Review Jurnal IRRESTRY NARITASARI (PS 05676)
A Study of Resiliency Characteristics in the Adjustment of International Graduate Students at American University Amerika memiliki 565.039 siswa Internasional. Siswa International yang datang ke Amerika berasal dari latar belakang yang berbeda. Adanya perbedaan latar belakang ini menyebabkan siswa Internasional mengalami gegar budaya (culture shock). Dalam menghadapi gegar budaya ini, para siswa internasional memiliki pola penyesuaian diri (adjustment) yang berbeda. Oleh karena itu studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi varibel utama yang mempengaruhi proses penyesuaian diri pada siswa internasional serta membangun framework umum bagi mereka. Secara spesifik, studi ini menggunakan konsep resiliensi dan karakteristiknya untuk menentukan hubungan antara karakteristik resiliensi, variabel latar belakang, dan area permasalahan penyesuaian diri siswa untuk menciptakan framework terhadap isu-isu masalah penyesuaian diri bagi siswa internasional. Adapan permasalahan dan hipotesis yang diajukan dalam studi ini yaitu : a. permasalahan : apakah hubungan antara karakteristik resiliensi dan variabel latar belakang? Hipotesis : karaktersitik resiliensi memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel latar belakang b. permasalahan : apakah hubungan antara karakteristik resiliensi dan variabel area permasalahan penyesuaian diri? Hipotesis : karakterstik resiliensi memiliki hubungan yang signifikan negatif terhadap variabel area permasalah penyesuaian diri sesuai dengan pengukuran MISPI c. permasalahan : apakah hubungan antara variabel latar belakang dan variabel area permasalahan penyesuaian diri? Hipotesis : variabel latar belakang memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel area permasalahan penyesuaian diri? d. permasalahan : variabel apakah yang mempengaruhi penyesuaian diri? Hipotesis : karakteristik resiliensi dan variabel latar belakang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penyesuaian diri Dalam studi ini, peneliti menggunakan 207 sampel mahasiswa graduate dari jumlah total 853 mahasiswa internasional dengan rincian 56% pria dan 44% wanita; 67% berasal dari
city, 26% dari small town, 7% rural villages; 80% adalah siswa beasiswa; 60% berasal dari Asia, 20% berasal dari Eropa, 8% berasal dari Amerika Selatan. Alat ukur yang digunakan dalam studi ini yaitu Michigan International Student Problem Inventory(MISPI) yang mengukur penyesuaian diri serta ODR’s Personal Resilience Questionnaire (PRQ) yang mengukur karakteristik resiliensi siswa internasional dimana meliputi tujuh aspek positif (dunia), positif ( diri), fokus, fleksibel (pikiran), fleksibel (sosial), terorganisasi (organized), dan proaktif. Di samping dua kuestioner tersebut, ada aitem yang disediakan untuk mengetahui umur, lama tinggal (di negara Amerika), gender, asal negara, komunitas asal, status perkawinan, sumber dukungan, pendidikan ayah, pengalaman internasional sebelumnya, skor TOEFL, program studi. Analisis statistik yang digunakan adalah studi korelasi dalam mengungkap hubungan antar variabel, t test untuk variabel dikotomi, dan oneway ANOVA untuk kategori variabel. Selain itu analisis multiple regresi juga digunakan untuk menganalisis hasil perolehan dari studi korelasi, t test, dan one-way ANOVA. Hasil yang diperoleh dari uji statistik menunjukkan bahwa a. Masing-masing karakteristik resiliensi memiliki hubungan yang signifikan terhadap satu hungga tiga variabel latar belakang dari jumlah total 11 b. Masing-masing karakteristik resiliensi memiliki hubungan yang signifikan negatif terhadap tiga hingga sebelas dari jumlah total 11 area permasalahan c. Tujuh hingga sebelas area permasalahan penyesuaian diri memiliki hubungan yang signifikan terhadap satu hingga lima variabel latar belakang, sementara empat dari area permasalahan penyesuaian diri memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan variabel latar belakang apapun. d. Hasil analisis multiple-regresi menunjukkan bahwa karakteristik resiliensi, asal negara, dan gender memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri. Berdasarkan hasil uji statistik,peneliti menyimpulkan bahwa untuk hubungan: a. karakteristik resiliensi dan area permasalahan penyesuaian diri 1. karakteristik resiliensi hanya sedikit terkait dengan variabel latar belakang 2. karena masing-masing karakteristik resiliensi terkait secara signifikan dengan, paling sedikit, satu variabel latar belakang, karakteristik resiliensi dapat bervariasi dengan adanya perubahan pada variabel latar belakang 3. karakteristik resiliensi dapat terpengaruh hingga batas tertentu oleh asal negara b. karakteristik resiliensi dan area permasalahan penyesuaian diri : korelasi negatif antara karakteristik resiliesnsi dan area permasalahan penyesuaian diri mengindikasikan bahwa
