19
KAJIAN PERILAKU PETANI PEMBUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA DALAM KONSERVASI LAHAN PADA ZONA AGROEKOLOGI (ZAE) DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) SERAYU DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh PO Box 202 Purwokerto 53182
ABSTRACT
T
his research is aimed at: 1) studying the characteristics of horticultural plants farmers in agroecological zone of Serayu upper catchment area in Banyumas regency, measured by the age, formal education level, job status, the way of farming, farming experience, previous activities before farming, and the level of socio economics in the research area 2) investigating the role of horticultural plants farmers in agroecological zone of Serayu upper catchment area in Banyumas regency in the pattern of land use based on land conservation 3) indentifying the factors that influence the behavior of horticultural plants farmers in agroecological zone of Serayu upper catchment area in Banyumas regency in doing land conservation. The area of Banyumas regency is choosen as the area of research because it has agroecological zone that consists of upper, middle and lower zone along Serayu upper catchment area. Thirty horticultural plants farmers are selected randomly. They are interviewed to get data and information about land conservation behavior. The result of the research shows that the characteristics of horticultural plants farmers in agroecological zone around Serayu upper catchment area are: about 41 – 50 years old, mostly elementary school formal education, farming as the main job, self-farming, 16 – 20 year experience in farming, most of them do not have any previous activities before being farmers and their socio economical level can be categorized as low. The role of horticultural plants farmers in land conservation are: returning residue into the soil (recycling), using organic fertilizer, plant rotation, optimum water management, using high variety plants daptive to specific environment, controlling the pest and disesase by using IPM (Integrated Pest Management) principle, and the balance use of anorganic fertilizer. The factors that influence farmers’ behavior in land conservation are: belief, cultural values orientation, income, land size, attitude and knowledge about conservation. Key words : behavior, horticultural plant farmer, serayu upper catchment area dengan lingkungannya. Kajian yang
PENDAHULUAN Peranan
sebagai
mempelajari hubungan manusia dan
masyarakat
lingkungannya disebut ekologi budaya
manusia
individu
ataupun
mempunyai
hubungan
yang
unik
(cultural ecology), di mana
AGRITECH, Vol. XI No. 1 Juni 2009 : 19 – 32
lingkungan
20
untuk
peranan petani pembudidaya tanaman
membentuk perilaku manusia di dalam
hortikultura dalam pola penggunaan
suatu populasi atau merubah pola
lahan secara konservasi serta faktor-
adaptasi manusia dengan membentuk
faktor apa sajakah yang mempengaruhi
sistem sosialnya (Sharer, Robert J. dan
perilaku petani pembudidaya tanaman
Ashmor Wendy, 1980).
Spesialisasi
hortikultura pada Zona Agroekologi
budidaya apabila didukung oleh kondisi
Daerah Aliran Sungai Serayu di Wilayah
fisik agroekologi yang sesuai, akan
Kabupaten Banyumas dalam tindakan
membentuk
konservasi lahan.
fisik
memiliki
kepentingan
suatu
pola
usahatani
Berdasar uraian tersebut di atas
komoditas tertentu. Pada umumnya usahatani di
maka permasalahan dalam penelitian ini
sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS)
adalah:
dilakukan secara intensif, tetapi upaya
1.
Bagaimana
karakteristik
petani
dengan
teknik
pembudidaya tanaman hortikultura
yang
benar,
pada kawasan Zona Agroekologi di
penggunaan benih yang bermutu, dan
sekitar Daerah Aliran Sungai Serayu
upaya-upaya
dilihat dari umur, tingkat pendidikan
ini
tidak
pengolahan
disertai tanah
pencegahan
erosi
sehubungan dengan kondisi topografi
formal,
status
di wilayah tersebut yang mudah terkena
berusahatani, pengalaman bertani,
erosi, akibatnya produktivitas lahan
aktivitas
sebelum
menurun, terjadi beberapa peristiwa
tingkat
sosial
tanah longsor dan tingginya kandungan
melakukan konservasi lahan di lokasi
lumpur pada beberapa anak sungai di
penelitian ? 2. Bagaimana
DAS Serayu bagian Hulu. Penelitian ini penting dilakukan
dalam
karakteristik
pertanian
pembudidaya
tanaman hortikultura, seberapa besar
bertani, ekonomi
peran
cara dan yang
petani
pembudidaya tanaman hortikultura
dengan penekanan perlunya mengkaji petani
pekerjaan,
pola
penggunaan yang
konservasi lahan ?
Pujiharto : Kajian Perilaku Petani Pembudidaya …
lahan
berwawasan
21
3. Faktor-faktor mempengaruhi
apa
yang
perilaku
petani
pembudidya tanaman hortikultura
permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini. a). Untuk mengetahui petani
dalam melakukan konservasi lahan ?
karakteristik
pembudidaya
tanaman
hortikultura pada kawasan Zona Agroekologi di
METODE PENELITIAN
sekitar Daerah
Zona
Aliran Sungai Serayu ditampilkan
Agroekologi (ZAE) Daerah Aliran
dalam bentuk tabel dan dijelaskan
Sungai Serayu di Wilayah Kabupaten
secara deskriptif mengenai umur,
Banyumas ditentukan secara purposive di
tingkat pendidikan formal, status
sub zona agroekologi yaitu hulu, tengah
pekerjaan,
dan hilir.
pengalaman
Lokasi
Dari
penelitian
populasi
di
yang
cara
bertani,
kemudian sampel ditetapkan secara
ekonomi
yang
acak sederhana (simple random sampling)
konservasi
lahan
Jumlah sampel ditentukan sebanyak 30
penelitian.
tanaman
hortikultura
di
b).
melakukan di
lokasi
Untuk mengetahui peran petani pembudidaya tanaman hortikultura
lokasi
dalam
penelitian. data
aktivitas
sebelum bertani, dan tingkat sosial
ada
orang dari populasi petani pembudidaya
berusahatani,
pola
penggunaan
Data dalam penelitian ini adalah
pertanian
primer
konservasi digunakan analisis tabel
diperoleh
dengan
dari
dokumen-dokumen
berwawasan
sederhana dan nilai persentase
wawancara memakai kuisioner dan data sekunder
yang
lahan
c).
Untuk menganalisis faktor-faktor
resmi, buku-buku pustaka, jurnal dan
yang mempengaruhi perilaku petani
artikel ilmiah serta publikasi-publikasi
pembudidaya tanaman hortikultura
dari instansi-instansi terkait.
dalam melakukan konservasi lahan
Selanjutnya
data
penelitian
digunakan model regresi linear
yang diperoleh dianalisis sesuai dengan
AGRITECH, Vol. XI No. 1 Juni 2009 : 19 – 32
22
berganda dengan rumus sebagai
yang berusia 31-40 tahun dan 16,67%
berikut:
berusia
51-60
Y =bo+b1X1+b2X2+b3X3+…bnXn+e
disimpulkan
Keterangan :
pembudidaya
Y = Perilaku petani bo = intercept b1…b2= koefisien regresi X1 = Kepercayaan (skor) X2 = Orientasi nilai budaya (skor) X3 = Tingkat pendidikan (skor) X4 = Pendapatan (Rp/bulan) X5 = Luas lahan (ha) X6 = Status kepemilikan lahan (skor) X7 = Jangkauan media massa (skor) X8 = Sikap (skor) X9 = Pengetahuan konservasi (skor) e = error
Karakteristik petani pembudidaya tanaman hortikultura pada kawasan Zona Agroekologi di sekitar Daerah Aliran Sungai Serayu
Dapat
bahwa
petani
tanaman
hortikultura
pada Zona Agroekologi (ZAE) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu baik wilayah hulu, tengah dan hilir berada
dalam
usia
relatif
muda,
sehingga memiliki kemampuan fisik yang cukup baik untuk melaksanakan kegiatan usahatani. Struktur umur yang banyak terakumulasi pada usia 41-50 tahun disebabkan pada pria yang berumur kurang dari 31 tahun lebih suka berkerja di luar sektor pertanian. Mereka merantau ke kota-kota besar untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
tahun.
bekerja
di
sektor
industri,
perdagangan dan bangunan.
Kedua
adalah
tingkat
pendidikan formal. Pendidikan formal
pem-
yang ditempuh oleh responden adalah
budidaya tanaman hortikultura pada
18 orang (60%) setara SD, 9 orang
kawasan Zona Agroekologi di sekitar
(30%) setara SLTP dan hanya 3 orang
Daerah Aliran Sungai Serayu dapat
(10%)
dijelaskan sebagai berikut.
wawancara dengan responden bahwa
Karakteristik
petani
Pertama adalah umur, sebagian besar umur responden 41-50 tahun (18
setara
SLTA.
Dari
hasil
rendahnya
tingkat
pendidikan
berpengaruh
terhadap
penyerapan
orang atau 60%) sedangkan 23,33% Pujiharto : Kajian Perilaku Petani Pembudidaya …
23
inovasi
baru
tentang
teknologi
konservasi lahan.
sedangkan pengalaman bertani
≥ 21
tahun ada 3 orang (10 %).
Ketiga adalah status pekerjaan,
Keenam
adalah
aktivitas
tidak semua responden mempunyai
sebelum bertani. Aktivitas responden
pekerjaan utama sebagai petani. Hasil
sebelum mereka bertani umumnya
survei di wilayah hulu menunjukkan
bervariasi.
semua
mempunyai
pengalaman bertani yang lama mereka
pekerjaan utama sebagai petani, tetapi
cenderung tidak mempunyai aktivitas
di wilayah tengah dan hilir sebagian
sebelum terjun ke dunia pertanian. Ada
responden
pekerjaan
22 orang (73,33 %) responden yang
sampingan sebagi pedagang , tukang
tidak mempunyai aktivitas sebelum
batu dan buruh bangunan.
mereka bertani.
responden
mempunyai
Keempat
adalah
cara
Responden
dengan
Sedangkan aktivitas
berdagang dan sebagai buruh dilakukan
berusahatani, semua responden (100 %)
oleh
dalam berusahatani padi secara sendiri
pengalaman bertaninya belum lama.
misalnya mereka membutuhkan tenaga
sebagian
Ketujuh,
responden tingkat
yang sosial
kerja dari buruh tani yang diupah dan
ekonomi. Berdasarkan hasil wawancara
tenaga kerja dalam keluarga yang tidak
dengan rensponden tentang data luas
diupah. Kerja secara kelompok dalam
lahan yang dimiliki, hak terhadap lahan
berusahatani tidak dilakukan.
tersebut,
Kelima
dan
kondisi
pengalaman
rumah maka diketahui 6 orang (20 %)
bertani
mempunyai tingkat sosial ekonomi
16-20
tahun
yang tinggi, sebagian besar tingkat
sebanyak 12 orang (40,00 %).
Petani
sosial
bertani, terakumulasi
adalah
pendapatan,
pengalaman pada
ekonomi
responden
pada
dengan pengalaman berusahatani 11-15
kategori rendah yaitu sebanyak 14
tahun sebanyak 11 orang (36,67 %) dan
orang (46,67 %) dan tingkat sosial
5-10 tahun sebanyak 4 orang (13,33 %)
ekonomi sedang berjumlah 10 orang (33,33 %).
AGRITECH, Vol. XI No. 1 Juni 2009 : 19 – 32
24
Peran petani pembudidaya tanaman hortikultura pada kawasan Zona Agroekologi Daerah Aliran Sungai Serayu dalam pola penggunaan lahan pertanian yang berwawasan konservasi lahan Beberapa pembudidaya
peran
tanaman
petani
hortikultura
dalam pola penggunaan lahan pertanian
lokasi penelitian telah memanfaatkan bahan-bahan
alami
seperti,
pupuk
kandang, kompos, dan daun lamtoro untuk
mempertahankan
meningkatkan
kesuburan
dan lahannya.
Pemberian bahan organik tersebut dilakukan setelah pengolahan lahan,
yang berwawasan konservasi lahan
kemudian dibiarkan ± 1 minggu lalu
adalah : Pertama adalah tindakan
ditanami.
pengembalian residu tanaman ke dalam
Hasil wawancara dengan petani
tanah (daur ulang). Hasil wawancara
responden tindakan penggunaan pupuk
dengan petani responden menunjukkan
organik
di wilayah hulu ada 9 orang melakukan
(83,33%) sedangkan 5 orang (16,67%)
tindakan pengembalian residu tanaman
tidak melakukan tindakan ini. Mereka
ke dalam tanah dan 5 orang di wilayah
yang
tengah serta 6 orang di wilayah hilir.
organik,
Jumlah keseluruhan responden yang
penggunaan pupuk anorganik (buatan
melakukan tindakan ini adalah 20 orang
pabrik).
(66,67%) dari 30 responden. Tindakan
dilakukan
tidak
oleh
25
menggunakan hanya
Tindakan
orang
pupuk
mengandalkan
ketiga,
rotasi
ini dilakukan dengan cara menumpuk
tanaman. Hasil wawancara dengan
bekas tanaman yang selesai dipanen dan
petani responden menunjukkan bahwa
diletakkan dipinggir lahan, kemudian
16 orang (53,33%) melakukan rotasi
lahan diolah dibiarkan sementara waktu
tanaman. Menurut responden, rotasi
± 1 minggu.
tanaman
Tindakan
kedua
adalah
penting
mempertahankan
dilakukan
untuk
kesuburan
tanah.
penggunaan pupuk organik. Petani
Tanaman yang berbeda akan menyerap
pembudidaya tanaman hortikultura di
unsur hara yang berbeda dalam jumlah dan macamnya. Atas dasar ini maka
Pujiharto : Kajian Perilaku Petani Pembudidaya …
25
tanaman
prinsip pengendalian hama terpadu
hortikultura melakukan rotasi tanaman
(PHT). Sebanyak 9 responden (30%)
atau rotasi varietas.
petani
petani
pembudidaya
keempat,
Tindakan
di
mengenal
lokasi dan
penelitian
menerapkan
Diungkapkan
wawancara dengan petani responden
pengendalian secara PHT selain secara
ada 21 orang (70%) yang melakukan
ekonomis
tindakan
secara
sosial tidak berbahaya bagi kesehatan
optimum, sedangkan 9 orang (30%)
manusia, juga secara ekologis dapat
tidak melakukan rindakan ini dengan
memberikan keseimbangan ekosistem.
alasan air tersedia berlimpah di saluran
Berkenaan
irigasi yang berbatasan dengan aliran
ekosistem,
sungai serayu.
responden bahwa beberapa indikator
Tindakan
air
kelima,
yang
petani
PHT.
pengelolaan air secara optimum. Hasil
pengelolaan
oleh
telah bahwa
menguntungkan,
dengan
secara
keseimbangan
diungkapkan
oleh
yang menunjukkan adanya pemulihan
penggunaan varietas unggul adaptif
keseimbangan
lingkungan spesifik. Hasil wawancara
ditemukan banyak cacing tanah dan
menunjukkan
mikroorganisme di lahan mereka.
9
responden
(30%)
spesifik
responden
(70%)
21
pupuk anorganik secara berimbang.
menggunakan
Ada 24 petani responden (80%) yang
varietas lokal. Masing-masing varietas
melakukan tindakan ini. Pupuk yang
memiliki
digunakan adala Urea, SP36, KCl dan
berkaitan
sedangkan
yaitu
Tindakan ketujuh, penggunaan
menggunakan varietas unggul adaptif lingkungan
ekosistem
keunggulan dengan
tersendiri
lingkungan/lokasi
tanam.
ZA.
Dalam
koordinasi
program
penyuluhan telah disepakati bersama
keenam,
bahwa perlu pemupukan berimbang
penyakit
dengan bimbingan secara ketat dengan
dengan prinsip PHT. Pengendalian
dosis pupuk Urea 200 kg/ha, TSP atau
hama dan penyakit dilakukan dengan
SP-36 100 kg/ha dan KCl 50 kg/ha
Tindakan pengendalian
hama
dan
AGRITECH, Vol. XI No. 1 Juni 2009 : 19 – 32
26
serta (pupuk
penggunaan
organik
dengan pengembalian residu tanaman
kompos)
kedalam tanah, penggunaan pupuk
pupuk
kandang
atau
organik
sebanyak 1000 kg/ha.
dan
anorganik Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani pembudidaya tanaman hortikultura pada kawasan Zona Agroekologi dalam konservasi lahan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hubungan antara perilaku petani pembudidaya
tanaman
hortikultura
dalam konservasi lahan dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi yang
dianalisis
dengan
persamaan
Peubah kepercayaan dari petani tanaman
hortikultura
mempunyai koefisian regresi positif, berpengaruh sangat nyata pada tingkat kesalahan 1%. Artinya, peningkatan kepercayaan meningkatkan pembudidaya
sebesar
1%
perilaku tanaman
secara
pupuk
berimbang
akan
meningkatkan produktivitas lahan. Peubah orientasi nilai budaya berpengaruh nyata terhadap perilaku petani
pembudidaya
tanaman
hortikultura di Zona Agroekologi DAS Serayu. Petani di daerah penelitian sebagian
besar
masih
tergolong
masyarakat transisi, sedangkan petani yang tergolong masyarakat tradisional sudah tidak ada. Budaya penerapan
regresi linier berganda (Tabel 2.). pembudidaya
penggunaan
akan petani
hortikultura
dalam koservasi lahan sebesar 0,983%. Hasil wawancara dengan responden, kepercayaan petani dalam konservasi lahan akan meningkatkan kesuburan lahan yang pada akhirnya meningkatkan
konservasi lahan didaerah penelitian mengalami perubahan dari wawasan budaya turun temurun kearah tindakan yang maju. Tingkat pendidikan formal tidak berpengaruh pembudidaya
pada
perilaku
tanaman
petani
hortikultura
dalam melakukan konservasi lahan. Pada tingkat pendidikan formal yang berbeda, perilaku konservasi lahan oleh petani relativ sama. Tingkat pendidikan sebagian besar responden baik di bagian hulu, tengah maupun hilir adalah
produksi/hasil panen. Mereka percaya Pujiharto : Kajian Perilaku Petani Pembudidaya …
27
setara dengan SD dan sebagian kecil
menguntungkan si pemilik maupun
(10%) berpendidikan setara SLTA.
penggarap.
Peubah pembudidaya
petani
Jangkauan media masa tidak
hortikultura
berpengaruh nyata terhadap perilaku
pendapatan tanaman
berpengaruh nyata dan positif terhadap
konservasi
perilaku
pembudidaya
konservasi
lahan.
Petani
lahan
oleh
tanaman
petani
hortikultura.
dengan pendapatan tinggi lebih aktif
Media masa yang sering mereka ikuti
dalam melakukan konservasi lahan.
adalah siaran radio di RRI dalam acara
Mereka
“siaran
berpikiran
bahwa
dengan
pedesaan”
yang
banyak
lahan,
membahas masalah-masalah pertanian.
meningkat.
Dari hasil wawancara semua petani
Peningkatan pendapatan sebesar 1%
sudah mempunyai radio dan sebagian
akan meningkatkan perilaku petani
kecil bahkan sering membaca koran di
dalam konservasi sebaesar 1,242%.
balai desa terutama masalah rubik
melakukan
konservasi
pendapatan
akan
Status kepemilikan lahan tidak mempengaruhi perilaku petani dalam
pertanian. Sikap petani berpengaruh nyata
yang
terhadap perilaku konservasi lahan.
membudidayakan tanaman hortikultura
Petani yang aktif mencari informasi
sebagian
konservasi
konservasi
lahan. besar
Petani
mempunyai
lahan
lahan
mempunyai
sendiri, dan sebagian kecil dengan
pengetahuan, wawasan dan pemahaman
status lahan milik orang lain dengan
yang lebih baik tentang manfaat dan
sistem bagi hasil. Dalam mengelola
teknik-teknik
usahataninya perilaku konservasi lahan
Mardikanto
oleh petani tidak membeda-bedakan
golongan masyarakat yang aktif mencari
antara lahan sendiri maupun lahan milik
informasi dan ide-ide baru, biasanya
orang
berpendapat
lebih inovatif dibandingkan orang-
akan
orang yang pasif apalagi yang selalu
perilaku
lain.
Mereka konservasi
konservasi (1993)
lahan.
mengemukakan,
skeptis (tidak percaya) terhadap sesuatu
AGRITECH, Vol. XI No. 1 Juni 2009 : 19 – 32
28
yang baru. Dengan demikian petani
semakin baik wawasan petani, maka ada
tersebut akan memiliki motivasi yang
kecenderungan
tinggi untuk menerapkan konservasi
tingkat perilakunya dalam konservasi
lahan.
lahan. Tingkat
pengetahuan
petani
tentang konservasi tidak berpengaruh nyata terhadap perilaku petani dalam malakukan
konservasi
lahan.
semakin
baik
pula
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
maka
dapat
ditarik
Pengetahuan merupakan tahap awal
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
terjadinya
kemudian
1. Karakteristik petani pembudidaya
melahirkan sikap dan pada gilirannya
tanaman hortikultura pada kawasan
melahirkan perbuatan atau tindakan.
Zona Agroekologi di sekitar Daerah
Dengan adanya pengetahuan petani
Aliran Sungai (DAS) Serayu dalam
yang baik tentang suatu hal, akan
melaksanakan
mendorong terjadinya sikap yang pada
mempunyai ciri khas yang berbeda
gilirannnya
baik dalam hal umur sebagian besar
persepsi
yang
mendorong
terjadinya
perubahan perilaku. Hasil
konservasi
lahan
41-50 tahun, pendidikan formal
wawancara
diperoleh
sebagian besar SD, status pekerjaan
bahwa, petani memiliki pengetahuan
utam petani, cara berusahatani
yang baik pada aspek ekologi, dan
sendiri, pengalaman bertani 16-20
beberapa
tahun,
aspek
teknik
yaitu
tanaman,
rotasi
mempunyai aktivitas lain sebelum
secara
mereka bertani dan tingkat sosial
optimum dan penggunaan varietas
ekonomi kategori rendah. Profil
adaptif sesuai kondisi spesifik. Pada
yang dimiliki dapat menggambarkan
aspek sosial dan ekonomi sebagian
kemampuan
besar petani memiliki pengetahuan
melaksanakan
cukup.
konservasi lahan.
pengembalian tanaman,
sisa
pengelolaan
air
Dapat diindikasikan bahwa
sebagian
Pujiharto : Kajian Perilaku Petani Pembudidaya …
besar
diri
tidak
dalam usaha-usaha
29
2. Peran petani pembudidaya tanaman hortikultura dalam konservasi lahan antara lain: pengembalian residu
kelembagaan
masyarakat
yang
mendukung konservasi lahan. 2. Penyuluhan
dapat
digunakan
tanaman ke dalam tanah (daur
sebagai pendorong dalam upaya
ulang), penggunaan pupuk organik,
mewujudkan
rotasi tanaman, pengelolaan air
lahan di dalam masyarakat karena
secara
merupakan salah satu faktor yang
optimum,
penggunaan
varietas unggul adaptif lingkungan
potensial
spesifik, pengendalian hama dan
budaya
konservasi
dalam
peningkatan
perilaku
melalui
pengaruhnya
penyakit dengan prinsip PHT, dan
terhadap
peningkatan
penggunaan
(teknis, ekonomi, sosial, ekologi).
pupuk
anorganik
Untuk
secara berimbang. 3. Faktor-faktor yang berpengaruh
itu,
intensitas
perlu
wawasan
ditingkatkan
penyuluhan
yang
terhadap perilaku petani dalam
menggunakan model pendekatan
konservasi
penyuluhan
lahan
adalah:
partisipatif
dengan
kepercayaan, orientasi nilai budaya,
materi teknis budidaya, ekonomi,
pendapatan, luas lahan, sikap dan
ekologi,
pengetahuan tentang konservasi.
kelembagaan
pembentukan
masyarakat
yang
mengatur konservasi lahan.
Saran 1. Guna
dan
memelihara
kelestarian
UCAPAN TERIMA KASIH
produktivitas lahan dalam jangka panjang
diperlukan
peningkatan
pembinaan dan bimbingan secara kontinyu serta terencana dalam hal teknis
budidaya
tanaman
hortikultura yang ramah lingkungan serta
mendorong
terbentuknya
Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada DP2M Direktorat Jenderal
Pendidikan
Departemen
Pendidikan
Tinggi Nasional
Republik Indonesia atas pembiayaan kegiatan penelitian ini.
AGRITECH, Vol. XI No. 1 Juni 2009 : 19 – 32
30
DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I., 1988. Attitudes, Personality, and Behavior. Open University Press. Milton Keynes, UK. Amien, I, 1997. Karakterisasi dan Analisis Zona Agroekologi. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. Azwar, Saifuddin, 2000. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi ke 2. Cetakan IV. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Dinas
Kehutanan Kabupaten Banyumas. 1999. Konservasi Lahan. Laporan Tahunan.
Mardikanto, T., 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta. Sharer, Robert J. And Ashmor Wendy, 1980. Fundamental Archeology. The Benyamin Cumming Publishing Company, Inc., California, USA. Suparmoko. 1997. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. BPFE, Yogyakarta.
Bandura, A., 1977. Social Learning Theory. Prentise Hall Inc. Englewood Cliffs, New Jersey.
Pujiharto : Kajian Perilaku Petani Pembudidaya …
31
Tabel 1. Karakteristik Petani Pembudidaya Tanaman Hortikultura pada Kawasan Zona Agroekologi di Sekitar Daerah Aliran Sungai Serayu No.
Karakterstik
Hulu (orang)
Umur (tahun) a. 31-40 3 b. 41-50 6 c. 51-60 2 2. Tingkat Pendidikan formal a. Setara SD 7 b. Setara SLTP 3 c. Setara SLTA 1 3 Status Pekerjaan a. Pekerjaan Utama - Petani 11 b. Pekerjaan Sampingan - Pedagang - Tukang Batu - Buruh Bangunan 4 Cara Berusahatani a. Sendiri 11 b. Berkelompok 5 Pengalaman bertani (tahun) a. 5-10 2 b. 11-15 4 c. 16-20 4 d. > 21 1 6 Aktivitas sebelum bertani a. Ada aktivitas - Berdagang 1 - Buruh 1 b. Tidak ada aktivitas 9 7 Tingkat Sosial Ekonomi a. Tinggi b. Sedang 4 c. Rendah 7 Sumber : Data Primer yang diolah, 2007.
Tengah (orang)
Hilir Jumlah Persen (orang) (orang) (%)
1.
2 5 1
2 7 2
7 18 5
23,33 60,00 16,67
5 2 1
6 4 1
18 9 3
60,00 30,00 10,00
4
7
22
73,33
2 1 1
4 -
6 1 1
20,00 3,33 3,33
8 -
11 -
30 -
100,00
1 3 4 1
1 4 4 1
4 11 12 3
13,33 36,67 40,00 10,00
1 2 5
2 1 8
4 4 22
13,33 13,33 73,33
4 1 3
2 5 4
6 10 14
20,00 33,33 46,67
AGRITECH, Vol. XI No. 1 Juni 2009 : 19 – 32
32
Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Perilaku Petani Pembudidaya Tanaman Hortikultura pada Kawasan Zona Agroekologi dalam Konservasi Lahan Variabel Konstanta Kepercayaan (skor) Orientasi nilai budaya (skor) Tingkat Pendidikan (skor) Pendapatan (Rp/bulan) Luas lahan (ha) Status kepemilikan lahan (skor) Jangkauan Media masa (skor) Sikap (skor) Pengetahuan konservasi (skor) R2 F-hitung Sumber: Analisis data primer, 2007
Tingkat Partisipasi Koefisien Probability Regresi 4,762 0,665 0,983** 0,008 0,152* 0,022 0,372 0,775 1,242* 0,087 0,264** 0,002 0,066 0,756 0,243 0,812 1,029** 0,000 0,685* 0,018 0,784 5,163
Keterangan: ** = signifikan pada tingkat kesalahan 1 % * = signifikan pada tingkat kesalahan 5 %
Pujiharto : Kajian Perilaku Petani Pembudidaya …