A. DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Petir. 2014. Mistik Kejawen.Yogyakarta: PALAPA
Bambang Suteng S., Sapono. 2006. Sosilogi SMA kelas X. Jakarata: Phibeta.
Depdikbud. 2014. Bahasa Indonesia ekspresi diri dan akademik. Jakarta: Depdiknas
Endraswara, Suwardi. 2006. Mistik Kejawen; Sikretisme, Simbolisme, dan Sufisme dalamBudaya Spiritual Jawa. Yogyakarta: Narasi Endraswara, Suwardi.2011. Kebatinan Jawa dan Jagad Mistik Kejawen. Yogyakarta: Lembu jawa Geertz, Clifford. 1981. Abangan Santri Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya Kasnadi dan Sutejo. Kajian Prosa Kiat Menyisir Dunia Prosa. Jogjakarta: P2MP Spectrum
Kuntowijoyo. 2004. Raja Priyayi Dan Kawula.Yogyakarta:Ombak
Lestari L.A dan Wahab, A. 1999. Menulis Karya ilmiah. Jogjakarta:AirlanggaUniversity Press. M.C., Wahyana Giri. 2009. Sajen dan Ritual Orang Jawa. Jogjakarta:Narasi
Purwadi. 2005. Mistik Kejawen Pujangga Ronggowarsito. Yogyakarta: Media Abadi
Ratna Nyoman Kutha, S.U. 2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Saksono, Gatot. 2016. Hukum Karma Dalam Pewayangan. Bantul: Ampera Utama
Saksono, Gatot. 2016. Tuhan Dalam Budaya Jawa. Bantul: Ampera Utama
Sayuti. Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa. Yogyakarta: Gama MediaSkripsi/Tugas Akhir.
Suguhastuti dan Rosi Abi.2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1992. Kamus BesarBahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka Tim Penyusun Pedoman penulisan Skripsi/Tugas Akhir. 2013. Pedoman penulisan
Warnono, Nono. 2014. Malaikat Jubah Putih. Yogyakarta: Azzagrafika
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II Sinopsis Cerkak 1 Malaikat Jubah Putih (Nono,2014, Hal. 95-103) Malaikat Jubah Putih merupakan salah satu judul cerkak dalam penelitian ini. Diceritakan tentang pengalaman seorang tokoh ”Aku” yang sedang pergi beribadah haji bersama istrinya ke tanah suci. Layaknya sebuah perjalanan pasti akan menemukan berbagai halangan dan kesulitan di sana setiap mereka menemui sebuah kesulitan pasti datang dengan tiba-tiba sesosok jubah putih untuk membantu. Dengan bantuan sosok misterius berjubah putih ini ibadah yang ia laksanakan menjadi lancar, anehnya setiap selesai memberikan bantuan sosok tersebut lalu hilang secara tiba-tiba sama seperti saat ia mendatanginya, maka dari itu tokoh “Aku” ini menyebutnya sebagai malaikat yang dikirimkan oleh Tuhan untuk membantunya. Mulai dari awal hinggaakhir perjalanan ibadahnya yang tertolong oleh sosok malaikat jubah putih tersebut ia rahasiakan dari istrinya karena ia takut istrinya takut dan ibadah akan menjadi lebih terhalang. Hingga akhirnya saat akan pulang ke Indonesia tiba “Aku” baru menceritakan semua hal yang terjadi kepada istrinya, danpada saatitu juga kepulangan mereka diantarkan oleh sosok jubah putih tersebut yang melambaikan tangan kepada mereka, dengan rasa haru “Aku” dan istri mengucap doa semoga mereka bisa datang lagi ke tanah suci dan bertemu lagi dengan sosok jubah putih yang ia anggap sebagai malaikat tersebut.
Cerkak 2 Tanggapan Ing Cungkup Dhompoh (Nono, 2014, hal.74-81)
Tanggapan Ing Cungkup Dhompoh merupakan cerkak yang menceritakan seorang tokoh yang bernama Joko Karim atau juga dipanggil Joko Tarub, karena profesinya selain sebagi pegawai negeri sipil ia juga memiliki persewaan tarup atau terop. Dalam cerita cerkak 2 ini diceritakan pada suatu malam Joko Karim di datangi seorang tamu msiterius yang ingin menyewa tarupnya, memang hal ini adalah hal yang biasa karena memang profesinya sebagai penyewa tarub, namun anehnya tamu tersebut menyewa malam itu juga untuk acara resepsi pernikahan anaknya. Hal ini yang dianggap Joko karim
msiterius, orang
memesan terop secara mendadak dan orang tersebut mengadakan hajat pernikahan pada saat bulan sura, dimana biasanya bulan sura adalah bulan yang paling dihindari untuk mengadakan acara. Kecurigaan dan keraguan Joko Karim terbukti ketika sampai di acara pernikahan tersebut, suasana di sana terasa berbeda tidak seperti layaknya acara resepsi pernikahan. Hawa yang ia rasakan terasa penuh misterius, saat kedua pengantin melaksanakan acara ganti busana, anehnya busana yang dikenakan bukan gaun pengantin pakaian adat Jawa seperti biasa namun pakaian berwarna putih polos. Hati Joko terus menerus tidak tenang, ditambah ketika pandangannya menuju ke arah pengantin wanita yang wajahnya tiba-tiba menjadi seram,matanya yang terbelalak lebar mengeluarkan sinar berwarna merah, berkali-kali ia mengucek matanya merasa tidak percaya. Ketika ia melihat wajah pengantin perempuan untuk yang kedua kali tiba-tiba menjadi cantik seperti bidadari, semua membuat Joko merasa tercengan, banyak hal aneh dan misterius yang ia rasakan selama acara pernikahan tersebut berlangsung. Tepat pukul tiga pagi acara pesta pernikahan selesai, saat tuan rumah menemuinya untuk mengucapkan terima kasih, Joko memutuskan untuk tidak pulang dan tidur di sana karena sudah merasa sangat
mengantuk. Pagi harinya terjadi hal yang sangat mengejutkannya, ketika ia terbangun karena ada seseorang yang membangunkannya, ia terkejut karena ia sedang tidur di sebuah tempat bernama Cungkup. Menurut orang desa sekitar tempat tersebut meyakini bahwa cungkup dhompoh adalah tempat yang angker dan wingit. Joko masih merasa belum percaya bahwa sebenarnya semalam teropnya disewa oleh makhluk penunggu cungkup dhompoh. Cerkak 3 Dhemit Gunung Pegat Mantu (Nono, 2014: Hal. 68-73) Dhemit Gunung Pegat Mantu menceritakan tentang pengalaman misteri yang dialami oleh seorang tokoh yang bernama Nono berprofesi sebagai MC (Master Of Ceremony) atau pembawa acara dalam sebuah pesta. Malam itu Nono diundang untuk memandu sebuah acara pesta pernikahan di dekat Gunung Pegat. Mulai dari awal sebelum berangkat ke lokasi acara Nono sudah merasakan bahwa ada ketidakberesan dengan jobnya kali ini, ia merasa khawatir terus menerus, merasa grogi padahal sudah lebih dari sepuluh tahun ia menekuni pekerjaannya sebagai seorang MC, belumlagi tentang pesan pemilik hajat bahwa Nono diminta untuk tidak membawa busana sendiri nanti di sana sudah disediakan, hal ini memang tidak biasa. Mulai di jalan menuju lokasi acara Nono juga merasakan keanehan seingatnya di dekat Gunung Pegat tidak ada pertigaan tapi malam itu tiba-tiba ada, sesampainya di sana mulai dari awal acara hingga akhir banyak hal aneh yang ia saksikan, keesokan harinya ketika ia pulang oleh tuan rumah ia diberikan bingkisan misterius, sesampainya di rumah bingkisan tersebut dibuka oleh istrinya, ternyata isi dari bingkisan tersebut adalah benda-benda yang menakutkan, karena penasaran akhirnya ia dan istrinya menelusuri alamat tempatnya memandu acara semalam dan benar saja di sana rupanya tidak ada orang punyahajat semalam, ternyata semalam ia telah
memandu peseta pernikahan yang diadakan oleh dhemit penunggu Gunung Pegat. Cerkak 4 Tendha Sanga Wolu (Nono, 2014: Hal. 30-35) Tendha Sanga Wolu pengalaman misteri yang dialami oleh tokoh “Aku” yang diajadikan ketua panitia pada kegiatan perjusami atau perkemahan Jum’at, Sabtu, Minggu. “Aku” ini memang sudah lama berkecimpung di dunia Pramuka namun baru kali ini dijadikan sebgai ketua panitia , dan di sini merupakan tempat kerja bvarunya jadi dia belum begitu paham bagaimana cara kerja rekan-rekan kerjanya. Berdasarkan musyawarah antar panitia keputusan atas tempat yang akan digunakan untuk kegiatan tersebut adalah bumi perkemahan Ringin Catur, banyak yang bilang bahwa tempat tersebut angker, namun tokoh aku ini ingin mengadakan perjusami di sana walau sebenarnya para panitia yang lain menghawatirkan tentang mitos tersebut. Benar adanya mitos tersebut ketika kegiatan perjusami dilaksanakan banyak sekali terjadi kejadian-kejadian aneh dan menakutkan ynga menimpa peserta, saat malam pertama kegiatan baru dimulai sudah menemui masalah, diesel yang digunakan tiba-tiba mati, sehingga menghambat kegiatan yang dilakukan. Hal-hal aneh bahkan dialami sendiri oleh tokoh “Aku” ini, pada saat malam terakhir perjusami ia berkeliling untuk mengecek semua peserta. “Aku” tercengang ketika tenda peserta yang awalnya hanya ada Sembilan puluh tujuh tiba-tiba bertambah menjadi sembilan puluh delapan, tenda tersebut bertambah dengan misterius. Saat ia masuk ke tenda tersebut ia menemukan dua peserta pramuka, laki-laki dan perempuan, sempatakan marah namun emosinya tiba-tiba turun ketika peserta perempuan menagis merasa ketakutan ia iba lalu masuk dan ikut tidur di sana. pagi harinya
terjadi hal yang sangat mencengangkan semua orang, aku tergelantung di pohon ringin catur dengan misterius.
