Keywords: Cooperative Script Methods, Results Learning

Ni Made Sukerti ( Penerapan Metode Cooperative Script Dalam Meningkatkan ...........)

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AGAMA HINDUDI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 SURANADI KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Ni Made Sukerti Guru Sekolah Dasar Negeri 4 Suranadi Abstract

The process of learning and teaching Hindu relegion at Sekolah Dasar Negeri 4 Suranadi still use the lecture method and learning is still conventional, with the implementation of the method Cooperative Script in teaching and learning on the subjects of Hindu Relegion in SDN 4 Suranadi, is expected to provide improved quality, both in the process nor on the results. Based on this background, the problem formulated in this study were 1). How is the application of methods of cooperative script for improving student learning outcomes in subjects of Hindu Religion class V SDN 4 Suranadi of academic year 2014/2015?. 2) How is increasing student achievement Hindu V class with cooperative method script in SDN 4 Suranadi ? The research was conducted in three cycles. The number of teachers increased activity score of each cycle, the first cycle of scores obtained at 70.00, on the second cycle increased to 77.50 and in the third cycle increased to 87.50 Value Student activity observed in the implementation of cooperative learning by using a script increased also, in the first cycle value obtained at 71.25, the second cycle of 77.50, 90.00 and the third cycle. From the results of the acquisition value of student learning outcomes also increased. In the first cycle completeness of 60.71%, in the second cycle of 78.57% and in the third cycle students who received grades of 96.43% completeness. Keywords: Cooperative Script Methods, Results Learning

A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu media pengembangan potensi untuk memiliki keterampilan tertentu yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan Negara. Dengan pendidikan, diharapkan dapat menciptakan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-Undang RI. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

497

PADMA SARI - ISSN : 972337366005 - Volume 3 (497 – 513 )

Dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia ada tiga jalur pendidikan yaitu : pendidikan formal, informal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal merupakan suatu kegiatan belajar yang teroganisir dan berjenjang, yang bisa diperoleh di sekolah. Sekolah Dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan formal yang memberikan pendidikan kepada anak usia 7 sampai dengan 12 tahun. Pada jenjang Sekolah Dasar, siswa diberikan beberapa materi pelajaran, salah satunya adalah

mata

pelajaran

Agama

Hindu.

Wadah

pendidikan

agama

untuk

mendayagunakan hidup bersama untuk meluhurkan budhi, guna meningkatkan dorongan atau kecenderungan hidup agar kualitas moral dan daya tahan mental spiritual semakin meningkat. Kitab suci Weda menguraikan pendidikan mempunyai peranan dalam melahirkan anak sehingga menjadi suputra yang berahlak mulia. Berikut kutipan sloka-sloka yang mengupas tentang ilmu pengetahuan. “Api ched asi papebhyah Sarvebhyah papakrittamah Sarvam jnanaplavenai’va Vrijinam samtarishyasi” (Bhagavadgita, IV : 36 ) Terjemahan: “Walau seandainya engkau paling berdosa diantara manusia yang memikul dosa, dengan perahu ilmu pengetahuan ini lautan dosa engkau akan sebrangi”. Bhagavadgita. IV : 36. ( Pendit: 1978 : 107 )

Berdasarkan sloka di atas peneliti simpulkan bahwa sebenarnya sungguh mulia ilmu pengetahuan bagi manusia untuk mengarungi kehidupan baik sekala niskala. Jadi tidak terlalu berlebihan bila pendidikan dewasa ini dirasakan memiliki kedudukan yang amat strategis bagi perkembangan masyarakat, bangsa, dan negara. Peningkatan mutu dalam bidang pendidikan merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab dalam rangka mempersiapkan manusia untuk mengaktualisasikan semua potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan dan berguna untuk masyarakat. Kenyataan

berbicara

berbeda

pada

pelaksanaan

ulangan

setelah

pembelajaran dilaksanakan ternyata daya serap, dan ketuntasan siswa kelas V mengikuti pelajaran jauh dari harapan yang diinginkan. Berikut peneliti menyajikan data hasil ulangan materi Buana Agung dan Buana Alit. Dari 28 orang

498


siswa yang mencapai ketuntasan hanya 42, 85% dan yang tidak tuntas 57, 15% dari 28 siswa. Sementara daya serap siswa hanya 56%. Hasil menunjukan hasil pembelajaran gagal karena hasil jauh dari KKM yaitu 70 dan ketuntasan klasikal yaitu 85%. Kegagalan siswa menguasai materi yang dipelajari bersumber dari siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa hanya terpaku pada penjelasan guru, siswa kurang berani dalam menyampaikan gagasannya, siswa belum maksimal dalam berdiskusi. Disamping itu berdasarkan data yang terkumpul kegagal juga karena guru kurang maksimal dalam memberikan bimbingan, metode yang digunakan guru monoton. Guru hanya menjelaskan tanpa menanyakan pada siswa apakah menguasai materi atau tidak. Guru kurang mengali kompetensi siswa melalui tanyajawab. Melihat penomena di atas guru akan berusaha memperbaiki pembelajaran dengan mendesain pembelajaran yang menyenangkan. Dalam proses belajar mengajar Agama Hindu di SDN 4 Suranadi sudah mengarah pada

metode cooperative script, namun belum diterapkan secara

maksimal, konsep mengajar guru dapat dikatakan masih tampak tradisional dimana segala aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada guru (teacher of central education) yang khasnya meredusir kegiatan belajar mengajar menjadi kegiatan menyimpan serta keterampilan kedalam pikiran siswa yang pasif. Hal ini sesuai dengan pandangan Djamarah dan Zain (2002 : 32) bahwa sistem pengajaran dengan prinsip “gaya bank” seakan-akan guru membuat jarak yang tajam dengan siswanya, akibatnya siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan paparan di atas, maka perlu dilakukan penelitian dan mengkaji tentang “penerapan metode cooperative script

untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama Hindu kelas V SDN 4 Suranadi tahun pelajaran 2014/2015”. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian masalah pembelajaran di

499


dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut (Sanjaya, 2011: 26). Lokasi penelitian ini di SDN 4 Suranadi, siswa siswi yang berjumlah 28 orang. Komposisi 11 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Dari ke 28 orang siswa tersebut

mereka berasal dari keluarga tidak mampu, mata pencaharian orang tuanya sebagian besar sebagai buruh. Perhatian orang tua terhadap pendidikan anakanaknya sangat kurang. Bimbingan orang tua yang sangat minim inilah menjadi sumber rendahnya minat dan prestasi siswa. Waktu penelitian, yaitu dari bulan Pebruari sampai bulan April 2015. Subyek penelitian, yaitu siswa kelas V SDN 4 Suranadi yang berjumlah 20 orang. Terdiri dari 17 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Observer, yaitu Kepala Sekolah SDN 4 Suranadi, yang bernama I Gusti Lanang Sukarta, S.Pd.H. Variabel harapan dalam penelitian ini yaitu peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Agama Hindu. Hasil belajar siswa pada penelitian ini berupa nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran Agama Hindu setelah melakukan kegiatan belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat dinyatakan dengan simbol-simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang mencerminkan kualitas kegiatan tertentu dalam proses tertentu. Variabel tindakan dalam penelitian ini yaitu penerapan metode cooperative script dalam pembelajaran Agama Hindu kelas V SDN 4 Suranadi. Metode cooperative script

merupakan sebuah metode pendidikan bagi anak yang dalam

penyusunannya berdasarkan teori perkembangan anak. Instrumen atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian tindakan kelas ini yaitu: Lembar Observasi Aktivitas Guru, Lembar Observasi Aktivitas

Siswa, Tes hasil belajar. Tes hasil belajar siswa dalam

penelitian ini berupa tes isian. Tes isian diberikan disetiap akhir siklus pada masing-masing siklus. Tes ini diberikan untuk mendapatkan data yang digunakan oleh peneliti dalam analisis data dan pembahasan.

500


C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk mengetahui perporman dan hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran dengan metode cooperative script dengan materi Buana Agung dan Buana Alit. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 4 Suranadi, yang berjumlah 28 orang yang terdiri 11 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, pada setiap siklus diperoleh data tentang hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada akhir siklus. Evaluasi diberikan dalam bentuk soal isian. Sedangkan data tentang aktivitas siswa didapatkan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi siswa. 1. Siklus I Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan materi Buana

Agung dan Buana

Alit. Kegiatan pada siklus I ini

dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta refleksi. Adapun rincian kegiatannya sebagai berikut: a. Perencanaan 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan metode cooperative script. 2) Menyiapkan media pembelajaran berupa kartu bergambar Buana Agung dan Buana Alit. 3) Menyiapkan lembar observasi, untuk melihat bagaimana kegiatan guru dan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. 4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa 5) Membentuk kelompok heterogen, yang anggotanya terdiri dari 4 orang. 6) Menyiapkan tes berbentuk isian. b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan pada tahap ini dilaksanakan pada tanggal 9 Maret

2015 ,

dengan materi Buana Agung dan Buana Alit. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap ini, guru memulai pembelajaran dengan terlebih dahulu menyampaikan apersepsi

501


dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi Buana Agung dan Buana Alit. Selanjutnya pembelajaran dilanjutkan dengan mengorganisasikan siswa untuk duduk secara berkelompok. Sebelum memulai penjelasan materi, guru terlebih dahulu memperkenalkan media pembelajaran yang berkaitan dengan materi kepada siswa, sebagai berikut: 1) Guru menempelkan dan menunjukkan gambar di papan tulis. 2) Guru menunjukkan dan meletakkan kartu bergambar Buana Agung dan Buana Alit di meja demonstrasi. 3) Guru menjelaskan cara menempel gambar Buana Agung dan Buana Alit. Guru memaksimalkan

pembelajaran, setelah memasang gambar Buana

Agung dan Buana Alit pada papan styrofoam. Selanjutnya guru menjelaskan materi tentang Buana Agung dan Buana Alit. Guru menunjukkan salah satu kartu bergambar Buana Agung dan Buana Alit kepada siswa, sambil bertanya kepada siswa mengenai Buana Agung dan Buana Alit apa yang ditunjukkan oleh guru dan sifat-sifat dari Buana Agung dan Buana Alit tersebut. Mengukur penguasaan siswa terhadap materi tentang Buana Agung dan Buana Alit, selanjutnya guru mengadakan evaluasi. Akan tetapi masih banyak siswa yang kurang tepat dalam menjawab soal pada tes yang dibagikan. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang memperoleh nilai kurang dari 70. Dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan, guru bersama dengan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran, yakni menyebutkan Buana Agung dan Buana Alit serta sifatnya. Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan penguatan dengan mengulang materi yang dipelajari, selanjutnya memberikan tugas mandiri berupa pekerjaan rumah serta memberi nasihat-nasihat. c. Hasil Pengamatan Kegiatan observasi dilaksanakan selama berlangsungnya pelaksanaan tindakan. Observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru dilakukan untuk mengamati aktivitas yang tampak selama proses pembelajaran. Semua aktivitas

502


siswa dan aktivitas

guru dicatat dalam lembar observasi oleh observer.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data-data sebagai berikut. 1) Observasi kegiatan guru Hasil observasi terhadap kegiatan guru pada siklus I diperoleh data sebagai berikut: a) Proses pembelajaran lebih banyak mendominasi oleh guru. b) Saat kerja kelompok maupun saat siswa merumuskan hasil diskusi Guru tidak melakukan bimbingan belajar kepada semua kelompok,. c) Guru dalam memotivasi siswa untuk mengajukan pendapat masih tidak nampak. d) Dalam menyampaikan hasil pembelajaran, guru belum memberikan arahan pada siswa mengenai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. 2) Observasi Kegiatan Siswa Berdasarkan hasil observasi terhadap Aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh data sebagai berikut: a) Kontribusi jawaban siswa belum nampak pada saat menarik kesimpulan bersama. b) Siswa masih ragu dalam menyampaikan pendapat. c) Siswa masih malu meminta bimbingan guru mengenai kesulitan yang mereka hadapi, sehingga guru kurang memberikan layanan bimbingan kepada kelompok. d) Siswa masih malu bertanya kepada guru. e) Siswa terdengar ribut pada saat proses pembelajaran. Kekurangan-kekurangan

itulah

yang

menyebabkan

pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative script

belum

efektif sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa masih rendah. Pada siklus berikutnya peneliti akan berusaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3)

Data Hasil Belajar Siswa Setelah proses pembelajaran, guru melakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana siswa menyerap materi yang sudah diajarkan di kelas. soal evaluasi terdiri atas 10 soal isian. Dengan jumlah siswa yang mengikuti tes

503


evaluasi sebanyak 28 siswa. Adapun hasil yang dicapai pada siklus I dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas mencapai rata-rata yang ditargetkan. Tetapi persentase ketuntasan belajar siswa belum mencapai target ketuntasan, yaitu 85%. Untuk mengurangi jumlah siswa yang belum tuntas belajarnya dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada pembelajaran, adapun materi sulit dipahami siswa yaitu, membedakan sifatsifat Buana

Agung dan Buana . Maka peneliti berusaha memperbaiki

kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I, dengan cara memperbaiki kekurangan-kekurangan yang diuraikan di atas pada siklus II d. Tahap Refleksi Dari hasil observasi siswa pada siklus I, dapat dilihat beberapa hal yang sudah dilaksanakan dengan baik dan yang kurang dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang terjadi pada siklus I yaitu: a) Hal yang dilaksanakan dengan baik 1. Kemauan siswa meminta bimbingan saat proses kerja kelompok berlangsung. 2. Siswa sudah berinteraksi dan berdiskusi secara berpasangan untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa. 3. Guru memberikan tes evaluasi untuk memantapkan pengetahuan siswa mengenai materi yang diajarkan. b) Kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: 1. Saat mempresentasikan hasil diskusinya Siswa masih malu mengeluarkan pendapat. 2. Siswa masih malu untuk bertanya. 3. Siswa kurang terfokus dalam pembelajaran. 4. Guru belum memberikan bimbingan yang intensif kepada siswa. 5. Kemampuan siswa kurangnya dalam melakukan tanya jawab dengan guru ketika menarik kesimpulan bersama. 6. Ada siswa tidak memberikan tanggapan terhadap bimbingan dari guru.

504


7. Siswa tidak membaca bahan ajar yang akan dipelajari sehingga siswa lebih banyak menunggu perintah dari guru. 8. Hasil tes evaluasi, masih banyak siswa yang belum tuntas. Adapun hal-hal yang perlu di perhatikan oleh guru untuk perbaikan pada siklus I 1. Guru perlu memberikan bimbingan yang intensif kepada siswa agar siswa terfokus pada pembelajaran. 2. Guru perlu memberikan motivasi mengenai arti pentingnya belajar dan manfaat belajar. 3. Guru juga perlu mengarahkan siswa dalam membuat kesimpulan. 4. Guru juga harus mewajibkan siswa membaca buku (materi) agar siswa tidak lebih banyak menunggu perintah dari guru. 5. Guru seharusnya mengurangi dominasi dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah perbaikan yang akan di lakukan pada siklus II, mengacu pada hasil refleksi dari siklus I. 2. Siklus II Kegiatan pada siklus II pada tanggal 14 Maret 2015. Proses pembelajaran siklus II ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, dengan materi Buana Agung dan Buana Alit. Langkah- langkah yang dilaksanakan pada sikllus II ini pada dasarnya sama dengan tindakan pada siklus I. a. Perencanaan Dalam tahap perencanaan tindakan dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tahap pada metode cooperative script. 2. Membuat media pembelajaran bergambar Buana Agung dan Buana Alit. 3. Menyiapkan lembar observasi, untuk melihat bagaimana kegiatan guru dan siswa selama proses belajar mengajar. 4. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa 5. Menyiapkan tes berbentuk soal isian. 6. Menyiapkan alat kamera untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

505


b. Pelaksanaan Tindakan Guru mengawali pembelajaran dengan terlebih dahulu meminta siswa duduk berdasarkan berpasangan dalam kelompok, hal ini bertujuan agar siswa tidak memiliki kesempatan untuk ribut dan bermain. Kemudian pemberian motivasi dan apersepsi untuk menggali kembali pengetahuan siswa berkaitan dengan materi Buana Agung dan Buana Alit. Pada siklus II ini, sikap siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran sudah mulai muncul, hal ini ditandai oleh kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas. Tanpa menunggu perintah guru siswa sudah membagi tugas untuk masing-masing pasnagannya dalam kelompoknya. Namun masih ada kelompok yang anggotanya kurang berpartisipasi dalam diskusi kelompok karena mereka belum memahami cara pengisian pada lembar kerja siswa . Dari pengamatan siswa sudah tertib dalam kerja kelompok dibandingkan pada pembelajaran siklus I, meskipun masih ada siswa yang mengganggu temannya pada saat mengerjakan lembar kerja siswa. Dari kerja hasil berpasangan dalam kelompoknya, kemampuan siswa untuk menyebutkan Buana Agung dan Buana Alit lebih baik daripada pembelajaran siklus I. Namun masih ada salah satu kelompok yang masih kurang memahami sifat-sifat dari Buana Agung dan Buana Alit, sehingga masih salah dalam menyebutkan sifat-sifat Buana Agung dan Buana Alit. kemudian

guru

bersama

dengan

siswa

bersama-sama

membuat

kesimpulan dari kegiatan pembelajaran. c. Hasil Pengamatan 1. Observasi Kegiatan Guru Hasil observasi terhadap kegiatan guru pada siklus II diperoleh data sebagai berikut: bahwa skor yang diperoleh makin meningkat jika dibandingkan pada siklus sebelumnya. Kemampuan guru dalam mengelola kelas sudah baik, namun masih terdapat beberapa kekurangan guru pada kegiatan pembelajaran siklus II diantaranya: a) Meteri yang disajikan guru kurang membuat siswa tertarik. b) Motivasi siswa untuk bertanya kurang dibangun guru.

506


c) Guru kurang mampu menciptakan suasana proses pembelajaran yang kondusif. d) Bimbingan pada saat siswa kerja kelompok masih kurang memberikan guru. 2. Observasi Kegiatan Siswa Berdasarkan hasil observasi terhadap Aktivitas

belajar siswa

pada siklus II diperoleh data sebagai berikut: bahwa jumlah skor yang diperoleh dari aktivitas belajar siswa makin meningkat dari siklus sebelumnya. Interaksi siswa dengan siswa saat kerja kelompok sudah meningkat dibandingkan pada pembelajaran siklus I, namun masih terdapat beberapa kekurangan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II diantaranya: a) Motivasi siswa untuk bertanya masih relatif rendah. b) Beberapa siswa masih tampak malu meminta bimbingan guru. c) Siswa masih kurang mampu menjaga ketertiban. 3. Data Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa diperoleh dengan cara memberikan tes dalam bentuk isian sebanyak 10 soal kepada siswa. Adapun hasil pada evaluasi siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut: bahwa nilai ratarata kelas meningkat dari siklus sebelumnya. Namun persentase ketuntasan belajar siswa belum mencapai indikator ketercapaian, yakni 85 %. Selain itu masih ada beberapa siswa yang belum tuntas

dalam belajar. Maka untuk mengurangi jumlah siswa yang belum tuntas belajarnya dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada pembelajaran, maka peneliti berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus II, dengan cara memperbaiki kekurangan-kekurangan yang diuraikan di atas. d. Tahap Refleksi Proses pembelajaran pada siklus II telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang dituangkan di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Meskipun proses pembelajaran telah dilaksanakan

507


sesuai perencanaan, akan tetapi bukan berarti tidak terdapat kekurangan dan kekeliruan baik berasal dari guru maupun siswa. Setelah pembelajaran pada siklus II dilaksanakan, diadakan refleksi. Berdasarkan hasil dari pembelajaran siklus II, dilihat dari lembar observasi dan hasil evaluasi, jumlah skor Aktivitas belajar siswa yang diperoleh sebesar 77,50% yang tergolong dalam kategori aktif, sedangkan rata-rata nilai hasil belajar siswa 77,14 dengan ketuntasan 78,57 %. Dengan melihat indikator ketercapaian yang telah ditentukan, dimana dalam siklus II ini, Aktivitas belajar siswa tergolong aktif dan nilai rata-rata di atas 70, maka dapat dikatakan penelitian ini belum dikatakan berhasil, karena ketuntasannya belum mencapai 85%, serta masih ada kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran, maka peneliti melanjutkan pada siklus III. Dari hasil observasi siswa pada siklus II, dapat dilihat beberapa hal yang sudah dilaksanakan dengan baik dan yang kurang dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang terjadi pada siklus II adalah: 1) Kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut: a) Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran kurang fokus. b) Siswa masih ragu-ragu dalam mengajukan pertanyaan. c) Siswa kurang percaya diri dalam mengkomunikasikan hasil kerja kelompok. 2) Hal yang dilaksanakan dengan baik a) Sikap antusias siswa dalam belajar sudah mulai muncul. b) Siswa sudah mulai berani mengutarakan gagasannya. c) Siswa nampak lugas dan terbuka saat seminar di depan kelas. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru untuk perbaikan pada siklus II yaitu:

508


1. Guru perlu memberikan motivasi kepada siswa agar selalu aktif belajar dan meminta pendapat siswa yang aktif sebagai stimulus. 2. Guru juga harus lebih kontinyu dalam membimbing siswa pada saat menyelesaikan tugas latihan. Dengan tujuan agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, dan mampu berinteraksi dengan guru ataupun temannya, merasa diperhatikan, mudah mengerti tentang materi yang sedang dipelajari serta lebih serius di dalam menyelesaikan tugas.

3. Siklus III Pada siklus III proses belajar mengajar dilaksanakan sama dengan proses mengajar pada siklus II, yakni 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Proses pembelajaran sikluls III ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2015, dengan materi Buana Agung dan Buana Alit. Kegiatan pada siklus III secara garis besar terdiri atas 4 tahap antara lain: a. Perencanaan Dalam tahap perencanaan tindakan dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tahap pada metode cooperative script. 2. Menyiapkan lembar observasi, untuk melihat bagaimana kegiatan guru dan siswa selama proses belajar mengajar. 4. Menyiapkan lembar kerja siswa 5. Menyiapkan tes berbentuk isian. b. Tahap Pelaksanaan Siklus tiga dilaksanakan pada hari senin tanggal 27 Maret 2015 . Guru akan tetapi pada saat siswa mengerjakan lembar kerja siswa lebih diberikan bimbingan dengan cara berkeliling ke masing-masing kelompok untuk menanyakan permasalahan yang dihadapi saat

509


mengerjakan lembar kerja siswa. Selain itu juga memberikan pertanyaan kepada siswa yang main-main dalam kelompoknya. Saat proses kerja kelompok berlangsung, siswa semakin kompak dalam mengerjakan lembar kerja siswa, hal ini terbukti masing-masing kelompok saling membantu saat menyelesaikan soal. Dari jawaban siswa, mengerjakan lembar kerja siswa sudah lebih baik dibandingkan pada pembelajaran siklus-siklus sebelumnya. Pada pembelajaran siklus III, kemampuan siswa makin meningkat. c. Hasil Pengamatan 1. Observasi Kegiatan Guru Hasil observasi terhadap kegiatan guru pada siklus III diperoleh data sebagai berikut: bahwa skor yang diperoleh semakin meningkat jika dibandingkan pada siklus sebelumnya. Disamping itu, persentase keberhasilan guru pada kegiatan pembelajaran siklus III berkategori sangat baik. Jadi, dari tabel di atas dapat dikatakan penelitian telah berhasil. 1. Observasi Kegiatan Siswa Hasil observasi terhadap siswa kegiatan siswa diperoleh data sebagai berikut: bahwa skor yang diperoleh semakin meningkat jika dibandingkan pada siklus sebelumnya. Interaksi siswa dengan siswa saat kerja berpasnagan semakin meningkat dibandingkan pada pembelajaran siklus sebelumnya. 2. Data Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa diperoleh dengan cara memberikan tes kepada siswa. Adapun hasil pada evaluasi siklus III dapat dilihat dalam tabel berikut: penelitian pada siklus III berhasil. Nilai ratarata kelas meningkat dan persentase ketuntasan belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan, yaitu 85% .

d. Tahap Refleksi

510


Proses pembelajaran pada siklus III dilaksanakan sesuai dengan apa yang dituangkan di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Proses pembelajaran telah dilaksanakan sesuai perencanaan, yang merupakan refleksi siklus II. Guru kelas bersama peneliti dan dibantu oleh teman sejawat mengadakan refleksi tanggal 30 Maret

2015,

berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran siklus III. Hasil pengamatan menunjukkan pada siklus III, skor Aktivitas belajar siswa yang diperoleh sebesar 90,00% yang tergolong dalam kategori sangat aktif dan ada peningkatan sebesar 12,5% dari 77,5% serta persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 96,43% mengalami peningkatan sebesar 17,86% dari 78,57%. Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar siswa yang diperoleh adalah 83,21 meningkat sebesar 6,06 dari 77,14 nilai rata-rata pada siklus II. Demikian juga persentase keberhasilan guru mengajar sudah meningkat dari siklus I, yakni 70,00 % pada siklus II, meningkat menjadi 75,00 % pada siklus III, meningkat menjadi 87,50%. Ditinjau dari lembar observasi siswa, dimana tergolong sangat baik dan ratarata kelas meningkat dari 60,71 menjadi 77,14 pada siklus II dan menjadi 83,21 pada siklus III. Oleh sebab itu, ada peningkatan skor baik untuk Aktivitas siswa maupun guru, dengan demikian penelitian ini dikatakan berhasil. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama Hindu kelas V SDN 4 Suranadi

melalui penerapan

metode cooperative script . Pembelajaran diawali dengan apersepsi kepada siswa, selanjutnya pembelajaran di laksanakan sesuai tahapan yang terdapat pada metode cooperative script Penelitian dilaksanakan dalam III siklus. Siklus I terdiri atas 1 kali pertemuan, siklus II terdiri atas 1 kali pertemuan, dan siklus III terdiri atas 1 kali pertemuan. Adapun materi yang dibahas pada siklus 1 yaitu Buana Agung dan Buana Alit, pada siklus II yaitu Buana Agung dan Buana Alit, dan siklus III

511


Buana Agung dan Buana Alit. Adapun hasil penelitian berupa Aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III dapat dilihat sudah meningkat. Hal ini dikarenakan pembelajaran pada siklus III dilaksanakan berdasarkan refleksi pada siklus sebelumnya. Hasil penelitian siklus I menunjukkan rata-rata Aktivitas guru adalah 70,00% dengan kategori baik, sedangkan Aktivitas belajar siswa adalah 71,25% dengan kategori aktif, dan untuk nilai rata-rata kelas adalah 72,86. Hasil penelitian siklus II menunjukkan rata-rata Aktivitas guru adalah 75,00% dengan kategori baik, sedangkan Aktivitas belajar siswa adalah 77,50% dengan kategori aktif, dan untuk nilai rata-rata kelas adalah 77,14. Hasil penelitian siklus III menunjukkan rata-rata Aktivitas guru adalah 87,50% dengan kategori sangat baik, sedangkan Aktivitas belajar siswa adalah 90,00% dengan kategori sangat aktif, dan untuk nilai rata-rata kelas adalah 83,21. Hasil penelitian pada menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan dan dapat dikatakan penelitian berhasil karena ketuntasan belajar siswa belum mencapai standar ketuntasan.

D. P E N U T U P 1. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, dengan menerapkan metode cooperative script

dapat meningkatkan hasil belajar Agama

Hindu siswa kelas V di SDN 4 Suranadi

tahun pelajaran 2014/2015 . Hal ini dapat

dibuktikan dari berbagai tindakan di bawah ini: Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tiga siklus. Jumlah skor Aktivitas guru mengalami peningkatan, pada siklus I skor yang diperoleh sebesar 70,00, pada siklus II meningkat menjadi 77,50 dan pada siklus III meningkat menjadi 87,50 Nilai observasi Aktivitas siswa pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative script mengalami peningkatan pula, pada siklus I nilai yang diperoleh sebesar 71,25, pada siklus II sebesar 77,50, dan pada siklus III 90,00. Dari hasil perolehan nilai hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan sebesar 60,71%, pada siklus II sebesar 78,57% dan pada siklus III siswa yang memperoleh nilai ketuntasan sebesar 96,43%.

512


Penerapan metode cooperative script untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama Hindu kelas V SDN 4 Suranadi

tahun pelajaran

2014/2015 sangat efektif seperti; siswa lebih cepat memahami materi yang dipelajari; siswa lebih aktif dalam proses belajar; motivasi belajar siswa meningkat; rasa ingin tahu siswa meningkat; siswa terlibat dalam kegiatan belajar; dan hasil belajar siswa meningkat. Pada penerapan metode cooperative script ini untuk lebih memahami proses pada tahap tiga perlu ditambahkan, selain anak-anak benar-benar ingat nama benda, perlu dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

b. Saran-Saran Berdasarkan dari kesimpulan di atas, peneliti menyampaikan saran-saran kepada: 1.

Guru Bagi guru yang ingin menggunakan metode Cooperative script hendaknya mempersiapkan secara maksimal, dan memperhatikan proses pelaksanaan diskusi

sehingga

kendala-kendala

yang

dialami

dapat

diusahakan

pemecahannya agar hasil belajar siswa meningkat. 2.

Siswa Siswa

diharapkan

berperan

aktif

mengikuti

pembelajaran

yang

menggunakan metode Cooperative script, agar hasil belajarnya dapat ditingkatkan. Untuk itu siswa perlu mempersiapkan diri sebelum proses pembelajaran berlangsung.

513


DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2006. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi Presentasi Dan Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa Dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-ilmu Sosial, Pendidikan Dan Humaniora. Bandung : Pustaka Setia. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 : Standar Kompetensi Mata Pelajaran Agama Hindu SD. Jakarta : Depdiknas. De Porter. 2001. Quantum Teaching. Bandung : Kaifa. Djamarah, Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Gie Theliang.1986. Belajar Yang Efektif. Pusat Kemajuan Study Yogyakarta. Gulo, W. 2004. Metodelogi Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada. Kajeng, 2005, Sarassamuccaya Dengan Teks Bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno, Surabaya : Paramita. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Miles, B Matthew dan Huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press). Moleong, Lexy, J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung PT. Remaja Rosdakarya Nawawi, Hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

514

Keywords: Cooperative Script Methods, Results Learning

Recommend Documents