73
7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT
Pendahuluan Selama ini jalur pengiriman kontainer dari Indonesia ke luar negeri diarahkan ke Pelabuhan Singapura atau Port Klang dan Pelabuhan Tanjung Pelepas di Malaysia selaku pelabuhan penghubung atau pengumpul (hub port) dari Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Pelabuhan Belawan (Medan), Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) dan Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang). Padahal, bila pelabuhan pengumpul tersebut bisa di dalam negeri, maka biaya pengapalan akan bisa lebih murah. Salah satu syarat untuk menjadi pelabuhan penghubung (hub port) adalah perairan yang bisa dilewati oleh kapal besar di atas 60.000 ton yang bisa memuat ratusan peti kemas. Pihak pelabuhan pendeknya mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pengguna jasa pelabuhan, guna meningkatkan daya saing ekspor-impor dan efisiensi biaya transportasi sehingga dapat meningkatkan devisa negara di sektor transportasi maritim dan kepelabuhanan dan juga dapat mendorong sektor perdagangan dan industri nasional. Pembangunan suatu hub port dilakukan tidak hanya bisa melihat kepada letak geografis yang strategis dari suatu pelabuhan saja tetapi juga dilihat daya tampung barang baik itu di pelabuhan maupun di kapal. Saat ini Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia dan sebagai pintu gerbang utama ekspor impor dengan total volume angkutan barang 60 persen dari dan ke Indonesia. Letaknya yang strategis dan berfungsi sebagai penyangga kawasan hinterland bagian barat Pulau Jawa yang merupakan kawasan dengan aktifitas perdagangan dan industri sehingga berpeluang untuk dijadikan sebagai hub port. Selain itu juga didasarkan pada pertumbuhan kontainer dan arus kunjungan kapal yang terus meningkat dalam tiga tahun terakhir di Pelabuhan Tanjung Priok periode 2010-2013 maka tujuan untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port berskala internasional perlu diwujudkan. Pelabuhan Tanjung Priok dianggap sesuai sebagai hub port juga karena memiliki terminal yang telah didukung oleh infrastruktur dan fasilitas yang modern bila dibandingkan dengan pelabuhan-pelabuhan yang lain yang berada di Indonesia. Selain itu, Pelabuhan Tanjung Priok juga tengah melakukan pengembangannya dengan melakukan pembangunan Terminal Kalibaru yang merupakan perluasan dari Pelabuhan Tanjung Priok yang dibangun di atas tanah reklamasi seluas 432 ha. Perwujudan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port yang berskala internasional diharapkan bisa menyamai Pelabuhan Singapura, maka pihak Pelabuhan Tanjung Priok dalam hal ini adalah IPC perlu terus melakukan pembenahan-pembenahan antara lain terhadap sumber daya manusia yang profesional, manajemen yang handal, port performance indicators atau kegiatan bongkar muat yang profesional dan berkualitas, ketersediaaan infrastruktur dan suprastruktur yang lebih baik yang setaraf dengan international hub port , adanya
akses yang baik dari dan ke pelabuhan tanpa menimbulkan kemacetan dan kongesti. Serta tingkat keamanan yang tinggi di daerah kawasan pelabuhan. Perumusan strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port internasional merupakan proses perencanaan dalam jangka panjang. Perumusan strategi dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok melalui analisis SWOT. Analisis SWOT dalam rangka merumuskan strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi international hub port. Terdapat empat indikasi dalam metode ini yaitu indikasi internal terdiri dari kekuatan (potensi) dan indikasi kelemahan (masalah) serta indikasi eksternal terdiri dari peluang (kesempatan) dan indikasi ancaman (hambatan) yang dihadapi. Faktor internal dan eksternal diketahui berdasarkan data penelitian. Kemudian kedua faktor tersebut dibandingkan, sehingga dapat diambil suatu keputusan dalam penentuan strategi. Metode Penelitian Data yang diperoleh berupa hasil yang telah dibahas pada bab