Y X
(a) Plane truss lying in XY plane
A plane truss is a structural system of members lying in one plane that are assumed to be pin-connected at their ends. Truss members are designed to resist only axial forces and true joints are designed to simulate a no moment resistance capacity.
Y X
(b) Beam lying in XY plane Y
Y X X
( c ) One story plane frames lying in XY plane
A plane frame is a structural system of members lying in one plane. Each member and is connected to a joint capable of receiving member end moments and capable of transferring member end moments between two or more member ends at a common point.
ASTM membagi : - Carbon steels - High-strength low-alloy steels - Heat treated carbon and high-strength low steel - Heat treated constructional alloy steels Modulus elastis (modulus Young) E :
tg E
σ1 = 210 – 280 MPa σ1 = 280 – 490 MPa σ1 = 322-700 MPa σ1 = 630 – 700 MPa
yang besarnya tak dipengaruhi oleh tegangan leleh.
Penentuan tegangan leleh σ1 : Dalam perencanaan : Tegangan ijin Tegangan dasar
1 1,5 Tabel 1. Tegangan leleh dan dasar menurut PPBBI : Macam Baja Bj 33 Bj 34 Bj 37 Bj 41 Bj 44 Bj 50 Bj 52
Tegangan leleh σ1 2 kg/cm MPa 2000 200 2100 210 2400 240 2500 250 2800 280 2900 290 3600 360
Keterangan : 1 MPa = 10 kg cm2
Tegangan dasar 2 kg/cm MPa 1333 133,3 1400 140 1600 160 1666 166,6 1867 186,7 1933 193,3 2400 240
Harga tegangan dalam table 1 berlaku untuk : elemen baja tebal t < 40 mm Sedang untuk : 40 mm < t < 100 mm : tegangan yang tercantum dalam table 1 dikurangi 10% Beban tetap : Tegangan ijin normal = Tegangan ijin geser = 0,58 Beban sementara : Tegangan ijin boleh dinaikkan 30%, yang berarti : Tegangan ijin normal = 1,3 Tegangan ijin geser = 1,3 x 0,58
PENGARUH PENINGKATAN TEMPERATUR Beban singkat dan temperatur ditingkatkan serupa pada temperature ruangan dengan beban bertambah, tetapi kurva tegangan-regangan lebih rendah. Temperatur > 93oC, kurva teg-reg nonlinier Temperatur 430oC – 540oC, terjadi penurunan maksimum. Kenaikan temperature berpengaruh terhadap : - Tegangan leleh - Kuat tarik - Modulus elastisitas - Modulus geser Tetapi tidak pada angka perbandingan Poisson.
Jika beban tarik yang sedikit lebih kecil dari beban batas dibebankan secara konstan pada baja dengan temperature tinggi yang juga konstan, akan terjadi peristiwa Creep
Jika bebannya tekan : - Kurva serupa di atas, tetapi tidak terdapat perubahan bentuk meningkat - Dapat mempercepat terjadinya buckling
TEGANGAN SISA Tegangan yang tertinggal pada batang struktur setelah proses fabrikasi. Hal ini dapat disebabkan oleh : - Pendinginan setelah penggilasan profil - Pengerjaan secara dingin - Pelubangan atau pemotongan - Pengelasan
Gambar. Berbagai distribusi tegangan sisa
BATANG TARIK Keadaan yang paling efisien pada kolom baja adalah batang tarik, dimana gaya tariknya bekerja diantara 2 titik hubung. Batang tarik dijumpai pada konstruksi rangka (frame work), misalnya kuda-kuda atau jembatan. Namun pada keadaan beban tertentu (biasanya live load) ada kalanya batang tarik berubah menjadi batang desak, sehingga efisiennya akan lenyap karenanya U1
U2
L1
L2
Gaya batang U1L2 influence line U1L2
+ -
Pada batang tarik, agar seluruh bahan batang bekerja, maka ujung batang tarik harus direncanakan lebih kuat, apabila beban terlampaui, batang tarik semacam ini tidak hanya akan mencapai tegangan luluh, bahkan bisa dicapai tegangan ultimate. Contoh batang tarik yang mencapai efisiensi tinggi : 1. Suatu kabel yang ujung-ujungnya diberi kekuatan berupa soket
kabel
soket
TIPE BATANG TARIK Ada beberapa tipe batang tarik yang biasa digunakan sebagai contoh tali kawat, batang bulat dengan ujung-ujung bandul bergulir, batang mata dan plat sambungan pasak yang selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 3.2. Batang-batang tersebut merupkan batang tarik efisiensi tinggi namun tidak dapat mendukung beban tekan.
Gambar 3.2. Batang Tarik Efisien Tinggi
Ada juga profil-profil structural dan profil terusun seperti dapat dilihat pada Gambar 3.3. Batang tarik tipe ini terutama dipakai dalam struktur rangka batang. Batang tarik tersusun digunakan bila : - Kapasitas tarik profil gilas tunggal tidak memadai - Kekakuan profil tnggal tidak memadai - Detail sambungan memerlukan bentuk tampang lintang tertentu
Gambar 3.3. Bentuk Tampang Batang Tarik
PERENCANAAN BATANG TARIK Berdasarkan beban tarik yang bekerja, mutu baja dan jenis profit, dapat ditentukan profil yang kuat namun cukup hemat. Proses pemilihan ukuran profil eperti dimaksudkan di atas dinamakan perencanaan batang tarik. Perencanaan batang tarik harus ditinjau dari beberapa yakni: Tegangan (Stress) = P/A Ukuran profil harus dipilih sedemikian rupa sehingga tegangan yang terjadi kurang atau sama dengan tegangan tarik ijin. Dari perbandingan tegangan tarik ijin dapat diketahui hemat tidaknya suatu perencanaan. Semakin dekat tegangan yang terjadi dengan tegangan ijinnya, maka perencanaan dikatakan semakin ekonomis. Pelayanan (Serviceability) Struktur tidak diperkenankan menunjukkan perilaku yang mengkhawatirkan pemakai. Misalnya defleksi yang berlebihan, bergetarnya elemen struktur oleh kendaraan yang bergerak dan sebagainya. Dalam hal ini kelangsingannya harus dibatasi.
Sifat keliatan (Ductility) Hal ini merupakan persyaratan yang sangat penting. Tanpa daktalitas yang baik tidak akan terjadi redistribusi tegangan yang menyebabkan hitungan menjadi sederhana khususnya pada perencanaan plastis. Sifat ini diketahui dari percobaan tarik. Ketahanan (Durbility) Ketahanan terhadap cuaca panas dan dingin, korosi atau suhu yang meningkat perlu diperhatikan Khusus untuk batang tarik, stabilitas (stability) tidak perlu ditinjau karena baik local buckling maupun lateral buckling tidak mungkin terjadi pada batang ini. Secara umum proses perencanaan batang tarik diilustrasikan dalam diagram alir.
PEMBATASAN KELANGSINGAN Yang disebut sebagai kelangsingan batang adalah rasio antara panjang batang dan jari-jari inersia tampang. Semakin kecil angka kelangsingan suatu batang, akan semakin tegar atau kaku batang tersebut. Sebaliknya semakin besar angka kelangsingannya, batang tersebut akan mudah melentur. Baik angin maupun beban getar yang berasal dari kendaraan berat dapat menyebabkan batang yang terlalu langsing tersebut bergetar. Batang yang terlalu langsing juga menyebabkan defleksi terlalu besar dan juga akan menyulitkan dalam perakitan karena batang mudah melentur. Pada kasus tertentu beban tarik dapat berubah menjadi beban tekan. Batang yang seperti ini sangat memerlukan kekakuan yang cukup. Menurut PPBBG dan AISCS : L 240 untuk batang utama
i
L 300 untuk batang sekunder (misal pertambatan) i
dengan : L = panjang batang i = jari-jari inersia minimum = r Menurut AREA, baik batang utama maupun batang sekunder kelangsingannya dibatasi dengan 200. edang menurut AASHTO batang utama 200, batang sekunder 240 dan batang yang mengalami pembalikan tegangan 140.
