ABSTRACT THE INFLUENCE ACCOUNTING INFORMATING QUALITY AND OPERATIONAL AUDIT HOSPITALIZATION TO INTERVAL CONTROL GENERAL HOSPITAL (Case Study at General Hospital Tasikmalaya)
By : MARTINI MERLIN SURYA NPM. 083403025 Under Guidence : Euis Rosidah, SE., M.Ak R. Neneng Rina, SE., M.M
This study aimed to determine (1) the influence of the quality of accounting information partially on inpatient internal control (2) effect of operational checks inpatient partially on internal control hospitals (3) the effect of accounting information quality and operational checks inpatient simultaneously on control tasikmalaya public hospital intern. The method of research used descriptive method of analysis with the survey approach. The analysis tools are path analysis (path analysis) with the interval measurement scale. Partial hypothesis testing using t-test and simultaneously by using the F test with a significance level (α) used 0.05. The results showed that (1) the quality of accounting information is partially significant effect on internal pengendalan hospital (2) operational checks partial hospitalization significant effect on internal control hospitals (3) accounting information quality and operational checks inpatient significant effect on the hospital's internal control.
Keywords: quality of accounting information, the operational examinations, internal control
PENDAHULUAN Lingkungan dunia usaha saat ini tengah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini tentunya akan memberikan pengaruh terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang semakin terbuka sehingga menyebabkan semakin ketatnya persaingan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang
lainnya semakin kompetitif dan menuntut efisiensi tinggi dalam penggunaan sumber daya untuk menjalankan setiap aktivitas usahanya. Perusahaan dituntut untuk lebih kompeten dalam setiap pengambilan keputusan atau kebijakan dari segi perencana, pengorganisasian, pelaksanaan maupun pengkoordinasian akan informasi yang berkualitas dan
dapat diandalkan menjadi penting untuk mencapai apa yang di cita-citakan dan diinginkan sebelumnya pada perusahaan dan mampu bertahan dalam menghadapi persaingan. Rumah sakit sebagai bagian dari sistem pemberi pelayanan masyarakat, mempunyai peran dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan Rumah Sakit yang mencakup berbagai bentuk pelayanan profesional yang diberikan oleh tenaga yanga profesional pula.Rumah Sakit Umum sebagai salah satu sarana pembangunan di bidang kesehatan, dituntut untuk mewujudkan tujuan. pembangunan di bidang Perumahsakitan yaitu untuk meningkatkan mutu dan efesiensi pelayanan serta mewujudkan pelayanan prima, pelaksanaan rujukan medik dan rujukan kesehatan secara terpadu serta peningkatan dan pemanfaatan manajemen Rumah Sakit. Dengan semakin banyaknya pelayanan kesehatan lain yang memiliki jenis usaha yang sama yaitu melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dan tentunya Rumah Sakit tersebut menjanjikan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat, maka semakin ketat pula persaingan antara Rumah Sakit Umum dengan Rumah Sakit lain yang ada di daerah Tasikmalaya. Untuk menghadapi persaingan dan berbagai tantangan dalam membangun usahanya, maka Rumah Sakit Umum dituntut untuk dapat lebih meningkatkan kualitas perusahaan secara menyeluruh. Perbaikan tersebut dapat meliputi perbaikan pelayanan masyarakat, teknologi maupun dari sisi pengelolaan aktivitas Rumah Sakit. Pada umumnya yang dilakukan oleh manajemen adalah dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi usaha dalam aspek pengelolaan operasionalnya.
