A. Pengantar Latar Belakang Masalah Setiap perilaku yang dilakukan oleh manusia didahului oleh intensi berperilaku. Intensi merupakan komponen konatif perilaku, dengan kata lain intensi merupakan proses mental perilaku sebelum perilaku benar-benar terjadi. Intensi memiliki nilai subyektif; semakin berminat individu terhadap obyek perilaku, intensi berperilakunya juga semakin tinggi sehingga membuat individu tersebut semakin mungkin untuk berperilaku (Ajzen dan Fishbein, 1975). Sebagai contoh, minat individu yang tinggi dalam ilmu pengetahuan akan mendorong individu untuk melakukan ‘perilaku’terhadap ilmu tersebut, misalnya dengan cara mendaftar pada lembaga pendidikan. Menurut Fishbein dan Ajzen (Hedeker, 1996), intensi berfungsi sebagai indikator dari perilaku manusia. Misalnya, rendahnya perilaku mendaftar magister Profesi Psikologi di beberapa universitas swasta di Yogyakarta menunjukkan intensi mendaftar yang rendah pula.. Misalnya di Fakultas Psikologi UII, pengelola menargetkan 30 orang mahasiswa per semester, akan tetapi jumlah mahasiswa S2 yang terdaftar di semester 1 hanya berjumlah 7 orang, dan di semester 2 berjumlah 14 orang (Tim Penyusun, 2005). Selain di UII, sedikitnya jumlah pendaftar juga telihat di program magister psikologi di universitas lain di Yogyakarta. Misalnya jumlah mahasiswa yang mendaftar program Magister Psikologi UAD hanya sebanyak 8 orang pada angkatan pertama, dan 4 orang di angkatan kedua, UNWAMA sebanyak 12 orang pada angkatan pertama, 13 orang di angkatan kedua, dan 6 orang di angkatan ketiga, menunjukkan bahwa intensi
1
2
mendaftar program magister psikologi masih terhitung rendah. Bahkan jumlah pendaftar pada program magister psikologi UGM sempat turun dari 103 pendaftar pada tahun 2002 menjadi 78 pendaftar pada tahun 2003 (bagian akademik UAD, UNWAMA, UGM). Sekilas, rendahnya minat mendaftar magister profesi psikologi ini disebabkan karena mahalnya biaya yang dibutuhkan. Misalkan saja, berdasarkan informasi dari website UNAIR (www.unair.co.id) dibutuhkan biaya sebesar Rp. 500.000,00 untuk pendaftaran dan Rp. 1.000.000,00 untuk tes matrikulasi. Jumlah ini akan masih terus bertambah sesuai dengan biaya akademis yang harus dibayarkan tiap semesternya. Sementara itu, berdasarkan leaflet yang dikeluarkan Magister Psikologi UII, biaya pendaftaran Magister Profesi Psikologi UII yang harus dibayarkan sebesar Rp. 250.000,00 dan biaya pendidikan sebesar Rp. 6.500.000,00 tiap semesternya. Jumlah biaya yang tidak sedikit ini mungkin saja berpengaruh pada rendahnya intensi mendaftar magister. Akan tetapi, hasil survey yang dilakukan oleh Pengelola Magister Profesi Psikologi UII menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Prodi Psikologi UII tidak mempermasalahkan biaya untuk mendaftar di Magister Profesi Psikologi. Survey dengan subyek mahasiswa S-1 Prodi Psikologi UII ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang berguna bagi pengembangan Program Studi S-1 Psikologi dan Magister Profesi Psikologi UII. Hasil survey ini menunjukkan dari 133 responden yang didata, hanya 43 responden yang menyatakan bahwa faktor biaya yang terjangkau merupakan alasan untuk mendaftar magister psikologi. Demikian juga ketika responden diminta memberi saran untuk pengembangan Magister Profesi
3
Psikologi UII, hanya 17 responden dari 133 responden yang menyarankan agar biaya pendidikannya dibuat terjangkau. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara intensi individu dengan efikasi diri. Penelitian ini antara lain dilakukan oleh Hagger dkk. (2001) yang menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki efikasi diri yang baik akan memiliki intensi yang tinggi untuk melakukan aktivitas olahraga. Penelitian lain dilakukan oleh Sniehotta dkk. (2005) menyatakan bahwa efikasi merupakan prediktor yang kuat bagi munculnya intensi seseorang untuk menjaga kebugaran tubuhnya. Dalam bidang psikologi terapan, penelitian yang dilakukan Hills dkk. (2005) menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara efikasi berwirausaha dengan intensi untuk berwirausaha. Efikasi diri memiliki definisi sejauhmana individu memiliki tingkat keyakinan diri terhadap kemampuan dirinya untuk menjalankan aktivitas tertentu (Bandura, 1997). Dalam bidang akademik, efikasi diartikan sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk menjalankan tugas-tugas akademik. Tugas akademis yang dihadapi individu berbeda sesuai dengan tingkat pendidikan yang ia jalani. Semakin tinggi jenjang pendidikannya, tugas akademik yang dihadapi juga semakin berat. Pada jenjang magister profesi psikologi, mata kuliah dan praktikum yang ditawarkan kepada mahasiswa memiliki bobot yang jauh lebih berat daripada strata 1. Misalnya, di tingkat S1, mahasiswa psikologi dikenalkan dengan mata kuliah statistik. Di tingkat S2, mata kuliah ini ditambahkan bobotnya menjadi statistik madya. Selain itu, mata kuliah yang ada di program magister menuntut mahasiswanya untuk mampu melakukan
4
identifikasi dan analisis masalah, serta melakukan intervensi terhadap masalah yang timbul. Untuk menghadapi bobot mata kuliah yang lebih berat, praktik yang lebih banyak, dan tenaga pengajar yang lebih ahli, dibutuhkan keyakinan diri yang cukup baik terhadap kemampuan akademik diri sendiri. Mahasiswa yang tidak yakin tehadap kemampuan akademiknya tentu akan merasa takut dan tidak percaya diri, dan merasa tidak yakin dirinya akan mampu menghadapi perkuliahan di magister sehingga intensi untuk mendaftarnya pun menjadi rendah. Sebaliknya, mahasiswa
yang
memiliki
keyakinan
yang
baik
terhadap
kemampuan
akademiknya akan merasa yakin mampu mengikuti perkuliahan di tingkat magister dan memiliki intensi untuk mendaftar yang lebih tinggi.
Tinjauan Pustaka 1. Intensi Mendaftar Magister Profesi Psikologi Definisi mengenai intensi yang banyak digunakan oleh berbagai penelitian, termasuk dalam penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini dirumuskan oleh Ajzen dan Fishbein (1975) dalam Theory of Reasoned Action, dan Ajzen (1991) dalam Theory of Planned Behavior. Teori ini mendefinisikan intensi sebagai kemungkinan subyektif individu untuk melakukan perilaku (Fishbein dan Ajzen, 1975). Definisi intensi dimaksudkan untuk menangkap faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi munculnya sebuah perilaku. Intensi merupakan indikasi seberapa keras individu mau mencoba, atau seberapa besar upaya yang
5
dikeluarkan dalam mengerjakan aktivitas tertentu (Ajzen, 1991). Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin kuat intensi berperilaku dalam diri individu, maka semakin sesuai pula perilaku yang dikerjakan. Pernyataan dari Ajzen ini diperjelas lagi oleh Gollwitzer (Konerding, 1999) dan Konerding (1999) bahwa intensi merefleksikan investasi usaha yang dipersiapkan seseorang ketika orang tersebut sudah memutuskan untuk melakukan sebuah perilaku. Dalam hal ini, intensi yang rendah diartikan sebagai usaha yang sedikit, dan intensi yang tinggi diterjemahkan usaha yang kuat. Sementara itu, Haggard (2005) menyatakan bahwa istilah intensi mencakup semua proses yang berbeda yang terjadi dalam rantai proses informasi yang menerjemahkan keinginan (desires) dan tujuan (goals) ke dalam perilaku. Intensi mendaftar program magister profesi psikologi adalah kemungkinan subyektif dari individu untuk mendaftar program magister profesi psikologi dengan memenuhi syarat-syarat pendaftaran, memiliki kesiapan untuk mengikuti mata kuliah sesuai dengan minat dengan jumlah SKS tertentu, dan yakin bahwa dirinya mampu memiliki kompetensi yang diharapkan ada pada diri sarjana magister profesi psikologi. 