ABSTRACT The Role Of Cost Volume Profit Analisys Of Short Term Profit (A Case Study at PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya) By, Yusy Silvia 103403197
Guided by : H. Tedi Rustendi, SE., M.Si., Ak. Rita Tri Yusnita, SE., MM
This research purposed to know the role of Cost Volume Profit Analisys on short Term Profit at PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya. This study used a descriptive data analisis with a case study approach at PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya. The result using the analisys of cost Volume Profit planning. The analisys used process data management cost, selling prices and volume of sale. As for short therm profit plan bassed on the data realization and the cost of data charges prior year Keywords : The Role, Short Term Profit, Cost Volume Profit.
ABSTRAK PERANAN COST VOLUME PROFIT ANALISYS TERHADAP LABA JANGKA PENDEK (Studi Kasus pada PT Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya)
Oleh, YUSY SILVIA 103403197 Dibawah Bimbingan : H. Tedi Rustendi, SE., M.Si., Ak. Rita Tri Yusnita, SE., MM Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan analisis cost-volume-profit dalam perencanaan laba jangka pendek pada PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis, dengan pendekatan studi kasus pada PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelitian lapangan dan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya menggunakan analisis Cost Volume Profit dalam perencanaan laba jangka pendek. Dalam penerapan analisis Cost Volume Profit manajemen menggunakan dan mengolah data biaya, harga jual dan volume penjualan pada perusahaan. Sedangkan untuk perencanaan laba jangka pendek didasari oleh data realisasi penjualan dan biaya-biaya tahun sebelumnya. Kata kunci : cost volume profit, laba jangka pendek, peranan
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Semakin lama kehidupan masyarakat dunia telah semakin berkembang. Hal ini dikarenakan semakin majunya tingkat kehidupan masyarakat dunia yang mengakibatkan bertambah kompleksnya kebutuhan masyarakat dan bertambah banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi. Dengan adanya perkembangan kehidupan masyarakat tersebut, tentu saja memberikan dampak pada perekonomian dunia. Perekonomian dunia telah mengalami berbagai perubahan yang cukup signifikan, terlebih lagi didukung dengan perkembangan teknologi yang cukup pesat.
Salah satu perubahan yang nampak yaitu terjadinya globalisasi ekonomi. Globalisasi ekonomi ini dapat dilihat dengan tumbuhnya berbagai lembaga ekonomi internasional seperti AFTA, APEC, WTO, Gatt dan sebagainya. Perekonomian Indonesia tentu saja tidak lepas dari pengaruh perekonomian dunia yang semakin global tersebut. Perekonomian Indonesia kini menjadi lebih luas dan terbuka. Implementasi perdagangan bebas Free Trade Area (FTA) ASEAN China yang telah berlaku mulai 1 Januari 2010 menambah kekhawatiran bahwa ada persaingan tidak seimbang, yang kemudian akan mematikan industri dalam negeri. Hal ini dapat dimaklumi karena di Indonesia banyak terdapat industri yang mungkin akan terkena dampak yang sangat besar. Bagi perusahaan, adanya persaingan baik persaingan antar produk dalam negeri maupun persaingan dengan produk luar negeri tersebut merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi. Perusahaan tidak hanya dituntut untuk tetap bertahan dibidangnya, tetapi perusahaan juga harus tetap memperoleh laba semaksimal mungkin. Padahal untuk dapat bertahan saja dalam kondisi ekonomi yang seperti ini telah cukup sulit, terlebih lagi memperoleh laba yang maksimal dan unggul dalam persaingan. Untuk memperoleh laba yang optimal, maka pihak manajemen harus melakukan perencanaan laba dengan baik terlebih dahulu, dimana perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena akan mempengaruhi secara langsung terhadap kelancaran maupun keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan adanya perencanaan yang baik akan memungkinkan perusahaan untuk dapat bekerja dengan lebih efektif dan efisien. Perencanaan laba (profit planning) merupakan pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan
perusahaan, serta merupakan gambaran keuangan mengenai hasil yang diharapkan dari keputusan perencanaan. Laba adalah penting dalam perencanaan, karena tujuan utama dari suatu rencana adalah mendapatkan laba yang optimal. Menurut jangka waktunya terdapat dua jenis perencanaan laba, yaitu perencanaan laba jangka pendek dan perencanaan laba jangka panjang. Laba jangka pendek merupakan salah satu tujuan utama setiap perusahaan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Dalam keadaan perekonomian yang seperti sekarang ini, setiap perusahaan akan berusaha sekeras mungkin untuk memperoleh laba yang optimal dalam jangka waktu yang singkat demi terjaminnya kontinuitas perusahaan. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk perencanaan laba jangka pendek adalah dengan menggunakan analisis Cost-Volume-Profit (CVP). Analisis CVP merupakan salah satu alat bantu manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan perencanaan laba jangka pendek. Analisis CVP merupakan alat yang digunakan manajemen untuk memprediksi laba jangka pendek yang ingin dicapai. Dengan menggunakan analisis CVP, perusahaan dapat melihat sensitivitas dari perubahan variabelvariabel yang dapat mempengaruhi besarnya laba. Dalam upaya memperoleh laba jangka pendek yang diinginkan, perusahaan melakukan analisis CVP yang merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba. Hal ini dikarenakan laba dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu volume produk yang dijual, harga jual produk, dan biaya. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan langsung mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi mempengaruhi biaya. Tiga faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, dalam perencanaan laba, hubungan antara biaya, volume, dan laba memegang peranan yang sangat
penting, sehingga dalam pemilihan alternatif tindakan dan perumusan kebijakan untuk masa yang akan datang, manajemen memerlukan informasi untuk menilai berbagai macam kemungkinan yang berakibat terhadap laba yang akan datang. Di PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya, ketiga faktor tersebut sangat tergantung dengan kurs dollar dan harga minyak dunia. Analisis CVP memiliki berbagai macam parameter (angka yang menggambarkan suatu keadaan) yang dapat digunakan manajemen untuk mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam perencanaan laba diantaranya adalah : Impas (Break Even Point) yaitu keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Shut Down Point yaitu informasi mengenai pada pendapatan penjualan berapa, usaha perusahaan secara ekonomis tidak pantas untuk dilanjutkan lagi. Degree of Operating Leverage yaitu menunjukkan persentase perubahan laba bersih sebagai dampak terjadinya sekian persen perubahan pendapatan penjualan. Margin of Safety yaitu kelebihan penjualan yang dianggarkan di atas volume penjualan impas. Degree of Operating Leverage (DOL) merupakan ukuran dampak perubahan pendapatan penjualan terhadap laba bersih pada tingkat penjualan tertentu, dengan demikian setiap perubahan pendapatan penjualan dapat diketahui dengan cepat dampak perubahannya terhadap laba bersih dengan menggunakan angka DOL. Agar tujuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang stabil dan meningkat setiap tahunnya dapat dicapai dengan efektif dan efisien, maka perusahaan menggunakan parameter DOL untuk membantu dalam perencanaan laba jangka pendeknya. Karena dengan menggunakan DOL, manajemen akan dengan cepat mengetahui dampak setiap usulan kegiatan yang menyebabkan perubahan pendapatan penjualan terhadap laba bersih perusahaan.
TINJUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Tinjauan Pustaka Biaya Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan perlu mengeluarkan biaya biaya untuk mendukung proses produksinya. Biaya merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan baik pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan. Pengertian biaya menurut Hansen dan Mowen (2000:32), yaitu: “Biaya adalah nilai kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa, yang diharapkan memberikan keuntungan pada perusahaan baik saat ini maupun yang akan datang.” Penggolongan Biaya Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa penggolongan biaya ke dalam golongan-golongan tertentu dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting bagi manajemen perusahaan. Menurut Mulyadi (2009:13) menyatakan bahwa: “Biaya dapat digolongkan menurut: 1. Objek pengeluarannya 2. Fungsi pokok dalam perusahaan 3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai 4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan 5. Jangka waktu manfaatnya.”