Dengan berkembangnya usaha Rumah Sakit Umum dan semakin ketatnya persaingan diantara Rumah Sakit yang satu dengan yang lainnya mendorong berkembangnya kebutuhan dan tuntutan akan informasi oleh pihak manajemen Rumah Sakit. Informasi sangat dibutuhkan oleh Rumah Sakit karena informasi dapat dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan. Informasi yang dihasilkan harus relevan dan akurat dengan kebutuhan serta mudah dimengerti sehingga adanya kesesuaian antara informasi yang dihasilkan dengan kebutuhan akan informasi tersebut. Salah satu informasi yang dibutuhkan dalam pelayanan masyarakat adalah informasi akuntansi dimana informasi tersebut dapat berupa data keuangan maupun data non keuangan yang sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan. Informasi yang ada dapat membantu dalam proses pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan banyak sekali yang dapat membantu kelancaran pelayanan kesehatan masyarakat dan yang penting informasi mengenai identitas pasien itu sendiri. Dalam melayani masyarakat atau seorang pasien diperlukan ketelitian dan kehati-hatian yang sangat dimana identitas pasien itu sendiri tergantung dari informasi dari tanda pengenal pasien. Semakin besarnya suatu organisasi Rumah Sakit dan banyaknya informasi yang diperoleh terutama menyangkut fungsi dan tugas yang diselenggarakannya menyebabkan banyak ditemui kendala dan permasalahan yang rumit dalam mengefektifkan jalannya aktivitas Rumah Sakit. Informasi yang dihasilkan tidak secara otomatis langsung digunakan oleh Rumah Sakit. Dalam pencatatan pelayanan masyarakat
menggunakan beberapa dokumen dimana antar dokumen tersebut saling memiliki keterkaitan dan cenderung berurutan. Sehingga diperlukan suatu informasi akuntansi yang relevan, akurat serta dapat dipercaya untuk mencegah terjadinya kesalahan. Untuk meminimalisasi risiko yang mungkin muncul serta mengingat terbatasnya kemampuan manajemen dalam mengelola dan mengawasi seluruh aktivitas operasi dan informasi yang ada sehingga untuk menghindari terjadinya penyimpangan dan penyelewengan maka diperlukan suatu pemeriksaan operasional. Dengan adanya pemeriksaan operasional maka informasi yang ada dapat lebih disesuaikan dengan kebutuhan Rumah Sakit. Adanya pemeriksaan operasional terhadap setiap aktivitas perusahaan maka akan meminimalisasi risiko yang mungkin muncul. Banyak sekali saat ini masyarakat cenderung mengeluhkan akan pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum dalam hal ini khusus untuk rawat inap dan rawat jalan dan pelayanan masyarakat, karena tidak sedikit pasien atau masyarakat merasa kecewa karena ketidakpuasan pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Umum seperti pelayanan kepada pasien UGD yang kurang cepat, pelayanan pada pasien rawat inap dan rawat jalan yang kurang ramah, kecerobohan dalam identitas pasien atau pemberian pelayanan. Maka dalam pelayanan kesehatan masyarakat diperlukan suatu kehati-hatian dan ketelitian demi menjaga loyalitas Rumah Sakit. Dalam pelayanan kesehatan masyarakat banyak yang harus diperhatikan, yaitu kelengkapan data-data identitas seorang pasien yang akan dirawat ataupun tidak. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektivitas, efesiensi dan
kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat hasil-hasil tersebut beserta rekomendasi. (Boyton, 2001). Oleh karena itu dengan adanya pemeriksaan operasional yang baik dan sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan maka cenderung untuk adanya risiko sangat kecil. Melalui pemeriksaan operasional ini pihak manajemen Rumah Sakit Umum dapat mengetahui sampai sejauh mana pelaksanaan operasi aktivitas Rumah Sakit yang telah dicapai, masalah-masalah yang ada dalam Rumah Sakit Umum juga cara-cara mengatasi masalah tersebut. Dengan menganalisis aktivitas operasional dari suatu Rumah Sakit maka dapat diketahui efektifitas perusahaan tersebut. Dengan demikian maka pemeriksa dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu dan untuk membantu para pengelola perusahaan dalam proses pengambilan keputusan agar tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin. Dengan adanya informasi akuntansi yang relevan dan akurat serta pemeriksaan operasional yang baik maka dengan demikian kemungkinan berpengaruh terhadap pengendalian intern Rumah Sakit Umum. Pengendalian intern merupakan sistem yang terjalin dalam organisasi dengan menerapkan berbagai metode dan cara atau tolak ukur lainnya dengan tujuan agar kegiatan berjalan menurut apa yang digariskan. Pengendalian intern harus diperhatikan dalam rawat jalan dan rawat inap. Pengendalian intern yang memadai dalam suatu Rumah Sakit akan membantu manajemen dalam menjaga keamanan hak milik Rumah Sakit, dapat terlihat adanya peningkatan
dalam hal komitmen terhadap kompetensi, nilai etika, tanggung jawab serta pembuktian kebijakaan yang sedang diambil dapat digunakan hal tersebut menunujukkan bahwa manajemen yang dijalankan berkualitas. Disamping itu informasi akuntansi yang relevan dan pemeriksaan operasional yang baik dapat menilai risiko yang mungkin muncul atau dapat pula mencegah serta menemukan kesalahankesalahan dan penggelapan yang dapat merugikan Rumah Sakit Umum yang dikelolanya sehingga aktivitas usaha yang ada dapat terkendalikan sesuai dengan yang semestinya sehingga akan menjadikan Rumah Sakit Umum tersebut lebih berkualitas dan tentunya akan memberikan nilai plus dimata konsumen dan hal ini akan berdampak pada peningkatan aktivitas usaha dan tentunya akan meningkatkan kualitas Rumah Sakit Umum. Aktivitas pengendalian dapat meliputi pemisahan kewajiban, dokumen dan catatan yang memadai, pengendalian fisik atau asset METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis artinya suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi dan sistem penyebab terjadinya suatu fenomena. Fenomena tersebut pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masyarakat sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Fenomena tersebut secara empiris dilihat pada suatu unit analisis yang dalam penelitian ini adalah pada Rumah Sakit Umum Tasikmalaya.
dan catatan, hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan baik jika adanya suatu informasi yang memadai dan pemeriksaan operasional yang baik karena akan meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas tersebut sehingga aktivitas yang ada berjalan dengan baik. Dari hasil pengawasan ini dapat diketahui kelemahan dan kelebihan perusahaan sehingga dapat dilakukan pengendalian intern yang baik. Pengendalian intern tidak dimaksudkan untuk meniadakan semua kemungkinan terjadinya kesalahan atau penyelewengan, melainkan pengendalian intern yang baik dapat menekan terjadinya keslaahan dan penyelewengan. Untuk dapat mencegah serta mengurangi terjadinya kesalahan yang dapat merugikan Rumah Sakit Umum dipastikan diperlukan suatu pengendalian yang membantu manajemen perusahaan dalam menekan faktor-faktor yang dapat merugikan perusahaan. Metode yang digunakan adalah survey yaitu suatu metode yang menggunakan pengumpulan data utamanya dengan menggunakan kuesioner dari sampel terpilih. Operasional Variabel Penelitian Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. (Uma Sekaran, 2006:115). Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya. (Sugiyono, 2007:3) Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga variabel yang disesuaikan dengan judul yaitu :”Pengaruh Informasi Akuntansi dan Pemeriksaan Operasional Rawat Jalan dan Rawat Inap Terhadap Pengendalian Intern Rumah Sakit”. Dalamhal ini
variabel tersebut akan dibagi menjadi dua yaitu: 1. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. (Sugiyono, 2007:4). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Informasi Akuntansi dan Pemeriksaan Operasional Rawat Jalan dan Rawat Inap. 2. Variabel Dependen Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:4). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah pengendalian intern Rumah Sakit. Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua jenis data: 1). Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dalam hal ini Rumah Sakit Umum dan 2). Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak ketiga (selain Rumah Sakit Umum), sumber literatur, hasil publikasi penelitian dan sumber-sumber lain yang relevan dengan peelitian ini. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitisn Lapangan (Field Research) Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data primer, yang dilakukan melalui: a. Observasi, yaitu penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. b. Wawancara, yaitu suatu metode penelitian yang meliputi
2.
pengumpulan data melalui interaksi verbal secara langsung antara pewawancara dengan responden/pihak perusahaan terkait. c. Kuesioner, adalah daftar isian terstruktur ysng diajukan oleh penulis kepada responden yang berhubungan dengan topik permasalahan, kuesioner yang penulis ajukan mengacu kepada indikator dari variabel independen maupun variabel dependen. Studi Kepustakaan (Library Study) Yaitu mempelajari literatur-literatur atau sumber-sumber bacaan lainnya yang dipublikasikan dan mempunyai kaitan dengan informasi akuntansi, pemeriksaan operasional dan pengendalian intern serta digunakan sebagai landasan teori yang ada kaitannya dengan objek penelitian. Data sekunder ini digunakan sebagai pembanding yang akan memdukung dalam pembahasan hasil penelitian, sehingga penulis dapat menarik kesimpulan yang lebih logis dari hasil penelitian pada perusahaan yang bersangkutan.
Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempumyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekendar jumlah yang ada pada onjek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sofat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang diteliti itu. (Sugiyono,2007:61)
Teknik Penarikan Sampel Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen tertentu (Sekaran, 2006:123). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode pengambilan sampel nonprobability sampling dengan pendekatan purposive sampling (sampling bertujuan). Sugiyono (2007:66) mengemukakan bahwa nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan pendekatan purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2007:68). Yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan sampel penelitian ini yaitu: 1) Rumah Sakit yang sudah banyak di Tasikmalaya, 2) Rumah Sakit yang memiliki tempat yang strategis, 3) Rumah Sakit merupakan suatu tempat dimana masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan, 4) Cara kerja yang dilakukan Rumah Sakit sama, 5) Rumah Sakit merupakan suatu entitas yang memerlukan adanya suatu informasi akuntansi dan pemeriksaan operasional rawat jalan dan rawat inap dalam menunjang pengendalian intern. Mengingatmetode yang akan digunakan teknik penarikan sampel Nonprobability Sampling dengan jenis purposive sampling dengan alasan karena adanya keterbatasan akses di mana beberapa staf ahli Rumah Sakit Umum Tasikmalaya menolak untuk
dijadikan subjek penelitian atau responden dan beberapa diantaranya adalah keterbatan penulis dalam melakukan survey ke beberapa staf ahli Rumah Sakit Umum. Maka dari itu, penulis memilih sampel 7 staf ahli yang tesedia.Karena selebihnyastaf ahli Rumah Sakit Umum setelah dilakukan survey pendahuluan tidak bersedia mengisi kuisioner karena beberapa kesibukan PEMBAHASAN Analisis data dengan menggunakan analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi dengan menggunakan SPSS versi 16.0. hasil penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis untuk melihat pengaruh kualitas informasi akuntasi dan pemeriksaan operasional terhadap pengendalian intern rawat inap. Hasil penelitian kemudian dianalisis untuk melihat: 1. Pengaruh variabel X1 (Kualitas Informasi Akuntasi) secara parsial terhadap variabel Y (Pengendalian Intern). 2. Pengaruh variabel X2 (Pemeriksaan Operasional) secara parsial terhadap variabel Y (Pengendalian Intern) 3. Pengaruh variabel X1 (Kualitas Informasi Akuntansi) dan variabel X2 (Pemeriksaan Operasional) secara simultan terhadap variabel Y (Pengendalian Intern) 4.1 Kualitas Informasi Akuntansi (variabel X1), Pemeriksaan Operasional (variabel X2) dan Pengendalian Intern (variabel Y) pada Rumah Sakit Umum Tasikmalaya. 4.2.1.1 kualitas Informasi Akuntansi pada Rumah Sakit Umum Tasikmalaya.
Informasi akuntansi merupakan data ekonomi dari kejadian ekstern dan operasi intern yang berisi sebagian besar merupakan data keuangan walaupun tidak menutupi kemungkinan adanya data non keuangan. Untuk mengetahui bagaimana informasi akuntansi pada Rumah Sakit Umum Tasikmalaya, maka dilakukan penyebaran kuesioner yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan informasi akuntansi. Kuisioner tersebut diberikan kepada 8responden sesuai dengan sample penelitian yang diambil. Adapun 10 pertanyaan yang penulis ajukan mengenai variabel Kualitas Informasi Akuntansi, responden memberikan tanggapan yang tinggi. Hal ini berarti bahwa Rumah Sakit Umum Tasikmalaya telah menghasilkan informasi akuntansi yaitu relevan, akurat, dan ketepatan waktu. Informasi Akuntansi yang berkualitas ini telah digunakan dalam proses pengambilan keputusan. 4.2 Kualitas Informasi Akuntansi pada Rumah Sakit Umum Tasikmalaya. Informasi akuntansi merupakan data ekonomi dari kejadian ekstern dan operasi intern yang berisi sebagian besar merupakan data keuangan walaupun tidak menutupi kemungkinan adanya data non keuangan. Untuk mengetahui bagaimana informasi akuntansi pada Rumah Sakit Umum Tasikmalaya, maka dilakukan penyebaran kuesioner yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan informasi akuntansi. Kuisioner tersebut diberikan kepada 8 responden sesuai dengan sample penelitian yangdiambil. Dari 8 responden yang memperoleh total skor paling tinggi adalah diikuti secara berurutan dan,
kemudian yang memiliki skor paling rendah adalah. Adapun 10 pertanyaan yang penulis ajukan mengenai variabel Kualitas Informasi Akuntansi, responden memberikan tanggapan yang tinggi. Hal ini berarti bahwa Rumah Sakit Umum Tasikmalaya telah menghasilkan informasi akuntansi yaitu relevan, akurat, dan ketepatan waktu. Informasi Akuntansi yang berkualitas ini telah digunakan dalam proses pengambilan keputusan. 4.3 Pemeriksaan Operasional pada Rumah Sakit Tasikmalaya Pemeriksaan Operasional merupakan salah satu bentuk aktivitas pengendalian intern. Pemeriksaan operasional adalah suatu proses pengkajian yang sistemastis yang dilakukan untuk mengevaluasi efektifitas, efisiensi, dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk mengetahui pemeriksaan operasional pada Rumah Sakit Tasikmalaya, maka dilakukan penyebaran kuisioner yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan audit operasional. Adapun kuisioner tersebut diberikan kepada 8 responden sesuai dengan sampel penelitian yang diambil. Berdasarkan hasil survey kepada 8 responden maka diperoleh jawaban yang merupakan tanggapan responden mengenai pertanyaan-pertanyaan kuesioner mengenai pemeriksaan operasional. Tanggapan tersebut dapat memberikan informasi dan gambaran yang jelas mengenai pemeriksaan operasional di Rumah Sakit Umum Tasikmalaya tersebut. Adapun 10 pertanyaan yang peneliti ajukan mengenai variabel Pemeriksaan Operasional, responden memberikan tanggapan yang tinggi. Hal ini berarti bahwa Rumah Sakit Umum
Tasikmalaya di setiap bagian-bagiannya telah menerapkan pemeriksaan operasional yang baik dengan karakteristik tertentu sesuai dengan indikator pemeriksaan operasional yaitu persiapan pemeriksaan, perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, pelaporan, tindak lanjut. Pemeriksaan operasional yang baik ini telah digunakan dalam proses rawat inapdari tahap penerimaan pasien sampai adanya rawat inap di Rumah Sakit tersebut. 4.4 Pengendalian Intern pada Rumah Sakit Umum Tasikmalaya. Pengendalian interen merupakan berbagai pengawasan berbagai organisasi dengan berbagai pengawasan diluar organisasi. Pengendalian internal adalah rencana, metoda, prosedur, dan kebijakan yang di desain oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang memadai atasa tercapainya efisiensi dan efektifitas operasional, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan terhadap aset, ketaatan/kepatuhan terhadap undangundang, kebijakan dan peraturan lain. Untuk mengetahui pengendalian intern rawat inap di Rumah Sakit Umum Tasikmalaya, maka dilakukan penyebaran kuisioner yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian intern. Kuesioner tersebut diberikan kepada 8 responden sesuai dengan sampel penelitian yang diambil. Dari 8 responden yang memperoleh total skor paling tinggi adalah Bagian, Bagian, Bagian, dan Bagian diikuti secara berurutan, Bagian Sukapura, RAA, RAB, MB, Kelas 2, Ruang Utama, Kelas III, Kelas II dan Kelas VIP. Adapun dari pertanyaan yang penulis ajukan mengenai variabel Pengendalian Intern, responden memberikan tanggapan yang tinggi. Hal ini berarti bahwa Rumah Sakit
Tasikmalaya telah mempunyai pengendalian intern yang baik dengan karakteristik tertentu sesuai dengan indikator pengendalian intern yaitu pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pengawasan. Dalam hal ini rawat inap di Rumah Sakit Umum Tasikmalaya telah memiliki pengendalian intern yang sangat baik. 4.5 Hubungan Kualitas Informasi Akuntansi dan Pemeriksaan Operasional pada Rumah Sakit Umum Tasikmalaya. Untuk mengetahui hubungan kualitas informasi akuntansi dan pemeriksaanoperasional pada Rumah Sakit Umum Tasikmalaya maka dilakukan uji hipotesis. Dimana hipotesis tersebut adalah Kualitas Informasi Akuntansi berhubungan dengan Pemeriksaan Operasional. Untuk menguji hipotesis tersebut dilakukan uji statistik koefisien korelasi. Koefisien Korelasi ini akan menentukan tingkat hubungan variabel Kualitas Informasi Akuntansi (X1) dengan variabel Pemeriksaan Operasional (X2). Berdasarkan hasil pengujian mengenai hubungan Kualitas Informasi Akuntansi dan Pemeriksaan Operasional dapat divisualisasikan Hasil analisis menunjukan bahwa koefissien jalur hubungan variabel kualitas informasi akuntansi dan pemeriksaan operasional adalah sebesar 0,981 atau 98,1 % yang mana hubungan antara variabel Kualitas Informasi Akuntansi dan Pemeriksaan Operasional sangat kuat. Dengan hasil analisis sebagai berikut : - Dari pengolahan SPSS (lampiran 4) didapat hasil nilai koefisien korelasi 0,981 yang korelasi tersebut mempunyai hubungan yang sangat kuat
-
dalam arti Kualitas Informasi Akuntansi akan berdampak baik pada Pemeriksaan Operasional dan sebaliknya Pemeriksaan Operasional akan berdampak baik pula pada Kualitas Informasi Akuntansi. Dari koefisien jalur diatas (rX1X2) dapat diperoleh koefisien determinasi (r2x1x2) sebesar 0,962 berarti bahwa 96,2 % variabelitas dari Kualitas Informasi Akuntansi dan mempunyai hubungan dengan Pemeriksaan Operasional. Artinya Kualitas Informasi Akuntansi akan berdampak baik pada Kualitas Informasi Akuntansi. Pemeriksaan operasional merupakan suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektifitas, efisiensi dan kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat hasil-hasil tersebut beserta rekomendasi (Boynton, 2001). Pemeriksaan operasional dapat memberikan informasi akuntansi yang memang dibutuhkan dalam menjalankan aktivitas perusahaan begitupun sebaliknya pemeriksaan operasional dapat berjalan dengan lancar jika terdapat informasi akuntansi yang berkualitas. Sehingga jika informasi akuntansi berkualitas maka pemeriksaan operasional pun akan berjalan dengan lancar begitupun sebaliknya jika pemeriksaan operasional baik maka akan menghasilkan suatu informasi akuntansi yang berkualitas
4.6 Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi dan pemeriksaan Operasional Secara parsial maupun Simultan Terhadap Pengendalian Intern Rawat Inap. 4.7 Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi secara parsial terhadap Pengendalian Intern. Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Intern dilihat dari Indikator yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada lampiran 4 untuk analisa jalur, koefisien beta yang distandarisasi (standarized coefficient) untuk kualitas informasi akuntansi terhadap pengendalian intern sebesar 0,583 atau 58 % berarti bahwa hanya 58 % dapat dilihat bahwa hubungan Pengendalian Intern dengan Kualitas Informasi Akuntansi adalah kuat. Untuk pengujian secara parsial antara kualitas informasi akuntansi terhadap pengendalian intern dilihat dari perhitungan SPSS (lampiran 4) dilihatlihat dari kriteria penolakan Ho jika thitung> ttabel maka dengan koefisien beta (ߚ) =0,583 diperoleh nilai thitung sebesar 2,199 dengan mengambil taraf signifikan ߙ sebesar 5% maka nilai ttabel 2,875, yaitu thitung (2,199) < ttabel (2,875)maka menolak Ha atau dengan kata lain Kualitas Informasi Akuntansi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengendalian Intern Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Tasikmalaya. Faktor yang menyebabkan Kualitas Informasi Akuntansi tidak berpengaruh terhadap pengendalian intern dari hasil penelitian ini adalah kemungkinan tidak adanya pemisahan tugas antara satu aktivitas dengan aktivitas lainnya dalam satu perusahaan. Jadi dalam satu perusahaan kepala
kantor cenderung sebagai pelaksana aktivitas usaha dan juga sebagai penanggung jawab dalam menciptakan pengendalian intern yang baik. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Tommy Budiono dengan hasil penelitian sistem informasi akuntansi yang baik maka akan berpengaruh terhadap pengendalian intern. 4.8 Pengaruh Pemeriksaan Operasional secara parsial terhadap Pengendalian Intern. Pengaruh Pemeriksaan Operasional terhadap Pengendalian Intern dilihat dari indikator yang digunakan.Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada lampiran 4 untuk analisis jalur, koefisien beta yang di standarisasi (standarized coefficient) untuk pemeriksaan ooperasional terhadap pengendalian intern sebesar 0,270 atau 27% berarti bahwa hanya 27% Pengendalian Intern dapat diterangkan oleh Pemeriksaan Operasional. Artinya bahwa Pemeriksaan Operasional akan meningkatkan Pengendalian Intern Rawat Inap. Untuk pengujian secara parsial antara pemeriksaan operasional terhadap pengendalian intern dilihat dari perhitungan SPSS (lampiran 4) dilihat dari kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel maka dengan koefisien beta (ߚ)=0,263 diperoleh nilai thitung sebesar 0,245 dengan mengambil taraf signifikan ߙ sebesar 5% maka nilai ttabel 2,875, yaitu thitung (0,245) < ttabel (2,875) maka menolak Ha atau dengan kata lain Pemeriksaan Operasional secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengendalian Intern Rawat Inap di Rumah Sakit Tasikmalaya. Faktor yang menyebabkan Pemeriksaan Operasional tidak
