Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
Metodologi Penelitian Soal Ujian Akhir Semester 2014/ 2015 (100 soal)
Pilih satu jawaban yang paling benar untuk soal-soal nomer 1-44. 1. 2.
Desain eksperimen cara mengalokasikan subjek penelitian tidak dengan randomi sasi, sehingga tidak mampu mengontrol semua faktor perancu: A. B. C. D. E.
3.
Suatu varian dari desain studi eksperimental di mana masing-masing subjek mengalami dua macam intervensi yang berbeda secara bergantian setelah suatu periode waktu intervensi, dengan pemberian jeda waktu yang cukup pada pergantian intervensi yang disebut wash out (pembilasan) untuk menghilangkan pengaruh intervensi sebelumnya: A. B. C. D. E.
4.
Factorial design Completely randomized experiment design Randomized block experiment design Cross-over design Quasi experiment
Termasuk dalam selection bias: A. B. C. D. E.
5.
Randomized control trial Quasi experiment Randomized block experiment design Randomized factorial design Completely randomized experiment design
Healthy worker bias Attention bias Hawthorne effect Recall bias Incidence-prevalence bias
Suatu konsep yang menunjukkan pengaruh yang paling optimal yang bisa diharapkan dari suatu intervensi terhadap variabel hasil, jika intervensi itu diberikan kepada subjek penelitian pada kondisi yang sangat terkontrol dari pengaruh bias dan kerancuan: A. B. C. D. E.
Modifikasi efek (effect modification) Intention-to treat analysis Per protocol analysis Efektivitas (effectiveness) Efikasi (efficacy)
1
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
6.
Suatu metode pemilihan sampel, di mana unit analisis adalah kelompok (klaster) individu yang diteliti, bukan masing-masing individu tersebut: A. B. C. D. E.
7.
Bias dalam suatu penelitian bisa sedemikian besar, sehingga faktor risiko bisa disimpulkan sebagai faktor protektif, atau sebaliknya faktor protektif disimpulkan sebagai faktor risiko: A. B. C. D. E.
8.
Overestimate Underestimate Switch-over bias Information bias Selection bias
Konsistensi (stabilitas) pengukuran dari suatu waktu ke waktu lainnya, yang dalam interval waktu tersebut seharusnya memang belum terjadi perubahan variabel: A. B. C. D. E.
9.
Multistage sampling Consequtive sampling Cluster random sampling Stratified random sampling Purposive sampling
Konsistensi internal Split-half reliability Test-retest reliability Validitas kriteria Validitas isi
Pendekatan pemilihan sampel berikut ini bersifat fleksibel sesuai dengan perkembangan pengumpulan data penelitian itu sendiri, di mana kasus-kasus dipilih secara berkelanjutan; dengan kata lain kebutuhan ukuran sampel disesuaikan terusmenerus menurut perkembangan teori yang dibangun selama pengumpulan data penelitian kualitatif: A. B. C. D. E.
Deviant case sampling Exhaustive sampling Theoretical sampling Random sampling Homogenous group sampling
10. Suatu metode untuk mengontrol pengaruh faktor perancu, dengan cara memperhitungkan perbedaan level sebuah atau sejumlah faktor perancu dalam analisis data pada masing-masing subjek penelitian: A. B. C. D. E.
Survival analysis Intention-to treat analysis Per protocol analysis Simple linear regression analysis Multivariate analysis
2
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
11. Ketidakakuratan subjek penelitian dalam mengingat kembali peristiwa paparan yang dialaminya menyebabkan bias berikut: A. B. C. D. E.
Hawthorne effect Centripetal bias Attention bias Recall bias Incidence-prevalence bias
12. Dimensi validitas pengukuran di bawah ini menilai sejauh mana butir (item) pertanyaan dalam suatu kuesioner meliput semua aspek dari isi variabel yang akan diukur dan relevansi dari butir-butir pertanyaan itu dengan variabel yang diukur: A. B. C. D. E.
Validitas isi Validitas muka Validitas kriteria Validitas konstruk Validitas diskriminan
13. Hakikatnya, tujuan peneliti adalah menarik kesimpulan tentang karakteristik atau hubungan variabel-variabel yang terjadi pada populasi berikut ini: A. B. C. D. E.
