VOL. 5 NO. 1/APRIL/ 2016
ISSN 2337-SDbX
PROSIDING Seminar Nasional Biodiversitas Biodiversitas untuk Industri Berkelanjutan
ISSN: 2337-506X April 2016
PROSIDING SEMNAS BIODIVERSITAS
PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIODIVERSITAS
Biodiversitas untuk Industri Berkelanjutan
Dilaksanakan Tanggal 7 November 2015 di Hotel Lorin Solo
Terselenggara atas kerjasama
Program Studi Biologi
Masyarakat Biodiversitas
Kelompok Studi Biodiversitas
FMIPAUNS
Indonesia
Program Studi Biologi
FMIPAUNS
P R O SI D I N GISSN: 2337-506X SEMNAS BIODIVERSITAS-April 2016
TIM REVIEWER DAN EDITOR PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIODIVERSITAS
REVIEWER: l.Dr. Ratna Setyaningsih, M. Si. (Universitas Sebelas Maret-Surakarta) 2. Dr. NurArfa Yanti, M.Si. (Universitas Haluoleo- Kendari) . 3. Dr. Agung Budiharjo, M. Si. (Universitas Sebelas Maret - Surakarta) 4.Dr. Tetri Widiyani, M.Si. (Universitas Sebelas Maret - Surakarta) 5.Dr. Roni Koneri, M.Si (Universitas Sam Ratulangi - Manado) 6.Rony Irawanto, S.Si., M. T. (LIPI - Kebun Raya Purwodadi) 7.Hem Sasongko, S. Farm., Apt. (Universitas Sebelas Maret - Surakarta)
EDITOR Ahmad Dwi Setyawan, S.Si, M.Si .Muhammad Ridwan, S.Si
Deby Fajar Lestari Diagal Wisnu Pamungkas Krisanty Kharismamurti Muhammad Arif Romadhon Nor Liza
PENERBIT Kelorhpok Studi Biodiversitas Program Studi Biologi FMIPA UNS
ISSN: 2337-506X Dilarang keras menjiplak, mengutip, memfotokopi sebagian atau seluruh isi buku serta memperjual belikan tanpa ijin tertulis
© HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG
PROSIDING SEMNAS BIODIVERSITAS
ISSN: 2337-506X April 2016
SUSUNAN KEPANITIAAN SEMINAR NASIONAL BIODIVERSITAS 2015 Pelindung
Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M. Sc. (Hons) Ph.D
(Dekan FMIPA UNS) Penasehat
Prof. Dr. Sugiyarto, M. Si
(Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FMIPA UNS) Penanggung Jawab
Dr. Ratna Setyaningsih, M. Si (Ketua Program Studi Biologi FMIPA UNS)
Ketua 1
Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si.
Ketua II
Rekyan Galuh Witantri
Sekretaris
Zenita Milla Luthfiya Deby Fajar Lestari
Bendahara
Ni'matul Laili Nur Mahfudzah Inna Listri Ani S.
Sie Acara
Krisanty Kharismamurti Firda Amelia Widha Puspa Tanjung Euis Citra Ayu. R
Sie Publikasi dan Dokumentasi
Windha Ika Maylani Nabris Mufti A. Yohanes Rendy Cahyono Ahmad Bulkini
Sie Konsumsi
Novaria Putri Yudiyanti Evy Astuti Rengganis Widoninggar
Sie Sponsorship
Ahmad Choirunnafi Wahyuni Herlina Novitasari
Sie Perijinan
Nafsul Muthmainnah Mayang Nur Rohmah Fajar Rahmah Nuraini
Sie Transportasi dan
Atika Dewi Purwaningsih
Akomodasi
Ulfah Hasanah
III
ISSN: 2337-506X April 2016
PROSIDING SEMNAS BIODIVERSITAS
DAFTAR ISI halaman
HALAMANJUDUL
i ii iii
TIM REVIEWER DAN EDITOR PROSIDING
SUSUNAN KEPANITIAAN KATA PENGANTAR SUSUNAN ACARA DAFTAR ISI
v
vi vii Judul
No
Nama
Hal
Makalah Utama PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI UNTUK INDUSTRI PETERNAKAN BERKELANJUTAN
Syahruddin Said
PERANAN BIOTEKNOLOGI DALAM MEMPERTAHANKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Ahmad Yunus
DARI HULU KE HILIR, DAR1 RISET KE INDUSTRI, DARI SIDAT KE UNAGI
Agung Budiharjo
12
Makalah Penunjang BIODIVERSITAS TANAMAN PENGHASIL BAHAN BAKAR
Endro Gunawan
NABATI MENDUKUNG KEBIJAKAN BIOENERGI Dl SEKTOR
14
PERTANIAN KALIWU, MODEL INISIATIF LOKAL DALAM KONSERVASI
Gerson N.
DAERAH PERBUKITAN Dl PULAU SUMBA
Njurumana
19
Rahaju Saraswati,
ECO-INNOVATION UNTUK PENGUATAN DAYASAING GLOBAL DAN PENINGKATAN KAPASITAS INDUSTRI PERKAPALAN JAWATIMUR GUNA MENDUKUNG PROGRAM MP5EI KORIDOR EKONOMIJAWA
Nyoman Puspa Asri, Rini Oktavera,
24
Endang Prihatiningsih
EVALUASI PERTUMBUHAN SEMAI AMPUPU UMUR 4
Sumardi
BULAN DARI BEBERAPA FAMILI DAN PROVENAN
POTENSI SERAPAN KARBON TAMAN MENTENG, SUROPATI, DAN SITULEMBANG DAN SPESIES DOMINAN PENYERAP KARBON "
Vivi Khafilatul Jannah, Dimas Haryo Pradana, I Wayan Susi Dharmawan
VII
32
36
ISSN: 2337-506X April 2016
PROSIDING SEMNAS BIODIVERSITAS
Afrizon, Siti
SEBARAN TANAMAN BUAH Dl PROVINSI BENGKULU
Rosmanah
45
D. Hastuti, A.
POTENSI GENOTIF PADI-PADI LOKAL BANTEN SEBAGAI 10
SUMBER GEN KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT BLAS
Syaelendra, MA.
51
Syabana, RF. Yenny Djumhawan Ratman
KEANEKARAGAMAN MAKROFUNGI SEBAGAI JAMURPermana, 11
PANGAN DAN PERBEDAAN KARAKTERISTIK HABITAT MEDIA Nurhamidar
55
ALAMIRahman, Muhamad Kurniadi Edi Purwanto, Lesty
KARAKTERISASI MORFOLOGIS PADI BERAS HITAM PADA 12
AGROEKOSISTEM SAWAH Dl BANTUL
Ayu Bidhari, Endang
63
Yuniastuti Endang Gati Lestari,
13
EVALUASI DAN SELEKSI GALUR MUTAN KEDELAI M3
Asadi, Sri Hutami,
UNTUK PRODUKSI TINGGI
Ragapadmi P., S.
67
Rahayu
14
PERAN TAMAN NASIONAL SEBAGAI BASIS PEMBANGUNAN
Hendra Gunawan,
EKONOMI HIJAU MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA
Sugiarti
71
Lily Arsanti Lestari,
15
ANALISIS RENDEMEN DAN SIFAT FISIKO-KIMIA GELATIN
Yuny Erwanto, Abdul
HALAL DARI KULIT KAMBING LOKAL JAWA RANDU
Rohman, Yudi
82
Pranoto
INVENTARISASIJENISTUMBUHAN PENGHASIL UMBI SEBAGAI BAHAN PANGAN Dl KECAMATAN MIOMAFFO 16.
BARAT KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA PROPINSI
Maria.T.L. Ruma, Maria.T. Danong,
86
Junarita Tlaan
NUSA TENGGARA TIMUR
KANDUNGAN GIZI DAN FITOKIMIA DAUN ADAS 17
{Foeniculum vulgare Mill)
Najda Rifqiyati
92
Natelda R. Timisela,
KETERSEDIAAN BAHAN BAKU SAGU DAN UBI KAYU DALAM 18
UPAYA MENDUKUNG AGROINDUSTRI PANGAN LOKAL Dl PROPINSI MALUKU
Ester D. Leatemia, F. Polnaya dan G. Tomatala
VIII
96
ISSN: 2337-506X April 2016
PROSIDING SEMNAS BIODIVERSITAS
KINETIKA DEGRADASI BETA KAROTEN PADA PRODUKNur Her Riyadi 19
DIVERSIFIKASI OLAHAN PARE (Momordica charantia)Pamanto, Dwi
103
SELAMA PENYIMPANANIshartani
20
EMPATVARIETAS JERUK KEPROK DATARAN RENDAH DAN
RESPON TANAMAN STROBERI VARIETAS LOKAL BERASTAGI 21
Oka Ardiana Banaty
POTENSI PENGEMBANGANNYA
(Fragariax ananassa Duchesne^ TERHADAP PEMBERIAN
109
Oka Ardiana Banaty, Dosmauli Aruan
115
KASEIN HIDROLISAT
KEANEKARAGAMAN GULMA PADA POLA DIVERSIFIKASISiti Rosmanah, 22
23
KOPI KAKAO Dl PROVINSI BENGKULUAfrizon
PERSEMAIAN UMBI Dioscorea SE BAG Al BAH AN TANAM
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI 24
PADI MELALUI PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) Dl KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
Solikin
119
124
Sriwulan PR., Darniati Danial, Dhyani
128
Nastiti P.
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PERBAIKAN POLA USAHATANI UNTUK MENINGKATKAN 25
PENDAPATAN MELALUI PROGRAM GERAKAN NASIONAL (GERNAS) KAKAO Dl KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
IDENTIFIKASIJENIS DAN POPULASI HAMA, MUSUH ALAMI, 26
SERTA TINGKAT KERUSAKAN YANG DITIMBULKAN PADA FASE GENERATIF PADA KACANG HIJAU
Sriwulan P.Rahayu, Darniati Danial, M.
134
Hidayanto
Tantawizal, Yusmani
Prayogo
138
Tri Cahyo Mardiyanto, Dwi
27
PENERIMAAN PANELIS TERHADAP ABON DAGING SAPI
Nugraheni, Selvie
YANG DISUBSTITUSI DENGAN NANGKA MUDA
Dewi Anomsari, Sri Catur
Budisetyaningrum
IX
144
ISSN: 2337-506X April 2016
PR0SID1NG SEMNAS BIODIVERSITAS
POTENSI SUMBERDAYA GENETIK GANDARIA (Bouea 28
TANAMAN GARUT (Maranta arundinacea L) SEBAGAI 29
Yati Supriati
macrophylla Griffith) UNTUK PANGAN DAN KESEHATAN
POTENSI SUMBER GENETIK UNTUK KETAHANAN PANGAN
151
Yati Supriati, I. Roostika Tambunan
156
dan KESEHATAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PTT DAN INTRODUKSI 30
BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) Dl KABUPATEN
Yong Farmanta,Yartiwi,
163
Yulie Oktavia
BENGKULU UTARA
KAJIAN KOMPATIBILITAS JENIS INDUKJANTAN DAN PEMANGKASAN SELUDANG BUNGA PADA PENYERBUKAN 31
SALAK PONDOH (Salacca zalacca) TERHADAP PROFIL BUAH
Yuni Agung Nugroho, Toto Suharjanto,
168
Nanang Harianto
MUDA
KERAJINAN KUPU-KUPU DAN NGENGAT (INSECTA : 32
LEPIDOPTERA) Dl OBYEK WISATA ALAM BANTIMURUNG
Indra A.S.L.P. Putri
173
DAN IMPLIKASI KONSERVASINYA Pratama Diffi TEKANAN TERHADAP KEANEKARAGAMAN TERUMBU 33
34
KARANG INDONESIA
KEANEKARAGAMAN TANAMAN SEBAGAI OBYEK WISATA ILMIAH DAN DAYA TARIK WISATAWAN : STUDI KASUS Dl KEBUN RAYA BOGOR
Samuel, Dewa Gede
183
Raka Wiadnya
Tri Handayani
191
Marini Susanti Hamidun, Dewi
35
36
BIODIVERSITAS SUAKA MARGASATWA NANTU SEBAGAI SUMBER PENGHIDUPAN BAGI MASYARAKAT SEKITAR
EVALUASI PENGELOLAAN EKOWISATA Dl KAWASAN EKOWISATATANGKAHAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER SUMATERA U*TARA
Wahyuni K. Baderan,
196
Meilinda Lestari Modjo
Tri Rizkiana, Endah
Sulistyawati
201
PROSIDING SEMNAS BIODIVERSITAS Vol.5 No.l Hal: 67-70
ISSN: 2337-506X April 2016
EVALUASI DAN SELEKSI GALUR MUTAN KEDELAI M3 UNTUK PRODUKSI TINGGI Endang Gati Lestari*, Asadi, Sri Hutami, Ragapadmi P., S. Rahayu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian BB-BIOGEN Jin Tentara Pelajar No 3 Bogor 16111 •Email:
[email protected]
Abstrak - Kebutuhan komoditi kedelai semakin meningkat, seiring meningkatnya jumlah penduduk untuk itu perlu dikembangkan varietas unggul baru untuk dikembangkan oleh petani. Teknik mutasi iradiasi telah lama dikembangkan untuk perakitan Varietas unggul, seperti menjadi genjah dan produksi tinggi. Penelitian dilaksanakan di STPT Cibalagung Bogor bulan Maret s/d Juni 2015, tujuannya untuk melakukan evaluasi dan seleksi galur mutan kedelai generasi ke-3 (M3) varietas Baluran dan Cll (persilangan kedelai asal China dan asal Jepang) untuk mendapatkan galur unggul produksi tinggi. Sebanyak 212 galur mutan M3 yaitu Bal 430, Bal 431, Bal 470 dan C-ll, di tanam menggunakan Rancangan percobaan a augmented masing-masing galur mutan ditanam dua baris terdiri 20 tanaman dan setiap 25 galur mutan ditanam cek dan varietas unggul nasional Grobogan. Peubah yang diamati ialah tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong isi dan bobot biji per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil polong isi dan bobot biji/tanaman. Pada galur mutan Bal 430, Bal 431 dan Bal 470 menghasilkan biji/tanaman tertinggi yaitu 26 g; 33,3 g dan 30,7 g, sedangkan tetuanya 15 gr/tanaman. Galur mutan Cll juga menghasilkan mutan produksi polong dan bijinya lebih tinggi yaitu 35 g dibanding tetuanya 24 g. Galur-galur mutan dengan karakter agronomi unggul tersebut akan diseleksi lebih _ lanjut untuk uji daya hasil. Kata kunci: galur mutan, kedelai, mutasi, produksi tinggi.
PENDAHULUAN
karakter unggul yang diinginkan tidak dijumpai di dalam plasma nutfah yang ada, selain itu mutasi berperan untuk*
Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu
meningkatkan keragaman genetik di alam (Khan dan Goyal
komoditi pangan utama setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai untuk pangan terus meningkat seiring
tanaman kedelai telah dilakukan di PAIR BATAN
bertambahnya jumlah penduduk, karena merupakan bahan pangan sumber protein nabati. Pengembangan
menghasilkan mutan berumur super genjah yaitu 66-68 hari, dan produksi tinggi yaitu 2,4-2,6 t/ha diberi nama
tanaman kedelai mengalami kendala antara lain terbatasnya lahan yang cocok, masih terbatasnya varietas unggul berdaya hasil tinggi yang digunakan oleh petani dan gangguan hama serta patogen sangat menurunkan
Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 (Arwin dkk., 2012).
produksi. Pembentukan galur unggul kedelai yang daya hasilnya tinggi merupakan program pemerintah untuk
menghasilkan mutan asal embriosomatik M7 Baluran dan asal F8 persilangan kedelai Cina/Jepang yang
meningkatkan produksi.
mempunyai potensi untuk dikembangkan dengan sifat
Dalam kegiatan perakitan varietas unggul,
2009, Yacoob dan Rashid 2001). Mutasi untuk pemuliaan
Perbaikan genetik melalui keragaman somaklonal pada tanaman kedelai di BB Biogen telah dimulai tahun 2009-2015 melalui mutasi dan kultur in vitro,
baik (Asadi 2014).
diperlukan populasi dengan keragaman yang tinggi sebagai
Pembentukan varietas baru mela|^i mutasi ' dan
bahan untuk seleksi. Keragaman genetik dapat ditingkatkan melalui introduksi, persilangan, mutasi dan transformasi (Hanafiah dkk., 2010). Tanaman kedelai
kultur in vitro pada tanaman pisang dan tebu telah menghasilkan pisang tahan fusarium, tebu kandungan
menyerbuk sendiri sehingga secara alamiah keragaman
dengan warna dan ukuran lebih menarik, serta rasa lebih enak (Jain 2010).
genetiknya rendah. Persilangan
secara konvensional
rendemen gula tinggi, serta tanaman hias dan buah
mengalami kesulitan karena ukuran bunganya sangat kecil,
Evaluasi mutan kedelai (M2) Bal 430,-431,470 dan
untuk itu perlu teknik yang efektif untuk meningkatkan
Cll yang dilakukan tahun 2014 di BB Biogen,
keragaman genetik tanaman, mutasi merupakan teknologi
menghasilkan benih M3 dan data karakter agronomi yang menunjukkan adanya variasi genetik (Lestari dkk., 2015).
alternatif untuk meningkatkan variasi genetik (Gopinath dan Pavadai 2015).
Dalam pemuliaan melalui mutasi selain pembentukan
Teknik mutasi menggunakan iradiasi sinar gamma
mutan, kegiatan seleksi terhadap populasi galur mutan
telah lama dikembangkan oleh pemulia untuk perakitan
yang diperoleh merupakan kegiatan penting dan mengikuti kaidah pemuliaan (Makmur 1992).
varietas unggul. Pemuliaan melalui mutasi dapat diaplikasikan untuk memperbaiki sifat tertentu apabila
68 | Pros Sem Nas Biodiv Hal: 67-70
Prosedur yang tepat dalam perlakuan mutagen,
unsur kunci untuk
pengelolaan populasi mutan serta seleksi merupakan Nakagawa 2012). Untuk mendapatkan tanaman
pembentukan
galur (Ukai dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
mutan yang stabil secata genetik, seleksi dilakukan minimal sampai generasi ke-4 atau ke-5 (tanaman M4
Sebanyak 212 galur mutan M3 yang ditanam di
untuk tanaman yang diperbanyak secara generatif atau
STTP Cibalagung menunjukkan pertumbuhan yang baik, saat percobaan berlangsung" tidak ada gangguan hama
mV5 untuk tanaman yang diperbanyak secara vegetatif) yang didasarkan pada penampilan fenotipik (Handayati
maupun patogen yang rriengganggu pertumbuhan
dkk.;2007).
tanaman. Pengamatan yang dilakukan pada karakter
Tujuan penelitian ialah melakukan evaluasi dan seleksi Mutan generasi M3 Bal 430, 431,470 dan Cll untuk mendapatkan galur M4 yang hasil nya tinggi.
agronomi tinggi tanaman, jumlah cabang, bobot biji 100 butir, jumlah polong isi dan bobot biji/tanaman menunjukkan
adanya variasi hasil yang cukup tinggi.
Kisaran yang dihasilkan pada peubah polong isi mutan Bal
METODE PENELITIAN Percobaan dilaksanakan di STTP Cibalagung Bogor. Pada bulan Maret s/d Juni 2015. Materi genetik yang
430, 431 dan 470 cukup lebar yaitu antara 30-114 butir/tanaman. Selain menunjukkan variasi pada jumlah polong isi, iradiasi juga meningkatkan bobot biji/tanaman.
digunakan ialah 212 galur mutan generasi ke-3 (M3) Bal
Bobot biji/tanaman pada tetua sebesar 15 gr/tanaman,
430, 431,470 dan Cll terpilih hasil seleksi berdasar bobot
pada mutan Bal 430, 431,470 menghasilkan 129 nomor
biji per tanaman dan jumlah polong. Galur mutan ditanan dalam dua baris, masing-masing terdiri 20 tanaman
yang hasilnya diatas 17 gr/tanaman. Bobot biji/tanaman
dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm, satu lubang ditanam satu butir. Rancangan percobaan adalah augmented.
mutan memberikan hasil lebih tinggi dibanding tetuanya (Tabel 1). Banyaknya mutan yang menghasilkan bobot/tanaman dan jumlah polong isi lebih tinggi dapat
mutan Cll juga menunjukkan peningkatan, sebanyak 22
Setlap 25 galur ditanam cek varietas Grobogan, Baluran, dan cek mutan C-ll, Bal 430, Bal 431 dan Bal 470.
dilihat pada histogram dibawah (Gambar 1). Pada mutan
Tanaman dipupuk NPK Ponska (mengandung 15 % N,
Bal 430 sebanyak 55 nomor menghasilkan biji/tanaman
16%P2O5 dan 15% K2O) dengan takaran setara dengan 300 kg/ha. Pemeliharaan seperti penyiraman, penyiangan,
lebih tinggi dibanding tetua, pada Bal 341 sebanyak 42 nomor dan pada Bal 470 sebanyak 38 nomor.
pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai
Mutan Cll, merupakan kedelai biji besar berasal
keperluan. Peubah yang diamati: umur berbunga, umur
dari persilangan kedelai asal cina dan Jepang, bobot 100
masak, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong isi, polong hampa, bobot tanaman /rumpun, bobot 100 biji, dan hasil/tanaman. Galur mutan diseleksi secara pedigree
biji galur mutan cukup tinggi yaitu 10-26 g. Seleksi berdasar jumlah polong isi/tanaman menghasilkan 56
dengan memperhatikan karakter penentu produktivitas yaitu jumlah polong, jumlah polong isi dan bobot biji/tanaman.
mutan yang hasilnya lebih tinggi dari tetuanya yaitu 34 g, peningkatan hasil juga diperoleh pada bobot biji/tanaman, sebanyak 22 nomor menghasilkan bobot biji/tanaman antara 24-35 g lebih tinggi dibanding tetuanya yaitu 24 g (Tabel 1). Hasil penggaluran dan seleksi galur mutan M3 telah diperoleh sebanyak 1000 galur M4 yang memiliki karakter penampilan agronomis baik dengan hasil biji/tanaman > 9 g/tanaman. Galur terpilih ditanam kembali untuk seleksi lebih lanjut.
Tabel 1. Komponen hasil dan hasil galur mutan M3, tanam di Cibalagung Bogor Galur
Kisaran
mutan /var cek
tinggi
Kisaran jumlah
tanaman
cabang
Kisaran jumlah polong isi/tanaman
Kisaran bobot100
Kisaran bobot
biji/tanaman (gr)
biji (gr)
(cm) Mutan
Cek
Bal 430 Bal 431
41-60
2-7
42-73
2-7
Bal 470 Cll
42-73 30-45
2-7 2-5
Cll
-
Grobogan Baluran
70-102 (24) 70-100 (18)
42
3
70-115 (73) 34-82 (56) 34
39 58
2 3
27 81
8,8-12,6
15-26 (55)
7.8-12,8
15-33,2 (42)
7.8-12,8 10-26.4
15-30,7 (38)
19
24-35 (22) 24
15 12
18 15
Lestaridkk. | 69
Bobot biji/tnm Bal 430
Bobot biji/tnm (gr) Bal 431 20
40 .30 a* 41
20 10
III.
0
ll 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
7 8 9 1011121314151617181920212223242526
Bbt biji/tnm Cll
Bbt biji/tnm Bal 470 20
200 , 150
|||||||.
, 100 50
.1
li.
0 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36
13 5 7 9 1113 15 17 19 2123 25 27 29 3132
Keterangan: bobot biji/tanaman pada tetua Baluran 15 g/tanaman, pada Cll sebanyak 24 g/tanaman Gambar 1. Histogram hasil bobot biji/tanaman Keragaman hasil pada tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong isi dan bobot biji/tanaman menunjukkan bahwa iradiasisinar gamma yang diberikan dapat meningkatkan keragaman dan menghasilkan galurgalur yang hasilnya lebih tinggi dibanding tetuanya, diharapkan galur-galur mutan yang produksinya tinggi tersebut tetap stabil pada uji daya hasil pendahuluan dan uji daya hasil lanjut. Surya dan Hoeman (2009) menyatakan bahwa keberhasilan program pemuliaan sangat tergantung pada keragaman genetik dari karakter yang diwariskan dan kemampuan memilah genotipe unggul dalam proses
dengan keragaman yang tinggi sehingga menghasilkan mutan yang beradaptasi di dataran rendah. Pada penelitian ini evaluasi dan seleksi pada galur mutan M2 Bal 430, 431,470 dan Cll yang dilakukan tahun 2014 menghasilkan variasi cukup tinggi pada peubah yang diamati dan menunjukkan peningkatan hasil pada tinggi tanaman, jumlah polong isi, jumlah biji bernas dan bobot biji/tanaman (Lestari dkk., 2014), adanya segregasi pada generasi M2 memungkinkan pemulia untuk melakukan seleksi lebih lanjut. Induksi mutasi menggunakan sinar gamma pada tanaman artemisia (Artemisia annua L) yang dilakukan oieh Purnamaningsih
seleksi. Dalam setiap program pemuliaan tanaman,
dkk tahun 2010 menghasilkan perubahan morfologi
evaluasi dan seleksi merupakan kegiatan utama setelah
tanaman antara lain bentuk daun dan tinggi tanaman
diperoleh keragaman genetik yang tinggi. Seleksi
selain morfologi tanaman, perlakuan mutasi yang
merupakan proses memisahkan individu tanaman yang memiliki karakter-karakter tertentu. Efektif dan tidaknya
diberikan juga meningkatkan kandungan artemisinin, kandungan artemisinin pada tetua sebesar 0,5 %
seleksi tanaman yang berdaya hasil tinggi dari sekelompok
meningkat menjadi 1,41% pada mutan'yang dihasilkan.
populasi tergantung dari (1) seberapa jauh keragaman
Perubahan morfologi dan peningkatan- ragam fenotipe juga dihasilkan pada tanaman sorgum hasil mutasi
hasil yang disebabkan faktor genetik yang nantinya diwariskan kepada keturunannya dan (2) seberapa jauh pula keragaman yang disebabkan oleh lingkungan tumbuh tanaman (Makmur 1992). Penelitian Surya dan Hoeman (2009), iradiasi
menggunakan radiasi sinar gamma (Surya dan Human 2009).
KESIMPULAN
mengunakan sinar gamma pada biji sorgum dengan dosis 10-100 Gy menghasilkan mutan M2 yang meningkat keragamannya, munculnya segregasi pada galur mutan M2
Evaluasi dan seleksi galur mutan sorgum generasi ke-3 (M3) diperoleh keragaman pada peubah tinggi
ditandai oleh peningkatan keragaman dibanding tetuanya (kontrolnya), segregasi pada populasi M2 disebabkan oleh
tanaman, jumlah cabang, jumlah polong isi dan bobot
faktor genetik atau non genetik. Penelitian Nur dkk. (2014) iradiasi sinar gamma pada tanaman gandum menghasilkan galur mutan (M3)
bobot biji pertanaman menghasilkan 1000 galur M4.
biji/tanaman. Seleksi berdasar penampilan agronomi dan
70 | Pros Sem Nas Biodiv Hal: 67-70
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan Terima Kasih kepada BB biogen melalui DIPA APBN tahun 2015 yang telah membiayai penelitian ini sarnpai selesai.
DAFTAR PUSTAKA Arwin H, Mutyana I, Tarmizi, Masrizal K, Faozi dan Adie M. 2012. Galur Mutan Harapan Kedelai Super Genjah Q-298 Dan 4-Psj. Jurnal llmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi. 8 (2):107-116. Asadi, Lestari EG, Mariska I, Hutami SPurnamaningsih , R., Manzila I. Sukmadjaya D. 2014. Pembentukan Galur Mutan Melalui Mutasi In Vitro : Kedelai, Pisang, Cabai, Gandum Dan Nilam. Laporan Hasil Penelitian'BB Biogen tahun 2014. Gopinath P, Pavadai P. 2005. Morpholoy and Yield Parameters and . ' Biochemical Analysis of Soybean {Glycine max (L.) Merr.). Using Gamma Rays, EMS and DES Treatment.lnst Letters natural Science 35:50-58. Hanafiah DS, Trikoesoemaningtyas, Yahya S dan Wirnas D.2010. Induced Mutations by Gamma Ray Irradiation to Argomulyo Soybean (Glycine Max) Variety. BIOSIENCE 2(3)121-125. Handayati W, Mariska I, Purnamaningsih R dan Darliah. 2007. "Peningkatan Keragaman Genetik Mawar Mini Melalui Kultur In Vitro dan Iradiasi Sinar Gamma". Berita Biologi, 5(4):365-371.
Jain SM.2010. Mutagenesis in Crop Improvement Under The Climate Change. Romanian Biotechnological Letters. 15(2): 88-106. Khan S, Goyal S.2009. Mutation Genetic Studies in Mungbean IV. Selection of Early Maturing Mutans.Thai Journal of Agricultural Science, 42(2):109-113. Lestari EG, Purnamaningsih R, Asadi, Hutami S dan Rahayu S. 2014. Mutasi dan Kultur In Vitro untuk Meningkatkan Keragaman Genetik pada Tanaman Kedelai. JVIakalah disampaikan dalam Seminar Nasional. Balitkabi Malang 6 Agustus 2015. Lestari EG, Purnamaningsih R, Asadi, Hutami S dan Rahayu S. 2015. Mutasi dan Kultur In Vitro untuk Meningkatkan Keragaman Genetik pada Tanaman Kedelai. Makalah pada Seminar Nasional. 19 Mei 2015. Makmur A. 1992. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Rlneka Cipta. Jakarta. pp79. Nur A, Human S, Trikosoemaningtyas. 2014. Keragaman Genetik Gandum Populasi Mutan M3 di Agroekosistem Tropis. Jurnal llmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation 10 (1): 35 - 44. Surya Ml dan Hoeman S. 2009. Evaluasi Keragaman Genetik Sorgum Manis pada Mutan Generasi Ke-2 Hasil Iradiasi Sinar Gamma. Agrivita 31(2):142-148. Ukai Y, Nakagawa H 2012. Strategies and Aproachhes in Mutant population Development for Mutan Selection in Seed Propagated Crops. In Plant Mutation Breeding and Biotechnology. Shu and Forster (eds.) Joint FAO/IAEA Programe. Vienna, Austria. Yacoob M, Rashid A. 2001. Induced Mutation Studies in Some Mungbean (Vigna radiata L.) Wilczek Cultivars. J.Biol.ScL, 1:805-808.
Notulensi Kelas Paralel Author Tri Pamungkas
Judul Pengaruh tapak dan faktor genetikterhadap adaptabilitas binuang (Octomeles Sumatrana Miq.) pada plot konservasi eks situ di Gunung Kidul Judul
Author
Evaluasi pertumbuhan ulin ^Eusideroxylon zwageri T et. B) di plot konservasi ex-situ di Bondowoso Jawa
Prastyono
Timur
Pertanyaan Apa yang dimaksud dengan "tapak?"
Pertanyaan 1. Apakah ada pengganti kayu ulin dengan pertumbuhan cepat? 2. Mengapa konservasi tidak dilakukan secara in situ?
Author Nur Her Riyadi P.
Judul Kinetika degradasi beta karoten pada produk diversifikasi olahan pare (Momordica charantla) selama penyimpanan
Judul
Author AgungJ. Sitasiwi
Isolasi dan amplikasi gen wnt4 untuk penyediaan antigen dalam imunokontrasepsi satwa liar Judul
Author Anita Restu P. R.
Studi kekerabatan tanaman lidah mertua [Sansivieria trifasciata L) pada ketinggian tempat yang berbeda di Malang Raya berdasarkan analisis
Jawaban Tapak adalah site atau lokasi penelitian
Jawaban 1. Berdasarkan fungsi sebagai. hard construction tidak ada 2. Karena konservasi secara in situ sudah dilakukan, konservasi secara ex situ hanya sebagai back up Jawaban
Pertanyaan 1. Kenapa yang diteliti manisan pare penyipanan dilakukan di atas suhu normal? 2. Apa perlakuan autoclave tidak mempengaruhi kadar beta karoten di pare?
1. Untuk memprediksi kadar beta karoten dan rasa sensorisnya untuk menentukan aman tidaknya manisan tersebut 2. Terjadi penurunan Beta karoten sebelum Jawaban
Pertanyaan Bagaimana penentuan suhu optimasi annealing?
Berdasar hasil eksperimen dari suhu rendah hingga tinggi
Pertanyaan Bagaimana membuat kesimpulan sebagai sumber plasma nutfah?
Jawaban Sebab hasil cek DNA sansivera dari dataran tinggi ke rendah. Lewat sungai (karena pertumbuhannya di sekitar sungai) .
RAPD Author Yuni Agung
Judul Kajian kompatibilitasjenis indukjantan dan
Pertanyaan 1. Apakah pengaruh dari persilangan
Jawaban 1. Persilangan menjadi car a
pemangkasan seludang bunga pada penyerbukan salak pondok [Salacca zalacca) terhadap profil buah
umur penyimpanan buah?
Judul
Author Djumhawan Rahman P. -
Author Tri Wiastuti
antarvariasi? 2. Apakah persilangan juga mempengaruhi
Pertanyaan
Keanekaragaman makrofungi sebagai jamur pangan dan perbedaan karakteristik habitat media
1. Bagaimana cara mendeteksi jamur yang enak dan menentukan
alami
jamur yang racun atau tidak? 2. Bagaimana jamur bisa tumbuh di batang rokok? Judul
Pengaruh lama penyimpanan terhadap karakter fisik dan aktivitas antimikroba kertas aktif
Pertanyaan Apakah packaging yang bagus seperti itu hasilnya tidak akan mahal?
untuk mendapat hasil individu yang baik 2. -Berdasar penelitian akan mempengaruhi Jawaban 1. Yang bisa dimakan bentuk sederhana warna tidak mencolok. tidak menarik he wan 2. Jika kelembabannya tinggi Jawaban Baru skala lab sehingga masih memanfaatkan limbah ari lab/pabrik sehingga perlu adanya inovasi pengemasan untuk aplikasi industri
dengan peambahan oleoresin ampas jahe dan temulawak Author Anti Damayanti Hamdani
Judul Polyathia longifolia sebagai bioindikator pencemaran udara di yogyakarta
Pertanyaan 1. Tingkat pencemaran yang terjadi berdasarkan apa? 2. Adakkah kajian pada urutan kerusakan?
Author Badaruddin
Judul Konservasi tanah dan air dalam rangka peningkatan sumberdaya alam di DAS Batulicin Provinsi Kalimantan Selatan
Pertanyaan 1. Konservasi tanah, ada beberapa jenis tanaman cepat tumbuh di suatu publikasi jenisnya di
Jawaban 1. Ada variasi dari pengaruh kadar klorofil, perlu dicari tanaman lain yang lebh sensitive 2. Ada ciri kerusakan semakin tinggi aktif transport ada bercak coklat di tengah Jawaban 1. Diterima sarannya, belum dikembangkan di daerah kami
Kalimantan Timur Peringkat ke-2 bisa diujicobakan! Author Ayu Sulistiyaning Utami
Judul Pelestarian Mata Air Sependhokdi Dusun
Pertanyaan Dari beberapa tempat, kendala air sebagai
Jawaban Terus mengalir kalua musim kemarau. Belum
uep 3un>|npu3d e;ea
eped sn^cq eAueq 'Lunpg
I B|ui|^| ueSunpue^
'ueexej3LU3>| 'sej|SJ3A|p s>|3pu| 'ueqedoi||3UJ3>| uejn>|n8u3d ueqemer
%Z ^n^un ueq z ueqemer
ueeAuexi^d
eje88u3i |S3me|ns 'uepusx >|n|3i uej|BJ3d jp e>|sn|ouj
-
sexjunujo>| jnx>|nj}s
ueeAue^ad
ouoifpniAj
joqiny
inpnr
i ODA |s>|npojd ^|nxun ue>|3uequJ3>||p npsd 3ueA ede 'jepuejs uep 3uejn>| uepi|3U3d |jseq eusjex
•|q Ajjox joqjny
inpnr
• jeqo ueqe|o3u3d eueujjeSeg • snqsj|p e^ej - exey 'z (|X||3U3d UELU3J) ujB|ep 8uejo epy -x ueqemer
iiseujjojui ue>pedepu3Uj esiq >|nxun ^PX euBUJ|B3eg -x ueeAueyad in^ua^aj ^j^uj (eyed
U|pu3s jeng ueqemer eAu;nqe;33u3Uj Xnjun |se|OS| ip snjepi •epuej epuej ue>|n[unu3UJ ^Epu jqops |s8unj efes |bmb |fn 'eA| z unep uep>)esjis Ifiq 3XB|os| '^Bpn -x ueqemBr
ne^e uipu^s xenq VIAJIAID uep yad eip^uj edy ueeAue^od
ueqnqeq essa ip xi^ng ^eAea n>|ns xe>|ejeAseuj q3|0 jeqo xe|seq>|J3q uejnq ueqnqiun^ uejee^ueujsd uep uenqejaSuad inpnr 3seu|8ejBdsy-x uj|zu3 UseqSuad uep uepisjjo^ue jsqiuns leSeqss ;ne| ejoiq ^liqopua Suede^ isua^od
qei^azay -y e^y joqmy
"S ^!A joqxny
inpnr
eAujO|3>| unep ue>|ng ieueuj|p epe eAu^qopu^ |8unj • iujeip jsexusujjs^ ueSusp eAueq 3iB|OS| ^z i|SU3jodj3q SueA 3uepe>| uinjpads n;es eAueq edy ^x ueeAuepad
^ixoiqpue iiseqSusd |eSeqas isuajodjaq SueA (DJd^l3\O 06llU0l/\l) J0|3>| unep xqopu^ |3unx |se|os|
^^d im^a joqjny
inpnr
esiq ueu|>|3unai3)| jBjued qBJ3Bp -zz -0 EDEqjaj ujn|3g |SBAJ3SU0>| EAedn wejScud
z ^^Sdnpiq esiq neAed/jjsed >|B8e qej^ep ia ~z
uESusp |B|nuj|p ue>|J!83u!dJ3i
l\u\ ueueuej >|niun eAepipnq
qiseuj eu3JB>| 'Bpe ujn|3g '>|ueu3|A|
x
ueqemer uejeujsousd ue>|n^|e|3uj >|epn ueSu^p jib ue3upu3d3>| ue>|e
^epn epe qepns "X ueeAuepsd
ede jje bjbuj j^qiuns
jeduues uepij susd epe
iie>|ejBAseuj q3|o eSeHp inj^q qe>|UB>|V 8uejn>|j3q sn*3j edy snJ3X J||e3u3ai
j|e |seAj3suo>| ue>|n>|e|3uj e8nfie>|ejeAse|/\| "^qsp
eue>|eA8oA o8ojd uo|nx U3iednqex ip |uue|y uejeqas uep (j^/ido/sndjoooui) ujeAe^ >I!X3U3) usxeiAi ;sejo|ds>|3
|UE|d uy joqmy
inpnr
jeAueSuejex uajednqex jmeuap uejeiuea^x Suawn^
ueSu^p sB)|SJ3A|a ueqe/wer
I sb;|SJ9A|p s^apui ueeAue^jad
usp UEUJESBJExauEax^ inpnr
iipjex xipis jexeqnqv joq^nv
UExqeqaAuaui lEdep Sue A sSnf spa 8lu/||9d g- 'qBduui|9iu npad xepn Y JEME^ J|E |p ESnf EpE B^B|93B^OU|Q •SundsSuaoi ie^js sAund 'X|uo^xuE|d BUBS|p U|x9un|/\| 'Xpuaq qB|BpB E}E||98E^OU|a 'X UEqEMEr
sn^jxoi -8 xis>|0} UExqeqaAuatu SubA UESEisq 9uin|OA Edsjag y ub;bjbp IBdoiES es|q }ns| ip EXE||a8E|^ou|a -x UEEAusyad
OT NDepsdSuipuEqip qspuaj qiqa| sY ND IP (Eozojojd) eS|eojx!IAI UEqEAAEr
Xs^nx us8uap |epueiia 'yyiAID apcpaw ueSuaa ueqBMer SBJ93U3OI
i Xsq UEispsdax jaiatusjEd UBsAuE^iad
tun|aq ns^E E^spjai qspns 8undE3 ns} eje9 UEsAusnad
Xoquiox 'J|V HID UBp ouai/M |||9 nqoinjaj ueejej |p xis^o; isuaiodjaq HJEipi/v\ lueig inpnr I9UIDUU0A snaouadojij 'auiEUE/\ Suepn BAspipnq |p XP!q uiE|Bp Eozcqcud usp b3|eojx|Uj UEqEdLU||ax inpnr bijexeASox 'usujais 'oAoqxeqaiEi Sunqiug UESEMEX |P (E^EUOpo) SundED isnqujsjp UBp UEUiE8EJEX3UEaX inpnr
joq^nv
Xipiemnx eSaixi joq^nv
qssiv PIS joqjnv
UB^B ;mauj jsn|9x less jn|ax -g 8UEJEX9S •eAuejej xn^un 09|BOIjn|9^
i eSjEM 8u|SEai-8u|SE|/\| snsuas EAspnq (o3o-|
uBs3u|d 3uns3uB| ^ •
(SEAJ9SU0X UEinH Y UIE|ELU IS qe8u9}9s aiEf jn|9j ||e33u9UJ 'uE^nq xnssiu oib|buj •ueq 3ue|s jn|9^J9q O9|E|/\|
-x
so}|oi qs^Jeuag eSjem liquiEip
g
*
jn|a^ spa Exir 17 Oa|EUi Supuad |B||N jSEAjaSUOX UESEMEX Bdv Y WE(> UEjEUJESuad sdv 'X
qs8uai |saME|ng 'oaia|Eng 'unqn |p Jn|9}jaq Xn;un oa|Eoi us3unfunx
UEBAllBXJad
ueqeMEf
inpnr
joq^nv
UESEMBX 'S|U9f UEEAe>|9>|
^edep ;ejo|>| ujmsejod eAuepv ' iqaieSuadiuaui ledep 3ueA bjel| jnsun |de^ . iqnjeSuadiuaw >|epu epaqjaq ledwa^ ip esey -^ bAu|b33u{; jedoiaj UE)|;ensaAuauj ^edep IpefeAupeAeq UBUlB3BJB>|aUEa>| UE>|jESEpjag -x ueqeMEf
1PIIP Epaq |e3Suei 'uenjqay
'qenqjaq ^Ep^unqBi OX ua>|8uan • 13ua>|3ua| eped smsuj bsbj |oj^uo3uaui >|n}un ede pjadas eseAe>|ay z 1 >|O3O3 8ueA ede '3ua>|3ua| smafepe qepuaj uejejep >|rnun uep 3ua>|3ua| >|eAueq jnoijiBMEna 'I useAueiJad
i SEisqjai neie ru>|e/v\ Suefuedas UE|!quiB8uad n^eM UBBAuB^ad
UEqeMEf
eisauopui IP 3ua>|3ua| qenq u;snpu| ueSue^uej uep 3uen|ay inpnr EX0^ uep 0X0^ unqe^ E|sauopu| 'jSueMnAueg
unqsuey joqinv
'upag ruaiAl |euo|SEN ueluei sjdoai uefnq ue^nq Suefuedas ejaidop|da| |sejedujo>| iprqs inpnr
u^nd ejeouad ue^ui joq;nv
muia^ip )i|ns 3uequjn>| 'E!SE>|E >|BAUEq J3A3 |a qEsajas iqrueSuadip EuajE>| i33up qiqa| eubabs uep |33u^ q;qa| jaAa !P E|SE>(E 'i3Sun !33upqiqa| EAusnjBq jba^ ia ^
SX03 uenjqa^ zi-L
I
ueqEAAEf
c i^^up qiqa| eueabs du>| 'uaaj3jaA3 uep eubaes |o>|ag dz I ede ue|nq ue>|n>|e|!p uep!|auad X ueeAue^ad
qeiuqoy unu|\/>|P3 inpnr
joqmv
!ja|e !JEqo3uaiu >|rnun 'Z 3jue3jo qediues UB>|BUJaLU |U{ sa^ads ubue>|buj sped qBJBSuaiu >jEpp 'jSE)|O| ja^>|EJE>| UEp >|is^ ja^aujejed qEJESuaiAl 'X
i ^!qe uie|as ^ee^ueiAi 'Z i >|ep!i epe >|po!q ja^aaiejEd 'X ueeAuenad
oieMnqod uaiednqex cqeAedod uEjeaieaa)! afe|sojoi uej|Ejad ip (eapiouiqag
•f qES|uunj|eqo
eiejqajj3AU| seiisjaAia
ofjueSueweq
uep 'eap|OJnq;o|OH 'eapioja^sv)
uejnq ueseME)) |p qeue; E|oquja||O3 |sueu|UJop
UEBpEa>| ;eq!|8LU >(niun UEUJE3eje>|auEa>|
inpnr o|ejuojo) uajednqex a|e3ueiuje|e jeSea
;nqasja; uin|!^ UE8un>|8uj|
ueqeMer
joqmv
sebabnya apa ? Author
Judul
Maria Teresia Longa Ruma
Inventarisasi jenis tumbuhan penghasil umbi sebagai bahan pangan di Kecamatan Miomaffo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara
*
Pertanyaan 1. Bagaimana analisis kandungan karbohidrat ? 2. Nama ilmiah pada umbi-umbian dan pada umbi beracun bagaimana mengolahnya ? 3. Spesies berbeda dengan rasa yang berbeda dan bagaimana penjelasannya ?
Author
Judul Karakteristik 3 varietas kentang [Solanum tuberosum 1.) dalam
Saparso
sistem anaeroponik untuk produksi benih
Author Oka Ardiana Banaty
Judul Empat varietas jeruk keprok dataran rendah dan potensi pengembangannya
Pertanyaan 1. Bagaimana energi bagi tanaman ? 2. Bagaimana nutrisinya ?
Pertanyaan 1. Bagaimana masalah SMPP ? 2. Apakah jeruk keprok tidak masuk dalam jenis ?
menghambat reproduksi Jawaban 1. ^Semua sama seperti bawang namun warna hanya berbeda dilakukan analisis kandunganyang sama 2. Dilakukan analisis kandungannya dan direndam di air kapur beberapa menit 3. Untuk warna putih cenderung manis, karakteristik berdasar perbedaan warna Jawaban 1. Saat tumbuhan kecil nutrsi sedikit saat tumbuhan dewasa dapat ditambah 2. Disesuaikan dengan umumnya Jawaban 1. Dilihat gejalanya saat sudah dapat bereproduksi dan dapat dihindari ketika pemilihan
bibit 2. Ya, masuk karena dapat tinggal di dataran tinggi