berpengaruh terhadap pengendalian intern dari hasil penelitian ini adlah kemungkinan adanya multi fungsi dari seorang pegawai di Rumah Sakit Umum Tasikmalaya. Tidak adanya pemisahan tugas antara satu aktivitas dengan aktivitas lainnya di Rumah Sakit Umum Tasikmalaya sehingga kepala kantor atau kepala bagian nya sebagai penanggung jawab dalam menciptakan pengendalian intern yang baik. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Annisa Fitrianti (2006) bahwa pemeriksaan operasional berpengaruh terhadap pengendalian intern. 4.9 Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi dan Pemeriksaan Operasional secara Simultan terhadap Pengendalian Intern. Besarnya pengaruh kualitas informasi akuntansi dan pemeriksaan operasional terhadap pengendalian intern dihitung melalui uji Path Analysis. Pengujian hipotesis secara simultan menggunakan uji F yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh signifikan antara kualitas informasi akuntansi dan pemeriksaan operasional berpengaruh terhadap pengendalian intern yang dihitung dengan menggunakan SPSS. Berdasarkan hasil analisis menggunakan SPSS (lampiran 4) diperoleh besarnya pengaruh secara simultan kualitas informasi akuntansi dan pemeriksaan operasional berpengaruh terhadap pengendalian intern sebesar 97,2% dan sisanya sebesar 2,8% dipengaruhi faktor lain. Dari hasil perhitungan SPSS lampiran 4 diperoleh nilai Fhitung sebesar 102,770 dengan kriteria penolakan Ho, jika Fhitung > ftabel dengan mengambil taraf signifikan terhadap pengendalian intern dengan koefisien korelasi 97,5%Dari hasil
analisis berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa koefisien korelasi jalur variabel X1 (kualitas informasi akuntansi) terhadap variabel Y (pengendalian intern) adalah sebesar 0,715, sedangkan koefisien korelasi variabel X1 (kualitas informasi akuntansi) dengan X2 (pemeriksaan operasional) adalah sebesar 0,981 dan untuk koefisien jalur variabel X2 (pemeriksaan operasional) terhadap variabel Y (pengendalian intern) adalah sebesar 0,705 atau sebesar 70,5% sedangkan pengaruh tidak langsung variabel X1 terhadap Y melalui X2 adalah sebesar 0,388 atau 38,8%. Pengaruh langsung X2 terhadap Y adalah sebesar 0,076 atau sebesar 7,6%. Total pengaruh X1, X2 terhadap Y yang merupakan pengaruh secara simultan antara variabel X1 X2 terhadap adalah 0,975 atau sebesar 97,5%. Sedangkan faktor residu atau faktor lain yang mempengaruhi pengendalian intern rawat inap di Rumah Sakit Umum Tasikmalaya yang tidak termasuk dalam variabel penelitian adalah sebesar 0,025 atau sebesar 2,5%. Faktor lain yang mempengaruhi pengendalian intern rawat inap Rumah Sakit Umum adalah kemungkinan banyaknya aktivitas usaha yang lain yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Tasikmalaya. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analis dan pembahasan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada umumnya Rumah Sakit Umum Kota Tasikmalata telah memiliki Informasi Akuntansi yang berkualitas. Rumah Sakit menyadari tentang pentingnya kualitas informasi akuntansi yang
dapat menunjang kegiatan yang dilaksanakan pada Rumah Sakit Umum Kotas Tasikmalaya itu sendiri, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan pun sesuai dengan karakteristik yaitu relevan, akurat dan memiliki ketepatan waktu. Pemeriksaan operasional pada Rumah Sakit Umum pun tinggi, dilihat dari tanggapan responden terhadap pemeriksaan operasional. Pemeriksaan operasional rawat inap memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan Rumah Sakit Umum itu sendiri. Dengan melaksanakan pemeriksaan operasional sesuai dengan tahapannya maka akan membantu kelancaran operasi Rumah Sakit. Rumah Sakit telah melaksanakan pengendalian intern. Responden memberikan yang baik adalah pengendalian intern dengan karakteristik tertentu dengan indikator pengendallian intern, informasi dan komunikasi serta pengawasan. 2. Kualitas Informasi Akuntansi dan Pemeriksaan Operasional mempunyai hubungan yang sangat kuat dalam arti Kualitas Informasi Akuntansi akan berdampak baik pada Pmeriksaan Operasional dan sebaliknya Pemeriksaan Operasional akan berpengaruh bai pula pada Kualitas Informasi Akuntansi.
3. Secara parsial baik untuk kualitas informasi akuntansi terhadap pengendalian intern maupun pemeriksaan operasional tidak berpengaruh signifikan terhadap pengendalian intern pada Rumah Sakit Umum. Faktor yang menyebabkan Kualitas Informasi Akutansi dan Pmeriksaan Operasional tidak berpengaruh signifikan terhadap pengendalian intern kemungkinan dikarenakan tidak adanya pemisahan tugas, sehingga Kepala Ruang Perawatan Pasien memiliki 2 fungsi jabatan yaitu sebagai pelaksana aktivitas usaha juga sebsgai penanggung jawab. 4. Secara simultan Kualitas Informasi Akuntansi dan Pemeriksaan Operasional berpengaruh signifikan terhadap Pengendalian Intern rawat inap. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, peulis mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan Dalam pelaksanaan Informasi dan Pemeriksaan Operasional pada rawat inap di Rumah Sakit Umum Kota Tasikmalaya, Rumah Sakit hendaknya lebih meningkatkan pemeriksaan operasional terhadap pasien itu sendiri, dengan melaksanakan seluruh tahapan pemeriksaan operasional sehingga adanya suatu proses pemeriksaan yang terstruktur dengan baik serta adanya pemisahan fungsi jabatan sangat mendorong dalam terciptanya efektifitas dan efisiensi
perusahaan sehingga dapat menghasilkan suatu informasi akuntansi yang berkualitas dan pelaksanaan pemeriksaan operasional pun berjalan dengan baik karena adanya suatu fungsi jabatan yang khusus dan pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan pengendalian intern. 2. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian yang dilakukan penulis, hanya meneliti pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi dan Pemeriksaan Operasional terhadap Pengendalian Intern Rawat Inap. Penelitian ini dilakukan di 1 Rumah Sakit di 8 bagian rawat inap. Amin Widjaja Tunggal. 2001. Audit Manajemen Kontemporer. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI Amin Widjaja Tunggal. 2001. Memahami Internal Auditing. Jakarta: Harvarindo Andry Aditya Santika. 2005. Peranan Controller dalam menunjang efektifitas pengendalian internal penjualan pada PT INTI (Persero) Divisi JTS Bandung. Skripsi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Arens, A. A, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2001. Auditing dan Pelayanan Verifikasi Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks . 2001. Auditing dan Pelayanan Verifikasi Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks Arfan Ikhsan dan Herkulanus Bambang Suprapto. 2008. Teori Akuntansi. Malang: Graha Ilmu Azhar Susanto dan La Midjan. 2001. Sistem Informasi Akuntansi II.
Bandung: Lembaga Informatika Akuntansi Bodnar, George. H. dan William S. Hopwood. 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Boynton, Johnson dan Kell. 2001. Modern Auditing Jilid 1. Jakarta: Erlangga. . 2001. Modern Auditing Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Hall, James. A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Kasmiaji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YPKN. La Midjan dan Azhar Susanto. 2000. Sistem Informasi Akuntansi I Edisi 4. Bandung : LIA Mulyadi. 2000. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YPKN. Nina Nuranisah. 2008. Pengaruh Audit Operasional dan Pengendalian Intern Pembelian Bahan Baku Terhadap Efektifitas Produksi (sensus pada perusahaan manufaktur yang tergolong industri menengah di Tasikmalaya). Skripsi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Prihadi Munandar. 2008. Peranan Audit Operasional dalam Menunjang Pengendalian Intern atas Biaya Pemeliharaan Tanaman penghasil komoditi teh pada PT Perkebunan Nusantara VIII unit Cisaruni. Skripsi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Umar
Sekaran. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis Jilid I. Jakarta: Salemba Empat.
. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis Jilid II. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Wikinson, Joseph W. 2000. Sistem kunting dan Informasi Jilid I. Jakarta: Binarup Aksara. Wita Yustiana. 2009. Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi dan Pemeriksaan Operasional Terhadap Pengendalian Intern Pengiriman Paket Pos (Survey pada kantor POS Kota dan Kabupaten Tasikmalaya). Skripsi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.