Populasi sasaran Populasi terjangkau (populasi sumber) Populasi eksternal Sampling frame Sampel
14. Sebuah studi prevalensi dilakukan untuk mengestimasi prevalensi kasus penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) pada suatu populasi, maka rumus yang tepat untuk memperkirakan kebutuhan ukuran sampel: A. B. C. D. E.
Rumus ukuran sampel untuk mean sebuah populasi Rumus ukuran sampel untuk proporsi sebuah populasi Rumus ukuran sampel untuk beda proporsi dua populasi Rumus ukuran sampel untuk beda mean dua populasi Rumus ukuran sampel untuk korelasi
15. Dalam penelitian efek paparan terhadap penyakit, ada suatu faktor ketiga yang berinteraksi dengan paparan dan bisa mengubah efek paparan menurut level dari faktor ketiga, disebut: A. B. C. D. E.
Kovariat Prediktor Pengubah efek (effect modifier) Faktor perancu (confounding factor) Regresor
3
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
16. Metode untuk mengontrol pengaruh faktor perancu (confounding factor) pada tahap desain studi dengan mengalokasikan subjek penelitian secara random ke dalam kelompok eksperimental dan kelompok kontrol: A. B. C. D. E.
Randomisasi Restiksi Pencocokan (matching) Analisis berstarata Analisis multivariat
17. Konsistensi internal alat ukur dengan mengorelasikan masing-masing item dan total pengukuran, minus item yang bersangkutan: A. B. C. D. E.
Inter-item correlation Item-total correlation Split-half reliability Test-retest reliability Inter-observer reliability
18. Dalam desain studi ini, cara mengalokasikan subjek ke dalam kelompok perlakuan atau kelompok kontrol tidak dengan randomisasi, sehingga tidak bisa dipastikan ekuivalensi distribusi faktor perancu (confounding factor) antara kelompokkelompok studi yang dibandingkan tersebut: A. B. C. D. E.
Time series Case report Randomized control trial Eksperimen kuasi Studi ekologis (studi korelasi)
19. Skema memilih sampel berdasarkan status paparan subjek, sedang status penyakit subjek bervariasi mengikuti status paparan subjek yang sudah “fixed”: A. B. C. D. E.
Simple random sampling Deviant case sampling Fixed exposure sampling Fixed disease sampling Critical case sampling
20. Suatu jenis bias yang terjadi akibat peneliti menggunakan subjek penelitian dari suatu populasi pekerja yang memiliki kesehatan yang rata-rata lebih baik (misalnya, anggota Kopassus) daripada populasi umum: A. B. C. D. E.
Bias publikasi Bias misklasifikasi Bias pekerja sehat (healthy worker bias) Loss-to-follow up bias Recall bias
4
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
21. Aspek validitas pengukuran ini menilai derajat kesesuaian antara hasil pengukuran suatu instrumen baru dan instrumen yang dianggap sebagai standar emas: A. B. C. D. E.
Validitas isi Validitas muka Validitas kriteria Validitas konstruk Validitas diskriminan
22. Metode pengendalian kerancuan pada tahap analisis data, di mana hubungan antara paparan dan penyakit dianalisis terpisah ke dalam strata/ kategori faktor perancu: A. B. C. D. E.
Randomisasi Restriksi Matching (pencocokan) Analisis berstrata Analisis multivariat
23. Metode pemilihan sampel secara random, di mana masing-masing subjek atau unit dari populasi memiliki peluang sama dan tidak tergantung (independen) untuk terpilih ke dalam sampel: A. B. C. D. E.
Simple random sampling Stratified random sampling Area sampling Multi-stage random sampling Cluster random sampling
24. Urutan logis format proposal penelitian: A. Judul, manfaat penelitian, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, masalah penelitian, latar belakang masalah B. Manfaat penelitian, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, masalah penelitian, latar belakang masalah, judul C. Judul, latar belakang masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, masalah penelitian D. Tinjauan pustaka, masalah penelitian, judul, manfaat penelitian, tujuan penelitian, latar belakang masalah E. Judul, latar belakang masalah, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka 25. Pada desain studi ini, status penyakit dari subjek penelitian dikategorikan ke dalam kelompok kasus dan kontrol, lalu dirunut ke belakang status paparan dari masingmasing subjek penelitian: A. B. C. D. E.
Studi kasus Studi potong lintang Studi kasus kontrol Studi kohor Studi eksperimental
5
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
26. Dimensi validitas pengukuran yang menunjukkan kesesuaian antara hasil pengukuran alat ukur dengan konstruk (teoretis) tentang variabel yang diteliti: A. B. C. D. E.
Validitas isi Validitas muka Validitas kriteria Validitas konstruk Validitas sewaktu
27. Populasi yang dipilih oleh peneliti dari populasi sasaran yang akan digunakan sebagai sampling frame untuk memilih sampel subjek penelitian: A. B. C. D. E.
Populasi sasaran Populasi sumber Populasi eksternal Sampel Ukuran sampel
28. Suatu jenis bias yang sering terjadi pada meta-analisis, karena kecenderungan peneliti dan editor jurnal untuk menerbitkan hasil positif dari penelitian, yakni penelitian yang menemukan terdapat perbedaan/ hubungan/ pengaruh variabel, dan tidak menerbitkan hasil negatif dari penelitian: A. B. C. D. E.
Loss-to-follow up bias Recall bias Bias publikasi Bias misklasifikasi Bias pekerja sehat (healthy worker bias)
29. Konsistensi pengukuran yang dilakukan seorang pengamat pada subjek penelitian yang sama tetapi pada waktu yang berbeda (tidak terlalu lama): A. B. C. D. E.
Konsistensi internal Reliabilitas antar pengamat Reliabilitas intra pengamat Item-total correlation Split-half reliability
30. Suatu desain eksperimen di mana peneliti membagi dulu subjek penelitian dalam blok-blok yang berbeda menurut suatu faktor perancu, lalu randomisasi dilakukan terhadap subjek-subjek di dalam masing-masing blok, sehingga peneliti dapat menilai pengaruh perlakuan dalam lingkungan homogen di dalam masing-masing blok: A. B. C. D. E.
Completely randomized experimental design Cross-over experimental design Randomized block experimental design Factorial design Quasi experiment
6
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
31. Menyebabkan kesalahan random (random error): A. B. C. D. E.
Bias seleksi Ukuran sampel yang terlalu kecil Bias pengukuran Kerancuan (confounding) Bias misklasifikasi
32. Arti dari “signifikan secara statistik” yang ditunjukkan oleh nilai p tentang hubungan atau pengaruh variabel: A. Validitas kesimpulan tentang hubungan/ pengaruh variabel B. Besarnya peluang (kebetulan) dalam temuan tentang perbedaan/ hubungan/ pengaruh variabel C. Signifikansi hubungan/ pengaruh variabel secara klinis D. Kekuatan hubungan/ pengaruh variabel E. Penerimaan hipotesis nol tentang hubungan/ pengaruh variabel 33. Kesalahan sistematis di dalam pengumpulan data, yakni kesalahan dalam mengukur paparan, penyakit, atau variabel hasil, dan derajat kesalahan tersebut berbeda secara sistematis antara kelompok-kelompok studi, sehingga diperoleh taksiran yang salah tentang hubungan paparan-penyakit, atau efek intervensi terhadap variabel hasil: A. B. C. D. E.
Bias seleksi Bias informasi Confounding Peran peluang Kesalahan random
34. Metode untuk mengontrol pengaruh faktor perancu pada tahap analisis data, dengan memasukkan sebuah atau sejumlah faktor perancu yang penting ke dalam model analisis regresi linier ganda ataupun analisis regresi logistik ganda: A. B. C. D. E.
Randomisasi Restriksi Pencocokan (matching) Analisis berstarata Analisis multivariat
35. Metode pemilihan sampel (sampling) berikut dimulai dengan memilih subjek berdasarkan status penyakit (misalnya, stroke atau tidak stroke): A. B. C. D. E.
Simple random sampling Fixed disease sampling Fixed exposure sampling Systematic sampling Quota sampling
7
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
36. Desain penelitian epidemiologi ini melakukan kajian secara sistematis terhadap literatur epidemiologi tentang sebuah topik untuk memecahkan masalah inkonsistensi hasil berbagai penelitian yang berbeda yang menjawab masalah penelitian yang sama: A. B. C. D. E.
Studi kasus Studi potong-lintang Studi kasus kontrol Studi kohor Systematic-review
37. Suatu jenis bias seleksi yang terjadi jika proporsi subjek yang hilang atau mengundurkan diri dalam suatu studi longitudinal (studi kohor atau studi eksperimental) cukup banyak, yakni berkisar antara 30-40 persen, atau tidak sebanyak itu tetapi hilangnya atau pengunduran diri subjek penelitian berkaitan dengan status paparan, status penyakit, atau keduanya: A. B. C. D. E.
Loss to follow up bias Bias publikasi Bias Neyman Bias admisi Recall bias
38. Bagian metodologi penelitian yang memberikan penjelasan atau batasan tentang masing-masing variabel penelitian, sekaligus alat ukur dan skala pengukuran untuk masing-masing variabel itu: A. B. C. D. E.
Populasi penelitian Lokasi penelitian Metode pemilihan sampel Identifikasi variabel penelitian Definisi operasional variabel
39. Desain studi berikut paling banyak memerlukan biaya dan waktu: A. B. C. D. E.
Studi kasus Studi potong-lintang Studi kasus kontrol Studi kohor Meta-analisis
40. Penelitian yang penunjukan subyek penelitian ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan cara randomisasi: A. B. C. D. E.
Randomized controlled trial (RCT) Penelitian deskriptif Penelitian analitik observasional Penelitian eksperimental kuasi Studi kasus kontrol
8
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
41. Deskripsi secara visual dengan diagram tentang hubungan variabel-variabel yang diteliti, yang dapat dijelaskan secara teoretis maupun akal sehat (common sense): A. B. C. D. E.
Tujuan penelitian Hipotesis Masalah penelitian Kerangka pikir Analisis data
42. Metode untuk mencegah bias informasi, di mana subjek penelitian, pemberi obat, dan/ atau penganalisis data dibuat tidak mengetahui apakah obat yang diberikan obat aktif atau plasebo: A. B. C. D. E.
Intention to treat analysis Per protocol analysis Blinding Stratifikasi Matching
43. Merupakan studi epidemiologi observasional yang mengkaji dan mensintesis hasilhasil dari berbagai studi tunggal tentang sebuah masalah penelitian, dan membuat ikhtisar kuantitatif tentang hasil kajian tersebut, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis untuk meminimalisasi bias dan kesalahan random: A. B. C. D. E.
Studi potong-lintang Studi kohor Time-series Meta-analisis Randomize controlled trial (RCT)
44. Desain studi epidemiologi yang memberikan bukti kausal paling kuat tentang efek intervensi: A. B. C. D. E.
Randomized controlled trial (RCT) Case report Cross-sectional Case-control Cohort
45. Kesesuaian antara hasil pengukuran alat ukur sekarang dan hasil pengukuran standar emas di masa mendatang. Hasil pengukuran standar emas belum tersedia pada saat ini, baru diketahui beberapa waktu mendatang: A. B. C. D. E.
Validitas isi Validitas muka Validitas konstruk Validitas prediktif Validitas sewaktu
9
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
Jawablah soal nomer 45-75, sebagai berikut: A. jika pernyataan I benar, pernyataan II benar, ada hubungan sebab akibat B. jika pernyataan I benar, pernyataan II benar, tidak ada hubungan sebab akibat C. jika pernyataan I benar, pernyataan II salah D. jika pernyataan I salah, pernyataan II benar E. jika pernyataan I dan II salah 46. Penelitian kuantitatif deskriptif membutuhkan hipotesis Sebab Penelitian kualitatif membutuhkan hipotesis 47. Dalam membuat suatu kuesioner, suatu item pertanyaan menunjukkan konsistensi internal dan dapat digunakan sebagai bagian dari alat ukur tersebut jika memiliki korelasi item-total r > 0.20 Sebab Item pertanyaan yang berkorelasi terlalu tinggi (r >0.90) perlu dicermati karena mungkin merupakan akibat dari redundansi (duplikasi) pengukuran, sehingga salah satu item perlu disingkirkan. 48. Hipotesis dua sisi lebih tajam daripada hipotesis satu sisi Sebab Hipotesis dua sisi secara eksplisit menunjukkan arah hubungan variabel. 49. Tekanan darah sistolik yang terukur dalam unit pengukuran mmHg merupakan variabel kategorikal Sebab Dengan menentukan cut-off point (batas) tertentu, tekanan darah sistolik (mmHg) dapat dikategorikan menjadi tekanan darah tinggi dan tekanan darah normal 50. Jika sebuah instrumen terdiri dari sejumlah item pertanyaan (misalnya, kuesioner untuk menilai depresi), maka skor dari masing-masing item pertanyaan seharusnya berkorelasi dengan skor semua item Sebab Validitas pengukuran mempengaruhi validitas kesimpulan penelitian tentang hubungan/ pengaruh variabel
10
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
51. Reliabilitas belah-paroh (split-half reliability) menunjukkan konsistensi internal (homogenitas) alat ukur dengan cara membagi item-item secara random ke dalam dua bagian alat ukur, lalu mengorelasikan kedua bagian tersebut Sebab Cutoff minimal alpha Cronbach untuk sebuah alat ukur adalah 0.60. Sejumlah penulis menggunakan cutoff 0.70 untuk mengklasifikasi konsistensi internal sebagai memadai, dan 0.80 sebagai baik 52. Randomisasi mengontrol pengaruh confounding factor yang diketahui maupun tidak diketahui oleh peneliti Sebab Randomisasi hakikatnya identik dengan random sampling 53. Hipotesis dibuat berdasarkan masalah penelitian Sebab Hipotesis dibuat berdasarkan teori dan hasil penelitian yang relevan 54. Penelitian harus memberikan manfaat teori dan/ atau manfaat praktis Sebab Menolak atau menyempurnakan teori berdasarkan bukti-bukti empiris sebuah penelitian merupakan suatu contoh manfaat teoretis suatu penelitian 55. Hasil-hasil eksperimen kuasi lebih kuat sebagai bukti kausal daripada eksperimen dengan randomisasi Sebab Eksperimen kuasi mengontrol pengaruh confounder dengan cara mengalokasikan potential confounder yang diketahui maupun tidak diketahui secara random, sehingga efek perlakuan (terapi, intervensi) memang murni efek dari perlakuan itu. 56. Confounding dapat dicegah dengan memperbesar ukuran sampel Sebab Confounding merupakan kesalahan random yang akan mengecil dengan makin besarnya ukuran sampel yang diteliti
11
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
57. Topik penelitian yang sudah digunakan oleh peneliti lain tidak boleh diteliti lagi oleh peneliti berikutnya Sebab Dalam metodologi riset dikenal replikasi penelitian 58. Dalam latar belakang masalah, peneliti menyebutkan teori dan/ atau hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti, meskipun tidak secara mendalam Sebab Dalam latar belakang masalah, peneliti harus memberikan alasan yang kuat mengapa mengajukan judul penelitian yang bersangkutan 59. Desain studi eksperimental kuasi memberikan hasil yang lebih valid (benar) daripada randomized controlled trial (RCT) Sebab Pada eksperimen kuasi, penempatan subjek penelitian ke dalam kelompok eksperimental dan kelompok kontrol dilakukan dengan cara random 60. Hipotesis alternatif satu sisi menyatakan dua arah hubungan atau pengaruh variabel Sebab Hipotesis nol menyatakan terdapat hubungan atau pengaruh variabel 61. Desain alias cara memilih sampel, menentukan validitas hasil penelitian Sebab Bias dalam memilih sampel mengakibatkan kesalahan sistematis, sehingga mengakibatkan hasil penelitian tidak valid. 62. Meskipun berbeda istilah, kerangka konsep dalam sebuah penelitian hakikatnya sama dengan kerangka teori Sebab Dengan kerangka konsep ataupun kerangka teoretis, peneliti mendeskripsikan hubungan teoretis variabel-variabel yang diteliti dan variabel terkait
