BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu produk manusia yang dibuat secara
kreatif, baik bersifat rekaan maupun fakta yang dituangkan melalui bahasa. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan menuangkan gagasan.Melalui media bahasanya yang indah, karya sastra dapat dijadikan sebagai penyalur gagasan dan bisa menggambarkan hal-hal yang sulit diungkapkan, seperti nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat. Awalnya, para sastrawan memang memanfaatkan karya sastra sekedar untuk menghibur melalui keindahan bahasa yang disajikan. Namun, seiring bertambahnya zaman, kedudukan sastra juga ikut terpola dan fungsinya berkembang. Sastratidak lantas dinikmati sebagai pemberi kesenangan semata, tetapi dapat dijadikan wadahpenanaman dan pemerolehan nilai. Sastra juga dapat dijadikan media pengenalan budaya dan pemahaman ajaran. Senada dengan pendapat Hurdjanadalam Nurhajarini & Suyami (1999) yang mengungkapkan landasan seorang pengarang membuat karya sastra, tidak semata-mata hanya ingin mencipta, tetapi secara sadar atau tidak, mereka memiliki maksud dan tujuan tertentu untuk dicapai yang disebut makna ajaran atau amanat.Namun demikian, selain memahami manfaat yang disuguhkan, kandungan sisi negatif yang ada dalam karya sastra juga perlu diperhatikan. Ketika menikmati sebuah karya sastra, seyogyanya penikmat mampu bersikap bijak dalam memilah dan memilih serta mempertimbangkan pesan dan nilai apa saja yang layak ditiru dan diaplikasikan dalam kehidupan. Dalam prosa terdapat kategori cerpen, novelet, novel dan roman. Masingmasing kategori, tentu memiliki unsur-unsur pembangun yang bersifat intrinsik (seperti alur, tokoh, watak, penokohan, latar cerita, sudut pandang pengarang, gaya bahasa, amanat, tema dan gaya pengisahan), maupun yang bersifat ekstrinsik Laila Fariha Zein, 2015 ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVELET MONSIEUR IBRAHIM ET LES FLEURS DU CORAN (2001) KARYA ÉRIC-ÉMMANUEL SCHMITT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
(seperti latar belakang sosiologis, psikologis, pendidikan, agama dan budaya) yang berperan dan mempengaruhi terbentuknya karya sastra (Siswanto, 2008). Dari beberapa elemen ekstrinsik yang disebutkan di atas, pendidikan adalah hal yang sering menjadi sorotan. Krisis nilai akhlak kadang terjadi akibatmelekatnya asumsi bahwa pendidikan hanya berlangsung di dunia pendidikan formal. Padahal, pendidikan seharusnya tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah saja, melainkan dalam kehidupan sehari-hari, karena proses membina sikap dan karakter tidak sebatas tanggung jawab guru semata. Dukungan peran orang tua, lingkungan, dan masyarakat di sekitarnya juga dibutuhkan. Kaitannya dengan karya sastra, pendidikan bisa diperoleh melalui nilainilai pendidikan yang terkandung di dalamnya, sebab disadari atau tidak, nilainilai (baik karakter maupun budaya) menimbulkan pemahaman yang berpotensi mempengaruhi keadaan penikmat karya, sehingga terjadilah pergeseran pola pikir yang kemudian dinyatakan melalui tindakan. Tahapan proses tersebut menurut pandangan Wibowo (2013) dinamakan pendidikan. Dalam hal ini, pantas pula jika sastra disebut sebagai alat untuk mendidik (Ratna, 2010) dan mengajarkan sesuatu(Wibowo, 2013). Pada kesempatan ini, peneliti tertarik menjadikan noveletMonsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran(2001) karya Éric-Émanuel Schmitt sebagai objek penelitian untuk dianalisis. Peneliti memandang kategori novelet tidak hanya menampilkan unsur estetika melalui bahasanya, tetapi mampu menjadi penyampai pesan dan ide/gagasan lebih detail, meskipun cakupan naskahnya tidak terlalu luas. Selain itu, peneliti menganggap “Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran”sebagai novelet yang unik, karena novelet tersebut merupakan karya sastra Perancis yang mengulas nilai-nilai Sufisme dalam Islam, menyampaikan pesan global tentang misi perdamaian antar umat beragama, dan tentunya mengandung nilai-nilai pendidikan di dalamnya. Sebelumnya,analisis novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran pernah dilakukan oleh Kirsten Liebke pada tahun 2005 dengan judul “L’Analyse Laila Fariha Zein, 2015 ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVELET MONSIEUR IBRAHIM ET LES FLEURS DU CORAN (2001) KARYA ÉRIC-ÉMMANUEL SCHMITT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
de l’Évolution Intérieure du Protagoniste”. Kemudian, pada tahun 2008/2009, analisis novelet sekaligus film dengan judul yang sama dilakukan sebagai penelitian kolektif dari divisi pegagogik programGrade 12 di bawah naunganAmbassade de France en Afrique du Sud dengan fokus penelitiannya adalah analisis struktural novelet secara general yang hasilnya ditujukan khusus untuk materi pelajaran di kelas. Adapun penelitian yang berkaitan dengan nilainilai pendidikan dalam novel pernah dilakukan oleh Devi Francinesia pada tahun 2012. Akan tetapi, objek penelitiannya adalah Roman de Jeunesse “Marcelin Caillou” karya Sempé dengan menggunakanteori yang berbeda dan ditinjau dari sudut pandang psikologi sastra anak. Sehubungan dengan itu, peneliti bertujuan untuk mengkaji secara khusus nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) karya Éric-Émmanuel Schmitt berdasarkan teori yang diadaptasi dari Syihabuddin (2011) dan Wibowo (2013) yang meliputi nilai pendidikan universal, nilai pendidikan pribadi, nilai pendidikan budaya, nilai pendidikan agama Islam, dan nilai pendidikan karakter. Harapan besar peneliti dari hasil penelitian ini adalah dapatmemberi dampak positif terhadap dunia pendidikan, seperti merubah asumsi tentang karya sastra yang umumnya dipandang sebagai media hiburan, karya komersial dan pendobrak eksistensi semata menjadi sarana pemerolehan nilai-nilai pendidikan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kaitannya dengan pembelajaran bahasa Perancis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi materi pembelajaran pada mata kuliah Civilisation Francaise, LittératureFrancaise,dan praktek pembelajaran nilai melalui bahasa dan sastra Perancis.
1.2
Rumusan Masalah Permasalahan yang diangkatdalampenelitianiniadalahsebagaiberikut:
1. Nilai-nilai pendidikan apa saja yang terdapat pada novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) karya Éric-Émmanuel Schmitt?
Laila Fariha Zein, 2015 ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVELET MONSIEUR IBRAHIM ET LES FLEURS DU CORAN (2001) KARYA ÉRIC-ÉMMANUEL SCHMITT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
2. Nilai-nilai pendidikan apa yang paling dominan dalam novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) karya Éric-Émmanuel Schmitt? 3. Bagaimana implikasi hasil analisis novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) karya Éric-Émmanuel Schmitt terhadap dunia pendidikan, khususnya untuk pembelajaran bahasa Perancis.
1.3
TujuanPenelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1.
Mengkaji nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) karya Éric-Émmanuel Schmitt
2.
Mengkaji nilai-nilai pendidikan yang paling dominan dalam novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran(2001) karya Éric-Émmanuel Schmitt
3.
Menjelaskan implikasi hasil analisis novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) karya Éric-Émmanuel Schmitt terhadap dunia pendidikan, khususnya untuk pembelajaran bahasa Perancis.
1.4
Manfaat Penelitian Merujuk pada rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, diantaranya : 1.
Bagi peneliti Peneliti memperoleh informasi tentang karya sastra, terutama unsur-unsur pembangun novel, kandungan nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada novel berbahasaPerancis serta berbagai pengalaman menarik dan mengesankan ketikamelakukananalisis data dan proses penelitian tersebut.
2.
Bagi dosen pengampu mata kuliah Civilisation dan Littérature Française Bagi dosen pengampu mata kuliah Civilisation dan Littérature Française, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi materi kebudayaan
Laila Fariha Zein, 2015 ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVELET MONSIEUR IBRAHIM ET LES FLEURS DU CORAN (2001) KARYA ÉRIC-ÉMMANUEL SCHMITT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
danmembaca sastra berbahasa Perancis.
3.
Bagi peneliti lain Penelitianinidapat dijadikan referensi dan pertimbangan bagipenelitilain yang ingin melakukanpenelitan di bidang yang sejenis.
4.
Dunia pendidikan dan pembelajaran Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap dunia
pendidikan, seperti merubah asumsi tentang karya sastra yang umumnya dipandang sebagai media hiburan, karya komersial dan pendobrak eksistensi semata menjadi sarana pemerolehan nilai-nilai pendidikan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kaitannya dengan pembelajaran bahasa Perancis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi materi pembelajaran pada mata kuliah Littérature Française dan bacaan penunjang mata kuliah Civilisation Française dalam pembelajaran bahasa Perancis.
1.5 Asumsi Dasar Dalam penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa : 1. karya sastra dapat menjadi sarana penanaman nilai pendidikan; 2. novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) mengandung nilainilai pendidikan; dan 3. nilai pendidikan dalam novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) dapat dijadikan bahan materi pembelajaran bahasa dan sastra Perancis.
Laila Fariha Zein, 2015 ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVELET MONSIEUR IBRAHIM ET LES FLEURS DU CORAN (2001) KARYA ÉRIC-ÉMMANUEL SCHMITT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu