11/26/2015
Pengendalian Banjir
1. Fenomena Banjir
1
11/26/2015
2
11/26/2015
3
11/26/2015
4
11/26/2015
5
11/26/2015
6
11/26/2015
7
11/26/2015
8
11/26/2015
• Model koordinasi yang ada belum dapat menjadi jembatan di antara kelembagaan batas wilayah administrasi (kab/kota) dengan batas wilayah sungai/DAS (provinsi dan pusat). • Menurut Sjarief (2004), Kodoatie dan Sugiyanto (2002) konsep pengendalian banjir harus dilakukan secara terpadu baik instream (badan sungai) maupun off-stream (DAS-nya) dengan melaksanakan pekerjaan baik secara metode struktur (tugas pembangunan) dan non struktur (tugas umum pemerintahan), sehingga akan tercapai integrated flood control and
river basin management
9
11/26/2015
10
11/26/2015
Cek dam
11
11/26/2015
12
11/26/2015
Drainase Kota
13
11/26/2015
Pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur dalam SK Menteri PU 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, yang dimaksud drainase kota adalah: “Jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan lokal maupun luapan sungai yang melintas di dalam kota”.
14
11/26/2015
Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan.
Sistem Drainase 1.Saluran Penerima (Interceptor Drain) 2.Saluran Pengumpul (Collector Drain) 3.Saluran Pembawa (Conveyor Drain) 4.Saluran Induk (Main Drain) 5.Badan Air Penerima (Receiving Water)
Berdasarkan fungsi layanan : a. Sistem Drainase Lokal • Yang termasuk sistem drainase lokal adalah saluran awal yang melayani suatu kawasan kota tertentu seperti komplek permukiman, areal pasar, perkantoran, areal industri dan komersial. • Sistem ini melayani area kurang dari 10 ha. • Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab masyarakat, pengembang atau instansi lainnya. b. Sistem drainase utama: • Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase primer, sekunder, tersier beserta bangunan pelengkapnyayang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat. • Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota.
15
11/26/2015
c. Pengendalian
banjir
(flood
control) • Sungai yang melalui wilayah kota yang berfungsi mengendalikan air sungai, sehingga tidak mengganggu dan dapat memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat. • Pengelolaan pengendalian menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal SDA Balai Besar Wilayah Sungai
Berdasarkan fisiknya: a. Sistem saluran primer: • Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran sekunder. • Dimensi saluran ini relatif besar. • Akhir saluran primer adalah badan penerimaair. b. Sistem saluran sekunder: • Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya. • Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan. • Meneruskan air ke saluran primer. c. Sistem saluran tersier : • Adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran drainase lokal.
16
11/26/2015
Berdasarkan Wilayah Layanan (Catchment Area) 1.Saluran Drainase Regional (SDR) Adalah saluran drainase yang hulu atau awal dari salurannya berada diluar batas administrasi kota/wilayah ybs 1A. SDR Dalam Kota 1B SDR Luar Kota 2. Saluran Drainase Perkotaan Adalah saluran drainase yang bagian hulu/awalnya berada dalam wilayah administrasi kota/wilayah ybs. SD Mayor a.SD Induk Utama (DPS > 100 ha) b.SD Induk Madya (DPS 50-100 ha) SD Minor c.SD Cabang Utama (DPS 25-50 ha) d.SD Cabang Madya (DPS 5-25 ha) e.SD Tersier (0-5 ha)
3. Drainase berwawasan lingkungan: a. Pola detensi (menampung air sementara), misalnya dengan membuat kolam penampungan. b. Pola retensi (meresapkan), antara lain dengan membuat sumur resapan, saluran resapan, bidang resapan atau kolam resapan. 4. Pengendali banjir adalah bangunan untuk mengendalikan tinggi muka air agar tidak terjadi limpasan dan atau genangan yang menimbulkan kerugian. 5. Badan penerima air adalah sungai, danau, atau laut yang menerima aliran dari sistim drainase perkotaan
17
11/26/2015
Produk Pengaturan mengenai drainase yang sudah ada : SK SNI T-06-1990-F, tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. SK SNI S-14-1990-F, tentang Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. SK SNI T-07-1990-F, tentang Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Fungsi drainase perkotaan : • Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif. • Mengalirkan air permukaan kebadan air penerima terdekat secepatnya. • Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik. • Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah (konservasi air).
18
11/26/2015
Berdasarkan fungsi pelayanan, sistem drainase kota dibagi menjadi dua bagian pokok yaitu: a. Sistem drainase lokal: Yang termasuk dalam sitem drainase lokal adalah sistem saluran awal yang melayani suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman, areal pasar, perkantoran, areal industri dan komersial. Sistim ini melayani area kurang dari 10 ha. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab masyarakat, pengembang atau instansi lainya.
b. Sistem drainase utama: Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase primer, sekunder, tersier beserta bangunan kelengkapannya yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat. Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota.
c. Pengendalian banjir (Flood Control): Adalah sungai yang melintasi wilayah kota yang berfungsi mengendalikan air sungai, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia. Pengelolaan pengendalian banjir merupakan tanggung jawab dinas pengairan.(sumber daya air)
Berdasarkan fisiknya, sistim drainase terdiri atas saluran primer, sekunder, tersier dst.
a. Sistem saluran primer : Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran sekunder. Dimensi saluran ini relatif besar. Akhir saluran primer adalah badan pemerima air.
b. Sistem saluran sekunder : Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya, dan meneruskan air ke saluran primer. Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan.
c. Sistem saluran tersier : Adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran drainase lokal.
19
11/26/2015
Menurut definisi, banjir adalah sejumlah besar air yang menutupi wilayah lahan yang biasanya sering, sebagai hasil dari aliran air sungai atau laut yang melebihi diatas batas umumnya, rusaknya bendungan, gelombang pasang surut, atau angin kencang yang menimbulkan ombak besar di sekitar pulau. Penggenangan adalah kata kerja transitif dari banjir atau tindakan menggenangi. Penggenangan lebih berhubungan dengan besarnya banjir, sebagai contoh kedalaman penggenangan atau luas areal penggenangan. Suatu sistem pengendalian banjir adalah suatu sistem drainase yang memanfaatkan keseluruhan drainase dari suatu area (kota). Pekerjaan ini pada umumnya dibangun untuk mengurangi banjir di wilayah perkotaan yang ada dan dapat meliputi suatu saluran terbuka, saluran pembuangan air hujan, fasilitas peresapan air hujan, fasilitas penampungan air hujan (kolam/waduk), dan / atau stasiun pompa drainase atau suatu kombinasi dari komponen sistem ini
20
11/26/2015
Rencana Induk (Master Plan) Rencana Induk Sistem Drainase perkotaan adalah perencanaan menyeluruh sistem drainase pada satu perkotaan, untuk waktu perencanaan 25 tahun. Lingkupnya adalah sistem drainase utama saja yang berada dalam satu daerah administrasi kota/perkotaan. Study Kelayakan Study Kelayakan Sistem Drainase Perkotaan adalah perencanaan sistem drainase pada satu atau lebih daerah pengaliran air, untuk waktu perencanaan 5 atau 10 tahun. Lingkupnya diarahkan pada daerah prioritas yang telah ditentukan dalam Rencana Induk Drainase Perkotaan. Kajian yang dilakukan meliputi kelayakan teknis, kelayakan ekonomi, serta kelayakan lingkungan
Perencanaan Teknis Perencanaan teknis dibuat untuk daerah prioritas yang telah mempunyai study kelayakan atau rencana kerangka (Outline Plan). Jangka waktu perencanaan untuk 2 sampai 5 tahun. Rencana teknis harus memuat persyaratan teknis dan gambar teknis, kriteria perencanaan dan langkah-langkah perencanaan konstruksi sistem drainase didaerah perkotaan
21
11/26/2015
Beberapa prinsip utama yang harus diletakkan sebagai dasar pembangunan sistem drainase perkotaan, antara lain :
1. Kapasitas sistem harus mencukupi, baik untuk melayani air hujan yang dialirkan kebadan penerima air (laut, sungai) atau yang diserapkan kedalam tanah. Bilamana kapasitas tidak mencukupi, maka sistem akan menemui kegagalan, dan terjadilah banjir atau genangan. Untuk mencapai kapasitas sistem yang memadai, dilakukan berdasarkan prinsip hidrologi dan hidrolika.
2. Tata letak sistem memenuhi kriteria perkotaan dan memiliki kesempatan untuk perluasan sistem. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan segi hidraulik dan tata letak dalam kaitannya dengan prasarana lain. 3. Stabilitas sistem harus terjamin, baik dari segi struktural, keawetan sistem dan kemudahan dalam operasi dan pemeliharaannya. Dalam pelaksanaannya diperlukan prinsip-prinsip struktural yang harus dipenuhi, termasuk bentuk struktur yang memudahkan operasi dan pemeliharaan. 4. Mengalirkan secara gravitasi, sistem drainase perkotaan sedapat mungkin menggunakan sistem pengaliran secara gravitasi, mengingat cara ini lebih ekonomis dalam pengoperasian dan pemeliharaannya. Penggunaan system pompa hanya pada situasisituasi khusus yang keadaan medannya memang tidak memungkinkan untuk diterapkan system gravitasi
5. Minimalisasi pembebasan tanah, pengembangan sistem drainase perkotaan harus diusahakan mencari jalur terpendek kebadan penerima air. Hal ini agar pembebasan tanah dapat ditekan sekecil mungkin.
KRITERIA DISAIN TEKNIS SISTEM DRAINASE A. Kriteria Pelayanan Tipe drain Periode Ulang Rencana a) Saluran hujan didaerah perumahan 2 tahunan b) Saluran hujan di daerah perdagangan dan industri 5 tahunan c) Saluran yang melayani daerah tadah > 100 Ha 20 tahunan d) Sungai-sungai besar 20-50 tahunan B. Kriteria Keamanan Keamanan adalah pertimabngan penting dalam pendesainan system drainase daerah perkotaan dan pengembangan perkotaan pada dataran banjir dari suatu sungai. Kriteria keamanan yang dianjurkan adalah sebagai berikut : a) Menggunakan terali pengaman dimuka “inlet” dan saluran drainase yang panjang dan tertutup. b) Menggunakan penutup yang kuat dan aman dipasang bila penutup itu dipakai untuk jalan. c) Menggunakan pagar terali ditepi bangunan yang terletak diatas air yang mengalir cepat, atau salurannya dalam dan umum mudah mencapainya.
22
11/26/2015
Langkah-2 Utama Pembuatan Rencana Induk 1. Pengumpulan dan pengecekan data 2. Analisa hidrologi dan hidrolika 3. Identifikasi kekurang mampuan system yang ada 4. Pembuatan berbagai konsep cara penanggulangan kekurang-mampuan tersebut 5. Memformulasikan rencana induk • Ad.1 Data Tata Guna Tanah ( dari Rencana Induk Tata Guna Tanah untuk rencana pengembangan ) Kondisi Fisik daerah,( Peta kontour dan survey
penunjang ) Data hidrologi, ( Data hujan, Catatan banjir, studi-studi terdahulu,pengenalan medan) •
Ad 3 Berkaitan dengan kriteria desain teknik dan penggunaan lahan yang diusulkan. • Ad 4 Kenali konsep pemecahan masalah yang bisa menanggulangi ketidakmampuan system drainase yang ada. Jenis penyelesaian dasar Contoh a) Peningkatan Pengubahan suatu alur alami menjadi saluran drainase yang permukaannya dilapisi pasangan. b) Penahanan Cekungan atau ceruk penahan bendungan pengurangan atau pengendalian banjir c) Pengalihan / Pembelokan Pengalihan / pembelokan sebagian / Pembagian tadahan ke saluran lain, pembelokan aliran yang berlebihan d) Pompa Pembuatan stasion Pompa pengendali banjir
PENG-EVALUASIA-AN BERBAGAI ALTERNATIF dengan pertimbangan faktor-faktor : a. Biaya (investasi, operasi dan biaya) b. Sosial ( penyediaan lahan ) c. Lingkungan ( dampaknya didaerah hilir) Alternatif yang terpilih seyogyanya yang termurah yang bisa diterima secara sosial dan memenuhi persyaratan lingkungan. Beberapa dampak negatif yang mungkin timbul dari suatu system drainase perkotaan pada lingkungan dan cara penanggulangannya
23
11/26/2015
PERUMUSAN RENCANA INDUK Penetapan komponen-komponen rencana induk : 1. Penentuan lebar lahan peruntukan 2. Penentuan perbaikan-perbaikan terhadap saluran yang ada (dimensi, pengaturan lereng, penyediaan lahan ) 3. Penentuan cara mengurangi banjir atau pengendalian banjir melalui pembatasan daerah apabila sungai melewati kota. 4. Penentuan secara jelas dimana system drainase perkotaan akhirnya melimpahkan alirannya, bangunan-bangunan apa yang diperlukan, Sebelum rencana induk drainase disyahkan, dianjurkan agar suatu cek akhir dilakukan agar diyakini keterpaduannya dengan rencana induk prasarana lainnya.
1. PENGUMPULAN DATA dan INFORMASI Penyusunan studi kelayakan drainase ditinjau dari 3 (tiga) aspek pokok :
(1). Kelayakan Teknis (2). Kelayakan Ekonomis (3). Kelayakan Lingkungan
1. Umum : a) Rencana induk; b) Studi-studi yang terkait; c) Data-data kependuduk, sosial -ekonomi.
2. Teknis : a) b) c) d)
inventarisasi sistem drainase yang ada, data hidrologi, data hidraulik, data kapasitas dan truktur bangunan pelengkap
3. Sosial-Ekonomi : a) Data aspek sosial ekonomi b) Data kerugian langsung yang diakibatkan oleh genangan c) Data kerugian tidak langsung yang ditimbulkan karena adanya genangan, gangguan kesehatan dan terganggunya aktifitas ekonomi 4. Lingkungan: d) Data partisipasi masyarakat a) data lingkungan, e) Data harga tanah
b) data lingkungan pada lokasi pembebasan tanah, c) data lingkungan pada tempat penampungan (pemukiman) penduduk yang terkena proyek.
24
11/26/2015
2. Analisa masalah
3. Usulan
25
11/26/2015
Analisis biaya Analisa biaya dilakukan dengan memperhatikan pengaruh langsung dan tidak langsung, biaya pembangunan serta biaya operasi dan pemeliharaan : 1) Manfaat proyek dihitung dari pengaruh langsung dan tidak langsung 2) Biaya proyek dihitung dari biaya pembangunan dan biaya operasi dan pemeliharaan, 3) Pengaruh langsung, terdiri dari: a) Pengurangan biaya untuk pembuatan dan perbaikan sistem drainase yang rusak, b) Pengurangan biaya untuk pembuatan dan perbaikan prasarana dan sarana kota lainnya yang rusak, c) Pengurangan biaya untuk pembuatan dan perbaikan bangunan dan rumahrumah yang rusak, d) Pengurangan biaya penanggulangan akibat genangan, e) Biaya harga tanah. 4. Pengaruh tidak langsung terdiri dari: a) Pengurangan biaya sosial akibat bencana banjir, seperti : kesehatan, pendidikan dan lingkungan, b) Pengurangan biaya ekonomi yang harus ditanggung masyarakat akibat banjir, seperti: produktifitas, perdagangan, jasa pelayanan, c) Kenaikan harga tanah.
26
11/26/2015
27
11/26/2015
28
11/26/2015
29
11/26/2015
30
11/26/2015
31