persisten, RCT
2. Zn + Vit,mineral 3. plasebo, durasi 6 bln
BB
BB, PB Zn dan Zn + vit, min lebih tinggi drpd plasebo
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kebutuhan gizi bayi yang tercukupi dengan baik dimanifestasikan dengan pertambahan berat badan dan panjang badan yang sesuai dengan umurnya. Konsumsi
gizi
yang
tidak
cukup
baik
jumlah
dan
mutunya
akan
mengganggu/menghambat pertumbuhan bayi dan defisiensi berbagai zat gizi seperti zink dan besi. Hal lain yang mempengaruhi pertumbuhan bayi adalah morbiditas bayi dimana morbiditas tinggi mengakibatkan bayi sering sakit dengan durasi lama sehingga menghambat pertumbuhan bayi karena intik makanan menjadi rendah akibat berkurangnya selera makan. Disamping itu adanya penyakit akan mengakibatkan terganggunya absorpsi zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi. Sebaliknya pertumbuhan bayi yang terganggu akan mengakibatkan menurunnya kekebalan yang beresiko terhadap terjadinya infeksi penyakit (UNICEF. 1999). Kebutuhan gizi bayi 0-6 bulan diperoleh melalui ASI sehingga produksi ASI yang cukup baik jumlah dan kualitasnya sangat menentukan terhadap pertumbuhan bayi. Dengan demikian upaya perbaikan gizi pada bayi 0-6 bulan hanya dapat dilakukan melalui perbaikan gizi ibunya. Berdasarkan hal tersebut maka ibu menyusui harus mempunyai status gizi baik agar dapat menghasilkan ASI yang optimal guna memenuhi kebutuhan gizi bayi. Status gizi ibu ini mempunyai hubungan timbal balik dengan morbiditas ibu. Ibu yang berstatus gizi baik mempunyai daya tahan tubuh yang baik sehingga morbiditas rendah yang ditandai dengan jarangnya ibu menderita sakit dengan durasi lama. Sebaliknya bila ibu sering sakit dengan durasi lama dapat menurunkan status gizi ibu karena infeksi yang menyebabkan terganggunya metabolisme zat gizi (UNICEF. 1999). Konsumsi pangan ibu menyusui yang tidak memenuhi kebutuhan gizinya akan mengakibatkan timbulnya defisiensi gizi seperti defisiensi zink dan besi. Defisiensi zink dan besi merupakan defisiensi yang banyak dialami oleh ibu menyusui karena rendahnya konsumsi pangan sumber besi dan zink. Hal ini dapat terlihat secara biokimia melalui pemeriksaan kadar hemoglobin dan kadar feritin serum ibu ataupun analisis konsumsi gizi.
Intervensi gizi melalui mie instan yang difortifikasi dengan berbagai zat gizi makro dan mikro seperti zink dan besi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan zink dan besi bagi ibu menyusui sehingga ASI yang dihasilkan juga dapat mempunyai kadar zink dan besi yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. Fortifikasi mie instan dengan zink dan besi ini didasari oleh berbagai studi yang telah membuktikan bahwa zink dan besi secara signifikan berperan dalam pertumbuhan anak.
Cadangan Zn, Fe
Sanitasi Lingkungan Konsumsi Pangan Ibu Sumber Zn, Fe
Morbiditas Ibu
Konsumsi Mie Instan Fortifikasi Zn, Fe
Absorpsi & Transport Zn, Fe proses Metabolisme Zn, Fe
Metabolisme Energi dan Sintesis DNA
Pembentukan Sel Darah Merah, Hemoglobin
Status Zn dalam Plasma Darah
Status Fe dalam Plasma Darah
Volume ASI Kadar Zn ASI
Kadar Fe ASI output
Morbiditas Bayi
Pertumbuhan Bayi
Pola Asuh Bayi
input
Konsumsi MPASI
Gambar 4. Skema Kerangka Teori Pengaruh Pemberian Mie Instan Fortifikasi terhadap Kadar Zink dan Besi ASI serta Pertumbuhan Linier Bayi
Konsumsi Pangan Ibu (E, P, Zn, Fe)
Konsumsi Mie Instan (Perlakuan vs Kontrol)
Konsumsi Gizi Ibu (E, P, Zn, Fe)
Status Antropometri Ibu (IMT)
Status Biokimia Ibu (Hb, Feritin)
Skor Morbiditas Ibu
Produksi ASI - Volume ASI - Zn, Fe ASI
Konsumsi MPASI (E, P, Zn, Fe)
Konsumsi gizi bayi (E, P, Zn, Fe)
Skor Morbiditas Bayi
Pertumbuhan Bayi ∆ Berat Badan ∆ Panjang Badan
Gambar 5. Skema Kerangka Pemikiran Pengaruh Pemberian Mie Instan Fortifikasi terhadap Kadar Zink dan Besi ASI serta Pertumbuhan Linier Bayi
Hipotesis 1. Ada pengaruh mie instan fortifikasi terhadap kadar zink dan besi dalam ASI. 2. Ada pengaruh mie instan fortifikasi terhadap pertambahan panjang badan bayi. 3. Ada pengaruh mie instan fortifikasi terhadap pertambahan berat badan bayi.
Definisi Operasional Anemia adalah : suatu keadaan dimana kadar hemoglobin darah kurang dari 12 gr/dl pada wanita dewasa.
Konsumsi gizi ibu adalah :jumlah zat gizi (energi, protein, Zn, Fe,) dari keseluruhan pangan yang dikonsumsi ibu termasuk dari mie yang diberi. Status gizi ibu adalah : keadaan gizi ibu berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu berat badan (kg) / tinggi badan (m)2 dan biokimia darah ( Hb dan feritin). Zn, Fe dalam ASI adalah : jumlah zink dan besi yang terkandung dalam ASI yang dinyatakan dalam µg/l. Volume ASI adalah : jumlah ASI yang dikonsumsi bayi dihitung berdasarkan lama dan frekuensi menyusui bayi dalam satu hari yang dinyatakan dengan ml. Pertambahan berat badan bayi adalah : perbedaan berat badan bayi yang diukur pada bulan
pertama
intervensi dan
bulan
keempat intervensi dengan
menggunakan timbangan bayi setiap bulan selama 4 bulan yang dinyatakan dalam kilogram. Pertambahan panjang badan bayi adalah : perbedaan panjang badan bayi yang diukur pada bulan pertama intervensi dan bulan keempat intervensi dengan menggunakan alat ukur panjang badan setiap bulan selama 4 bulan yang dinyatakan dalam sentimeter. Mie instan fortifikasi adalah : mie instan yang diperkaya oleh zink, besi, kalsium, iodium, selenium, asam folat, vitamin B1, B2, B6, B12, Niasin, Vitamin A, D, E yang diberikan kepada ibu kelompok perlakuan. Mie instan plasebo adalah : mie instan yang tidak diperkaya oleh vitamin dan mineral seperti dalam mie instan fortifikasi, yang diberikan kepada ibu kelompok kontrol. Morbiditas bayi adalah : keadaan bayi yang dinilai berdasarkan jenis, frekuensi, dan lama bayi menderita suatu penyakit selama satu bulan yang lalu, yang dinyatakan dengan skor morbiditas.
Morbiditas ibu adalah : keadaan ibu yang dinilai berdasarkan jenis, frekuensi, dan lama ibu menderita suatu penyakit selama satu bulan yang lalu, yang dinyatakan dengan skor morbiditas. Konsumsi gizi bayi adalah : jumlah zat gizi (energi, protein, zink, besi) yang dikonsumsi bayi yang berasal dari ASI dan MPASI. Lama menyusui adalah : banyaknya waktu yang digunakan bayi setiap menyusu dalam satu hari yang dinyatakan dalam menit. Frekuensi menyusui adalah : banyaknya penyusuan yang dilakukan bayi dalam satu hari.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan pada 8 desa yaitu desa Cikarawang, Babakan, Darmaga, Ciherang, Sinarsari, Neglasari, Petir, dan Sukawening Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor propinsi Jawa Barat. Jawa Barat dipilih berdasarkan masih tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada balita yaitu 20,5% (Depkes, 2003), sedangkan Kecamatan Darmaga dipilih dengan dasar pertimbangan 1) memiliki banyak jumlah keluarga miskin yaitu 18028 keluarga (46,7%) sehingga terdapat sampel ibu menyusui yang berasal dari keluarga miskin; 2) mempunyai cakupan program pemberian pil besi dalam jumlah kecil yaitu 65,4% cakupan pil besi pada ibu hamil; dan 3) kemudahan dalam logistik dan pemantauan saat pelaksanaan intervensi. Penelitian dilakukan selama 12 bulan mulai bulan Juli 2004 sampai Juli 2005 yang diawali dengan pengurusan ijin penelitian, ethical clearance, sosialisasi pada aparat desa (camat, kepala desa, dokter puskesmas, bidan, kader), rekrut dan pelatihan kader, dan pemberian mie instan.
Bahan Bahan yang digunakan dalam fortifikasi berbagai zat gizi adalah mie instan. Hal ini didasari bahwa strategi pendekatan berbasis pangan (food based approach) merupakan intervensi gizi yang mempunyai daya terima tinggi, efektif, dan berbiaya rendah sehingga berperan dalam program gizi berkelanjutan (sustainable)