PENERAPAN METODE POINT COUNTER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II INKLUSI SDN 23 MATARAM TAHUN AJARAN 2016/2017
JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) PGSD
Oleh: NUR HAFNI NIM. E1E 212 176
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
PENENERAPAN METODE POINT COUNTER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II INKLUSI SDN 23 MATARAM TAHUN AJARAN 2016/2017 Nur Hafni., Khairun Nisa, dan Siti Istiningsih Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP universitas Mataram ABSTRAK Hasil belajar IPS siswa kelas II SDN 23 Mataram tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi ini dapat terlihat dari masih banyaknya siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal pada mata pelajaran IPS yaitu 75. Masalah ini terjadi karena kurangnya partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan hal-hal yang belum dimengerti. Untuk mengatasi hal ini, peneliti melakukan upaya perbaikan menggunakan metode Point Counter Point (PCP). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas II SDN 23 Mataram Tahun Ajaran 2016/2017 dengan menerapkan metode PCP. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 23 Mataram Tahun Ajaran 2016/2017. Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui tes tertulis yang diberikan pada setiap akhir siklus, sedangkan untuk aktivitas guru dan aktivitas siswa diambil melalui lembar observasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data peningkatan terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dengan presentase keaktifan 81,25%, meningkat pada siklus II dengan presentase keaktifan 93,81%. Selain itu, terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dengan nilai rata-rata 81,2 dan persentase ketuntasan klasikal 80%, meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 86,4 dan persentase ketuntasan klasikal 92%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan metode PCP dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas II SDN 23 Mataram Tahun Ajaran 2016/2017. Kata Kunci: Point Counter Point (PCP), Hasil Belajar IPS. ABSTRACT The social learning outcomes of II grade students in SDN 23 Mataram was not as expected. This condition can be seen from the number of students who do not meet The Minimum Completeness Criteria in science subjects, namely 75. This problem occurs because of a lack of student participation in asking questions and expressing things that are not yet understood. To overcome this problem, researcher make improvements using (PCP) methods.This research aims to implement PCP method to improve social learning outcomes of II grade students in SDN 23 Mataram academy year 2016/2017. This type of research is Classroom Action Research that conducted in two cycles, each cycle consisting of four phases: planning, action, observation and evaluation, and reflection. This research subject is II grade students of SDN 23 Mataram 2016/2017. Student learning outcome were collected through a written test given at the end of each cycle, while for the teachers’ activity and students' activity is taken through observation sheets. Based on the results of the research data showed improvement of student activity in the first cycle with the percentage of activity 81,25%, increased in the second cycle with the percentage of activity 93,81%. Other than that, the research data also showed improvement of learning outcomes in the first cycle with an average value of 81,2 with the percentage of classical completeness 80%, increased in the second cycle with an average value of 86,4 with a percentage of 92% classical completeness. The conclusions of
this research is the application of PCP method can increase the learning result of students in social learning for inclution grade II SDN 23 Mataram academy year 2016/2017. Keyword : Point Counter Point (PCP), social learning outcomes. 1. PENDAHULUAN Berdasarkan hasil observasi di SDN 23 Mataram, sekolah ini memiliki beberapa siswa inklusi di setiap kelasnya. Khususnya pada kelas dimana peneliti melakukan penelitian, yaitu kelas II, pada kelas II terdapat dua orang anak yang mengalami kebutuhan khusus berjenis kelamin perempuan dan laki-laki, siswa perempuan belum bisa merespon dengan cepat perkataan gurunya, sedangkan yang laki-laki masih kesulitan dalam membaca. Siswa yang memang lambat dalam berpikir membuat guru kesulitan mengajarnya. Komposisi belajarnya pun berbeda dengan siswa normal lain. Sekolah inklusi, adalah sekolah regular yang mengakomodasi dan mengintegrasikan siswa regular dan siswa penyandang cacat dalam program yang sama. Cara pembelajaran di sekolah ini sama dengan sekolah normal pada umumnya, hanya saja saat pelaksanaan pembelajaran guru lebih banyak memperhatikan ke dua siswa tersebut dibandingkan siswa yang lain karena kedua siswa tersebut kurang fokus pada pelajaran, sulit mengikuti pelajaran dan tidak percaya diri dalam mengerjakan tugas. Sekolah ini pernah beberapa kali meminta guru pendamping dari SLB tetapi tak kunjung terkabul, akhirnya guru kelas mau tidak mau harus menjadi guru rangkap maksudnya, adalah dia harus bisa mengkoordinir anak yang berkebutuhan khusus dengan anak normal. Akan tetapi kenyataan pada pelaksanaan pembelajaran guru lebih banyak memperhatikan anak yang berkebutuhan khusus dibandingkan anak normal dikarenakan ke dua anak tersebut masih belum terbiasa belajar mandiri. Akibatnya berdampak terhadap hasil belajar anak normal tersebut. Ketika siswa penyandang disabilitas diperbolehkan untuk turut serta dalam pendidikan umum, hal ini disebut sebagai mainstreaming. Mainstreaming meliputi penempatan siswa penyandang disabilitas di ranah pendidikan umum hanya jika mereka dapat mencapai ekspetasi akademis tradisional dengan bantuan minimal atau ketika ekspetasi ini tidak relevan (misalnya partisipasi pada jam istirahat atau pertemuan sekolah saja agar dapat berinteraksi dengan teman sebaya). Kebanyakan tempat, istilah mainstreaming ini sudah dianggap tidak berlaku dan di gantikan dengan kata inklusi atau praktik inklusif. Di SDN 23 Mataram mempunyai permasalahan belajar siswa, banyak siswa yang jarang memperhatikan guru saat proses belajar berlangsung. Permasalahanpermasalahan dalam pembelajaran yang dialami guru maupun siswa menyebabkan nilai hasil ulangan mata pelajaran IPS rendah dan jauh dari kriteria ketuntasan maksimal. KKM mata pelajaran IPS di SDN 23 Mataram dikatakan tuntas jika nilai mencapai 75. Sedangkan nilai rata-rata siswa hanya mencapai skor 60. Hasil belajar siswa yang rendah ini disebabkan karena guru kewalahan dalam membimbing siswa ketika belajar sehingga dalam membagi waktu untuk mengajar antara siswa yang berkebutuhan khusus dengan siswa normal guru belum mampu melaksanakannya secara optimal. Pada saat peneliti melakukan observasi, banyak siswa di kelas yang kesulitan belajar khususnya pada mata pelajaran IPS karena guru terlalu sering menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan siswa bosan dan mengantuk. Begitupula dengan siswa berkebutuhan khusus yang semakin tidak mengerti dengan penjelasan guru.
Oleh karena itu dengan adanya metode point counter point yang akan dilakukan oleh peneliti akan bermanfaat untuk guru maupun siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Penerapan metode ini akan menumbuhkan kecepatan berpikir siswa dalam menemukan gagasan untuk saling berkompetensi antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Begitu juga dengan siswa berkebutuhan khusus, metode ini akan memicu mereka untuk ikut berpartisipasi menyumbangkan hasil pemikiran. Keunikan dari PTK yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini, adalah pada penelitian terdahulu belum pernah ada yang melakukan penelitian tindakan kelas pada kelas inklusi. Berdasarkan alasan tersebut peneliti melakukan penelitian ini dan berusaha mengemukakan suatu ide agar anak berkebutuhan khusus pada tahap ringan bisa belajar secara aktif bersamaan dengan anak normal. 2. PELAKSANAAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan, adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011:46) penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 23 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Adapun jumlah kelas II yaitu 25 orang siswa, dengan jumlah siswa laki– laki 13 orang dan jumlah siswa perempuan 12 orang. Adapun siswa berkebutuhan khusus berjumlah 2 orang, 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Sedangkan mata pelajaran yang menjadi objek dalam penelitian ini, adalah IPS. Menghitung ketuntasan belajar secara individu digunakan rumus:
Skor =
Jumlah skor yang diperoleh x 100 Jumlah skor maksimal
(Musaddat, 2013:224)
Ketuntasan hasil belajar secara klasikal dihitung menggunakan rumus: ∑
∑
Keterangan: P = Ketuntasan belajar klasikal (Aqib dkk., 2010:41) Sesuai dengan petunjuk teknik penilaian di atas, kelas dapat dinyatakan tuntas secara klasikal apabila ketuntasan klasikal mencapai ketuntasan Adapun untuk mengetahui tingkat ketuntasan siswa berpedoman pada tabel kriteria berikut. Tingkat keberhasilan (%) Arti 90 – 100 Sangat tinggi 80 -89 Tinggi 70 -79 Sedang 60 69 Rendah Sangat rendah 50 -59 (Aqib dkk., 2010:41) (3.2) 1. Analisis kualitatif a. Menghitung Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa saat Pembelajaran Penilaian aktivitas guru dan siswa diperoleh melalui observasi langsung dimana seorang guru yang mengajar diobservasi langsung oleh observer dan aktivitas siswa diobservasi oleh peneliti bersama dengan proses
pembelajaran didalam kelas. Data aktivitas guru dan siswa dianalisis dengan rumus sebagai berikut. Keterangan: SM = Skor Maksimal. Masing-masng deskriptor yang teramati diberi skor 1 dan jika tidak teramati diberi skor 0. a. Menentukan persentase aktifitas guru dan siswa Rumus yang digunakan untuk menentukan persentase aktivitas guru dan siswa adalah sebagai berikut. Persentase = 100 % Selanjutnya dari keterlaksanaan pembelajaran dalam proses mengajar digolongkan menjadi 5 kategori, seperti pada tabel dibawah ini: Keterlaksanaan Kategori Pembelajaran (KP) 90% - 100% Sangat Baik 80% - 89% Baik 65% - 79% Cukup Baik 55% - 64% Kurang Baik 0% - 54% Sangat Kurang (Nurkancana, dkk., 1990) (3.3) Aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa saat proses pembelajaran dikatakan telah terlaksana secara optimal apabila presentase keterlaksanaan pembelajaran telah mencapai kategori Sangat Baik dengan Keterlaksanaan Pembelajaran antara 90%100%. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas II SDN 23 Mataram Tahun Ajaran 2016/2017 melalui metode PCP. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur PTK yang telah ditetapkan dari awal dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan evaluasi yang dilanjutkan dengan refleksi. Adapun dalam penelitian ini, ada dua hal yang ingin ditingkatkan yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa. Kegiatan penelitian ini dilakukan dalam 2 Siklus, dimana tiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Berikut ringkasan hasil observasi aktivitas dan hasil evaluasi belajar siswa pada kedua siklus: Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Observasi Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Hasil Belajar Jumlah Jumlah Siklus Siswa yang Siswa Skor Kategori Skor Kategori Persentase mengikuti yang tes Tuntas 16 Baik 13 SangtBaik 25 20 80% I 18 Baik 15,01 SangtBaik 25 23 92% II Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada Siklus I aktivitas belajar siswa termasuk kategori baik dengan skor 13, aktivitas guru termasuk kategori baik dengan skor 16,
dan jumlah siswa tuntas 20 orang dengan persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 80%. Pada Siklus I ini, persentase ketuntasan hasil belajar siswa belum mencapai indikator yang telah ditetapkan. Belum tercapainya indikator ketuntasan hasil belajar siswa ini disebabkan karena pada saat proses pembelajaran, siswa masih belum terbiasa belajar dengan metode PCP. Pada Siklus I ini, siswa tergolong gaduh dalam belajar. Perhatian siswa masih kurang terfokus pada guru karena siswa normal asik sendiri dan mengejek temannya yang berkebutuhan khusus. Selain itu guru kurang mampu menyesuaikan alokasi waktu yang tersedia dengan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus ini sehingga penyampaian materi menjadi kurang efektif. Beberapa siswa masih kurang mampu mengaitkan materi yang dipelajarinya dengan kehidupan nyata, sehingga siswa tersebut kurang kreatif dalam memberikan contoh-contoh nyata terkait dengan materi yang diajarkan. Maka untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut, penelitian dilanjutkan pada Siklus selanjutnya atau pada Siklus II. Proses pembelajaran pada Siklus II, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa dari skor 13 menjadi 15,01 dan berkategori dari baik menjadi sangat baik, begitu halnya dengan skor aktivitas guru dari 16 menjadi 18 dan berkategori dari baik menjadi sangat baik pula. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari persentase 80% menjadi 92%. Kenaikan hasil belajar ini dapat terjadi karena keaktivan siswa dalam belajar telah meningkat, baik siswa normal maupun siswa berkebutuhan khusus. Dalam kegiatan pembelajaran siswa normal sudah tidak mengejek temannya yang berkebutuhan khusus lagi. Siswa berkebutuhan khusus juga menjadi lebih fokus kepada guru, karena tidak lagi terganggu oleh ejekan teman mereka. Sehingga, proses pembelajaran menjadi lebih kondusif. Walaupun hasil belajar siswa berkebutuhan khusus belum mencapai KKM, namun telah mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Belum tercapainya KKM untuk siswa berkebutuhan khusus ini karena kemampuan memahami pelajaran siswa yang lebih rendah dari siswa normal. Akan tetapi penelitian pada Siklus II dapat dikatakan berhasil karena hasil belajar siswa secara klasikal sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Keberhasilan penerapan metode PCP dalam meningkatkan hasil belajar siswa ini sesuai dengan pernyataan Suprijono (2009:99-100) yang mengatakan bahwa metode PCP digunakan untuk mendorong peserta didik berpikir dalam berbagai perspektif. Silberman (2007:137) juga telah menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan sebuah tehnik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu komplek, format tersebut mirip dengan perdebatan namun kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat. Berdasarkan pendapat tersebut metode PCP dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena kemampuan siswa dalam memahami materi dapat meningkat. Keberhasilan dari penelitian ini tentunya tidak terlepas dari pembelajaran yang digunakan serta peran guru yang melakukan refleksi dengan baik, sehingga penelitian ini berhasil dengan hasil yang memuaskan pada Siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa juga tidak terlepas dari penerapan metode PCP yang digunakan dengan benar dalam proses belajar mengajar. Peningkatan hasil belajar siswa ini relevan dengan penelitian terdahulu oleh Fauzi (2012) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif pada mata pelajaran PKn dengan penerapan metode PCP terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian Saputra (2014) yang menyatakan
terdapat pengaruh positif pada mata pelajaran IPS dengan penerapan metode PCP terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian berdasarkan hasil pembahasan dan sejalan dengan penelitian terdahulu tentang metode PCP, maka dapat dibuktikan bahwa metode PCP merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 4.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu: Penerapan metode PCP dalam pembelajaran IPS dengan benar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN 23 Mataram. Penerapan metode PCP berhasil karena aktivitas guru dan siswa telah mencapai kriteria baik menjadi sangat baik, dengan skor yang diperoleh di siklus I, 13 menjadi skor 16 di siklus II. Kemudian, ketuntasan klasikal ≥ 85% artinya 23 siswa dari 25 siswa mencapai nilai KKM yang ditentukan pihak sekolah yaitu 75. Dan, hasil belajar sebagian besar siswa pada mata pelajaran IPS ≥ 75. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I dengan persentase kektifan 93,81% menjadi 81,25% di siklus II. Selain itu, peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dengan nilai rata-rata 81,2 dan persentase ketuntasan klasikal 80%, meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 86,4 dan persentase ketuntasan klasikal 92%. 2. Saran Adapun saran dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagi siswa agar dapat melibatkan diri lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2. Bagi guru kelas II SDN 23 Mataram untuk dapat menerapkan metode PCP dalam pembelajaran IPS di kelas. 3. Bagi kepala sekolah agar senantiasa memotivasi guru untuk menggunakan dan mengembangkan metode-metode pembelajaran seperti metode PCP dalam pembelajaran di kelas. Bagi peneliti lain agar dapat mengembangkan lebih lanjut hasil penelitian yang serupa untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia.
5.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media Group. Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Media. Dimiyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hariyanto. 2010. Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar Kelas Rendah. Mataram: Cerdas Press. Ilahi Takdir. 2013. Pendidikan Inklusif. Yogyakarta: AR-Ruzz Media. Kariadinata, Rahayu dan Maman. 2012. Dasar-dasar Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Kunandar. 2011. Penilaian Autentik. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Marilyn dan bursuck. 2015. Menuju Kelas Inklusi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mudjito, Harizal, Elfiandry. 2012. Pendidikan Inklusif. Jakarta: Baduose Media Jakarta.
Musaddat, Syaiful. 2013. Pendidikan Bahasa dan Sastra Kelas Tinggi. Mataram: FKIP UNRAM. Nasution. 1982. Evaluasi dan Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nurkancana, Wayan dan Sunartana. 1990. Evaluasi dan Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Sudjana. 2011. Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D”. Bandung: Alpabeta. Susanto, Ahmad. 2013. Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Jogjakarta: Pustaka Belajar. Rasyid dan Mansur. 2008. Penilaian Hasil belajar. Bandung: CV Wacana Prima. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenamedia Group. Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Sa’ud dan Makmun. 2005. Perencanaan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2000. Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Supardi. 2015. Penilaian Autentik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Syaiful, Sagala. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2011. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Prestasi Pustaka.