kajian antara tipe kecelakaan yang dikelompokkan atas tipe kecelakaan dominan. Analisis data dilakukan dengan pendekatan “5W + 1H” , yaitu Why (penyebab kecelakaan), What (tipe kecelakaan), Where (lokasi kecelakaan), Who (pengguna jalan yang terlibat), When (waktu kejadian) dan How (tipe pergerakan kendaraan). Klasifikasi kecelakaan yang dipakai oleh PT. Jasa Marga (Persero) dalam (Maya, 2011) meliputi beberapa hal yaitu : 1. Berdasarkan tingkat kecelakaan, berdasarkan tingkat kecelakaannya maka kecelakaan dibagi dalam 4 (empat) golongan yaitu : 1) kecelakaan sangat ringan (damage only) : kecelakaan yang hanya mengakibatkan kerusakan/korban benda saja. 2) kecelakaan ringan : kecelakaan yang mengakibatkan korban luka ringan. 3) kecelakaan berat : kecelakaan yang mengakibatkan korban luka berat. 4) kecelakaan fatal : kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia. 2. Berdasarkan kelas korban kecelakaan, maka korban kecelakaan diklasifikasikan menjadi : a) korban luka ringan adalah kecelakaan yang mengakibatkan korban mengalami luka–luka yang tidak membahayakan jiwa dan tidak memerlukan pertolongan lebih lanjut dari rumah sakit. b) korban luka berat adalah kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban mengalami luka- luka yang dapat membahayakan jiwa dan memerlukan pertolongan/perawatan lebih lanjut di rumah sakit. c) korban meninggal dunia adalah kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban jiwa/meninggal dunia. 3. Berdasarkan faktor penyebab kecelakaan, kecelakaan disebabkan beberapa faktor yaitu faktor pengemudi, faktor kendaraan, faktor jalan dan faktor lingkungan. 4. Berdasarkan waktu kecelakaan, jenis kecelakaan ini ditetapkan menurut satu periode waktu tertentu. 5. Berdasarkan lokasi terjadinya kecelakaan a) Lokasi jalan lurus 1 lajur, 2 lajur maupun 1 lajur searah atau berlawanan arah b) Tikungan jalan c) Persimpangan jalan. 6. Berdasarkan jenis kendaraan, sesuai dengan penggolongan kendaraan yang diterapkan oleh pengelola jalan yaitu golongan I, golongan IIa, dan golongan IIb dengan jenis-jenis kendaraan seperti sedan, jeep, pick up, mini bus, bus sedang, bus besar 2 as, bus besar > 3 as, truk kecil, truk besar 2 as, truk besar > 3 as, truk trailer dan truk gandeng. 7. Berdasarkan cuaca saat kejadian kecelakaan, menurut cuaca diklasifikasikan atas cerah, mendung, berkabut, berdebu, berasap, gerimis, dan hujan lebat.
8. Berdasarkan jenis kecelakaan yang terjadi, diklasifikasikan atas beberapa tabrakan, yaitu depan-depan, depan-belakang, tabrakan sudut, tabrakan sisi, lepas kontrol, tabrak lari, tabrak massal, tabrak pejalan kaki, tabrak parkir, dan tabrakan tunggal. Dimana PT Jasa Marga mengelompokkan jenis tabrakan yang melatarbelakangi terjadinya kecelakaan lalu lintas menjadi : a) Tabrakan depan – depan Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana keduanya saling beradu muka dari arah yang berlawanan, yaitu bagian depan kendaraan yang satu dengan bagian depan kendaraan lainnya. b) Tabrakan depan – samping Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian depan kendaran yang satu menabrak bagian samping kendaraan lainnya. c) Tabrakan depan – belakang Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian depan kendaraan yang satu menabrak bagian belakang kendaraan di depannya dan kendaraan tersebut berada pada arah yang sama. d) Tabrakan samping – samping Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian samping kendaraan yang satu menabrak bagian yang lain. e) Menabrak penyeberang jalan Adalah jenis tabrakan antara kendaraan yang tengah melaju dan pejalan kaki yang sedang menyeberang jalan. f) Tabrakan sendiri Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju mengalami kecelakaan sendiri atau tunggal. g) Tabrakan beruntun Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju menabrak mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang melibatkan lebih dari dua kendaraan secara beruntun. h) Menabrak obyek tetap Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju menabrak obyek tetap di jalan. 2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kecelakaan Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu kejadian kecelakan terjadi akibat dari kumulatif beberapa faktor penyebab kecelakaan. Penyebab tersebut antara lain adalah manusia, sarana dan prasarana, alam dan lingkungan. Kecelakaan dapat timbul jika salah satu dari unsur tersebut tidak berperan sebagaimana mestinya. Kecelakaan dapat disebabkan oleh faktor pemakai jalan (pengemudi dan pejalan kaki), faktor kendaraan dan faktor lingkungan (Pignataro, 1973). Pignataro juga menyatakan bahwa kecelakaan diakibatkan oleh kombinasi dari beberapa faktor perilaku buruk dari pengemudi ataupun pejalan kaki, jalan, kendaraan, pengemudi ataupun pejalan kaki, cuaca buruk ataupun pandangan yang buruk. Lalu lintas ditimbulkan oleh adanya pergerakan dari alat-alat angkutan karena adanya kebutuhan perpindahan manusia dan atau barang. Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan identik dengan unsur-unsur pembentuk lalu lintas yaitu pemakai jalan, kendaraan,
jalan, dan lingkungan. Kecelakaan dapat timbul jika salah satu dari unsur tersebut tidak berperan sebagaimana mestinya. Masalah kecelakaan di jalan tidak terlepas dari unsur pokok pembentuk lalu lintas yaitu manusia sebagai pengemudi, jalan beserta lingkungannya, dan unsur kendaraan. Ketiga unsur tersebut dalam sistem lalu lintas yang ada harus tumbuh dan berkembang secara seimbang karena apabila salah satu unsur ketinggalan dalam perkembangannya maka akan terjadi kesenjangan yang menjurus kepada terjadinya ketidakseimbangan yang pada akhirnya menjadi penyebab timbulnya kecelakaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu kejadian kecelakaan terjadi akibat dari salah satu faktor atau kombinasi dua faktor penyebab kecelakaan atau lebih. Austroad (2002) dan Warpani (1999) dalam Amelia (2009), menyatakan bahwa secara umum faktor-faktor utama yang memberikan kontribusi terhadap kecelakaan lalu lintas antara lain faktor manusia yang mencakup pengemudi dan pejalan kaki (pengguna jalan), faktor prasarana yang mencakup jalan dan lingkungan jalan dan faktor sarana atau kendaraan. Dari uraian di atas, faktor penyebab kecelakaan dapat dikelompokkan menjadi 4 faktor yang terdiri dari faktor manusia, kendaraan, jalan, dan lingkungan. 3. Biaya kecelakaan Manfaat utama dari menghitung biaya kecelakaan lalu lintas antara lain : 1. Angka kecelakaan hanya menunjukkan sebagian kecil dari masalah sesungguhnya. Prakiraan biaya mencakup seluruh akibat negatif dari kecelakaan untuk dinilai dan dihargai, serta untuk dibandingkan dengan masalah nasional lainnya. 2. Penilaian faktor keselamatan pada rencana pengembangan jalan menjamin keselamatan benar-benar dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan, sehingga rencana yang paling aman yang dipakai. Tanpa informasi tentang biaya kecelakaan, rencana pengembangan jalan misalnya hanya akan mengutamakan kemampuan jalan untuk kendaraan dengan kecepatan setinggi-tingginya, sedangkan kapasitas kendaraan dan keselamatan pengguna jalan akan terabaikan. Analisis biaya kecelakaan pada rencana pengembangan keselamatan jalan memungkinkan pengeluaran dana pada keselamatan jalan dioptimalkan, sehingga akan diutamakan tingkat kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan yang lebih baik. Perhitungan biaya satuan kecelakaan penelitian ini mengacu pada Pedoman Perhitungan Besaran Biaya Kecelakaan Lalu Lintas (Pd. T-02-2005-B) yaitu Human Capital. a. Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas (BSKOj) Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas (BSKOj) adalah biaya yang diperlukan untuk perawatan korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap kategori korban, sedangkan T 0 adalah tahun dasar perhitungan biaya, yaitu tahun 2003. Besar biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada tahun 2003, BSKOj (T0), dapat diambil dari Tabel 1.
Tabel 1 Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas BSKOj (T0) No Kategori Korban Biaya Satuan Korban (Rp/korban) 1
Korban Mati
119.016.000
2
Korban Luka berat
5.826.000
3
Korban Luka Ringan
1.045.000
b. Biaya satuan kecelakaan lalu lintas (BSKEi) Biaya satuan kecelakaan lalu lintas (BSKEi) adalah biaya kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh suatu kejadian kecelakaan lalu lintas untuk setiap kelas kecelakaan lalu lintas. Biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada tahun dasar 2003 BSKEi (T0) untuk jalan antar kota dapat diambil dari Tabel 2, sedangkan BSKEi (T0) untuk jalan kota dapat diambil dari Tabel 3. Tabel 2 Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas di jalan antar kota BSKEi (T0) No Klasifikasi Kecelakaan Biaya Satuan Korban (Rp/kecelakaan) 1
Fatal
224.541.000
2
Berat
22.221.000
3
Ringan
9.847.000
4
Kerugian Harta Benda
8.589.000
Tabel 3 Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas di jalan kota BSKEi (T0) No Klasifikasi Kecelakaan Biaya Satuan Korban (Rp/kecelakaan) 1
Fatal
131.205.000
2
Berat
18.997.000
3
Ringan
12.632.000
4
Kerugian Harta Benda
15.725.000
c. Estimasi biaya satuan korban dan biaya kecelakaan lalu lintas Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas untuk tahun tertentu (Tn) dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut : BSKOj(Tn) = BSKOj(T0) x (1+ g)t
dengan pengertian : BSKOj(Tn) = biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada Tahun n untuk setiap kategori korban, dalam rupiah/korban BSKOj(T0) = biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada Tahun 2003 untuk setiap kategori korban, dalam rupiah/korban, lihat Tabel 2.2 g = tingkat inflasi biaya satuan korban kecelakaan, dalam % (nilai default g = 11%) Tn = tahun perhitungan biaya korban T0 = tahun dasar perhitungan biaya korban (Tahun 2003) t = selisih tahun perhitungan (Tn – T0) j = kategori korban Biaya korban Satuan Kecelakaan Lalu Lintas untuk tahun tertentu (Tn) dapat dihitung menggunakan persamaan berikut : BSKEi(Tn) = BSKE (T0) x (1 + g)t dengan pengertian : BSKOj(Tn) = biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada Tahun n untuk setiap kelas kecelakaan, dalam rupiah/korban BSKOj(T0) = biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada Tahun 2003 untuk setiap kelas kecelakaan, dalam rupiah/kecelakaan, lihat Tabel 2.3 atau Tabel 2.4 g = tingkat inflasi biaya satuan kecelakaan, dalam % (nilai default g = 11%) Tn = tahun perhitungan biaya kecelakaan T0 = tahun dasar perhitungan biaya kecelakaan (Tahun 2003) t = selisih tahun perhitungan (Tn – T0) j = kelas kecelakaan d. Besaran Biaya korban kecelakaan lalu lintas (BBKO) Besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas dihitung pada tahun n dengan menggunakan persamaan sebagi berikut : BBKO (Tn) = (Tn) ) dengan pengertian : BBKO = besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas disuatu ruas jalan atau persimpangan atau wilayah, dalam rupiah/tahun JKOj = Jumlah korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap kategori korban kecelakaan, dalam korban/tahun BSKOj (Tn) = biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada tahun n untuk setiap kategori korban, dalam rupiah/korban j = kategori korban. e. Besaran Biaya kecelakaan lalu lintas (BBKE) Besaran biaya kecelakaan lalu lintas dihitung pada tahun n dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : BBKE (Tn) = (Tn) )
dengan pengertian : BBKE = besaran biaya kecelakaan lalu lintas pada tahun n disuatu ruas jalan atau persimpangan atau wilayah, dalam rupiah/tahun JKOj = Jumlah kecelakaan lalu lintas untuk setiap kelas kecelakaan dalam kecelakaan/tahun BSKOj (Tn) = biaya satuan kecelakaan lalu lintas pada tahun n untuk setiap kelas kecelakaan, dalam rupiah/kecelakaan j = kelas kecelakaan lalu lintas. 4. Daerah Rawan Kecelakaan Kriteria umum yang dapat digunakan untuk menentukan blackspot dan blacklink menurut Dirjen Perhubungan Darat dalam (Amelia, 2011) adalah : a. Blackspot. Lokasi pada jaringan jalan (sebuah persimpangan atau lebih spesifik seperti jembatan, atau panjang jalan yang pendek, biasanya tidak lebih dari 0,3 km), dimana jumlah frekuensi kecelakaan atau jumlah kecelakaan lalu lintas dengan korban mati atau kriteria kecelakaan lainnya, pertahun lebih besar daripada jumlah minimal yang ditentukan. b. Blacklink. Panjang jalan (lebih dari 0,3 km tapi biasanya terbatas dalam satu bagian rute dengan karakteristik serupa yang panjangnya tidak lebih dari 20 km) yang mengalami tingkat kecelakaan atau kematian atau kecelakaan dengan kriteria lain yang lebih besar dari jumlah yang sudah ditentukan. Menurut Khisty dan Lall (1989) ada 7 metode dalam mengidentifikasi lokasi rawan kecelakaan yaitu : 1. Metode Frekuensi 2. Metode Tingkat Kecelakaan 3. Metode Laju Frekuensi 4. Metode Kendali Mutu Tingkat 5. Metode Keparahan Kecelakaan 6. Metode Indeks Bahaya 7. Inventori fitur Jalan Berbahaya 5. Jalan Menurut UU RI No. 22 Tahun 2009, jalan adalah seluruh bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah, dan atau air serta di atas permukaan air kecuali jalan rel dan jalan kabel. III. METODOLOGI PENELITIAN Garis besar langkah kerja penelitian ini meliputi : 1. Pengumpulan data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah hanya data sekunder, yakni sebagai berikut : a. Data laporan kecelakaan lalu lintas, meliputi data jumlah kecelakaan perbulan selama 3 tahun, mulai tahun 2009-2011. b. Data geometrik, meliputi data kondisi jalan antara lain panjang jalan, jumlah jalur, lebar lajur, lebar median, dan lebar bahu jalan.
c. Data volume lalu lintas, meliputi data lalu lintas harian rata-rata (LHRT). 2. Pengolahan data a. Ekstraksi data menurut kebutuhan yang diperlukan. b. Pengelompokan data. 3. Analisa dan pembahasan. 4. Kesimpulan dan saran. Tahapan penelitian ini secara ringkas diperlihatkan pada gambar 1. Metode yang digunakan: 1. Metode Karateristik 2. Metode Human Capital 3. Metode Frekuensi dan Tingkat Kecelakaan 4. Penentuan Lokasi
Pengumpulan data jumlah kecelakaan dan jumlah korban kecelakaan
Proses Karateristik Kecelakaan
Proses Daerah Rawan Kecelakaan
Proses Biaya Kecelakaan
Dengan menggunakan Metode Karateristik
Dengan menggunakan Metode frekuensi
Dengan menggunakan Metode Tingkat Kecelakaan
A
B
C
Dengan menggunakan Metode Human Capital
D
A
B
C
D
Data Sekunder :
Data Sekunder :
Data Sekunder :
Data sekunder :
Data Kecelakaan lalu lintas
Data Jumlah korban Kecelakaan lalu lintas
Data kecelakaan lalu lintas, Data LHRT, dan Data ruas jalan.
Data jumlah korban kecelakaan lalu lintas pertahun dan Data jumlah kecelakaan pertahun
Pengolahan Data
Analisis
Kesimpulan dan Saran
Gambar 1 Diagram Alir Penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari Polres serdang Bedagai. Data sekunder yang akan dianalisis adalah dengan lama jangka waktu 3 tahun yaitu tahun 2009-2011. Data ini antara lain data kecelakaan lalu lintas. Survei lapangan dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan gambaran dari situasi secara langsung mengenai kondisi jalan. Informasi ini dipakai untuk mendukung analisa data terutama untuk memberikan gambaran di lokasi – lokasi rawan kecelakaan. Kondisi jalan yang kurang baik sudah pasti sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan. Hal-hal yang diperoleh dalam survei lapangan adalah : a. Kondisi geometrik jalan b. Perlengkapan rambu petunjuk dan rambu peringatan jalan c. Perlengkapan keamanan yang terpasang pada sepanjang ruas jalan seperti pagar pengaman. d. Kondisi perkerasan jalan secara visual.
IV. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS Karakteristik Kecelakaan Karakteristik kecelakaan bisa diklasifikasikan berdasarkan beberapa jenis. Pada penelitian ini karakteristik kecelakaan yang dibahas ditentukan berdasarkan waktu kejadian kecelakaan, berdasarkan tipe tabrakan, berdasarkan jenis kendaraan, berdasarkan kelas korban, berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan usia, dan berdasarkan tingkat kecelakaan. Tabel 4 Jumlah kecelakaan berdasarkan Hari tahun 2009-2011. Tahun 2009 2010 2011 Senin 6 11 48 Selasa 5 8 41 Rabu 4 14 45 Kamis 7 6 42 Jumat 3 10 40 Sabtu 8 10 51 Minggu 9 15 40 42 74 307 Total (Sumber : Polres Serdang Bedagai, 2009-2011) Hari
Total Jumlah % 65 15.366 54 12.765 63 14.893 55 13.002 53 12.529 69 16.312 64 15.133 423 100
Tabel 5 Jumlah kecelakaan berdasarkan Waktu Kecelakaan tahun 2009-2011. Tahun Waktu Kejadian 2009 2010 2011 00.00-06.00 7 13 49 06.00-12.00 8 12 62 12.00-18.00 13 29 70 18.00-24.00 11 19 69 39 73 250 Total (Sumber : Polres Serdang Bedagai, 2009-2011)
Total Jumlah % 69 19.060773 82 22.651934 112 30.939227 99 27.348066 362 100
Tabel 6 Jumlah Kecelakan berdasarkan Kelas Korban tahun 2009-2011. Tahun 2009 2010 2011 Luka Ringan 44 107 668 Luka Berat 35 78 202 Meninggal Dunia 81 81 145 160 266 1015 Total (Sumber : Polres Serdang Bedagai, 2009-2011) Kelas Korban
Total Jumlah % 819 56,835531 315 21,85982 307 21,30465 1441 100
Tabel 7 Jumlah Kecelakan berdasarkan Tipe Tabrakan tahun 2009-2011. Tahun 2009 2010 2011 Tabrak Lari 1 14 40 Tabrak Massal 34 51 182 Pejalan Kaki 1 7 32 Parkir 0 0 0 Tabrak Tunggal 0 3 15 Lepas Kontrol 0 1 2 36 76 271 Total (Sumber : Polres Serdang Bedagai, 2009-2011) Tipe Tabrakan
Total Jumlah % 55 14,360313 267 69,712794 40 10,443864 0 0 18 4,6997389 3 0,7832898 383 100
Tabel 8 Jumlah Kecelakan berdasarkan Jenis Kendaraan tahun 2009-2011. Tahun Jenis Kendaraan 2009 2010 Sepeda Motor 44 73 Sedan 0 1 Jeep 2 3 Pick Up 1 1 Mini Bus 8 16 Bus Sedang 1 3 Bus Besar 4 10 Truk Kecil 6 13 Truk Besar 2 As 11 17 Truk Besar 3 As 3 5 Truk Gandeng 0 0 Trailer 1 3 Kereta api 0 2 81 147 Total (Sumber : Polres Serdang Bedagai, 2009-2011)
2011 239 4 5 26 54 13 6 14 45 18 1 4 1 430
Total Jumlah % 356 54,103343 5 0,7598784 10 1,5197568 28 4,2553191 78 11,854103 17 2,5835866 20 3,0395137 33 5,0151976 73 11,094225 26 3,9513678 1 0,1519757 8 1,2158055 3 0,4559271 658 100
Tabel 9 Jumlah Kecelakan berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2009-2011. Tahun 2009 2010 Laki-laki 65 124 Perempuan 3 9 68 133 Total (Sumber : Polres Serdang Bedagai, 2009-2011) Jenis Kelamin
2011 479 65 544
Total Jumlah % 668 89,66443 77 10,33557 745 100
Tabel 10 Jumlah Kecelakan berdasarkan Usia tahun 2009-2011. Tahun 2009 2010 < 15 3 8 16-20 11 22 21-25 17 15 26-30 9 25 31-35 9 13 36-40 2 14 41-45 6 10 >45 11 24 68 131 Total (Sumber : Polres Serdang Bedagai, 2009-2011) Usia
2011 30 86 68 59 44 34 44 69 434
Total Jumlah % 41 6,4770932 119 18,799368 100 15,797788 93 14,691943 66 10,42654 50 7,8988942 60 9,478673 104 16,4297 633 100
Identifikasi Black Spot dengan Metode Frekuensi Dari data didapat tiga ruas/segmen jalan yang teridentifikasi sebagai titik rawan kecelakaan yaitu pada stationing 34+00 s/d 35+00 dengan 12 kecelakaan, stationing 45+00 s/d 46+00 dengan 10 kecelakaan, dan stationing 62+00 s/d 63+00 dengan 11 kecelakaan.. Untuk peninjauan tahun 2009 dan 2010 dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil data jumlah kecelakaan yang terjadi pada stationing 34+00 s/d 35+00 sebanyak 1 kejadian pada tahun 2009, 3 kejadian pada tahun 2010, dan 12 kejadian pada tahun 2011. Jumlah kecelakaan pada stationing 45+00 s/d 46+00 sebanyak 1 kejadian pada tahun 2009, 4 kejadian pada tahun 2010, dan 10 kejadian pada tahun 2011. Jumlah kecelakaan pada stationing 62+00 s/d 63+00 sebanyak 1 pada tahun 2009, 4 kejadian pada tahun 2010, dan 11 kejadian pada tahun 2011. Pada ruas ini perlu dilakukan evaluasi dan perhatian khusus berdasarkan karakteristik kecelakaan yang terjadi. Identifikasi Black Spot dengan Metode Tingkat Kecelakaan Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kecelakaan yang terjadi pada tahun 2009 pada ruas 1 dan 2 serta tahun 2010 pada ruas 1 dan 2 sudah melebihi nilai ambang batas dari data hasil analisa UCL. Hal ini juga diperlihatkan pada metode frekuensi. Berdasarkan data yang diperoleh dari analisa, Black Spot ditentukan pada ruas 1. Dapat disimpulkan bahwa ruas ini perlu dilakukan perhatian khusus dari pihak yang terkait agar jumlah kerugian akibat kecelakaan baik itu korban luka, meninggal dunia, dan kerugian materi dapat berkurang. Biaya Kecelakaan Dari data didapat jumlah satuan biaya satuan korban kecelakaan yang terjadi di Jalan Nasional Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2009-2011 sebesar Rp. 83.780.108.652 dengan rincian biaya untuk korban Meninggal Dunia (MD) sebesar Rp. 77.816.294.087, untuk korban Luka Berat (LB) sebesar Rp. 4.036.961.421, untuk korban Luka Ringan (LR) sebesar Rp. 1.926.853.144. Dari hasil data didapat jumlah satuan biaya satuan korban kecelakaan yang terjadi di Jalan Nasional Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2009-2011 sebesar Rp. 83.780.108.652 dengan rincian biaya untuk korban Meninggal Dunia (MD) sebesar Rp. 77.816.294.087,
untuk korban Luka Berat (LB) sebesar Rp. 4.036.961.421, untuk korban Luka Ringan (LR) sebesar Rp. 1.926.853.144. Dari tabel hasil data diatas, didapat jumlah satuan biaya satuan kecelakaan yang terjadi di Jalan Nasional Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2009-2011 sangat besar yaitu Rp. 170.072.808.831 dengan rincian biaya untuk kecelakaan Fatal sebesar Rp. 146.811.760.524, untuk kecelakaan Berat sebesar Rp. 5,104,375,666, untuk kecelakaan Ringan sebesar Rp. 18.156.672.641, dan Rp. 2.144.900.000 untuk Kerugian Harta Benda. V. KESIMPULAN DAN SARAN Jumlah kecelakaan yang dominan berdasarkan karakteristiknya selama penelitian dapat disimpulkan : Berdasarkan Hari, pada hari Sabtu yaitu 69 kejadian (16,31%). Berdasarkan Waktu, pada pukul 12.00-18.00 yaitu 112 kejadian (30,94%). Berdasarkan Kelas Korban, mengalami Luka Ringan (LR) yaitu 815 orang (56,84%). Berdasarkan Tipe Tabrakan, Tabrak Massal terjadi sebanyak 267 kejadian (69,71%). Berdasarkan Jenis Kendaraan, kendaraan yang sering terlibat yaitu Sepeda Motor sebanyak 356 unit (54,10%). Berdasarkan Jenis Kelamin, LakiLaki sebanyak 668 orang (89,66%). Berdasarkan Usia, usia 16-20 tahun sebanyak 119 orang (18,79%). Lokasi Rawan Kecelakaan (Black Spot) di Jalan Nasional Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2009-2011 : a. Metode Frekuensi, Lokasi Rawan Kecelakaan berada pada stationing 34+00 s/d 35+00, 45+00 s/d 46+00, 62+00 s/d 63+00. b. Metode Tingkat Kecelakaan, Lokasi Rawan Kecelaakan berada pada ruas Perbaungan-Sei Buluh dan ruas Sei Rampah-Batas Tebing Tinggi. Dari dua metode diatas didapat Black Spot berada pada ruas Perbaungan-Sei Buluh pada stationing 34+00 s/d 35+00 dan 45+00 s/d 46+00 dan ruas Sei Rampah-Batas Tebing Tinggi pada stationing 62+00 s/d 63+00. Biaya satuan korban kecelakaan dan biaya satuan kecelakaan lalu lintas Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2009-2011 : Biaya korban kecelakaan lalu lintas pada tahun 2009-2011 sebesar Rp. 83.780.108.652,-. Meninggal Dunia (MD) : Rp. 77.816.294.087,-. Luka Berat (LB) : Rp. 4.036.961.421,Luka Ringan (LR) : Rp. 1.926.853.144,Biaya kecelakaan lalu lintas pada tahun 2009-2011 sebesar Rp. 170.072.808.831,-. Kecelakaan Fatal : Rp. 146.811.760.524,Kecelakaan Berat : Rp. 5.104.375.666,Kecelakaan Ringan : Rp. 18.156.672.641,Kerugian Harta Benda : Rp. 2.144.900.000,-
VI. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2004. Pedoman Penanganan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta. Anonim, 2005. Pedoman Audit keselamatan jalan. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim, 2005. Pedoman perhitungan besaran biaya kecelakaan. Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum. Anonim, 2009. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 22, Jakarta. Anonim, 2009. Laporan Kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten Serdang Bedagai. Kepolisian Resort, Serdang Bedagai. Anonim, 2010. Laporan Kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten Serdang Bedagai. Kepolisian Resort, Serdang Bedagai. Anonim, 2011. Laporan Kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten Serdang Bedagai. Kepolisian Resort, Serdang Bedagai. Hobbs. F. D., 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Indriastuti, A. K., dkk, 2011. Karateristik Kecelakaan Dan Audit Keselamatan Jalan Pada Ruas Ahmad Yani Surabaya. Jurnal Rekayasa Teknik Sipil Universitas Brawijaya Volume 5, Malang. Manalu, G. G. E. P., 2013. Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Tebing Tinggi. Skripsi Sarjana, Departemen Teknik Sipil, Bidang Rekayasa Transportasi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Marwoto, dkk, 2003. Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Tol Krapyak-Srondol, Semarang. Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Semarang. Oglesby, C. H. Hicks, R. G., 1999. Teknik Jalan Raya. Erlangga, Jakarta. Pignataro, L. J., 1973. Traffic Engineering: Theory & Practice, Prentice Hall, Englewood Cliffs, N. J. Sari, J., 2005. Analisa Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten Sidoarjo Berdasarkan Klasifikasinya. Jurnal Teknik Sipil ITS, Surabaya. Simamora, M. A., 2011. Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Di Jalan Tol Belmera. Skripsi Sarjana, Departemen Teknik Sipil, Bidang Rekayasa Transportasi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Taufikkurrahman, 2006. Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas. Jurnal Jurusan Teknik Sipil Universitas Wisnuwardhana, Malang.