8
DAFTAR PUSTAKA
Alcamo J et al. 2003. Ecosystem and Human Well-being: A Framework for Assessment/Millenium Ecosystem Assessment. Island Press. Washington DC. Alikodra HS, Syaukani HR. 2008. Global Warming: Banjir dan Tragedi Pembalakan Hutan. PT. Nuansa. Asdak. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Cetakan keempat (revisi). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. [BPDAS Citarum-Ciliwung]. Balai Penelitian Daerah Aliran Sungai CitarumCiliwung. 2007. Laporan Monitoring dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai Ciliwung untuk Pengendalian Banjir Tahun 2007. [Tidak dipubilkasikan] Broadmeadow M, Matthews R. 2003. Forest, Carbon and Climate Change : the UK Contribution. Forestry Commission. June 2003. [Dephut]. Departemen Kehutanan. 1999. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Departemen Kehutanan, Jakarta. Dwidjoseputro. 1991. Ekologi Manusia dengan Lingkungannya. Penerbit Erlangga. Jakarta. [Dir. Pengairan dan Irigasi]. Direktorat Pengairan dan Irigasi. 2006. BUKU 2. Identifikasi Pengelolaan SDA di Pulau Jawa. Fakhrudin M. 2003. Kajian Respon Hidrologi Akibat Perubahan Penggunaan Lahan DAS Ciliwung dengan Model Sedimot II. [Tesis]. Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Forner C. 2006. An Introduction To The Impacts Of Climate Change And Vulnerability Of Forests. Background Document For The South East Asian Kick-Off Meeting Of The Project Tropical Forests And Climate Change Adaptation (“Trofcca”). Bogor, 29 – 30 Mei 2006. Fussel MH. 2007. Vulnerability: A Generally Applicable Conceptual Framework for Climate Change Research. Global Environment Change 17 : 155-167. Handadhari T. 2009. Kepedulian yang Terganjal: Menguak Belantara Permasalahan Kehutanan Di Indonesia. PT. Elek Media Komputindo. [IPCC]. Intergovernmental Panel on Climate Change. 2001. Climate change 2001. Impacts, adaptation and vulnerability. Contribution of Working Group II to the Third Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. Cambridge, UK, and New York, Cambridge University Press.
70
[IPCC]. Intergovernmental Panel on Climate Change. 2007. Climate change 2007. Synthesis report. Contribution of Working Groups I, II and III to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta Kaimuddin. 2000. Kajian Dampak Perubahan Iklim dan Tata Guna Lahan Terhadap Keseimbangan Air Wilayah Sulawesi Selatan (Studi Kasus DAS Walanae Hulu dan DAS Sandang). [Tesis]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Karyana A. 2007. Analisis Posisi dan Peran Lembaga serta Pengembangan Kelembagaan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. [Disertasi]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Kasperson RE et al. 2005. Vulnerable Peoples and Places. Di dalam Millennium Ecosystem Assessment. Ecosystem and Human Well-Being: Current State and Trends. Hal: 143-164 http://www.millenniumassessment.org/ documents/document.275.aspx.pdf. [15 Juli 2008] [KNLH]. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 1998. Vulnerability and Adaptaion Assessments of Climate Change in Indonesia. [KNLH]. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2007. Laporan Status Lingkungan Hidup di Indonesia. Disampaikan pada Hari Lingkungan Hidup Indonesia tentang Iklim Berubah Waspadalah terhadap Bencana Lingkungan. 5 Juni 2007. Lasco RD, Pulhin FB, Cruz RVO, Pulhin JM, Roy SSN. 2009. Vulnerability of Forest Ecosystems and Other Land Cover Types to Climate Change in The Philippines. http://gis.esri.com/library/userconf/proc07/papers/papers/ pap1835. pdf [09 Feb 2009] Lee J, Son WLY, Cho Y, Hong H, Lee M. 2009. Vulnerability Assessment of Korean Forest to Climate Change using CEVSA Model with ArcGis. http://proceedings.esri.com/library/userconf/proc07/papers/papers/pap_1835 .pdf [22 Feb 2009] Locatelli B, Kanninen M, Brockhaus M, Colfer CJP, Mudiyarso D, Santoso H. 2008. Facing An Uncertain Future: How Forest And People Can Adapt To Climate Change. Forest Perspective No.5. Cifor Bogor. Lourdes VR, Irma TV. 1997. Assessment of The Vulnerability of Forest Ecosystems to Climate Change in Mexico. Climate research. Vol.9:87-93 Lisnawati Y. 2006. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Dan Pengaruhnya Terhadap Debit Sungai Dan Daya Dukung Lahan Di Kawasan Puncak Kabupaten Bogor. [Tesis]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
71
Marten GG. 2001. Human Ecology : Basic Concept for Sustainable Development. Eartscan Publication. Ltd. Marwa J, Purnomo H, Nurrochmat DR. 2010. Managing the Last Frontier of Indonesian Forest in Papua. Fakultas Kehutanan.IPB.Bogor. Mendoza GA, Macoun P, Prabhu R, Sukadri D, Purnomo H, Hartanto H. 1999. Guidelines for Applying Multi_Criteria Analysis to the Assessment of Criteria and Indicators. Cifor. Bogor Meiviana A, Sulistiowati DR, Soejachmoen MH. 2004. Bumi Makin Panas: Ancaman Perubahan Iklim Di Indonesia. Yayasan Pelangi. Jakarta. Murdiyarso D. 2003. Sepuluh Tahun Perjalanan Negosiasi Konvensi Perubahan Iklim. PT.Kompas Media Nusantara.Jakarta. Nugroho SP. 2002. Evaluasi dan Analisis Curah Hujan sebagai Faktor Penyebab Bencana Banjir Jakarta. Jurnal Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca 3 (2): 91-97 Olmos S. 2001. Vulnerability And Adaptation To Climate Change : Concepts, Issues, Assessment Methods. http://www.cckn.net/pdf/va_foundation_final. pdf. [14 juli 2008] O’Brien K et al. 2004. Mapping Vulnerability to Multiple Stressor : Climate Change and Globalization in India. http:// geography.rutgers.edu/people/ faculty/leichenko/publications/obrienetal.pdf. [14 Juli 2008]. Paimin, Sukresno, Purwanto. 2006. Sidik Cepat Degradasi Sub Daerah Aliran Sungai (Sub Das). Gintings, A.N, Editor: P3HKA. Departemen Kehutanan. Pawitan H. 1989. Karakterisasi Hidrologi dan Daur Limpasan Permukaan DAerah Aliran Sungai Ciliwung. Laporan akhir proyek. IPB. Bogor Pawitan H. 1999. Penilaian Kerentanan dan Daya Adaptasi Sumber Daya Air terhadap Perubahan Iklim.Makalah Lokakarya Nasional-Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. Jakarta, Februari 1999. Pawitan H, Hendero, Fakhrudin. 2000. Karakteristik Curah Hujan Deras Wilayah Ciliwung Hulu. Makalah Hasil Penelitian Limnologi-LIPI. Pawitan H. 2002. Hidrologi DAS Ciliwung dan Andilnya terhadap Banjir di Jakarta. Makalah disajikan dalam Lokakarya Pendekatan DAS dalam Menanggulangi Banjir Jakarta. Diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian IPB bekerjasama dengan Andersen Consult. Jakarta, 8 Mei 2002. Pawitan H. 2006. Kajian Dampak Perambahan Hutan Taman Nasional Lore Lindu Terhadap Fungsi Hidrologi dan Beban Erosi: Laporan Akhir Penelitian
72
Hibah Bersaing (XIII) Tahun Anggaran 2005-2006. Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat. Iinstitut Pertanian Bogor. Puntodewa A, Sonya D, J Tarigan. 2003. SIG untuk pengelolaan Sumber Daya Alam. CIFOR. Bogor. Raden B, Nababan A. 2001. Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Adat: Antara Konsep dan Realitas. Disampaikan dalam Kongres Kehutanan III, 2528 Oktober 2001. Robledo C, Forner C. 2005. Adaptation of Forest Ecosystem and The Forest Sector to Climate Change. Forest and Climate Change Working Paper 2. FAO USA Swiss Agency for Development and Cooperation. Rome. Rozari MB, Koesoebiono, Sinukaban N, Mudiyarso D, Makarim K. 1991. SocioEconomic Impacts of Climate Change. Agromet Jurnal Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia 1 (VII).1991. Rozari MB, Hidayati R, Effendi MM. 1992. Perubahan Iklim Di Indonesia. Agromet Jurnal Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia 1 (VIII).1992. Saaty. TL. 1993. Pengambilan keputusan – Bagi para pemimpin: Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Liana S, Penerjemah; Kirti P, Editor; PT. Gramedia. Terjemahan dari: Decision Makeing for Leaders: The Analytical Hierarchy Process for Decisions in Complex World. Sobirin. 2008. Kondisi Air di Negara Kita. http://sobirin-xyz.blogspot.com/2008/ 03/ kondisi-air-di-negara-kita.html [13 Agustus 2009] Singgih I. 2000. Kajian Hidrologi Daerah Aliran Sungai Ciliwung Menggunakan Model HEC-1. [Tesis]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Susetyo B, Mudiyarso D, Hidayati R. 1994. Model Simulasi Proses-proses Hidrologi Berdasarkan Perubahan Iklim dan Tata Guna Lahan (Studi Kasus Sub DAS Cikapundung, DAS Citarum). Buletin Agrometeorologi I (1994), 34-45. Tobing RDAL. 2007. Pemetaan Indeks Kekeringan Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Metode Palmer. [Skripsi]. sarjana. Institut Pertanian Bogor. Thow A, Mark DB. 2008. Climate Change and Human Vulnerability: Mapping Emerging Trends and Risk Hotspots for Humanitarian Actors. Volume 2Technical Annex and Additional Maps. Edition 2. https://www.care.dk/files/ClimateChangeandhumanvulnerabilitytechnicalan nex.pdf [7 Maret 2009]
73
Tim IPB. 1987. Konsepsi Pengembangan Hutan Kota. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. [ tidak dipublikasikan] Tim IPB. 2006. Menuju Sistem Pembayaran Bagi Jasa-Jasa Perbaikan Lingkungan dalam Kaitannya dengan Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air di DAS Citarum. Laporan Akhir Model Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lahan pada Kerjasama Ekonomi Internasional untuk Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Wilayah.[tidak dipublikasikan]. Waggoner et al. 1990. Climate Change and U.S. Water Resources. Waggoner P.E, Editor; John Willey & Sons Inc. Canada Wibowo, A. 2004. Sistem Informasi Geografi untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam. Disampaikan pada Pelatihan Dosen Tentang Teknologi Informasi untuk Manajemen Sumber Daya Alam. Bogor, 9-12 Agustus 2004. Yusuf, Fransisco. 2009 Climate Change Vulnerability in Southest Asia : Climate Matters in Southeast Asia. www.epsea.org. [03 Feb 2009] Yusmandhany. 2004. Kemampuan Potensial Tanah Menahan Air Hujan dan Aliran Permukaan Berdasarkan Tipe Penggunaan Lahan di Daerah Bogor bagian tengah. Buletin Teknik Pertanian 9 (1). 2004.
LAMPIRAN
75
Lampiran 1 Daftar istilah a. A/R CDM : Salah satu mekanisme dalam Protokol Kyoto yang membantu negara industri untuk memenuhi target penurunan emisi melalui kegiatan aforestasi dan reforestasi. b.
Adaptive capacity : Kemampuan adaptasi yaitu kemampuan sistem untuk menyesuaikan atau merespon dampak perubahan iklim atau perubahan ekosistem.
c.
Adaptation
: Adaptasi yaitu usaha manusia untuk mempersiapkan atau menyesuaikan terhadap dampak perubahan dan variabilitas iklim. Adaptasi tergolongkan menjadi dua, yaitu adaptasi otomatis dan adaptasi terencana.
d.
CCCM
: Canadian Climate Centre Model, salah satu jenis model model GCMs
e.
Exposure
: Pembukaan atau singkapan yaitu derajat besarnya atau taraf ekosistem tersebut disingkap atau dibuka atas terjadinya perubahan iklim.
f.
ERK
: Efek rumah kaca, yaitu efek yang ditimbulkan GRKy ketika GRK menahan radiasi balik matahari yang dipancarkan bumi dalam bentuk panas sehingga memanaskan atmosfer bumi.
g.
GRK
: Gas rumah kaca, yaitu gas yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang berfungsi untuk menyerap radiasi matahari sehingga menghangatkan bumi.
h.
GCMs
: Global Circulation Models, atau model sirkulasi umum, yaitu suatu model yang memprediksikan adanya perubahan iklim dengan skenario “2 x CO2.
i.
IPA
: Indeks penggunaan air, yaitu rasio antara permintaan air dengan ketersediaan air.
j.
Mitigation
: Mitigasi yaitu usaha manusia untuk mengurangi sumber atau mendukung pengurangan gas rumah kaca / green house gases (GHGs).
k.
Penghijauan
: Kegiatan penanaman di luar kawasan hutan negara
76
l.
Pemanasan global : Meningkatnya suhu rata-rata atmosfer bumi dari tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim
m. Perubahan iklim
: Suatu perubahan rata-rata jangka panjang yang ditentukan dari nilai tengah parameter cuaca dalam mengukur kondisi iklim atau variabilitasnya.
n.
Potential impact
: Dampak
potensial
yaitu
potensi
dampak
yang
ditimbulkan adanya perubahan iklim, dan merupakan fungsi dari exposure dan sensitivity. o.
Reboisasi
: Kegiatan penanaman di kawasan hutan negara
p.
Rehabilitasi
: Pemulihan kembali sehingga hutan atau lahan dapat berfungsi seperti semula.
q.
Senstitivity
: Kepekaan sistem yaitu tingkat dimana suatu sistem akan merespon atau terpengaruhi adanya perubahan ekosistem/lingkungan.
r.
SFM
: Sustainable Forest Management, pengelolaan hutan lestari, yaitu pengurusan dan penggunaan hutan dan lahan melalu cara dan pada tingkat yang dapat mempertahankan
keanekaragaman
hayatinya,
produktivitasnya, kapasitas regenerasi, kemampuan mempertahankan
hidupnya,
dan
potensi
untuk
memenuhinya, pada saat ini dan di masa yang akan datang, fungsi-fungsi ekologi yang sesuai, ekonomis, dan sosial, pada tingkat lokal, nasional, dan global, dan yang tidak menyebabkan kerusakan pada ekosistem lainnya. s.
Vulnerability
: Kerentanan yaitu taraf atau tingkat dimana suatu sistem terserang atau tidak dapat menyesuaikan atau mengatasi dampak dari perubahan ekosistem. Ini merupakan fungsi positif dari dampak potensial (exposure dan sensitivity) dan fungsi negatif dari adaptive capacity.
77
Lampiran 2 Peta topografi DAS Ciliwung
78
Lampiran 3 Peta jenis tanah DAS Ciliwung
79
Lampiran 4 Peta curah hujan DAS Ciliwung
80
Lampiran 5 Peta penggunaan lahan DAS Ciliwung Tahun 1996
81
Lampiran 6 Peta penggunaan lahan DAS Ciliwung Tahun 2007
82
Lampiran 7 Peta lahan kritis DAS Ciliwung
83
Lampiran 8 Peta kepadatan penduduk
84
Lampiran 9 Kriteria dan indikator kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di DAS Ciliwung Indikator
Besaran
Kategori Nilai
Skor
Teknik Perolehan Data
A Singkapan Perubahan kondisi hidrologis akibat perubahan iklim (Alam_E)
Terjadinya perubahan nilai IPA (Indeks Penggunaan Air)
<0.3 0.3 – 0.5 0.5 – 0.8 0.8 – 1.0 >1.0
Rendah Agak rendah Sedang Agak tinggi Tinggi
1 2 3 4 5
IPA = kebutuhan air (m3)/ penggunaan air (m3)
KNLH (1998)
B Kepekaan 1 Permintaan air semkain tinggi (SDM_S)
Kepadatan Penduduk (KP)
< Rata DAS = Rata DAS > Rata DAS
Rendah Sedang Tinggi
1 3 5
KP = Jumlah penduduk / luas wilayah
Data BPS
Infrastruktur / sarana penyediaan air yang belum memadai. (Fisik_S)
Persentase RT yang tidak memakai fasilitas PAM (PAM) (%)
0-20% 20-40% 40-60% 60-80% 80-100%
Rendah Agak rendah Sedang Agak tinggi Tinggi
5 4 3 2 1
PAM= ( RT yang tidak memakai fasilitas PAM/ Jumlah RT ) * 100
Data BPS
3 Ketergantung an pada lahan sangat tinggi (Ekon_S)
masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian (KL) (%)
0-12.5% 12.5 – 25% 25 – 37.5% 37.5 – 50% >50%
Rendah Agak rendah Sedang Agak tinggi Tinggi
1 2 3 4 5
KL = Jumlah penduduk bekerja pada sektor pertanian / jumlah penduduk yang bekerja) *100
Data BPS
