1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah dengan Pengembangan Karakter Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Gorontalo Selfiana Mooduto, Masaong, Fory A. Naway1 Jurusan Manajemen Pendidikan, Program S1 Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang adanya hubungan gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah dengan perkembangan karakter siswa di SMA Negeri 1 Gorontalo. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif korelasional. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara nyata kemampuan kepala sekolah dengan gaya transformasionalnya ikut menentukan perkembangan karakter siswanya dan budaya sekolah yang berlaku ikut menentukan perkembangan karakter siswanya. Dengan demikian gaya transformasional kepala sekolah bersama-sama dengan budaya sekolah ikut menentukan perkembangan karakter siswanya.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan
perkembangan karakter siswa maka perlu dilakukan peningkatan kedua variabel tersebut yaitu gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah.
Kata Kunci: Gaya KepemImpinan Transformasional, Budaya Sekolah dan Perngembangan Karakter Siswa
1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
Pendidikan sebagai hak asasi manusia telah dilindungi oleh undang-undang dan hukum, sehingga setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Menurut GBHN tahun 2003 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani (Wahyyudin, 2005: 45). Pendidikan pada hakekatnya memiliki dua tujuan utama yakni menjadikan anak-anak menjadi pintar dan membantu mereka menjadi lebih baik.
Manusia dikatakan
berpendidikan apabila mengalami perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Karena manusia cenderung berbuat kesalahan atau keburukan, maka pendidikan di Indonesia berlandaskan pendidikan karakter bangsa dan budaya.
Melalui kepemimpinan kepala
sekolah diharapkan untuk dapat membina hubungan dan mengarahkan anggota organisasinya dalam rangka menciptakan dan mewujudkan pendidikan karakter sehingga terlahirlah generasi muda berkarakter. Pratomo (2011:6) mengemukakan bahwa ranah pendidikan karakter setidaknya harus mencakup sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal manusia, yang meliputi: 1) cinta tuhan dan segenap ciptaan-Nya; 2) kemandirian dan tanggungjawab; 3) kejujuran/amanah, 4) hormat dan santun; 5) dermawan, suka tolongmenolong dan gotong royong/kerjasama; 6) percaya diri dan pekerja keras; 7) kepemimpinan dan keadilan; 8) baik dan rendah hati, dan 9) toleransi, kedamaian, dan kesatuan. 1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
Adanya desentralisasi pemerintah kepada pihak sekolah bermakna bahwa pemerintah telah memberikan kepercayaan pada pihak sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Maka secara tidak langsung amanat tersebut mengarah pada kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan.
Dalam kepemimpinannya, kepala sekolah sangatlah
dipengaruhi oleh gaya atau perilakunya dalam mencapai visi dan misi sekolah. Utami (2007:76) mengemukakan indikator gaya kepemimpinan transformasional yaitu; 1) visi dan misi, menanamkan kebanggaan, meraih penghormatan dan kepercayaan; 2) mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan simbol untuk memfokuskan pada usaha; menggambarkan maksud penting secara sederhana; 3) mendorong intelegensi, rasionalitas dan pemecahan masalah secara hati-hati; dan 4) memberikan perhatian pribadi, melayani secara pribadi, melatih dan menasehati. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi bawahannya agar dapat mencapai tujuan. Maka, gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku dari setiap pemimpin yang mengarahkan seluruh komponen sekolah untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin pasti menyadari
bahwa
gaya
kepemimpinannya
merupakan
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi budaya sekolah. Budaya mengandung nilai-nilai yang dianut oleh sekelompok orang.
Sudarjat
menyebutkan adanya sepuluh nilai utama yang bisa ditanamkan oleh pihak sekolah. kesepuluh nilai itu telah dikembangkan oleh Sudrajat (2004:12) sebagai berikut : 1) kebijaksanaan/bijaksana (wisdom), 2) keadilan atau adil (justice), 3) daya tahan (fortitude), 4) kontrol diri (self-control), 5) cinta (love), 6) sikap positif (positive attitude), 7) kerja
1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
keras (hard works), 8) kepribadian yang utuh (integritiy), 9) perasaan berterima kasih (gratitude), dan 10) kerendahan hati (humility). Gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pola tingkah laku atau karakter setiap warga sekolah. Sehingga dalam upaya membentuk karakater siswa yang bermoral sangat diperlukan adanya budaya sekolah yang baik dan bermoral yang diawali dari bagaimana kepala sekolah memberikan teladan yang baik bagi warga sekolahnya Melalui observasi awal terdapat beberapa masalah, yaitu 1) komunikasi yang terbatas antara kepala sekolah dan guru dan antara kepala sekolah dan siswa, 2) butuh waktu yang lama untuk mengambilan suatu keputusan dalam pemecahan masalah dikarenakan komunikasi dan informasi yang terbatas, 3) kesibukkan kepala sekolah diluar sekolah mengakibatkan hilangnya sosok teladan oleh para guru dan siswanya, 4) rendahnya kesadaran guru alam menggalakan budaya hidup bersih dan sehat bagi dirinya dan siswa, 5) siswa mengandalkan jasa cleaning service dalam mewujudkan budaya sekolah hidup bersih dan sehat, 6) kurangnya disiplin guru dalam aturan pembelajaran, contohnya: guru belum ada didalam kelas ketika jam pelajaran tiba, 7) kurang tegasnya guru dalam menerapkan aturan pada siswa dalam pembelajaran, contohnya: guru tidak memeriksa tugas dan PR siswa yang telah diberikan sehingga siswa tidak berusaha mengerjakan tugas tersebut, 8) kurangnya kemampuan guru dalam mengelolah kondisi kelas yang kondusif, sebagai akibatnya siswa jenuh dalam kelas dan memilih untuk meninggalkan kelas/bolos, dan 9) beberapa siswa sering terlibat kasus keterlambatan, bolos pada saat pelajaran sedang berlangsung, tidak masuk sekolah tanpa alasan, tidak mengerjakan tugas bidang studi dan PR. 1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1) apakah terdapat hubungan gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan pengembangan karakter siswa, 2) apakah terdapat hubungan budaya sekolah dengan pengembangan karakter siswa, 3) apakah terdapat hubungan secara bersama-sama antara gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah dengan pengembangan karakter siswa. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis korelasi ganda dengan menggunakan dua teknik penggumpulan data, yaitu studi dokumentasi dan teknik angket. Variabel penelitian ini terdiri dari dua variable, yaitu veriabel bebas (independent variabel) dan variable terikat (dependent variabel). Yang termasuk variabel bebas adalah gaya kepemimpinan transformsional kepala sekolah dan budaya sekolah, sedangkan variabel terikat adalah karakter siswa. Teknik analisis yang akan digunakan adalah analisis korelasi Pearson Product Moment kemudian dilanjutkan dengan Alpha Cronbach, yang mempunyai persyaratan yaitu: sampel data dipilih secara random, mempunyai pasangan yang sama, data berdistribusi normal, dan data berpola linear. Analisis ini digunakan dalam menguji besarnya hubungan yang ditunjukan oleh koefisien korelasi dari hubungan kausal antara variable
dan
dengan Y.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, maka berikut ini pembahasan temuan penelitian berdasarkan masing-masing indicator sebagai berikut ini:
1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
1. Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Pengembangan Karakter Siswa Berdasarkan hasil analisis diatas dengan jumlah responden 40 dan indikator terdiri dari 27 pernyataan diperoleh persamaan regresi ̂
yaitu sangat
signifikan dan linear pada angka yang sama dan dengan tingkat keberartian koefisien korelasi pada posisi sangat signifikan karena thitung = 7,20 > ttabel = 2,38. Artinya, hubungan antara gaya transformasional kepala sekolah dan pengembangan karakter siswa dikategorikan positif. 2. Hubungan Budaya Sekolah dengan Pengembangan Karakter Siswa Berdasarkan hasil analisis diatas dengan jumlah responden 40 dan indikator terdiri dari 21 pernyataan diperoleh persamaan regresi ̂
yaitu sangat
signifikan dan linear pada angka yang sama dan dengan tingkat keberartian koefisien korelasi pada posisi sangat signifikan karena thitung = 8,73 > ttabel = 2,38. Artinya, hubungan antara gaya transformasional kepala sekolah dan pengembangan karakter siswa dikategorikan positif. 3. Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah dengan Pengembangan Karakter Siswa Berdasarkan hasil analisis diatas dengan jumlah responden 40 dan indikator terdiri dari20 ̂
1
pernyataan
diperoleh
persamaan
regresi
ganda
yaitu sangat signifikan dan berarti.
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
Pembahasan 1. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Pengembangan Karakter Siswa Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa hubungan gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan pengembangan karakter siswa adalah positif dan signifikan. Keterkaitan tersebut didukung oleh hasil penelitian yang menyatakan “terdapat hubungan langsung yang positif dan signifikan gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan pengembangan karakter siswa”, hal ini berdasarkan hasil uji coefficient yang diperoleh nilai konstanta (a) = 45,005
dan koefisien (b) =
0,386
sehingga persamaan regresi: Ŷ = a + bX1 ) adalah Ŷ = 45,005+ 0,386X1. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi perubahan sebesar satu unit pada variabel X maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel sebesar 0,386 unit. Dari Coefficients nilai constant =127,762 dengan nilai t = 7,20 dan nilai sig. 0,01 serta membandingkan nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari pada taraf signifikansi α yaitu 0,01 < 0,05, nilai koefisien b1 =0,386 dengan nilai t = 7,20 dan nilai sig. 0,01 taraf signifikansi α yaitu 0,01 < 0,05, dan diperoleh harga F = 51,806 dengan nilai signifikansi 0,01, maka persamaan regresi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan pengembangan karakter siswa sangat signifikan. Selanjutnya melalui hasil pengujian korelasi sederhana diperoleh koefisien korelasi rx1y 450682 dan koefisien determinasi ry1 2 sebesar 0,83%. Hal ini berarti bahwa sebesar 83,00% gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berkontribusi terhadap pengembangan karakter siswa. Berdasarkan hasil perhitungan skor test gaya kepemimpinan transformasional bahwa indikator yang sangat berpengaruh bagi pengembangan karakter siswa adalah kemampuan kepala 1
sekolah
dalam
mengarahkan
personel
sekolahnya
untuk
memanfaatkan
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
intelegensinya dengan skor tertinggi yaitu sebesar 193, hal ini karena kepala sekolah menginginkan kemajuan bagi personelnya (guru dan siswa) baik dari segi kemampuan intelektual dan keterampilan. Adapun indikator lainnya yang sangat berpengaruh adalah kepala sekolah senantiasa mengajak para personel sekolahnya dalam merencanakan visimisi sekolah dengan total skor 188. Dengan melibatkan para personel sekolah dalam perencanaan visi-misi sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah memberikan kesempatan bagi personel untuk menyampaikan aspirasi dan ide-ide mereka. Dalam hal ini, secara tidak langsung kepala sekolah mendidik dan memberikan suatu pengalaman bagi guru dan siswanya dalam mengembangkan karakter mereka masing-masing. Indikator lainnya yang masih dalam kategori sangat mempengaruhi pengembangan karakter siswa adalah kepala sekolah menyaring suatu informasi yang dapat dipakai atau tidak serta mengadakan musyawarah dalam menentukan strategi pemecahan masalah dengan besar skor 188. Dengan adanya tindakan seperti diatas menunjukkan bahwa kepala sekolah memberikan keteladanan yang arif dan bijaksana bagi pengembangan karakter baik guru maupun siswanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan asumsi Masaong (2011:178) menjelaskan bahwa transformasional artinya mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. Kemudian menjelaskan bahwa pemimpin dengan kepemimpinan transformasional tersebut dapat meraih rasa percaya, kagum, hormat dan setia dari pengikutnya bahkan termotivasi untuk melakukan hal-hal yang melebihi harapan atau cita-cita sebelumnya. Salah satu ciri-ciri pemimpin transformasional adalah sebagai agen perubahan yang berwawasan luas dan selalu memiliki harapan kearah yang lebih baik melalui perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang untuk perbaikan dan pengembangan organisasinya. 1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
Ditegaskan pula oleh Wahab (2001:91) bahwa melalui gaya kepemimpinan transformasional, kepala sekolah diharapkan agar dapat menjalankan fungsinya sebaik mungkin dalam membawa organisasinya kearah tujuan melaluli beberapa proses yakni fungsi instruktif, fungsi pengambilan keputusan, fungsi konsultatif, fungsi partisipatif dan fungsi delegatif. Dari hasil pengujian hipotesis pertama ini dan didukung oleh asumsi-asumsi oleh para pakar, maka dapat diinterprestasikan bahwa semakin tinggi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah, maka akan semakin baik pengembangan karakter siswa. Beberapa uraian diatas menunjukkan bahwa apabila kepala sekolah ingin membawa perubahan dari segi karakter siswa maka diharapkan agar kepala sekolah mampu meraih kepercayaan dari bawahannya, menjadi suri tauladan dan menjalankan fungsi-fungsinya yang telah disebutkan diatas. 2. Hubungan Buadaya Sekolah dengan Pengembangan Karakter Siswa Hasil penelitian kedua menunjukkan bahwa
hubungan budaya sekolah dengan
pengembangan karakter siswa adalah positif dan signifikan. Keterkaitan tersebut didukung oleh hasil penelitian yang menyatakan “terdapat hubungan langsung dan positif antara budaya sekolah dan pengembangan karakter siswa”, hal ini berdasarkan hasil uji coefficient yang diperoleh nilai konstanta (a) = 26,096 dan koefisien (b) = 0,677 sehingga persamaan regresi kecerdasan emosional terhadap pengelolaan konflik
(Ŷ = a + bX2) adalah Ŷ =
26,096+ 0,677X2. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi perubahan sebesar satu unit pada variabel X maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel sebesar 0,677 unit. Berdasarkan Coefficients nilai constant (a) = 26,096 dengan nilai t = 8,73 dan nilai sig. 0,01, serta dengan membandingkan nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari pada taraf 1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
signifikansi α yaitu
0,01 < 0,05. artinya konstanta a pada model linier signifikan.
Selanjutnya Coefficients nilai koefisien b =0,677 dengan nilai t = 8,73 dan nilai sig. 0,01, serta membandingkan nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari pada taraf signifikansi α yaitu 0,01 < 0,05. Maka koefisien (b) pada model linier signifikan. Dengan diperolehnya harga F = 76,16 dengan nilai signifikansi 0,01, maka persamaan regresi budaya sekolah dengan pengembangan karakter siswa sangat signifikan. Selanjutnya melalui hasil pengujian korelasi sederhana diperoleh koefisien korelasi rx2y 358177; dan koefisien determinasi ry22 sebesar 0,71 atau 71,00%. Hal ini berarti bahwa sebesar 71,00% budaya sekolah berkontribusi terhadap pengembangan karakter siswa. Berdasarkan hasil perhitungan skor test budaya sekolah bahwa indikator yang sangat berpengaruh bagi pengembangan karakter siswa adalah kemampuan kepala sekolah dalam menentukan nilai-nilai
yang akan diprioritaskan bagi
personel
sekolah dalam
bermasyarakat yaitu sebesar 193, hal ini karena kepala sekolah menginginkan suatu pengakuan dari masyarakat bahwa personel sekolahnya memiliki identitas tersendiri misalnya setiap siswa yang bertemu dengan temannya, gurunya bahkan tamu yang datang ke sekolahnya maka dibudayakan saling sapa, salam dan santun. Adapun indikator lainnya yang sangat berpengaruh adalah kepala sekolah senantiasa menghimbau para personelnya untuk saling mengucapkan terimakasih, menghargai perbedaan latarbelakang/pendapat dan tidak mudah saling complain atas hasil kerja dan tidak mudah saling menuduh dengan total skor 189.