Cerkak 5 Ula Memba-Memba (Nono, 2014, Hal. 144-150) Ula Memba-Memba menceritakan pengalaman misteri yang dialami oleh seorang tokoh yang bernama Sasmita. Cerita misteri ini dialaminya dalam sepanjang hidupnya, kedatangan seekor ular seperti menjadi sebuah bahwa akan datang keburuntungan kepadanya. Hal tersebut juga diungkapan oleh seorang paranormal, yang pada suatu kesempatan mengobrol dengannya. Paranormal tersebut berkata bahwa Sasmita ini memiliki saudara dari alam ghaib yang berwujud ular. Yang menjadi pantangan bagi Sasmita adalah ketika ular tersebut mendatanginya ia dilarang untuk membunuhnya, jika ular tersbut dibunuh maka keberuntungan yang akan datang menghampirinya akan berubah menjadi mala petaka, dengan kata lain Sasmita harus menjaga agar ular tersebut tetap hidup, karena kedatangannya tidaklah membahayakan melainkan membawa pertanda atau kabar kebahagiaan dan keberuntungan yang akan ia dapatkan. Di akhir cerita diceritakan bahwa anaknya yang bernama Hapsari dilamar oleh seorang laki-laki yang berasal dari Jakarta, namun ketika ualr misterius itu datang secara tidak sengaja ular tersebut kejatuhan lampu di atas meja makan, dan ulartersebut mati, hal ini merupakan menjadi pertanda bahwa pernikahan anaknya akan menemui halanagan.
LAMPIRAN III
Riwayat Hidup Pengarang Karya sastra dan pengarang memiliki suatu hubungan yang saling berkaitan satu sama lain hubungan yang dapat mencerminkan segi-segi kejiwaan, pandangan sosial, ataupun filsafat hidup yang ada dalam diri pengarang yang terdapat dalam hasil karyanya. Pengarang dalam menghasilkan sebuah karya-karya sastranya, memiliki suatu kebebasan untuk mengembangkan perasaan, pikiran dan fantasinya untuk disusun dan diungkapkan hingga menjadi sebuah cerita, cerita itu juga akan dipengaruhi oleh pengalaman dan pandangannya. Nono Warnono adalah salah satu pengarang yang masih produktif hingga sekarang ini. Nono Warnono lahir di Bojonegoro, pada tanggal 14 Juli tahun 1964. Gemar menulis ketika masih duduk di Sekolah Pendidikan Guru
pada tahun 1982. Mulai menulis
menggunakan bahasa Indonesia yang berwujud cerpen, puisi, dan opini yang banyak dimuat disurat kabar dan majalah. Mulai terjun di jagad sastra Jawa ketika ia bergabung di Pamarsudi Sastra Jawa Bojonegoro (PSJB). Karya-karyanya yang berupa cerkak, geguritan, cerita misteri, wacan bocah, banyak dimuat di majalah-majalah jawa seperti Jaya Baya, Mekarsari, Penejebar Semangat, Joko Lodhang, dan Radar Jawa Pos. Selain menjadi pengawas sekolah, ia juga mengajar sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi negeri di Bojonegoro dan lamongan, Nono Warnono juga seorang MC atau pranatacara. Nono Warnono tinggal di Gajah Indah Village Blok O Gang VII No. 18-19 Baurenno Bojonegoro, Telpon (0322) 454667, Email:
[email protected]
Karya-karya Nono Warnono selain antologi cerkak Malaikat Jubah Putih antara lain : Karya Antologi Pribadi : 1. Sanja (Antologi Geguritan-2010) 2. Kluwung (Antologi Cerkak-2013) Karya bersama : 1.
Tes (Kumpulan Geguritan-1997)
2.
Bojonegoro Ing Gurit (Antologi Geguritan-2006)
3.
Mlesat Bareng Ukara (Antologi geguritan-2004)
4.
Tunggak Jarak Mrajak (Antologi Cerkak-2010)
5. Lingkar Jati (Kumpulan Puisi dan Cerpen berbahasa Indonesia-2015) Penghargaan Yang Pernah Diperoleh : 1.
Hadiah sastra Rancage (Pangaji-aji/penghargaan buku karya sastr
berbahasa Jawa
terbaik tahun 2014 dengan buku berjudul “Kluwung” yang terbit tahun 2013) 2.
Penghargaan sebagai penulis dan penggerak literasi dari bupati Bojonegoro tahun 2015.
3.
Penghargaan umum /pendidikan juara 1 Guru Teladan Nasional tahun 1998.
4.
Penghargaan Lencana Pancawarsa 2004, Setya Lencana 20 th dari Presiden RI, 2007.
LAMPIRAN IV
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN 1.
Sejak kapan bapak mulai menulis ? Jawaban : Sejak masih duduk di bangku sekolah SPG (Sekolah Pendidikan Guru) pada tahun 1980.
2.
Selain cerkak apakah bapak membuat karya yang lain? Jawaban : iya, selain membuat cerkak saya juga membuat geguritan, opini, dan cerpen.
3.
Mengapa bapak memberi judul antologi cerkak ini “Malaikat Jubah Putih” ? Jawaban : karena cerita di dalamnya mengandung cerita misteri.
4.
Apa makna harfiah dari judul “Malaikat Jubah Putih”? Jawaban : “Malaikat Jubah Putih” berarti tentang kehidupan di luar alam manusia.
5. Apa makna simbolis dari “Malaikat Jubah Putih”? Jawaban : Bahwa di dalam kehidupan terdapat dua sisi, realita manusia dan di luar manusia (ghaib). Tuhan menunjukan kebesaran dan kekuasaanya melalui simbol malaikat. 6.
Apa alasan bapak menciptakan antologi cerkak “Malaikat Jubah Putih” ini? Jawaban :ingin menyampaikan pesan melalui tulisan bahwa di dalam hidup ini kita bisa berkomunikasi atau bisa hidup berdampingan bersama mereka di alam ghaib.
7.
Persoalan apa yang sebenarnya ingin bapak sampaikan melalui cerkak “Malaikat Jubah Putih” ini? (persoalan sosial, ekonomi, politik, budaya, moral) Jawaban : Persoalan sosial, bahwa berhubungan timbal balik tidak hanya dengan sesame mahkluk nyata saja,tetapi dengan mahkluk ghaib pun kita juga bisa menanamkan sistem Wong Nandur Bakale Ngundhuh.
8.
Pesan apa yang ingin bapak sampaikan kepada masyarakat pembaca? Jawaban : Pesan yang ingin kami sampaikan lewat antologi cerkak “Malaikat Jubah Putih”
adalah kehidupan atau cerita di alam ghaib juga bisa dijadikan sebuah karya, dalam hal ini karya sastra utamanya dan menjadi bahan bacaan bagi masyarakat luas. 9.
Apa yang lebih bapak tekankan dalam antologi cerkak “Malaikat Jubah Putih” ini? Apakah lebih cenderung pada tokohnya atau pada persoalan sosial yang terjadi?
Jawaban : Persoalan sosial tentang hubungan timbal balik dengan mahkluk di luar alam nyata, serta dengan sesama manyarakat Jawa yang merupakan penganut nilai mistik yang tinggi. . 10. Adakah hubungannya antara antologi cerkak Malaikat Jubah Putihini dengan kenyataan hidup yang bapak amati atau bahkan bapak alami? Jawaban : Sebagian besar saya alami sendiri, bahwa mampu saya berhubungan dengan mahkluk di luar alam nyata atas kehendak Allah. 11. Bagaimana tema dari antologi cerkak “Malaikat Jubah Putih” ini menurut bapak? Jawaban : Tema pokok yang diambil adalah misteri, namun ada beberapa tema umumnya yaitu religi, sosial, dan pendidikan. 12. Bagaimana Mistik Kejawen yang terkandung di dalam antologi cerkak “Malaikat Jubah Putih” menurut bapak? Jawaban : menurut saya keberadaan mistik kejawen di dalam antologi cerkak “Malaikat Jubah Putih” ini sangat kental adanya, apalagi pelaku atau tokoh yang ada di setiap cerita merupakan orang etnis Jawa yang memiliki kepercayaan yang sangat tinggi tentang alam ghaib. 13. Apakah pengaruh atau dampak yang timbul dari antologi cerkak “Malaikat Jubah Putih” terhadap masyarakat luas sebagai pembaca menurut bapak? Jawaban : Memberikan satu pembelajaran kepada masyarakat harus membangun komunikasi berhubungan dengan mahkluk di alam ghaib.
LAMPIRAN V FOTO BERSAMA PENGARANG NONO WARNONO
FOTO PENGARANG NONO WARNONO SAAT MENDAPAT PENGARGAAN “RANCAGE”
FOTO KARYA-KARYA NONO WARNONO