A. LATAR BELAKANG
Green Metropolis secara etimologi berasal dari bahasa Yunani kuno yakni berasal dari kata meter yang berarti ibu dan kata polis yang berarti kota (Wackermann, 2000). Pada saat ini secara harafiah , metropolis dapat dapat diartikan dapat diartikan sebagai sebagai “kota Ibu”yang memiliki kota – kota satelit sebagai anak, namun dapat juga dapat juga berarti pusat dari sebuah kota, sebuah kota dari sebuah Negara. Kawasan DKI Jakarta dan sekitarnya dapat diidentikan dengan sebutan Metropolis, dimana berdasarkan karakteristik tersebut, DKI Jakarta berperan sebagai kota inti yang dikelilingi dengan beberapa kota satelitnya. Berdasarkan isu aktual yang tengah dihadapi, penataan ruang untuk Metropolis Jakarta sangat diperlukan terutama dalam rangka keterpaduan penyelenggaraan penataan ruang, perwujudan daya dukung lingkungan yang berkelanjutan serta pengembangan perekonomian yang produktif, efektif dan efisien. Penataan ruang untuk Metropolis Jakarta telah diarahkan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2008 dalam melaksanakan kebijakan penataan ruang di Kawasan Jabodetakpunjur, perlu dilakukan beberapa strategi, yaitu sebagai berikut: 1. Mendorong terselenggaranya pengembangan kawasan yang berdasar atas keterpaduan antardaerah sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan 2. Mendorong terselenggaranya pembangunan kawasan yang dapat menjamin tetap berlangsungnya konservasi air dan tanah, menjamin tersedianya air tanah dan air permukaan, serta menanggulangi banjir dengan mempertimbangkan daya dukung linkungan yang berkelanjutan dalam pengelolaan kawasan 3. Mendorong pengembangan perekonomian wilayah yang produktif, efektif, dan efisien berdasarkan karakteristik wilayah bagi terciptanya kesejahteraan
Page
1
masyarakat dan pembangunan yang berkelanjutan
Peta Struktur dan Pola Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur
sumber: DIRJEN Penataan Ruang Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2008 ini merupakan bentuk penjabaran dari hasil penetapan kebijakan dari peraturan pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Tata Ruang Wilayah Nasional yang menyatakan Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur) ditetapkan sebagai Kawasan Strategi Nasional (KSN) yang berisi sebagai berikut : 1. Lumbung pangan utama Nasional; 2. Kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi dan adaptasi bencana; 3. Pusat industri yang berdaya saing dan ramah lingkungan; 4. Pusat perdagangan jasa yang berskala internasional; 5. Pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran (MICE); 6. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang memadai; 7. Jaringan transportasi antar moda yang dapat meningkatkan daya saing.
berikut :
Page
RTRW DKI Jakarta 2030 yang antara lain berisi tujuan penataan kawasan metropolitan sebagai
2
Selain Peraturan Presiden tersebut, penataan ruang pada kawasan ini tetap harus mengacu pada
1. Terciptanya ruang wilayah yang menyediakan kualitas kehidupan kota yang produktif dan inovatif 2. Terwujudnya pemanfaatan kawasan budi daya secara optimal dalam rangka memenuhi kebutuhan 12.500.000 jiwa penduduk 3. Terwujudunya pelayanan prasarana dan sarana kota yang berkualitas, dalam jumlah yang layak, berkesinambungan, dan dapat diakses oleh seluruh warga Jakarta 4. Terciptanya fungsi kawasan khusus yang mendukung peran Jakarta sebagai ibukota negara secara optimal 5. Terwujudnya keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang darat, laut, udara, termasuk ruang di bawah permukaan tanah dan di bawah permukaan air dengan mempertimbangkan kondisi kota Jakarta sebagai kota delta dan daya dukung sumber daya alam serta daya tampung lingkungan hidup secara berkelanjutan 6. Terwujudnya keterpaduan penataan ruang dengan wilayah berbatasan 7. Terwujdunya penataan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan; 8. Tercapainya penurunan resiko bencana 9. Terciptanya budaya kota Jakarta yang setara dengan kota-kota besar di Negara maju 10. Terselenggaranya pertahanan negara untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman dan gangguan.
Page
3
sumber: RTRW DKI Jakarta
Berdasarkan beberapa acuan tersebut maka output utama dari penataan Metropolis Jakarta adalah menuju kepada suatu keadaan yang ramah lingkungan atau yang disebut green metropolis. Perwujudan Metropolis Hijau (green metropolis) juga mengantisipasi perubahan iklim. David Owen dalam bukunya yang berjudul “Green Metropolis: Why Living Smaller, Living Closer, and Driving Less are Keys to Sustainability” menggambarkan Green Mteropolis sebagai sebuah kawasan perkotaan yang kompak, hemat energy, tidak bergantung pada kendaraan pribadi, tapi pada public transit.
B. GREEN METROPOLIS
Pengertian ‘Green Metropolis’ mengandung 3 aspek yaitu yang berkaitan dengan kualitas lingkungan, manusia dan regulasi dan ke pranataan. Kota yang hijau dapat dipahami sebagai kota yang mengedepankan penggunaan energi terbarukan serta non polusi. Kota nya memiliki konsep yang berdasarkan ‘smarth growth’, pengembangan berdasarkan daya dukung lingkungan. Warga kotanya tidak perlu bergerak terlalu jauh untuk kegiatan sehari hari. Semua bagian kota relatif memiliki aksesibilitas dan nilai lahan yang sama. Manusia dapat bergerak di kota dengan mudah, tersedianya transportasi umum perkotaan yang terintegrasi . Kota tersebut mengelola air secara bijak, pada saat hujan tinggi maka akan ditampung, dibersihkan baru dialirkan kembali. Sumber energi cenderung yang non pollutant, seperti hydro power , geo thermal bahkan menggunakan pembangkit nuklir. Tersedianya ruang terbuka hijau yang cukup banyak, baik yang digunakan publik maupun untuk penstabilan kawasan terutama di pinggiran sungai. Sedangkan manusianya juga sudah
memiliki ‘green behavior’.
Sudah cenderung
menggunakan transoprtasi umum , kendaraan pribadi dengan sistem hybrid, bahkan bersepeda. Tidak lagi banyak menggunakan bahan - bahan yang sulit di daur ulang, dan lebih memilih produk produk yang di daur ulang untuk keperluan sehari hari. Regulasi dan sistem ke pranataan mendukung terciptanya kota hijau tersebut. Yang paling berperan adalah penataan ulang sistem tata guna lahan perkotaan dimana kawasan komersial harus disebar secara merata , bukan terpusat , tidak lagi diperkenalkan sentra primer. Urban design guidelines berperan secara aktif untuk memandu pertumbuhan, dengan penekanan pada ‘tropical urban design’ yang memberi penekanan khusus pada pemanfaatan energi matahari dan
Page
4
angin dan resepan air.
Kualitas udara yang baik Bangunan yang mengacu Green Building Tumbuhan Yang segar
Kualitas air yang sehat Jalur pejalan kaki maupun sepeda Pemanfaatan transportasi publik dengan maksimal
Page
Ruang Terbuka Hijau Dan Air Sebagai Salah Satu Unsur Kota Green Metropolis
5
Konsep Kota Green Metropolis Mengarah Kepada Kota Sehat
C. PERMASALAHAN JAKARTA
Kota Jakarta sebagai ibu kota Indonesia memiliki berbagai permasalahan kota yang di hadapi, terlebih sebagai pusat dari pemerintahan dan juga merupakan pusat dari perekonomian dan perdagangan yang cukup besar, berikut ini kita uraikan 7 permasalahan utama yang di hadapi JABODETABEKPUNJUR secara umum dan khususnya wilayah Jakarta baik yang terjadi saat ini dan yang terjadi pada masa akan dating. 1. Energi & Emisi Co2 Jakarta menempati urutan yang tinggi dalam penggunaan energi dan penghasil Polusi Co2, Kota yang di dominasi kegiatan layanan publik dan kegiatan perekonomian. Kota yang baik sudah seharusnya memiliki strategi untuk konsumsi energi dengan pemanfaatan limbah untuk menghasilkan energi dan beberapa bentuk lain dari energi yang terbarukan.menurut data fakta Jakarta hanya sebesar 4% konsumsi energi Jakarta yang berasal dari sumber yang terbarukan dan hanya menghasilkan 10 % listriknya dari tenaga air. Inisiatif Hijau Pada tahun 2009, Indonesia mendapatkan pujian pada konferensi PBB tentang perubahan iklim ketika berkomitmen untuk mengurangi emisi Co2, komitmen itu adalah dengan mengurangi emisi pada tahun 2020 sekurang - kurangnya 26% dari tingkat emisi pada tahun 2009. Pada skala nasional sendiri, Gubernur DKI Jakarta mencanangkan target pada tahun 2020 Kota Jakarta dapat mengurangi emisi kota Jakarta sebesar 30% dari tingkat emisi tahun 2009. 2. Penggunaan Lahan dan Bangunan Penggunaan lahan serta bangunan pada Jakarta mencapai 13.000 orang per kilometer persegi, hanya tiga kota lain yang memiliki populasi kepadatan yang lebih tinggi dibanding Jakarta. Sangat bertolak belakang dengan keberadaan ruang hijau yang sangat sedikit, dengan hanya memiliki 2 meter persegi per orang dengan dibanding dengan indeks kota – kota lain yang
Page
6
mencapai 39 meter persegi per orang.
Sumber: Ditjen Penataan Ruang, Kementerian PU 2012 Inisiatif Hijau Pemerintah pada tahun 2010 mengeluarkan pedoman untuk bangunan hijau yang di dalamnya menetapkan standar – standar untuk efisiensi energi pada bangunan dan standar lingkungan lainnya, tetapi pada prakteknya saat ini masih belum maksimal di praktekan. Pedoman yang di dalamnya juga memuat standar untuk label hemat energ i bahan bangunan, rendah karbon bahan bakar, air dan juga pengelolaan sampah, serta kualitas udara. Hal tersebut juga mengarahkan kepada pengembangan pembangunan fasilitas pelestarian air. Namun sayangnya hingga saat ini realisasinya masih belum terlaksana maksimal. 3. Transportasi Sebenarnya kota Jakarta menempati penilaian rata – rata pada bidang transportasi dibanding kota – kota lain di dunia. Berdasarkan analisa dari panjang jaringan transportasi publik, Jakarta unggul dengan statistik 0,19 Km per meter persegi, di atas indeks rata – rata yaitu 0,19 Km per meter persegi. Data statistik tersebut menjadikan Jakarta unggul dibanding kota – kota dengan penghasilan berpenghasilan rendah. Sebanyak 7 juta orang penumpang per bulan diperkirakan bepergian dengan menggunakan Busway Trans Jakarta, sebuah “Bus Rapid Transit” layangan yang pada tahun 2004 pertama kali dipergunakan. Layanan ini melayani penumpang sepanjang 120 km pada jalur khusus. Meskipun demikian, jaringan transportasi tersebut masih belum
Page
7
seimbang dengan kebutuhan transportasi publik di Jakarta.
Sumber: Preliminary figures of JUTPI Commuter Survey Inisiatif Hijau Jakarta pada saat ini tengah merencanakan untuk menambah jaringan Busway Trans Jakarta sebanyak 7 jaringan baru sehingga total akan memiliki 15 jaringan Trans Jakarta. Macet yang cukup parah pada Kota Jakarta sudah pada titik yang mengkhawatirkan, untuk mengurangi kemacetan Jakarta, pada bulan September 2010 pemerintah akan membangun kembali sebanyak 6 jalan layang untuk menangani lalu lintas kota. Kota Jakarta juga sejak beberapa tahun lalu telah memiliki peraturan melarang kendaraan pribadi dengan berpenumpang kurang dari 3 orang untuk melewati beberapa ruas jalan utama pada jam – jam sibuk. 4. Sampah Jakarta menghasilkan sampah yang cukup besa, dengan mengahasilkan 6.000 Ton sampah per hari yang di dominasi sampah dari aktifitas rumah tangga dengan 52,97 % di dalamnya. Sebagian sampah kota Jakarta dibuang pada tempat pembuangan sampah akhir yang berada di Bantar gebang dengan memiliki luas 110 hektar. Kota yang baik seharusnya bisa mengolah dan mendaur uang sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Inisiatif Hijau Pemerintah DKI Jakarta telah mempromosikan apa yang disebut "3R" kampanye untuk mengurangi limbah, dan mempromosikan penggunaan kembali dan daur ulang dengan pendekatan bisnis dan rumah tangga. Semua langkah yang dilakukan sangat bergantung dari kombinasi peran
Page
dikawal oleh pemerintah pusat.
8
pemerintah serta peran serta masyarakat untuk mewujudkan kampanye tersebut dengan selalu
5. Air Hanya 38,8 % kebutuhan air penduduk kota Jakarta yang dapat terpenuhi. Berdasarkan perhitungan kebutuhan air penduduk Jakarta adalah 60 – 180 liter/hari sedangkan kebutuhan air untuk industri adalah 125 – 1000 m3/hari. Ditengah terbatasnya air pada kota Jakarta yang tidak sebanding dengan kebutuhan air penduduk kota Jakarta perlu dilakukan konservasi air selain upaya mengefisiensikan jumlah pemakaian air. Inisiatif Hijau Pemerintah menghabiskan sekitar US $ 225 juta untuk meningkatkan transmisi jaringan air Jakarta dalam proyek yang diharapkan dapat memberikan pasokan air tambahan untuk kota melalui pipa tertutup. Namun, proyek diperkirakan tidak akan selesai hingga 2012. 6. Sanitasi Jakarta memiliki kondisi sanitasi di bawah rata – rata yaitu dengan hanya 67 % perumahan di Jakarta yang memiliki akses sanitasi, dengan dibandingkan
70% pada kota – kota yang
berpenghasilan rendah lainnya. Kota Jakarta juga memiliki tingkat terendah dalam hal pengolahan air limbah yang hanya sebesar 1% dari total air limbah, dibandingkan dengan kota lain yang dapat memliki indeks rata – rata 60%, yang mencerminkan fakta bahwa Kota Jakarta hanya memiliki satu pengolahan limbah pabrik di Jakarta selatan. Rumah dengan tingkat ekonomi ke atas biasanya membuat septic tank dalam sarana pengolahan limbah rumah tangganya, namun bagi pemilik hunian pada kelas menengah ke bawah menyalurkan air limbahnya menuju sungai – sungai kota. Inisiatif Hijau Banjir di musim hujan dapat mengakibatkan banjirnya sistem sanitasi di Jakarta. Pemerintah daerah telah memperkenalkan langkah-langkah baru untuk mengatasi masalah tersebut. Langkah – langkah tersebut termasuk membuat banjir kanal untuk menangani meluapnya debit air, serta dengan akuisisi dari 300 pompa air yang dapat menghapus lebih dari 300 meter kubik air per detik. 7. Kualitas Udara Dengan tingkat emisi kendaraan yang tinggi maka berdampak pada kualitas udara yang rendah Kota Jakarta. Tingkat polusi udara Jakarta telah 300% melampaui batas yang telah ditetapkan WHO tentang tingkat polusi udara, emisi kendaraan bermotor memiliki peran terbes ar dalam menyumbangkan polusi udara kota Jakarta. Kualitas udara yang buruk berdampak dengan
penyakit saluran perpasan.
Page
gejala penyakit saluran pernapasan serta sebanyak 7.600.000 hari kerja yang hilang akibat
9
kualitas kesehatan penduduk kota yang buruk, menurut data fakta terdapat 31.000.000 kasus
Inisiatif Hijau Pada tahun 2005 pemerintah mulai mengharuskan semua kendaraan di ibukota untuk menjalani tes rutin emisi. Tetapi hingga saat ini masih belum berjalan sebagai mana mestinya. Selain itu penggunaannya transportasi publik Trans
Jakarta Busway, kendaraan yang
menggunakan bahan bakar biodiesel, yang memancarkan CO2 lebih rendah dibanding dari bahan bakar menggunakan diesel konvensional.
Page
Sumber: Report Asian Green Cities
10
Sumber: Report Asian Green Cities
D. VISI 2050
Jakarta Green Metropolis tahun 2050 ini adalah strategi untuk membangun Kota Jakarta dengan menciptakan peluang membangun ekonomi lokal yang kuat, lingkungan yang sehat, dan kota yang diakui secara internasional dengan memenuhi kebutuhan generasi yang akan datang. Visi ini menjadikan pribadi – pribadi masyarakat Jakarta mengambil peranan yang sangat penting dalam mewujudkan Kota Jakarta sebagai Kota Green Metropolis.
Green Metropolis
Page
11
Timeline Visi Misi Jakarta 2013 – 2030 - 2050
E. KONSEP
Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya dan berbagai pertimbangan permasalahan Jakarta, Kota Jakarta haruslah dapat menanggulangi 7 masalah utama yakni : 1. Energi & Emisi Co2 -
Pada Tahun 2050 kota Jakarta dapat mandiri dalam ketersediaan energi dengan Penerapan sumber energi baru yang digunakan sebagai sumber energi utama bagi Kota Jakarta, yaitu energi air, angin, matahari dan nuklir
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Mendorong penggunaan sepeda dan menyediakan shelter sepeda serta jalur sepeda untuk mengurangi kemacetan, polusi udara, dan penggunaan bahan bakar. Sebagai gambaran 32% masyarakat Kota Copenhagen telah memanfaatkan transportasi sepeda
12
sebagai alat transportasi utama.
Pemanfaatan Transportasi Sepeda
Page
-
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
2. Penggunaan Lahan dan Bangunan -
Mendorong atap hijau pada bangunan, baik bangunan baru maupun bangunan renovasi yang berfungsi untuk mengurangi pemanasan lingkungan sekitar dan memberikan efek dingin pada bangunan itu sendiri, mengurangi limpahan air hujan yang berlebihan, dan sebagai filter polutan udara
Pemanfaatan Atap Bangunan Sebagai Area Hijau -
Mendorong penerapan Green Building pada bangunan - bangunan baru dan renovasi bangunan lama kearah green building Memberikan tiap tepi bangunan dengan akses pejalan kaki dan memberi akses
13
maksimal ada area pejalan kaki untuk masuk ke area bangunan
Akses Pejalan Kaki Pada Setiap Bangunan
Page
-
-
Kota Jakarta pada saat ini membentuk “skyline” yang terpusat, namun pada tahun 2050 dengan pengembangan struktur kota membentuk pola grid yang menyebarkan dan menguraikan aktifitas dan berdampak pula pola “skyline” bangunan – bangunan Jakarta yang tidak lagi memusat tetapi merata.
Skyline Jakarta Membuat “Green Network”. Sistem ini hampir sama dengan sistem pada waduk kota Jakarta 2050, dimana terdapat 5 buah taman utama pada masing – masing wilayah Jakarta yang kemudian dibuat koneksi antar satu taman dengan taman lain dengan koneksi yang berupa jalur hijau. Jalur hijau koneksi antar taman tersebut berfungsi juga sebagai jalur pejalan kaki dan juga sebagai jalur sepeda. Taman Kota
Koneksi Jalur Hijau
Green Network
14
(jalur sepeda & Pejalan Kaki)
Page
-
3. Transportasi Membuat pola grid pada struktur jalan. Dengan pola grid pergerakan kendaraan serta aktifitas dapat tersebar sehingga dapat mengurai kemacetan kota. -
Seluruh sudut kota menjadi sangat penting dan memiliki nilai ekonomis yang sama tinggi ketika struktur jalan memiliki pola grid Penghapusan sistem jalan Tol. Sistem jalan tol hanya akan mendorong tumbuh dan berkembangnya pemakaian kendaraan pribadi dan jalan tol hanya akan mengalihkan sistem alur lalu lintas pada satu sisi saja dan mengakibatkan sisi lain menjadi padat lalu lintas, dibandingkan penggunaan sistem grid yang mengurai pergerakan lalu lintas menjadi alur yang seimbang.
Sistem Grid Pada Jaringan Kota Jakarta
15
Sistem Grid Pada Jaringan Kota Jakarta
Page
-
Mendorong orang untuk keluar dari mobil dan berjalan atau menggunakan angkutan transportasi publik.
16
Peta Transportasi Publik Jakarta
Page
-
4. Sampah -
Pemanfaatan kembali sampah dengan mendaur ulang sampah. Sebagai contoh banyak pula bahan bangunan yang dipergunakan merupakan hasil dari daur ulang sampah
-
Menekan atau bahkan sama sekali tidak lagi menggunakan plastik sebagai tempat untuk membawa hasil belanja baik dari super market, pasar tradisional atau tempat – tempat lainnya
-
Pilih dan desain “street Furniture” yang menggunakan bahan – bahan daur ulang dan dibuat dengan daur ulang
5. Air Membuat 5 waduk buatan pada masing – masing wilayah Jakarta yaitu pada area Jakarta pusat, timur, barat, utara, dan selatan. Waduk tersebut memiliki beberapa fungsi utama yang secara detail kita bisa lihat pada lembar konsep, fungsi utama tersebut antara lain : Sebagai wadah kontrol air limpahan dari sungai – sungai utama, seperti sungai ciliwung dan sungai krukut, dan merupakan area kontrol bagi Jakarta agar kuantitas air bisa tersebar pada masing – masing waduk tersebut sehingga terhindar volume
17
air yang berlebih yang mengakibatkan banjir
Rencana Peta Sungai Kota Jakarta
Page
-
-
Mengganti material yang berada di median atau trotoar jalan dengan material yang menangkap dan menyaring air hujan sehingga mengurangi limpasan air hujan
Material Dengan Pori Penyaring Air 6. Sanitasi -
Pembuatan 5 buah waduk di masing – masing wilayah di Jakarta merupakan sistem utama sanitasi kota Jakarta dimana aliran - aliran dari luar kawasan Jakarta masing tertuju pada waduk – waduk tersebut yang kemudian sebagai kontrol sanitasi Kota Jakarta dan sekelilingnya.
-
5 buah waduk tersebut juga berfungsi Sebagai wadah filter air bersih. Waduk pada masing - masing wilayah tersebut juga berfungsi sebagai area pengolahan air bersih yang kemudian menyalurkan pada masing – masing wilayahnya. Air tersebut merupakan air konsumsi masyarakat yang siap minum Menghilangkan permukiman penduduk pada bantaran sungai, dan berganti fungsi
18
menjadi area hijau yang terbentang sepanjang bantaran sungai.
Bantaran Sungai Ciliwung
Page
-
Area Hijau publik
Massa Bangunan
Area Hijau Pada Sepanjang Bantaran Sungai 7. Kualitas Udara Penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan. Penggunaan bahan bakar hybrid untuk kendaraan pribadi dan bahan bakar gas untuk kendaraan umum merupakan solusinya.
19
Bahan Bakar Hibrid
Page
-