Dengan demikian, secara tidak langsung kepala sekolah mendidik dan
menanamkan akhlak yang baik kepada guru dan siswanya
1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
Indikator lainnya yang masih dalam kategori sangat mempengaruhi pengembangan karakter siswa adalah kepala sekolah dan personelnya setia dengan aturan yang diberlakukan, artinya senantiasa berusaha untuk patuh pada aturan-aturan yang ada. Kepala sekolah dan personel sekolah membiasakan diri untuk bertanggungjawab atas tugas yang diberikan dengan besar skor 188. Masih pada skor 188 adalah indikator kepala sekolah dan personel sekolah mengikuti prinsip-prinsip moral yang berlaku dan bertindak positif sesuai kata hati. Dengan arti, kepala sekolah mematuhi budaya sekolah yang masih berlandaskan budaya daerah, syari’at agama dan pancasila serta selalu melakukan hal-hal yang memberikan manfaat bagi orang lain. Menurut Lickona (2013:415) terdapaat enam unsur budaya moral positif di sekolah yang dapat membentuk karakter warga sekolah yang bermoral, yaitu sebagai berikut: 1) kepemimpinan moral dan akademis dari kepala sekolah; 2) disiplin dalam seluruh lingkungan sekolah yang memberi teladan, mendorong dan menjunjung tinggi nilai-nilai di seluruh lingkungan sekolah; 3) kesadaran komunitas di seluruh lingkungan sekolah; 4) organisasi siswa yang melibatkan para siswa dalam mengurus diri sendiri dan menumbuhkan perasaan “Ini adalah sekolah kami, sehingga kami bertanggungjawab untuk menjadikannya sekolah terbaik”; 5) sebuah atmosfer moral yang di dalamnya terdapat sikap saling menghormati, keadilan dan kerjasama yang meresap ke dalam semua bentuk hubungan-baik hubungan di antara orang dewasa di sekolah maupun orang dewasa dengan anak-anak; dan 6) menjunjung arti penting moralitas dengan memberi waktu khusus untuk menangani urusan moral. Dari hasil pengujian hipotesis diatas dapat diinterprestasikan bahwa semakin tinggi budaya sekolah, maka akan semakin baik pengembangan karakter siswa. Pendapat diatas 1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
menunjukkan bahwa budaya pengembangan karakter siswa sangat dipengaruhi oleh budaya sekolah dan perilaku orang-orang yang sering dilihatnya disekolah, untuk itu sangat penting bagi kepala sekolah dan para guru untuk melestarikan budaya sekolah agar dapat diikuti oleh siswa. 3. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah dengan Pengembangan Karakter Siswa Hasil penelitian ketiga menunjukkan bahwa hubungan gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah dengan pengembangan karakter siswa adalah positif dan signifikan. Keterkaitan tersebut didukung oleh hasil penelitian yang menyatakan “terdapat hubungan langsung yang positif dan signifikan gaya antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah dengan pengembangan karakter siswa”, hal ini berdasarkan hasil uji coefficient yang diperoleh nilai persamaan regresi adalah Ŷ = 21,818+0,186X1+0,486X2. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi perubahan sebesar satu unit pada variabel X maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel sebesar 21,818 unit. Dari Coefficients nilai constant (a)=21,818 dengan nilai sig. 0,01 serta membandingkan nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari pada taraf signifikansi α yaitu 0,01 < 0,05, nilai koefisien b1 =0,186 dan koefisien b2=0,486 dan nilai sig. 0,01 taraf signifikansi α yaitu 0,01 < 0,05, dan diperoleh harga F = 46,90 dengan nilai signifikansi 0,01, maka persamaan regresi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah dengan pengembangan karakter siswa sangat signifikan. Selanjutnya melalui hasil pengujian korelasi sederhana diperoleh koefisien korelasi rx1y 450682 dan koefisien determinasi ry1 2 sebesar 0,83%. Hal ini berarti bahwa sebesar 1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