siswa dengan level resiliensi tinggi cenderung untuk memiliki sedikit permasalahan penyesuaian diri. c. variabel latar belakang dan area permasalahan penyesuaian diri 1. variabel latar belakang terkait lemah terhadap area permasalahan penyesuaian diri 2. area permasalahan penyesuaian diri tertentu lebih mudah untuk diantisipasi dari variabel latar belakang daripada area permasalahan penyesuaian diri lainnya 3. komunitas asal sama sekali tidak berhubungan dengan area permasalahan penyesuaian diri sebagaimana yang tertera pada hasil uji statistik 4. area permasalahan penyesuaian diri berhubungan lebih kuat dengan karakteristik resiliensi dari pada variabel latar belakang d. Karakteristik resiliensi memiliki efek yang paling kuat terhadap penyesuaian diri. Hasil statistik menunjukkan bahwa karakteristik resiliensi adalah prediktor yang baik untuk penyesuaian diri pada siswa (graduate) internasional daripada variabel latar belakang. Selain itu, variabel gender dan asal negara juga merupakan prediktor bagi kesulitan penyesuaian diri bagi siswa (graduate) internasional Untuk membantu mengatasi masalah tentang penyesuaian diri terhadap geger budaya ini, peneliti juga memberi masukan bagi pihak universitas, siswa internasional, serta bagi pihak pembuat kebijakan di kampus. *** Studi ini mengingatkan saya tentang efek gegar budaya yang biasa dihadapi oleh orang asing yang baru tiba di negara baru. Efek pertama kali yang terjadi adalah efek honeymoon, dimana semua hal di negara baru terlihat fantastik. Setelah berapa lama, sekitar 3 bulan, efek itu kemudian berubah menjadi efek negosiasi, dimana semua hal yang tadinya terlihat menyenangkan berubah menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, sehingga menimbulkan kecemasan. Setelah 6-12 bulan terjadi efek penyesuaian diri, yang mana semua hal akan terasa lebih normal. Setelah merasa normal, seseorang lama-kelamaan akan terbiasa dan pada akhirnya akan merasa betah. Gegar budaya merupakan suatu hal yang wajar ketika seseorang berpindah dari negara asalnya ke negara baru. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi dengan lingkungan baru. Berkaitan dengan adapatasi, bentuk penyesuaian diri oleh masing-masing individu tidaklah sama. Sebagai mana diungkapkan Scott dan Mehzinadeh (2005) bahwa tingkat kesulitan dalam penyesuaian bervariasi dari siswa untuk siswa.Faktor-faktor seperti masalah akademik, psiko-sosial dan budaya dapat mempengaruhi penyesuaian murid yang 'di Skotlandia. Faktor-faktor ini berdampak mandiri atau dalam hubungannya dengan orang lain dan siswa pengaruh penyesuaian di lingkungan baru
Terkait dengan masalah adaptasi, studi tentang resiliensi (kemampuan untuk beradaptasi dan bertahan dalam situasi sulit), merupakan suatu hal yang menarik. Karakter resiliensi dikaitkan dengan variabel latar belakang, serta area permasalahan penyesuaian diri. Walaupun demikian, dalam studi yang dilakukan oleh Jing Wang ini, mengabaikan masalah level akademik, orientasi, persiapan tinggal (living arrangement) dalam variabel latar belakang. Padahal di satu sisi , hal-hal yang diabaikan ini akan berpengaruh terhadap hasil studi yang membahas tentang hubungan karakteristik resiliensi terhadap variabel latar belakang. Terlebih lagi jika mengacu pada penemuan Scott dan Mehzinadeh bahwa faktor akademik mempengaruhi. Perbedaan terhadap hasil juga akan berbeda ketika subjek yang digunakan lebih variatif. Dalam studinya, Jing Wang menggunakan subjek siswa graduate, sehingga studi ini belum ada variasi yang luas baik terhadap subjek dan hasil yang dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Culture_shock, diakses 10 Oktober 2010 Mehdizadeh, Narjes & Scott, Gill. 2005. Adjustment problems of Iranian international students in Scotland. International Education Journal 6(4) : 484-493.
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks