5.1
Visualisasi
5.1.1
Gajah Mada
Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada
24
25
Konsep dasar dari visualisasi Gajah dari visualisasi Gajah Mada adalah seorang yang keras, tegas, dan kuat. Kostum Gajah Mada dibuat berwarna hitam karena warna hitam melambangkan sifat kuat, superior dan idealis agar lebih mendukung pengkarakteran Gajah Mada. Gajah Mada adalah sosok yang ambisius ingin membuat seluruh Nusantara menjadi dibawah kekuasaan Majapahit. Karena ambisinya itu, ia hampir menghalalkan segala cara. Sehingga Gajah Mada menjadi tokoh protagonis sekaligus antagonis. Gajah Mada digambarkan sebagai sosok yang tinggi besar, dengan wajah yang keras dan serius. Dia adalah sosok yang tegas terhadap semua orang, termasuk dirinya sendiri. Berpendirian teguh dan tak tergoyahkan, sehingga menjadi keras kepala. Karena sikap keras kepalanya itu ia bahkan berani menentang Ibu Suri dan Raja sekalipun demi ambisinya mempersatukan Nusantara. Karena memulai karirnya sebagai pasukan khusus Bhayangkara, Ia memiliki kemampuan jauh diatas rata-rata untuk ukuran prajurit Majapahit. Namun kurang dapat berfikir jernih karena lebih didasari emosi, sehingga dalam perang lebih mengandalkan jumlah pasukan daripada taktik militer.
26
5.1.2 Mpu Prapanca
Gambar 5.2 Visualisasi Mpu Prapanca
Mpu Prapanca disini berperan sebagai narator yang menceritakan kisah Gajah Mada. Mpu Prapanca digambarkan sebagai sosok yang sudah berumur dan berpenampilan sederhana. Warna putih dipilih sebagai warna kostumnya agar menggambarkan sifat netral, karena sebagai pencerita sejarah, haruslah bersikap netral dan tidak memihak.
27
Mpu Prapanca adalah juru tulis istana, karyanya yang terkenal hingga saat ini adalah kitab Negarakertagama, yang menceritakan segala macam hal tentang Majapahit, mulai dari hukum, sosial, politik dan lain sebagainya. Prapanca adalah sahabat karib Gajah Mada. Prapanca adalah orang yang gemar berpetualang dimasa mudanya. Berbagai penjuru Nusantara telah didatanginya. Ambisi Gajah Mada untuk menguasai seluruh nusantara antara lain adalah berkat cerita Prapanca mengenai kebesaran Nusantara. Prapanca dimasa tuanya dijadikan juru tulis istana oleh Gajah Mada sekaligus penasehat pribadi Gajah Mada. Prapanca kerap kali menulis tentang keprihatinannya atas Majapahit, namun tulisan itu hanya ia simpan sendiri dan tak pernah dipublikasikannya. Prapanca digambarkan sebagai orang yang berpengetahuan luas, cerdas dan bijaksana. Meskipun telah menjadi juru tulis istana, namun Prapanca memilih hidup sederhana, karena ia telah melihat berbagai keprihatinan dibanyak tempat.
28
5.1.3
Hayam Wuruk
Gambar 5.3 Visualisasi Hayam Wuruk
Hayam Wuruk digambarkan sebagai seorang raja muda yang bijaksana dalam menjalankan pemerintahan. Pada masa kekuasaannya, Majapahit mengalami puncak kejayaannya Oleh karena itulah kostumnya dominan warna merah karena merah melambangkan kepemimpinan. Warna merah yang digunakan adalah perpaduan antara merah dan kuning sehingga menghasilkan oranye dengan merah lebih dominan. Peran
29
warna kuning disini untuk melambangkan kemegahan. Warna merah mendekati oranye ini digunakan sebagai ‘warna corporate’ Majapahit, sehingga melambangkan Majapahit sebagai kerajaan yang megah pemimpin Nusantara. Hayam Wuruk digambarkan sebagai raja yang tampan, cerdas, adil, bijaksana dan tegas dalam setiap keputusannya. Ia sangat patuh terhadap kedua ibu suri. Meskipun Hayam Wuruk adalah seorang raja, namun ia sungkan untuk membantah keputusan Gajah Mada, karena Gajah Mada dianggap sebagai gurunya sendiri. Sehingga segala kebijakannya dalam mengatur negara tidak terlepas dari peran Gajah Mada. Hayam Wuruk berkat didikan Gajah Mada juga memiliki latar belakang militer yang kuat, sehingga iapun suatu saat dapat menjadi panglima perang yang handal. Setelah gagal menikah dengan Dyah Pitaloka, Hayam Wuruk menikah dengan sepupunya yakni Paduka Sori, puteri dari Ibu Suri Rajadewi Maharajasa, bibinya.
30
5.1.4 Dyah Pitaloka Citraresmi
Gambar 5.4 Visualisasi Dyah Pitaloka
Puteri Dyah Pitaloka Citrasemi adalah puteri dari kerajaan Sunda Galuh. Ia dipinang olehPrabu Hayam Wuruk untuk dijadikan permaisuri Majapahit. Dyah Pitaloka menerima dengan syarat bahwa ialah yang akan menjadi pewaris tahta kerajaan Sunda Galuh.
31
Dyah Pitaloka digambarkan sebagai gadis cantik yang cerdas, meskipun sangat pendiam, namun sedikit berambisi menjadi ratu. Dyah pitaloka juga digambarkan sebagai puteri yang dekat dengan rakyatnya. Ia sering menyelinap keluar istana untuk melihat keadaan rakyatnya dari dekat. Karena keprihatinannya terhadap kondisi rakyatnyalah maka ia bercita-cita menjadi ratu kelak. Dyah Pitaloka adalah gadis yang mandiri, namun sikap pendiamnya membuatnya sulit mengutarakan pendapatnya dan mengakibatkan ia lebih sering dipengaruhi orangorang disekitarnya, sedangkan ia lebih sering pasrah terhadap keadaan itu. Warna hijau sebagai warna dominan kostumnya adalah untuk melambangkan ‘kepahitan’ karena kisah hidupnya yang berakhir tragis.
5.1.5
Bendera Majapahit
Gambar 5.5 Visualisasi Bendera Majapahit
Karena bendera Majapahit yang sebenarnya belum bisa ditemukan oleh pihak Direktorat Purbakala, maka disini penulis berimajinasi sendiri dalam mendesain bendera
32
Majapahit. Ditengah-tengah bendera terdapat Surya Majapahit yang dimana diklaim oleh pihak Direktorat Purbakala sebagai lambang Kerajaan Majapahit, sehingga merupakan hal yang wajar jika terdapat lambang Kerajaan Majapahit pada benderanya. Sedangkan disekelilingnya terdapat ornamen yang menyerupai api yang membakar, hal ini untuk melambangkan energi yang membara dalam upaya menaklukkan Nusantara. Warna ‘corporate’ dari Majapahit sendiri adalah oranye yang memiliki filosofi seperti yang telah dituliskan pada penjelasan karakter Hayam Wuruk diatas, selain dimana oranye itu memiliki pemaknaan ‘energi’ dan ‘arogan’.
5.2
Snapshoot trailer “Hamukti Palapa”
Gambar 5.6 Snapshoot Trailer “Hamukti Palapa”
33
Gambar 5.7 Snapshot trailer “Hamukti Palapa”