12
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
63. Variabel luar (extraneous variable) selalu merupakan faktor perancu (confounding factor) Sebab Faktor perancu selalu merupakan suatu variabel luar 64. Rumus ukuran sampel berguna untuk memerkirakan ukuran sampel minimal yang diharapkan akan dapat menunjukkan perbedaan/ hubungan/ pengaruh yang secara statistik signifikan Sebab Ukuran sampel minimal diperlukan agar pengujian hipotesis ataupun estimasi yang dilakukan peneliti valid 65. Manfaat praktis memberikan bukti-bukti empiris tentang teori yang digunakan peneliti untuk menerangkan hubungan variabel-variabel Sebab Implikasi bagi kebijakan kesehatan dan pengambilan keputusan klinis merupakan manfaat teoritis 66. Dalam menilai konsistensi internal suatu instrumen (kuesioner) dengan item-total correlation, item pertanyaan yang berkorelasi lebih rendah (r<0.20) hendaknya disingkirkan atau ditulis ulang Sebab Jika penyingkiran item pertanyaan yang berkorelasi rendah mengakibatkan berkurangnya validitas isi instrumen tersebut, maka item pertanyaan tersebut perlu ditulis ulang. 67. Dalam proposal penelitian, definisi operasional variabel lebih tepat jika diletakkan sebelum identifikasi variabel-variabel penelitian Sebab Semua judul penelitian menyebutkan variabel penelitian 68. Ukuran sampel mempengaruhi validitas kesimpulan penelitian Sebab Validitas kesimpulan penelitian ditentukan oleh bias seleksi, bias pengukuran, dan kerancuan (confounding)
13
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
69. Uji statistik berguna untuk menyimpulkan validitas kesimpulan hasil penelitian Sebab Uji statistik berguna untuk mengetahui konsistensi kesimpulan hasil penelitian 70. Riset analitik tidak memerlukan hipotesis Sebab Sesuai dengan namanya, riset analitik bertujuan mendeskripsikan karakteristik populasi 71. Estimasi tentang besarnya kekuatan hubungan/ pengaruh variabel ditunjukkan oleh suatu ukuran hubungan/ pengaruh variabel Sebab Uji statistik t, F, Chi Kuadrat, dan sebagainya, merupakan contoh ukuran hubungan/ pengaruh variabel 72. Sistem rujukan Vancouver menggunakan nomer urut pemunculan sitasi (pengutipan) dalam teks tulisan ilmiah sebagai urutan penulisan nama penulis Sebab Sistem rujukan (referensi) Harvard menggunakan inisial nama belakang penulis sebagai urutan penulisan nama penulis 73. Dalam studi observasional, penelitian memberikan perlakuan (intervensi) kepada subjek penelitian Sebab Dalam studi observasional, peneliti tidak bisa membandingkan kelompokkelompok subjek 74. Kesalahan sistematis dalam pengukuran variabel bisa diatasi dengan memperbesar ukuran sampel Sebab Makin besar ukuran sampel, makin kecil kesalahan random
14
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
75. Rumus ukuran sampel berguna untuk memperkirakan kebutuhan ukuran sampel minimal yang dibutuhkan agar analisis statistik memberikan hasil yang valid (benar) Sebab Makin besar ukuran sampel, makin besar nilai p 76. Hakikatnya, penelitian tentang perbedaan kelompok maupun hubungan dan pengaruh variabel adalah sama Sebab Untuk menarik kesimpulan tentang hubungan maupun pengaruh variabel, satusatunya cara adalah membandingkan subjek-subjek dalam kelompok-kelompok, lalu menilai apakah terdapat perbedaan, seberapa besar perbedaan itu, dan apakah secara statistik signifikan; jika terdapat perbedaan kelompok, maka terdapat hubungan ataupun pengaruh variabel Jawablah soal nomer 76-100 sebagai berikut: A jika 1, 2, dan 3 benar B jika 1 dan 3 benar C jika 2 dan 4 benar D Jika 4 benar E jika 1, 2, 3, dan 4 benar. 77. Manfaat menganalisis modifikasi efek (interaksi): 1. Mengidentifikasi kelompok berisiko tinggi atau rendah untuk mengalami penyakit 2. Mempertajam sasaran intervensi kesehatan masyarakat 3. Mempelajari interaksi antara dua variabel 4. Mengontrol penharuh faktor luar yang merancukan (menyebabkan distorsi) analisis tentang hubungan antara paparan dan penyakit 78. Variabel di luar variabel dependen dan variabel independen utama yang mempunyai pengaruh independen terhadap variabel dependen, berhubungan dengan variabel independen utama, serta bukan merupakan variabel antara dalam mekanisme kausal variabel dependen dan variabel independen utama: 1. 2. 3. 4.
Variabel luar Variabel perancu Variabel terikat Confounding variable
15
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
79. Kelemahan metode restriksi, yakni menentukan kriteria inklusi dan eksklusi terhadap subjek yang akan diteliti, untuk mengontrol kerancuan (confounding): 1. Makin sempit kategori confounding factor atau makin banyak confounding factor yang direstriksi, makin spesifik sampel penelitian, makin sempit penerapan (generalisasi) kesimpulan penelitian 2. Jika pembatasan kategori confounding factor tidak cukup sempit, maka metode retriksi akan meninggalkan confounding sisa (residual confounding) 3. Restriksi terhadap sebuah faktor perancu (confounding factor) tidak mengontrol kerancuan yang diakibatkan faktor perancu lainnya 4. Restriksi memangkas ukuran sampel 80. Pengamat dan atau subyek penelitian dibuat tidak mengetahui tentang apakah subyek mendapat perlakuan sesungguhnya atau plasebo dengan tujuan mengeliminasi/ meminimalkan bias informasi (bias pengukuran): 1. 2. 3. 4.
Blinded study Cross-over study Masked study Cross-sectional study
81. Dalam penelitian tentang pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap waktu kembalinya menstruasi, bagian tinjauan kepustakan meninjau hal-hal berikut: 1. Teori tentang ASI 2. Teori tentang menstruasi 3. Teori dan hasil penelitian terkait tentang hubungan pemberian ASI dan kembalinya menstruasi 4. Variabel-variabel lainnya yang terkait dan berpengaruh terhadap waktu kembalinya menstruasi 82. Kelemahan studi kohor: 1. 2. 3. 4.
Tidak bisa menghitung insidensi (risiko) Tidak cocok untuk meneliti penyakit langka Tidak bisa menghitung rasio risiko (RR) Tidak cocok untuk meneliti penyakit dengan masa inkubasi panjang
83. Hipotesis: 1. Jawaban sementara tentang hubungan/ pengaruh variabel-variabel yang diteliti setelah meninjau teori dan hasil penelitian sebelumnya 2. Dugaan atau spekulasi tentang hubungan variabel yang diteliti 3. Dirumuskan untuk diuji apakah cocok dengan data empiris yang dikumpulkan dari penelitian 4. Dalam proposal sebaiknya dinyatakan langsung setelah perumusan masalah penelitian, tanpa meninjau teori dan hasil penelitian sebelumnya
16
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
84. Bagian laporan penelitian yang secara ringkas (+/- 200 kata) mendeskripsikan latarbelakang, tujuan, subyek dan metode, hasil, dan kesimpulan penelitian: 1. 2. 3. 4.
Kerangka konsep Tujuan penelitian Hipotesis Abstrak
85. Keuntungan melakukan penelitian dengan desain studi potong lintang (crosssectional): 1. 2. 3. 4.
Memberikan bukti kausal yang kuat Hubungan temporal paparan-penyakit jelas Bisa menghitung insidensi Mudah, murah, cepat
86. Diagram alir yang mendeskripsikan hubungan-hubungan teoretis/ hipotetis antara variabel-variabel yang diteliti maupun variabel yang terkait (faktor perancu/ confounding factor): 1. 2. 3. 4.
Kerangka pemikiran Kerangka teori Kerangka konsep Hipotesis
87. Keuntungan studi potong lintang: 1. 2. 3. 4.
Mudah dan cepat untuk dilakukan Memberikan deskripsi variabel di suatu saat pada suatu populasi Membutuhkan lebih sedikit biaya daripada desain studi longitudinal Memberi bukti yang kuat hubungan sebab-akibat
88. Suatu ukuran (parameter) yang menunjukkan validitas: 1. 2. 3. 4.
Kesepakatan Kappa Sohen Sensitivitas Alpha Cronbach Spesifisitas
89. Tergantung jenis data dan model analisis, suatu variabel yang dihipotesiskan mempengaruhi variabel lainnya: 1. 2. 3. 4.
Variabel bebas Prediktor Variabel independen Regresor
17
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
90. Sebuah alat timbang berulang kali mengukur 5kg ± 0kg dari bobot bayi, sedang alat timbang lainnya mengukur 5kg ± 4kg dari bobot bayi yang sama: 1. 2. 3. 4.
Stabilitas Reprodusibilitas Reliabilitas Konsistensi
91. Tujuan replikasi penelitian: 1. Memberikan bukti-bukti baru yang secara metodologis lebih baik daripada bukti-bukti sebelumnya 2. Menjatuhkan atau memperbaiki teori yang ada sekarang 3. Memperluas generalisasi kesimpulan penelitian kepada populasi eksternal 4. Memperbanyak dukungan bukti-bukti hasil penelitian tentang topik yang sama dengan menggunakan metode dan populasi studi yang sama 92. Keuntungan studi kasus kontrol: 1. Dapat meneliti berbagai paparan sebagai sebab dari penyakit yang diteliti 2. Cocok digunakan untuk meneliti penyakit langka 3. Menunjukkan hubungan temporal yang lebih baik daripada studi potonglintang (cross-sectional) 4. Menggunakan waktu yang lebih lama daripada studi kohor 93. Validitas konstruk (construct validity) mencakup aspek sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Validitas diskriminan (discriminant validity) Validitas isi (content validity) Validitas konvergen (convergent validity) Validitas muka (face validity)
94. Metode pemilihan sampel ini menggunakan teknik random: 1. 2. 3. 4.
Simple random sampling Convenience sampling Stratified random sampling Purposive sampling
95. Kelemahan studi kasus kontrol: 1. 2. 3. 4.
Tidak bisa menghitung insidensi (risiko) Tidak cocok untuk meneliti penyakit dengan faktor risiko yang langka Tidak bisa menghitung rasio risiko (RR) Tidak cocok untuk meneliti penyakit dengan masa inkubasi panjang
18
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Malahayati
96. Variabel perancu (confounding factor) merupakan variabel luar yang memenuhi kondisi sebagai berikut: 1. Variabel yang mempengaruhi variabel dependen 2. Berhubungan dengan variabel independen 3. Bukan merupakan variabel antara dalam mekanisme kausal variabel independen-variabel dependen 4. Merupakan variabel terikat 97. Variabel yang mempengaruhi variabel lainnya: 1. 2. 3. 4.
Variabel terikat Variabel independen Variabel hasil Variabel bebas
98. Keuntungan dari studi kohor: 1. Dapat memastikan hubungan temporal antara paparan sebagai sebab dan penyakit sebagai akibat 2. Dapat meneliti berbagai penyakit akibat dari suatu paparan 3. Dapat menghitung insidensi 4. Dapat menghitung Risiko Relatif 99. Tujuan melakukan restriksi (pembatasan) dengan menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi terhadap sampel: 1. Mencegah bias dan/ atau confounding factor pada tahap desain penelitian, dengan cara membuat kelompok-kelompok studi yang dibandingkan identik/ sebanding (comparable) 2. Menyingkirkan kandidat subjek penelitian yang dapat mengalami kerugian/ efek samping yang tidak diinginkan dari intervensi yang diteliti (misalnya, ibu hamil disingkirkan dari studi eksperimental tentang efek diazepam) 3. Memudahkan penelitian (misalnya, pembatasan menurut lokasi tertentu) 4. Memperluas generalisasi hasil penelitian 100. Validitas kriteria (criterion validity) mencakup aspek validitas sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Validitas muka (face validity) Validitas prediktif (predictive validity) Validitas konstruk Validitas sewaktu (concurrent validity)
101. Kelemahan studi potong-lintang (cross-sectional): 1. 2. 3. 4.
Memerlukan banyak biaya dan waktu Tidak bisa menghitung RR sebagai ukuran hubungan OR tidak boleh digunakan sebagai ukuran hubungan Tidak dapat memastikan hubungan temporal antara paparan dan penyakit
19