PGM 2M)O,23:72-79
PeriIeku Makan Mund Sakolah Dasar PanenmaPMJ-AS
Hennina; dkk
PERllAKU W N MURID SEKOLAH DASAR PENEMMA PMT-AS Dl DESA CIHNLEUT DAN PASIR QAOK KABUPATEN MMOR -~ Hermine: Veqap S. Hldayet; NuAAfransyah; Salimar den Qoko Susanto ~
ABSTRACT FOOD COWBUMPTDN BEHAWOR OF ELEMENTARY SCHOOL W P l l S PARNUPATINO IN "PMTAS" PROORAM AT THE UHNLEUT AND PASIR QAOK VlLURE DlOTWCT OF BOOOR n m (PMT-AS) h u k n wnled out in all O m n t r r y 8ohools Baakgmund: School w p l m m r y l d n g or vl11am. PMT-AS w(lvlora 8s (SD) and Madamn Ib~hivah(MI) In 3ub-u n n a1 irdarman aweaa~~y vecnic,~d nmbon eambon i h G h suppianentaly f d n g at s h o o . ~onwqwmiy,pupor and e ~ p l w b e m w e g w wonn to deve~apbaw on actual food consamption behavior d tne PJPI s ObJrctlve To collect Inlomauons regardng actusl fwd conswoon behavlour of the puplis, 1.0. to dewlap ngM mewaged to lmrove fow wnsump(ron and nutfibon status d me ~ w l s Mathod: Tne study was camea out as cross-sectional a numDer 0160 pup18 and tndr mpadlva mo(hw wam randomly lacl led at two Eafnentafy Schwl d gram 1.2 ana 3 at vrage of Clnwaut and Pasir h k in Dlarlct of Bogor under PMT-AS program Snnral key vanmies wem ca lhctsd namely: food wnsumpbon mnmor lmth mgera to bmkfosL snack8 vcmu~eeof food, anmal onglne, etabet and on@cdy f w d concump(lon Average nutnwt ~nllkaol (hr p w l s war8 analyzaa and comwrea to me naoneslm RDA R a u b : Mon d the D J ~ hI ~m not Dern apdylna a w d ana a w m ~ food a umsumDUon behrv~orI e quanllcltrvdy and qa itauveiy a8 MI, tnelr datary foci7 ions~nptionpnerns relatively monotmw8, vegam~as am con8umted very 8 m led ana aim protein sources am less vanme8 Snack fwdn whlcn am usuallv consumed at scnwl am less vaneaea ana malimy .nsafe Concluslona There are mwmm meawe8 awacwu to ! m ~ w fwd s mmon and n u i n h mtus of m e puplis, I a eat Dreanfast&fore go to achoc- nave com(hete mea 2 3 bmes a Q y arm consumed vegellldes awry day penel Old M a a n 2000,n: 72-79]
rk;p"
"1
Kay Words:
food consumption behavior, sch001suplamentary feedlng pmgrarn (WT-AS), nbtdilm e d d o n , elementary school pupils
PENDAHULUAN
M
aaaiah KEP (Kurang Energi Protein) atau kekurangan gizi pa& kelanpdc anak usia sekdah dmar (SD) W h banyak dijumpai. Hasil survei t a m 29.342 murid di pedesaan di 7 provinsi (Aceh, Bengkuiu, Kdtim, Suiut Suisel, NTB dan Maiuku) menunjukkan bahwa murid SD kelas 18 mengalarm KEP berdasarkan indeks antmpanetri BBlTB sekiir 335% dan tehnyak pada kelapok murid usia muda, yakni murid kdas 1-3, bwkisar antara 34.9-47,4% murid laki-laki dan antara 30,&39,4% rnurid peranyxan (1). Studi lain menemukan bahwa konsumsi gM muri&nurid SD adalah rendah, yaitu sekitar 70% dari kebutuhan energi setiap hari. Hal ini dipelberat oieh banyaknya anak sekdah yang menderita anemia (sekitar 3040%) dan deh tingginya prevalensi murid yang ! menderita kecacingan 50.80% (2). M ~ ~ u NTarwofo (dalam Kcdyal1995), konsekuensifungsional adanya masaiah gizi dan kesehatan pada anak sekolah adalah temambalnya pertumbuhan, menurunnya kemampuan fisik, meningkatnya kejadan infeksi, serta menutunnya konsentrasi dan prestasi Majar anak (3).
Salah sstu upaya untuk m e ~ t a s imasalah kesehatan dan @zi pada anak sekdah tersebut, sejak tahun 199611997 pemerintah meluncurkan Program Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah Dasar (PMTAS) d semua SD dan Mi (madrasah ibtidaiyah) di pedesaan di selutuh Indonesia, khususnya di desa tertinggal. Kegiatan PMT-AS memberikan makanan tambahan kepada murid berupa makanan jajanan d sekolah dengan frekuensi pemberiannya sebanyak tiga kali seminggu, selama 9 buian hari belejar efektif per tahun ajaran. Diharapkan makanan tambahan tersebut dapat menambah asupan konsumsl gizi sekitar 200300 kalori dan 4 7 gram protein atau sebanyak 10.15% tambahan asupan energi dan protein bagi murid SD (4). Tetspl, hasil penelitian Lamid; dkk d Bengkuiu (1997) mmgungkapkan bahwa pemberian makanan tambahan *a selama 6 bulan (tanpa pembenan penddkan gm) beium dapat meningkatkan pertambahan berat badan murid SD yang berarti (5). Di &lam juknis PMT-AS disebutkan bahwa salah satu tyuan khusus PMT-AS adalah menanarnkan kebiasaan makan yang sehat dan hidup bersih sejak anakanak, dalam satu paket pendidkan
PGM 2000,23:72-79
Perilaku Makan Murid Sekolah Dasar Penarirna PMJ-AS
gid dan keaehatan anak sekolah (4). Manurut Kodyat, kegiatan PMT-AS dapat dimanfaatken sebagai sarana pendidikan gizi untuk murid SDIMI, dengan melibatkan paldsipasi aktif guru, orangtua murid dan masyaraket di lingkungan sekolah (3). Oleh sebab itu misi pendidken gizi tersebut sebaiknya ditujukan untuk menanamkan pola makan sehat dengan giziseimbang pada anak sekdah dasar sejak usia dini, sebagai upaya mengoptimalkan konsumsi gizi, tecutarna energi dan protein, melalui upaya perubahan perilaku makan yang baik. Studi ini bertujuan mempelajari perilaku makan murid SD sebagai bahan untuk dapat dkembangkan rnenjadi materi penddikan. Materi pendidkan itu memuat pesanpesan gin berdasarkan keragaan kebiasaan makan murid sebagai salah satu upaya untuk mengoptimalkan konsumsi dan status gizi rnereka rnelalui pemberdayean potensi g u SD ~ d pedesaan dalam rnenunjang PMT-AS.
BAHANDANCARA Penelitian ini dilakukan di dua SD d due desa IDT, yaitu SD Negeri Ciheuleut 1 di Desa Ciheuleut (Parnulang) dan .SD Negeri Pasir Gaok 1 di Desa Pasir Gaok (Bantar Kambing), Kecarnatan Kemang, Kabupaten Bcgor, Jawa Barat Sekdah-sekolah tersebut terlatak di wilayah desa tertinggal sehingga tergoiong sekolah-sekolah yang memperoieh Program Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah (PMT-AS). Pemilihan SD diambii secara sengaja, yaitu SD yang menarima program PMT-AS. Pemilihan iokasi berdasarkan data dari Dinas Keaahatan Kabupaten Bcgor dan Dinas DikBud Kecarnatan Kernang dan Kabupaten Bogw. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 1999. Jenis penelitian adalah penelitian iapangan dengan rancangan woss-sectional. Sampel penditian adalah mulid SD kelas 1, 2 dan 3. Masing-masing SD diambil 3 kelas sehingga jumlah kdas yang dameti bejumlah 6 kelas. Sampel dpilih secara acak sebanyak 10 orang mund di setiap kdas untuk diarnati perilaku makannya. Responden penditian adalah: ibu-ibu dari murid SD kelas 1-3 yang terpilih menjadi sarnpd penditian, atau orang terdekat yang dianggap paling bertanggung jawab thedap pola pengasuhan dan kebiasaan makan anak tersebut. Jad, dari dua SD tersebut dperoleh rssponden sebanyak 60 orang mund dan 60 orang ibu mund.
Hermina; dkk
Data yang dikumpulkan maliputi karakteristik rnurid dan keiuarga murid SD serta perilaku makan, murid sehari-hari yang rneiiputi lima aspek perilaku makan yakni: kebiasaan makan pagi, kebiasaan mengkonsumsi makanan jejanan di sekolah, keragaman konsumsi makanan dalam sehari di Nmah dan d sekolah, ketiasaan mengkonsurnsi protein hewani dan kebiasaan mengkonsumsi sayuran. Data perilaku makan murid tersebut dipemleh dengan menanyakan menu makanan murid sehari-hari yang dkumpulkan setiap hari selama tujuh han bertumt-tu~tyang dlakukan oleh gum yang dilatih dan dibimbing oieh peneliti. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner dan pengamatan. Data konsumsi makanan dpemleh secara recall when dikombinasi dengan penimbangan makanan contoh yang dilakukan oleh tim penditi. Ketarlibatan gum sangat dipedukan sebagai upaya dalam pemberdayaan dan peningkatan potensi guru yang merupakan b k a l pengetahuan dalam penyampaian pesanpesan gizi kepada murid. Kategori tingkat penlaku makan murid selanjutnya dihitung brdasarkan skor. Analisis konsumsi zat gid dhitung brdasarkan Daftar Kmposisi Bahan Makanan dengan menggunakan program nutrison (Pbas B. 'Djahari, Puslitbang Gizi), kemudan dibandngkan dengan angke kecukupan gizi yang dianjurkan untuk anak sekolah dasar (usia 5.10 tahun) bedasarkan Widyakafya Nasional Pangan dan Gizi (6).
HASlL DAN BAHASAN Karakterlttik Murld dan Orangtua Murld Sebaran populasi rnurid d dua SD menurut kelas &pat dilihat pada Tabel 1. Juniiah populasi murid kelas 1, 2 dan 3 d dua SD tersebut cukup banyak, yakni sebesar 294 orang; murid laki-laki lebih banyak dari perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata juniiah rnurid per-kelas adalah sekitar 47-57 orang anak. Tetapi, hanya di SDN Pasir Gaok I jumlah murid di kelas 3 relatif sedikit, yakni sekitar 31 orang anak. Pada umufnnya jurnlah rnurid pa& kelas yang lebih tinggi (kelas 4, 5 dan 6) di dua SD tersebut cenderung akan menurun dbandingkan dengan kelas 1, 2 dan 3. Hal ini disebabkan banyak murid yang keluar dan Mak bersekolah lag; atau pindah.
PGM 2000.23:72-79
Perilaku Makan Murid Sekolah Dasar Penerima PMT-AS
Hermina; dkk
Tabel 1 Sobarn Populml Mudd LaM-IN dan Pemmpuan dl Dua SD Menurut Kelar
' L= laki-laki; P= perempuan Pada Tabel 2 tampak hhwe jumlah sampd murld kelae 1, 2 dan 3 d a&! SD yang dtellli adalah eebanyek 80 orang,terdiri dani 31 weng murid Mi4aki dan 29 orang murid perempuan. Sebagian besar murid (78,4%) bemmur 8-9 tahun dan slsanya berurnur (6 tahun den >B tahun. Data di lapangan menunlukkan, uala murld SD keles 1--3di pedesaan berklsar antam 5-10tahun. Murid kelas 1 aebanyak 11,6% maslh bamsia 5 tahun atau leMh (< 6 tahun) dan murid kelas 2 dan 3 sebanyak 10,0% telah
berurnur 10 tahun. Adanya mudd yang telah barusla 10 tahun menunjukkan bahwa murid SD kelas 1, 2 c!an 3 di desa IDT relatif banyak yang tidak naik kelas sehlngga hams mengulang pdajaran pada tahun berikutnya, bahkan ada murid yang mengulang leblh dad setahun d tlngkat kelaa yang same. Menumt keterangan dad gum kelasnya, ha1 itu dlwbabkan seringnya murid Udak masuk sekolah sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Tabel 2 Sebaran Murid Kdar 1-3 dl Dua SD Menurut Jenlr K d m i n dan Uda
Tabel 3 menggambarkan bahwa sebagian besar ibu murid SD yang menjad respMlden berpenddkan SD (82,8%). Pda sebaran tingkat pendidkan ibu murid SD berbeda dengan pola &ran lingkat pendidikan ayah mereka. Ayah mund SD tingkat pendidkannya lsbih menyebar antara tidak tamat SD hingga tamat Diploma 2; tebanyak berpendidikan SD (63,2%) dan debihnya berpendidikan SLTP, SLTA dan Diploma 2. Sebagian besar ibu mund SD tidak bekefja rnencari nafkah (60,3%)dan sisanya ikut beketja rnencari nafkah untuk kduarga (37,7%).Pada umumnya ibuibu murid bekeja sebagai pedagang kecil, bumh tani dan b u ~ cuci. h Mayoritas pekejaan