<50% 50-75% >75%
Rendah Sedang Tinggi
1 3 5
TP = ((rata lama sekolah – 0 ) / (12-0))*100
Data BPS
< 50% 50-75% >75%
Rendah Sedang Tinggi
1 3 5
LR= (penduduk >10th yang mampu baca tulis /jumlah penduduk >10th ) * 100
Data BPS
< 60% 60 – 70% 70 – 80% 80 – 90% > 90%
Rendah Agak rendah Sedang Agak tinggi Tinggi
1 2 3 4 5
TK= ((jumlah RT Ks-2 + jumlah RT ks3) / jumlah RT) * 100
Data BPS
Kriteria
2
C Kemampuan adaptasi 1 Kualitas a Indeks masyarakat pendidikan yang tinggi (TP)(%) (SDM_AC) b Melek Huruf (MH) (%)
c Tingkat kesejahteraa n (TK) (%)
Ket
85
Lampiran 9 Lanjutan Kategori Nilai
Skor
< 17% 17-28% 28-39% 39-50% >50%
Rendah Agak rendah Sedang Agak tinggi Tinggi
1 2 3 4 5
PK = ((JR tinggi*0,5) + (JR sedang*0,33) + (JR rendah*0,17)) / 60 *100
Indeks PDRB perkapita (IPDRB)(%)
0 – 20% 20 – 40% 40 – 60% 60 – 80% 80 – 100%
Rendah Agak rendah Sedang Agak tinggi Tinggi
1 2 3 4 5
IPDRB=(LOG (PDRB kapita/9.000)LOG(100)) / (LOG(40000) LOG(100)) * 100
a Konflik (KO)(%)
< 17% 17-28% 28-39% 39-50% >50%
Rendah Agak rendah Sedang Agak tinggi Tinggi
5 4 3 2 1
KO = ((JR ada dan tidak teratasi*0,5) + (JR ada dan teratasi*0,33) + (JR tidak teratasi*0,17)) / 60 *100
Survey/FGD
b Dukungan pemerintah kepada masyarakat (DP)
< 17% 17-28% 28-39% 39-50% >50%
Rendah Agak rendah Sedang Agak tinggi Tinggi
1 2 3 4 5
KO = ((JR tinggi*0,5) + (JR sedang*0,33) + (JR rendah*0,17)) / 60 *100
Survey/FGD
Persentase luas lahan resapan
< 20% 20 – 30% 30 - 40% 40 - 50% > 50%
Rendah Agak rendah Sedang Agak tinggi Tinggi
1 2 3 4 5
PL = (Luas lahan selaian areal terbangun dan areal terbuka/ Luas SUB DAS) * 100
Peta penggunaan lahan dari BPDAS Ciliwung
Kriteria
Indikator d Perilaku konservasi (PK)(%)
2
Terjaminnya pendapatan daerah (Ekon_AC)
3 Harmonisnya hubungan antara masyarakat dan pemerintahan (Sosial_AC)
4
Adanya lahan resapan yang berkualitas baik (Alam_AC)
Sumber : Hasil analisis
Besaran
Teknik Perolehan Data
Ket Survey/FGD JR = jumlah responden 0.5 Æ nilai untuk jawaban tinggi 0.33 Æ nilai untuk jawaban sedang 0.17 Æ nilai untuk jawaban rendah Data BPS 9.000 = nilai tukar rupiah ke dolar
86
Lampiran 10 Daftar pertanyaan AHP
PROSES AHP DALAM MENILAI KERENTANAN MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN ADAPTASI BERBASIS EKOSISTEM HUTAN DI DAERAH DAS CILIWUNG
No. Urut Responden
:
...........................................................
Nama Responden
:
...........................................................
Alamat (desa/kec)
:
...........................................................
:
...........................................................
:
...........................................................
Hari/Tanggal Wawancara
MAYOR ILMU PENGELOLAAN HUTAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
87
Pengisian dilakukan dengan cara: - Membandingkan setiap kriteria satu sama lain secara berpasangan - Dari dua kriteria yang dibandingkan tentukan mana yang lebih penting, kemudian tentukan seberapa besar tingkat kepentingannya dibandingkan memberikan bobot penilaian dari skala terendah sama tertinggi (1-9) - Jika kriteria yang disebelah kiri lebih penting daripada yang disebelah kanan maka pilih nilai dari 1 sampai 9 yang disebelah kiri sedangkan jika aspek yang disebelah kanan lebih penting maka pilih angka 1 sampai 9 yang di sebelah kanan.
Arti dari setiap bobot yang diberikan adalah: 1 3
Bobot
Artinya Sama pentingnya Sedikit lebih penting
5 7 9 2,4,6,8
Agak lebih penting Jauh lebih penting Mutlak lebih penting Nilai antara angka di atas
Keterangan Elemen satu lebih dipilih dari elemen lainnya Yang satu dipilih dari yang lainnya Yang satu lebih dipilih dan dominasi nyata Satu elemen lebih dipilih secara tegas Jika diperlukan kompromi
1. Ada tiga unsur yang perlu dipertimbangkan dalam menilai kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di DAS Ciliwung, yaitu : a. Exposure/singkapan (E); yaitu derajat besarnya ekosistem tersingkap atas terjadinya perubahan iklim. b. Sensitivity/kepekaan masyarakat (S); yaitu tingkat dimana masyarakat akan terkena dampak/peka dengan perubahan ekosistem (ketersediaan air). c. Adaptive capacity/kemampuan adaptasi (AC); yaitu kemampuan masyarakat untuk menyesuaikan dengan perubahan ekosistem (ketersediaan air). Menurut Bapak/ibu, bagaimana urutan kepentingan relatif dari setiap aspek (perbandingkan dilakukan secara berpasangan) E
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
S
E
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
AC
S
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
AC
88
2. Dalam unsur sensitivity/kepekaan masyarakat, tedapat beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu : a. Jumlah masyarakat yang membutuhkan air semakin tinggi (SDM_S); diindikasikan dengan kepadatan penduduk (KP) di daerah tersebut. b. Infrastruktur/sarana penyediaan air yang belum memadai (Fisik_S); ditandai dengan jumlah masyarakat yang belum menggunakan fasilitas PAM/ledeng. c. Berkurangnya pendapatan perkapita dalam sektor pertanian (Ekon_S); ditandai dengan persentase masyarakat yang tergantung atau sumber pendapatan berasal dari sektor pertanian (KL). Menurut Bapak/ibu, bagaimana urutan kepentingan relatif dari setiap aspek (perbandingkan dilakukan secara berpasangan) SDM_S 9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9 Fisik_S
SDM_S 9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9 Ekon_S
Fisik_S 9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9 Ekon_S
3. Dalam unsur adaptive capacity/kemampuan adaptasi, ada beberapa kriteria yang harus dipertimbangan, yaitu: a. Kualitas masyarakat yang tinggi (SDM_AC); b. Harmonisnya hubungan antar masyarakat, serta masyarakat dengan pemerintah (sosial_AC). c. Terjaminnya pendapatan daerah perkapita (ekon_AC); ditandai dengan PDRB perkapita. d. Penggunaan lahan yang baik (alam_AC); ditandai dengan persentase tutupan hutan. Menurut Bapak/ibu, bagaimana urutan kepentingan relatif dari setiap aspek (perbandingkan dilakukan secara berpasangan) SDM_AC
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
Sosial_AC
SDM_AC
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
Ekon_AC
SDM_AC
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
Alam_AC
Sosial_AC 9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
Ekon_AC
89
Sosial_AC Ekon_AC
9 8 7 6 5 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2
1 1
2 3 4 5 6 7 8 9 Alam_AC 2 3 4 5 6 7 8 9
Alam-AC
4. Dalam kriteria kualitas masyarakat yang tinggi, ada beberapa indikator yang perlu dipertimbangkan, yaitu: a. Tingkat pendidikan (TP) b. Melek huruf (MH) c. Tingkat kemiskinan (TK) d. Perilaku konservasi (PK) Æ kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Menurut Bapak/ibu, bagaimana urutan kepentingan relatif dari setiap aspek (perbandingkan dilakukan secara berpasangan) TP
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
MH
TP
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
TK
TP
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
PK
MH
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
TK
MH
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
PK
TK
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
PK
5. Dalam kriteria harmonisnya hubungan antar masyarakat serta pemerintah, ada beberapa indikator yang dipertimbangkan, yaitu: a. Tingkat konflik (KO) b. Dukungan pemerintah ke masyarakat (DP) Menurut Bapak/ibu, bagaimana urutan kepentingan relatif dari setiap aspek (perbandingkan dilakukan secara berpasangan) KO
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4 5 6 7 8 9
DP
6. Lain-lain (tuliskan jika ada saran/pendapat lain yang belum termuat dalam daftar pertanyaan ini!).
TERIMA KASIH ATAS WAKTU DAN BANTUAN YANG ANDA BERIKAN!
90
Lampiran 11 Daftar responden AHP No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Haji Munawar Subandi Haji Tutang Badrutaman Iwan Suwanto Badri Cheppy Jajat Sudrajat Murti H. Aisiah Sulaiman Syarif Hidayat Soemantri Mulyani H. Syahrudin Dudung Jaya Reni Lukman Surya Evi Agus Haji Usman Hasanuddin Munawir Mukhtardin Iya Mulia Martono Arif Istofani Ningsih
Organisasi Tokoh masyarakat Tokoh masyarakat Pemerintah Pemerintah Ketua Kelompok tani Kelompok tani Guru/akademisi Guru/akademisi Ulama/Ibu RT Swasta Pemerintah Pemerintah Tokoh masyarakat Tokoh masyarakat Kelompok petani Kelompok petani Guru/akademisi Guru/akademisi Buruh Ibu RT Tokoh masyarakat Tokoh masyarakat Pemerintah Pemerintah Guru/akademisi Guru/akademisi Wiraswata Karyawan Karyawan Ibu RT
Ket Hulu Hulu Hulu Hulu Hulu Hulu Hulu Hulu Hulu Hulu Tengah Tengah Tengah Tengah Tengah Tengah Tengah Tengah Tengah Tengah Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir Hilir
91
Lampiran 12 AHP hasil olahan expert choice
92
Lampiran 12 Lanjutan
Lampiran 13a. Nilai dan bobot singkapan Skor Hilir Tengah Hulu
Indeks
Bobot 3 3 3
0.218 0.218 0.218
Kelas
0.654 0.654 0.654
KET: KP = kepadatan penduduk KI = kualitas infrastruktur/masyarakat yang tidak pakai PAM KL = ketergantungan pada lahan/masyarakat bekerja sektor pertanian TP = tingkat pendidikan MH = melek huruf TK = tingkat kesejahteraan PK = perilaku konservasi IPDRB = indeks PDRB perkapita KO = tingkat konflik DP = dukungan pemerintah dalam masyarakat LH = persentase luas tutupan pohon/hutan AC = kemampuan adaptasi E = singkapan S = kepekaan
Sedang Sedang Sedang
Lampiran 13b. Nilai dan bobot kepekaan Bagian DAS
KP
KI
KL
Kepekaan
Skor
Bobot
skor
Bobot
Skor
Bobot
Indeks
5 1 1
0.209 0.209 0.209
1 4 1
0.074 0.074 0.074
1 1 5
0.128 0.128 0.128
1.25 0.63 0.83
Hilir Tengah Hulu
Kelas Sedang Agak Rendah Agak Rendah
Lampiran 13 Nilai dan bobot kerentanan
Perubahan ekosistem/ IPA
Lampiran 13c. Nilai dan bobot kemampuan adaptasi Bagian DAS
TP
MH
TK
PK
IPDRB
KO
DP
LH
AC
Skor
Bobot
skor
Bobot
Skor
Bobot
Skor
Bobot
skor
Bobot
Skor
Bobot
Skor
Bobot
skor
Bobot
Indeks
Hilir
5
0.014
5
0.016
4
0.018
2
0.022
4
0.058
4
0.048
2
0.077
1
0.119
0.96
Sedang
Kelas
Tengah Hulu
5 3
0.014 0.014
5 5
0.016 0.016
3 1
0.018 0.018
3 3
0.022 0.022
2 3
0.058 0.058
4 4
0.048 0.048
3 2
0.077 0.077
3 5
0.119 0.119
1.17 1.32
Sedang Agak Tinggi
Lampiran 13d. Nilai dan bobot kerentanan Bagian DAS
Singkapan
Kepekaan
Kemampuan Adaptasi
Kerentanan
Kelas
Indeks
Kelas
Indeks
kelas
Indeks
Kelas
Hilir Tengah
0.654 0.654
Sedang Sedang
1.25 0.63
Sedang Agak Rendah
0.96 1.17
Sedang Sedang
0.94 0.11
Sedang Agak Rendah
Hulu
0.654
Sedang
0.83
Agak Rendah
1.32
Agak Tinggi
0.16
Agak Rendah
93
Indeks