Pengaruh Terapi Rebusan Akar Gantung Pohon Beringin (Ficus benjamina L.) Terhadap Kadar Malondialdehida (MDA) dan Profil Pita Protein Serum Tikus (Rattus norvegicus) Hasil Paparan Asap Rokok Therapeutic Effect of Hanging Roots Banyan Tree (Ficus benjamina L.) Against Malondialdehida levels (MDA) and protein bands Profile Serum Rat (Rattus norvegicus) Exposure Results Cigarette smoke Rima Malysa Hardi*, Agung Pramana Warih Marhendra, Aulanni’am Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Program Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Asap rokok merupakan salah satu sumber radikal bebas yang dapat merusak sel, baik ekstraseluler maupun intraseluler. Radikal bebas yang bereaksi dengan lipid dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid yang menghasilkan produk akhir berupa malondialdehida. Keberadaan MDA merupakan penanda adanya radikal bebas dalam tubuh, radikal bebas juga dapat menyebabkan terjadinya sintesis protein stres atau heat shock protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kadar MDA dan perubahan profil pita protein dalam serum setelah diterapi menggunakan rebusan akar gantung pohon beringin. Kadar malondialdehida ditentukan dengan uji TBA (Thiobarbituric acid), profil pita protein diamati menggunakan metode SDS-PAGE (Sodium Dedocyl Sulphate Polyacrilamide Gel Electrophoresis). Tikus yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus (Rattus norvegicus) jantan berumur 3 bulan yang dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok tikus sehat (kontrol negatif), kelompok kontrol positif yang dipaparkan asap rokok 2 batang per kelompok setiap hari selama 2 minggu, kelompok terapi adalah kelompok tikus yang dipapar asap rokok dan diberi terapi 10 mg/200 g BB, 15 mg/200 g BB dan 20mg/200 g BB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi menggunakan rebusan akar gantung pohon beringin berpengaruh signifikan terhadap kadar MDA (p<0,05), semakin tinggi dosis maka semakin tinggi penurunan kadar MDA. Paparan asap rokok menyebabkan adanya sintesis protein dengan berat molekul 151,4 kDa (diduga ORP-150) dan pada tikus terapi dengan dosis 20 mg/ 200 g BB tidak terjadi sintesis protein dengan berat molekul 151,4 kDa. Kata kunci : asap rokok, akar gantung pohon beringin, MDA, heat shock protein.
ABSTRACT Cigarette smoke is one source of free radicals that could damage cells both extracellular and intracellular elements. Free radicals react with lipids can cause lipid peroxidation which produces the end product is malondialdehida. The existance of MDA was a biomarker of free radicals in the body. Free radicals also can induced synthesis heat shock protein. This research intended to find out the level of MDA and alteration of protein profile serum after therapy with water decoction hanging roots banyan tree. Malondialdehyde levels are tested through TBA (Thiobarbituric acid) and protein profile with SDS-PAGE (Sodium Dedocyl Sulphate Polyacrilamide Gel Electrophoresis). The rats (Rattus norvegicus) that used in this research were devide on 5 groups. Group 1 was the healthy rats (negative control), group 2 was the positive control group which was exposure to cigarette smoke. Group 3 was exposure to cigarette smoke and got 10 mg/200 g BW of therapy. Group 4 exposure to cigarette smoke and got 15 mg/200 g BW of therapy. Group 5 were exposure to cigarette smoke and got 20 mg/200 g BW of therapy. The result showed that the water decoction hanging roots banyan tree significantly (p<0,05) influenced the levels of MDA. Cigarette smoke induced synthesis protein 151,4 kDa of molecular weight that assumed as ORP150 and dose therapy 20 mg/200 g BW inhibit synthesis protein of 151,4 kDa molecular weight. Keywords
:
cigarette
smoke,
hanging
roots
1
banyan
tree,
MDA,
heat
shock
protein.
radikal bebas dengan mendonorkan atom H
Pendahuluan
sehingga reaksi antara radikal bebas dan lemak
Jumlah perokok di Indonesia dari tahun
tak jenuh dapat berkurang bahkan tidak terjadi.
ketahun terus mengalami peningkatan. Menurut
Sumber antioksidan eksogen berasal dari
data WHO pada tahun 2008, Indonesia menempati
urutan
ketiga
dengan
tanaman, salah satunya adalah berasal dari
jumlah
pohon beringin (Ficus benjamina L.) yang
perokok terbanyak di dunia setelah negara
banyak digunakan sebagai tanaman peneduh.