ayah murid adakh &a@ buruh (47,3%),yakm sebagai bumh tani (19,3%),bumh bangunan (10,5%), dan bumh lidak tetap (lU,5%).Pada masa krisis ekonomi pekejaan ayah murid a& yaw tidak tetap atau istilah setempel adalah sebagai bumh serabutan. Alasan rnereka yang berstatus bekeja tidak tetap sebagian besar karena suit mencan pekefjaan tetap, di antara mereka terdapat yang terkena pemutusan hubungan keja (PHK). Mereka kadang-kadang sebagai b u ~ pikul, h bumh tani, tukang ojek, kemet truk atau bahkan menganggur tanpa ada pekerjaan yang pasti.
PGM 2000,23: 72-79
PeriIaku Makan Murid Sekolah Dasar PenenmaPMT-AS
Takl 3 Sobman Orangtua Murld dl Dw SD Menurut l l n g k f Pendldlkn dan Jcmls PekerJun
Ayah
Ibu
Varliibel
n
%
n
Pendldlkm 48 82,8 36 SD 155 9 9 SLTP 1 10 SLTA 1,7 2 Diplana hlrPakwm 35 1 Tidak bekeja 60,3 5 Bumh tan1 11 8,6 Bumh banaunan 6 4 Sopir 7 12,7 8 Bumh tak tetap 3 1 Pegawal Negeri SipiVPNS 1,7 10 Swasta 10 16 17,2 Wiraswasta 58'' 100,O 57' Jurnlah Kobrangm: Mund tak memiliki ayah (ibunya beratatusjanda) * Mund tak rnemiliki ibu (ibunya telah meflinggaldan seng muddd a w h doh neneknya)
%
63,2 15,8 17,5 3,5 1,8 19,3 10.5 7,O 10,5 53 17,5 28,l 100,O
Perilaku W a n Petilaku makan seseorang menceminkan pda konsumsi pangan dan sangat menentukan optimasi asupan energi dan protein setiap indvidu menurut tingkat kecukupannya terhadap zat-zat gid. Perilaku makan murid SD sehari-hari yang dipelajari mencakup lima eapek perilaku makan, yakni: kebiasaan makan pagi, kebiasaan mengkonsumsi makananan jajan d sekolah, keragaman konsumsi makanan &lam sehari (di m h dan di sekolah), kebiasean mengkonsumsi protein hewani, dan kebiasaan mengkonsumsi sayuran. Perilaku makan dapat memberikan gambaran konsurnsl tat gizl seseo~ng.Jika perilaku makan indvidu sehari-hari sudah baik diharapkan konsumsi energi dan protdn dapat maksirnal. Pada Tabel 4 &pat dlihat perilaku makan murid dan tingkat keragaman konsumsi makanannya. Pada Tabei 4 tersebut tampak bahwa sebagian besar murid (71,756)di dua SD yang diteliti sudah telbiasa makan pagi atau 8arapan. Bagi murid yang sudah biasa makan pagi, jenis makan pagi yang dikonsumsi pada waktu makan pagilsarapan cukup bewariasi, antara lain: nasi+gorangan, nasi goreng, nasi uduk, bubur nasi, lontong sayur, dan gorengan seperti tempe goreng, bakwan, oncom goreng. Murickmurid biasa sarapan di ~ m a dengan h makanan yang disiapkan deh ibu atau membeli makanan siap santap sebelum berangkat ke sekolah, bahkan ada sebagian murid
(35,0%) mmbeli sendri makanan jajanan d sekdah dan dikmsumsi sebelurn masuk kelas (pukul 06.00-07.00 WIB). Jenis makanan jajanan di sekolah yang dikonsumd untuk sampan biasanya bempa: bubur nasi, nad uduk, tihun goreng, burasllontong, dan gorengan. Namun, bagi murid yang tidak tahu memilih makanan jajanan untuk sarapannya, makanan yang mereka pilih pada pagi han adalah bempa cilok, es atau ciki dan sejenisnya yang kandungan energinya sangat randah dan kurang baik bagi kesehatan anak. Pada umumnya rnurirknurid sudah terbiasa membeli makanan jajanan di sekolah. Biia murid sudah sampan, keuntungannya makanan tersebut dapat berfungsi sebagai makanan selingan. Dengan bekal uang saku mereka dtuntut untuk bisa mernilih makanan jajanan. Sebagian besar rnurid dibekali uang s k u berklsar antara Rp.200-500. Bila dilihat dari frekuensi konsumsi makanan jajanan d sekolah seiama seminggu terakhir tampak bahwa sebagian murid (5096) mengkonsumsi makanan jajanan yang kurang beragam jenis zat gizinya. Mereka wnumnya rnernbeli jenis makanan jajanan yang kandungan zat gizinya hanya 1 atau 2 jenis sumber zat gizi, yakni hanya rnengandung kabhidrat, atau karbohidmt dan lemak.
PGM 2000,23:72-79
Perilaku Makan Murid Sekolah Dasar PenerimaPMT-AS
Trbrl 4 W m n Mudd dl Dur 8D Mmurul PeflIaku Mdun dm TI-
Kurang bersgemnya kandungan zat glzl dalam makanan jdanan d sekolah perlu dlengkapi dengan konsumsi makanan murid d ~ m a h Jenis . makanan jajanan yang banyak dikonsumsi adalah cllok, es, deblo dan ccmro (tehuat dari singkong), gwengan, donat, bekwan, nsol (isi bihun), mi glosor, kerupuk, keripik, ciki, perman dan sejenisnya. Jenis makanan jajanan yang ssdang W e r di kalangan murid SD di desa tersebut adalah dlok (dalam bhs. Sunda cilok=mi didok), terbuat dari tepung sagu dengan rasa gurih bentuknya bulat seperti bakso, kemudian
[email protected] ini kmudan dilumuri dengan saos merah (yang menggunakan zat additii dan ditusuk seped sate. Harga cilok Rp. 100,- per butir. Dengan variasi makanan jajanan di sekolah, murld SD d desa dituntut untuk bisa memilih makanan jajanan yang aman, sehat dan bergid. Peran guru &lam ha1 ini dperlukan untuk membetikan bakal pengetahuandan pesanpesan gin untuk murid SD di desa. Selain itu guru SD cukup berperanan &lam mengarahkan dan mengembangkan warung sekdah dan pedagang di sekeliling sekalah untuk lebih memperhatikan
Hermina; dkk
Korqrrnm Konsud
kebersihan dan kwmanen makanan ja)anan yang dijual. Hasil recall makanan mhari menunjukkan bahwa sebagian besar murid, tila dilihat dari k q a m a n konsumsi makanan dalam sehari (di ~ m a hdan dl sekolah), belperilaku makan kurang beragam (65%). Susunan makanan yang cukup beragam umumnya terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk (hewani dan nabati), sayuran dan buah-buahan. Makanan yang dikonsumsi secara beragam dalam konteks sehari terdiri dari lima jenis sumber zat gid, yakni surnbw kabhidrat, protein hewanilnabeti, lemak, vitamin dan mineral, ditambah sarat dan air (7). Dalam penelitian ini konsumsi makanan murid dnilai kumng bemgam, bila konsumsi makanannya dalam sehari temyata kurang dari empet jenis makanan sumber zat gid tersebut di atas. Sementara itu konsumsi makanan sehari diniiai lidak bemgam bila konsumsi makanan dalam seh* kurang dari tiga jenis makanan sumber tat gid tersebut d atas. Kurang dan tidak beragamnya konsumsi makanan murid SD menggambarkan konsumsinya yang lidak seimbang bila cfilihat dari kualitas dan kuantitas kandungan
PGM 2000.23: 72-79
Perilaku Makan Murid Sekdah Dasar Penerima PMT-AS
gidnya. Karena untuk mencapai masukan zat gizl yang sein-bang tidak mungkin dpenuhi hanya deh satu atau dua jenis bahan makanan, melainkan hams terdiri dari aneka ragam bahan makanan (7). Bila dilihat dari menu makanan murid sdama tujuh hari be~turut-turuttampak bahwa ksbiasaan murid mengkonsurnsi protein hewani sebagian besar adalah kurang beragam, yakni hanya rnengkonsumsi dua jenis makanan sumber protein hewani &lam seminggu (66,7%).Sedangkan bila mengkonsumsi lebih dari dua jenis protein hewani &lam ssminggu dinilai cukup beragam. Jenis makanan sumber protein hewani yang b i a s dihidangkan dan dkonsumsi &lam menu sahari-hari adalah: ikan asin, ikan pindang, ikan segar, telur, dagiwayam, susu dan hasil dahanya. Dan hasil pengamatan d dew, konsumsi protein hewani ini terasa lebih sulit dijangkau deh keluarga murid yang kondisi ekonom~nya paspasan. Mereka lsbih sering mengkonsumsi protein hewani &lam bentuk ikan asin dan paling istimewa adalah ikan pindang (dalam bahasa sunda=cue). Oleh sebab itu harapan terbesar variasi konsumsi makanan selain nasi adalah dari protein nabati, seperti oncom, tempe, tahu dan dari sayuran. Walaupun demikian pengetahuan tentang manfaat protein hewani untuk kecerdasan anak balita dan kesehatan anak sekolah perlu diketahui oleh guru, ibu-ibu dan murid SD d pedesaan. Bila diarnati dari menu makanan murid selama tujuh hari beflurut-turut tampak bahwa kebiasaan murid mengkonsumsi sayuran sebagian besar adalah kurang beragam, yakni hanya mengkonsumsi dua
Hermina; dkk
jenis sayuran dalam seminggu (66,7%). Jeris sayuran yang biasa dkonsumsi pada kduarga murid adalah sayur bayarn, kangkung, daun singkong, kacang panjang, tauge, sayur asem dan sayur sop (tanpa daging). Konsunsi murid tdadap sayuran cukup beragam bila mengkonsumsinya lebih dan dua kali seminggu. Dari data yang dkumpulkan tampak bahwa konsumsi murid temadap sayuran frekuensinya masih rendah. Bahkan diternukan murid yang tidak suka makan sayuran (18,3%). Sedangkan konsumsi buahbuahan di desa sangat tergantung kepada musim. Untuk mengetahui tingkat perilaku makan murid, maka perilaku rnakan murid tersebut'dikelompokkan menjadi 3 kategori berdasarkan penjurnlahan nilai skor (8) yaitu perilaku makan baik, kurang baik dan tidak baik. Perilaku makan murid dinilai dari penjumlahan 5 aspek perilaku makan yang sudah disebutkan d atas. Masingmasing aspek perilaku makan mempunyai skor 1-3. Nilai 3 untuk konsumsi yang beragam, nilai 2 untuk konsumsi kurang beragam dan nilai 1 untuk konsumsi tidak beragam. Jadi, nilai tertinggi dari kelima aspek perilaku makan murid yang dinilai tersebut adalah 15 dan nilai terendah adalah 5. Kategori perilaku makan baik, bila hasil pehitungannya mempunyai jumlah skor 12-15 dan perilaku makan kurang baik, bila hasil pehitungannya mempunyai jumlah skor 8-11. Sedangkan perilaku makan tidak baik, bila hasil perhitungannya rnempunyai skor 5-7. Dan hasil perhitungan skor tersebut, temyata sebagian besar rnurid SO rnempunyai kategoii penlaku makan kurang baik (48,3%): selengkapnya dsajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Sebaran Murid di Dua SD M e n u ~Kategori t Perilaku Makan
Dan hasil pengunpulan data tampak bahwa perilaku makan murid-murid SD masih kurang baik bila dlihat dari keragaman konsumsi makanannya sehari-hari. Selain masalah ekonomi, mungkin rendahnya tingkat pendidkan dan pengetahuan gizi ibu-ibu dari murid SD cukup berperanan terhadap perilaku makan murid yang M u m baik. Jika keadaan ini lama dibiarkan tentunya mund-murid SD telsebut
sulit untuk memenuhi konsumsi makanannya dengan pola makan bergizi seimbang. Oleh sebab itu dpdukan upaya memperkenalkan dan menanamkan kebiasaan makan yang baik pada murid sejak usia dini, yakni sejak murid SD duduk di kelas 1, 2 dan 3 melalui guru kdas. Sebagai upaya &lam mengoptimalkan konsumsi dan status gizi rnereka dengan menggalakkan penganekaragaman konsumsi
PGM 2000,23:72-79
PenIaku Makan MuridSekolah Dasar Penerima PMT-AS
makanan untuk mencapai pda makan sehat dengan
giri seimbeng bmdmmhn Pedoman Umum Gizi Saimbang (PUGS) (7). Konrumrl Zat Old Konwml zat dd murld dlgcmberken dad konwmd enerpl, pmtdn, kaldum, vltamln 4 vltamin C dan a t bad (Fa). Jmlah dad m u a zat-at gizi yang dkonwmd mud&mudd kemudlan dlbandngkan m n Angka Kecukqan Qlrl (AKQ)yang donlurkan (Ilhat Tahl8). Pa& T M 8 braebut t e m k bshwa mbmta kon8umtl m r g l &n protein mudd SD bnpa makanan kudapn PMTAS temyata maslh nndah &n mcmlh dl h h AKQ, yakni untuk m u e kdompok umur mudd (5-10 bhun) rate-rab koneumal enor01 .&mar 58,4% AKQ &n rate-rata kontumd p t d n eabewr 80,8% AKQ. Pa& kdompok mudd 10.10 bhun 11 bulrnr tamyak kon8umai enml labih rrndrh yaknl hnya 541% AKQ dan konaumtl protdn Ilr(r.n(r
Hernina; dkk
hanya 47,6% AKG. Rendahnya k m s i enecgi dan protein pada murid In1 kemungkinan kanma perllaku makan murid yang belum balk, antas laln kamna frekuensl makn sehad yang Udak teratur (hnya 1-2 kall sehad). Alawnnya karma eebaglen mudd kdas 1, 2 dan 3 temyate maslh mengaiami eullt makan. Selaln itu tdalu banyak j@andi sekdah dan d wkitar rumah depat belpengaruh tehadep nelau makan anak peda usla tersebut sehingg.9 k u a l k dan kuanltecr makanan m k a menjcrd tldak maktlmal. Ella dlbandlngkn dongan h d l p d l t l a n Kodyat dtk. p d a bhun 1905 (wklum twodl kdd8 rkonanl) yang manamukan bahwa kon8umd m!mudd dl @mar? dl bebampa prwlnd d lndonwla cldslah mkibr 70% AKQ (2)(3),make mngat rw&hnys konaumei mudd SD pa& pendltirn inl, mungkln a& pengaruhnya dad kondltl kdtb ekonwnl yono punoaknya pada tahun 1889, w n l pa& wt panailtian In1dllakukan.
TIM 6 Pomntnr Konrumrl Olrl Murld dl IU D OD Manun14Kdompok Umur
Tetapl, rendahnya konsumd makarmn mudd bwwbut, Jlkdtambah lwupan enerpl dan protdn dad makanan kudapan WT-AS wbesar 10.75% AKG, maka ratMatn a8upan kon8uml aid tagl muridmurid temM menlngkat menjadl seklter 71,4% anergl dan W t a r 75,8% pmteln dad AKG. SeMngga angkanye mendeketi haail peneiitian dad Kodyat dkk, a m Jalal (2, 3). Dengan demlklen kemungkinan tembahan energ1 dan pmtein dari makanan kudapan PMT-AS yang dibagikan d sekolah cukup berpennan terhadap meningkatnya rsta-rata konsumsi energi dan protein murid-murid d dua SD tersebut Karena dari pengamatan peneliti keglatan PMT-AS di desa tersebut &pat bejalan dengan baik.