2. Efikasi Diri Bidang Akademik Bandura mendefinisikan efikasi diri sebagai kepercayaan terhadap kapabilitas seseorang untuk mengorganisir dan melaksanakan tindakan terencana yang dibutuhkan untuk menghasilkan dan menyelesaikan tujuan tertentu (Bandura, 1997). Dapat juga dikatakan bahwa efikasi merupakan
6
keyakinan dalam diri individu terhadap kemampuan dirinya untuk menyelesaikan tugas tertentu. Persepsi orang terhadap efikasi diri yang dimiliki menimbulkan efek beragam. Misalnya saja akan mempengaruhi orang untuk membuat rencana dalam beraktivitas, seberapa kuat usaha yang akan mereka lakukan untuk mencapai tujuan tersebut, berapa lama mereka akan bertahan dan tetap konsisten dalam menghadapi rintangan dan kegagalan selama proses tersebut, seberapa banyak stress dan pengalaman yang akan mereka alami dalam rangka beradaptasi dengan tuntutan jaman, dan juga bagaimana mereka menyadari tingkat kesuksesan yang telah diraih (Bandura, 1997). Bandura (Ching Lin dkk, 1999) juga menyatakan bahwa keyakinan seseorang terhadap kemampuan dan kapabilitas dirinya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan akan menentukan intensi individu untuk berperilaku sesuai dengan tugas yang diberikan. Semakin yakin seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki, intensi untuk melakukan perilaku tersebut juga akan semakin kuat. Menurut Pajares (Woolfolk, 2004), efikasi diri berorientasi ke masa depan seseorang. Lebih lanjut lagi, Pajares mendefinisikan efikasi diri sebagai asesmen yang bersifat spesifik terhadap kompetensi seseorang untuk melaksanakan tugas tertentu. Efikasi akademik berbeda-beda pada tiap individu sesuai dengan tingkat dan konsentrasi pendidikannya. Pada mahasiswa Prodi Psikologi UII, tugastugas akademik yang dihadapi adalah tugas-tugas yang berkaitan dengan disiplin ilmu psikologi. Tugas-tugas akademik mahasiswa ini dapat dilihat
7
secara langsung dalam kegiatan perkuliahan sehari-hari dan dengan melihat buku panduan akademik Fakultas Psikologi UII (Tim Penyusun, 2001). Tugas-tugas akademik mahasiswa Prodi Psikologi UII dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Tugas akademik yang berkaitan dengan sistem pendidikan, meliputi registrasi dan pengisian KRS, pelaksanaan perkuliahan, dan praktikum. b. Tugas akademik yang berkaitan dengan ujian dan evaluasi studi, meliputi sistem ujian, bentuk evaluasi (kuis, pertanyaan langsung dosen kepada mahasiswa), persyaratan ujian, bahan ujian, hasil ujian (nilai), evaluasi hasil studi (IP semeseter, IP kumulatif), batas waktu studi, dan yudisium. c. Tugas akademik yang berkaitan dengan kuliah kerja nyata dan skripsi. d. Tugas akademik yang berkaitan dengan peraturan akademik fakultas meliputi peraturan perkuliahan dan presensi, drop out. e. Tugas akademik yang meliputi kegiatan kemahasiswaan dan alumni. Mahasiswa Prodi Psikologi UII dapat dikatakan memiliki efikasi akademik yang baik apabila mereka memiliki keyakinan dalam diri bahwa dirinya mampu untuk menjalankan semua tugas-tugas akademik yang disebutkan dengan baik. Misalkan saja, mahasiswa yakin bahwa dirinya mampu untuk melaksanakan kuliah kerja nyata dengan baik, atau mampu untuk mengerjakan skripsi tepat waktu.
8
3. Hubungan Antara Efikasi Akademik dengan Intensi Mendaftar Program Magister Profesi Psikologi Secara
umum,
efikasi
berkorelasi
dengan
intensi
dengan
cara
mempengaruhi tingkat keyakinan diri seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Ajzen (1991) menyebutkan bahwa individu yang meyakini bahwa dirinya memiliki resource dan kesempatan yang baik, intensi berperilakunya juga semakin tinggi. Misalnya mahasiswa dengan efikasi akademik yang baik akan memiliki intensi yang tinggi untuk mendaftar magister profesi psikologi. Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa tersebut berkeyakinan bahwa dirinya memiliki resource yang cukup yang dibutuhkan untuk menghadapi pendidikan tingkat magister yang bobotnya lebih berat daripada tingkat S1. Pernyataan ini didukung oleh Sniehotta dkk (2005) yang menyatakan bahwa efikasi memainkan peran yang sangat penting dalam menghadapi perilaku dalam kondisi yang sulit. Hagger dkk (2001) menyatakan bahwa seseorang yang mempersepsikan dirinya memiliki kemampuan dan kapasitas yang memadai akan memiliki intensi berperilaku yang tinggi. Individu yang yakin dengan kemampuan dirinya akan merasa bahwa dirinya mampu menghadapi segala tantangan yang mungkin saja timbul sebagai akibat dari sebuah perilaku yang akan dikerjakannya, sehingga intensi untuk berperilakunya juga semakin besar. Segala kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa psikologi selama menjalani perkuliahan di tingkat S1 dimaksudkan untuk membangun resource dalam diri mahasiswa untuk menghadapi tantangan yang timbul dalam
9
kehidupan yang akan dijalani, termasuk dalam menghadapi sistem perkuliahan di magister profesi psikologi. Mahasiswa yang berhasil menyelesaikan tugas akademik secara efektif akan memiliki perencanaan yang lebih baik untuk menghadapi tantangan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Hal ini senada dengan teori dari Bandura (1997) yang menyatakan bahwa individu yang memiliki efikasi akademik yang baik akan lebih bisa mempersiapkan diri dalam menghadapi permasalahan dalam aktivitas akademik dan karir dengan lebih terarah dan terencana.
B. Metode Penelitian 1. Identifikasi variabel-variabel penelitian Variabel dependen
: Intensi mendaftar program magister profesi psikologi
Variabel independen : Efikasi diri akademik. 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Intensi mendaftar program magister psikologi adalah kecenderungan subyektif seseorang untuk mendaftar pada program magister profesi psikologi. Untuk mengetahui intensi subyek, peneliti menggunakan skala intensi mendaftar program magister profesi psikologi yang disusun berdasarkan pola-pola yang terdapat dalam penelitian mengenai intensi yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya oleh Malhotra dan Galetta (1999), Moris dan Dillon (1997), Hills dkk (2005). Selain itu, penyusunan skala intensi mendaftar ini juga mengacu pada dasar-dasar penyusunan skala penelitian mengenai Theory of Planned Behavior oleh Ajzen (2006)
10
b. Efikasi diri bidang akademis adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melaksanakan tugas-tugas akademis. Untuk mengukur efikasi akademik, peneliti menggunakan skala efikasi akademis yang diadaptasi dari College Academic Self-efficacy Scales dari Owen & Froman (Tiffany, 2005). Penyesuaian skala efikasi akademik didasarkan pada tugas-tugas akademik yang telah disusun berdasarkan buku panduan akademik. 3. Subyek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi Psikologi UII tingkat akhir, yaitu mahasiswa psikologi yang sedang mengerjakan skripsi dan atau yang telah yudisium.. Sampel penelitian yang digunakan berjumlah 85 orang, 37 orang untuk try out dan 48 orang untuk subyek penelitian. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk mengukur efikasi bidang akademis, peneliti menggunakan skala efikasi akademis yang diadaptasi dari College Academic Self-efficacy Scales dari Owen & Froman (Ayiku, 2005) yang khusus ditujukan untuk meneliti efikasi akademis pada mahasiswa. Peneliti kemudian menambahkan sejumlah item yang didasarkan pada keseharian interaksi mahasiswa saat kuliah, kemudian disesuaikan dengan buku panduan akademik mahasiswa. Pilihan jawaban yang disediakan dalam skala ini didasarkan pada sistem skala Likert dengan menggunakan lima pilihan jawaban mulai dari sangat rendah (1) hingga cukup tinggi (5).
11
Data mengenai intensi mendaftar program magister profesi psikologi diperoleh dengan menggunakan skala intensi mendaftar program magister profesi psikologi. Skala yang peneliti gunakan disusun berdasarkan pola-pola yang terdapat dalam penelitian mengenai intensi yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya dalam penelitian mengenai intensi penggunaan produk software komputer oleh Malhotra dan Galetta (1999), Moris dan Dillon (1997), dan penelitian terhadap intensi berwiraswasta oleh Hills (2005). Selain itu, penyusunan skala intensi mendaftar ini juga mengacu pada dasardasar penyusunan skala penelitian mengenai Theory of Planned Behavior oleh Ajzen (2006). Pengukuran pada skala intensi menggunakan sistem skala Likert dengan menggunakan 7 pilihan jawaban. Angka (1) diartikan bahwa subyek sangat tidak setuju dengan pernyataan, dan seterusnya hingga angka (7) yang berarti subyek sangat setuju dengan pernyataan. 5. Metode Analisis Data Data yang telah diperoleh akan dianalisa menggunakan teknik korelasi product moment dengan bantuan software SPSS ver. 12 for Windows XP.
C. Hasil Penelitian 1. Norma Kategorisasi Untuk skala intensi mendaftar Magister Profesi Psikologi, kategorisasinya sebagai berikut:
12
Tabel 8. Kategorisasi Skala Intensi Mendaftar Program Magister Profesi Psikologi No. Kategori Rumus Norma Jumlah Prosentase 1.
Sangat Rendah
x = (9,7)
3
6,25%
2.
Rendah
(9,7) = x = (13,9)
5
10,42%
3.
Sedang
(13,9) < x = (18,1)
8
16,66%
4.
Tinggi
(18,1) < x = (22,3)
17
35,42%
5.
Sangat Tinggi
x > (22,3)
15
31,25%
48
100%
Total
Untuk Skala efikasi akademik, kategorisasinya sebagai berikut: Tabel 9. Kategorisasi Skala Efikasi Akademik Kategori Rumus Norma No.
Jumlah
Prosentase
1.
Sangat Rendah
x = (86,4)
0
0%
2.
Rendah
(86,4) = x = (124,8)
0
0%
3.
Sedang
(124,8) < x = (133,2)
0
0%
4.
Tinggi
(133,2) < x = (201,6)
34
70,833%
5.
Sangat Tinggi
x > (201,6)
14
29,167%
48
100%
Total
2. Uji Asumsi a. Uji Asumsi Normalitas Dari tabel uji normalitas dapat dibaca bahwa data efikasi akademik dengan nilai Kolmogorov-Smirnov Z (KS-Z) sebesar 0,744 normal karena nilai p = 0,637 (p>0,05), dan data intensi mendaftar Magister Profesi Psikologi dengan nilai Kolmogorov-Smirnov Z (KS-Z) sebesar 0,754 normal karena nilai p = 0,621 (p>0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua data dari tiap variabel normal.
13
b. Uji Asumsi Linieritas Dari tabel uji linieritas dapat dibaca bahwa data dengan nilai F = 2,252 linier karena nilai
p = 0,037 (p<0,05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data efikasi akademik dan intensi mendaftar Magister Profesi Psikologi linier. 3. Uji Hipotesis Dari tabel uji hipotesis dapat dibaca bahwa data dengan nilai R=0,318 menunjukkan nilai signifikansi (satu arah) positif sebesar 0,014 (p<0,05), sehingga hipotesis terbukti signifikan. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima, atau dengan kata lain ada hubungan positif antara efikasi bidang akademik dengan intensi mendaftar Magister Profesi Psikologi. Nilai sumbangan efektif variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai R squared yaitu sebesar 10,1%.
