INSTRMEN PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditunjukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentuyang dikenal dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari cirri-ciri keilmuan yaitu rasional,empiris, dan sistematis. Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrument penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metologi penelitian karena instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulka,memeriksa,menyelidi ki,suatu masalah yang diteliti. Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reabilitas yang baik. Untuk memproleh instrument yang baik tentu selain harus diuji cobakan, dihitung validitas dan reabilitasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusun instrument. Berkaitan dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan diuraikan berbagai hal terkait dengan intrumen penelitian yang pembahasannya diawali dengan pengertian intrumen penelitian,teknik pengimpulan data dan instrument penelitian,validitas dan reabilitasinstrumen dan beberapa kesalahan dalam pengukuran penelitian.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah teknik pengumpulan data dan intrumen penelitian? 2. Apakah validitas dan reabilitas intrumen? 3. Apa sajakah kesalahan dalam pengukuran intrumen?
1
A. PENGERTIAN INTRUMEN Intrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,menyelidiki suatu masalah. Instrument penelitian dapat diartikan pula sebagai alat untuk mengumpulkan, mengolah,menganalisa dan menyajikan data-data secara sitematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Ibnu Hadjar berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif. Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikol ogis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan. Pendapat beberapa ahli tentang pengertian instrumen penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan instrumen penelitian ialah alat bantu yang digunakan dalam sebuah penelitian untuk mengumpulkan berbagai informasi yang diolah dan disusun secara sistematis.
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui tekhnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
2
Bermacam-macam tekhnik pengumpulan data ditunjukan. terdapat empat macam tekhnik pengumpulan data, yaitu observasi wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi. Teknik dalam pengumpulan data terbagi atas 5 bagian yaitu 1.
Teknik observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diproleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa ) dapat diobservasi dengan jelas. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek di tempat terjadi / berlangsungnya peristiwa. Sanafiah faisal (1990) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant obseservation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observasi yang tak berstruktur.
a. Observasi partisipatiif Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber dalam penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data , dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diproleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap prilaku tampak. Seperti telah dikemukan bahwa observasi ini dapat digolongkan menjadi empat, yaitu partipasi pasif, partisipasi moderat, observasi yang terus terang dan tersamar, dan observasi yang lengkap. b. Observasi terus terang atau tersamar Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivivtasi peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. 3
c.
Obervasi tak berstruktur.
Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif. Observasi tak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. 1.
Berdasarkan jenisnya obsevasi dibagi menjadi 2 yaitu: Observasi langsung adalah observasi yang dilakukan dimana observer berada bersama objek yang diselidiki.
2.
Observasi tidak langsung adalah observasi yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti,misalnya dilakukan melalui film,rangkaian slide atau foto.
Tahapan observasi
Menurut spradly (1980) tahapan observasi berikut terlihat bahwa, tahapan observasi ada tiga yaitu observasi deskriftif, observasi terfokus, observasi trerseleksi. 1) Observasi deskriftif Observasi deskriftif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi social tertentu sebagai obyek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang akan diteliti, maka peneliti melakukan penjelajah umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang terlihat, didengar, dan dirasakan. Semua data direkam, olelh karena itu hasil observasi ini disimpulkan dalam keadaan yang belum tertata. Observasi tahap ini sering disebut sebagai grand four observation, dan peneliti menghasilkan kesimpulan pertama. Bila dilihat dari segi analisis maka peneliti melakukan analisis domain, sehingga mampu mendeskripsikan semua yang ditemui. 2) Observasi terfokus Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu suattu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. Observasi ini juga dinaakan
4
observasi terfokus, karena pada tahap ini peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan focus. 3) Observasi terseleksi Pada tahap ini peneliti telah menggunakan focus yang ditemukan sehingga lebih rinci. Dengan melakukan analisis kompenensial terhadap focus,maka pada tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik, kontras-kontras/perbedaan dan kesamaan anatar kategori, serta menemukan hubungan antara satu kategori dapat menemukan pemahaman yang mendalam atau hipotesis. Menurut spradley, observasi terseleksi ini masih dinamkan mini tour observation. Selanjutnya spradley (1980) mengemukakan hubungan antara tahap peneitian dengan waktu yang diperlukan untuk observasi. Keterbatasan observasi 1) Tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat. 2) Kelemahan dalam pencacatan 3) Banyaknya kejadian atau keadaan objek yang sulit di observasi terutama yang menyangkut kehidupan pribadi yang sangat rahasia. 4) Sering ditemui observer yang bertingkah laku baik karena tau di observasi. 5) Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu sehingga kalau terjadi gangguan yang tiba-tiba observasi tidak dapat dilakukan. Kelebihan observasi 1) Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi sehingga hasilnya akurat,sulit dibantah. 2) Banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya dengan observasi, misalnya karena responden terlalu sibuk. 3) Kejadian yang serempak dapat diamati dan dicatat secara serempak pula dengan memperbanyak observer. 4) Banyak kejadian yang dipandang kecil dan tidak dapat ditangka dengan pengumpulan data yang lain.
5
Sasaran observasi 1) Pelaku (actor) 2) Tempat 3) Kegiatan 4) Benda/alat 5) Waktu 6) Peristiwa 7) Tujuan 8) Perasaan Manfaat observasi Menurut patton dalam nasution (1988), manfaat observsi adalah sebagai berikut: 1. Peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi social 2. Akan memperoleh pengalaman langsung 3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain 4. Peneliti dapat menemukan yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara 5. Melalui pengamatan dilapangan peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya,tetapi juga memperoleh kesan pribadi.
2. Teknik komunikasi (wawancara,angket/kuensioner) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik.wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan study pendahuluan untuk menemukan permasaalahan yang harus di teliti,tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui halhal dari responden yang lebih mendalam.tekhnik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan diri sendiri atau setidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
6
susan stainback (1988) mengemukakan dengan wawancara peneliti akan mengetahui halhal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi,dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
Teknik komunikasi terbagi menjadi 2 yaitu: a. Teknik komunikasi langsung ( interview/wawancara) Wawancara /interview adalah suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan. Sealain itu juga wawancara dapat diartikan bahwa alat untuk pengumpulan informasi dengan cara mengajukan petanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula melaui kontak langsung dengan tatap muka. Jenis –jenis wawancara terbagi 3 yaitu:
Wawancara terstruktur (structured interview)
Wawancara terstruktur adalah pertanyaan dan alternatif jawaban telah ditetapkan lebih dulu, jawaban lebih mudah dikelompokkan dan dianalisis.Wawancara terstruktur digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data.bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.oleh karena itu dalam melakukan wawancara ,pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang altrnatif jawannya pun telah disiapkan. Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrument sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpulan data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan materiallain dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Peneliti bidang pembangunan misalnya, bila akan mealkukan penelitian untuk mengetahui respon masyarakat terhadap berbagai pembangunan yang telah diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyaraka, maka perlu membawa foto-foto atau brosur tentang berbagai jenis pembangunan yang telah dilakukan.misalnya pembangunan gedung sekolah, bendungan untuk mengairi sawah-sawah, pembangunan tenaga listrik dan lain-lain.
Wawancara semiterstruktur (semistructure interview)
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depath interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
7
Wawancara tak berstruktur (unstructured interview) Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.Untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang respon, maka peneliti dapat juga menggunakan wawancara tidak terstruktur. Misalnya seseorang yang dicuurigai sebagai penjahat, maka peneliti akan melakukan wawancara tidak terstruktur secara mendalam, sampai diproleh keterangan bahwa orang tersebut penjahat atau bukan. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diproleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan analisis terhadap setiap jawaban dari respon tersebut, maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang dapat menggunakan cara “berputar-putarr baaru menukik” artinya pada awal wawancara, yang dibicarakan adalah hal-hal yang tidak terkait dengan tujuan , dan bila sudah terbuka kesempatan untuk menanyakan sesuatu yang menjadi tujuan, maka segera ditanyakan. Angket / kuesioner Angket /kuesioner adalah alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden. Klasifikasi kuesioner yaitu: 1. Kuesioner berstruktur/tertutup adalah berupa pertanyaan disertai alternative jawaban. 2. Kuesioner tidak berstruktur/terbuka adalah jawaban bebas menurut pendapat responden. 3. Kuesioner kombinasi berstruktur dan tidak berstruktur adalah memberikan alternatif jawaban tetapi memberikan kebebasan Responden untuk menjawab lebih lanjut. 4. Kuesioner semi terbuka adalah kuesioner yang member kebebasan kemungkinan menjawab selain dari alternatif jawaban yang sudah tersedia.
3. Teknik pengukuran Teknik pengukuran terbagi menjadi 3 yaitu: a. Tes Tes adalah seperangakat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar penepatan skor angka. Jenis –jenis tes yaitu: 8
Tes lisan
Tes tertulis (esai,objektif benar salah,pilihan ganda,menjodohkan,melengkapi,jawaban singkat)
Alat ukur tes Prosedur sistematik dimana individual yang dites direpresentasikan ke dalam angka. Tes dapat berupa : a. Tes psikologi Tes psikologi adalah instrumen yang dirancang untuk mengukur aspek-aspek tertentu dari tingkah laku manusia. b. Tes prestasi Tes prestasi adalah mengukur pengusaan dan kemampuan para peserta didik setelah menerima proses belajar-mengajar dari guru selama kurun waktu tertentu. Dapat dibedakan menjadi: 1. Tes satandar yaitu tes yang sudah dipublikasikan keberadaannya dalam jurnal /media formal lainnya. 2. Tes buatan guru yaitu tes yang belum distandarisasi.
c. Tes intelegensi Tes intelegensi adalah untuk mengukur cakupan khusus yaitu kemampuan seseorang dalam kaitannya dengan penggunaan pengetahuan yang ada kedalam konteks bervariasi. Tidak mengukur intelegensi/bakat yang ada pada seseorang secara murni,tetapi kemampuan seseorang peserta tes dalam memecahkan permasalahan yang sudah direncanakan si pembuat tes. Banyak digunakan untuk tujuan memprediksi prospek keberhasilan seorang siswa dalam menyelesaikan program pendidikannya. Dalam tes intelegensi dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Intelegensi sosial yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti dan bekerja sama dengan orang lain.
9
2. Intelegensi nyata yaitu kemampuan seseorang untuk mengetahui tingkat kemampuan seseorang untuk mengetahui tingkat kemampuan seseorang dalam berinteraksi dengan sesuatu yang nyata sebagai realisasi keterampilan dan penerapan ilmu pengetahuan. 3. Intelegensi abstrak yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti dan berintraksi dengan komunikasi verbal yang mungkin berupa symbol-simbol seperti dalam kontek ilmu pengetahuan,matematika,budaya,dsb.
b. Tekhnik pengumpulan data dengan dokumen. Dokumen merupakan catatan peritiwa yang sudah berlalu. Dokumen bias berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbetuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. c. Triangulasi Dalam tehnik pegumpulan data, triagulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tehnik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredebilitas data dengan berbagai tekhnik pengumpulan data berbagai sumber data. Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari kebenran, tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya. Dalam memahami dunia sekitarnya, mungkin apa yang dikemukan informan salah, karena tidak sesuai dengan teori, tidak sesuai dengan hukum. C. PENGUJIAN VALIDITAS INTRUMEN Ada tiga jenis pengujian validitas instrument yaitu sebagai berikut: 1.
Pengujian Validitas Konstruk
Instrument yang mempunyai validitas konstruk jika instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Misalnya akan mengukur efektivitas kerja. Setelah itu disiapkan instrument yang digunakan untuk mengukur efektivitas kerja sesuai dengan definisi.
10
Untuk
menguji
validitas
konstruk,maka
dapat
digunakan
pendapat
instrument dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur,dengan
ahli.setelah
berlandasan
teori
tertentu, maka selanjutnya dikonstruksikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrument yang telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang, dan umumnya mereka telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti. Setelah pengujian konstruk dengan ahli, maka diteruskan dengan uji coba instrument. Setelah data ditabulasi, maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor yaitu dengan mengkolerasi antar skor item intrumen. 2. Pengujian validitas isi (content) Instrument yang harus memiliki validitas isi adalah instrument yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar dan mengukur efektifitas pelaksanaan program dan tujuan. Untuk menyusun instrument prestasi belajar yang mempunyai validitas isi,maka instrument harus disusun. Berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan. Sedangkan intrumen yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan program, maka instrument disusun berdasarkan program yang telah direncanakan. Untuk instrument yang berbentuk tes maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan mengguanakan kisi-kisi instrument. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti,indikator sebagai tolak ukur dan item pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrument itu,maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. 3. Pengujian Validitas Eksternal Validitas ekternal instrument diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan ) antara kriteria yang ada pada instrument dengan fakta-fakta emperis yang terjadi di lapangan. Misalnya instrument untuk mengukur kinerja sekelompok pegawai.
11
D. PENGUJIAN REABILITAS INTRUMEN Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.
a) Pengujian reliabilitas eksternal Pengujian reliabilitas secara eksternal dapat dilakukan dengan tiga cara: 1) Test-retest Instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan test-retest dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Jadi, dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama, waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Pengujian cara ini sering juga disebut stability.
2) Ekuivalen Instrumen secara ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Pengujian reliabilitas dengna cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrumen berbeda. Reliabilitas instrumen dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan data instrumen yang dijadikan ekuivalen. Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrumen dinyatakan reliabel.
3) Gabungan Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang ekuivalen beberapa kali, ke responden yang sama. Jadi, cara ini merupakan gabungan pertama dan kedua. Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua, dan selanjutnya dikorelasikan secara silang. Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda, akan dapat dianalisis enam koefisien reliabilitas. 12
Bila keenam koefisien korelasi itu semuanya positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa instrumen tersebut reliabel.
b) Pengujian reliabilitas internal Pengujian reliabilitas dengna internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kamudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untk memprediksi reliabilitas instrumen.
E. KESALAHAN DALAM PENGUKURAN PENELITIAN Kesalahan dalam penelitian dapat terjadi pada tahapan perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan. Kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan penelitian yang biasa nya terjadi, pada saat perumusan masalah, mengkaji literatur, merumuskan hipotesis, mengembangkan instrumen, mengumpulkan data, memilih metode statistik, memilih desain dan metode penelitian, kesalahan dalam analisis data, dan dalam menulis laporan hasil penelitian. 1. Kesalahan Dalam Perumusan Masalah Penelitian. a. Menangguhkan pemilihan masalah penelitian. Peneliti tidak segera membuat spesifikasi apa yang sebenarnya akan diteliti. b. Menerima begitu saja tanpa kritik terhadap ide penelitian pertama yang muncul dalam pikiran atau yang disarankan. c. Memilih masalah yang terlalu luas atau kabur yang kurang berarti untuk diteliti. d. Mempersiapkan hipotesishipotesis yang tidak dapat diuji. e. Tidak memperhitungkan metode-metode atau prosedur-prosedur analisis dalam mengembangkan masalah penelitiannya. 2. Kesalahan Dalam Mengkaji Pustaka. a. Tergesa-gesa melakukan review referensi agar segera dapat memulai penelitian. Hal ini mengakibatkan peneliti tidak dapat melihat studi-studi terdahulu yang berisi ideide sehingga dapat menyempurnakan kajian terotiknya atau kerangka pemikirannya. b. Terlalu menggantungkan diri pada sumber- sumber dari pihak ke dua bukan dari pemilik temuan atau ide (sumber pertama). 13
c. Ketika membaca artikel-artikel penelitian, terlalu fokus pada hasil/kesimpulan sehingga melupakan informasi yang berharga tentang metode-metode atau instrumen-instrumen pengukurannya. d. Hanya membaca jurnal-jurnal saja dan melupakan sumber-sumber lain seperti: surat kabar, majalah, yang sering memuat artikel-artikel terkini yang relevan dan aktual. e. Tidak merumuskan dengan baik batas-batas topik dari review referensinya. Menelaah bidang yang terlalu luas sering menyebabkan turun semangat/selera. Atau, menelaah yang terlalu sempit menyebabkan banyak artikel terlewati serta kajian menjadi dangkal. f. Kehilangan sumber referensi (bibliografi) sehingga sulit melacak lebih jauh. Terlalu banyak menyalin bahan dari kartu-kartu catatan. Hal ini menandakan kurangnya pehaman tentang apa yang diteliti, sehingga tidak dapat membedakan informasi yang penting dan yang tidak penting.
3. Kesalahan Dalam Merumuskan Hipotesis. a. Kurang memahami fungsi hipotesis, sehingga dianggap semua jenis penelitian harus dirumuskan hipotesisnya. b. Membuat hipotesis hanya mengandalkan dari persepsi semata-mata, sehingga suatu hipotesis menjadi sangat spekulatif. c. Kurang memiliki kematangan dalam membuat kerangka pemikiran, sehingga rumusan hipotesis menjadi rendah nilai rasionalnya. d. Tidak didukung teori yang mapan atau hasil-hasil penelitian yang akuntabel.
4. Kesalahan Dalam Membuat Instrumen. a. Tidak mengecek validitas isi dari instrument yang digunakan. b. Hanya mengecek validitas dan reliabilitas keseluruhan, sedang bagian-bagiannya tidak dicek. c. Membuat butir-butir instrumen yang dapat memicu responden bertindak tidak jujur. d. Menggunakan instrumen pengukuran yang kurang dipahami oleh peneliti. 14
e. Tidak melakukan percobaan/latihan cara-cara menggunakan instrument, sehingga ada kendala pada saat pelaksanaannya.
5. Kesalahan Dalam Mengumpulkan Data. a. Kurang memperhatikan suasana hati dan atmosfir dari responden sehingga responden menolak atau menjadi tidak simpatik. b. Melakukan perubahan-perubahan desain penelitian hanya untuk memudahkan administrasinya. c. Tidak menjelaskan maksud dan tujuan data yang diambil kepada responden. d. Menggunakan data yang rendah reliabilitasnya sehingga menimbulkan bias dan kurang kuat daya bedanya. e. Mengumpulkan data penelitian yang kurang/tidak dikuasai atau tidak mempunyai kualifikasi di bidang yang diteliti.
6. Kesalahan Dalam Melakukan Observasi a. Belum memperoleh ijin sudah melakukan obsevasi sehingga dicurigai b. Peneliti bingung apa yang akan diobservasi , sehingga tidak fokus c. Peneliti tidak mencatat secara cermat, sehingga kehilangan informasi d. Peneliti tidak menguasai kerangka penelitiannya sehingga tidak berkembang, e. Peneliti kurang mampu mengembangkan hipotesis (melakukan improvisasi) f. Peneliti banyak beropini sehingga banyak penghakiman, yang penting mengumpulkan data, bukan penghakiman.
7. Kesalahan dalam Memakai Metode Statistik. a. Memilih formula statistik yang tidak tepat atau tidak benar untuk analisis yang direncanakan. b. Mengumpulkan data penelitian dan baru kemudian mencoba mendapatkan suatu teknik statistik yang dipakai dalam analisis. c. Hanya menggunakan satu prosedur statistik padahal ada beberapa yang dapat dipakai untuk data tersebut. Hal ini seringkali menyebabkan tidak terungkapnya hasil-hasil yang dapat memberikan sumbangan berarti pada penelitian. 15
d. Menggunakan teknik statistik dalam situasi yang tidak sesuai dengan data padahal asumsi-asumsi teknik statistik tersebut tidak terpenuhi. Kebanyakan teknik statistik akan memberikan hasil yang tepat jika asumsiasumnya terpenuhi. e. Terlalu membesar-besarkan perbeadaan-perbedaan kecil yang secara statistik signifikan. f. Memakai teknik korelasi padahal untuk kepentingan prediksi. g.
Memakai tabel korelasi product-moment padahal teknik analisisnya bukan korelasi product-monent Pearson. Hal ini berakibat terjadinya estimasi yang berlebihan tentang signifikansi koefisien korelasi yang diinterpretasikan.
8. Kesalahan dalam Desain dan Metode Penelitian. a. Peneliti tidak merumuskan populasi penelitiannya. b. Memakai sampel yang terlalu kecil untuk menarik generalisasi. c. Mencoba melakukan penelitian dengan subjek-subjek sukarela. d. Merubah desain dalam caracara yang memperlemah penelitiannya dengan dalih memudahkan pengumpulan data. e. Terlalu pendek waktu yang digunakan padahal mestinya atau layaknya waktunya panjang. f. Tidak merencanakan pengumpulan data dengan cukup rinci untuk menghindarkan kesalahan perlakuan yang berlebihan. g. Memulai pengumpulan data tanpa melakukan studi-studi pendahuluan atau mengujicobakan instrument dengan baik.
9. Kesalahan dalam Pemakaian Angket. a. Mempergunakan angket untuk memecahkan masalah penelitian, padahal dapat diteliti lebih baik dengan teknik lain. b. Tidak banyak memberikan perhatian pada penyusunan angket tersebut dan tidak melakukan ujicoba terlebih dahulu. c. Mengajukan terlalu banyak pertanyaan sehingga banyak menyita waktu dan pikiran rersponden.
16
d. Melupakan pada pengaturan format, tata bahasa, pencetakan sehingga terkesan kurang baik pada responden. e. Tidak melakukan studi pendahuluan terhadap responden tentang karakteristik, situasi, dan kondisinya. 10. Kesalahan dalam Mempersiapkan Laporan.
a. Tidak mempersiapkan draf informasi yang harus dimasukkan dalam laporan ketika ingatan masih segar. b. Menangguhkan penulisan sampai seluruh studi selesai. c. Menyusun reviu literatur secara kronologis dan tidak didasarkan atas topik-topik yang berkaitan. d. Tidak mengintegrasikan hasil review literatur. e. Terlalu banyak tetapi kurang tepat dalam memilih kutipan sehingga tidak mengarahkan penulisan. f. Memberikan deskripsi yang kurang memadai tentang sampel penelitian dan penaksir (parameter) yang digunakan dalam penelitian. g. Membahas temuan-temuan kecil yang sebenarnya dapat dikemukakan lebih baik dalam suatu tabel, dan tidak memberikan penekanan pada temuan-temuan yang pokok.
17
BAB III KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah: 1. Intrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,menyelidiki suatu masalah. Instrument penelitian dapat diartikan pula sebagai alat untuk mengumpulkan, mengolah,menganalisa dan menyajikan datadata secara sitematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. 2. Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. terdapat empat macam tekhnik pengumpulan data, yaitu observasi wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi. 3. Ada tiga jenis pengujian validitas instrument yaitu Pengujian Validitas Konstruk, Pengujian validitas isi (content),Pengujian Validitas Eksternal 4. Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara internal dan eksternal. 5. Kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan penelitian yang biasa nya terjadi, pada saat
perumusan
masalah,
mengkaji
literatur,
merumuskan
hipotesis,
mengembangkan instrumen, mengumpulkan data,memilih desain dan metode penelitian, kesalahan dalam analisis data, dan dalam menulis laporan hasil penelitian
18
DAFTAR PUSTAKA
Azwar saifuddin. 2013. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Sumadi. 2010.Kesalahan-kesalahan umum. Dalam melaksanakan penelitian Prospektus, Tahun VIII Nomor 1, April 2010
Donald Ary,, et.al. 2005.Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, diterjemahkan oleh Arief Furchan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugyono. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif,kualitatif dan R &D).Bandung : Alfabeta.
19
20