sebelumnya terkait analisis kondisi penghambat kinerja Pelabuhan Tanjung Priok, port performance indicators Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Singapura serta kondisi umum Pelabuhan Tanjung Priok. Batasan yang menjadi faktor internal adalah ruang lingkup yang sangat berkaitan dengan Pelabuhan Tanjung Priok secara langsung. Ruang lingkup tersebut berupa lokasi, jumlah kunjungan kapal dan kontainer, fasilitas yang dimiliki Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelindo II atau IPC itu sendiri. Sedangkan yang menjadi batasan dalam faktor eksternal adalah ruang lingkup di luar Pelabuhan Tanjung Priok yang secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok untuk menjadi hub port berskala internasional. Ruang lingkup tersebut berupa antara lain berupa pasar, pemerintah, pesaing dari pelabuhan asing, dan kondisi wilayah Pelabuhan Tanjung Priok. Perumusan strategi dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan kebijakan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port internasional. Analisis Data Analisis data yang dilakukan dalam analisis SWOT untuk mengevaluasi faktor eksternal dan internal dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Menurut Marimin 2004 tahapan dalam pembuatan analisis SWOT adalah : 1. Tahapan pengambilan data yaitu evaluasi faktor eksternal dan internal 2. Tahap analisis yaitu pembuatan matriks internal eksternal dan matriks SWOT 3. Tahap pengambilan keputusan Tahapan pengambilan data ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi Pelabuhan Tanjung Priok. Alat – alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis Pelabuhan Tanjung Priok adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi Pelabuhan
Tanjung Priok dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis. Gambar 7.1 menunjukkan berbagai kemungkinan posisi suatu perusahaan dan strategi yang sesuai, yakni : 1. Kuadran I, maka situasi ini sangat menguntungkan, perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. 2. Kuadran II, berarti perusahaan menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan internal. 3. Kuadaran III, menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai peluang yang sangat besar, tetapi dilain pihak perusahaan memiliki kelemahan internal. 4. Posisi pada kuadran IV, menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi situasi yang sangat tidak menguntungkan, dimana selain perusahaan menghadapi berbagai ancaman juga menghadapi kelemahan internal. Berbagai peluang Kuadran III
Kuadran I
Kelemahan internal
Kekuatan internal
Kuadran IV
Kuadran II Berbagai ancaman
Sumber : Marimin 2004
Gambar 7.1 Posisi perusahaan pada berbagai kondisi
Tabel 7.1 Diagram matrik SWOT dan kemungkinan strategi yang sesuai IFA/EFA OPPORTUNITIES (O)
TREATHS (T)
STRENGTHS (S) Strategi SO Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Digunakan jika perusahaan berada pada kuadaran I Strategi ST Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Digunakan jika perusahaan berada pada kuadran II
WEAKNESSES Strategi WO Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Digunakan jika perusahaan berada pada kuadran III Strategi WT Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman digunakan jika perusahaan berada pada kuadran IV.
Sumber : Marimin 2004
Langkah-langkah pembuatan matrik internal eksternal pada Tabel 6.1 adalah sebagai berikut : • Pada kolom 1 dilakukan penyusunan terhadap semua faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada IFA serta peluang dan ancaman pada EFA • Pembobotan pada kolom 2 antara 0 sampai 1, nilai 1,0 untuk faktor yang dianggap sangat penting dan 0,0, untuk faktor yang dianggap tidak penting • Pemberian nilai rating pada kolom 3. Rating adalah pengaruh yang diberikan faktor, nilai 1 untuk pengaruh yang sangat kecil dan nilai 4 untuk pengaruh yang sangat besar • Kolom 4 adalah hasil perkalian bobot dan rating • Menjumlahkan total skor yang didapatkan dari kolom 4 Nilai total menunjukkan reaksi organisasi atau perusahaan terhadap faktor internal dan eksternal. Nilai 1,00 sampai 1,99 menunjukkan posisi yang rendah, nilai 2,00 sampai 2,99 menunjukkan posisi rata-rata, sedangkan nilai 3,00 sampai 4,00 menunjukkan yang kuat (Rangkuti 2007). Hasil Faktor eksternal dan internal Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port internasional diperoleh dari hasil analisis data sebelumnya. Analisis internal perlu diketahui untuk memanfaatkan kekuatan yang dimiliki Pelabuhan Tanjung Priok serta mengatasi kelemahan-kelemahan yang terjadi. Kekuatan yang dimiliki pada Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port internasional adalah: 1. Jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Tanjung Priok terus meningkat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir periode tahun 2008-2012 (Gambar 6.2), hal ini dapat menjadi kekuatan sebab dengan adanya kunjungan kapal yang terus
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
meningkat dapat membuat Pelabuhan Tanjung Priok terhubung dengan banyak negara dan pelabuhan di seluruh dunia, dengan begitu Pelabuhan Tanjung Priok dapat dijadikan sebagai hub port international. Sebagai perbandingan adalah Pelabuhan Singapura yang terhubung dengan 600 pelabuhan diseluruh dunia dilebih dari 100 negara yang berhubungan dengan pelabuhan laut Singapura. Jumlah kontainer dalam dua belas tahun terakhir periode tahun 2000-2012 terus meningkat (Tabel 6.5) hal ini dapat menjadi kekuatan sebab masih dapat dilakukan peningkatan jumlah kontainer sehingga produktivitas Pelabuhan Tanjung Priok juga dapat meningkat dengan demikian penghasilan devisa negara terus dapat ditingkatkan. Lokasi Pelabuhan Tanjung Priok yang strategis yang berada langsung dengan jalur pelayaran internasional dan memiliki daerah hinterland yang luas dan berada di daerah ibukota negara, dapat menjadi salah satu kekuatan sebab letaknya yang berfungsi sebagai penyangga kawasan hinterland bagian barat pulau Jawa semuanya memberikan daya dorong yang kuat bagi terwujudnya hub port internasional. Merupakan pelabuhan terbesar di Indonesia dan sebagai pintu gerbang utama ekspor-impor dan merupakan simpul utama konektivitas ekonomi nasional dengan internasional. Hal ini dapat menjadi kelebihan bagi Pelabuhan Tanjung Priok karena volume perdagangan antar negara yang melalui pelabuhan ini dapat terus meningkat. Fasilitas yang dimiliki Pelabuhan Tanjung Priok lebih lebih lengkap dan modern berbasis teknologi informasi bila dibandingkan dengan pelabuhan lain yang berada di Indonesia. Salah satu yang menjadi kekuatan dasar bagi Pelabuhan Tanjung Priok untuk dapat menjadi hub port internasional karena salah satu ciri-ciri dari hub port internasional tersebut harus memiliki fasilitas pelabuhan bertaraf internasional. Pelabuhan Tanjung Priok sedang melakukan pengembangan wilayah dengan pembangunan Terminal Kalibaru atau New Priok Port. Hal ini dapat menjadi kekuatan karena dengan adanya pengembangan pelabuhan maka akan dapat meningkatkan daya tampung dan optimalisasi kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok guna menghindari kongesti serta kemacetan jalan yang berasal dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan Tanjung Priok memiliki anak perusahaan dan beberapa perusahaan afiliasi yang memiliki wilayah kerja di Pelabuhan Tanjung Priok yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan daya saing dengan pelabuhan asing lainnya, hal ini juga dapat menjadi kekuatan Pelabuhan Tanjung Priok untuk menjadi hub port internasional karena dengan demikian jumlah kontainer yang dapat dilayani dan ditampung terus meningkat dengan adanya anak perusahaan dan afiliasi tersebut. Semakin berkurangnya kapal yang melakukan transhipment di Pelabuhan negara asing dan meningkatnya kapal yang melakukan direct ke negara tujuan. Hal ini dapat menjadi suatu kekuatan bagi Pelabuhan Tanjung Priok untuk terus meningkatkan performa kinerjanya sehingga dapat mewujudkan hub port internasional.