D. Pembahasan Berdasarkan hasil olah data product moment, ternyata diketahui ada hubungan positif antara efikasi bidang akademik dengan intensi mendaftar magister profesi psikologi dengan R=0,318 dan nilai signifikansi sebesar 0,014 (p<0,05). Selain itu sebelumnya telah dilakukan uji asumsi normalitas dan linieritas, dimana kedua data telah lolos uji asumsi. Data efikasi akademik normal dengan nilai KS-Z sebesar 0,744
nilai p = 0,637 (p>0,05) dan data intensi
mendaftar normal dengan nilai KS-Z sebesar 0,754 nilai p = 0,621 (p>0,05).
14
Sedangkan uji linieritas membuktikan bahwa kedua data linier dengan nilai 0,037 (p<0,05). Hasil ini sesuai dengan penelitian lain yang menyatakan ada hubungan antara efikasi dan intensi seperti terdapat dalam Sniehotta dkk. (2005), Hagger dkk. (2001), Hills dkk. (2005). Efikasi adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya dalam menyelesaikan tugas tertentu (Bandura, 1997), sedangkan efikasi akademik adalah keyakinan subyektif seseorang terhadap kemampuan dirinya sendiri untuk melaksanakan tugas-tugas akademis pada tingkatan tertentu (Bong, 2004; Joo dkk. 2000). Dalam penelitian oleh Joo dkk. (2000) diketahui efikasi akademik memiliki korelasi dengan kinerja siswa, semakin kuat persepsi terhadap efikasi akademik maka semakin bagus kinerja yang dihasilkan. Efikasi akademik juga menjadi prediktor seberapa kuat usaha yang dilakukan siswa dan seberapa banyak energi yang dihabiskan dalam melakukan usaha tersebut (Dykeman dkk, 2003). Hal ini senada dengan teori dari Ergul (2004) yang menyatakan bahwa efikasi dalam bidang akademik erat kaitannya dengan usaha (effort), ketahanan diri (persistence), dan prestasi (achievement). Sehingga dapat disimpulkan bahwa efikasi akademik merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya, seberapa besar usaha dilakukan, seberapa lama individu tersebut mampu bertahan dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan tugas akademik. Bandura (Ching Lin dkk, 1999) menyatakan bahwa keyakinan seseorang terhadap kemampuan dan kapabilitas dirinya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan akan menentukan intensi individu untuk beperilaku sesuai dengan tugas
15
tersebut. Dalam TRA (Ajzen dan Fishbein, 1975) disebutkan bahwa intensi merupakan dasar dari semua perilaku manusia (Hedeker dkk. 1999). Fishbein dan Ajzen (1975) mendefinisikan intensi sebagai kemungkinan subyektif individu untuk melakukan perilaku. Karena bersifat subyektif, maka meskipun intensi individu sama, akan tetapi alasan tiap individu mungkin saja berbeda-beda. Dalam penelitian terhadap perilaku mencari kerja (job search behavior), Vansteenkiste dkk (2005) menyebutkan bahwa perilaku individu dalam mendaftar pekerjaan didasari beberapa alasan yang berbeda-beda. Beberapa orang mendaftar pekerjaan karena tekanan dari lingkungan sosialnya, beberapa lagi ingin mengembangkan keahlian yang dimiliki dalam bidang tertentu. Penelitian dari Carless (2005) menunjukkan bahwa intensi seseorang dalam menerima pekerjaan dipengaruhi oleh kecocokan antara pengetahuan, kehalian, dan kemampuan yang dimiliki dengan tuntutan dari sebuah pekerjaan tertentu. Smirnova (2003) menyatakan bahwa individu yang tinggal di daerah metropolitan dan memiliki modal pengetahuan yang baik akan memiliki minat yang tinggi dalam mencari pekerjaan. Individu yang meyakini bahwa dirinya memiliki sumber daya (resources, pengetahuan yang baik) dan kesempatan (chances, bertempat tinggal di daerah metropolitan) akan lebih berminat dalam mencari pekerjaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ajzen (2005), bahwa efikasi merupakan perceived behavioral control dimana intensi individu akan meningkat apabila individu tersebut memiliki persepsi bahwa dirinya memiliki sumber daya (resource) dan kesempatan (chances) yang cukup untuk melakukan perilaku.
16
E. Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa efikasi akademik memiliki hubungan positif dengan intensi mendaftar program magister profesi psikologi pada mahasiswa Prodi Psikologi UII. Hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan nilai R = 0,314 dengan p = 0,014 atau p > 0,05, atau dengan kata lain hipotesis penelitian ini diterima. Hasil pengkategorisasian skala efikasi akademik menunjukkan bahwa sebanyak 70,833% subyek merasa memiliki efikasi akademik yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Prodi Psikologi UII mampu menyediakan sarana pendidikan yang dapat memperkaya pengalaman mahasiswa dalam mempelajari psikologi sehingga mahasiswa meyakini bahwa dirinya memiliki kompetensi untuk menghadapi tugas-tugas akademik. Sementara itu data hasil analisa tabel kategorisasi skala intensi mendaftar magister profesi psikologi menunjukkan adanya keberagaman intensi subyek untuk mendaftar magister profesi psikologi, mulai dengan sangat rendah sebesar 6,25% hingga sangat tinggi sebesar 31,25%. Dari data ini dapat dibaca bahwa secara umum mahasiswa S-1 Prodi Psikologi UII memiliki pilihan yang berbeda-beda dalam menentukan jenjang karir yang akan dijalani. Hal ini membuktikan bahwa pilihan karir yang tersedia bagi mahasiswa S-1 Psikologi cukup beragam, dan tidak mengharuskan mahasiswanya untuk menjadi psikolog.
17
F. Saran Adanya hubungan positif antara efikasi akademik dengan intensi mendaftar magister profesi psikologi seharusnya mampu dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang terkait dengan tema penelitian, diantaranya: 1. Saran terhadap mahasiswa Prodi Psikologi UII
Berdasarkan hasil penelitian diketahui ternyata efikasi akademik subyek dalam penelitian ini tergolong tinggi, sehingga peneliti menyarankan agar mahasiswa Prodi Psikologi UII mampu mempertahankan efikasi akademik yang dimiliki dengan cara memanfaatkan sarana yang disediakan kampus secara maksimal dalam mendalami psikologi. Dengan memaksimalkan penggunaan fasilitas kampus, mahasiswa diharapkan mampu memperkaya pengalamannya dalam mempelajari psikologi. 2. Saran terhadap pengelola Prodi Psikologi UII
Pengelola Prodi Psikologi UII hendaknya mempertahankan kualitas yang telah dimiliki, sekaligus berusaha untuk menambah sarana yang dimiliki sebagai penunjang proses belajar mengajar. Selain itu, pengelola perlu mempertimbangkan untuk memberikan materi tambahan yang berkaitan dengan pilihan karir sebagai psikolog, agar intensi mahasiswa untuk mendaftar magister profesi psikologi meningkat. 3. Saran terhadap pengelola magister profesi psikologi
Dengan adanya hubungan positif antara efikasi akademik dengan intensi mendaftar magister profesi psikologi, pengelola magister diharapkan mampu menyusun strategi promosi yang efektif yang berkaitan dengan efikasi
18
akademik calon pendaftar. Misalnya dengan memberikan beasiswa pendidikan kepada mahasiswa berprestasi, atau dengan melakukan promosi secara intensif di kampus yang memiliki mahasiswa dengan tingkat efikasi akademik yang tinggi. 4. Saran terhadap peneliti selanjutnya
Dalam penelitian ini, peneliti menyarankan agar dalam penelitian selanjutnya
hendaknya
mampu
memperluas
jangkauan
penelitian
di
universitas-universitas yang belum memiliki program magister profesi psikologi, mengingat lokasi penelitian kali ini diadakan di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII yang telah memiliki program magister profesi psikologi. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan mampu meneliti hubungan efikasi akademik dan intensi mendaftar magister secara umum atau tidak terbatas pada psikologi saja, karena ada beberapa fakultas lain yang menawarkan program magister sesuai dengan disiplin ilmu yang diajarkan di S-1. Peneliti juga menyarankan agar aspek yang digunakan untuk menyusun skala efikasi diri akademik pada penelitian selanjutnya didasarkan pada sistem perkuliahan Magister Profesi Psikologi, sehingga skala efikasi diri akademik memiliki orientasi masa depan (future-oriented) dan mampu mengukur tingkat keyakinan diri individu terhadap kemampuan akademiknya untuk menghadapi proses perkuliahan di Magister Profesi Psikologi.
19
DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I. 1991. Theories Of Planned Behavior. Journal of Organizational Behavior and Human Decission Processes, 50. 179-221. _______. 2005. Attitudes, Personality, and Behavior. USA: Open University Press. _______. 2006. Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations. http://www.peple.umass.edu/ajzen/pdf/tpb. 9/01/2007. Ayiku, T. A. 2005. The Relationship Among College Self-Efficacy, Academic Self-Efficacy, and Athletic Self-Efficacy for African American Male Football Player. Thesis (Tidak Diterbitkan). USA: University of Maryland. Bandura, A. 1997. Self Efficacy: The Exercise of Control. USA: W. H. Freeman and Company. Ching-Lin, T. Dkk. 1999. An Intention Model-based Study of Software Piracy. Proceedings of 32nd Hawaii International Conference of System Sciences. Carless, S. A. 2005. Person-Job Fit Versus Person-Organization Fit as Predictors of Organizational Attraction and Job Acceptance Intentions: A Longitudional Study. Journal of Occupational and Organizational Psychology. 78. 411-429. Dykeman, C. dkk. 2003. Career Development Interventions and Academic SelfEfficacy and Motivation: A Pilot Study. National Dissemination Center for Career and Technical Education: The Ohio State University Eggan, P. & Kauchak, D. 1997. Educational Psychology: Windows on Classrooms. USA: Pearson Education. Ergul, H. 2004. Relationship Between Student Characteristics and Academic Achievement in Distance Education and Application on Students of Anadolu University. Turkish Journal of Distance Education. 5. 81-90. Haggard, P. 2005. Conscious Intention and Motor Cognition. TRENDS in Cognitive Sciences. 9. 290-295. Hagger, M. S. dkk. 2001. The Influences of Self-Efficacy and Past Behavior on The Physical Activity Intentions of Young People. Journal of Sport Sciences. 19. 711-725.
20
Hedeker, D. dkk. 1996. Estimating Individual Influences of Behavioral Intentions: An Apllication of Random-Effects Modelling to The Theory of Reasoned Action. Journal of Consulting and Clinical Psychology. 64. 109-120. Fishbein, M. & Ajzen, I. 1975. Belief Attitude, Intention, and Behavior: An Introduction to Thepry and Research. USA: Addison-Wesley Publishing Company. Hills, G. E. dkk. 2005. The Mediating Role of Self-Efficacy in The Development of Enterpreunal Intentios. Journal of Applied Psychology. 6. 1265-1272. Konerding, U. 1991. Formal Models for Predicting Behavioral Intentions in Dichotomous Choice Situations. Methods of Psychological Research Online. 4. 1-32. Malothra, Y. & Galleta, D. F. 1999. Extending The Technology Acceptance Model to Account for Social Influence: Theoritical Bases and Empirical Validation. Proceedings of 32nd Hawaii International Conference of System Sciences. Morris, M. & Dillon, A. 1997. How User Perceptions Influence Software Use. IEEE Software. 14. 58-65. Smirnova, N. 2003. Job Search Behavior of Unemployed in Russia. William Davidson Institute. Working Paper Number 629. Sniehotta, F. F. dkk. 2005. Bridging The Intention-Behavior Gap, Planning, SelfEfficacy, and Action Control in The Adoption and Maintenance of Physical Exercise. Journal of Psychology and Health. 20. 143-160. Tim Penyusun. 2001. Buku Panduan Akademik Fakultas Psikologi 2001. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Tim Penyusun. 2005. Pembukaan Pendidikan Profesi Psikologi Jenjang Magister. Studi Kelayakan (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Magister Profesi Psikologi Universitas Islam Indonesia. Vansteenkiste, M. dkk. 2005. Understanding Unemployed People’s Job Search Behaviour, Unemployment Experience and Wellbeing: A Comparison of Expectancy-Value Theory and Self-Determination Theory. British Journal of Social Psychology. 44. 269-287. Woolfolk, Anita. 2004. Educational Psychology. USA: Allyn and Bacon.