83,00% gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berkontribusi terhadap pengembangan karakter siswa. Berdasarkan hasil perhitungan skor test pengembangan karakter siswa bahwa indikator yang sangat berpengaruh adalah siswa dibiasakan untuk bersikap hormat dan berkata santun kepada yang tua yaitu sebesar 193, dengan bertutur kata secara lemah lembut dan sikap hormat akan menimbulkan ikatan yang erat bagi setiap personel, sehingga akan mudah untuk saling bekerjasama dalam mencapai tujuan. Adapun indikator lainnya yang sangat berpengaruh adalah kepala sekolah senantiasa menghimbau para personelnya untuk saling mengasihi karena semua mahluk adalah ciptaan Allah SWT dengan total skor 192. Diibaratkan satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuhpun akan merasakan sakit. Hal ini mendorong setiap siswa dan guru untuk saling memberikan perhatian sehingga mudah untuk memberikan bantuan dan pertolongan kepada personel lainnya yang membutuhkan. Indikator lainnya yang masih dalam kategori sangat mempengaruhi pengembangan karakter siswa adalah kepala sekolah dan personelnya rajin beribadah dan menjadikan setiap tugasnya adalah ibadah dengan besar skor 190, artinya kepala sekolah dan personelnya memotivasi diri masing-masing dengan menjadikan setiap tugasnya merupakan ibadah dan suatu kewajiban yang harus diselesaikan. Masih pada skor 190 adalah indikator kepala sekolah dan personel sekolah saling tolong-menolong dalam kebaikan. Kebaikan tersebut mengandung arti yang positif, seperti mau menjelaskan cara pengerjaan suatu tugas (persiapan menghadapi ujia/tes) bukan memberikan contekan pada saat ujian sedang berlangsung.
1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
Selanjutnya melalui hasil pengujian korelasi ganda diperoleh koefisien korelasi rx1x2y 21,818; dan koefisien determinasi ry22 sebesar 0,75 atau 75,00%. Hal ini berarti bahwa sebesar 75,00% gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah berkontribusi terhadap pengembangan karakter siswa.
Sesuai dengan hasil penelitian diatas, Wahyyudin (2005:66) menjelaskan bahwa pendidikan di Indonesia memiliki tujuan yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea empat, yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Cerdas yang dimaksud disini adalah meliputi segala hal, yaitu cerdas moral dan budi pekerti, berwawasan luas serta menguasai IPTEK.
Dari hasil pengujian hipotesis diatas dapat diinterprestasikan bahwa semakin tinggi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah secara bersamasama, maka akan semakin baik bagi pengembangan karakter siswa. Mengingat bahwa variabel gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah memiliki hubungan secara positif dan signifikan baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan pengembangan karakter siswa, hal ini berarti kedua variabel itu perlu menjadi perhatian dalam pengembangan karakter siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah mempunyai hubungan yang positif dengan perkembangan karakter siswa. Maka, apabila gaya transformasional 1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
kepala sekolah ditingkatkan maka perkembangan karakter siswapun akan meningkat. 2) budaya sekolah mempunyai hubungan yang positif dengan perkembangan karakter siswa. Maka, apabila budaya sekolah ditingkatkan maka perkembangan karakter siswapun akan meningkat. 3) gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah secara bersama-sama mempunyai hubungan yang positif dengan perkembangan karakter siswa.
Maka, apabila gaya transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah
ditingkatkan secara bersama-sama maka perkembangan karakter siswapun akan meningkat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan perkembangan karakter siswa maka perlu dilakukan peningkatan kedua variabel tersebut yaitu gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, selanjutnya dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: Pertama, kebijakan pengelolaan istitusi pendidikan guna meningkatkan mutu pendidikan yakni dengan memperhatikan peranan kepala sekolah sesuai masing-masing gaya kepemimpinannya, karena merupakan kunci keberhasilan lembaga pendidikan yang dipimpinnya, sehingga sangat bergantung pada cara kepemimpinannya. Kedua, untuk meningkatkan gaya kepemimpinan kepala sekolah maka sangat perlu konsep gaya kepemimpinan transformasional untuk dijadikan bahan pembelajaran bagi seluruh staf lembaga pendidikan.
Ketiga, perkembangan karakter siswa dapat pula ditingkatkan
melalui diterapkan nilai-nilai atau budaya sekolah yang kuat.
Keempat, untuk
kesempurnaan penelitian ini, masih diperlukan penelitian lanjutan yang lebih spesifik dan detail terhadap keterkaitan antara variabel-variabel diatas.
1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
DAFAR PUSTAKA
Arsyad, Fatra, 2012.
Meminimalkan Kasus Keterlambatan Siswa Melalui Layanan
Konseling Perorangan Di SMA Negeri 1 Gorontalo (Penelitian Tindakan Kelas Di SMA Negeri 1 Gorontalo). Gorontalo. Arsyad, Fatra, 2012. Meminimalkan Perilaku Menyimpang Melalui Layanan Konseling Individual (Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Gorontalo). Gorontalo. Fitri, Agus Zaenul, 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Yogyakarta : Ar_Ruzz Media. Lickona, Thomas, 2013.
Pendidikan Karakter : Panduan Lengkap Mendidik Siswa
Menjadi Pintar dan Baik. Bandung : Nusamedia. Masaong, Abdul Kadim dan Ansar, 2011. Kepemimpinan Manajemen Berbasis Sekolah. Gorontalo : Sentra Media. Masaong, Abdul Kadim dan Arfan, 2011. Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelligence. Bandung : Alfabeta. Pratomo, Rio, 2011.
“Tugas Pendidikan Pancasila : Pendidikan Karakter”.pdf
(situs:https://www.google.co.id/#q=rio+pratomo+artikel+pdf+tugas+pendidikan+pa ncasila:pendidikan+karakter&spell=1 diunduh pada hari Rabu, tanggal 3 April 2013 pukul 10.20 WITA) Riduan, 2012. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Alfabeta. Saifuddin, Azwar. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Balajar Offset. 1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo
Sudrajat, Ajat, 2004.
“Membangun Budaya Sekolah Berbasis Karakter Terpuji”.pdf
(situs:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Membangun Kultur Sekolah Berbasis Karakter.pdf diakses pada hari sabtu, tanggal 19 Januari 2013 pukul 15.25 WITA) Utami, Iis Torisa, 2012.
“Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap
Motivasi Kerja Karyawan Pada Pt Trade Servistama Indonesia-Tangerang”.pdf (situs:http://ebookbrowsee.net/pengaruh-gaya-kepemimpinan-transformasional-iistorisa-utami-pdf-d128098311#.Uty_5tk7B9U.gmail
diakses pada hari Rabu,
tanggal 3 April 2013 pukul 10.38 WITA) Wahab, Abdul Azis, 2011. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Wahyyudin, Dinn dkk, 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka. Wiyani, Novan, Ardy, 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Yogyakarta : Pedagogia. Yukl,
Gary,
1999.
“Leadership
In
Organizations”.pdf
(situs:http://www.blackdiamond.dk/HDO/Organisation_Gary_Yukl_Leadership_in _Organizations.pdf, diakses pada hari senin, tanggal 20 Januari 2014 pukul 14.00 WITA).
1
Selfiana Mooduto Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo : Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Dra. Hj. Fory A. Naway, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo