1 Kuliah 12 Metode Analytical Hierarchy Process : Contoh Kasus Kompleks 12/06/2016 Marlan Hutahaean 12 Penerapan AHP dalam Decision Making : Contoh Ko...
Kuliah 12 Metode Analytical Hierarchy Process : Contoh Kasus Kompleks
12/06/2016
Marlan Hutahaean
1
Penerapan AHP dalam Decision Making : Contoh Kompleks (Tujuh Kriteria)
Memutuskan untuk Mengatasi Kelangkaan Lulusan Sekolah Vokasi 12/06/2016
Marlan Hutahaean
2
Langkah 1 : Membuat Matriks Penilaian Alternatif Tanpa Pembobotan (Skoring) Tujuan
Perluasan Akses Pendidikan
Kriteria
Efektivitas Biaya
Peningkatan jumlah PTV Peningkatan Mhs PTV Peningkatan Daya Saing
Memprotek si Tenaga Kerja 12/06/2016
Alternatif Kebijakan Status Quo (Moratorium)
Peningkatan Sektor Swasta
Peningkatan Peran Pemprov.
Sedang (Efektivitas dalam
Tinggi (idem)
Rendah (idem)
meningkatkan jumlah PTV)
Sedang
Tinggi
2012 : 3333 miliar 2025 : 64260 miliar
2012 : 10000 miliar 2015 : 194600 miliar
Sedang
Tinggi
2012 : 33 2025 : 428
2012 : 100 2015 : 1400
Sedang
Tinggi
Rendah
2012: 1000 milar 2025 : 19460 milar
Rendah
2012 : 10 2025 : 140
Rendah
2012 : 133.320 2025 : 1.716.000
2012 : 400.000 2025 : 5.600.000
2012 : 40.000 2025 : 560.000
Peningkatan kualitas Dosen
Tinggi (karena dapat memperoleh beasiswa pemerintah dan lebih diprioritaskan)
Sedang (dapat memperoleh beasiswa pemerintah, tetapi tidak diprioritaskan, sedangkan beasiswa dari lembaga internal terganjal dana)
Tinggi (karena dapat memperoleh beasiswa pemerintah dan lebih diprioritaskan)
Kelayakan Adm.
Tinggi (karena pemerintah sebagai stakeholders kunci dapat membuat dan mengimplementasikannya dengan mudah)
Tinggi (pemerintah sebagai stakeholders kunci dapat bekerjasama dengan pihak swasta)
Tinggi (kemudahan dalam mengimplementasilkannya dalam rangka otonomi daerah)
Dukungan Politik/penerimaan
Sedang (jlh mhs vokasi dalam negeri pertumbuhannya sedang, sedangkan TKA yang masuk relatif besar)
Tinggi (karena semakin tinggi jumlah mhs vokasi dalam negeri, semakin kecil TKA yang masuk)
Rendah (jumlah mhs vokasi rendah dan TKA yang masiuk cenderung tinggi)
Marlan Hutahaean
3
Langkah 2 : Membuat Matriks Penilaian dengan Pembobotan AHP Tujuan
Perluasan Akses Pendidikan
Kriteria
Efektivitas
Biaya
Peningkatan jumlah PTV Peningkatan Mhs PTV Peningkatan Daya Saing
Peningkatan kualitas Dosen
Kelayakan Adm.
Alternatif Kebijakan Status Quo (Moratorium)
Peningkatan Sektor Swasta
Peningkatan Peran Pemprov.