China dan India. Paparan asap rokok yang terus
Saat ini pohon beringin belum optimal
menerus dapat meningkatkan resiko terkena penyakit
paru-paru
dan
penyakit
dimanfaatkan sebagai sumber bioaktif yang
jantung
potensial untuk obat herbal. Akar gantung
sebesar 20-30 %. Asap rokok mengandung NO yang
dapat
menjadi
radikal
bebas
pohon beringin (Ficus benjamina L.) diketahui
jika
mengandung senyawa fenolik yang berfungsi
teroksidasi. Radikal bebas yakni atom atau
sebagai antioksidan (Hutapea, 1994). Sampai
senyawa yang memiliki satu atau lebih elektron
saat ini akar gantung pohon beringin (Ficus
yang tidak bermuatan sehingga sangat reaktif
benjamina L.) belum banyak dimanfaatkan dan
(Andayani dkk., 2008).
diteliti peran bioaktifnya (Kochar dan Rossell,
Radikal bebas yang bereaksi dengan
1990). Maka pada penelitian ini mempelajari
lipid dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid
yang
aldehid
menghasilkan
efektifitas pada air rebusan akar gantung pohon
produk-produk
seperti
malondialdehida
(MDA).
Malondialdehida
mengindikasikan
adanya
beringin
(Ficus
benjamina
L.)
untuk
menurunkan kadar MDA dan untuk melihat perubahan profil pita protein dari serum darah
radikal bebas dalam tubuh, semakin tinggi
pada hewan coba yang terpapar asap rokok.
kadar MDA dalam tubuh maka semakin tinggi pula reaksi antara radikal bebas dan lemak tak
Materi dan Metode Penelitian
jenuh dalam tubuh. Radikal bebas yang Perlakuan Hewan Coba
berikatan dengan protein dapat menyebabkan menyebabkan
Hewan coba dalam penelitian ini adalah
terjadinya fragmentasi sehingga mempercepat
tikus (Rattus norvegicus) jantan strain wistar
proses
menyebabkan
usia 3 bulan dengan berat badan rata-rata 200 g.
munculnya protein penanda inflamasi serta
Hewan coba berasal dari Unit Pengembangan
dapat menyebabkan sintesis protein stres
Hewan Percobaan (UPHP) UGM Yogyakarta.
(Gitawati, 1995).
Hewan coba diaklimatisasi terlebih dahulu
kerusakan
protein
proteolisis
karena
serta
Peningkatan kadar MDA dalam tubuh
selama satu minggu dengan pemberian pakan
dapat dikurangi dengan pemberian antioksidan,
berupa ransum basal standar Association of
karena antioksidan dapat bereaksi dengan
Analytical 2
Communities
(AOAC)
(2005).
Kemudian dibagi kedalam lima kelompok,
pelarut yang terdiri dari 3 ml asam asetat, 4 ml
yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok
etil asetat dan 4 ml dietil eter. Selanjutnya
kontrol positif yang dipapar asap rokok,
diteteskan pelarut tersebut pada plat KLT,
kelompok terapi yang dipapar asap rokok dan
diamati noda yang terbentuk dibawah sinar UV
mendapat terapi ekstrak akar gantung pohon
dengan panjang gelombang 366 nm dan
beringin (Ficus benjamina L.). Penggunaan
dianalisis
hewan coba dalam penelitian ini mendapatkan
infrared (IR) agar gugus-gugus fungsi senyawa
persetujuan
Etik
yang terkandung dalam ekstrak akar gantung
Penelitian Universitas Brawijaya, No.128-KEP-
pohon beringin dapat diketahui (Shofia, 2013).
UB.
Setiap noda dianalisis dengan penghitungan
laik
etik
dari
Komisi
menggunakan
spektrofotometer
harga Rf (retardation factor) dengan rumus: Tatalaksana induksi asap rokok Perlakuan pertama adalah pemaparan asap rokok pada tikus kelompok kontrol positif Tatalaksana ekstraksi akar gantung pohon
dan kelompok terapi (T1 10 mg/20 g BB, T2 15
beringin (Ficus benjamina L.)
mg/200 g BB dan T3 20 mg/200 g BB). Paparan asap rokok diberikan kepada setiap
Metode pembuatan ekstrak dilakukan
kelompok tikus dengan dosis 2 batang rokok
dengan dekoksi. Akar gantung pohon beringin
per
(Ficus benjamina L) berdiameter 3-5 cm diiris
kelompok.
dilakukan
setiap
Pemaparan hari
selama
asap 2
rokok minggu
tipis,
(Arkeman dan David, 2006).
dicuci
dan
dikeringkan.
Kemudian
ditimbang sesuai dengan dosis masing-masing kelompok terapi. Setelah itu direbus dengan
Tatalaksana uji fitokimia ekstrak akar gantung
100 ml aquadest pada suhu 79o C sampai air
pohon beringin (Ficus benjamina L.)
menyusut hingga 10 ml.
Uji fitokimia merupakan uji yang Dosis ekstrak akar gantung pohon beringin
dilakukan untuk melihat keberadaan kandungan atau
golongan
senyawa
bioaktif
(Ficus benjamina L.)
seperti
flavonoid, alkaloid dan terpenoid yang dapat
Penentuan dosis ekstrak akar gantung
digunakan sebagai obat herbal. Uji fitokimia
pohon
dilakukan dengan disertai uji Kromatografi
berdasarkan penelitian Aurizza dkk., (2010),
Lapis Tipis (KLT). Kromatografi lapis tipis
yaitu digunakan dosis 10 mg/200 g BB, 15
dimanfaatkan
senyawa
mg/200 g BB dan dosis 20 mg/200 g BB.
dalam ekstrak. Uji konfirmasi keberadaan
Masing-masing tikus pada setiap kelompok
untuk
memisahkan
bioaktif ini dilakukan dengan menggunakan 3
beringin
(Ficus
benjamina
L.)
terapi diberikan ekstrak sebanyak 2 ml selama 2
spectophotometer
UV-1601
pada
panjang
minggu setelah pemaparan asap rokok.
gelombang maksimum ( 535 nm) (Shofia, 2013).
Koleksi Serum Pengamatan Profil Pita Protein
Pengambilan darah dilakukan langsung pada jantung menggunakan alat yang aseptik.
Analisa
profil
pita
protein
serum
Darah yang telah diperoleh dimasukkan dalam
menggunakan metode SDS-PAGE. Terdapat
o
tiga tahapan yakni preparasi sampel, pembuatan
selama kurang lebih tiga jam sampai terbentuk
gel (stacking gel dan separating gel) dan
dua lapisan. Lapisan paling atas yang berwarna
running gel. Sampel serum debanyak 15 μl
kuning kecoklatan diambil dan disentrifugasi
ditambah dengan 15 μl RSB (reducing sample
dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
buffer) didenaturasi pada air dengan suhu
Supernatan yang terbentuk dipisahkan dan
100oC selama 5 menit. Sampel kemudian
dilakukan sentrifugasi lagi dengan kecepatan
dimasukkan ke dalam sumuran masing-masing
3000 rpm selama 15 menit. Supernatan (serum)
dengan jumlah yang sama. Running dilakukan
diambil dan dipindahkan ke tabung ependorf
pada tegangan arus listrik sebesar 30 mA dan
baru dan disimpan di dalam freezer (Ganong,
130 V selama 1-2 jam. Proses running
2008).
dihentikan jika warna penanda (tracking dye)
vacutainer dan dimiringkan pada sudut 45
berada pada kurang lebih 0,5 cm dari batas Pengukuran Kadar Malondialdehida
bawah casting gel (Fatchiyah, dkk, 2012). Gel
Serum dari masing-masing perlakuan
kemudian
dipindahkan
pada
wadah
dan
ditambahkan 1 ml NaCl 0,9%. Homogenat
dituangi dengan pewarna (staining) selama 30-
disentrifugasi pada kecepatan 8000rpm selama
60 menit sambil digoyang. Gel kemudian
20 menit, diambil supernatan dan ditambah 550
direndam dalam larutan destaining selama 30
μL akuades, 100 μL TCA, 250 μL HCl 1N,
menit.
serta 100 μL Na-Thio. Setiap penambahan
scanner (Fatchiyah, dkk, 2012).
reagen,
larutan
dihomogenkan
campuran dengan
vortex
Kadar Malondialdehida (MDA) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dipindahkan pada tabung reaksi baru, dan
terapi rebusan akar gantung pohon beringin
larutan diinkubasi dalam waterbath. Sampel
spektofotometer
absorbansinya Shimadzu
menggunakan
Hasil dan Pembahasan
dan
selama 15 menit. Supernatan dipisahkan dan
diukur
didokumentasi
tersebut
disentrifugasi dengan kecepatan 500 rpm
kemudian
Gel
dapat
dengan
menurunkan
kadar
malondialdehida
(MDA). Dosis terapi tertinggi menunjukkan
UV-visible
penurunan kadar MDA paling besar (Tabel 1). 4
Tabel 1. Rata-rata kadar MDA pada hewan coba Rata-rata kadar MDA Kelompok Sehat
Kadar MDA %
(µg/ml)
Peningkatan
Penurunan
0,323 ± 0,0046 a
0
0
41,9
-
Paparan asap rokok
0,556 ± 0,011 e
Terapi dengan dosis 10 mg/200 g BB Terapi dengan dosis 15 mg/ 200 g BB Terapi dengan dosis 20mg/200 g BB
0,481 ± 0,0099 d
-
13,48
0,430 ± 0,011 c
-
22,66
0,372 ± 0,01 b
-
33,09
Ket : Notasi yang berbeda menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05).
Hasil
analisa
statistik
(One-Way
bebas sehingga mampu meningkatkan radikal
ANOVA) menunjukkan nilai signifikan kurang
endogen (Widodo, 1995). Radikal bebas yang
dari nilai alpha (p<0,05), sehingga dapat
diperoleh secara eksogen serta endogen ini jika
dikatakan terima H0 dan dapat disimpulkan
tidak diimbangi dengan antioksidan dalam
bahwa terdapat
tubuh yang cukup maka akan menyebabkan
pengaruh terapi
terhadap
penurunan kadar MDA. Pada hewan coba
terjadinya stres oksidatif.
kelompok paparan asap rokok menunjukkan
Penurunan kadar MDA terjadi pada
kadar MDA tertinggi yakni sebesar 41,9 %, hal
kelompok terapi dengan dosis 10 mg/200 g BB
ini sesuai dengan penelitian Yueniwati & Ali
sebesar 13,48 %, pada kelompok terapi dengan
(2004) bahwa asap rokok merupakan salah satu
dosis 15 mg/200 g BB mengalami penurunan
sumber radikal bebas serta dapat meningkatkan
sebesar 22,66 % dan pada kelompok terapi
kadar
rokok
dengan dosis 20 mg/200 g BB mengalami
dibedakan menjadi dua fase, yakni fase gas dan
penurunan paling besar yakni 33,09 %.
fase partikel. Fase gas dari asap rokok dapat
Penurunan kadar MDA diyakini karena peran
menyebabkan peningkatan ROS dalam tubuh.
dari bioaktif flavonoid.
MDA
dalam
tubuh.
Asap
Sedangkan fase partikel akan masuk ke dalam
Berdasarkan uji fitokimia pada ekstrak
paru-paru serta bisa langsung ikut peredaran
akar gantung pohon beringin (Ficus benjamina
darah dan akan dikenali oleh sel inflamasi
L.)
sebagai benda asing yang akan difagosit oleh
tersebut kemudian dikonfirmasi dengan uji
neutrofil dan makrofag. Proses fagositosit yang
KLT dan didapatkan hasil bahwa akar gantung
dilakukan oleh neutrofil secara enzimatik yakni
pohon beringin (Ficus benjamina L.) memiliki
myeloperoxidase mampu menghasilkan radikal 5
ditemukan
senyawa
flavonoid.
Hasil
gugus OH sebagai penanda adanya senyawa
Pita protein yang menjadi pembeda
flavonoid.
adalah pita protein dengan berat 151,4 kDa
Senyawa flavonoid yang terdapat dalam
yang terdapat pada serum hewan coba yang
akar gantung pohon beringin berperan dalam
dipapar asap rokok atau kontrol positif, serum
penghambatan peroksidasi lipid karena mampu
hewan coba yang diberikan terapi dengan
menangkap
dengan
rebusan akar gantung pohon beringin dengan
menyumbangkan atom hidrogennya dari gugus
dosis 10 mg/200 g BB serta pada serum hewan
OH kepada radikal bebas, sehingga reaksi
coba yang
antara radikal bebas dengan lemak tak jenuh
akar gantung pohon beringin dengan dosis 15
menjadi berkurang bahkan tidak terjadi lagi.
mg/200 g BB.
radikal
bebas
diberikan terapi dengan rebusan
Flavonoid berubah menjadi radikal fenoksil
Protein dengan berat molekul 151,4 kDa
flavonoid (FIO.) saat menyumbangkan atom
diduga sebagai heat shock protein. Heat shock
hidrogennya. Radikal bebas akan menyerang
protein merupakan protein yang disintesis
radikal
fenoksil
yang
pertama
untuk melindungi sel dari kerusakan. Menurut
terbentuk
radikal
fenoksil
Park dkk., (2003) heat shock protein dengan
kedua.
Radikal
fenoksil
berat 151,4 kDa merupakan oxygen-regulated
flavonoid yang kedua dapat menstabilkan
protein 150 (ORP-150), protein ini memiliki
strukturnya
karena
berat molekul berkisar antara 150-170 kDa jika
memiliki ikatan rangkap terkonjugasi sehingga
dianalisa dengan menggunakan SDS-PAGE.
efek radikal menjadi hilang (Aulanni’am, dkk,
Oxygen-regulated
2012).
dikenal juga sebagai glucose-regulated protein
sehingga
akan
flavonoid
yang
flavonoid
dengan
delokalisasi
protein
150
(ORP-150)
(GRP170) dan Hyou1 yang merupakan anggota Gambaran Profil Pita Protein Serum
dari family protein heat shock 70 yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hewan
coba
yang
dipapar
asap
pembentukannya di retikulo endoplasma dan
rokok
mitokondria. Heat shock protein adalah suatu
menyebabkan terjadinya sintesis protein dengan
protein yang dihasilkan karena adanya heat
berat molekul 151,4 kDa. Pita protein ini tidak
shock response. Heat shock respon berfungsi
ditemukan pada hewan coba sehat dan yang
sebagai tanggapan sel terhadap gangguan yang
mendapat terapi 20 mg/200 g BB. Kelompok
bersifat fisiologik dan gangguan yang berasal
hewan coba yang mendapat terapi dengan dosis
dari lingkungan (Snoeck dkk., 2011).
10 mg/200 g BB dan 15 mg/ 200 g BB masih terdapat pita protein dengan berat molekul 151,4 kDa (Gambar 1) (Tabel 2).
6
BM (kDa)
M
K(-)
K(+)
T1
T2
T3
151,4 kDa kDa
Gambar 1.
Profil Protein Serum Hewan Coba (Rattus norvegicus) sehat, dipapar diterapi dengan rebusan akar gantung pohon beringin.
Keterangan : M K(-) K(+) T1 T2 T3
Tabel 2.
= = = = = =
asap rokok dan
Marker Kontrol Sehat Kontrol yang dipapar asap rokok Terapi 10 mg/200 g BB Terapi 15 mg/200 g BB Terapi 20 mg/200 g BB
Perbedaan Berat Molekul (BM) Protein pada Serum Perlakuan
Berat Molekul (kDa) 197,4 √
Kontrol (-)
165,8
151,4
118,4
83,0
67,0
47,9
43,5
25,3
√
-
√
√
√
√
√
√
Kontrol (+)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Terapi 1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Terapi 2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Terapi 3
√
√
-
√
√
√
√
√
√
Keterangan :
K(-) K(+) T1 T2 T3
= = = = =
Kontrol Sehat Kontrol yang dipapar asap rokok Terapi 10 mg/200 g BB Terapi 15 mg/200 g BB Terapi 20 mg/200 g BB
7
Menurut Kaneda dkk., (2000), sintesis
BB
menunjukkan
masih
terdapat
protein
protein ORP-150 terjadi akibat adanya stres
dengan berat 151,4 kDa. Tidak munculnya
pada sel. Hewan coba kontrol positif yang
protein dengan berat 151,4 kDa pada terapi
diberi paparan asap rokok menunjukkan adanya
dengan dosis 20 mg/200 g BB diduga karena
protein yang diduga sebagai ORP-150. Hal ini
adanya kandungan flavonoid pada rebusan akar
diyakini
karena
rokok
mampu
gantung pohon beringin yang berfungsi sebagai
Reactive
Oxygen
antioksidan. Pemberian dosis yang semakin
Species (ROS) yang menyebabkan stres pada
tinggi maka semakin banyak juga kandungan
sel. Menurut Snoeck dkk., (2001) ROS
antioksidannya sehingga mampu menangkap
merupakan salah satu stressor, ROS merupakan
radikal
radikal bebas yang bersifat reaktif, tidak stabil
flavonoid dalam akar gantung pohon beringin
dan memiliki kemampuan untuk menarik
diyakini
elektron-elektron dari berbagai molekul seperti
radikal bebas dalam tubuh hewan coba pasca
lemak tak jenuh yang dapat menyebabkan
paparan
terjadinya
mensintesis protein stres atau heat shock
menyebabkan
asap
kenaikan
peroksidasi
lipid,
karbohidrat,
protein dan DNA. Terjadinya peroksidasi lipid
bebas
lebih
memiliki
asap
banyak.
Kandungan
peran dalam meredam
rokok
sehingga
sel
tidak
protein.
dan adanya penarikan elektron-elektron dari
Kesimpulan
penyusun membran sel lainnya menyebabkan stres pada sel dan jika berlanjut dapat
Terapi ekstrak akar gantung pohon
menyebabkan kerusakan sel. Kerusakan sel
beringin (Ficus benjamina L.) pada tikus yang
oleh radikal bebas dapat menjadi penyebab
dipapar asap rokok mampu menurunkan kadar
munculnya ORP-150. Keberadaan ORP-150
malondialdehida (MDA) dan menghentikan
memiliki peran penting dalam memilah protein
sintesis protein dengan berat 151,4 kDa yang
dan mengkontrol kualitas protein dengan
diduga sebagai protein ORP-150, protein ini
memilih dan mengarahkan protein yang rusak
disintesis akibat paparan asap rokok.
ke proteasome untuk didegradasi, sedangkan
Ucapan Terimakasih
untuk protein yang masih bisa diselamatkan akan
dilakukan
folding
untuk
Terimakasih
mencegah
kepada
DIKTI
atas
bantuan dana penelitian melalui Program
kerusakan. Pemberian terapi akar gantung pohon
Kreativitas Mahasiswa – Peneliitian (PKM-P)
beringin dengan dosis 20 mg/200 g BB
2013. Serta staf Laboratorium Biokimia dan
menunjukkan bahwa tidak terdapat protein
Laboratorium Fisiologi Hewan Fakultas MIPA,
dengan berat 151,4 kDa, sedangkan pada terapi
Universitas Brawijaya atas dukungan, bantuan,
dengan dosis 10 mg/200 g BB dan 15 mg/200 g 8
dan
kerjasama
yang
luar
biasa
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 102:33-36.
untuk
penyelesaian penelitian ini. Daftar Pustaka
Hutapea, J. R. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid III. Departemen Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Andayani, R., Lisawati., dan Y. Maimunah. 2008. Penentuan Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenol Total dan Likopen pada Buah Tomat (Solanum lycupersicum L). Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol 13, No.1.
Kaneda. S., T. Yura., and H. Yanagi. 2000. Production of Three Distinct mRNAs of 150 kDa Oxygen-Regulated Protein (ORP150) by Alternative Promoters: Preferential Induction of One Species Under Stress Conditions. J Biochem(Tokyo)128: 529 –538.
AOAC. International. 2005. Officials Methods Of Analysis Of AOAC International. 2 vols. 16 edition. Arlington VA. USA. Association of Analytical Community.
Kochhar, S. P. and S. B. Rossel. 1990. Detection, Estimation, and Evaluation of Antioxidant in Food System, Food Antioxidant. Elsevier Sci Publ Ltd. London. New York.
Arkeman dan David. 2006. Efek Vitamin C Dan E Terhadap Sel Goblet Saluran Nafas Pada Tikus Akibat Pajanan Asap Rokok. Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti. Jakarta.
Park, J., D. P. Easton., X. Chen., I. J. MacDonald., X. Y. Wang., and J. R. Subjeck. 2003. The Chaperoning Properties of Mouse grp170 , A Member of The Third Family of hsp70 Related Proteins. Biochemistry 42: 14893-14902.
Aulanni’am., A. Roosdiana., dan N. L. Rahmah. 2012, The Potency of Sargassum duplicatum Bory Extract on Inflammatory Bowel Disease Therapy in Rattus norvegicus, Journal of Life Sciences 6, pp. 144-154. Aurizza, A.N., A.A. Aryoko, Y.M. Karo, R.M. Hardi, dan T.Cahyani. 2013.Bioaktif Air Rebusan Akar Gantung Pohon Beringin (Ficus benjamina L.) Untuk Terapi Penyakit Bronkitis Kronik Pada Pet Animals.http://simlitabmas.dikti.go.id/. Malang. Diakses 5 September 2013. 14.00 WIB.
Shofia, V. 2013. Studi Pemberian Ekstrak Rumput Laut Coklat (Sargassum prismaticum) terhadap Profil Malondialdehid dan Gambaran Histologis Ginjal pada Tikus (Rattus novergicus) Diabetes Militus Tipe I (SKRIPSI). Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya. Malang.
Fatchiyah,. S. Widyarti, E. L. Arumningtyas., dan S. Permana. 2012. Buku Praktikum Teknik Analisis Biologi Molekuler. Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Brawijaya.
Snoeck, L. H. E. H., R. N. Cornelussen., Van Nieuwenhoven, R. S. Reneman., and Van der Vusse. 2001. Heat Shock Protein and Cardiovascular Pathophysiology. Physiological Rev ; 81(4): 1461-85.
Gitawati R. 1995. Radikal Bebas, Sifat dan Peran dalam Menimbulkan Kerusakan / Kematian Sel. Cermin Dunia Kedokteran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi. Badan
Widodo, M. A. 1995. Efek Pemicu Radikal Bebas dan Vitamin E pada Diabetes Komplikasi Pembuluh Darah Tikus 9
Diabetes. Laporan Penelitian Hibah Bersaing 1992-1995 ; Malang. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. World Health Organization. 2008. WHO Report on the Global Tobacco Epidemic ,2008 The Power Package. http://whqlibdoc.who.int/publications/2 008/mpower_report_full_2008/_eng_fu ll.pdf diakses 10 November 2013. Yueniwati, Y., dan M. Ali. 2004. Pengaruh Paparan Asap Rokok Kretek Terhadap Peroksidasi Lemak dan System Proteksi Superoksid Dismutase Hepar Tikus wistar. Jurnal kedokteran YARSI; 2(1): 85-92.
10