Penggolongan Biaya Untuk menyajikan informasi biaya yang akurat dan tepat bagi manajemen dalam mengelola perusahaan, maka biaya digolongkan sesuai dengan tujuan apainformasi biaya tersebut digunakan, sehingga dalam penggolongan biaya dikenal konsep “Different Cost for Different Purpose”. Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2007:9) mendefinisikan penggolongan biaya sebagai berikut: “Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting.” Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa penggolongan biaya ke dalam golongan-golongan tertentu dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting bagi manajemen perusahaan. Menurut Mulyadi (2009:13) menyatakan bahwa: “Biaya dapat digolongkan menurut: 6. Objek pengeluarannya 7. Fungsi pokok dalam perusahaan 8. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai 9. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan 10.
Jangka waktu manfaatnya.”
Tujuan Penggunaan Data Biaya Manajer perusahaan menggunakan data biaya
untuk
pengambilan
keputusan,
mengevaluasi kinerja dan dalam mengendalikan operasi perusahaan. Kegiatan tersebut
merupakan hal penting bagi keberhasilan suatu perusahaan. Oleh karena itu, perlu pemahaman lebih lanjut mengenai penggunaan biaya, apakah sudah digunakan dengan baik atau belum. Analisis Cost-Volume-Profit Analisis cost-volume-profit merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan. Proses analisis ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan masalah dengan bertumpukan pada pemahaman terhadap pola-pola perilaku biaya perusahaan. Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2006:207) menyatakan bahwa: “Analisis biaya volume laba dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut: 1. Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. 2. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untukmemperoleh tingkat keuntungan tertentu. 3. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agarperusahaan tidak menderita kerugian. 4. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya danvolume penjualan. 5. Menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapaijumlah laba yang ditargetkan.” Titik Impas(Break Even Point) Impas (Break Even Point) merupakan salah satu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume penjualan dan merupakan teknik untuk menggabungkan, mengkoordinasi, menafsirkan data dan distribusi untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Selain itu break even pointmerupakan informasi yang
dapat digunakan oleh manajemen untuk memperoleh gambaran batas bawah pendapatan yang harus dicapai agar dalam tahun anggaran yang akan datang perusahaan tidak mengalami kerugian. Perhitungan impas (break even point) atas dasar rupiah, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Biaya Tetap BEP = 1 -
Biaya Variabel Anggaran Penjualan
Titik Penutupan Usaha(Shut Down Point) Menurut Dwi& Rifka (2008:199). ”Titik penutupan usaha (shut down point) adalah titik potong antara garis total biaya dan garis total penghasilan.” Dimana titik penutupan usaha (Shut Down Point) merupakan suatu titik pada break even chart yang menunjukkan bahwa besarnya total penjualan yang diperoleh perusahaan adalah sama besarnya dengan total biaya tunai yangdikeluarkan perusahaan. Dalam keadaan demikian perusahaan yang bersangkutan tidak lagi memperoleh kelebihan penerimaan kas, sehingga tidak mungkin untuk melanjutk Rasio Kontribusi Margin
Sumber : Mulyadi, 2001 an kegiatan operasinya. Shut Down Pointmemberikan informasi kepada manajemen mengenai pada pendapatan penjualan berapa, usaha perusahaan secara ekonomis tidak pantas untukdilanjutkan lagi. Suatu usaha tidak layak secara ekonomis untuk dilanjutkan jika pendapatan penjualannya tidak cukup untuk menutup biaya tunainya. Menurut Darsono dan Ari (2008:125)“Titik penutupan usaha yaitu informasi yang dibutuhkan oleh manajemen tentang berapa jumlah nilai penjualan minimum sehingga perusahaan tidak layak untuk dilanjutkan (atau harus ditutup).’