Selain kekuatan yang dimiliki oleh Pelabuhan Tanjung Priok juga terdapat faktor internal yang menjadi kelemahan, yaitu : 1. Pada saat ini kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan yang dimiliki bervariatif dan dangkal dan sering terjadi sedimentasi. Ini menjadi suatu kelemahan karena kedalaman kolam dan alur pelayaran yang dangkal tidak dapat dilalui oleh kapal berukuran besar khususnya untuk kapal-kapal mother vessel sehingga peluang transhipment akan selalu ke pelabuhan negara asing. Sementara itu sedimentasi akan terus membutuhkan pengerukan dan itu membutuhkan biaya yang besar. 2. Panjang dermaga yang relatif pendek sehingga kapal yang bersandar dan melakukan aktifitas bongkar muat lebih sedikit, ini merupakan suatu kelemahan bagi terwujudnya Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port berskala internasional. 3. Minimnya jumlah peralatan bongkar muat yang memadai untuk kapal kontainer di tiap terminal peti kemas, membuat aktifitas bongkar muat tidak efisien dan efektif karena tidak bisa dilakukan dengan cepat. Jumlah perlatan tidak mencukupi bila dibandingkan dengan jumlah kontainer yang terus meningkat dari tahun ke tahun. 4. Keterbatasan wilayah daratan dan sarana jalan lalu lintas yang ada pada saat ini sehingga sering terjadi penumpukan kontainer dan kemacetan dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini menjadi kelemahan bila tidak segera diselesaikan pembangunan Pelabuhan New Priok Port. 5. Port performance indicator yang bersifat operasional pelayanan kapal yang masih belum efisien dan efektif bila dibandingkan dengan Pelabuhan Singapura. Bila hal ini terus terjadi maka dapat membuat berkurangnya kapal yang singgah di Pelabuhan Tanjung Priok. Pelayanan kapal yang cepat efektif dan efisien dalam melakukan aktifitas bongkar muat dapat mengurangi biaya pengeluran bagi perusahaan pelayaran. 6. Faktor SDM yang belum berorientasi kepada kepuasan pelanggan hal ini dapat menjadi kelemahan bagi pihak pengelola Pelabuhan Tanjung Priok dalam hal ini adalah IPC. Salah satu ciri-ciri hub port internasional itu adalah memiliki manajemen yang bertaraf internasional yang memiliki orientasi kepada kepuasan pelanggan dalam melakukan aktifitas di pelabuhan. 7. Butuh biaya besar dan waktu yang cukup lama untuk membangun suatu pelabuhan yang bersifat hub port internasional. Bila pemerintah dan IPC tidak dapat menyediakan dana untuk melakukan pengembangan New Priok Port maka Pelabuhan Tanjung Priok menjadi hub port berskala internasional sulit terwujud. Berikut ini merupakan matrik analisis faktor internal pengembanagn Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port internasional.
Tabel 7.2 Matrik IFAS pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port Internasional Faktor-Faktor Internal Kekuatan 1. Jumlah kunjungan kapal 2. Jumlah kontainer 3. Lokasi Pelabuhan Tanjung Priok yang strategis 4. Merupakan pelabuhan terbesar di Indonesia 5. Fasilitas yang dimiliki Pelabuhan Tanjung Priok lebih modern 6. Pelabuhan Tanjung Priok sedang melakukan pengembangan wilayah 7. Pelabuhan Tanjung Priok memiliki anak perusahaan dan beberapa perusahaan afiliasi 8. Semakin berkurangnya kapal yang melakukan transhipment
Bobot
Rating
Skor
0,04 0,04
3 3
0,12 0,12
0,06
4
0,24
0,04
3
0,12
0,06
4
0,24
0,06
4
0,24
0,06
4
0,24
0,06
4
0,24 1,56
Kelemahan 1. Kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan yang dimiliki bervariatif dan dangkal 2. Panjang dermaga yang relatif pendek 3. Minimnya jumlah peralatan bongkar muat 4. Keterbatasan wilayah daratan dan sarana jalan lalu lintas 5. Port performance indicator yang bersifat operasional pelayanan kapal yang masih belum efisien dan efektif bila dibandingkan dengan Pelabuhan Singapura 6. Faktor SDM 7. Biaya besar dan waktu yang cukup lama untuk pengembangan Pelabuhan JUMLAH
0,07 0,07
2 2
0,14 0,14
0,11
1
0,11
0,07
2
0,14
0,11 0,07
1 2
0,11 0,14
0,08
1
0,08 0,86 2,42
Tabel 7.2 menunjukkan faktor-faktor internal di Pelabuhan Tanjung Priok. Skor yang diperoleh pada faktor internal pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok berada di atas 2,00 . Nilai ini menunjukkan bahwa posisi internal cukup kuat atau situasi sangat mengutungkan. Kekuatan yang dimiliki oleh Pelabuhan Tanjung Priok lebih banyak bila dibandingkan kelemahan yang dimiliki. Hal ini sangat
mempengaruhi daya dorong untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi hub port internasional. Analisis eksternal dibutuhkan dalam menentukan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meraih strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok serta meminimalisir ancaman yang mungkin terjadi. Peluang yang dapat dimanfaatkan pada pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok ini adalah: 1. Memiliki pangsa pasar yang potensial. Sebagai negara dengan jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia dan dengan daya beli yang terus meningkat adalah pasar yang potensial. Untuk itu diperlukan suatu pelabuhan yang bersifat hub port internasional agar masyarakat dari semua daerah bisa mendistribusikan dengan mudah produk daerah dan hasil bumi yang mereka miliki sebagai sarana yang akan mengantarkan barang mereka untuk ekspor sebagai bentuk efisiensi freight di Indonesia. 2. Transportasi laut lebih unggul dibanding transportasi lain. Keunggulannya bisa mengangkat barang dengan volume besar, dibanding transportasi darat dan udara, dengan biaya yang lebih murah, selain itu juga pemakaian BBM murah dan bisa lintas pulau, negara dan benua. Peluang ini dapat terus ditingkatkan dengan pengiriman barang melalui angkutan laut dengan menggunakan peti kemas yang terus meningkat. 3. Pembangunan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok mendapat dukungan penuh dari pemerintah, hal ini menunjukkan adanya sinergi peran pemerintah yang sangat besar dalam pengembangan dan pengelolaan pelabuhan. Dukungan ini melalui Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2012 yang mengatur tentang penugasan PT Pelindo II (Persero) untuk membangun dan mengoperasikan Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok. 4. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terus membaik adalah potensi daya saing yang luar biasa. Hal ini dapat menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi hub port internasional. Ancaman yang dapat dialami oleh pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi hub port internasional yaitu: 1. Persaingan dengan pesaing dari pelabuhan lain di luar negeri. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi Pelabuhan Tanjung Priok karena pada saat ini Pelabuhan Singapura juga tengah melakukan penambahan terminal peti kemasnya dengan melakukan reklamasi lahan di Terminal Pasir Panjang. 2. Kepadatan penduduk dan aktivitas industri yang tinggi di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini merupakan suatu ancaman karena dapat menyebabkan tekanan bagi perairan di Pelabuhan Tanjung Priok sehingga dapat menimbulkan pencemaran yang menimbulkan sedimentasi. 3. Perkembangan teknologi yang terus maju namun tidak disertai dengan tingkat keahlian yang tinggi sehingga hal ini dapat menjadi suatu ancaman bagi pengembangan dan pengelolaan Pelabuhan Tanjung Priok. 4. Kelambatan pelayanan dan disertai dengan kongesti yang tinggi dapat menurunkan kunjungan kapal kontainer ke Pelabuhan Tanjung Priok. Tentunya hal ini sangat merugikan perekonomian Indonesia.
Tabel 7.3 Matrik EFAS pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port Internasional Faktor-Faktor Eksternal Peluang 1. Memiliki pangsa pasar yang potensial 2. Transportasi laut lebih unggul dibanding transportasi lain 3. Pembangunan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok mendapat dukungan penuh dari pemerintah 4. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terus membaik adalah potensi daya saing yang luar biasa
Ancaman 1. Persaingan dengan pesaing dari pelabuhan lain di luar negeri 2. Kepadatan penduduk dan aktivitas industri yang tinggi di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok 3. Perkembangan teknologi yang terus maju namun tidak disertai dengan tingkat keahlian yang tinggi 4. Kelambatan pelayanan dan disertai dengan kongesti yang tinggi Total skor faktor peluang-ancaman
Bobot
Rating
Skor
0,10
3
0,30
0,20
4
0,80
0,10
3
0,30
0,15
2
0,30
0,10
2
0,20
0,20
2
0,40
0,075
3
0,225
0,075
2
0,15 2,675
Matrik EFAS pada Tabel 7.3 yang merupakan analisis faktor eksternal di Pelabuhan Tanjung Priok menunjukkan bahwa peluang dan ancaman yang dimiliki pada pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi hub port internasional memiliki total skor sebesar 2,675 menunjukkan posisi rata-rata atau memiliki peluang sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk melakukan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi hub port internasional. Dari matrik IFAS dan EFAS juga dapat diketahui bahwa posisi internal dan eksternal Pelabuhan Tanjung Priok dalam posisi kuadran I (2,42; 2,675). Gambar 7.2 menunjukkan posisi Pelabuhan Tanjung Priok.
Berbagai peluang Kuadran III
Posisi Pelabuhan Tanjung Priok (2,42; 2,675)
Kelemahan internal
Kekuatan internal
Kuadran IV
Kuadran II Berbagai ancaman
Gambar 7.2 Posisi Pelabuhan Tanjung Priok Berdasasrkan matrik IFAS dan EFAS, dapat dibentuk kombinasi strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port internasional. Kombinasi tersebut dapat disajikan dalam suatu diagram matrik SWOT berikut ini.
Tabel 7.4 Matrik SWOT kombinasi formulasi strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port internasional Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Internal 1. Jumlah kunjungan kapal 2. Jumlah kontainer 3. Lokasi Pelabuhan Tanjung Priok yang strategis 4. Merupakan pelabuhan terbesar di Indonesia 5. Fasilitas yang dimiliki Pelabuhan Tanjung Priok lebih modern 6. Pelabuhan Tanjung Priok sedang melakukan pengembangan wilayah 7. Pelabuhan Tanjung Priok memiliki anak perusahaan dan beberapa perusahaan afiliasi 8. Semakin berkurangnya kapal yang melakukan transhipment
1. Kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan yang dimiliki bervariatif dan dangkal 2. Panjang dermaga yang relatif pendek 3. Minimnya jumlah peralatan bongkar muat 4. Keterbatasan wilayah daratan dan sarana jalan lalu lintas 5. Port performance indicator yang bersifat operasional pelayanan kapal yang masih belum efisien dan efektif bila dibandingkan dengan Pelabuhan Singapura 6. Faktor SDM 7. Biaya besar dan waktu yang cukup lama untuk pengembangan Pelabuhan
Eksternal
Peluang (O) 1. Memiliki pangsa pasar yang potensial 2. Transportasi laut lebih unggul dibanding transportasi lain 3. Pembangunan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok mendapat dukungan penuh dari pemerintah 4. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terus membaik adalah potensi daya saing yang luar biasa
SO
WO 1. Memperluas pangsa pasar dan jaringan distribusi 2. Optimalisasi kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok 3. Lebih meningkatkan infrastruktur dan suprastruktur agar dapat mewujudkan hub port internasional 4. Memelihara dan meningkatan kualitas serta mutu pelayanan 5. Meningkatkan kualitas SDM
1. Memperbesar Pelabuhan Tanjung Priok dengan pengembangan, penambahan jumlah peralatan dan melaksanakan perbaikan sarana fasilitas 2. Mengusahakan pengembangan dan pelatihan SDM 3. Meningkatkan efisiensi dan meningkatkan teknologi alat bongkar muat kontainer 4. Manfaatkan rancang bangun dalam negeri
Ancaman (T) 1. Persaingan dengan pesaing dari pelabuhan lain di luar negeri 2. Kepadatan penduduk dan aktivitas industri yang tinggi di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok 3. Perkembangan teknologi yang terus maju namun tidak disertai dengan tingkat keahlian yang tinggi 4. Kelambatan pelayanan dan disertai dengan kongesti yang tinggi
ST
WT 1. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar negeri 2. Melakukan program edukasi kepada masyarakat tentang peran pentingnya keberadaan Pelabuhan Tanjung Priok 3. Meningkatkan kualitas kinerja perusahaan yang lebih baik
1. Menetapkan strategi bisnis baru yang lebih efisien dan efektif 2. Lebih memperhatikan kualitas dan mutu pelayanan terhadap pengguna jasa pelabuhan 3. Menerapkan sistem pengendalian dan pengawasan yang ketat terhadap semua hal terutama pembangunan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok
Pembahasan
Analisis SWOT dilakukan untuk menyusun formulasi strategis dengan cara mengkombinasikan kekuatan dengan peluang (SO Strategi), kekuatan dengan ancaman (ST Strategi), kelemahan dengan peluang (WO Strategi), dan kelemahan dengan ancaman (WT Strategi). SWOT menghasilkan kombinasi dari empat strategi. Strategi SO menghasilkan sasaran strategi untuk (1) memperluas pangsa pasar dan jaringan distribusi, (2) optimalisasi kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok, (3) lebih meningkatkan infrastruktur dan suprastruktur agar dapat mewujudkan hub port internasional (4) memelihara dan meningkatan kualitas serta mutu pelayanan (5) meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih baik lagi. Faktor sumber daya manusia dalam melakukan pelayanan pelabuhan dari instansi pemerintahan yang terdiri dari kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan (administrator pelabuhan), bea cukai, imigrasi, karantina dan manajemen Pelabuhan Tanjung Priok perlu pembenahan, karena terlalu banyaknya birokrasi yang menyebabkan biaya tinggi. Adpel misalnya, sejumlah perusahaan pemakai jasa di Pelabuhan Tanjung Priok mengeluhkan pelayanan kantor Adpel yang terlalu lamban memproses dokumen perizinan kapal sehingga menimbulkan pungutan dalam proses penyandaran kapal di pelabuhan. Hal ini terjadi karena dalam memproses semua urusan administrasi surat-menyurat harus melalui Adpel. Akibatnya bila pelayanan Adpel kurang memuaskan atau lambat, maka berakibat pada stagnasi yang mengganggu operasional kapal (Gultom 2007). Pelayanan Bea Cukai sistem EDI (Electronic Data Interchange) sering mengalami keterlambatan sehingga menambah biaya operasional, belum lagi kinerja karantina yang harus meminta biaya tambahan untuk pemeriksaan yang seharusnya, sudah menjadi tugas dan fungsinya, di samping juga pengguna jasa sudah membayar pajak. Mengingat banyaknya pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kepelabuhanan yang mempunyai tanggung jawab kinerja sendiri-sendiri, sebaiknya disepakati bersama suatu tolok ukur kinerja. Adapun dimensi waktu dari masing-masing tolok ukur kinerja pelabuhan yang perlu disepakati tersebut bisa dalam bentuk setiap aktivitas setiap minggunya. Data dan informasi yang akurat melalui bantuan komputerisasi diperlukan kelancaran informasi komputer karena data yang tidak akurat. Tanpa adanya kejelasan siapa yang bertanggung jawab untuk melaksanakan fungsi pengendalian atas penerapan tolok ukur kinerja pelabuhan sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka sulit untuk dapat meningkatkan kinerja pelabuhan secara keseluruhan dari waktu ke waktu. Sebaiknya, pihak yang diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan pengendalian harus secara aktif melaksanakan pengawasan atas semua kegiatan operasional di lapangan. Strategi ST menghasilkan sasaran strategi berupa (1) meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar negeri, (2) melakukan program edukasi kepada masyarakat tentang peran pentingnya keberadaan Pelabuhan Tanjung Priok, agar masyarakat sekitar pelabuhan tidak melakukan buang sampah atau limbah industri dan rumah tangga ke perairan yang dapat menyebabkan perairan di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi tercemar
sehingga dapat menimbulkan sedimentasi dan dangkalnya kolam pelabuhan (3) meningkatkan kualitas kinerja perusahaan yang lebih baik. Strategi WT menghasilkan sasaran strategis berupa (1) memperbesar Pelabuhan Tanjung Priok dengan pengembangan, penambahan jumlah peralatan dan melaksanakan perbaikan sarana fasilitas. Kondisi infrastruktur Pelabuhan Tanjung Priok saat ini memerlukan pengelolaan untuk pengembangan wilayah perairan Pelabuhan Tanjung Priok. Pada tahun 2014 ini pihak Pelabuhan Tanjung Priok telah berhasil memperluas lebar kolam pelabuhan dari awalnya 100 meter menjadi 600 meter seiring pertambahan ukuran panjang kapal dari generasi V menjadi generasi VI yang memiliki rata-rata panjang 300 meter (Shipping line news 2014). Kolam pelabuhan dimaksud adalah antara sisi utara dermaga Pelabuhan Tanjung Priok hingga breakwater dulu hanya berjarak sekitar 200 meter, namun sejak ada keputusan manajemen untuk memindah breakwater itu ke arah utara (arah laut), kini kolam Pelabuhan Tanjung Priok menjadi sekitar 600 meter (Shipping line news 2014). Dengan pelebaran kolam itu maka kapal yang baru datang bisa memutar atau melakukan olah gerak kapal di tempat saat mau sandar dan ini tentu akan mendukung program zero waiting time di Priok. Permasalahan pendangkalan yang sering terjadi, pihak manajemen IPC selalu melakukan pengerukan sedimentasi di alur pelayaran dan kolam pelabuhan. IPC harus mengeruk sekitar satu juta meter kubik lumpur disepanjang alur pelayaran dan kolam-kolam Pelabuhan Tanjung Priok (Dirjen Perla 2012). (2) mengusahakan pengembangan dan pelatihan SDM (3) meningkatkan efisiensi dan meningkatkan teknologi alat bongkar muat kontainer (4) memanfaatkan rancang bangun dalam negeri, dengan turut menyertakan perusahaan dalam negeri dalam melakukan kegiatan pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok. Strategi WT menghasilkan sasaran strategis berupa (1) menetapkan strategi bisnis baru yang lebih efisien dan efektif (2) lebih memperhatikan kualitas dan mutu pelayanan terhadap pengguna jasa pelabuhan (3) menerapkan sistem pengendalian dan pengawasan yang ketat terhadap semua hal terutama pembangunan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok. Ciri-ciri tersebut di atas Pelabuhan Tanjung Priok juga ada memiliki ciri-ciri tersebut. Namun pada beberapa hal memang masih belum dimiliki seperti kedalaman air pelabuhan yang masih berkisar 12-14 meter, manajemen pelabuhan yang bertaraf internasional, pergudangan yang belum bertaraf internasional bahkan kontainer setelah bongkar muat cenderung diangkut langsung dengan truk yang membuat Pelabuhan Tanjung Priok menjadi macet. Hal ini diakibatkan lahan dan kapasitas muat yang tidak sesuai lagi dengan arus jumlah barang yang terus meningkat ke Pelabuhan Tanjung Priok. Namun demikian Pelabuhan Tanjung Priok tetap memiliki peluang dan kekuatan untuk terwujud menjadi suatu hub port international, dilihat dari potensi yang dimiliki oleh Pelabuhan Tanjung Priok, yang juga saat ini sedang melakukan pembangunan pengembangan penambahan lahan dan fasilitas di Pelabuhan Tanjung Priok.
Kesimpulan Dengan melihat ciri-ciri hub port yang dimiliki Pelabuhan Singapura serta hasil dari analisis SWOT pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menunjukkan kondisi yang kuat baik internal maupun eksternalnya. Ini menandakan bahwa Pelabuhan Tanjung Priok memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk dapat menjadi suatu hub port international, ditambah lagi dengan proyek pembangunan New Priok port selesai dilakukan maka kelak Pelabuhan Tanjung Priok dapat menjadi hub port international karena ciri-ciri hub port yang dimiliki oleh Pelabuhan Singapura juga dimiliki oleh Pelabuhan Tanjung Priok.