Analisis Butir Soal …. (Aulia Ulfa Dewi) 1.597
ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN AJARAN 2014/2015, DIY AN ANALYSIS OF THE ITEMS OF THE NATIONAL EXAM OF THE NATURAL SCIENCE SUBJECT IN THE 2014/2015 ACADEMIC YEAR AT DIY PROVINCE Oleh: Aulia Ulfa Dewi/Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar/Fakultas Ilmu Pendidikan/ Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Skripsi ini membahas tentang analisis butir soal UN mata pelajaran IPA SD T.A. 2014/2015 DIY.Kajiannya dilatar belakangi oleh kualitas soal ujian nasional yang belum memadai.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya beda, efektivitas distraktor, dan reliabilitas.Penelitian ini merupakan penelitian expost facto dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi.Subjek penelitian adalah siswa kelas VI SD T.A. 2014/2015 DIY dengan sampel 347 siswa.Instrumen penelitian ini adalah paket soal dan jawaban siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Tingkat kesukaran soal pada kategori “sangat mudah” sebesar 55%, “mudah” sebesar 30%, “sedang” sebesar 10%, “sukar” sebesar 2,5% dan “sangat sukar sebesar 2,5%. Daya beda soal berada pada kategori “sangat rendah” sebesar 5%, “rendah” sebesar 7,5%, “sedang” sebesar 50%, dan “tinggi” sebesar 37,5%.Efektivitas distraktor setiap butir soal masih banyak yang kurang berfungsi.Reliabilitas soal berada pada kategori baik karena memiliki Alpha sebesar 0,759. Kata kunci: analisis butir, tingkat kesukaran, daya beda, efektivitas distraktor, reliabilitas, IPA, ujian nasional, sekolah dasar. Abstract This undergraduate thesis discusses an analysis of the items of the national exam of the natural science subject in the 2014/2015 academic year at DIY province. The research background is the fact that the quality national exam inadequate. This study aimed to investigate the difficulty indices and discrimination indices national exam of the natural science subject in the 2014/2015 academic year at DIY.This was an ex post facto study in which the data were collected using the documentation technique. The research subjects were Grade VIstudents of SD DIY province, with a sample of 347 students. The research instrument was a document consisting of the test package and the key answers to the national exam of the natural science subject in the 2014/2015 academic year at DIY province.The results of the study were as follows. 1) Regarding the difficulty indices of the national exam of the natural science subject in the 2014/2015 academic year at DIY province, 55% were very easy, 30% were easy, 10% were moderate, 2,5% were difficult and 2,5% were very difficult. 2) Regarding the discrimination indices of national exam, 5% were very poor, 7,5% were poor, 50% were moderate, and37,5% was good. 3) Regarding the effectiveness of each item distractors are still many who do not work. 4) Regarding the reliability of the national exam of natural science subject in the 2014/2015 academic year at DIY province were good because it has an Alpha of 0,759. Keywords: analysis of items, difficulty indices, discrimination indices, effectiveness distractor, reliability, IPA, national exam, elementary school.
dicapai peserta didik yang diperoleh melalui
PENDAHULUAN Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
kegiatan evaluasi. Evaluasi
akan
memberikan
informasi
Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
tingkat pencapaian belajar peserta didik, dan bila
kemampuan
serta
dianalisis lebih rinci akan diperoleh informasi
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
tentang kesulitan belajar peserta didik.Kegiatan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan
evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting
pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar yang
dalam pendidikan, begitu pula dalam proses
dan
membentuk
watak
pembelajaran karena dengan evaluasi dapat
1.598 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-5 2016
diketahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang
keseluruhan.Penilaian
telah dilaksanakan dan dari hasil tersebut dapat
memperoleh informasi tentang kemajuan dan
ditentukan tindak lanjut yang akan dilakukan.
hasil
Sehingga dapat dikatakan isi undang-undang
kompetensi.Penilaian hasil belajar dilakukan oleh
tersebut
pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah.
mengisyaratkan
bahwa
proses
pembelajaran tidak lepas dari penilaian hasil belajar.
dilakukan
belajar
dalam
untuk ketuntasan
Ujian Nasional (UN) salah satu penilaian pendidikan yang merupakan alat untuk menilai
Evaluasi hasil belajar adalah kegiatan
ketercapaian standar nasional pendidikan dalam
mengukur dan menilai hasil belajar peserta
rangka
didik.Anas Sudijono (2013: 67), berpendapat
pengambilan keputusan bagi pemegang kebijakan
bahwa tes adalah cara (yang dapat digunakan) atau
pendidikan
prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka
Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan,
Penilaian Pendidikan, Ujian Nasional yang
yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian
selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan
tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang
pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai
harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus
peserta didik dalam rangka menilai pencapaian
dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data
Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan
yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut)
secara nasional. Eko (2010: 45) Ujian Nasional
dapat
melambangkan
adalah salah satu jenis dari kegiatan tes, dan
tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat
kegunaan yang utama adalah untuk mengambil
dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh
keputusan tentang orang yang diuji, misalnya
testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai
untuk keperluan sertifikasi/kelulusan, seleksi,
standar tertentu.
penjurusan,
dihasilkan
Penilaian
nilai
yang
adalah
suatu
sistem
memberikan
di
dan
informasi
dalam
Indonesia.Berdasarkan
sebagainya.Pada
jenjang
yang
pendidikan dasar, mata pelajaran yang diujikan
didesain untuk mengetahui informasi tentang
ada tiga macam yaitu matematika, Bahasa
perkembangan,
dan
Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
pencapaian/prestasi siswa yang dibandingkan
Hasil UN dapat digunakan untuk berbagai
dengan sebuah standar (Shermis & Vesta, 2011:
kepentingan antara lain digunakan sebagai salah
2).Penilaian terhadap pencapaian kompetensi
satu
perlu dilakukan secara obyektif berdasarkan
pemberian bantuan kepada satuan pendidikan
kinerja peserta didik dengan bukti penguasaan
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
mereka terhadap pengetahuan, keterampilan dan
Selain itu, hasil UN digunakan sebagai salah satu
nilai sikap hasil belajar.Dengan demikian dalam
penentu kelulusan peserta didik pada seleksi
pembelajaran
berdasarkan
masuk jenjang pendidikan berikutnya.Sesuai
pertimbangan yang subyektif.Penilaian dalam
dengan tulisan Suyanto (Kedaulatan Rakyat,
pembelajaran
memberikan
2016:7) yang menyatakan bahwa beberapa hal
gambaran keberhasilan peserta didik secara
yang mendasari tetap diselenggarakan UN yaitu
pertumbuhaan
yang
dirancang
berperan
dalam
pertimbangan
dalam
pembinaan
dan
Analisis Butir Soal …. (Aulia Ulfa Dewi) 1.599
pertama, untuk pemetaan mutu program dan/atau
seberapa
satuan pendidikan.Kedua, untuk dasar seleksi
1979:258).Analisis soal dapat dilakukan secara
masuk jenjang pendidikan berikutnya dan ketiga
kualitatif berkaitan dengan isi dan bentuknya,
untuk pembinaan dan pemberian bantuan kepada
maupun secara kuantitatif yang berkaitan dengan
satuan
ciri-ciri statistiknya atau prosedur peningkatan
pendidikan
dalam
upayanya
untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
besar
berfungsi
(Ebel,
secara judgement dan prosedur peningkatan secara
Hasil dari UN akan dijadikan standar
empirik.Analisis
kualitatif
mencakup
dalam menentukan kelulusan peserta didik, oleh
pertimbangan
karena itu tim penyususn soal harus mampu
sedangkan
menyusun butir-butir soal agar memiliki tingkat
pengukuran kesulitan butir soal dan diskriminasi
validitas yang tinggi, memiliki daya beda yang
soal yang termasuk validitas dan reliabilitasnya.
validitas
isi
analisis
dan
kuantitatif
konstruk, mencakup
baik, serta dapat menentukan opsi pengeccoh
Analisis secara kuantitatif sering juga
yang efektif. Hal ini menjadi tugas yang melekat
disebut analisis empiris. Menurut Chatterji (2003:
pada seorang penyusun soal UN untuk membuat
384) metode analisis kuantitatif butir soal
soal yang baik dan berkualitas sehingga tidak
membantu
merugikan
berfungsi baik, memberikan hasil penilaian dalam
kelulusan
peserta sekolah.
didik
mencapai
yang
dilakukan analisis mengenai soal apa yang terbaik
ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
digunakan sehingga mampu untuk mengukur
berdasarkan teori tes klasik dan dengan analisis
kemampuan peserta didik dalam waktu yang
respon butir. Secara klasik maksudnya proses
tidak
penelaahan butir soal dilakukan melalui informasi
menghemat
itu
butir
sebuah tes yang dilakukam.Pelaksanaan analisis
dan
karena
dalam memilih
perlu
lama
Oleh
dalam
kita
dana
dalam
pelaksanaannya.
dari jawaban peserta didik guna meningkatkan
Berangkat dari fungsi tes sebagai alat ukur, maka
sebuah
menjalankan
tes
dapat
fungsinya
memberikan informasi
mutu butir soal yang bersangkutan dengan
dianggap
berhasil
menggunakan teori tes klasik. Sedangkan analisis
jika
mampu
butir soal secara modern yaitu penelaahan butir
ia
yang sesuai dengan
soal
dengan
menggunakan
teori
fungsi
keadaan sebenarnya dari objek yang diukur. Oleh
matematika untuk menghubungkan antara peluang
karena itu, sebelum digunakan tes hasil belajar
menjawab
harus dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat
kemampuan peserta didik.
memberikan hasil yang memuaskan. Kegiatan merupakan pengumpulan,
menganalisis
butir
soal
peringkasan
pada
suatu
soal
dengan
Analisis utama untuk analisis butir soal butir
merupakan dan
benar
soal
pilihan ganda adalah indeks kesukaran butir (p),
proses
dan indeks daya beda butir (D). Selain itu juga ada
penggunaan
sebuah
langkah
untuk
menganalisis
informasi dari jawaban peserta didik untuk
keefektivitasan pengecoh dalam butir pilihan
membuat
ganda, atau sering disebut sebagai analisis
keputusan
tentang
setiap
penilaian.Analisis butir menunjukkan mengapa
distraktor
sebuah butir tidak berfungsi dengan baik dan
dengan ahli lain, Shermis & Vesta (2011: 280)
(Chatterji,
2003:384).
Sependapat
1.600 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-5 2016
mengatakan bahwa untuk mengetahui apakah butir berfungsi dengan baik dan apakah butir layak
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk
untuk digunakan atau butir buruk untuk dibuang
menggambarkan
ada
yaitu
nasionalmata pelajaran IPA SD/MI DIY tahun
kesukaran dan daya beda. Analisis butir soal
ajaran 2014/2015.Butir soal terdiri dari 40 butir
dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif
dan merupakan soal ujian nasionalmata pelajaran
yaitu analisis berdasarkan data empirik dengan
IPA SD/MI DIY tahun ajaran 2014/2015. Analisis
pendekatan analisis secara klasik terkait dengan
dalam penelitian ini terdiri atas analisis tingkat
ciri-ciri statistiknya yaitu tingkat kesukaran,
kesukaran, daya beda, efektivitas distraktor,
indeks daya beda, efektivitas distraktor dan uji
indeks validitas dan indeks reliabilitas yang
realibilitas.
hasilnya dijelaskan sebagai sebagai berikut:
dua
langkah
untuk
menentukan
analisis
butir
soal
ujian
1. Tingkat Kesukaran Hasil
METODE PENELITIAN
analisis
tingkat
kesukaran
Ujian
Nasional mata pelajaran IPA SD/MI DIY pada
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ex post
tahun ajaran 2014/2015, disajikan pada tabel
factoyang menggunakan pendekatan kuantitatif.
sebagai berikut:
Tempat dan Waktu Penelitian
Tabel 1. Tingkat Kesukaran ButirUjian Nasional
Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pendidikan,
Pemuda
dan
Olahraga
Daerah
Istimewa Yogyakarta pada Februari 2016. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah siswa SD di Yogyakarta sebanyak 50.211 siswa dengan sampel 347 siswa. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan
Mata Pelajaran IPA SD/MI DIYpada Tahun Ajaran 2014/2015. PropCorrect (p) 0,000 – 0,099 0,100 – 0,299 0,300 – 0,700 0,701 – 0,900
untuk dalam penelitian ini yaitumenggunakan metode
dokumentasi.
Dokumentasi
dalam
penelitian ini adalah dokumentasi soal dan jawaban peserta ujian nasional mata pelajaran IPA SD/MI tahun ajaran 2014/2015 DIY. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui bagaimana sistem ujian nasional di SD Negeri.
0,901 – 1,000
Kategori No f Soal Butir 1 13 Sangat Sukar 1 29 Sukar 2
Sedang
9,10
1 1, 2, 7, 8, 16,18, 22, 26, 30, 34, 39 2 3, 4, 5, Sangat 6, 8, Mudah 5 11, 12, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 31, 32, 33, 35, 36, 37,38
Mudah
Presentase 2,5 % 2,5 % 5% 27,5%
1
62,5%
Analisis Butir Soal …. (Aulia Ulfa Dewi) 1.601
Berdasarkan datadi atas menunjukkan
,40 Jumlah
bahwa daya beda Ujian Nasional mata pelajaran
40 butir
IPA SD/MI DIY tahun ajaran 2014/2015berada Berdasarkan tabel dan grafikdi atas menunjukkan
pada kategori “sangat rendah” sebesar 0% (0
bahwa tingkat kesukaran Ujian Nasional mata
butir), “rendah” sebesar 7,5% (3 butir), “sedang”
pelajaran IPA SD/MI DIY
sebesar 2,5% (1 butir, dan “tinggi” sebesar 90%
pada tahun ajaran
2014/2015berada pada kategori“sangat mudah”
(36 butir).
sebesar 55% (22 butir), “mudah” sebesar 30% (12
3. Efektivitas Distraktor
butir), “sedang” sebesar 10% (4 butir), “sukar”
Hasil analisis daya beda Ujian Nasional
sebesar 2,5% (1 butir) dan “sangat sukar sebesar
mata pelajaran IPA SD/MI DIY pada tahun ajaran
2,5% (1 butir)”.
2014/2015, disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 3. Efektivitas DistraktorUjian Nasional
2. Daya Beda
Mata Pelajaran IPA SD/MI DIY
Hasil analisis daya beda Ujian Nasional
Ajaran 2014/2015.
mata pelajaran IPA SD/MI DIY pada tahun ajaran 2014/2015, disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 2. Daya Beda ButirUjian Nasional Mata Pelajaran IPA SD/MI DIY pada Tahun Ajaran 2014/2015 Daya Kategor Present f No Butir Beda i ase 0,00 – 0,199 0,200 – 0,299
0,300 – 0399
>= 0,400
Sangat Rendah
Rendah
2
13, 29
3
5, 10, 27
20
1, 2, 3, 4, 6, , 8, 9, 11, 14, 15, 17, 18, 20, 22, 23, 24, 28, 31, 32, 37, 39, 40
Butir Butir cukup Tidak Baik Baik
Butir Baik
No. Butir
5%
7,5%
pada Tahun
1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,
Jumlah
33
Presentase
82,5%
2, 4, 21, 27, 40
5
13, 29,
2
12,5% 5%
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
Sedang
Tinggi
Jumlah
15
4, 7, 12,15, 16, 19, 21, 25, 26, 30, 33, 34, 35, 36, 38 40
bahwa efektivitas distraktor Ujian Nasional mata pelajaran IPA SD/MI DIY 50%
pada tahun ajaran
2014/2015berada pada kategori “butir baik” sebesar 5% (2 butir), “cukup baik” sebesar 55% (22 butir), dan “tidak baik” sebesar 40% (16 butir).
37,5%
4. Reliabilitas Hasil analisis
reliabilitas Ujian Nasional mata
pelajaran IPA SD/MI DIY
pada tahun ajaran
2014/2015, disajikan pada tabel sebagai berikut:
1.602 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-5 2016
Gambar 1.Reliabilitas ButirUjian Nasional Mata
Berdasarkan tabel di atas, butir nomor 3, 4, 5, 6, 8,
Pelajaran IPA SD/MI DIY pada Tahun Ajaran
11, 12, 14, 15, 17, 19, 20,21, 23, 24, 25, 27, 28,
2014/2015.
31, 32, 33, 35, 36, 37,38 ,40 dalam kategori sangat mudah, artinya semua siswa dapat menjawab dengan
benar
pada
soal
di
butir
nomor
tersebut,butir nomor 1, 2, 7, 8, 11, 16,18, 22, 26, 30, 34, 39 dalam kategori mudah, artinya hampir semua siswa dapat menjawab dengan benar pada soal di butir nomor tersebut, butir nomor 9,10, 22, 26 mempunyai tingkat kesukaran sedang, artinya tidak semua dapat menjawab butir nomor soal tersebut dengan benar, butir nomor 29 masuk dalam kategori sukar, artinya hanya beberapa siswa saja yang dapat menjawab dengan benar Berdasarkan hasil analisisbutir soal dengan
pada nomor butir tersebut dan butir nomor 13
bahwa
masuk dalam kategori sangat sukar, artinya
reliabilitas Ujian Nasional mata pelajaran IPA
hampir semua siswa tidak dapat menjawab soal ini
SD/MI DIY pada tahun ajaran 2014/2015berada
dengan benar.Hal ini menunjukkan bahwa secara
pada kategori baik yaitu dengan nilai indeks
keseluruhan soal ujian nasional mata pelajaran
reliabilitas 0,759.
IPA SD/MI tahun ajaran 2014/2015 memiliki
iteman
(lampiran)
menunjukkan
tingkat kesukaran mudah. Analisis tingkat kesulitan dapat diperoleh
Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dengan menghitung indeks kesukaran.Menurut
analisis butir soal ujian nasional mata pelajaran
Saifuddin azwar (2010: 134) indeks kesukaran
IPA SD/MI tahun ajaran 2014/2015 DIY. Analisis
adalah rasio penjawab butir dengan benar dan
dalam penelitian ini terdiri atas analisis tingkat
banyaknya penjawab butir.Soal yang baik adalah
kesukaran, daya beda dan efektivitas distraktor
soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
hasilnya dijelaskan sebagai sebagai berikut:
sukar.Soal yang terlalu mudah tidak merangsang
1. Tingkat Kesukaran
siswa
Hasil analisis soal Ujian Nasional mata pelajaran IPA SD/MI DIY
pada tahun ajaran
untuk
mempertinggi
usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa
dengan
dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba
kategori“sangat mudah” sebesar 55% (22 butir),
lagi karena di luar jangkauannya. Pendapat lain
“mudah” sebesar 30% (12 butir), “sedang” sebesar
dikemukakan
10% (4 butir), “sukar” sebesar 2,5% (1 butir) dan
menyebutkan bahwa indeks kesukaran adalah
“sangat
proporsi siswa menjawab benar soal
2014/2015diperoleh
sukar
hasil
sebesar
soal
2,5%
(1
butir)”.
oleh
Chatterji
memilih kunci pilihan jawaban.
(2003:385)
dengan
Analisis Butir Soal …. (Aulia Ulfa Dewi) 1.603
Salah satu contoh soal yang tergolong mempunyai tingkat kesukaran mudah adalah soal
berlaku untuk item yang memiliki indeks kesukaran tinggi yang berarti soal tersebut masuk
nomor 19 yang mempunyai tingkat kesukaran
dalam kategori mudah sehingga perlu diperiksa
tinggi dengan indeks kesukaran 0.997. Hal ini
ulang dan dilakukan revisi ataupun dibuang jika
dapat
soal tidak baik.
dilihat
menjawab
dari
dengan
banyaknya benar
siswa
soal
yang
tersebut,
2. Daya Beda
kemungkinan karena tingkat kemampuan siswa
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
yang terlalu tinggi atau soal pernah ditanyakan
bahwa daya beda Ujian Nasional mata pelajaran
dalam beberapa try out
IPA
sebelumnya sehingga
SD/MI
DIY
pada
tahun
ajaran
2014/2015berada pada kategori“sangat rendah”
siswa mengetahui jawabnnya. Meskipun secara keseluruhan soal UN mata
sebesar 5% (2 butir), “rendah” sebesar 7,5% (3
pelajaran IPA SD/MI tahun ajaran 2014/2015
butir), “sedang” sebesar 50% (20 butir), dan
termasuk dalam kategori mudah, tetap saja ada
“tinggi” sebesar 37,5% (15 butir).Berdasarkan
beberapa soal yang masuk dalam kategori tingkat
data hasil analisis di atas, butir nomor 13, 29
kesukaran rendah, atu disebut sulit. Contoh soal
mempunyai daya beda yang rendah, artinya dari
yang tergolong mempunyai tingkat kesukaran
butir tersebut tidak dapat membedakan mana
sukar/sulit adalah soal nomor 13 yang mempunyai
siswa yang bisa menjawab (pintar) dan siswa yang
tingkat kesukran sangat sukar dengan indeks
tidak pintar, butir nomor 5, 10, 27 mempunyai
0.017.Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa
daya beda yang rendah, artinya dari butir tersebut
yang menjawab benar soal sangat
sedikit,
tidak dapat membedakan mana siswa yang bisa
kemungkinan hal ini disebabkan oleh sebagian
menjawab (pintar) dan siswa yang tidak pintar,
besar siswa belum menguasai materi. Selain itu,
butir nomor 1, 2, 3, 4, 6, , 8, 9, 11, 14, 15, 17, 18,
kemungkinan siswa menganggap
gambar lain
20, 22, 23, 24, 28, 31, 32, 37, 39, 40 mempunyai
yang mirip dengan alat keseimbangan tubuh
daya beda yang sedang, artinya butir nomor
(rumah siput) sehingga terkecoh. Dengan kata lain
tersebut dapat sedikit membedakan kemampuan
distraktor berfungsi.
masing-masing siswa, dan butir nomor 14, 7,
Shermis & Vesta (2011: 299) menyatakan
12,15, 16, 19, 21, 25, 26, 30, 33, 34, 35, 36, 38
bahwa butir dengan indeks kesukaran tinggi
mempunyai daya beda yang tinggi, artinya dari
menunjukkan kekurangan atau kegagalan dalam
butir tersebut dapat membedakan mana siswa
membangun
yang bisa menjawab (pintar) dan siswa yang
pendapat
butir
Chatterji
soal.
Didukung
(2003:385)
dengan
bahwa
saat
pintar.
perhitungan hasil taraf kesukaran butir sangat
Menurut Shermis & Vesta (2010:282) untuk
rendah yang berarti soal tersebut masuk dalam
mengetahui apakah sebuah butir soal baik atau
kategori sulit, langkah yang harus dilakukan yaitu
buruk apat dilihat seberapa besar kemampuan soal
memeriksa
tersebut membedakan peserta didik yang pandai
ulang
butir
lebih
dalam
untuk
mengetahui penyebab soal menjadi sulit dan
dan
kurang
pandai.Analisis
daya
pembeda
dilakukan revisi atau dibuang.Hal tersebut juga
diperoleh dengan menghitung indeks diskriminasi
1.604 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-5 2016
dari soal tes tersebut. Contoh soal dengan kategori
artinya tidak dapat membedakan antara siswa
daya beda baik adalah soal nomor 25 yang
berkemampuan
mempunyai daya beda dengan kategori tinggi
berkemampuan rendah merupakan butir soal yang
yang memiliki nilai 0.435. Butir soal yang
kurang baik.Butir soal yang bernilai negatif dapat
memiliki nilai positif yang menunjukkan butir soal
dipengaruhi oleh faktor yaitu 1) penulisan
tersebut
dapat
membedakan
berkemampuan
tinggi
dan
tinggi
dengan
siswa
siswa
yang
pertanyaan yang kurang jelas, 2) kesalahan kunci
siswa
yang
jawaban, 3) isi/kompetensi yang di ukur kurang
berkemampuan rendah. Contoh soal dengan
jelas.
kategori daya beda sangat jelek adalah soal nomor
3. Efektivitas Distraktor
13 yang mempunyai daya beda dengan kategori
Hasil
penelitian
efektivitas
yang memiliki nilai negatif menunjukkan bahwa
pelajaran IPA SD/MI DIY
peserta tes yang menjawab benar butir soal relatif
2014/2015berada
pada
sedikit sehingga butir soal tersebut tidak dapat
sebesar
(33
membedakan siswa yang berkemampuan tinggi
sebesar12,5% (5 butir), dan “tidak baik” sebesar
dan siswa yang berkemampuan rendah.
5% (2 butir). Sesuai dengan hasil analisis data
(2003:
Nasional
mata
pada tahun ajaran
kategori“butir
baik”
“cukup
baik”
butir),
mengatakan
tersebut soal UN mata pelajaran IPA SD/MI tahun
bahwa indeks diskriminasi yang bernilai negatif
ajaran 2014/2015 dapat dikatakan berfungsi
merupakan berita buruk, sebab hal tersebut
baik.Berdasarkan hasil analisis, butir nomor 1, 3,
mengindikasikan bahwa butir soal tersebut tidak
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
dapat membedakan sesuai dengan tujuan yang
22, 23, 24, 25, 26, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36,
telah ditetapkan.Indeks diskriminasi yang bernilai
37, 38, 39, mempunyai efektivitas distraktor yang
negatif dapat disebabkan oleh penulisan atau isi
baik, artinya dari butir tersebut memiliki distraktor
butir soal yang membingungkan, dan terkadang
yang berfungsi yang tampak dari koefisien
kesalahan kunci butir soal. Indeks diskriminasi
biserialnya yang negatif, butir nomor 2, 4, 21, 27,
yang bernilai negatif juga mengindikasikan bahwa
40 mempunyai efektivitas distraktor yang cukup
butir soal tersebut gagal untuk mencapai target
baik, artinya butir nomor tersebut memiliki
kompetensi soal yang dibuat. Sebaliknya nilai
distraktor yang sebagian berfungsi dilihat dari
positif menunjukkan bahwa siswa yang menjawab
koefisien biserialnya yang sebagian negatif dan
soal dengan benar mempunyai skor yang relatif
positif,dan butir 13, 29 mempunyai efektivitas
lebih tinggi dalam tes tersebut. Semakin tinggi
distraktor yang tidak baik, artinya butir tersebut
(bernilai positif) daya beda soal maka semakin
memiliki distraktor yang tidak berfungsi dilihat
baik pula butir soal tersebut.
dari korelasi biserialnya yang positif sehingga
Berdasarkan
385-386)
82,5%
Ujian
bahwa
sangat jelek yang memiliki nilai -0.013. Butir soal
Chatterji
distraktor
menunjukkan
pendapat
diatas
dapat
mengindikasikan bahwa banyak juga kelompok
dikatakan bahwa butir soal yang baik yaitu butir
cakap yang terkecoh oleh distraktor butir tersebut.
soal yang memiliki indeks diskriminasi bernilai positif, sebaliknya butir soal bernilai negatif yang
Efektivitas bagaimana
distraktor
kemampuan
soal
tes
ialah
distraktor
soal
Analisis Butir Soal …. (Aulia Ulfa Dewi) 1.605
ituberfungsi untukmengecoh siswa yang kurang
SD/MI DIY
cakap
tersebut.
termasuk dalam kategori tinggi. Dalam hal ini,
Penulisan soal bentuk pilihan ganda harus
semakin tinggi nilai reliabilitas suatu tes maka
memiliki keefektifitasan distraktor.Artinya bahwa
semakin tinggi pula keajegan atau ketepatannya,
jangan sampai jawaban menjadi sebuah hadiah
selain
untuk siswa, tetapi jawaban tersebut dapat
dan lamanya waktu mengerjakan tes dapat
menunjukkan kemampuan yang sesungguhnya
menjadi
terkait dengan siapa yang memiliki pengetahuan,
KESIMPULAN
memilih
alternatif
jawaban
kurang memiliki pengetahuan, atau bingung
pada tahun ajaran 2014/2015
kemampuan faktor
siswa,
tingginya
jumlah nilai
soal
reliabilitas.
Tingkat kesukaran ulangan tertulis akhir
dengan materi yang disampaikan (Chatterji, 2003:
Berdasarkan
386).
pengujian hasil penelitian, dan pembahasan, dapat
4. Reliabilitas
diambil kesimpulan bahwa:
hasil
analisis
data,
deskripsi,
bahwa
1. Tingkat kesukaran soal Ujian Nasional mata
reliabilitas soal Ujian Nasional mata pelajaran IPA
pelajaran IPA SD/MI DIY pada tahun ajaran
SD/MI DIY pada tahun ajaran 2014/2015secara
2014/2015berada
memiliki nilai indeks reliabilitas yang baik yaitu
mudah” sebesar 17,5% (7 butir), “mudah”
sebesar 0,759. Setelah butir soal yang tidak baik
sebesar 67,5% (27 butir), “sedang” sebesar
dibuang kemudian di analisis kembali hasil nilai
7,5% (3 butir), “sukar” sebesar 7,5% (3 butir).
indeks reliabilitasnya menjadi 0,776.Artinya nilai
2. Daya beda soal Ujian Nasional mata pelajaran
Hasil
penelitian
menunjukkan
IPA
pada
sejauhmana
2014/2015berada pada kategori “rendah”
pengukuran itu dapat memberikan hasil yang
sebesar 5% (2 butir), “sedang” sebesar 2,5%
relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran
(1 butir), dan “tinggi” sebesar 92,5% (37
kembali terhadap subjek yang sama (Djemari
butir).
menunjukkan
DIY
pada
kategori“sangat
indeks reliabilitas naik 0,017. Istilah reliabilitas prinsipnya
SD/MI
pada
tahun
ajaran
Mardhapi, 2008: 58). Pentingnya reliabilitas untuk
3. Efektivitas distraktor soal Ujian Nasional
sebagian besar tes hasil belajar yaitu koefisien
mata pelajaran IPA SD/MI DIY pada tahun
reliabilitas untuk menyatakan indeks statistik
ajaran 2014/2015berada pada kategori “butir
tentang kualitas dapat digunakan (Ebel, 1979:
baik” sebesar 5% (2 butir), “butir kurang
274).Tes dengan reliabilitas tinggi merupakan tes
baik” sebesar 40% (16 butir), “butir tidak
yang baik.Seperti pendapat Gall & Borg (2007:
baik” sebesar 55% (22 butir).
200) pada umumnya hasil skor tes dengan
4. Reliabilitas
soal
Ujian
Nasional
mata
reliabilitas 0.80 atau lebih adalah cukup reliabel
pelajaran IPA SD/MI DIY pada tahun ajaran
untuk tujuan penelitian.Koefisien reliabilitas yang
2014/2015berada pada kategori kategoribaik.
tinggi dapat diperoleh dengan memperhatikan indeks
reliabilitas
keseluruhan.Berdasarkan
tes hasil
analisis
secara nilai
reliabilitas soal Ujian Nasional mata pelajaran IPA
5. Hasil analisis soal kategori soal “gugur dan harus diganti” sebanyak 5 butir, soal “baik, tetapi perlu revisi” sebanyak 29
butir dan
1.606 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-5 2016
kategori soal “baik dan dapat dipakai” sebanyak 6 butir.
Djemari Mardapi. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendekia Offset.
SARAN Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu: 1. Guru harus lebih cermat dalam membuat soal atau tes untuk siswa dengan memperhatikan kriteria tingkat kesukaran dan daya beda, supaya soal yang dibuat terdistribusi dengan merata (antara soal mudah, sedang dan sulit),
Ebel, Robert L. (1979). Essenstial Of Educational Measurement. USA: Prentice-Hall, Inc. Eko Putra Widoyoko. (2010). Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gall, Meredith D., Joyce P. Gall, & Walter R. Borg. (2007). Educational Research: An Introduction. USA: Pearson Education, Inc.
karena soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
2. Dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu bagi peneliti selanjutnya hendaknya mengembangkan
dan
menyempurnakan
penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Chatterji, Madhabi. (2003). Designing and Using Tools For Educational Assessment. USA: Pearson Education,Inc.
Saifuddin Azwar. (2010). Tes prestasi: fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Shermis, Mark D. & Francis J.D.V. (2011).Classroom Assessment In Action. USA: Rowman & Littlefield Publisher, Inc. Suyanto. (2016). Mengapa UN dilakukan?.Kedaulatan Rakyat (8 April 2016). Hlm. 1 & 7.