50 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK QUANTUM READING PADA SISWA KELAS I SDN 3 DASAN TERENG TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Oleh Nuraini Kepala SDN 3 Dasan Tereng Lombok Barat Abstrak; Dalam uapaya meningkatkan kemampuan membaca kelas 1, berbagai upaya dilakukan oleh guru. Akan tetapi belum bisa membuahkan hasil sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki pembelajaran yang dilakukan guna meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas 1 dengan menggunakan teknik quantum reading. Peneliti mengggunakan teknik ini karena mempunyai kelebihan dimulai dari siswa mengetahui tujuan dari membaca, perhatian siswa terpusat, , siswa telatih membaca cepat, menghilangkan rasa jenuh atau bosan untuk membaca dan selanjutnya siswa trampil menghitung berapa kecepatan membacanya pada satuan waktu yang ditentukan. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan terakhir tahap refleksi. Pada siklus 1 diperoleh hasil bertambahnya jumlah siswa yang kemampuan membacanya meningkat jika dibandingkan dengan data awal. Pada siklus 2 jumlah siswa yuang meningkat kemampuan membaca cepatnya mencapai 95,7 % atau 42 orang. Ini menunjukkan bahwa teknik quantum reading dapat memningkatkan kemampuan membaca cepat siswa. Kata Kunci :
Motivasi, Membaca dan Quantum Reading
PENDAHULUAN Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah Peraturan Pemerintah antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam dokumen ini dibahas standar isi yang diantaranya mencakup kerangka dasar dan struktur kurikulum yamg merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dalam kerangka dasar kurikulum terdapat 5 kelompok mata pelajaran yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Kemampuan membaca siswa kelas 1 untuk semua pelajaran, menurut hasil evaluasi yang diberikan oleh peneliti pada materi membaca, menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan membaca masih rendah, keaktifan siswa jika diberikan tugas membaca masih rendah, kecendrungan diam dan berhenti membaca meskipun tugas yang akan dibacanya belum selesai. Jumlah kata terbaca tidak terpenuhi pada satuan waktu yang ditentukan. Hal ini tidak saja terjadi pada kelas rendah, tetapi di kelas tinggi pun permasalahan ini juga terjadi. Untuk mngetahui tingkat kemampuan baca tulis hitung siswa kelas rendah,
maka, selalu diadakan kegiatan lomba Calistung oleh lLembaga Peningkatan Prestasi Guru dan Siswa (LPPGS) Kecamatan Narmada. Lomba Calistung (membaca, menulis dan berhitung) diikuti oleh kelas rendah mulai dari tingkat gugus sampai tingkat kecamatan. Lomba calitung tersebut meliputi, membaca cepat untuk kelas 1, membaca cepat dan menulis halus untuk kelas 2 dan berhitung untuk kelas 3. Setiap kali mengikuti kegiatan lomba membaca, untuk kelas 1, hasil yang diraih oleh SDN 3 Dasan Tereng selalu mengecewakan. Dari tahun ke tahun hasilnya sama. Dalam dua tahun terakhir, yakni tahun pelajaran 2010/2011, dari tujuh sekolah yang ada di gugus II, kelas 1 SDN 3 Dasan Tereng berada pada posisi ke 6 dan pada tahun pelajaran 2011/2012, berada pada posisi ke 5. Dari 35 siswa yang tidak bisa membaca bisa mencapai 10 orang, selebihnya adalah siswa yang bisa membaca tetapi belum lancar. Peneliti bertanya kepada guru kelas 1, “Apa yang menjadi penyebab kegagalan ini? Apa alasan siswa tidak mau membaca? Apa alasan mereka diam? Apa alasan mereka tidak mampu membaca sampai selesai jika diberikan tugas? Guru Kelas 1 menyampaikan beberapa alasan untuk menjawab pertanyaan peneliti, sedangkan siswa menjawab mereka tidak bisa cepat membaca dan mereka bosan. Setelah mendampingi beberapa kali proses pembelajaran, peneliti menemukan penyebab kegagalan siswa kelas 1 dalam membaca dan pada
_____________________________________________ Volume 10, No.12, Desember 2016
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 setiap kali mengikui lomba yakni bagaimana guru mengajar dan melatih siswa membaca, juga bagaimana guru mengevaluasi siswa membaca. Menurut pegamatan peneliti bahwa , intensitas membaca serempak lebih sering dilakukan guru, dan jarang mengevaluai kecepatan siswa membaca secara individual. Apalagi sampai kepada bagaiman guru meembangun semangat kompetisi antar siswa dalam membaca dengan menghitung jumlah kata terbaca dalam satuan waktu tertentu. Untuk memecahkan permasalahan di atas, peneliti mencoba melaksanakan penelitian di kelas 1. Dalam penelitian tersebut, peneliti mencoba menerapkan teknik pembelajaran Quantum Reading oleh guru kelas 1. Di harapkan denag optimalisasi penerapan teknik ini oleh guru kelas 1, dapat melatih siswa untuk membaca cepat sehingga mengurangi tingkat kejenuhan siswa dalam membaca, meningkatkan jumlah kata terbaca, sehingga dapat berkompetisi pada kegiatan lomba membaca. KAJIAN PUSTAKA a.
Minat dan Kebutuhan Siswa
Minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau factor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya (Mikarsa, 2005:3.5). Menurut Hurlock, 1989 (Dalam Mikarsa, 2005:3.5-3.6) ada 4 (empat) cara minat mempengaruhi perkembangan anak yaitu: 1. minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi 2. minat sebagai pendorong 3. minat mempengaruhi pada prestasi 4. minat berkembang pada masa kanak-kanak dapat menjadi selamanya. Ada berbagai kondisi yang membuat berubahnya minat anak pada sekolah dimasa perkembangan anak usia SD ini antara lain hubungan guru dengan siswa dan suasana emosional di sekolah (Mikarsa, Agus, Prianto, 2005:3.10). b.
Motivasi
Motivasi adalah dorongan untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan agar tetap hidup (Hull, 1943, dalam Suciati, 2005:3.3). Dorongan inilah yang menggerakkan dan mengarahkan perhatian, perasaan dan perilaku atau kegiatan seseorang.
Media Bina Ilmiah 51 Terdapat hubungan antara tingakat motivasi siswa dan hasil belajar, baik terhadap hasil belajar pada suatu waktu tertentu maupun terhadap hasil belajar selanjutnya, tingkat motivasi belajar cenderung berkolerasi positif dengan hasil belajar. (Suciati, 2005:3.4). Untuk itu guru harus berupaya untuk memotivasi siswa dalam belajar, salah satunya yaitu menyiapkan alat bantu pembelajaran yang sesuai/relevan. c.
Membaca
Pembelajaran membaca di sekolah dasar diselenggarakan dalam rangka pengembangan kemampuan menbaca yang mutlak harus dimiliki oleh setiap warga negara agar dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan. Melalui pembelajaran di sekolah dasar, siswa diharapkan memperoleh dasar-dasar kemampuan membaca di samping kemampuan menulis dan menghitung, serta kemampuan esensial lainnya. Dengan dasar kemampuan itu, siswa dapat menyerap berbagai pengetahuan yang sebagian besar disampaikan melalui tulisan. Pembelajaran membaca di sekolah dasar terdiri atas dua bagian yakni; a) membaca permulaan di kelas 1 dan 2. Melalui membaca permulaan ini, diharapkan siswa mampu mengenali huruf, suku kata, kalimat, dan mampu membaca dalam berbagai konteks, b) membaca lanjut mulai dari kelas 3 dan seterusnya. Jenis-jenis membaca di sekolah dasar dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Membaca teknik Kegiatan membaca teknik bertujuan untuk melatih siswa menyarakan lambang-lambang tulisan dengan lafal yang baik dan intonasi yang wajar. Di sini guru harus melatih siswa mengucapkan lafal fonem dengan benar, katakata dan kalimat yang baik (tidak menonjolkan kedaerahan) 2. Membaca dalam hati Membaca ini perlu dilatihkan setelah siswa mebguasai semua huruf. Siswa dilatih membaca tampa mengeluarkan suara dan bibir tidak bergerak. Bahan bacaan yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan siswa, yaitu bahan bacaan yang sederhana dan yang telah dipelajari sebelumnya. Membaca dalam hati mulai diajarkan di kelas II 3. Membaca Pemahaman Membaca ini merupakan kelanjutan dari membaca dalam hati, mulai diberikan di kelas III, membaca tanpa suara dengan tujuan untuk memahami isi bacaan. Untuk mengetahuoi pemahaman siswa, dapat dilakukan dengan
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 12, Desember 2016
52 Media Bina Ilmiah
4.
5.
d.
menugaskan siswa untuk menceritakan isi bacaam, atau mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan. Membaca Indah Pada hakikatnya membaca indah sama dengan membaca teknik, tetapi bahan bacaan yang digunakan adalah puisi atau fiksi/cerita sastra anak-anak. Kegiatan ini bersifat apresiatif, sehingga melibatkan emosi, memerlukan penghayatan/penjiwaan, jenis membaca ini dipadukan dengan apresiasi sastra. Membaca cepat Membaca ini bertujuan agar siswa dapat menangkap isi bacaan dalam waktu yang cepat. Dalam hal ini guru harus menentukan waktu yang sesuai dengan tingkat kesukaran bahan bacaan. Untuk itu siswa dilatih gerakan mata, arah pandangan lurus, dari atas ke bawah, hindari membaca kata demi kata, dan menunjuk bacaan dengan satu jari. Quantum Reading
Quantum Reading menyajikan sebuah konsep tentang metode pembelajaran membaca menjadi lebih mudah dan cepat dalam pemahaman tinggi. Quantum Reading adalah cara cepat untuk merangsang tumbuhnya potensi membaca (Hernowo,2005). Kebanyakan siswa dpat meningkatkan kecepatan membancanya dan pemahaman mereka setelah pembelajaran menggunakan metode Quantum Reading. (DePorter, Readon, dan Nourine)
METODE PENELITIAN Sekolah Dasar Negeri 3 Dasan Tereng adalah salah satu sekolah yang berada di wilayah desa Dasan Tereng Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Sekolah yang terdekat dengan sekolah ini adalah SDN 1 Dasan Tereng, SDN 2 Dasan Tereng dan SDN 1 Sembung di sebelah barat, SDN 2 Badrain di sebelah selatan dan SDN 1 Krama Jaya di sebelah timur. Sekolah ini dikepalai oleh Kepala Sekolah bernama Nuraini, S.Pd.SD, dengan 13 orang staf guru. Terdiri dari 7 orang guru perempuan dan 7 orang guru laki-laki. Guru yang sudah berstatus PNS berjumlah 7 orang dan tenaga honorer berjumlah 6 orang. Kualifikasi pendidikan guru-guru yang ada di SDN 3 Dasan Tereng adalah, 10 orang telah menyelesaikan pendidikan sampai jenjang SI, sedangkan 3 orang sedang melanjutkan pendidikan SI dan 1 orang guru tamatan DII PGSD. Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di SDN 3 Dasan
ISSN No. 1978-3787 Tereng selama 4 bulan, yaitu bulan sampai Nopember, Desember 2013, samapi Januari 2014.. a.
Faktor yang diteliti.
Dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini, faktor yang diteliti adalah 1. Faktor guru meliputi penerapan teknik Quantum reading pada kegiatan membaca 2. Faktor siswa meliputi peningkatan kecepatan membaca dengan melihat perubahan atau tingkat capaian jumlah kata terbaca setelah penerapan teknik Quantum reading dibandingkan dengan jumlah kata terbaca sebelum penerapan molel pembelajaran ini. b.
Indikator kinerja
Untuk mengetahui apakah Penelitian Tindakan Sekolah yang kita lakukan berhasil atau tidak, maka ditetapkan indikator kinerja sebagai berikut ; 1. Guru dikatakan mampu menggunakan teknik Quantum Reading untuk meningkatkan kemmpuan membaca cepat siswa kelas 1 apabila guru mampu melaksanakan 6 langkah dari 8 .langkah pelaksanaan tekhnik Quantum reading 2. Siswa kelas 1 yang meningkat kecepatan membacanya mencapai 85 % c.
Desain Penelitian
1.
Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyiapkan: a) Menyusun jadwal penelitian. b) Menyiapkan lembar observasi c) Menyiapkan lembar bacaan d) Menyiapkan stopwatch 2. Pelaksanaan Tindakan. Pada tahap ini seluruh perencaaan yang sudah persiapkan diimplementasikan sesuai dengan skenario pada setiap siklus. Tahap ini meliputi: implementasi rencana siklus 1 dan siklus 2 3. Observasi Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh dua orang observer yang ditugaskan untuk memantau keterlaksanan teknik pembelajaran Quantum Reading 4. Refleksi. Pengamat mengumpulkan hasil observasi, peneliti .bersama pengamta mengevaluasi dan melakukan refleksi yang akan dijadikan acuan untuk melaksanakan kegiatan pada siklus berikutnya.
_____________________________________________ Volume 10, No.12, Desember 2016
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 d. 1.
2.
e.
Teknik Pengumpulan Data Sumber Data a) Siswa: meliputi hasil kecepatan membaca b) Guru : yang meliputi keterlaksanaan penerapan teknik pembelajaran Quantum Reading Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa tes kemampuan membaca dan data kualitatif berupa hasil observasi. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah : 1. Lembar pemantauan persiapan pelaksanaan teknik pembelajaran Quantum reading 2. Lembar pelaksanaan teknik pembelajaran Quantum Reading . 3. Lembar pemantuan kecepatan membaca, siswa kelas 1. f.
Teknik Analisis Data
1.
Analisis Data ketrelaksanaan teknik Quantum Reading Analisis data keterlaksanaan teknik pembelajaran Quantum Reading digunakan untuk menjawab, bagaimana keterlaksanaan teknik pembelajaran ini. Keterlaksanaannya dinyatakan dalam prosentase Analisis data jumlah kata yang dibaca oleh siswa kelas 1 Analisis hasil membaca atau jumlah kata yang dibaca siswa kelas 1 digunakan untuk menjawab pertanyaan”Apakah penerapan teknik pembelajaran Quantum Reading dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas 1 SDN 3 Dasan Tereng tahun pelajaran 2013-2014?” Analisis kecepatan membaca siswa kelas 1 Untuk kecepatan membaca, juga menggunakan rumus yang dikutip dari buku Soedarso yang berjudul Speed Reading ( sistem membaca cepat dan efektif) yaitu
2.
3.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. 1.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1 Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan siklus 1 adalah peneliti mengamati persiapan yang dilakukan oleh guru kelas 1. Mengamti lengkah0langkah pembelajaran yang disusun oleh guru kelas ‘sesuai dengan langkah teknik Quantum Reading.
Media Bina Ilmiah 53 2.
3.
Pelaksanaan Siklus 1 dilaksanakan pada: Hari/tanggal : Kamis, 21 Nopember 2013 Siklus 2 dilaksanakan pada: Hari/tanggal : Kamis, 26 Desember 2013 Observasi a) Aktivitas Siswa Aktiviatas siswa pada siklus 1 menurut hasil pengamatan observer adalah ada yang menunjukkan berbagai prilaku. antara lain, siswa membaca , siswa mengikuti arahan guru, ada yang berkonsentasi, ada yang diam saja, ada yang saling menunjuk jari bahkan ada yang tidak sabar ingin membaca Mereka yang tidak sabar langsung saja membaca dengan suara keras sehingga mengganngu siswa lain yang sedang memusatkan konsentrasinya. . Aktivitas siswa akan diamati lagi pada siklus 2. b) Aktivitas Guru Menurut pengamatan observer yang menfokuskan salah satu pengamatannya pada keterlaksanaan teknik pembelajaran Quantum Reading, menyatakan bahwa aktivitas guru dalam penerapan teknik pembelajaran ini adalah peneliti telah melaksanakan secara penuh 4 langkah pembelajaran dari 8 langkah yang seharusnya dilaksanakan dengan baik, Sedangkan 3 langkah lainnya dilaksanakan tetapi masih perlu perbaikan . Oleh karena itu peneliti dan observer sepakat melanjutkan ke siklus 2. c) Hasil belajar siswa Setelah menganalisis kecepatan membaca siswa, dinyatakan bahwa pada siklus 1 terdapat siswa yang belum mengalami peningkatan kecepatan membacanya. Berdasarkan indikator kinerja baik kecepatan membaca maupun penerapan teknik Quantum Reading, maka pada siklus 1 belum berhasil masih ada siswa yang belum mengalami peningkatan, dan guru belum menerapkan teknik ini secara optimal. Oleh karena itu teknik pembelajaran ini akan dilanjutkan ke siklus 2. Hal-hal yang perlu dilaksanakan dan perlu diperbaiki pada siklus 2 setelah mengadakan diskusi antara peneliti dengan observer adalah: a). Dari prilaku guru 1) Membaca skenario dan mempersiapkan diri lebih baik
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 12, Desember 2016
54 Media Bina Ilmiah 2) Memberikan arahan yang lebih jelas kepada siswa tentang langkah-langkah pembelajaran ini. 3) Memperhatikan cara siswa menyiapkan diri, menyiapkan konsentrasinya dan memperhatikan cara membacanya b) Dari prilaku siswa Prilaku positif atau aktivitas positif perlu ditingkatkan tetapi aktivitas atau prilaku negatif dihilangkan atau diperkecil kemunculannya. Prilaku negatif tersebut yaitu 1) Siswa yang punya semangat tinggi untuk membaca suapaya bersikap toleran kepada teman yang belum 2) Sportifitas ditingktakan disaat waktu yang disiapkan sudah habis 3) Minimalisir kegiatan siswa yang kurang bermanfaat pada waktu siswa membaca dengan menunjuk jari b.
Refleksi siklus 1
1.
Tanggapan siswa Komentar siswa kelas 1 setelah mengikuti pembelajaran teknik Quantum Reading sebagai berikut: a) Kelompok siswa yang mempunyai kecepatan membaca di atas rata-rata kelas. Pelaksanaan pembelajaran menyenangkan. Tetapi tergesa-gesa, Kehadiran guru lain di kelas tidak membuatnya takut. b) Kelompok siswa yang mempunyai kemampuan membaca di bawah rata-rata kelas Ada perasaan takut karena ada 2 orang guru di dalam kelas. Mereka senang dengan cara belajar seperti ini tetapi kurang bisa mengikuti teman-teman yang mampu. Pendapat Observer Setelah melaksanakan diskusi antara peneliti dan observer, ditemukan kekuatan dan kelemahan dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus 1 sebagai berikut: - Tindakan penelitian yang dilakukan membuat siswa bersemangat. - Tindakan yang dilakukan membuat guru memiliki rasa percaya diri - Guru sebagai peneliti bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran - Motivasi dalam diri guru tinggi - Perlu memperhatikan lagi langkah pelaksanaan pembelajaran karena ada beberapa langkah yang belum dilaksanakan
2.
ISSN No. 1978-3787
3.
- Masih kurang menginformasikan tentang kehadiran guru lain di kelas Pendapat Peneliti Selain mendengar masukan dari observer dan komentar diswa, peneliti juga melaksanakan refleksi terhadap apa yang sudah direncanakan , apa yang sudah dilaksanakan dan bagaimana hasilnya. Peneliti menemukan kelemahan-kelemahan dalam diri peneliti sendiri. Kelemahan itu berkaitan dengan perencaaan pembelajaran yaitu kurang mempersiapkan perlengkapan kegiatan membaca sehingga langkah pembelajaran sesuai dengan teknik ini tidak maksimal dapat dilaksanakan. Hasil tes membaca pada siklus 1 juga perlu diperhatikan kaitan dengan tingkat kesukaran bacaan dan besar huruf.. Berdasarkan hasil refleksi, hal-hal yang perlu dilaksanakan dan diperhatikan pada siklus 2 adalah: a) Membuat persiapan lebih baik b) Memperhatikan teknik penyajian dari rencana. c) Memperhatikan aktivitas seluruh siswa. d) Menyiapkan format-format yang harus diisi observer.
c. Data hasil kecepatan membaca (Data Awal)
Siklus 1.
Siklus 2
_____________________________________________ Volume 10, No.12, Desember 2016
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah 55
d.
Refleksi Siklus 2.
1.
Tanggapan siswa a) Kelompok siswa yang kemampuan membacanya di atas rata-rata kelas Siswa sudah terbiasa dan mengerti apa yang harus dilakukan tanpa banyak arahan dari guru.. b) Kelompok siswa yang kemampuan membacanya di bawah rata-rata kelas Pada siklus 2 tidak ada perasaan takut lagi dengan 2 orang observer, mereka bisa mengikuti walaupaun masih ada petanyaan tentang apa yang harus mereka kerjakan. Mereka senang karena jumlah kata yang dapat dibacanya bertambah Pendapat Observer Setelah melaksanakan diskusi antara peneliti dan observer, ditemukan kekuatan dan kelemahan dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus 2 sebagai berikut: a) Langkah pembelajaran yang disusun sudah dapat terlaksana dengan baik dengan persiapan yang matang b) Guru mempunyai semangat dalam melaksanakan pembelajaran Pendapat Peneliti Selain mendengar masukan dari observer dan komentar siswa, peneliti juga melaksanakan refleksi terhadap apa yang sudah direncanakan , apa yang sudah dilaksanakan dan bagaimana hasilnya. Peneliti merasa senang karena motivasi dan semangat siswa dalam pembelajaran meningkat, rata-rata siswa bisa membaca dan mengalami peningkatan jumlah kata terbaca. Peneliti dan observer memperhatikan indikator kinerja yang sudah ditetapkan dan menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan di akhiri pada siklus 2.
2.
3.
e.
Deskripsi tingkat kecepatan membaca siswa kelas 1 pada siklus 1 dan 2.
Berdasarkan hasil penghitungan jumlah kata terbaca dilakukan dengan rata-rata kata pada setiap baris pada (siklus I dan II) dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut
:
Dari table diatas dapat dilihat tentang peningkatan kecepatan membaca siswa sebelum dan sesudah diadakan penelitian. Tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pada data awal terdapat 3 orang siswa yang belum bisa membaca dengan prosentase 6, 38%. Siswa yang berada pada interval nilai kecepatan membaca 1-20 berjumlah 24 siswa, interval 21-40 berjumlah 18 siswa dan yang berada pada interval 41-60 berjumlah 2 siswa sedangkan pada interval 61-80 belum ada siswa yang berada pada interval tersebut. Jumlah kata terbaca rata-rata pada data awal adalah 21,07 jika dihitung dengan rumus : Jumlah kata yang dibaca x 60 = Jumlah kpm (kata per menit) Jumlah detik untuk membaca
x 60 = 21,06 kpm 60 Pada siklus 1 siswa yang membacanya berada pada setiap interval menunjukkan kenaikan dengan perincian sebagai berikut: semua siswa sudah bisa membaca. Peningkatan kecepatan membacanya lebih banyak berada pada interval 1-20 dan 21-40. Meskipun demikian siswa yang pada siklus 1 belum mampu mencapai nilai pada interval 61-80, pada siklus 2 sejumlah 3 orang siswa berada pada interval ini. Prosentase siswa yang meningkat kecepatan membacanya adalah 95% dan secara klasikal kelas 1 SDN 3 Dasan Tereng bisa membaca dengan prosentase 95,74% Jumlah kata yang dapat dibaca pada siklus 2, jika dihitung secara rata-rata kelas, tejadi peninkgatan dibandingkan dengan data awal yaitu dari 21,06 kpm menjadi 28,5 kpm. Ini artinya pada siklus 1 mulai ada peningkatan 7,44 kpm Pada siklus 2 siswa yang menunjukkan peningkatan kecepatan membaca yang sangat menggembirakan. Pada interval 1-20 terdapat 10 siswa dan pada interval 61-80 terdapat 5 siswa. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berada pada interval tengah yaitu 21-40 dan 41-60. Pada siklus 2 ini, jika dihitung dengan rumus juga meunjukkan peningkatan jumlah kata yang dapat dibaca. Secara rata-rata kelas pada siklus 2 meningkat mejadi 37,53. Artinya pada siklus 2 peningkatan jumlah kata terbaca adalah 9.03 kpm Penelitian ini menggunakan waktu 1 menit disetiap pelaksanaan tes kecepatan membaca, hasil yang diperoleh untuk mengetahui kecepatan membaca adalah sama dengan adalah
2.
3.
21.07
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 12, Desember 2016
56 Media Bina Ilmiah jumlah kata yang dapat dibaca dalam satuan menit atau 60 detik sesuai rumus. f.
Deskripsi kegiatan siswa dalam penggunaan teknik Quantum Reading Siklus 1
Siklus 2
ISSN No. 1978-3787 Dengan mengamati hasil observasi yang dilakukan oleh observer, dan berdasarkan diskusi antara peneliti dan observer tentang keterlaksanaan teknik Quantum Reading dapat dijelaskan bahwa: 1. Pada siklus 1, ada 4 langkah pembelajaran yang terlaksana. Mengingat indikator keberhasilan pelaksanaan teknik pembelajaran ini adalah 6 langkah yang harus dipenuhi, maka antara peneliti dan observer sepakat untuk melaksanakan siklus 2. 2. Pada siklus 2, peneliti telah berhasil melaksanakan keseluruhan 8 langkah pembelajaran. Dengan demikian penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan diakhiri sampai siklus 2. g.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian hasil membaca dan keterlaksanaan teknik Quantum Reading di kelas 1, SDN 3 Dasan Tereng, peneliti dapat menyajikan hasil peningkatan kecepatan membaca siswa dari siklus 1 dan 2 dalam bentuk tabel. Tabel hasil belajar siklus 1 dan 2. Deskripsi pelaksaaan Pembelajaran, Keterlaksanaan teknik pembelajaran ini pada setiap siklus dapat dinyatakan dalam tebel sebagai berikut: Siklus 1.
Siklus 2.
Peningkatan kecepatan membaca dari siklus 1 ke siklus 2 dapat dijelaskan bahwa jumlah siswa yang menunjukkan peningkatan kecepatan membaca pada siklus 2 semakin bertambah.. Untuk lebih jelasnya tabel kecepatan membaca siklus 1 dan 2 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pada data awal terdapat 3 orang siswa yang belum bisa membaca dengan prosentase 6, 38%. Siswa yang berada pada interval nilai kecepatan membaca 1-20 berjumlah 24 siswa, interval 21-40 berjumlah 18 siswa dan yang berada pada interval 41-60 berjumlah 2 siswa sedangkan pada interval 61-80 belum ada siswa yang berada pada interval tersebut. 2. Pada siklus 1 siswa yang membacanya berada pada interval menagl;ai kenaikandengan perincian sebagai berikut: semua siswa sudah bisa membaca. Siswa peningkatan kecepatan
_____________________________________________ Volume 10, No.12, Desember 2016
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
3.
membacanya lebih banyak berada pada interval 1-20 dan 21-40. Meskipun demikian siswa yang pada siklus 1 belum mampu mencapai nilai pada interval 61-80, pada siklus 2 sejumlah 3 orang siswa berada pada intyerval ini. Pada siklus 2 siswa yang menunjukkan peningkatan kecepatan membaca yang sangat menggembirakan. Pada interval 1-20 terdapat 10 siswa dan pada interval 61-80 terdapat 5 siswa. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berada pada interval tengah yaitu 21-40 dan 41-60. dan hasilnya juga dapat dibuktikan dengan diraihnya peringkat 1 pada lomba membaca cepat tingkat gugus 2 dan juara 2 pada lomba membaca cepat tingkat kecamatan Narmada. Dapat pula dijelaskan bahwa dari 47 siswa kelas 1, terdapat 2 baru bisa membaca kata yang hanya terdiri dari 2 suku kata, atau 4 huruf sampai 5 huruf.
Dengan melihat hasil yang diperoleh pada siklus 2, penelitian tindakan kelas ini dinyatakan sudah berhasil sehingga tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. PENUTUP a.
Simpulan
Berdasarkan peneltian tindakan sekolah yang dilaksanakan selama 2 siklus di kelas 1 dengan menggunakan teknik Quantum Reading untuk meningkatkan kecepatan membaca siswa , peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Teknik quantum reading merupakan salah satu teknik pembelajaran yang tepat untuk melatih kecepatan membaca siswa 2. Teknik quantum reading juga dapat meningkatkan konsentrasi dan motivasi siswa 3. Teknik pembelajaran ini disamping meningkatkan konsentasi dan motivasi siswa, guru juga akan mempunyai kesiapan yang lebih maksimal dalam pembelajaran Kebaikan dari teknik pembelajaran ini dapat djelaskan sebagai berikut: 1. Teknik ini membuat pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Siswa menjadi aktif, guru pun menjadi aktif 2. Mengurangi rasa bosan atau kejenuhan siswa apabila mendapat tugas membaca 3. Menumbuhkan jiwa kompetisi siswa 4. Kelas tidak menjadi sunyi, karena semiua siswa mempunyai bacaan yang harus di baca 5. Siswa terlatih untuk tepat waktu, cemat, dan teliti karena teknik ini mengharuskan siswa berhenti membaca pada waktu yang
Media Bina Ilmiah 57 ditentukan dan ditugaskan menghitung jumlah kata yang dapat dibacanya. Di samping kebaik-kebaikan di atas, teknik ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan yang ditemukan peneliti pada saat menerapkan teknik ini. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain: 1. Anak yang tidak mendengar petunjuk guru menjadi gaduh 2. Sebagian anak. jika tidak diawasi guru, tidak membaca tetapi hanya sibuk dengan pekerjaannya sendiri 3. Anak yang tidak teliti atau tidak bisa menghitung membutuhkan bantuan guru untuk menghitung jumlah kata yang dibacanya. b.
Saran-Saran
Peneliti yang telah melakukan penelitian terhadap penggunaan teknik Quantum Reading di kelas 1 dan melihat hasil yang dicapai, maka peneliti menyanpaiakan saran kepada sekolah, guru dan siswa. 1. Bagi sekolah-sekolah hendaknya memberikan dukungan dan memotivasi tenaga pendidik yang yada di sekolah untuk mengadakan penelitian tindakan kelas karena penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan bagi siswa 2. Bagi guru a) Mencoba teknik Quantum Reading untuk meningkatkan kecepatan membaca siswa. Cobalah beberapa kali kepada siswa untuk membaca dengan teknik ini b) Mencoba melakukan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki pembelajaran dan menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan kompetensi diri karena penelitian ini juga merupakan cara kita menolong diri kita sendiri untuk menyadari kelemahan diri dalam pembelajaran, lalu memperbaikinya. 3. Bagi siswa Bagi siswa-siswi, belajarlah terus, rajin membaca, berlatihlah terus membaca dengan menggunakan teknik yang sudah dilatihkan oleh guru. Sapu baris demi baris kata demi kata, maupun kalimat, Gerakkan mata dengan cepat mengikuti gerakan telunjuk. Pusatkan konsentrasimu. DAFTAR PUSTAKA: Universitas terbuka. 1992. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 12, Desember 2016
58 Media Bina Ilmiah Fasilitator, Wahana Informasi dan Komunikasi Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Edisi I tahun 2005 Hurlok, 1989 (dalam Mikarsa, 2005) Minat Mempengaruhi Perkembangan anak. Robert (dalam Anthoni J. Suith dan Miles A Vich, 1969, dalam Samsudin) Pembelajaran Bermakna
ISSN No. 1978-3787
I.G.K. Wardani. (2003). Penelitian Tindakan Kelas, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta. Dina Wahyudi (2003). Pengantar Pendidikan. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta. Rostiyah, (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineke Cipta
DePoter, Robbi,dkk.2000. Quantum Reading Lingua Pers, 1990 Cakap Membaca dan Menulis, Yogyakarta
Ketrampilan Dasar Menulis, Prof. Dr. Suparno; Mohamad Yunus, S.S., M.A. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta
Penerbit Kanisius. 1988, Cakap Membaca dan Menulis, Yogyakarta
_____________________________________________ Volume 10, No.12, Desember 2016
http://www.lpsdimataram.com