TEGANGAN TARIK IJIN Menurut cara elastis, tegangan yang terjadi harus lebih kecil atau sama dengan tegangan tarik yang diijinkan. Besarnya tegangan tarik ijin biasanya ditentukan masih pada daerah elastis diagram tegangan regangan uji tarik baja. Hal tersebut disebabkan oleh karena timbulnya teganganleleh dianggap membahayakan struktur. Besarnya tegangan tarik ijin dipengaruhi oleh jenis struktur missal struktur gedung, struktur jembatan jalan raya dan struktur jembatan kereta api. Setiap Negara juga sering berbeda dalam memberikan harga tegangan ijin tersebut. Menurut AISCS – 1978 Tegangn tarik ijin t pada luas brutto atau luas netto efektif batang tarik, kecuali untuk lubang pasak : Pada luas brutto : t = 0,6 1 Pada luas netto : u = 0,5 u Dengan : l = tegangan leleh minimum u = tegangan ultimit Tegangan tarik ijin t untuk tampang netto pada lubang paak dalam batang mata, plat sambungan pasak atau batang tersusun adalah : t = ,45 l Tegangan tarik ijin batang berulir : t = 0,30 u
Menurut PPBBG SKBI – 1.3.55 – 1987 : Untuk penampang utuh : t = Untuk penampang berlubang : t = 0,75 Dengan = tegangan dasar Menurut AASHTO – 1.7.1-1977 : Pada penampang berlubang diambil harga terkecil dari t = 0,55 l dan l = 0,46 u Untuk pembebanan sementara tegangan ijin dapat ditingkatkan 30%
Suatu batang rangka gedung menderita tegangan tarik akibat beban mati 300 kN, beban hidup 200 kN dan beban angina 150 kN. Panjang batang 5 m. Pilih profil siku sama kaki ganda berdasar PPBBG. Gunakan baja Bj 41, plat rangka tebal 10 mm Penyelesaian y
Beban mati = 300 kN Beban hidup = 200 kN Beban angin = 150 kN + Beban sementara = 650 kN Beban mati Beban hidup Beban tetap
= 300 kN = 200 kN + = 500 kN
t 1,3 1,3 166,6 MPa T 650 .10 3 Adip t 1,3 .166,6 3000 mm 2
2,34
2,84
Perencanaan Batang Tarik
Pilih tipe batang dan mutu baja
Tentukan beban rencana T
Tentukan tegangan tarik ijin
Hitung luas profil yang diperlukan
A
Ix = 2 . 87,5 = 175 cm4 Iy = 2 . 87,5 + 2 . 15,1 . 2,842 = 418,518 cm4 A = 2 . 15,1 = 30,2 cm2 > 30 cm2
I 175 ix x 2,4 cm A 30,2 iy
Iy A
Digunakan
418,581 3,72 cm 30,2
imin 2,4
500 2,08 240
500 .10 3 r 165,56 Mpa 30,02 165,56 Mpa 166,6 Mpa
A
Pilih batang tarik
Hitung tegangan aktual
r t
Selesai
P P P P
P I
T
P
P 5,2 m
D C
R S
Rc
A
I
6m
6m
B
6m
Diketahui :
P = 2 ton Jenis baja : BJ 37 (Profil dan baut) Alat sambung : baut 16 mm Rencanakan : batang AB, dengan Gaya batang Rc = ½ . 7 . 2 = 7 ton Potongan I – I : MT = 0 3 2 1 Rc . 9 PCos .10,39 S AB . 5,2 0 4 4 4 7 . 9 2 . 0,866 .1,5 .10,39 S AB . 5,2 0 36 S AB 6,92 ton 5,2 S
10,39 5,2 9
6m
S = 6,92 ton
LENTUR PADA BATANG TARIK Momen lentur yang timbul pada batang tarik biasanya diakibatkan oleh eksentrisitas sambungan, beban eksentris atau beban lintang. Tegangan lentur yang terjadi berinteraksi dengan tegangan tarik akibat beban normal, akan mengurangi kekuatan ultimate batang tarik sehingga perlu diperhitungkan dalam perencanaan.
Lendutan yang terjadi akibat momen lentur menyebabkan timbulnya momen orde kedua akibat efek F-f yang arahnya berlawanan dengan momen lentur primer. Pada umunya momen orde kedua ini diabaikan (aman) sehingga tegangan maximum yang terjadi pada batang adalah :
max r x y dimana : r = F/An x = Mx/Wx y = My/Wy Dalam konsep PKBI tidak dicantumkan persyaratan tegangan bagi batang tarik yang mengalami lentur. Jika akan disyaratkan juga, maka untuk kasus ini dapat diusulkan : F Mx My An W x W y untuk serat terluar penampang yang mengalami tarik akibat lentur.
BATANG TEKAN Dijumpai pada : - kolom - rangka batang, seperti kuda-kuda, jembatan, menara, dsb. Misalnya 4k
6k
4k
Batang tekan Batang tarik 20k
30k
25k
Beda batang tarik dan batang tekan : Batang Tarik 1. Gaya tarik (yang centris) membuat batang semakin lurus sesuai as batang 2. Adanya paku keling/baut sebagai penyambung pada batang tarik akan menimbulkan perlemahan
Batang Tekan 1. Gaya tekan akan menyebabkan batang melengkung 2. Pada batang tekan lubang-lubang paku keling/baut dianggap terisi penuh dengan paku keling/baut, sehingga tidak menjadi perlemahan
Contoh profil batang tekan
Contoh Pemakaian Profil Siku Tunggal Siku ganda - Kanal gabungan - WF + kanal - WF ganda - Bulat - Persegi WF Kanal ganda Siku ganda
Keperluan Konstruksi pertambatan angin atau rangka batang ringan Konstruksi rangka atap kuda-kuda Kolom
Rangka jembatan
Tinjauan Bentuk Bulat (Las) -
Keuntungan : radius gyrasi konstan mudah pemeliharaan tahan puntiran menarik pandangannya
-
Kekurangan : Ujung/sambungan harus rapat supaya tidak korosi bagian dalam Berat persatuan panjang sama, modulus potongan lebih kecil dibanding profil lain
kolom luar tabular. US Steel Building, Pittsburgh.
Di suatu titik sejarak z, momen lentur Mz, (terhadap sumbu x) pada batang yang sedikit melengkung adalah : M z Py dan karena d 2 y M z persamaan diferensialnya menjadi
2
dz 2
EI
d y P y 0 2 EI dz Gambar Kolom Euler
Bila k2 = P/EI, penyelesaian persamaan diferensial linear berordo dua ini dapat dinyatakan sebagai y A sin kz B cos kz (1) Dengan menerapkan syarat batas: (a) y = 0 di z = 0; dan (b) y = 0 di z = L, kita peroleh dari syarat (a), B = 0; dan dari syarat (b), 0 = A sin kL (2) Persamaan (2) dapat dipenuhi oleh tiga keadaan; (a) konstanta A = 0, yaitu tidak ada lendutan; (b) kL = 0, yaitu tidak ada beban luar; dan (c) kL = N, yakni syarat terjadinya 2 tekuk. Jadi P N L EI (3) 2 2 N EI P L2
Ragam (mode) tekuk dasar (pertama), yaitu lendutan dengan lengkungan tunggal (y = A sin z/L dari persamaan (1) akan terjadi bila N = 1; dengan demikian, beban kritis Euler untuk kolom yang bersendi di kedua ujungnya adalah
N 2 2 EI Pcr L2
(4)
atau bila dinyatakan dalam tegangan tekan rata-rata dan I = Agr2
Pcr 2 E Ag L r 2
(5)
Pendekatan Euler umumnya tidak digunakan untuk perencanaan karena tidak sesuai dengan hasil percobaan; dalam praktek, kolom dengan panjang yang umum tidak sekuat seperti yang dinyatakan oleh persamaan Considere dan Engesser pada tahun 1889 secara terpisah menemukan bahwa sebagian dari kolom dengan panjang yang umum menjadi inelastis (tak elastis) sebelum tekuk terjadi dan harga E yang dipakai harus memperhitungkan adanya sejumlah serat yang tertekan dengan regangan di atas batas proporsional. Jadi, mereka menyadari bahwa sesungguhnya kolom dengan panjang yang umum akan hancur akibat tekuk inelastis dan bukan akibat tekuk elastis
BATANG TEKAN Untuk menjamin stabilitas perlu dicek
N A
N : gaya tekan pada batang A : luas penampang batang : tegangan dasar baja : faktor tekuk, yang tergantung dari (kelangsingan dan bajanya)
Dua cara mencari : 1. tahu lihat tabel (boleh interpolasi linier) 2. Hitung g R
E 0,7 e
dan
s g
Lk dengan (batang tunggal) i selanjutnya : s 0,183 = 1 Untuk : 0,183 < s < 1 1,41 1,593 s
s 1 = 2,381 s2
Kelangsingan ( ) 1. Batang Tunggal
Lk 200 i
Lk = panjang tekuk batang i = jari-jari kelembaman batang (r) i pilih yang minimum atau ada kepastian arah tekuk 2. Batang tersusun (prismatis) a. Kalau disatukan pada seluruh panjangnya batang tunggal b. Disatukan pada tempat tertentu, maka : - perlu dihitung kekuatannya terhadap sumbu bahan dan sumbu bebas bahan.
Y
Y
l
l
l
Y
a
X
l
a
X
X
X
m=2
m=2 m=2 l
a
l
l
l
Y
Y
l
l
Y
Y
l
l
l
X
X
m=2
X
X
m=3
a l
l Y
a
a Y
l
Y
X
X
m=4 a
a
a
Y
Sumbu bahan : Sumbu yang memotong semua elemen Sumbu bebas bahan : sumbu yang tidak atau sebagian memotong elemen dari contoh x-x : sumbu bahan y-y : sumbu bebas bahan l-l : sumbu minimum elemen - - - : pelat kopel a: jarak sumbu minimum elemen
Kelangsingan sumbu x-x
Lkx x ix
Kelangsingan sumbu x-x 2 m . 2 1y y 1 2 dengan : Lky y iy
a
L1 1 imin
L1
m : jumlah elemen (batang tengah) yang membentuk batang tersusun imin : jari-jari kelembaman batang tunggal terhadap sumbu yang me mberikan harga terkecil (sumbu 1-1)
SAMBUNGAN Jenis alat sambung : 1. Baut : Baut hitam, dan Baut mutu tinggi 2. Paku Keling : 3. Las :
(sambungan kurang kaku) (sambungan agak kaku) (sambungan kaku)
Syarat-syarat sambungan yang perlu diperhatikan : 1. Harus kuat, aman, tetapi cukup hemat, 2. Di tempat yang mudah terlihat, seyogyanya indah 3. Mudah dilaksanakan 4.Dihindari penggunaan alat penyambung yang berbeda-beda pada satu titik penyambungan.
Perpindahan beban oleh sambungan. - Jepitan alat sambung menimbulkan tahanan gesek,
p No - Pengembangan dari paku keling yang ditempa mengisi ruang kosong pada lubang plat sehingga menimbulkan gaya tumpuan + Ntu p No
Gambar: Perpindahan beban dari paku keling
JENIS SAMBUNGAN BERDASARKAN METODE ANALISIS 1. Sambungan sederhana (simple/flexible connection) 2. Sambungan semi kaku (semi Rigid connection) 3. Sambungan kaku (rigid connection)
Sambungan Sederhana - rotasi ujung batang relative besar (derajat pengekangan ujung batang amat kecil, < 20% kapasitas yang diperlukan untuk mencegah perubahn sudut), -terutma untuk memindahkan gaya lintang ke batang lain, seperti dari balok ke kolom, -untuk simple design method dan dianggap sebagai tumpuan sendi, -tidak dipakai dalam perencanaan plastis.
Sambungan Semi Kaku - derajat pengekangan rotasi berkisar 20% hingga 90% - cocok ntuk perencanaan berdasar emi Rigid Method, - jarang dipakai, karena sulitnya menentukan derajat pengekangan rotasi. Sambungan Kaku - Pengekangan rotasi relatif besar, > 90% dari yang diperlukan untuk mencegah perubahan sudut, - Cocok untuk perencanaan plastis maupun perencanaan tegangan kerja berdasarkan Rigid Design Method
Gambar. Sambungan Kaku
Sambungan Baut - perlu pembuatan lubang, - car lama dengan bor - cara yang sekarang dengan pelubang hidrolis (“puncher”), tetapi menimbulkan tegangan sisa dan retakan rambut sekeliling lubang
Tipe-tipe Sambungan
Ukuran diameter lubang PPBBI : - baut hitan - baut mutu tinggi
Dlubang = Dbaut + 1 mm Dlubang = Dbaut + 2 mm
AISC
Defektif lub ang Dbaut 2
1 16 "
Jarak Lubang Sambungan satu baris
1,5 d < s1 < 3d atau 6t 2,5 d < s < 7d atau 14t d : diameter alat sambungan t : tebal terkecil bagian yang disambung
Sambungan lebih dari satu baris lubang tak bersilang
2,5d < g < 7d atau 14t
Sambungan lebih dari satu baris lubang bersilang
Tegangan-tegangan yang mungkin timbul : - geser 0,6 - tarik - tumpuan
ta 0,7 tu 1,5 ; bila s1 2d
tu 1,5 ; bila s1 2d - kombinasi tarik dan geser
i ta2 3 2 Jumlah bidang geser tergantung dari model sambungan : - Berpotongan tunggal : satu bidang geser
Berpotongan ganda : dua bidang geser.
Baut Mutu Tinggi Yang direkomendasi oleh ASTM dan bias diperoleh di Indonesia: A-325, A-490 dan M-8.8 (British Standards) Makin besar diameter makin kecil kekuatannya. Tegangan baut mutu tinggi Diameter baut 0,5 – 1 inchi (12,7 – 25,4 mm) 1,125 – 1,5 inchi (28,6 – 38,1 mm)
Teg. Tarik ultimate 120 Ksi (825 Mpa) 105 Ksi (725 Mpa)
Teg. Leleh (min) pada reg. 0,2% 92 Ksi (635 Mpa) 81 Ksi (560 Mpa)
Beban tarik awal dari baut A-35, pada sambungan tipe geser : - D 0,5” – 1” : No = 70% (0,25 d2 x 92) Kip - D 1,125” – 1,5” : No = 70% (0,25 d2 x 81) Kip
Kekuatan baut mutu tinggi menurut PPBBI 1. Tipe tumpu : disarankan untuk sambungan yang hanya menerima beban statis, besar tegangan-tegangan ijinnya sama seperti pada baut hitam diameter baut untuk menghitung penampang geser baut ditentukan oleh letak ulir. 2. Tipe geser. Kekuatan per baut terhadap geser : Ng
F . n . No SF
Kekuatan per baut terhadap tarik aksial Beban statis : Nt = 0,6 . No Beban bolak-balik : Nt = 0,5 . No
Kombinasi beban tarik dan geer Ng
dengan
F . n . ( No 1,7 T ) SF
Sf : factor keamanan = 1,40 N : jumlah bidang geser No : beban tarik awal T : Gaya tarik aksial yang bekerja, F : Faktor geser permukaan, yang nilainya tergantung keadaan permukaan. Misal, bersih : 0,35 Di cat : 0,07 – 0,10 Digalfanis : 0,16 – 0,26
LUAS PENAMPANG BERSIH Pada penampang baja yang berlubang, perhitungan tegangan (pengaruh tarik) didasarkan pada penampang bersih An, yang dihitung dengan : An = A – D Dengan A : luas penampang bruto D : jumlah lubang yang berpengaruh
Hitungan A = b . t Hitungan D tergantung pada garis kritis : Garis kritis 1 – 3 : D=d.t=2d.t Garis kritis 1-2-3-4 : S 22 D d .t t 4g
S 22 An b . t 4 d . t t 4g
S 22 4 d .t 3 t 4g (Dipilih luas bersih terkecil)
Contoh : Suatu plat tebal 12 mm, lebar 500 mm harus disambung dan menerima beban 42 Ton (420 kN). Rencanakan sambungan terebut dengan baut hitm diameter 19 mm. Plat dan baut dari Baja Bj 37, dan gunakan spesifikasi PPBBI. Penyelesaian : Diameter baut = 19 mm Diameter lubang = 20 mm Bj – 37 : = 1600 kg/cm2 = 160 Mpa. a. Penentuan tebal pelat penyambung tebal sat pelat penyambung 0,7 x t = 8,4 mm dipakai tebal 8 mm untuk 2 pelat penyambung : 16 mm > 12 mm
b. Kekuatan geser baut.
baut 0,6 960 kg / cm 2 baut berpotongan ganda :
Ng 2 0,25 d 2 baut 5443 kg T n 7,716 perkiraan jumlah baut : Ng c. Tinjauan terhadap tumpuan. diperkirakan s1 > 2 d, tu 1,5 .1600 kg / cm 2 2400 kg / cm 2 N tu d x t x tu 1,9 x 1,2 x 2400 5472 kg
perkiraan jumlah baut
n
42000 7,67 5472
jadi diperlukan : 8 buah baut.
d. Penyusunan baut. s1 : 1,5 d < s1 < 3d ; 6t 2,85 < 1 < 5,7 ; 7,2 dipakai s1 = 5,5 cm > 2d = 3,8 cm g : 2,5 d < g < 7d ; 14 t : 4,75 < g < 13,3 ; 16,8 dipakai g = 13 cm s2 : s2 7d . 0,5g ; 14t – 0,5 g s2 6,8 ; 10,3 dipakai s2 = 6,5 cm
e. Kontrol penampang - potongan 1 – 3 : An = 50 . 1,2 – 2. . 2,0 . 1,2 = 55,2 cm2 - potongan 1-2-4 : 2 6 , 5 An = 50 . 1,2 – 3 . 2,0 . 1,2 + 1 . 1,2 4 . 13 2 = 53,78 cm - potongan 1–2-3-4 : 6,5 2 An = 50 . 1,2 – 4. . 2,0 . 1,2 + 3 . 1,2 4 .13 = 53,32 cm2 Dari ketiga hasil An, dipakai An = 53,32 cm2 Kekuatan sambung ini : T = An x ta = 53,32 x 0,7 x 1600 = 59,7 Ton > 42 ton ….. ok !