4 Hal Sebelum Memberi Uang Saku Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 854/XVI Pernahkah Anda melihat seseorang yang pekerjaannya kelihatan biasa-biasa saja, tetapi memiliki apa saja yang dia inginkan? Sementara impian Anda punya rumah mungil masih dalam khayalan. Begitu juga sebuah mobil yang sudah lama Anda dambakan masih jauh dari jangkauan. Bulan Juli sudah tiba. Tak terasa liburan sekolah sudah hampir selesai. Nah, melewati masa liburan sekolah ini adalah masa yang terus terang paling indah bagi anak-anak kita. Kenapa? Namanya juga libur, siapa sih yang tidak senang? Tapi, mereka pasti tidak akan selamanya terus libur kan? Cepat
1
atau lambat mereka akan segera masuk lagi ke bangku sekolah. Masuk ke bangku sekolah berarti juga kembali lagi belajar seperti biasanya. Nah, salah satu hal yang selalu menjadi pikiran orang tua sekarang adalah tentang berapa uang saku yang sebaiknya diberikan kepada anakanaknya. Kelihatannya sih ini memang hal yang sepele, tapi kalau Anda tidak cermat dalam memberikan uang saku buat anak-anak Anda, waah....bisa-bisa bikin Anda pusing dong nantinya. Karena itu, berikut ini saya akan mencoba membahas beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum memberikan uang saku buat anak-anak Anda. Mudah-mudahan bermanfaat ya. 1. Sesuaikan jumlah pemberian uang saku dengan penghasilan Anda Sangat penting bagi Anda untuk memperhatikan seberapa besar penghasilan
2
Anda sebelum memutuskan berapa besarnya uang saku yang sebaiknya diberikan untuk anak Anda. Ingat lho, pemberian uang saku kepada anak adalah salah satu pos pengeluaran rutin dalam pengeluaran keluarga, sehingga Anda harus merencanakannya dengan cermat. Apalagi kadang-kadang orang tua juga ingin memanjakan anaknya dengan memberikan uang saku yang cukup besar, karena hal itu bisa memberikan sebuah kebahagiaan tersendiri. Tapi usahakan agar hal seperti itu jangan sampai dipaksakan, karena kebutuhan rumah tangga Anda kan tidak melulu untuk uang saku anak. Jangan khawatir, ada cara lain kok untuk tetap bisa menunjukkan rasa sayang pada anak, yaitu lewat pemberian hadiah misalnya. Pemberian hadiah kan tidak rutin sifatnya dibandingkan dengan pemberian uang saku. Dengan
3
demikian, keuangan keluarga tetap bisa Anda kendalikan. Bukan begitu? 2. Tidak perlu berlebih Berapa sih sebaiknya jumlah uang saku yang diberikan? Itu mungkin pertanyaan yang sering muncul di kepala Anda. Tentu saja kalau kita bicara tentang jumlah besaran uang saku, angkanya bisa sangat bervariasi. Tapi hal penting yang perlu Anda ingat adalah bahwa jangan sampai Anda memberikan uang saku yang berlebih. Yang paling bijak adalah memberikan uang saku yang cukup dengan kebutuhannya. Ingat, kalau anak diberikan uang saku yang berlebih, umumnya mereka akan cenderung menghabiskan uangnya karena merasa bahwa mereka tidak memiliki masalah dengan jumlah uang yang mereka punya. Beda kan kalau jumlah yang mereka dapat tidak besar-besar amat? Repotnya, kalau
4
sudah begini, ada kemungkinan bahwa sifat itu akan terus dibawanya hingga ia dewasa. Nah, lho... Terus sekarang bagaimana cara mengetahuinya kebutuhannya supaya Anda tidak memberikan jumlah uang saku yang berlebih? Gampang kok, tanya saja langsung ke anak Anda. Ini biasanya akan sekaligus mengajarkan kepada si anak bahwa ia harus membelanjakan uangnya sesuai dengan kebutuhan yang memang ada, bukan semata-mata karena keinginannya. 3. Uang Saku bukan berarti untuk dibelanjakan semua Sebagian besar anak umumnya berpikir bahwa uang saku yang mereka dapatkan akan digunakan semua untuk dibelanjakan. Nah, cobalah berikan pengertian kepada anak bahwa uang saku yang mereka
5
dapatkan sebaiknya tidak semata-mata dibelanjakan. Anda bisa mengajarkan bahwa penting juga untuk menabung dan memberikan sumbangan dari uang sakunya. Selalu ajarkan padanya untuk menabung jika memang ada sisa dari uang jajannya. Beri kepercayaan padanya untuk mengelola tabungannya sendiri. Anak bisa memasukkan uangnya di kotak tabungan (celengan) dan kemudian celengan tersebut simpan. Jadi Anda dapat mengetahui bagaimana kebiasaannya menabung. Selain menabung, ajarkan juga kepadanya untuk menyumbang. Hal tersebut akan menumbuhkan rasa kepedulian dan kesadaran sosial pada diri si anak. Katakan padanya bahwa sekecil apapun sumbangan yang ia berikan akan sangat besar manfaatnya bagi orang lain yang mendapatkan sumbangan tersebut.
6
4. Ajarkan Kemandirian dalam mengelola uang sakunya Kemandirian dalam mengelola uang memang tidak datang begitu saja. Hal itu memang harus dipelajari. Semakin dini belajar, maka akan semakin baik bagi diri si anak. Nah, kemandirian dalam mengelola uang dapat dimulai dari kemandirian dalam mengelola uang saku yang ia dapatkan. Cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan memberikan uang saku secara mingguan atau bulanan. Dengan cara tersebut, si anak akan belajar untuk mau tidak mau mengelola uang sakunya, karena toh uang saku tersebut dia dapatkan cuma sekali, yaitu pada setiap awal minggu atau awal bulan, untuk kemudian akan dikelolanya untuk seminggu atau sebulan ke depan. Pastikan juga bahwa Anda tidak akan memberikan toleransi uang saku tambahan jika uang saku mingguan atau bulanannya sudah
7
habis. Kecuali, memang karena alasan-alasan yang mendesak. Dengan demikian, paling tidak kalau ia sudah dewasa kelak, ia sudah terbiasa dan tahu bagaimana cara mengelola gaji, yang biasanya juga akan ia dapatkan sebulan sekali. Nah, bagaimana bapak ibu? Mudah-mudahan penjelasan di atas tadi bermanfaat ya untuk Anda. Salam.
8