3
5 Tinggi (idem)
1 Rendah (idem)
4
7
2
(Efektivitas dalam meningkatkan jumlah PTV) 2012 : 3333 miliar 2025 : 64260 miliar
2
2012 : 33 2025 : 428
3
5
2012 : 100 2015 : 1400
7
2012: 1000 milar 2025 : 19460 milar
1
2012 : 10 2025 : 140
1
2012 : 133.320 2025 : 1.716.000
2012 : 400.000 2025 : 5.600.000
2012 : 40.000 2025 : 560.000
3
1
3
(karena dapat memperoleh beasiswa pemerintah dan lebih diprioritaskan)
(dapat memperoleh beasiswa pemerintah, tetapi tidak diprioritaskan, sedangkan beasiswa dari lembaga internal terganjal dana)
(karena dapat memperoleh beasiswa pemerintah dan lebih diprioritaskan)
5
4
4
(karena pemerintah sebagai stakeholders kunci dapat membuat dan mengimplementasikannya dengan mudah)
Memprotek Dukungan si Tenaga Politik/penerimaan Kerja 12/06/2016
2012 : 10000 miliar 2015 : 194600 miliar
(pemerintah sebagai stakeholders kunci dapat bekerjasama dengan pihak swasta)
2 5 (jlh mhs vokasi dalam negeri (karena semakin tinggi jumlah mhs pertumbuhannya sedang, vokasi dalam negeri, semakin kecil TKA sedangkan TKA yang masukHutahaean Marlan yang masuk) relatif besar)
(kemudahan dalam mengimplementasilkannya dalam rangka otonomi daerah)
1 (jumlah mhs vokasi rendah dan TKA yang masiuk cenderung tinggi) 4
Langkah 3 : Membuat Matriks Perbandingan Tujuh Kriteria Efektivitas
Biaya
Peningkata n jumlah PTV
Peningkata n Mhs PTV
Peningkata n Kualitas Dosen
Kelayakan Adm.
Dukungan politik
Efektivitas
1
⅕
3
⅓
3
5
5
Biaya
5
1
7
5
7
9
9
Peningkata n jumlah PTV
⅓
1/7
1
3
3
5
⅕
Peningkata n Mhs PTV
3
⅕
⅓
1
5
3
3
Peningkata n kualitas Dosen
⅓
1/7
⅓
⅕
1
3
3
Dukungan politik
⅕
Keterangan ⅕: Pada matriks di atas, dicatat Kelayakan 1/9 ⅕ kriteria⅓‘kenyamanan’ ⅓ 1 Adm. kiri atas dan alternatif mobil di kolom kiri dan baris puncak.
12/06/2016
1/9
5
⅓
Marlan Hutahaean
⅓
3
di sudut ⅓ 1 5
Langkah 4 : Menjumlahkan Nilai Setiap Kolom Efektivitas
Biaya
Peningkata n jumlah PTV
Peningkata n Mhs PTV
Peningkata n Kualitas Dosen
Kelayakan Adm.
Dukungan politik
Efektivitas
1
⅕
3
⅓
3
5
5
Biaya
5
1
7
5
7
9
9
Peningkata n jumlah PTV
⅓
1/7
1
3
3
5
⅕
Peningkata n Mhs PTV
3
⅕
⅓
1
5
3
3
Peningkata n kualitas Dosen
⅓
1/7
⅓
⅕
1
3
3
Dukungan politik
⅕
1/9
5
⅓
⅓
3
1
10.07
1.91
16.87
10.20
19.67
29
21.53
Keterangan ⅕: Pada matriks di atas, dicatat Kelayakan 1/9 ⅕ kriteria⅓‘kenyamanan’ ⅓ 1 Adm. kiri atas dan alternatif mobil di kolom kiri dan baris puncak.
12/06/2016
Marlan Hutahaean
di sudut ⅓
6
Langkah 5 : Membagi Setiap Entri dalam Setiap Kolom untuk Memperoleh Matriks yang Dinormalisasi (Standarisasi) yang Memungkinkan Pembandingan antar Efektivitas Biaya Elemen Peningkatan Peningkatan Kelayakan Dukungan yangPeningkatan Bermakna jumlah PTV
Mhs PTV
Kualitas Dosen
Adm.
politik
Efektivitas
1/10.07
⅕/1.91
3/16.87
⅓/10.20
3/19.67
5/29
5/21.53
Biaya
5/10.07
1/1.91
7/16.87
5/10.20
7/19.67
9/29
9/21.53
Peningkatan jumlah PTV
⅓/10.07
1/7/1.91
1/16.87
3/10.20
3/19.67
5/29
⅕/21.53
Peningkatan Mhs PTV
3/10.07
⅕/1.91
⅓/16.87
1/10.20
5/19.67
3/29
3/21.53
Peningkatan kualitas Dosen
⅓/10.07
1/7/1.91
⅓/16.87
⅕/10.20
1/19.67
3/29
3/21.53
Keterangan : Pada matriks di atas, kriteria ‘kenyamanan’ dicatat di sudut ⅕/10.07 1/9/1.91 ⅕/16.87 ⅓/10.20 ⅓/19.67 1/29 ⅓/21.53 kiri atas dan alternatif mobil di kolom kiri dan baris puncak.
Kelayakan Adm.
Dukungan politik 12/06/2016
⅕/10.07
1/9/1.91
5/16.87
⅓/10.20
Marlan Hutahaean
⅓/19.67
3/29
121.53 7
Langkah 6 : Pembobotan untuk Normalisasi dengan Menggunakan Eigenvalue : Membagi Nilai Tiap2 Kriteria dengan Total Kriteria dan Menghasilkan Vektor Prioritas (Perkiraan) Efektivitas
Biaya
Peningkat an jumlah PTV
Peningkat an Mhs PTV
Peningkat an kualitas Dosen
Kelayakan Adm.
Dukungan politik
Jumlah
Bobot Kriteria (Rata-rata)
Efektivitas
0.0993
0.1048
0.1779
0.0327
0.1525
0.1724
0.2322
0.9719
0.1388
Biaya
0.4967
0.5241
0.4150
0.4902
0.3559
0.3103
0.4180
3.0103
0.4300
Peningkata n jumlah PTV
0.0331
0.0749
0.0593
0.2941
0.1525
0.1724
0.0093
0.7956
0.1137
Peningkata n Mhs PTV
0.2980
0.1048
0.0198
0.0980
0.2542
0.1034
0.1393
1.0176
0.1454
Peningkata n kualitas Dosen
0.0331
0.0749
0.0198
0.0196
0.0508
0.1034
0.1393
0.4410
0.0630
Kelayakan Adm.
0.0199
0.0582
0.0119
0.0327
0.0169
0.0345
0.0155
0.1896
0.0271
Dukungan politik
0.0199
0.0582
0.2964
0.0327
0.0169
0.1034
0.0464
0.5741
0.0820
Catatan : n : entri setiap baris = 7 ) 12/06/2016
Marlan Hutahaean
8
Langkah 7 : Hasil Pembobotan dengan AHP Bobot Kriteria
Alternatif I
Alternatif II
Alternatif III
Efektivitas
0.1388
0.4165125
0.6941875
0.1388375
Biaya
0.4300
1.7201512
3.0102646
0.8600756
Peningkatan jumlah PTV
0.1137
0.2273252
0.5683130
0.1136626
Peningkatan Mhs PTV
0.1454
0.4361337
1.0176453
0.1453779
Peningkatan kualitas Dosen
0.0630
0.1889886
0.0629962
0.1889886
Kelayakan Adm.
0.0271
0.1353950
0.1083160
0.1083160
Dukungan politik
0.0820
0.1640180
0.4100450
0.0820090
Total Weighted
3.2885242
5.8717676
1.6372672
Catatan : Bobot Kriteria x bobot skor tiap-tiap alternatif (Lihat langkah 2)
12/06/2016
Marlan Hutahaean
9
Kesimpulan :
Dengan melakukan penilaian tanpa pembobotan (scoring) nilai tertinggi adalah alternatif II kemudian dilakukan penilaian dengan cara AHP (Analytical Hierarchy Analysis) didapatkan nilai yang tertinggi juga adalah pada alternatif II, kemudian alternatif I. Dilakukannya pengujian tersebut untuk memastikan bahwa alternatif kebijakan tersebut adalah alternatif kebijakan terbaik. 12/06/2016