KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan Jl. Medan Merdek a Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail:
[email protected]
LAPORAN KE CELAKAAN KERETA API ANJLOK KA 1404 KKW DI KM 201+2/3 PETAK JALAN ANTARA S TASIUN WALIKUKUN – KEDUNGGALAR JAWA TENGAH LAPO RAN A KH IR Nomor Urut Kecelakaan:
KA.03.17.07.07
Jenis Kecelakaan: Lokasi:
Anjlok (derailment) Km 201+2 /3 empla semen Stasiun Kedunggalar Petak jalan antara Stasiun Walikukun – Kedunggalar Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi Madiun – Sragen Jawa Timur Daop VII Madiun Rabu, 30 Juli 2003 00.35 WIB 1 awak PLKA luka ringan
Lintas: Propinsi: Wilayah: Hari/Tanggal Kecelakaan: Jam: Korban: Korban: Awak KA Penumpang Lain-Lain Total
Meninggal
Luka Barat
Luka Ringan
Total
0 0 0
0 0 0
1 0 0
1 0 0
0
0
1
1
KERUGIAN Prasarana Wesel R.54 Bantalan kayu Bantalan jembatan Bantalan besi Tirepont Baut plat besi jepit (fishbolt) Lain-lain Evakuasi dan perawatan korban
Short Report KA 1404 KKW_New Created on 8/5/2003 9:38 AM
2 2000 49 111 570
buah batang batang batang buah
22
buah
Rp.
3.740.500
Page 1 of 11
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan Jl. Medan Merdek a Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail:
[email protected]
DATA KERETA A PI Jenis Lokomotif: Buatan: Berjalan dengan ujung: Nomor Kereta Api: Jenis Operasi: Route: Jam Keberangkatan: Kerusakan kereta:
CC 20149 General Electric (USA) Panjang di muka KA 1404 Barang (Minyak/KKW) Pengangkutan Barang Depo Pertamina Rewulu – Madiun 23.04 WIB KKW 04 dan KKW 292 terguling, KKW 148 anjlok 4 as, KKW 61 anjlok 2 as
DATA AWAK KERETA API Jabatan Masinis Asisten Masinis KP PLKA/TKA 1 PLKA/TKA 2
Tahun kelahiran 1952 1951 1953 1951 1955
Pendidikan
Brevet
Medical Check Up Terakhir
STM SD SMP SD SD
T62A T63A -
-
INFORMASI FAKTUAL Rangkaian KA 1404 adalah rangkaian kereta barang, terdiri dari lokomotif CC 20149 dan 19 gerbong KKW yang membawa bahan bakar minyak (BBM) Pertamina dengan tota l berat rangkaian 855 ton. Pada tanggal 30 Juli 2003 jam 00.35 WIB rangkaian KA 1404 mengalami PLH (Peristiwa Luar Biasa Hebat) anjlok (derailment) dan kemudian disusul dengan tergulingnya beberapa gerbong dari rangkaian tersebut, dalam kecelakaan ini tida k mengakibatkan korban meninggal. Tanggal 29 Juli 2003 jam 23.04 WIB rangkaian KA 1404 diberangkatkan dari Depo Pertamina Rewulu menuju Madiun dengan keterlambatan 9 jam 57 menit. Rangkaian dengan susunan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Short Report KA 1404 KKW_New Created on 8/5/2003 9:38 AM
Lokomotif CC 20149 KKW 54 KKW 146 KKW 234 KKW 188 KKW 94 KKW 69 KKW 201 KKW 98 KKW 219 KKW 86 KKW 303 KKW 127 KKW 209 Page 2 of 11
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan Jl. Medan Merdek a Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail:
[email protected]
14. 15. 16. 17. 18. 19.