Titik penutupan usaha (Shut Down Point) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Biaya Tetap Tunai Shut Down Point =
Degree of Operating Leverage Operating Leverage dapat didefinisikan secara lebih tepat sebagai bagaimana pengaruh perubahan volume terhadap laba. Pengaruh tersebut di ukur dengan Degree of Operating Leverage (DOL). Adanya parameter ini, manajemen akan dengan cepat mengetahui dampak setiap usulan kegiatan yang menyebabkan perubahan pendapatan penjualan terhadap laba bersih perusahaan yang dihitung dengan rumus : Penjualan – Biaya Variabel Degree of Operating Leverage= EBIT
Sumber : Agus Sartono, 2001 Margin Keamanan (Margin of Safety) Meskipun manajemen biasanya merencanakan laba, titik impas menjadi pertimbangan. Jika penjualan jatuh dibawah titik impas, maka kerugian terjadi. Manejemen harus menentukan titik impas untuk menghitung margin pengaman, yang mengindikasikan berapa banyak penjualan dapat turun dari tingkat yang ditargetkan sebelum perusahaan mengalami kerugian. Margin of Safety dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Penjualan per Budget – Penjualan per Break Even Margin of safety = Penjualan per Budget
Sumber : S. Munawir, 2004
Perencanaan Proses perencanaan adalah komponen yang paling penting dari keseluruhan sistem. Hal ini merupakan dasar bagi elemen lainnya karena melalui prosesperencanaan ini kita dapat menentukan apa yang akan kita lakukan, bagaimanakita akan melakukannya, dan siapa yang akan mengerjakannya
Laba Laba biasanya dinyatakan dalam satuan uang. Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri karena tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan laba merupakan ukuran kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaan.
OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya yaitu perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan gula. Adapun yang mendjadi objek dalam usulan penelitian ini adalah analisis cost volume profit dan perencanaan
laba jangka pendek.Melalui penelitian ini, data yang di peroleh akan dianalisis untuk menilai peranan cost volume profit dalam perencanaan laba jangka pendek. Sehingga dapat diketahui peranancost volume profit terhadap perencanaan laba jangka pendek. Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah Singkat PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya Perjalan panjang sejarah PT. Raya Sugarindo Inti (PT RSI) adalah Perusahaan penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) yang didirikan berbentuk Perseroan Terbatas pada tanggal 14 Agustus 1981 dengan nama PT. Raya Sugar Industries (Akta Pendirian PT. Raya Sugar Industries No. 17, tanggal 14 Agustus 1981 yang dibuat Notaris Komar Andasasmita di Bandung, BN No. 1025 tahun 1985 dan TBN tanggal 16 Agustus1988 No. 66). Perubahan nama dari PT. Raya Sugar Industries menjadi PT. Raya Sugarindo Inti berlaku terhitung mulai tanggal 15 November 1984 (Akta Perubahan Anggaran Dasar PT. Raya Sugar Industries No. 8, tanggal 3 februari 1982 yang dibuat Notaris Komar Andasasmita di Bandung, Keputusan Menteri Kehakiman No. C-794-HT.0101 tahun 1985 tanggal 16 februari 1985). Bidang usaha perusahaan menurut anggaran dasarnya adalah industri pembuatan High Fructose dan Dextrose, dengan kegiatan produksi High. Prosedur Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data datanya adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu data diperoleh dari objek penelitian secara langsung guna memperoleh data primer yang diperlukan dalam kaitannya dengan penelitian. 2. Penelitian Kepustakaan (Liberary research)
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur atau sumber-sumber bacaan lainnya yangmempunyai kaitannya dengan masalah yang diteliti. Data sekunder ini digunakan sebagai pembanding yang akan mendukung dalam pembahasan hasil penelitian, sehingga penulis dapat menarik kesimpulan logis dari penelitian dinas yang bersangkutan Model Penelitian Model penelitian ini adalah paradigma sederhana yaitu peranan dari variabel Cost Volume Profit Analisys(X) dengan parameter Break Even Point (X1), Shut Down Point (X2), Deegre of Operating Leverage (X3), Margin of Safety (X4) terhadap variabel Perencanaan Laba Jangka Pendek (Y). Teknis Analisis Data Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas atau fenomena sosial yang bersifat unik dan komplek. Padanya terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi (keragaman) (Burhan Bungi, 2003:53) ) tahapan analisis data sebagai berikut: 1. Pengumpulan data Penelitian mencatat semua data secara obyektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan. 2. Reduksi data
Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data-data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencarinya sewaktu-waktu diperlukan. 3. Penyajian data Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data merupakan analisis dalam bentuk matrik,network, cart, atau garfis, sehingga data dapat dikuasai. 4. Pengambilan keputusan atau verifikasi Setelah data disajikan, maka dilakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Untuk itu diusahakan mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis dan sebagainya. Jadi dari data tersebut berusaha diambil kesimpulan. Verifikasi dapat dilakukan dengan keputusan, didasarkan pada reduksi data, dan penyajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian penelitian yang telah dilakukan penulis pada PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya penulis memperoleh keterangan bahwa PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya menggunakan analisis Cost Volume Profit dalam perencanaan laba jangka pendek. Dalam penerapan analisis Cost Volume Profit manajemen menggunakan dan mengolah data biaya, harga jual dan volume penjualan pada perusahaan. Sedangkan untuk perencanaan laba
jangka pendek didasari oleh data realisasi penjualan dan biaya-biaya tahun sebelumnya. Untuk lebih jelasnya berikut di uraikan hasil penelitian pada PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya.
Analisis Cost Volume Profit Pada PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya Metode-metode yang digunakan dalam analisis cost volume profit di PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya adalah dengan margin kontribusi dan rasio margin kontribusi, analisis titik impas (break even point) dan margin keamanan (safety of margin). PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya tidak menggunakan metode operating leverage dan hasil bauran penjualan, karena meskipun perusahaan memproduksi dan menjual 2 hasil yaitu produk utama dan produk sampingan tetapi perusahaan tetap menjual produk utama (Glucose Syrup) dalam kuantitas yang lebih besar. Analisis Titik Impas (Break Even Point) 75 sehubungan dengan penerapan analisis titik impas Untuk menjelaskan hasil penelitian
(Break Even Point) pada PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya penulis menggunakan data tahun 2013. Berdasarkan hasil penelitan diperoleh data bahwa untuk tahun 2013 perusahaan menjual satu kg produk Glucose Syrup dikeluarkan biaya variabel sebesar Rp.19.720 dan biaya tetap Rp. 36.218.560.425 dengan harga jual yang ditetapkan sebesar Rp. 32.800/kg dan pada tahun tersebut berhasil menjual produknya sebanyak 4.580.000 kg. PT. Raya Sugarindo Inti menggunakan analisis titik impas dengan menggunakan 2 metode, yaitu metode persamaan dan margin kontribusi. Peranan Cost Volume Profit Analisys Terhadap Perencanaan Laba Jangka Pendek PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya
PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya telah menerapkan analisis cost volume profit dalam merencanakan laba jangka pendeknya dengan cukup memadai. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mencari titik impas agar dapat ditentukan sampai berapa besar tingkat penjualan yang harus diperoleh agar perusahaan tidak menderita kerugian. Titik impas perusahaan pada tahun 2013 adalah pada penjualan mencapai 2.769.004 kg dengan total penjualan
Rp. 90.823.301.373. Margin kontribusi sebesar 39,88% yang artinya
setelah penjualan mencapai titik impas maka tambahan 1 unit yang terjual akan meningkatkan laba sebesar 39,88%. Margin keamanan perusahaan adalah laba 39,54% atau sebesar Rp. 59.400.689.828 yang artinya batas penurunan penjualan yang diperbolehkan hanya 39,54% saja karena lebih dari itu perusahaan akan rugi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari seluruh data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisa berdasarkan metodemetode yang digunakan dalam analisis cost volume profit, maka dapat diambil suatu kesimpulan dan saran sebagai berikut : 1. PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya mengklasifikasikan biaya-biaya yang dikeluarkan kedalam 3 jenis yaitu biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariabel. Dalam analisis cost volume profit manajemen memisahkan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel dengan metode Stand by Cost sehingga jumlah biaya yang diperoleh adalah biaya tetap Rp. 36.218.560.425 dan biaya variabel Rp. 90.317.600.000 2. Dari data biaya dan laba yang diperoleh, perusahaan memiliki rasio margin kontribusi sebesar 39,88% yang berarti bahwa untuk setiap kenaikan unit penjualan maka laba juga akan meningkat sebesar 39,88% dengan asumsi tidak ada perubahan biaya.
3. Tahun 2013 perusahaan telah berhasil melakukan penjualan sebesar 4.580.000 kg Glucose Syrup dan memperoleh laba Rp.23.687.839.575. Pada tingkat penjualan tersebut perusahaan memiliki Break even point pada tingkat penjualan sebesar Rp. 90.823.301.373 (2.769.004 kg) sehingga tercapai penjualan sebesar 65.40% dari titik impasnya. 4. Tahun 2013 perusahaan memiliki margin pengamanan sebesar 39,54% atau Rp. 59.400.689.8282 yang berarti bahwa batas maksimal penurunan penjualan Rp. 59.400.689.8282 Jika lebih dari itu maka perusahaan akan mengalami kerugian Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna baik bagi PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya maupun kepada peneliti selanjutnya. Dimana saran tersebut adalah sebagai berikut: -
Penerapan analisis cost volume profit sebagai alat perencanaan laba jangka pendek sebaiknya
memperhatikan
asumsi-asumsi
yang
mendasarinya
agar
tidak
terjadi
kesalahpahaman dalam pengambilan keputusan dan dapat menetapkan kebijakan dan strategi yang tepat. -
Diharapkan penelitian yang selanjutnya dapat melakukan penelitian yang sifatnya pengembangan dan perbaikan dari penelitian ini, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang permasalahan yang sama. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama, disarankan agar meneliti kembali dengan menggunakan indikator yang sama sehingga dapat dilihat apakah hasil yang didapat akan sama atau berbeda sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pembanding.
DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan :Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE. Bastian Bustami dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut :Kajian Teoridan Aplikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Bastian Bustami dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya : Teori dan Aplikasi.Yogyakarta : Graha Ilmu. Blocher, Chen, dan Lin. 2000. Manajemen Biaya. Jakarta : Salemba Empat. Carter danUsry. 2005. Akuntansi Biaya. Jakarta : Salemba Empat. Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan :Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : AMP YKPN. Hansen dan Mowen. 2000. Manajemen Biaya. Jakarta : Salemba Empat. Hansen dan Mowen. 2005. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat. Husein Umar. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Bandung : Alfabeta. Kamiruddin Ahmad. 2007. Akuntansi Manajemen : Dasar-Dasar Konsep Biaya & Pengambilan Keputusan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. M. Nafarin. 2000. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Jakarta : Salemba Empat. Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE. S. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty. Soemarso. 2005. Akuntansi : Suatu Pengantar. Jakarta : Salemba Empat. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. Supriyono. 2000. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta : BPFE. Susan Irawati. 2006. Manajemen Keuangan. Bandung : Pustaka.
Sutrisno. 2007. Manajemen Keuangan : Teori, Konsepdan Aplikasi. Yogyakarta : Ekonisia. Welsch, Hilton, Gordon. 2000. Anggaran : Perencanaan dan Pengendalian Laba. Jakarta : Salemba Empat. Weston dan Brigham. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga. Zaki Baridwan. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE.