HEALTH EDUCATION FOR SUPERVISOR ACADEMIC LECTURER AND NON SUPERVISOR ACADEMI LECTURER IN PREVENTING STUDENT BEHAVIOR OF PREMARITAL SEXUAL RELATIONS AT PANTI RAPIH NURSING ACADEMY YOGYAKARTA ABSTRACT Ign. Gonggo Prihatmono Introduction: The study of academic and student affairs administration documentation of Panti Rapih Nursing Academy Yogyakarta in 1993-2009 showed that almost every year there were students who pregnant because of the behavior of premarital sexual relations. Lecturers have an important role in preventing the occurrence of premarital sexual behavior among college students through health education. Objective: To measure the effect of health education in preventing student behavior of premarital sexual relations toward the increasing knowledge, attitudes and communication skills of supervisor academic lecturers and non supervisor academic lecturers. Methods: A quasi-experimental research design was comparison group pretest-posttest nonequivalent. The subject of the research were 8 supervisor academic lecturers and 6 non supervisor academic lecturers who were divided into experimental group and control group. The data collection used questionnaires in order to measure knowledge, attitudes and communication skills. Statistical analysis used paired t-test statistical test and independent t-test statistical test with significance level p < 0.05. Results: The characteristics of the experimental group and control group have equality before the intervention. After the intervention there was significance increasing knowledge and communication skills of supervisor academic lecturers. However there was not significant differences of knowledge, attitudes and communications skills among supervisor academic lecturers compare to non supervisor academic lecturers. Conclusion: Health education increased knowledge and communication skills for supervisor academic lecturers but it did not happen to non supervisor academic lecturers. Key words: health education, lecturer, knowledge, attitudes, communication skills, prevention of behavior premarital sexual relations Panti Rapih Academy of Nursing.
PENDAHULUAN Mahasiswa berada dalam kurun usia antara
2006 adalah (6,2%).(2)
Hasil penelitian
17-21 tahun termasuk dalam masa adolesen,
terhadap kesehatan reproduksi di 3 kota,
yakni
yakni Jakarta, Semarang dan Surabaya pada
masa transisi perubahan dari masa
remaja menuju pada masa dewasa awal.
tahun
Pada masa ini terjadi proses
Epidemiologi Nasional dari 1906 orang
kematangan
2006-2007
Jaringan
seksual menuju kedewasaan. Masalah yang
mahasiswa
timbul adalah akibat kuatnya dorongan
menyatakan
pemenuhan
melakukan
melakukan hubungan seksual pranikah di
hubungan seksual. Hal ini terjadi karena
masing-masing universitas bervariasi mulai
kurang memadainya pengetahuan tentang
dari yang terendah (1,8%) sampai dengan
kesehatan reproduksi, meningkatnya remaja
yang tertinggi (16,5%).
yang berperilaku seks aktif,
kurangnya
742
bimbingan
kesehatan
Jakarta, Semarang dan Makassar pada tahun
reproduksi, serta pengaruh budaya pop dan
2008 telah melakukan hubungan seksual (1,6
industri turisme yang menyebarkan nilai
%)
casual sex atau easy sex melalui media
pada 250 mahasiswa Politeknik Kesehatan
cetak,
Semarang mendapatkan hasil 20,4% telah
naluri
dan
untuk
pelayanan
eletronik
maupun
audiovisual
di
oleh
12
perguruan
tinggi
bahwa
prosentase
yang
Sedangkan pada
mahasiswa baru dari universitas di
(3).
Hasil Penelitian Windiarti, et al.
mendorong kecenderungan untuk melakukan
melakukan
perilaku seksual pranikah. Perilaku tersebut
Usia pertama kali melakukan hubungan
disertai dengan aktivitas seksual yang tidak
seksual
aman, penularan infeksi menular seksual,
pasangan 15-27 tahun. Responden yang
kejadian kehamilan yang tidak dikehendaki,
mengalami
aborsi
muda.
menderita penyakit menular seksual (31,4
Permasalahan tersebut dikategorikan oleh
%) dan tidak ada yang terkena HIV/AIDS.(4)
World Health Organization (WHO) sebagai
Prevalensi kehamilan pranikah pada
dan
pernikahan
usia
hubungan
seksual
pranikah
15-21
kehamilan
1993-2009
pranikah.
tahun,
(11,8
%)
melibatkan
usia
dan
masalah kesehatan reproduksi remaja yang
tahun
mendapatkan perhatian khusus dari pelbagai
mahasiswa, rerata kejadian : 3,5/tahun.
organisasi internasional.(1)
Kehamilan
pranikah
sebagai
60
akibat
Hasil penelitian tahun 2006 oleh
hubungan seksual pranikah terjadi di seluruh
Sahuliyah, terhadap mahasiswa di beberapa
semester mahasiswa, latar belakang program
perguruan menunjukan
tinggi bahwa,
di
Jawa
Tengah
pendidikan,
domisili,
perilaku
seksual
Berdasarkan data tersebut,
agama.
dapat dilihat
pranikah pada laki-laki 22% dan perempuan
adanya
6%. Hasil baseline survey perilaku seksual
kejadian kehamilan dengan perilaku seksual
mahasiswa
mahasiswa
yang diadakan Pilar perilaku
seksual pranikah pada mahasiswa tahun
kecenderungan
dan
dalam
kaitan
berpacaran,
perilaku hubungan seksual
antara
karena
pada masa
perpacaran
pada
mahasiswa
(1,5%) selaras dengan kehamilan pranikah (1,2%).
sebanyak
Dosen
mempunyai
peran
yang
rerata kejadian
penting dalam untuk mencegah terjadinya
mahasiswa sebanyak
perilaku hubungan seksual pranikah pada
(5)
mahasiswa
yang
dapat
menimbulkan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
perilaku seksual mahasiswa dikategorikan 2
Peran tersebut dilaksanakan dalam kegiatan
faktor besar, yakni faktor internal dan faktor
intrakurikuler,
eksternal . Faktor internal meliputi :
kurikuler. Dalam kegiatan intrakurikuler,
peningkatan
dosen baik pembimbing akademik maupun
hormon
seksual,
usia
kokurikuler
ekstra
kematangan seksual, kepribadian, bentuk
non
ekspresi cinta, motivasi individu. Faktor
memberikan secara terintegrasi pesan-pesan
eksternal meliputi : pengetahuan tentang
melalui mata kuliah yang diampu
kesehatan reproduksi, pengalaman seksual,
frekuensi dan intensitas interaksi dosen
penanaman dan penghayatan nilai nilai
dengan mahasiswa tinggi.
keagamaan dan sosial,
dosen pembimbing akademik mempunyai
penanaman nilai
pembimbing
dan
dapat
karena
Secara khusus,
moral, kualitas komunikasi dengan orang
tugas
tua,
akademik baik secara klasikal maupun
tekanan
prestasi
kelompok
akademik,
teman
sebaya,
pendewasaan
usia
perkawinan, paparan media massa dan arus globalisasi.
(6)
Upaya
preventif
dilakukan untuk
yang telah
mencegah terjadinya
untuk
akademik
memberikan
individual
yang
bimbingan
diharapkan
mampu
membangun aspek pengetahuan, sikap dan praktek mahasiswa yang baik,
termasuk
dalam
Kegiatan
perilaku
kokurikuler
seksualnya. dilakukan
dengan
perilaku hubungan seksual pranikah yang
pendampingan melalui temu akademi pada
dapat menimbulkan
terjadinya kehamilan
setiap semester genap yang melibatkan
pranikah dilakukan oleh pihak Akper Panti
mahasiswa, dosen pembimbing akademik,
Rapih
melalui kegiatan intrakurikuler,
pimpinan akademik dan pertemuan dengan
kokurikuler dan ekstra kurikuler. Upaya
orangtua/wali mahasiswa pada semester II
koersif dilakukan yakni : pemberian sanksi
dan
skorsing minimal selama 1 semester sampai
pendampingan
dengan pencabutan status kemahasiswaan.
akademik dalam kegiatan rekoleksi pada
Meskipun
upaya preventif dan koersif
semester II dan IV serta triduum pada
tersebut telah dilakukan secara komprehensif
semester VI. Dosen pembimbing akademik
dan kontinyu, namun hingga tahun 2009
dan dosen non pembimbing akademik
Akper Panti Rapih belum mampu mencegah
mempunyai peran yang strategis dalam
perilaku
pencegahan
hubungan
mahasiswa yang
seksual
pranikah
menyebabkan hampir
melalui
kegiatan oleh
dosen
perilaku
keterlibatan pembimbing
seksual
pranikah
mahasiswa. Meskipun mereka mempunyai
setiap tahun terjadi kehamilan pranikah
status
yang
pada mahasiswa di Akper Panti Rapih.(7)
mempunyai
berbeda, peran
namun
yang
sama
mereka untuk
mencegah terjadinya seksual
pranikah
perilaku hubungan
program yang tinggi, serta keefektifan yang
(8)
tinggi karena keberadaan dosen di institusi
kesehatan
pendidikan relatif dalam kurun waktu yang
pada
mahasiswa.
Menurut Green, pendidikan merupakan
gabungan
dari
pengalaman
lama.
belajar yang didesain oleh fasilitator untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat secara sukarela.
(9)
Oleh karena itu pendidikan
Tujuan
penelitian
adalah
untuk
mengukur pengaruh pendidikan kesehatan perilaku
hubungan
kesehatan untuk mencegah perilaku seksual
seksual pranikah mahasiswa
terhadap
pranikah
peningkatan
mahasiswa
untuk
dosen
dalam
pencegahan
pengetahuan,
sikap
dan
pembimbing akademik dan dosen non
keterampilan komunikasi dosen pembimbing
pembimbing akademik mempunyai posisi
akademik dan dosen non pembimbing
yang
akademik.
stategis,
memiliki
kelangsungan
BAHAN DAN CARA PENELITIIAN Jenis penelitian adalah kuasi eksperimen
akademik 2010/2011 dan bersedia menjadi
dengan rancangan perbandingan kelompok
responden dan mengikuti penelitian sampai
nonequivalen
pretes-postes.
(10)
Subjek
selesai.
Alat ukur yang digunakan dalam
penelitian terdiri dari 14 dosen yang terdiri
mengukur
dari 8 dosen pembimbing akademik dan 6
keterampilan komunikasi adalah kuesioner.
dosen non pembimbing akademik yang
Kuesioner tersebut telah diujicobakan pada
dibagi sama banyak menjadi kelompok
dosen pembimbing akademik dan dosen non
eksperimen dan kelompok kontrol dan
pembimbing
subjek
Pendidikan
mahasiswa
324
orang,
pengetahuan,
akademik
sikap
di
dan
Program
D-III Keperawatan STIKES
menggunakan teknik pengambilan sampel
Bethesda
teknik non probabilistik sampling dengan
karakteristik yang hampir sama dengan
purposive sampling.
(11)
Lokasi penelitian
Yakkum
yang
memiliki
subjek penelitian dosen sebanyak 16 orang
dilaksanakan di Akademi Keperawatan Panti
dan
Rapih.
subjek
mahasiswa Akper Panti Rapih semester IVA
penelitian dosen adalah dosen tetap dan
sebanyak 38 orang dilaksanakan pada bulan
bekerja purna waktu di Akper Panti Rapih,
Agustus 2010. Materi pendidikan kesehatan
berstatus dosen pembimbing akademik atau
dalam
dosen non pembimbing akademik, tidak
seksual pranikah pada mahasiswa yang akan
berstatus tugas belajar/izin belajar, bersedia
dilaksanakan
menjadi responden dan mengikuti penelitian
dalam penelitian kuasi eksperimen ini
sampai
mahasiswa
meliputi pokok bahasan sebagai berikut :
adalah mahasiswa aktif tercatat pada tahun
perilaku seksual pranikah mahasiswa faktor
Kriteria
selesai.
inklusi
untuk
Sedangkan
untuk subjek mahasiswa adalah
pencegahan
sebagai
perilaku
bentuk
hubungan
intervensi
yang
mempengaruhi
dan
upaya
pedoman satuan acara pembelajaran dan
pencegahannya, cara dan alasan mahasiswa
dipilih
melakukan
pranikah,
kompetensi sesuai dengan tujuan pendidikan
mahasiswa
kesehatan yang telah ditetapkan. Media alat
perilaku seksual pranikah dalam tinjauan
bantu lihat dengar dipergunakan dalam
ajaran
penyampaian
perilaku
hubungan seksual
moral
seksual
pranikah
gereja
Katolik,
dan
narasumber
materi
yang
dalam
memiliki
pendidikan
keterampilan komunikasi persuasif dosen-
kesehatan dengan menggunakan notebook,
mahasiswa
bimbingan
digital projector, slide power point agar
Untuk menjaga kredibilitas
proses pendidikan kesehatan berjalan lebih
mahasiswa. kualitas
dalam
kegiatan
pendidikan
kesehatan
disusun
menarik
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis statistik yang digunakan untuk
mengukur
kesehatan hubungan
pengaruh
paired t-test dan uji statistik independent t-
pendidikan
test dengan taraf signifikansi p< 0.05.
dalam pencegahan perilaku seksual
Karakteristik Subjek Penelitian
mahasiswa
Karakteristik subjek dosen terdiri
terhadap peningkatan pengetahuan, sikap
dari jenis kelamin, umur, pendidikan, status
dan
dosen,
keterampilan
pranikah
1.
komunikasi
dosen
pengalaman
mengajar
serta
pembimbing akademik dan dosen non
pengalaman menjadi pembimbing akademik.
pembimbing akademik adalah uji statistik
Secara terinci dijabarkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian Kel. Eksperimen.
Kel. Kontrol
Jenis kelamin: a. Laki-Laki b. Perempuan
2 5
Pendidikan : a. S-1 b. S-2
No
Variabel
1.
2.
3.
4. 5. 6.
Status dosen : a. Non pemb. akademik b. Pemb. Akademik Rerata umur (tahun) Rerata pengalaman mengajar (tahun) Rerata pengalaman membimbing (tahun)
Jum ah
Persentase
0 7
2 12
14 86
0,127
5 2
6 1
11 3
79 21
0,515
3 4 42, 29
3 4 38, 14
6 8 -
43 57 -
1,000
12, 14
11, 71
-
-
0,428
6,71
6,43
-
-
0,462
p
0,268
Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa dari
adalah 42 tahun dan pada kelompok kontrol
14
adalah 38 tahun. Hasil uji perbedaan rerata
subjek
penelitian 12 orang (86 %)
berjenis kelamin perempuan
dan 2 orang
(14%) berjenis kelamin laki-laki.
Hasil
independent t-test statistik
menunjukkan secara
menunjukkan
tidak
terdapat
analisis chi-square menunjukkan secara
perbedaan rerata umur
statistik tidak terdapat perbedaan proporsi
eksperimen dan kelompok kontrol
jenis kelamin pada kelompok eksperimen
0,268).
dan kelompok kontrol (p = 0,127).
antara kelompok (p =
Rerata pengalaman mengajar dosen
Dari 14 subjek penelitian 11 orang
pembimbing akademik
dan dosen non
(79%) berlatarbelakang pendidikan sarjana
pembimbing akademik
pada kelompok
(S-1)
eksperimen adalah 12 tahun dan pada
dan 3 orang
(21%) berlatar
pendidikan pasca sarjana (S-2).
Hasil
kelompok kontrol adalah 12 tahun. Hasil uji
analisis chi-square menunjukkan secara
perbedaan
statistik tidak terdapat perbedaan proporsi
menunjukkan secara statistik menunjukkan
latar belakang pendidikan pada kelompok
tidak terdapat perbedaan rerata pengalaman
eksperimen dan kelompok kontrol
mengajar antara kelompok eksperimen dan
(p =
0,515).
rerata
independent
t-test
kelompok kontrol (p = 0,428). Dari 14 subjek penelitian 6 orang
(43%)
berstatus
sebagai
dosen
non
Rerata
pengalaman
menjadi
pembimbing akademik dosen pembimbing
pembimbing akademik dan 8 orang (57%)
akademik
dan dosen non pembimbing
berstatus
akademik
pada kelompok eksperimen
akademik.
sebagai Hasil
dosen
pembimbing chi-square
adalah 7 tahun dan pada kelompok kontrol
menunjukkan secara statistik tidak terdapat
adalah 6 tahun. Hasil uji perbedaan rerata
perbedaan
independent t-test
proporsi
analisis
status
dosen
pada
menunjukkan secara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
statistik tidak terdapat perbedaan rerata
(p = 1,000).
pengalaman menjadi pembimbing akademik
Rerata umur dosen pembimbing akademik
dan dosen non pembimbing
akademik
pada kelompok eksperimen
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (p = 0,462).
2. Pengetahuan Pengaruh pendidikan kesehatan
intervensi
berupa
pada pengetahuan
dosen pembimbing akademik dan dosen non pembimbing akademik dalam pencegahan
perilaku
hubungan
seksual
pranikah
mahasiswa terjabarkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Perbedaan nilai pengetahuan pretes-postes dan perubahan pengetahuan dosen pembimbing akademik dan dosen non pembimbing akademik di Akper Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2010 No
Pengetahuan
N
Mean
SD
95 % CI
Beda
t
P
Mean 1.
2.
3
Dosen PA a. Pretes
8
18,27
2,64
16,66-21,08
1,50
1,98
0,04
b. Postes
8
20,37
3,03
a. Pretes
6
20,60
2,88
17,47-23,52
0,33
0,31
0,38
b. Postes
6
20,83
2,71
17,98-23,68
a. DPA
8
2,13
2,13
-0,28-3,28
1,17
0,31
0,19
b. DNPA
6
0,33
2,65
-0,45-3,12
Dosen NPA
Perubahan :
Berdasarkan Tabel 2. terlihat dari 8 subjek
sebelum intervensi dibandingkan dengan
dosen
setelah intervensi sebesar 0,33
pembimbing
akademik,
rerata
pengetahuan sebelum intervensi sebesar
secara statistik tidak bermakna (p = 0,38).
18,87 dan rerata sesudah intervensi 20,47.
Dari
8 subjek dosen pembimbing
Secara praktis terdapat perbedaan rerata,
akademik
perbedaan pengetahuan sebelum intervensi
pembimbing akademik,
dibandingkan
pengetahuan
dengan
setelah
intervensi
namun,
dan
6
subjek
dosen
non
rerata perubahan
pada dosen pembimbing
sebesar 1,50 dan secara statistik bermakna (p
akademik sebesar 1,50 dan rerata perubahan
= 0.04).
pengetahuan pada dosen non pembimbing
Dari 6 subjek dosen non pembimbing akademik,
rerata
pengetahuan
akademik
sebesar
0,33.
Secara praktis
sebelum
terdapat perbedaan rerata sebesar 1,17
intervensi sebesar 20,50 dan rerata sesudah
namun, secara statistik tidak bermakna (p =
intervensi 20,83. Secara praktis terdapat
0,19).
perbedaan rerata, perbedaan pengetahuan 3. Sikap Pengaruh
intervensi
kesehatan pada akademik akademik
berupa
pendidikan
sikap dosen pembimbing
dan dosen non pembimbing dalam
pencegahan
perilaku
hubungan
seksual
pranikah
dijabarkan pada Tabel 3.
mahasiswa
Tabel 3. Perbedaan nilai sikap pretes-postes dan perubahan sikap dosen pembimbing akademik dan dosen non pembimbing akademik di Akper Panti Rapih Yogyakarta tahun 2010 No
Sikap
N
Mean
SD
95 % CI
Beda
t
P
1,37
0,52
0,31
-1,83
-0,65
0,27
-3,21
-0,82
0,21
Mean 1.
Dosen PA
2.
c. Pretes
8
70,63
4,03
67,25-79,34
d. Postes
8
72,00
8,78
64,65-79,34
c. Pretes
6
75,17
6,24
65,57-81,09
d. Postes
6
73,33
7,39
68,61-81,71
c. DPA
8
1,37
7,52
-4,91-7,66
d. DNPA
6
-1,83
6,91
-9,08-5,41
Dosen NPA
3
Perubahan :
Berdasarkan Tabel 3. terlihat dari 8
sebelum intervensi dibandingkan dengan
subjek dosen pembimbing akademik, rerata
setelah intervensi sebesar -1,83 namun,
sikap sebelum intervensi sebesar 70,63 dan
secara statistik tidak bermakna (p= 0,27).
rerata sesudah intervensi 72,00. Secara
Dari 8 subjek dosen pembimbing
praktis terdapat perbedaan rerata, perbedaan
akademik
sikap
pembimbing akademik,
sebelum
intervensi
dibandingkan
dan
6
subjek
dosen
non
rerata perubahan
dengan setelah intervensi sebesar 0,33
sikap
namun, secara statistik tidak bermakna (p=
sebesar
0,31).
pengetahuan pada dosen non pembimbing Dari
6
pembimbing
subjek
dosen
akademik,
rerata
non sikap
pada dosen pembimbing akademik
akademik
dan
sebesar
rerata
perubahan
-1,83. Secara praktis
terdapat perbedaan rerata sebesar
sebelum intervensi sebesar 75,17 dan rerata
namun,
sesudah intervensi 73,33.
= 0,21).
Secara praktis
1,37
-3,21
secara statistik tidak bermakna (p
terdapat perbedaan rerata, perbedaan sikap 4.
Keterampilan Komunikasi
Pengaruh
intervensi
berupa
pendidikan
kesehatan
pada keterampilan komunikasi
dosen pembimbing akademikdan dosen non
pembimbing akademik dalam pencegahan perilaku mahasiswa
hubungan dijabarkan
seksual pada
pranikah Tabel
4.
Tabel 4. Perbedaan nilai keterampilan komunikasi pretes-postes dan perubahan keterampilan komunikasi dosen pembimbing akademik dan dosen non pembimbing akademik di Akper Panti Rapih YogyakartaTahun 2010 No
Keterampilan
N
Mean
SD
95 % CI
Beda
Komunikasi 1.
2.
3
t
p
Mean
Dosen PA a. Pretes
8
81,75
3,62
78,72-84,77
b. Postes
8
82,83
2,26
80,94-84,72
a. Pretes
6
74,57
5,43
68,87-80,29
b. Postes
6
75,48
5,32
69,90-81,08
a. DPA
8
0,91
1,86
-0,65-2,46
b. DNPA
6
0,91
1,73
-0,91-2,73
1,83
1,83
0,04
0,33
1,28
0,13
0.00
-0,00
0,49
Dosen NPA
Perubahan :
Berdasarkan Tabel 4. terlihat dari 8
pembimbing akademik
sebesar 0,91 dan
subjek dosen pembimbing akademik, rerata
rerata perubahan pengetahuan pada dosen
keterampilan
non pembimbing akademik
komunikasi
sebelum
sebesar 0,91.
intervensi sebesar 81,75 dan rerata sesudah
Secara praktis terdapat perbedaan rerata
intervensi 82,83. Secara praktis terdapat
sebesar -0,00 namun, secara statistik tidak
perbedaan rerata,
bermakna (p = 0,49).
komunikasi
perbedaan keterampilan sebelum
intervensi
Berdasarkan hasil uji statistik paired
intervensi
t-test, secara praktis dan statistik terdapat
sebesar 1,08 dan secara statistik bermakna
peningkatan pengetahuan secara bermakna
(p = 0.04).
dalam
dibandingkan
dengan
setelah
pencegahan
perilaku
hubungan
Dari 6 subjek dosen non pembimbing
seksual pranikah mahasiswa pada dosen
akademik, rerata keterampilan komunikasi
pembimbing akademik setelah mendapatkan
sebelum intervensi sebesar 74,57 dan rerata
intervensi berupa pendidikan kesehatan. Hal
sesudah intervensi 75,48 secara praktis
ini sesuai dengan hasil penelitian Savitri
terdapat
perbedaan
tentang hubungan pelatihan dengan metode
keterampilan komunikasi sebelum intervensi
demonstrasi pada guru tentang kesehatan
dibandingkan dengan
reproduksi remaja di Kabupaten Pontianak,
perbedaan
rerata,
setelah intervensi
sebesar 0,91 namun, secara statistik tidak
yang
bermakna (p = 0.13).
pengetahuan secara signifikan guru SMAN
Dari 8 subjek dosen pembimbing akademik
dan
6
subjek
pembimbing akademik, keterampilan komunikasi
dosen
non
rerata perubahan pada dosen
menunjukkan terjadi peningkatan
sebagai fasilitator setelah diberikan pelatihan dengan kesehatan
metode
demonstrasi
reproduksi
remaja.
tentang (12)
Hasil
tersebut senada dengan hasil penelitian
proses
evaluasi
intervensi
seksualitas
bagi
adolesen
Tanzania,
yaitu
setelah
pelatihan pengetahuan
pendidikan
informasi yang terstruktur maupun yang
pedesaan
tidak terstruktur. Informasi yang terstruktur
mendapatkan
seperti pendidikan kesehatan dengan metode
di
guru mengalami
kenaikan yang signifikan.
(13)
ada
namun secara statistik tidak
peningkatan
bermakna
pengetahuan
dalam
atau
ceramah,
sedangkan
informasi yang tidak terstruktur seperti
Meskipun secara praktis terdapat peningkatan,
pelatihan
pencegahan
secara perilaku
percakapan sehari-hari.(15) bahwa
metode
dialog
Patut
diduga
interaktif
yang
dipergunakan dalam pendidikan kesehatan tersebut
belum
cukup
efektif
untuk
hubungan seksual pranikah mahasiswa pada
meningkatan pengetahuan pada dosen non
dosen non pembimbing akademik setelah
pembimbing akademik dalam pencegahan
mendapatkan intervensi berupa pendidikan
perilaku hubungan seksual pranikah pada
kesehatan. Hal ini sesuai dengan penelitian
mahasiswa.
proses
evaluasi
pelatihan
guru
dalam
di
Afrika
program
pencegahan
AIDS
Selatan.
Setelah mendapatkan pelatihan
Berdasarkan hasil uji stastistik paired t-test,
secara praktis terdapat perbedaan
perubahan
sikap pada dosen pembimbing
secara lengkap, 16 orang guru percaya telah
akademik dan penurunan sikap pada dosen
memahami pengetahuan tentang kesehatan
non pembimbing akademik. Namun secara
reproduksi dan seksualitas. Namun, ketika
statistik tidak bermakna, peningkatan sikap
dilakukan evaluasi pada akhir pelatihan
pada dosen pembimbing akademik dan
terlihat bahwa mayoritas guru masih belum
dosen non pembimbing akademik dalam
memiliki pengetahuan tentang
pencegahan
perilaku
pranikah
mahasiswa
kesehatan
reproduksi dan seksualitas yang adekuat. Berdasarkan independent t-test,
hasil
uji
(14)
stastistik
secara praktis terdapat
perbedaan rerata perubahan pengetahuan, namun
secara
statistik
tidak
perbedaan yang bermakna
terdapat perubahan
hubungan
seksual
pada
dosen
pembimbing akademik setelah mendapatkan intervensi berupa pendidikan kesehatan. Berdasarkan independent t-test,
hasil
uji
stastistik
secara praktis terdapat
perbedaan rerata perubahan sikap, namun
pengetahuan dosen pembimbing akademik
secara statistik tidak bermakna
dengan dosen non pembimbing akademik
sikap dosen pembimbing akademik dengan
dalam
dosen non pembimbing akademik dalam
pencegahan
perilaku
hubungan
perilaku
perubahan
seksual pranikah pada mahasiswa setelah
pencegahan
mendapatkan intervensi berupa pendidikan
pranikah
kesehatan. Hal ini memperkuat pemahaman
mendapatkan intervensi berupa pendidikan
bahwa pengetahuan merupakan kombinasi
kesehatan. Hasil tersebut berbeda dengan
dari kesadaran terhadap fakta-fakta yang ada
hasil penelitian proses evaluasi intervensi
serta hasil dari rangsangan informasi yang
pendidikan seksualitas bagi adolesen di
diberikan. Informasi yang diterima berupa
pedesaan
pada
Tanzania,
hubungan mahasiswa
yaitu
seksual setelah
setelah
mendapatkan pelatihan,
sikap
guru
mengalami kenaikan yang signifikan. Hal
ini
kesehatan.
Secara
peningkatan
praktis,
keterampilan
terdapat
komunikasi
pemahaman
secara bermakna namun secara statistik tidak
bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh
ada peningkatan keterampilan komunikasi
pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain
secara bermakna dalam pencegahan perilaku
yang
massa,
hubungan seksual pranikah mahasiswa pada
institusi atau lembaga tertentu serta faktor
dosen non pembimbing akademik, setelah
emosi
mendapatkan intervensi berupa pendidikan
dianggap
memperkuat
(16)
penting,
dalam
diri
media
individu
yang
bersangkutan. Sikap merupakan perubahan
kesehatan.
meniru perilaku atau sikap seseorang yang dianggap sesuai dengan dirinya.
Proses
Berdasarkan
hasil
independent t-test,
uji
stastistik
secara praktis
dan
pembentukan sikap pada dasarnya melalui
statistik tidak terdapat perbedaan yang
pengamatan yang kemudian diidentifikasi,
bermakna
sehingga dapat diinternalisasi pada diri
komunikasi dosen pembimbing akademik
seseorang. Perubahan sikap tergantung pada
dan dosen non pembimbing akademik dalam
jangkauan komunikasi tersebut diperhatikan,
pencegahan
dipahami
pranikah
dan
diterima
oleh
individu.
perubahan
perilaku pada
keterampilan
hubungan
seksual
mahasiswa
setelah
Pendekatan belajar mengajar (message-
mendapatkan intervensi berupa pendidikan
learning approach) merupakan
sesuatu
kesehatan. Patut diduga bahwa metode
yang paling mendasar dalam perubahan
dialog interaktif yang dipergunakan dalam
sikap
manusia
melalui
pemahaman dan retensi.(17)
proses
atensi,
pendidikan kesehatan tersebut belum cukup
Patut
diduga
efektif untuk meningkatkan
keterampilan
bahwa metode dialog interaktif dan sharing
komunikasi pada dosen non pembimbing
testimonial
akademik
yang
dipergunakan
dalam
pendidikan kesehatan tersebut belum cukup
dalam
pencegahan
perilaku
hubungan seksual pranikah pada mahasiswa
efektif untuk meningkatan sikap baik pada
Hasil penelitian ini tidak sepenuhnya
dosen pembimbing akademik dan dosen non
sesuai
pembimbing akademik dalam pencegahan
Theory. Tidak selalu terjadi
perilaku hubungan seksual pranikah pada
antara pengetahuan, sikap dan perilaku.
mahasiswa.
Perubahan
Berdasarkan
hasil
uji
statistik
dengan
Cognitive
pengetahuan
Consistency kesesuaian
tidak
secara
langsung merangsang perubahan sikap dan
paired t-test, secara praktis dan statistik
akhirnya perilaku.
terdapat
menekankan bahwa pemberian informasi
peningkatan
keterampilan
komunikasi
secara
bermakna
dalam
pencegahan
perilaku
hubungan
seksual
pranikah
mahasiswa
pada
dosen
pembimbing
akademik,
setelah
mendapatkan intervensi berupa pendidikan
dan
pengalaman
Teori tersebut lebih
untuk
meningkatkan
pengetahuan yang konsisten dengan perilaku yang diharapkan. memerlukan kesehatan
Perubahan perilaku
informasi dan
pelatihan
dari
pendidik
untuk
dapat
menghasilkan pengetahuan yang konsisten
Pendidikan
kesehatan,
khususnya
dengan perilaku yang diinginkan. Namun,
pendidikan
pengetahuan
langsung
diberikan hanya oleh guru yang telah
menyebabkan perubahan pada sikap dan
mendapatkan pelatihan secara khusus dan
perilaku. Hasil dari proses pembelajaran
berpartisipasi
adalah interaksi secara simultan
profesinya.(19)
tidak
pengetahuan,
secara
sikap
dan
antara perilaku.
seksualitas,
menguatkan
seharusnya
dalam Hal
pengembangan tersebut
pemahaman
bahwa
semakin dosen
Pendidikan kesehatan yang efektif secara
pembimbing akademik dan dosen non
simultan harus memiliki sasaran terhadap
pembimbing akademik perlu mendapatkan
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku.
pendidikan
kesehatan
dalam
dalam
Hal ini tentu memerlukan konsistensi yang
pencegahan
perilaku
hubungan
seksual
sempurna,
pranikah pada mahasiswa.
karena
pendidik kesehatan
pengalaman
banyak
menemukan
bahwa
praktek adalah cara yang terbaik memfasilitasi proses pembelajaran.
untuk (18)
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pendidikan
secara
perilaku hubungan seksual pranikah pada
statistik meningkatkan pengetahuan dan
mahasiswa. Secara statistik tidak terdapat
keterampilan komunikasi dosen pembimbing
perbedaan yang bermakna pengetahuan,
akademik, namun tidak meningkatan sikap
sikap dan keterampilan dosen pembimbing
dosen
akademik dibandingkan dengan pengetahuan
pembimbing
pencegahan pranikah
perilaku
pada
kesehatan meningkatkan keterampilan
kesehatan
akademik hubungan
mahasiswa.
secara
dalam seksual
Pendidikan
statistik
pengetahuan, komunikasi
tidak
pengetahuan, komunikasi
sikap
dan
keterampilan
dosen
non
pembimbing
akademik setelah mendapatkan pendidikan
sikap
dan
kesehatan
dalam
pencegahan
perilaku
dosen
non
hubungan seksual pranikah pada mahasiswa.
pembimbing akademik dalam pencegahan
Saran Dosen pembimbing akademik dan dosen non pembimbing akademik,
topik antara lain : teknik
amnanesis yang
perlu
efektif, social skill, teknik menolak yang
mendapatkan pendidikan kesehatan dalam
efektif, konsep mencintai yang benar, dan
pencegahan
pendidikan kaum dewasa.
perilaku
hubungan
seksual
pranikah pada mahasiswa secara periodik
Bagi mahasiswa
apabila telah siap
dan berkesinambungan setiap tahun sebagai
secara fisik, mental dan sosial dianjurkan
salah satu revitalisasi peran dosen dengan
untuk menikah dan menggunakan metode
kontrasepsi sesuai dengan pilihan, dalam
keterampilan
memenuhi kebutuhan seksualnya secara
pembimbing akademik dan dosen non
sehat dan bertanggungjawab.
pembimbing akademi dalam pencegahan
Bagi peneliti selanjutnya, mengembangkan
metode
pengetahuan,
dosen
perlu
perilaku hubungan seksual pranikah pada
pendidikan
mahasiswa antara lain : roleplay, simulasi,
untuk
demonstrasi, latihan mandiri dan lokakarya.
kesehatan yang lebih efektif meningkatkan
komunikasi
sikap
dan
KEPUSTAKAAN 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Khisbiyah, Y., Murdijana D., dan Wijayanto., (1997), Kehamilan Tak Dikehendaki di Kalangan Remaja, Yogyakarta, Pusat Peneltian Kependudukan Universitas Gadjah Mada. Pilar PKBI Jawa Tengah, (2006), Data Survei terhadap Mahasiswa Universitas di Semarang, Semarang, Pilar PKBI Jawa Tengah. Jaringan Epidemiologi Nasional, Perilaku Pacaran dan Perilaku Seksual Mahasiswa, (internet) Available from http//www.mudamudi.net/artikel/2009/06/perilakupacar an dan seksual mahasiswa. ( diakses 28 Oktober 2009). Windiarti, S.E., Shauliyah Z., Cahyo K. Ulfiana E. dan Nugraheni H., (2009), Pendidikan Kesehatan untuk Perilaku Seks Pranikah yang sehat bagi Mahasiswa Politeknik Kesehatan, Naskah di presentasikan dalam Konas Promosi Kesehatan, Bandung. Akademi Keperawatan Panti Rapih, (2009). Pedoman Pendidikan Akademi Keperawatan Panti Rapih , Akademik Keperawatan Panti Rapih, Yogyakarta. Imran, I., (1998), Perkembangan Seksualitas Remaja, Bandung PKBI Jawa Barat Akademi Keperawatan Panti Rapih, (2009). Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, Akademik Keperawatan Panti Rapih, Yogyakarta. Akademi Keperawatan Panti Rapih, (2009). Prosedur Mutu dan Prosedur Kerja Kemahasiswaan Akademi Keperawatan Panti Rapih, Akademik Keperawatan Panti Rapih, Yogyakarta.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Green, L.W., and Kreuter M.W., ( 2000), Health Promotion Planning and Education Environment Approach, Second Edition, Toronto-London : Mayfield Publising Company. Creswell, J.W., (2003). Research Design Qualitative, Quantative, and Mixed Methode Approaches, Second Edition, Thousand Oaks-London-New Delhi, SAGE Publications Inc. Fajar, I., Isnaeni, DTN., Pujirahayu, A., Amin, I., Sunindya, BR., Aswin, AAGA., Iwan, SS., (2009), Statistika untuk Praktisi Kesehatan, Edisi Pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu. Savitri, U.E., (2008), Pelatihan dengan Metode Demonstrasi pada Guru tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di Kabupaten Pontianak, Tesis , Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Plummer, M. L., Wight, D., Obasi, A.I.N, Wamoyi J., Mshana, G., Todd, J., Mazige, B.C., Makokha, M., Hayes, R.J., and Ross, D.A., (2007), A process evaluation os scholl-based adolescent sexual health intervention in rural tanzania : the MEMA Kwa Vijana programme, Health Education Research, Volume 22 No.4., pp. 5005012. Ahmed N., Flisher A.J, Mattews C., Jansen S., Mukoma W. and Schaalma H., (2006), Process evaluation of teacher training for an AIDS prevention program, Health Education Research, Volume 21 No.5 . pp. 621632 Simons-Morton, BG., Green WH., Gottlieb NH., (1995), Introduction to Health Education and Promotion.Second edition. USA: Waveland Press
16.
17.
18.
19.
Ahmed N., Flisher A.J, Mattews C., Jansen S., Mukoma W. and Schaalma H., (2006), Process evaluation of teacher training for an AIDS prevention program, Health Education Research, Volume 21 No.5 . pp. 621632 Azwar, S., (2005) Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta, Penerbit Pustaka Pelajar Yogyakarta Simons-Morton, BG., Green WH., Gottlieb NH., (1995), Introduction to Health Education and Promotion.Second edition. USA: Waveland Press Barber, E., (2004) Positioning sexuality education research on the Gold Coast of Queensland., Master of Public Health Candidate, University of Queensland.