KKW KKW KKW KKW KKW KKW
33 256 04 292 148 61
Terguling Terguling Anjlok 4 as Anjlok 2 as
Awak KA terdiri dari masinis, asisten masinis dan Kondektur Pemimpin (KP) yang berada di kabin lokomotif serta 2 orang PLKA yang berada di rangkaian ke-14 dan rangkaian ke-16 dari depan. Masing-masing PLKA hanya dilengkapi dengan sebuah senter yang dipergunakan sebagai alat komunikasi satu arah antara petugas PLKA dengan awak kabin lokomotif dan antar petugas PLKA. Di Km 205+100 petak jalan antara Stasiun Walikukun dengan Stasiun Kedunggalar, KKW 04 yang berada di rangkaian ke -16 dari depan mulai anjlok. Mengetahui gerbong barang yang ditempatinya telah anjlok, PLKA 2 yang berada di gerbong tersebut memberikan sinyal tanda bahaya (dengan mempergunakan senter) kepada masinis dan kepada PLKA 1 yang berada di 2 gerbong depannya. Sinyal tersebut ditangkap oleh PLKA 1 dan yang bersangkutan meneruskan memberikan sinyal bahaya kepada masinis. Setelah memberikan sinyal bahaya kepada masinis, PLKA 1 mencoba mengurangi kecepatan kereta dengan melakukan pengereman tangan (rem engkol tangan). Menyadari kecepatan kereta tidak berkurang, PLKA 1 kembali memberikan sinyal bahaya kepada masinis dan tidak mendapat tanggapan dari masinis maupun awak kabin lokomotif lainnya. Kemudian PLKA 1 mencoba memberikan sinyal kepada PPKA Stasiun Kedunggalar dan ditanggapi PKKA tersebut dengan tindakan memberhentikan rangkaian KA 1404. Jam 00.35 WIB, rangkaian KA 1404 berhenti sempurna di Km 201+ 2/3 emplasemen Stasiun Kedunggalar setelah 4 gerbong bagian belakang terseret sejauh ± 4 Km. KKW 04 dan KKW 292 (berada di gerbong ke-16 dan ke-17 dari depan) terguling ke persawahan di sebelah kiri arah perjalanan kereta setelah sebelumnya menabrak gerbong pengangkut pupuk yang sedang berada di emplasemen stasiun. KKW 148 anjlok KKW 61 anjlok
PJL 35
Arah perjalanan KA Pa
Wk Lok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
18
19
16 17
KKW 04 anjlok dan terguling CGW 274 Pusri tertumbur KKW 292 rangkaian berhenti
KKW 292 anjlok dan terguling
Km 200 + 690
Km 200 + 932
Km 201 + 115
awal rangkaian anjlok
Km 205 + 100
Keterangan : Gerbong anjlok dan/atau terguling track yang dilalui rangkaia n KA 1404 track yang dilalui oleh gerbong anjlok
Gambar . Skema Lokasi PLH KA 1404 KKW
Short Report KA 1404 KKW_New Created on 8/5/2003 9:38 AM
Page 3 of 11
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan Jl. Medan Merdek a Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail:
[email protected]
Sebagai akibat dari PLH adalah KA 1404 anjlok 14 as, terdiri dari 2 gerbong terguling, 1 gerbong anjlok 4 as dan 1 gerbong anjlok 2 as. Rintang jalan pada petak Walikukun – Kedunggalar terjadi mulai tanggal 30 Juli 2003 jam 00.30 hingga jam 05.15.
TEMUAN-TEMUAN Prasarana §
Kondisi bantalan banyak yang sudah lapuk bahkan hancur sehingga tidak dapat berfungsi secara maksimal (tim mencatat bahwa tahun pemasangan bantalan di petak jalan antara Stasiun Walikukun – Kedunggalar adalah dari tahun 1971 – 2002). Menurut peraturan pembaharuan banta lan track kereta api dilakukan 5 % pertahun (untuk bantalan kayu jati) atau 7,5 % - 10 % pertahun (untuk bantalan kayu Kalimantan). Ada sebagian kecil bantalan terdiri dari bantalan besi lama yang dipasang sebagai pengalihan dari daerah Yogyakarta.
§
Tidak lengkapnya alat penambat yang terpasang (baik elastics maupun rigid ); banyak alat penambat rigid yang hanya terpasang 2 – 4 buah dari keseharusan 6 buah.
Short Report KA 1404 KKW_New Created on 8/5/2003 9:38 AM
Page 4 of 11
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan Jl. Medan Merdek a Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail:
[email protected]
§
Banyak sambungan rel retak (crack ). Retak pada banyak kasus terjadi di sekitar daerah pengelasan sambungan. Karena seringnya terjadi keretakan, maka sambungan rel pada petak jalan Walikukun – Kedunggalar diperkuat dengan plat jepit besi (lasplat / fishplate). Namun karena pemasangan plat jepit besi (lasplat / fishplate) tersebut menutupi sambungan, membuat retak sambungan tidak dapat terpantau oleh JPJ (Juru Penilik Jalan). Pada kasus lain sering terjadi keretakan pada lubang baut plat jepit besi dan merambat hingga kepala rel sehingga kepala rel terlepas dari badannya (rel gompal). Pengamatan tim KNKT terhadap potongan rel yang gompal di lokasi titik anjlok, ditemukan bahwa terdapat crack lama dan crack baru di sekitar tempat pengelasan sambungan. Rel tersebut kemudian gompal sepanjang 12 cm.
§
Baut (fishbolt) pengikat plat jepit besi sambungan rel tidak terpasang dengan jumlah yang lengkap (umumnya terpasang 4 buah dari keseharusan 6 buah).
§
Banyak sambungan rel dengan kondisi ujung rel “terpukul”.
Short Report KA 1404 KKW_New Created on 8/5/2003 9:38 AM
Page 5 of 11
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan Jl. Medan Merdek a Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail:
[email protected]
Sarana §
Ditemukan 7 buah roller bearing di Km 205+129,3 (29,3 m sebelum titik anjlok. Berdasarkan penelitian tim KNKT di Balai Yasa Surabaya Gubeng (BY SGU), roller bearing yang ditemukan di lokasi PLH adalah roller bearing untuk tipe K8 (sesuai dengan tipe kereta yang dipergunakan oleh KKW 04), namun teknisi BY SGU tidak dapat memastikan roller bearing tersebut dari KKW 04 atau bukan.
§
Ditemukan 1 buah seal bearing di Km 202 (3,1 Km setelah titik anjlok).
§
Kondisi roda KKW 04 aus di bagian flange roda.
flange roda KKW 04 aus keausan maks 8 mm, roda KKW 04 aus 4 mm
Short Report KA 1404 KKW_New Created on 8/5/2003 9:38 AM
flange roda seharusnya
Page 6 of 11
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan Jl. Medan Merdek a Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail:
[email protected]
Teknis §
Tidak adanya prosedur pengelasan pada penyambungan rel.
§
Tidak adanya buku laporan harian JPJ (Juru Penilik Jalan). JPJ bertugas sebagai pemantau kerusakan prasarana kereta api dan juga melakukan perbaikan segera (terutama untuk tindakan pengencangan baut track), pelaporan kejadian pada prasarana kereta api hanya dilakukan secara verbal antara petugas PJL dengan supervisornya.
Operasional §
Tidak adanya tempat PLKA. PLKA sebagai petugas teknisi kereta api diharapkan berada di rangkaian bagian belakang kereta api, sepanjang perjalanan PLKA menempati bordes gerbong KKW dalam posisi berdiri. Tapi tidak adanya kabin khusus (kabus) yang ditujukan bagi petugas PLKA tersebut dapat menyebabkan kinerja dari PLKA menurun. Tingkat kebisingan dan uap yang ditimbulkan dari BBM di KKW dapat menyebabkan penurunan kinerja petugas. Pada wawancara yang dilakukan tim KNKT pada petugas PLKA 2, yang bersangkutan menyatakan rasa pusing yang dialaminya karena uap yang ditimbulkan BBM pada KKW.
Komunikasi §
Tidak ada alat komunikasi dua arah antara PLKA dengan awak di kabin lokomotif yang memungkinkan terjalinnya komunikasi segera yang efektif dalam keadaan darurat/bahaya. Komunikasi antar PLKA dan antara PLKA dengan awak kabin lokomotif hanya menggunakan lampu senter untuk memberikan semboyan bahaya. Semboyan bahaya dilakukan dengan menggerakkan senter kearah atas-bawah dan/atau kiri-kanan.
ANALISA Analisa PLH KA 1404 KKW ini difokuskan pada significant factors yang berpengaruh pada terjadinya kecelakaan. Prasarana -
Pengelasan sambungan rel yang tidak sesuai prosedur menyebabkan retak (crack ) di daerah sekitar pengelasan. Retak yang tidak terpantau kemudian menjalar hingga ke kepala rel dan pada akhirnya kepala rel gompal sepanjang 12 cm.
Short Report KA 1404 KKW_New Created on 8/5/2003 9:38 AM
Page 7 of 11
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan Jl. Medan Merdek a Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail:
[email protected]
-
Pemasangan sambungan rel tidak sesuai dengan prosedur yang benar: tidak adanya prosedur pengelasan (baik itu pengalasan elekt rik atau thermit) dan tidak lengkapnya baut plat jepit besi (fishbolt).
-
Pemasangan bantalan pada sambungan rel tidak sesuai prosedur. Berdasarkan studi literatur yang Sambungan dilakukan tim KNKT, dapat dikatakan bahwa salah satu prosedur pemasangan bantalan pada sambungan yang paling Rel Rel tepat diterapkan adalah dengan bantalan penyangga. Apabila ujung–ujung rel 1 2 3 diletakkan diatas sebuah bantalan maka sambungan tersebut disebut “sambungan Bantalan dengan bantalan penyangga”. Tiga buah Gambar . Sambungan Rel dengan Bantalan Penyangga bantalan penyangga, dengan disertai pemasangan plat jepit besi (fishplate), adalah prosedur pemasangan sambungan yang paling ideal untuk diterapkan.
-
Banyak sambungan rel dalam kondisi “terpukul”. Kerusakan pada ujung sambungan rel terjadi karena tingginya tekanan statis dan dorongan akibat pergerakan kereta. Kerusakan ini biasanya terjadi pada track lurus dan pada bagian kepala rel. Kerusakan ini terjadi karena roda kereta meloncati sambungan rel yang merenggang sehingga mengakibatkan adanya gerakan dorong pada ujung rel. Dorongan ini membuat ujung rel terpukul.
Beban Roda
Arah pergerakan kereta Ujung rel terpukul
Rel merenggang
Ujung rel
Adanya kerusakan ujung sambungan rel ini membuat permukaan track tidak mulus, bergeraknya ballast dibawah sambungan dan bahkan dapat mempengaruhi kinerja bantalan. Akibat jangka panjang dari kerusakan ini adalah semakin bertambahnya dorongan pada ujung rel (mengikuti pergerakan kerenggangan rel) sehingga pada akhirnya kepala rel dapat terlepas (rel gompal).
Short Report KA 1404 KKW_New Created on 8/5/2003 9:38 AM
Page 8 of 11
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan Jl. Medan Merdek a Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail:
[email protected]
Kerusakan ujung sambungan rel ini diperparah dengan kondisi : • tidak lengkapnya baut plat besi jepit (fishbolt) dan plat besi jepit sambungan rel (fishplate), • terlalu besarnya beban pada rel dan besarnya renggangan sambungan rel, • perbedaan ketinggian antara dua rel pada sambungan rel, • ukuran rel yang terlalu kecil, • kondisi per bogie kereta yang tidak baik sehingga roda loncat, • perawatan track yang tidak baik. -
Bantalan terpasang di petak jalan Walikukun – Kedunggalar dari tahun 1971 – 2002, dengan asumsi penggantian bantalan (sesuai peraturan) adalah 5% pertahun maka dalam 20 tahun seharusnya seluruh bantalan tahun 1971 – 1983 telah afkir.
Sarana -
Flange roda aus di sisi dalam kereta api dan menyebabkan flange roda menipis.
KESIMPULAN Berdasarkan temuan-temuan (fakta) yang dikumpulkan tim KNKT, dapat disimpulkan bahwa PLH anjloknya rangkaian KA 1404 KKW disebabkan oleh : kondisi prasarana kereta api : -
rel type R.42 tahun 1962 retak di Km 205+100 pada bagian sambungan rel,
-
prosedur pemasangan dan perawatan sambungan rel yang tidak tepat,
-
bantalan sudah lapuk, serta
-
penambat (rigid dan elastics) tidak lengkap;
diperparah dengan kondisi sarana kereta api : -
flange roda gerbong KKW 04 yang aus di sisi dalam kereta api.
Short Report KA 1404 KKW_New Created on 8/5/2003 9:38 AM
Page 9 of 11
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan Jl. Medan Merdek a Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail:
[email protected]
REKOMENDASI 1. Berdasarkan fakta dan temuan pada kecelakaan KA 1404 KKW, KNKT berpendapat perlu untuk mengusulkan saran rekomendasi kepada Yth. Bp. Menteri Perhubungan, agar Departemen Perhubungan cq Direktur Jenderal Perhubungan Darat melakukan audit keselamatan (safety audit) terhadap PT. Kereta Api Indonesia (Persero), meliputi aspek: -
Organisasi dan manajemen perawatan gerbong dan bogie barang kereta api.
2. Khususnya dan mendahului safety audit di atas, Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengusulkan agar Direktorat Jenderal Perhubungan Darat untuk segera: -
Melakukan peremajaan jalur kereta api/prasarana kereta api (lihat Lampiran) khususnya bagi petak jalan antara Stasiun Walikukun – Kedunggalar, termasuk penggantian bantalan yang telah lapuk dan tidak laik serta melengkapi alat penambatnya (baik itu elastics atau rigid );
-
Melakukan pemenuhan kebutuhan plat besi jepit sambungan rel (fishplate ) dan baut plat jepit besi (fishbolt) dengan disesuaikan prosedur yang ada;
-
Melakukan pemasangan bantalan penyangga sambungan rel sesuai dengan prosedur yang ada;
-
Melakukan perawatan dan pemeriksaan jalur kereta api secara berkala sesuai dengan prosedur yang ada;
-
Mewajibkan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk melakukan pengelasan sambungan rel sesuai dengan prosedur yang benar;
-
Mewajibkan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk melengkapi Juru Penilik Jalan (JPJ) dengan buku laporan harian;
-
Menyarankan PT. Kereta Api Indon esia (Persero) untuk menyediakan alat pendeteksi keretakan rel (ultrasonic crack detector) yang dapat dilakukan secara mobile;
-
Menyarankan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk memperbaiki dan/atau memasang alat pengukur (instrumen pemantau) kecepatan p ada kabin lokomotif;
-
Menyarankan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menyediakan kabin khusus (kabus) bagi PLKA/TKA yang bertugas di rangkaian KKW sesuai dengan prosedur / reglemen yang telah ada;
-
Menyarankan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk melakukan penelitian alat komunikasi bagi petugas PLKA/TKA rangkaian gerbong KKW sehingga komunikasi antar PLKA dan antara PLKA dengan awak kabin lokomotif dapat berlangsung lebih efektif dan efisien;
-
Memungsikan sebagaimana mestinya Divisi Rekayasa PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terutama untuk meneliti roller bearing dan seal bearing yang tercecer di lokasi PLH.
3. KNKT juga mohon agar Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, sebagai regulator dan otoriti menentukan dan menerapkan kebijakan dan tindakan-tindakan yang diperlukan selanjutnya. Bila kemudian saran-saran di atas ini tidak disetujui atau diterima, maka mohon agar penjelasan
Short Report KA 1404 KKW_New Created on 8/5/2003 9:38 AM
Page 10 of 11
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan Jl. Medan Merdek a Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail:
[email protected]
tentang alasan-alasan tidak menyetujui atau menerima saran ini dan disampaikan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi. 4. Demikian kami sampaikan sebagai masukan untuk keputusan kebijakan tindak lanjut dalam rangka memperbaiki tingkat keselamatan transportasi di Indonesia.
Short Report KA 1404 KKW_New Created on 8/5/2003 9:38 AM
Page 11 of 11