Perilaku makan muri&murid SD sebagian besar (48.3%) masih kmng bdk, tiia d a d dari lima aspek perilaku makannya sehari-hari, yakni:
.
kablewan makan pclgi, keblaclaan konwmd makanan )@anan d aekoleh, keregaman konsumd makanan ddam mhad d rumah den d eekdah, keblmsan mengkonwmd protein hewanl dan keblawan mengkonsumd w r e n . Bahkan dltemukan murid yang tldak suka mengkonsumsi sayuran sebanyak 18,3%. Rata-rats konsumai energi dan pmtein muridmurid SD masih rendah, yaitu masingmasing konsumsi energi & w a r 56,4% dari AKG dan protein ssbesar 60,8% dad AKG yang dianjulkan. Salah satu upaya untuk mengoptimalkan kualitas dan kuantitas konmsi zat gid murid SD, berdasalkan kmgaan perilaku makan murid sekurang-kurangnyi terdapat lima pesan gizi yang perlu disampaikan untuk memperbaiki perilaku makannya, yakni a) hjuran makan pagi atau makan dahulu sebelun ke sekolah; b) Anjuran makan makananjajanan d wkolah yang
PGM 2000,23: 72-79
Perilaku Makan Murid Sekdah Dasar Penerima PMT-AS
bersih, aman dan bergid; c) AIjuran makan nasi dan laukpauk secara teratur 2-3 kali sehari; d) Anjuran makan laukpauk hewani, terutama ikan dan telur; dan e) Anjuran makan sayuran setiap hari. Pesanpesan gizi lersebut dapaP dsampaikan kepada murid (dan ibunya) deh guru kelas sebagai salah satu upaya praktik pendidkan gid di sekolah &lam memperkmlkan perilaku makan yang baik sejak anak usia muda, sehingga konsumsi dan status gidnya menjad lebih c@imal terutama &lam melengkapi kegiatan PMT-AS.
SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjul untuk menguji kelayakan kelima pesan gizi untuk anak sekolah terhadap perubahan perilaku makan yang lebih baik pada murid SD, khususnya penerima PMT-AS. Potensi guru SD p l u ditingkatkan agar dapat lebih berperan &lam praktik penddikan gid di Sekolah Dasar, khususnya SD penerima PMTAS untuk menunjang program.
UCAPAN TERIMA KASH Terima kasih yang sebesar-besamya Kami sampaikan kapada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Kepala Sekdah dan GUN-~UN di SD Negeri Ciheuleul I, Kepala Sekolah dan GUN-~UNd SD Negeri Pasir Gaok I yang berlokasi di Desa Ciheuleut dan Pasir Gaok, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Kami juga mengucapkan tecima kasih kepada ibu-ibu dari murid SD kelas 1, 2 dan 3 di dua SD tersebut yang telah menjadi reqmdan penelitian dan berpartisipasi akW sehingga penelitian ini dapat bejalan dengan lancar. Sumber dana penelitian ini
Hermina; dkk
adalah dari dana Rotin Puslifbang Gizi tahun
1999-2000.
RUJUKAN 1. Muhilal, dkk.
Studi data d a w pelaksanaan program makanan tambahan anak sekolah (PMT- AS) di sepuluh propinsi luar Jawa dan Bali. Laporan penelitian. Bogor Pusat Penelitian clan Pengembangan G i , 1997. 2. Jalal, F dan Somali M.A. Gizi dan kuafitas hidup: agenda perurnusan program gizi Repelita VII untuk mendukung pengembangan sumberdaya rnanusia yang berkualitas. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan GI& VI, Jakarta, LIPI, Februari, 1998. 3. Kodyal, B.A. Pengalaman pelaksaman PMT-AS bag; siswa SD dan MI di desa tertinggal. Pads: Seminar sehari "Peran PMT-AS &lam menyiapkan sumberdaya rnanusia Indonesia yang berkualitas'. Dit. Bina Gizi Masyarakat Depkes, Jakarta, 25 April 1995. 4. Indonesia. BAPPENAS. Pedoman umum pelaksanaan program makanan tambahan anak sekolah (PMJ-AS). Jakarta: F w m Kwrdinasi Pusat Program Pembinaan Anak dan Remaja,
m:
1996. 5. Lamid, A. &k. Damp& dan Pelaksanaan PMTAS di Empat SD IDT Bengkulu. Laporan penelitian. Bogor: Pusat Penelltian dan Pengembangan Gizi, 1997. 6. Muhild. Fasli Jalal dan Hardinsyah. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Dalam: Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI, Jakarta, LIPI, Februari 1998. 6. Indonesia, Departemen Kesehatan RI. Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta: Depkes R.1, 1996. 7. Singanmbun, Masri dan Safian Efendi. Metode Penelitian Suwai. Jakarta: LP3ES, 1987.