BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Menurut Kasmir (2008:2) “Bank merupakan lembaga keuangan yang
kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya”. Sementara menurut UU RI Nomor 10 Tahun 1998 definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari msyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Melihat pengertian sebelumnya, bank merupakan suatu lembaga keuangan, yang memiliki usaha pokok berupa menghimpun dana yang (sementara) tidak dipergunakan untuk kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Bank berperan dalam mencari dan selanjutnya menghimpun dana dalam bentuk simpanan (deposit), simpanan (deposit) ini sangat menentukan pertumbuhan suatu bank, hal ini disebabkan karena volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk pemberian kredit, pembelian efek-efek atau surat berharga dalam pasar uang. Reed, Cotter, Gill, Smith (2000) mengatakan bahwa perbankan khususnya bank-bank komersil (bank umum) mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah pemberian jasa-jasa yang semakin luas, meliputi pelayanan dalam mekanisme pembayaran (transfer of funds), menerima tabungan, memberikan kredit, pelayanan dalam fasilitas pembiayaan perdagangan luar negeri, penyimpanan barang-barang berharga, dan trust services (jasa-jasa yang diberikan dilaksanakan dalam bentuk pengamanan pengawasan harta milik). Selama periode 1982-1988 sistem finansial Indonesia didominasi oleh perbankan, terutama bank-bank milik pemerintah. Sektor perbankan mengalami perkembangan pesat pada periode tersebut, dengan ditandai banyak bermunculan
Munir Nur Komarudin, 2015 PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
bank-bank swasta. Peran penting bank swasta nasional meningkat pada tahun 19881991 yang memfokuskan pada upaya penurunan hambatan dalam memasuki pasar dan penawaran yang menarik seperti bank komersial milik pemerintah. Hal ini ditandai dengan terbentuknya 40 bank swasta baru dan 15 bank patungan. Pada periode tersebut bank swasta mulai membuka cabang hingga ke pelosok. Pada April 1982 terdapat 1.640 cabang bank menjadi 2.842 cabang bank pada maret 1990, dan melonjak drastis pada tahun 1997-1998 menjadi 6.345 kantor cabang bank. (Mudrajad dan Suhardjono, 2002). Hingga pertengahan tahun 1990 sistem finansial Indonesia masih didominasi oleh sektor perbankan. Deregulasi perbankan telah mengurangi pangsa pasar bank-bank pemerintah dan naik daunnya bank-bank swasta nasional dari sisi akumulasi kekayaan, penyaluran kredit dan penghimpunan dana dari sisi lain. Namun komposisi penguasaan pangsa pasar mengalami perubahan drastis ketika mulai memasuki tahun 1997 yang diakibatkan oleh krisis moneter. Akibat krisis moneter ini pemerintah mengeluarkan kebijakan yang melikuidasi 16 bank swasta nasional pada bulan November 1997. Bank-bank bermasalah antara lain Bank Andromeda, Bank Amrico, Bank Astria Raya, Bank Citra dan lain-lain. Dampak dari krisis moneter ini tidak hanya sampai disitu, pada tanggal 4 April 1998 pemerintah menghentikan kembali kegiatan operasi tujuh bank yang kinerjanya kurang baik dan tujuh bank lainnya dibawah pengawasan BPPN. (Tarmizi dan Wilyanto, 2003) Tujuan fundamental bisnis perbankan adalah memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Bagi pemilik saham menanamkan modalnya pada bank bertujuan untuk memperoleh penghasilan berupa deviden atau mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga saham yang dimiliki (Mudrajad dan Suhardjono, 2002). Dalam menjalankan kegiatan usahanya bank juga mencari keuntungan atau laba, oleh karena itu perlu adanya penilaian dalam melakukan kegiatan usaha tersebut. Untuk menilai kinerja perbankan digunakan aspek-aspek dalam menilai tingkat kesehatan bank sesuai dengan Menurut Peraturan BI No.13/1/PBI/2011 Munir Nur Komarudin, 2015 PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang tertuang dalam Pasal 9 Ayat 4 untuk menilai kinerja perbankan umumnya mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya, tercermin pada peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan pemodalan yang secara umum baik. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan bank, dapat dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio finansial atau rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Fitri dan Dody, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menunjukkan kondisi keuangan perusahaan perbankan. Rasio keuangan juga bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan. Kekuatan prediksi rasio keuangan dalam memprediksi laba selama ini memang sangat berguna dalam menilai kinerja perusahaan di masa mendatang. Penting bagi bank untuk senantiasa menjaga kinerja dengan baik, terutama menjaga tingkat profitabilitas yang tinggi (Mudrajad dan Suhardjono, 2002). Dalam melakukan kegiatan operasionalnya, bank memiliki tujuan utama yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, profitabilitas merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai tingkat kesehatan bank, karena profitabilitas menunjukkan kemampuan bank tersebut dalam memperoleh laba yang diharapkan. Rasio profitabilitas memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan aset bank. Dalam mengukur profitabilitas terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan, diantaranya adalah Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Net non Interest Margin, Net Operating Margin, dan Earning per Share (EPS) (Peter S. Rose dan Sylvia C. Hudgins, 2008:167). Namun dalam peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Munir Nur Komarudin, 2015 PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
Tingkat Kesehatan bank umum, komponen yang digunakan untuk mengukur faktor profitabilitas ialah ROA, ROE, NIM, dan tingkat efisiensi bank. Dalam penentuan tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia lebih menekankan pentingnya penilaian berdasarkan ROA yang merupakan rasio jumlah laba bersih dibandingkan dengan jumlah aktiva, bukan ROE. Hal ini karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas bank yang diukur melalui aset yang dananya sebagian besar dihimpun
dari
simpanan
masyarakat.
Dalam
perkembangannya
tingkat
profitabilitas sangat perlu untuk diamati secara seksama. Sehingga dalam penelitian ini untuk variabel profitabilitas diukur dengan indokator rasio ROA. Adapun profitabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.1 Profitabilitas (ROA) Beberapa Bank Umum Swasta Nilai Profitabilitas (ROA) (%) Nama Bank Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Bank Bukopin Tbk 0,28
0,33
0,46
Bank Central Asia 0,56 Tbk Bank Kesewan Tbk 0,70
0,09
0,17
0,17
0,70
Bank Negara 0,84 Indonesia Tbk Bank Mayapada 0,35 Internasional Tbk Rata – rata ROA 0,55
1,00
1,60
0,22
0,28
0,36
0,64
Sumber : Bursa Efek Indonesia (www.idx.go.id) Mengacu pada Tabel 1.1 rata-rata profitabilitas tiap tahunnya fluktuatif serta nilai profitabilitas dibawah 1,5%, hal ini menunjukan bahwa kondisi bank-bank tersebut dapat dikatakan tidak sehat. Bank dapat dikatakan sehat jika minimal memiliki profitabilitas sebesar 1,5%, sesuai dalam lampiran Surat Edaran (SE) Bank Indonesia No. 6/23/DPNP, ROA dihitung dari perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset. Melihat rata-rata profitabilitas yang masih dibawah 1,5 %, menunjukkan bahwa kinerja bank-bank yang ada di Indonesia belum optimal atau dapat dikatakan tidak sehat, hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Kasmir (2008) Nilai ROA yang baik atau dapat dikatakan sehat Munir Nur Komarudin, 2015 PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
adalah lebih besar dari 1,5 %, serta menurut Peraturan Bank Indonesia No.13/ 1/ PBI/ 2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum, bank dapat dikatakan sehat jika memiliki profitabilitas minimal 1,5 % dan dikatakan tidak sehat apabila memiliki profitabilitas dibawah 1,5 %, jika kondisi bank memiliki profitabilitas dibawah 1,5 % (tidak sehat) tidak segera ditangani dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya, maka bank-bank tersebut dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya yang pada akhirnya bank tidak dapat memenuhi kegiatan usahanya. Melihat kondisi profitabilitas perbankan Indonesia saat ini, pihak perbankan harus memikirkan bagaimana cara agar dapat meningkatkan profitabilitas, melihat saat ini terjadi persaingan yang cukup ketat antara bank swasta maupun bank milik negara. Dana yang dihimpun dari berbagai sumber, baik itu dana modal sendiri, dana pinjaman maupun dana pihak ketiga harus benar-benar ditanamkan dalam aktiva produktif. Tujuannya adalah untuk menciptakan pendapatan bank. Aktiva produktif terdiri dari kredit, surat-surat berharga, penempatan pada bank, penyertaan dan transaksi rekening administratif. Untuk memperbaiki kualitas dari aktiva produktif ini terdapat beberapa cara diantaranya adalah dengan membenahi kredit dengan rescheduling, restructuring dan reconditioning, memberikan keringanan terhadap bunga, melakukan upaya penjualan agunan dibawah tangan, serta dapat juga dilakukan dengan cara penagihan tunai kepada konsumen. Langkah ini diambil agar memperbaiki kualitas dari aktiva produktif agar dapat meningkatkan tingkat profitabilitas bagi bank yang tentunya mendapatkan pendapatan bagi bank. Agar kualitas penanaman modal pada aktiva produktif berjalan dengan baik maka perbankan harus berperan aktif dalam menjaga modal yang ditanamkan terhadap aktiva produktif. Kualitas aktiva produktif menjadi standar pengukuran kinerja bank. Jumlah aktiva produktif harus disalurkan secara tepat sehingga tidak terjadi penumpukan dana yang berlebihan yang dapat menyebabkan bank mengalami over liquid. Keadaan ini membuat biaya modal semakin tinggi sehingga Munir Nur Komarudin, 2015 PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
sehingga beban bank semakin bertambah. Namun dalam upaya menyalurkan dana, bank juga tidak boleh berlebihan karena bank juga perlu menjaga tingkat liquiditas. Penyaluran dana yang tepat juga dapat menghasilkan laba yang tinggi bagi suatu bank. Laba dari aktiva produktif akan diperoleh dari hasil selisih antara pendapatan bank yang didominasi oleh pendapatan bunga aktiva produktif dengan beban bank. Menurut hasil penelitian sebelumnya mengenai keterkaitan antara kualitas aktiva produktif dengan profitabilitas yang telah dilakukan oleh Desi Kurniati pada salah satu bank konvensional di wilayah Jawa Barat, dan dilakukan oleh Rina Irmayanti pada salah satu bank syariah, serta oleh Unisa Rahim pada bank Madiri Syariah. Ketiga penelitian tersebut menghasilkan simpulan yang sama yaitu kualitas aktiva produktif berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Mengacu pada permasalah perbankan yang terjadi di atas, serta melihat pentingnya profitabilitas bagi bank, penulis tertarik untuk meneliti permasalahan perbankan dengan mengambil judul “Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas Pada Bank yang List di Bursa Efek Indonesia”.
1.2
Identifikasi Masalah Profitabilitas bagi perbankan merupakan faktor utama penentu tingkat
kesehatan yang diukur dari hasil membandingkan antara laba yang diperoleh dengan jumlah aktiva (total modal bank). Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan modal dalam operasi, oleh karena itu keuntungan atau laba yang besar tidak menjamin bahwa ukuran suatu bank tersebut menguntungkan (profitable) sehingga dapat dikatakan bahwa profitabilitas yang tinggi lebih penting daripada laba yang besar. Menurut Peraturan BI No.13/1/PBI/2011 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang tertuang dalam Pasal 9 Ayat 4 untuk menilai kinerja perbankan umumnya mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya, tercermin pada peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum baik. Permodalan merupakan harta yang dimiliki Munir Nur Komarudin, 2015 PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
oleh perbankan, atau biasa disebut sebagai suatu aktiva. Kemerosotan kualitas dan nilai aktiva merupakan sumber erosi terbesar bagi bank. Kelangsungan usaha suatu bank antara lain tergantung dari kemampuan dan efektivitas bank dalam mengelola risiko kredit dan meminimalkan potensi kerugian. Dalam rangka mengelola risiko kredit dan meminimalkan potensi kerugian, bank wajib menjaga kualitas aktiva dan wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva. Kewajiban pembentukan penyisihan penghapusan aktiva perlu diberlakukan terhadap aktiva produktif dan aktiva non produktif. (PBI Nomor 7/2/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum). Dalam menjalankan kegiatan usaha, bank menggunakan aktiva untuk senantiasa menjaga kesehatan dengan cara menempatkan aktiva pada kegiatan usaha agar mendapatkan laba atau keuntungan, aktiva ini biasa dikenal dengan aktiva produktif. Dendawijaya (2005:118) mengemukakan bahwa “Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset”. Selain itu Faud dan Rustan (2005) mengemukakan pengertian kualitas aktiva profduktif adalah sampai sejauh mana bank memelihara kualitas aktivanya seproduktif mungkian sehingga menjamin hasil yang mendukung rentabilitas atau profitabilitas. Bank melakukan kegiatan usaha untuk dapat menghasilkan profitabilitas yang tinggi adalah salah satunya dengan cara menggunakan aktiva yang dimilikinya, namun dalam kegiatan usaha tersebut terdapat beberapa kemungkinan yang akan terjadi, yang pertama adalah aktiva tersebut kembali seluruhnya, yang kedua adalah aktiva tersebut kembali sebagian dan yang terakhir adalah aktiva tersebut tidak kembali seluruhnya. Artinya dalam melakukan usahanya bank memiliki resiko dan tentu akan sangat mempengaruhi tingkat profitabilitas bagi bank itu sendiri. Aktiva produktif merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas bagi usaha perbankan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas pada bank, diantaranya adalah telah dilakukan oleh Ganjar pada tahun 2009 pada bank – bank yang go public yang hasilnya terdapat pengaruh positif kuat dari aktiva Munir Nur Komarudin, 2015 PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
produktif terhadap profitabilitas bagi suatu bank. Begitu juga dengan Irmayanti, R pada salah satu bank syariah yang hasilnya juga aktiva produktif memiliki pengaruh yang positif terhadap profitabilitas. Melihat kedua penelitian yang menghasilkan simpulan bahwa aktiva produktif berpengaruh positif terhadap profitabilitas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas bank – bank di Indonesia.
1.3
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah yang
penulis ambil adalah : 1. Bagaimana gambaran kualitas aktiva produktif bank-bank yang terdaftar di BEI. 2. Bagaimana gambaran profitabilitas bank-bank yang terdaftar di BEI 3. Bagaimana pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian yang penulis lakukan adalah : Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis data laporan bank-bank yang terdaftar di BEI, untuk mengetahui tingkat profitabilitas bank-bank yang terdaftar di BEI, serta sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja operasional bank. Adapun setelah melakukan penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran kualitas aktifitas aktiva produktif bankbank yang terdaftar di BEI. 2. Untuk mengetahui gambaran profitabilitas bank-bank yang terdaftar di BEI. 3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas pada bank-bank yang terdaftar di BEI.
Munir Nur Komarudin, 2015 PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
1.5
Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian kali ini adalah sebagai berikut : 1. Kegunaan Praktis Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai pertimbangan dalam penetapan jumlah aktiva produktif yang disalurkan oleh pihak bank sehingga bisa mendapatkan profitabilitas yang maksimal
2. Kegunaan Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang sejanis dan dapat duigunakan sebagai dokumentasi ilmiah yang berguna.
Munir Nur Komarudin, 2015 PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu