PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN KELAS XI JURUSAN PEMASARAN DI SMK PGRI 2 KOTA JAMBI Euis Marliah1) , Prof. Dr. H. Ekawarna, M. Psi.2), Dra. Refnida. ME 3) 1) Alumni Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi Email :
[email protected] 2) Pembimbing Utama, Dosen Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP UNJA 3) Pembimbing Pendamping, Dosen Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP UNJA
ABSTRACT This research is ex post facto, with two independent variables, namely character education (X1) and the ability to think creatively (X2) and the dependent variable is the learning outcome (Y). The first and second hipotasis testing performed using simple regression analysis and testing of the third hypothesis using multiple regression. The analysis showed that there is a positive and significant effect between the character education learning outcomes of 4.17, there is a positive and significant effect between creative thinking abilities with the learning outcomes of 9.42, and there are significant jointly between character education and the ability to think creative with the learning outcomes of 6.38. The increase in both the independent variable will affect the dependent variable improvement.
Keywords: Character Education, Creative Thinking, and Results Learning Entrepreneurship Subject
PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN KELAS XI JURUSAN PEMASARAN DI SMK PGRI 2 KOTA JAMBI Euis Marliah1) , Prof. Dr. H. Ekawarna, M. Psi.2), Dra. Refnida. ME 3) 1) Alumni Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi Email :
[email protected] 2) Pembimbing Utama, Dosen Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP UNJA 3) Pembimbing Pendamping, Dosen Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP UNJA
ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian ex post-facto, dengan dua variabel bebas yaitu pendidikan karakter (X1) dan kemampuan berpikir kreatif (X2) serta satu variabel terikat yaitu hasil belajar (Y). Pengujian hipotasis pertama dan kedua dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana dan pengujian hipotesis yang ketiga menggunakan regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan karakter dengan hasil belajar sebesar 4,17, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan hasil belajar sebesar 9,42 serta terdapat pengaruh secara bersama-sama antara pendidikan karakter dan kemampuan berpikir kreatif dengan hasil belajar sebesar 6,38. Kenaikan kedua variabel bebas akan mempengaruhi peningkatkan variabel terikat. Kata Kunci : Pendidikan Karakter, Kemampuan Berpikir Kreatif, dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan
PENDAHULUAN Pembangunan nasional bidang pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Untuk mewujudkan pembangunan nasional dibidang pendidikan, diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat serta perubahan pembangunan. Perubahan pembangunan membutuhkan perkembangan ilmu dan teknologi yang membawa dampak dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk terjadi pergeseran fungsi sekolah sebagai institusi pendidikan seiring dengan tumbuhnya berbagai macam kebutuhan, beban sekolah semakin berat dan kompleks. Sekolah saja tidak dapat dituntut untuk dapat membekali berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat dapat berkembang, akan tetapi juga dapat dituntut untuk dapat mengembangkan minat dan bakat, membentuk moral dan kepribadian, bahkan dituntut agar anak didik dapat menguasai macam keterampilan yang dibutuhkan untuk memenuhi dunia pekerjaan. Disamping itu, perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini turut mempercepat laju perkembangan ekonomi dan industri, yang mempunyai implikasi penting terhadap dunia pendidikan. Oleh karena itu untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan mampu berperan dalam persaingan global maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia. Berbicara tentang kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan sumber daya manusia. Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan. Sebagai inti dari kegiatan pendidikan, proses belajar adalah upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tidak akan tercapai apabila proses belajar tidak berlangsung dalam pendidikan. Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar akan tujuan, artinya bahwa kegiatan pembelajaran merupakan suatu peristiwa yang terikat dan terarah yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa dituntut dapat belajar dengan baik agar tercapai tujuan hasil belajar yang diharapkan. Sesuai dengan pengertian belajar yaitu suatu aktivitas yang sadar akan tujuan. Tujuan dalam belajar adalah terjadinya perubahan dalam diri individu, perubahan dalam arti menuju pribadi perkembangan individu seutuhnya. Sedangkan hasil belajar akan diperoleh setelah proses belajar terjadi. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, daya reaksi, daya penerima, dan aspek lain yang ada pada diri individu itu sendiri. Hasil belajar merupakan misi dan tujuan dari kurikulum yang diterapkan di sekolah. Kurikulum yang diterapkan di sekolah membagi mata pelajaran kedalam 3 kelompok yaitu normatif, adaptif dan produktif. Mata pelajaran kewirausahaan termasuk dalam kelompok produktif. Karena mata pelajaran kewirausahaan merupakan mata pelajaran yang diajarkan kepada semua siswa Sekolah Menengah Kejuruan, karena sangat diperlukan demi menunjang tujuan SMK yaitu menyiapkan lulusan yang siap kerja dan siap terjun kemasyarakat. Selain mata pelajaran produktif/keahliannya, mata pelajaran kewirausahaan sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan siswa SMK sehingga mata pelajaran kewirausahaan dijadikan mata pelajaran wajib di SMK. Secara umum mata pelajaran ini membekali siswa untuk menjadi wirausahawan yang berarti orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi pengadaan produk baru memasarkannya serta mengatur permodalan. Pendidikan kewirausahaan pada dasarnya dilaksanakan guna menumbuhkan jiwa berwirausaha dan kemandirian perekonomian dalam berwirausaha pada para siswa SMK dalam menghadapi persaingan global. Dimana setiap siswa dituntut untuk mampu menampilkan keahlian serta inovasi baru
agar tidak kalah bersaing dengan negara lain. Hal ini sesuai dengan pengertian kewirausahaan yaitu suatu pola tingkah laku manajerial yang terpadu dalam upaya pemanfaatan peluang yang tersedia tanpa mengabaikan sumber daya yang dimiliki, untuk menjadi wirausahawan handal dibutuhkan karakter seperti, pengenalan terhadap diri sendiri, kreatif, mampu berpikir kritis, mampu memecahkan permasalahan, dapat berkomunikasi, mampu membawa diri di berbagai lingkungan, menghargai waktu, empati, mau berbagi dengan orang lain, mampu mengatasi stress, dapat mengendalikan emosi, dan mampu membuat keputusan. Dari dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa, yang seharusnya pendidikan karakter menjadi suatu pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak agar menjadi manusia yang berpendidikan serta bermoral. Tujuan pendidikan dalam hal ini agar generasi muda sebagai penerus generasi tua dapat menghayati, memahami, mengamalkan nilai-nilai atau norma-norma tersebut dengan cara mewariskan segala pengalaman, pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang melatarbelakangi nilai-nilai dan normanorma hidup. Selanjutnya menurut Slameto (2010:32), salah satu indikator untuk melihat kualitas pendidikan diantaranya dengan melihat kemampuan berpikir kreatif siswa. Realisasinya adalah peningkatan prestasi belajar, baik ditingkat dasar, sekolah menengah, maupun ditingkat atas. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, faktor-faktor itu berasal dari anak sendiri (internal) misalnya bagaimana intelegensinya, minat bakat, dan sebagainya maupun berasal dari luar diri anak (eksternal) yaitu faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan belajar baik sekolah maupun masyarakat. Pendidikan karakter dan kemampuan berpikir kreatif berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini karena pendidikan karakter dan kemampuan berpikir kreatif dapat menjadi kelancaran saat proses belajar, apabila proses belajar berjalan dengan lancar maka hasil belajar siswa akan meningkat pada mata pelajaran kewirausahaan. Bertitik tolak dari uraian di tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara pendidikan karakter dengan hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan kelas XI Jurusan Pemasaran di SMK PGRI 2 Kota Jambi, dan untuk mengetahui pengaruh antara kemampuan berpikir kreatif dengan hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan kelas XI Jurusan Pemasaran di SMK PGRI 2 Kota Jambi. Serta untuk mengetahui antara pendidikan karakter dan kemampuan berpikir kreatif dengan hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan kelas XI Jurusan Pemasaran di SMK PGRI 2 Kota Jambi. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah ex post-facto. Penelitian ex post-facto adalah penelitian dimana variabel yang hendak diteliti (variabel terikat) telah ada pada saat penelitian dilakukan (Purwanto, 2008:181). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI DI SMK PGRI 2 Kota Jambi berjumlah 70 orang. Menurut Sugiyono (2012:148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang mengukur fenomena alam dan sosial yang amati. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah angket, tes dan dokumentasi. Sedangkan Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012:173). Untuk pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada 70 orang responden. Berdasarkan hasil uji coba angket yang dianalisis dengan bantuan program Microsoft Office EXEL 2007 maka dari 21 butir soal mengenai pendidikan karakter diperoleh angket yang valid sebanyak 19 butir soal. Sementara untuk tes kemampuan berpikir kreatif yang berjumlah 35 butir soal yang valid 30 butir soal. Adapun untuk angket dan tes yang tidak
valid berdasarkan hasil konsultasi dengan tim TPSM maka diperbaiki bentuk soalnya dan digunakan kembali. Menurut Sukardi (2011: 127) syarat lainnya yang juga penting bagi seorang peneliti adalah reliabilitas. Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Ini berarti semakin realibel suatu tes memiliki persyaratan maka semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali. Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha untuk angket diperoleh koefisien reliabilitas pendidikan karakter = 0,811, selanjutnya koefisien dikonsultasikan dengan nilai ππ‘ππππ pada taraf signifikan πΌ 0,05 dengan n = 70 dan diperoleh ππ‘ππππ 0,235. Karena koefisien reliabilitas tersebut lebih besar dari nilai ππ‘ππππ , maka dapat dinyatakan bahwa angket tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. Uji reliabilitas menggunakan rumus KR-20 untuk tes diperoleh koefisien reliabilitas kemampuan berpikir kreatif = 0,661, selanjutnya koefisien dikonsultasikan dengan nilai ππ‘ππππ pada taraf signifikan πΌ 0,05 dengan n = 70 dan diperoleh ππ‘ππππ 0,235. Karena koefisien reliabilitas tersebut lebih besar dari nilai ππ‘ππππ , maka dapat dinyatakan bahwa tes tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. Uji tingkat kesukaran dan uji beda digunakan untuk menguji tes pada variabel kemampuan berpikir kreatif. Uji tingkat kesukaran digunakan untuk menguji taraf kesukaran tiap butir soal (Arikunto, 2007: 208). Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2007: 213). Uji normalitas yaitu uji yang digunakan untuk melihat data yang diteliti normal sesuai dengan standar statistik, jika datanya tidak normal, maka datanya tidak dapat digunakan, begitu pula sebaliknya. Uji normalitas bisa juga diartikan untuk menguji sekelompok data yang berasal dari populasi yang berada di bawah frekuensi normal atau tidak. Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Dengan uji ini akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linier, kuadrat, atau kubik. Uji multikolinearitas yaitu uji hubungan sesama variabel bebas. Uji multikolinearitas berguna untuk menghindari supaya jangan ada diantara variabel bebas yang berkolerasi sesamanya, maka terlebih dahulu harus dilihat hubungan dari masing-masing variabel dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Uji hipotesis berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dalam proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perhitungan dengan rumus-rumus sesuai dengan uji yang digunakan, rumusan masalah pertama dan kedua menggunakan rumus regresi sederhana dan rumusan masalah ketiga menggunakan rumus regresi berganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian secara umum, menunjukkan pendidikan karakter termasuk kedalam kategori tinggi dengan rentang interval antara 89,42 - < 95,25, kemampuan berpikir kreatif termasuk dalam kategori tinggi dengan rentang interval 24,42 - < 28,25, dan hasil belajar termasuk dalam kategori sedang dengan rentang interval 71,67 - < 78,34. Hasil uji normalitas data menggunakan uji Chi-Kuadrat berdasarkan taraf signifikasi 5%. Hasil pengujian normalitas diperoleh taraf signifikan pendidikan karakter -11,92, kemampuan berpikir kreatif -154,58 dan hasil belajar -145,31. Hal ini dapat dimaknai bahwa variabel pendidikan karakter (π1 ), kemampuan berpikir kreatif (π2 ) dan hasil belajar (Y) berdistribusi normal.
Hasil uji linieritas data penelitian dilakukan dengan bantuan perhitungan rumus uji linieritas. Adapun acun pengambilan keputusan pada uji linieritas ini adalah Ketentuan jika πΉβππ‘π’ππ < πΉπ‘ππππ maka data berpola linier dan jika πΉβππ‘π’ππ > πΉπ‘ππππ maka data berpola tidak linier. Hasil pengujian linieritas diperoleh variabel pendidikan karakter dengan hasil belajar = 0,91, variabel kemampuan berpikir kreatif dengan hasil belajar = 1,05, karena 0,91< 1,79 dan 1,05 < 1,86 maka dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh adalah berpola linier. Hasil uji multikoliniearitas data penelitian dilakukan dengan bantuan perhitungan rumus uji multikoliniearitas. Adapun acun pengambilan keputusan pada uji multikolinearitas ini adalah ketentuan jika besar VIF mendekati angka 1 mencerminkan tidak terdapat multikolinearitas. Hasil pengujian multikoliniearitas diperoleh variabel pendidikan karakter adalah ππΌπΉπ1 = 1,06 dan kemampuan berpikir kreatif adalah ππΌπΉπ2 = 1,14, maka dari nilai ππΌπΉπ1 = 1,06 dan ππΌπΉπ2 = 1,14, dinyatakan tidak terdapat multikolinearitas pada variabel pendidikan karakter dan kemampuan berpikir kreatif. Untuk menjawab rumusan masalah pertama, data ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan rumus regresi sederhana melalui perhitungan uji regresi sederhana. Dari hasil penelitian diperoleh variabel pendidikan karakter mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data bahwa thitung untuk pendidikan karakter mempunyai nilai sebesar 2,04. Koefisien regresi variabel pendidikan karakter di sekolah diperoleh sebesar 0,37 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel pendidikan karakter di sekolah meningkat sebesar 1 poin, maka hasil belajar akan meningkat sebesar 0,37 poin. Jadi, apabila terjadi kenaikan tingkat pendidikan karakter di sekolah maka akan menyebabkan kenaikan hasil belajar. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan karakter di sekolah dengan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Winkel (Purwanto, 2011: 45) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Selanjutnya menurut Muslich (2011: 81) tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri, meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, sehingga pendidikan karakter dapat mendukung hasil belajar. Hasil penelitian sebelumnya oleh Wardani pada tahun 2012 yang menyatakan terdapat pengaruh secara positif dan signifikan antara pendidikan karakter terhadap hasil belajar siswa kelas III SD Negeri II dan SD Negeri IV Wulung Randublatung Blora Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 yang ditunjukkan oleh besarnya signifikan equal variances assumed kurang dari 0,05 yaitu 0,001, dan uji t sebesar 5,601. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kenaikan pendidikan karakter di sekolah maka akan diikuti dengan meningkatnya hasil belajar. Untuk menjawab rumusan masalah kedua, data ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan rumus regresi sederhana melalui perhitungan uji regresi sederhana. Dari hasil penelitian diperoleh variabel kemampuan berpikir kreatif mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data bahwa thitung untuk kemampuan berpikir kreatif mempunyai nilai sebesar 3,07 . Koefisien regresi variabel kemampuan berpikir kreatif diperoleh sebesar 0,73 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel kemampuan berpikir kreatif meningkat sebesar 1 poin, maka hasil belajar akan meningkat sebesar 0,73 poin. Jadi, apabila terjadi kenaikan tingkat kemampuan berpikir kreatif maka akan menyebabkan kenaikan hasil belajar. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Torrance, Getzels, Jackson dan Yamamoto (Munandar, 2002: 10) berdasarkan studinya masing-masing sampai pada kesimpulan yang sama yaitu bahwa kelompok siswa yang kreativitasnya tinggi tidak berbeda dalam prestasi
sekolah dari kelompok siswa yang inteligensinya relatif lebih tinggi. Hasil penelitian sebelumnya oleh Rachmawati pada tahun 2012 yang menyatakan terdapat pengaruh positif antara kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Jalancagak Subang, yang berarti semakin meningkat kreativitas siswa akan diikuti dengan kenaikan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji pengaruh yang menunjukkan besarnya kontribusi kreativitas siswa terhadap prestasi belajar akuntansi mencapai 40,98%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kenaikan kemampuan berpikir kreatif maka akan diikuti dengan meningkatnya hasil belajar. Untuk menjawab rumusan masalah ketiga, data ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan rumus regresi berganda melalui perhitungan uji regresi berganda. Dari hasil penelitian diperoleh variabel pendidikan karakter dan kemampuan berpikir kreatif mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data bahwa Fhitung untuk pendidikan karakter dan kemampuan berpikir kreatif mempunyai nilai sebesar 7. Koefisien regresi variabel pendidikan karakter diperoleh sebesar 0,35 dan kemampuan berpikir kreatif diperoleh sebesar 0,71 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel pendidikan karakter meningkat sebesar 1 poin, maka hasil belajar akan meningkat sebesar 0,35 poin dan jika variabel kemampuan berpikir kreatif meningkat sebesar 1 poin, maka hasil belajar akan meningkat sebesar 0,71 poin. Jadi, apabila terjadi kenaikan tingkat pendidikan karakter dan kemampuan berpikir kreatif maka akan menyebabkan kenaikan hasil belajar. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan karakter dan kemampuan berpikir kreatif dengan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Aqib (2011: 42) kreativitas dan ketangkasan anak juga perlu dipupuk, dimotivasi terus. Kreativitas yang dimiliki seorang anak sebenarnya berasal dari imajinasi. Sebagai kumpulan dari ide-ide mereka. Imajinasi dapat membuat mereka menjadi kreatif. Kreativitas anak sangat bergantung pada kesempatan yang diberikan lingkungan. Agar positive character terbentuk maka anak perlu dilatih melalui pembiasaan, mandiri, sopan santun, kreatif, tangkas, rajin bekerja, dan punya tanggung jawab. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kenaikan pendidikan karakter dan kemampuan berpikir kreatif maka akan diikuti dengan meningkatnya hasil belajar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan karakter disekolah terhadap hasil belajar. Dengan koefisien sebesar 0,37 atau 13,69%, hal ini berarti peningkatan hasil belajar dipengaruhi oleh pendidikan karakter di sekolah sebesar 13,69%, sedangkan sisanya sebesar 86,31% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar. Dengan koefisien sebesar 0,73 atau 53,29%, hal ini berarti peningkatan hasil belajar dipengaruhi oleh kemampuan berpikir kreatif sebesar 53,29%, sedangkan sisanya sebesar 46,71% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan karakter di sekolah dan kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar. Dengan koefisien sebesar 0,35 atau 12,25%, dan koefisien sebesar 0,71 atau 50,41%, hal ini berarti peningkatan hasil belajar dipengaruhi oleh pendidikan karakter disekolah dan kemampuan berpikir kreatif sebesar 62,66%, sedangkan sisanya sebesar 37,34% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Saran 1. Bagi guru agar dapat membimbing siswa-siswanya untuk menerapkan pendidikan karakter di sekolah baik dari dimensi dalam maupun dari dimensi luar siswa serta
kemampuan berpikir kreatif baik dari rasa ingin tahu yang kuat maupun dari percaya diri dan kemandirian siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan bagi siswa agar dapat menjalankan pendidikan karakter yang telah diajarkan di sekolah sehingga tercipta karakter siswa yang baik serta terciptanya kemampuan berpikir kreatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: Yrama Widya. Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Munandar, Utami. 2002. Kreativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rachmawati, Lira. 2012. Pengaruh Kreatvitas Siswa Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Sub Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Jalancagak Subang. http://digilib.unpas.ac.id/files/disk1/37/jbptunpaspp-gdl-lirarachma-1803-1-pengaruhx.pdf. Diakses tanggal 18 Mei 2014. Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Wardani, Naniek Sulistya. 2012. Pengaruh Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Tematik Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD. http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/2224/ PROS_ Naniek S Wardhani_Pengaruh pendidikan karakter_Full text.pdf?sequence=3. Diakses tanggal 18 Mei 2014.