226 ZIRAA’AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman 225-230
ISSN 1412-1468
ANALISIS USAHA TANI KELAPA SAWIT DI DESA HAMPALIT KECAMATAN KATINGAN HILIR KABUPATEN KATINGAN (Analysis of oil palm farming in Hampalit Village, Katingan Hilir Sub district, Katingan District) Asro’ Laelani Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas PGRI Palangka Raya
ABSTRACT Analysis Of Oil Palm Farming In Hampalit Village, Katingan Hilir Sub District, Katingan District Was Studied: 1) Components Of Cost, Farmer Revenue, And Farmer Income; 2) Efficiency Of Oil Palm Farming. The Research Showed: 1) In 2004, The Average Of Total Cost Oil Palm Farming, The Average Of Total Farmer Revenue, And The Average Of Farmer Income Were Rp. 19,038,791 Per Hectare, Rp. 203,454,000 Per Hectare, And Rp. 148,876,133 Per Hectare Respectively; 2) The Average Of Efficiency (Return/Cost Ratio) Was Four. This Result Indicated Oil Palm Farming In Hampalit Village Was Profitable. Keywords : Palm Oil, Cost, revenue, income and efficiency farming (cost ratio)
PENDAHULUAN Latar Belakang Propinsi Kalimantan Tengah berdasarkan data statistik tahun 2007 Dinas Perkebunan Propinsi Kalimantan Tengah menyatakan bahwa tanaman perkebunan seluas 1.129.367,72 Ha, yang didominasi oleh tanaman kelapa sawit 610.588,65 Ha dan karet 406.230 Ha, selebihnya adalah tanaman kelapa, kopi, lada, kakao, cengkeh, jambu mete, pinang, aren, kemiri dan kapuk randu. Disamping itu luas perkebunan kelapa sawit didominasi oleh Perkebunan Besar Swasta (PBS) seluas 525.468,98 Ha (86,06 %) dan Perkebunan Rakyat (PR) seluas 85.119,67 Ha (13,94 %), sedangkan karet didominasi oleh Perkebunan Rakyat seluas 399.434,5 Ha (98,33 %) dan Perkebunan Besar Negara atau Swasta seluas 6.542,5 Ha (1,67 %). Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peran penting bagi subsektor perkebunan. Pengembangan kelapa sawit antara lain memberi manfaat dalam : peningkatan
pendapatan petani dan masyarakat; produksi yang menjadi bahan baku industri pengolahan yang menciptakan nilai tambah di dalam negeri; ekspor CPO yang menghasilkan devisa. Dari sisi upaya pelestarian lingkungan hidup, tanaman kelapa sawit yang merupakan tanaman tahunan berbentuk pohon (tree crops) dapat berperan dalam penyerapan efek gas rumah kaca seperti (CO2), dan mampu menghasilkan O2 atau jasa lingkungan lainnya seperti konservasi biodiversity atau eko-wisata. Selain itu tanaman kelapa sawit juga menjadi sumber pangan dan gizi utama dalam menu penduduk negeri, sehingga kelangkaannya di pasar domestik berpengaruh sangat nyata dalam perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan luas areal perkebunan sawit di Kabupaten Katingan terutama di Kecamatan Katingan Hilir melalui program perluasan perkebunan rakyat yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Katingan dengan kegiatan bantuan bibit kelapa sawit yang dibagikan kepada masyarakat.
227 ZIRAA’AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman 225-230
Manfaat Penelitian 1.
2.
Petani kelapa sawit, sebaggai salah satu bahan pertimbangan dalam mengelola kegiatan uasaha tani kelapa sawit kearah yang lebih baik dan menguntungkan. Sebagai informasi dan bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji lebih jauh yang ada kaitannya dengan komoditi kelapa sawit.
ISSN 1412-1468
responden, sehingga sampel yang diambil sebanyak 15 orang petani responden. Data yang dikumpulkan pada kegiatan penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah yang bersumber langsung dari petani yang didapat melalui teknik wawancara terstruktur (menggunakan kuisioner), sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber/lembaga terkait.
Tujuan Penelitian
Analisis Data
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis komponen-komponen biaya, penerimaan dan besarnya pendapatan petani dalam usaha tani kelapa sawit dan menganalisis tingkat efisiensi usaha tani kelapa sawit.
Untuk dapat mengidentifikasi aspek teknis usahatani kelapa sawit dilakukan pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara pada petani responden. Selanjutnya untuk menganalisis besarnya biaya pada usahatani kelapa sawit, maka rumus yang digunakan dalam penyelenggaraan usaha ini adalah sebagai berikut : n TC = Xi. Pxi i=1
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2011 sampai dengan Juli 2011 dengan kegiatan berupa persiapan, pengumpulan, pengolahan dan analisis data, serta pembuatan laporan hasil penelitian. Penelitian dilaksanakan di Desa Hampalit, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunkan metode survey, dimana informasi yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuisioner. Sasaran populasi dalam penelitian ini adalah petani yang berada di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan berdasarkan atas pertimbangan keseragaman tahun tanam kelapa sawit. Populasi petani kelapa sawit di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir dengan tahun tanam sama sebanyak 15 orang
dimana : TC Xi Pxi i
= Biaya Total = Jumlah input yang digunakan = Harga input = 1,2,3,….n
Sedangkan untuk menganalisis penerimaan dapat dihitung dari persamaan (Kasim, 2004) sebagai berikut : n TR = Yi. Pyi i=1 dimana : TR Yi Pyi i
= Penerimaan Total (Rp) = Jumlah output = Harga output (Rp) = 1, 2, 3,………..n
Pendapatan merupakan penerimaan yang berasal dari hasil penjualan tandan buah
228 ZIRAA’AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman 225-230
segar sawit setelah dikurangi dengan biaya total yang telah dikeluarkan oleh petani responden, digunakan rumus Syaifuddin A. Kasim (1995) :
ISSN 1412-1468
Digunakannya metode RCR sebagai alat analisa untuk mengetahui kelayakan, karena cara ini lebih mudah dalam menganalisa.
I = TR – TC
HASIL DAN PEMBAHASAN
dimana: Desa Hampalit I = Income / pendapatan (Rp.) TR = Total Revenue / Penerimaan total (Rp.) TC = Total Cost / biaya total (Rp. )
Kecamatan Katingan Hilir terdiri dari 8 Desa atau Kelurahan.Salah satu Desa yang berada di Kecamatan Katingan Hilir adalah Hampalit. Desa Hampalit seluas 2.500 Ha, dengan rincian tanah kering seluas 1.881 Ha, bangunan/pekarangan seluas 104 Ha dan lainnya seluas 515 Ha. Jumlah penduduk di Desa Hampalit sebanyak 9.303 jiwa, dengan rincian 4.174 jiwa laki-laki dan 5.129 jiwa perempuan. Tingkat pertumbuhan penduduk Desa Hampalit sebesar 0,14 %. Jumlah bangunan/tempat tinggal adalah 3.151 buah, bangunan bukan tempat tinggal 296 buah dan bangunan campuran 605 buah. Jumlah bangunan permanen atau beton sebanyak 2.772 buah, sebagian beton 20 buah dan terbuat dari kayu sebanyak 1.260 buah.
Untuk menghitung efisiensi usahatani kelapa sawit di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan digunakan rumus : RCR = TR / TC dimana: RCR = Revenue Cost Rasio TR = Total Revenue/Penerimaan total (Rp,) TC = Total Cost/ Biaya total (Rp.) Suatu usaha ditanyakan efisien atau tidak efisien dengan kriteria sebagai berikut : RCR < 1, maka usahatani kelapa sawit tidak efisien diusahakan. RCR = 1, maka usahatani kelapa sawit tidak untung dan tidak rugi. RCR > 1, maka usahatani kelapa sawit efisien untuk diteruskan.
Karakteristik Responden Umur Petani Hasil petani terhadap responden diketahui bahwa umur petani kelapa sawit umumnya bervariasi yaitu antara 32 tahun hingga 60 tahun. Sebaran umur petani dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Sebaran responden menurut kelompok umur petani yang mengusahakan pertanaman Kelapa Sawit di Desa Hampalit
No 1 2 3
Kelompok Umur
< 15 15 – 55 >55 Jumlah Responden Sumber : Pengolahan data primer, 2011
Jumlah (orang)
Persentase (%)
13 2 15
0,0 86,67 13,33 100
229 ZIRAA’AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman 225-230
ISSN 1412-1468
Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan petani responden di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Sebaran responden petani kelapa sawit menurut tingkat pendidikan di Desa Hampalit No
Tingkat Pendidikan
1 2 3
Kepala Keluarga
SMA D3 Sarjana Jumlah Responden Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011
8 2 5 15
Pengalaman Petani Berdasarkan hasil wawancara petani responden, pengalaman petani usaha pertanaman kelapa sawit di Desa Hampalit adalah sebagian besar belum memiliki pengalaman. Petani dalam melaksanakan usaha pertanian kelapa sawit mengupah tenaga sesuai dengan tahapan pekerjaan yang diperlukan. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari dalam keluarga atau luar keluarga
53,34 13,33 33,33 100,0
yang pembayaran sesuai dengan tahap kegiatan dengan sistem borongan atau upah. Analisis Finansial Usaha Pertanaman Kelapa Sawit Biaya Data perhitungan biaya usahatani kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Biaya Usahatani Kelapa Sawit Tahun Tanam 2004 No. Biaya Biaya luas lahan 43 Ha (Rp.) 1 Pembukaan Lahan 60.475.000,2 Bibit 150.900.000,3 Tanam 15.100.000,4 Pupuk (Dasar, Urea, 77.034.000,NPK dan Upah) 5 Weeding (Manual, 120.500.000,Herbisida dan Upah) 6 Panen dan Angkut TBS 317.625.000,Total Biaya 818.668.000,Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011 Penerimaan Sistem penjualan kelapa sawit dalam bentuk tandan buah segar (TBS). Harga Tandan Buah Segar (TBS) ditentukan melalui rapat yang dilaksanakan di Kotawaringin Timur oleh instansi terkait dan pihak
Persentase (%)
Biaya Luas lahan per ha (Rp.) 1.406.395,3.509.302,351.163,1.791.488,2.802.326,7.386.628,19.038.791,-
Perkebunan Besar Swasta (PBS) yang mempunyai Pabrik Kelapa Sawit. Berdasarkan hasil total penerimaan yang diperoleh yakni sebesar Rp. 3.051.810.000,dengan rata-rata Rp. 203.454.000,-. Data hasil penerimaan dapat dilihat pada Tabel 6.
230 ZIRAA’AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman 225-230
ISSN 1412-1468
Tabel 6. Penerimaan Usahatani Kelapa Sawit Tahun Tanam 2004 Rincian
Jumlah TBS (Kg) Total 2.541.000 Rata-rata 169.400 Sumber : Data Primer yang diolah, 2011 Pendapatan Dari hasil analisis pendapatan yang diperoleh petani pada usaha pertanaman kelapa sawit dengan jumlah penerimaan yang
Penerimaan (Rp) 3.051.810.000,203.454.000,-
dihasilkan sebesar Rp. 2.233.142.000,dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp. 148.876.133,- per hektar selama 6 tahun. Data pendapatan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Tahun Tanam 2004 Rincian
Penerimaan (Rp) Total 3.051.810.000,Rata-rata/Ha 203.454.000,Sumber : Data Primer yang diolah, 2011
Biaya (Rp) 818.668.000,19.038.791,-
Pedapatan (Rp) 2.233.142.000,148.876.133,-
Tabel 8. Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Tahun 2004 per tahun per hektar Rincian Penerimaan (Rp) Total 508.635.000,Rata-rata/Ha/Th 33.909.000,Sumber : Data Primer yang diolah, 2011
Biaya (Rp) 136.444.667,9.096.311,-
Efisiensi Usaha Tani Kelayakan usahatani kelapa sawit dihitung dari besaran R/C ratio. Hasil perhitungan R/C ratio usaha pertanaman kelapa sawit berkisar antara 3 – 4 dengan rata-rata R/CR 4. Hasil ini menunjukkan bahwa keseluruhan analisis ekonomi R/C ratio usaha pertanaman kelapa sawit berada di atas angka 1, sehingga dalam hal ini disimpulkan bahwa usahatani kelapa sawit yang ada di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan efisien untuk diusahakan. Dari hasil rata-rata RCR 4 berarti setiap Rp 1,- biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 4,-
Pedapatan (Rp) 372.190.333,24.812.689,-
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
Biaya total kebutuhan usahatani kelapa sawit tahun tanam 2004 di Desa Hampalit di Kecamatan Katingan Hilir rata-rata sebesar Rp. 19.038.791,- / ha. Total penerimaan usaha pertanaman kelapa sawit tahun tanam 2004 rata-rata sebesar Rp. 203.454.000,- / ha. Total pendapatan usaha pertanaman kelapa sawit tahun tanam rata-rata sebesar Rp. 148.876.133,- per ha. Efisiensi R/C ratio rata-rata adalah sebesar 4. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani kelapa sawit di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan efisien untuk diteruskan/menguntungkan.
231 ZIRAA’AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman 225-230
ISSN 1412-1468
DAFTAR PUSTAKA Adiwilaga, Anwas. 1975. Ilmu Usaha Tani. Alumni. Bandung. Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2004. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. 168 p. Hartley, C.W.S. 1988. The oil Palm. Third Edition. Produce by Longman Singapore Publishers (Pte) Ltd. 761 p. Hernanto, F. 1994. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. International Contact Business System Inc. 1998. Vademecum (Buku Pintar) Kelapa Sawit. Jakarta. 279 p. Kartasapoetra. 1993. Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian. PT. Bina Aksara, Jakarta. Moehar, D.2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi Revisi. LP3ES. Jakarta. Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 p. Sastrosayono, S. 2004. Budidaya Kelapa Sawit. Cetakan Kedua. Agromedia Pustaka, Tangerang. Soekartawi, 1995. Analisis Usaha Tani. UIPress, Jakarta.110 Halaman. Soemitro dan Handayani. 1982. Ekonomi Sumber Daya Kehutanan. Bagian Penerbitan Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Soetrisno. 1988. Analisis Usahatani. Dirjen Pertanian Tanaman Pangan. Jakarta.