MEDIA EVENT
day#02
(02/09/2013)
2
Tajuk Wayang di Tengah Generasi Muda
3
Layar Utama Pembukaan WWPC 2013
5
Performance “Ritual Scissors Dance” by Jose Navarro (Peru)
6 9
Newsflash More info
Wayang di Tengah Generasi Muda
Tajuk
Berjalan tidaknya sebuah tradisi tidak bisa digantungkan semata pada jejak para pelaku tradisi itu sendiri. Kemampuan untuk merangkul anak mudalah yang sesunguhnya akan menentukan bagaimana perjalanan tradisi ke depan. Betapapun Wayang sudah diakui sebagai salah satu warisan budaya Dunia yang memiliki keluhuran nilai-nilai hidup di dalamnya, takkan cukup berarti bila anak-anak mudanya tidak cukup berperan dan dilibatkan dalam pengembangan tradisi Wayang. Kecenderungan kian menjauhnya anak-anak muda dari aktivitas kebudayaan Nusantara—termasuk Wayang, merupakan sinyalemen buruk yang harus sesegera mungkin diatasi. Ya, generasi muda sejatinya merupakan pewaris sah masa depan. Semakin kecil keterlibatan anak muda dalam pengembangan tradisi, niscaya tradisi kian tergerus oleh perkembangan jaman. Semangat inilah kiranya yang menjadi salah satu landasan dibukanya Wayang World Puppet Carnival (WWPC) 2013. Semangat untuk tetap bisa mencintai... |
[email protected]
Jakarta, Sept 02-08
01 media event #02
Layar
foto:
[email protected]
Pembukaan Wayang World Puppet Festival (WWPC) 2013 P
embukaan Wayang World Puppet Festival (WWPC) Wakil Presiden Boediono secara resmi membuka acara Wayang World Puppet Festival (WWPC) di Gedung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), didampingi Agung Laksono, Menteri P&K; Ekotjipto, Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi); dan Hashim Djojohadikusumo (Yayasan ARSARI) selaku penyelenggara. Tari Wiranaluka sebagai persembahan selamat datang yang dibawakan sanggar Swaraloka, acara ini mendapat sambutan meriah dari hadirin yang datang. Pembukaan dihadiri oleh 43 peserta yang akan membawakan 63 penampilan sepanjang 2-8 September ini. Baru pertama kali digelar, acara ini jelas memberikan kebanggan tersendiri bagi Indonesia mengingat selain bertindak selaku tuan rumah, Wayang sendiri merupakan budaya asali Indonesia yang keberadaannya sudah diakui sebagai warisan kekayaan dunia oleh PBB. Dalam sambutannya, Boediono menyampaikan apresiasi dan kebanggan terhadap inisiatif penyelenggara yang berhasil menggelar kegiatan yang belum pernah ada ini. Mengaku sebagai pecinta Wayang, Boediono mengajak seluruh komponen bangsa ini untuk saling berupaya menjaga kebudayaan dan tradisi lokal. “Kunci untuk melestarikan budaya terletak pada upaya kita merangkul anak-anak muda Indonesia,” tegasnya.
Jakarta, Sept 02-08
02 media event #02
foto:
[email protected]
Menurut Boediono lagi, budaya tidak bersifat statis sehingga akan terus berkembang dan berubah. Substansi Wayang harus bisa disesuaikan dengan perkembangan jaman agar bisa diterima masyarakat, khususnya anak-anak muda. “Harus memberi ruang kepada anak-anak muda untuk terlibat dalam pelestarian Wayang ini,” lanjutnya tentang keinginan mempopulerkan Wayang. Boediono juga berharap suatu saat Wayang bisa masuk dalam kurikulum pendidikan di Indonesia demi pelestarian.
Layar
Jakarta, Sept 02-08
03 media event #02
foto:
[email protected]
Layar
Dalam laporannya, Ketua Penyelenggara Ekotijpto menekankan beberapa tujuan utama dari kegiatan ini. Menurut Beliau, dengan adanya kegiatan ini, selain untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan home of Wayang, juga untuk menunjukkan pada komunitas pewayangan Nusantara bahwa Wayang juga eksis eksis di belahan dunia lain. Kegiatan ini tidak lain merupakan salah satu upaya untuk menjaga kebudayaan Nusantara, apalagi kecenderungan generasi kita kian menjauh dari tradisinya kian menguat. Pada akhirnya, Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) ini hendak mengajak seluruh pihak bekerjasama melestarikan budaya Adiluhung yang bukan hanya memberikan tontonan ini, namun juga memberikan tuntunan dan tatanan lewat pesan-pesan yang terdapat di dalamnya. WWPC terselenggara atas kerjasama PEPADI dan Yayasan ARSARI yang dimaksudkan sebagai upaya pelestarian Wayang dan nilai-nilainya. Gedung Pewayangan Kautaman, Museum Nasional dan Monumen Nasional, serta Gedung Perfilman Usmar Ismail menjadi tempat perhelatan ini berlangsung dalam sepekan ke depan. Selain tarian tradisional, sesi pembukaan juga diisi oleh penampil dari Perancis dan Peru. Masing-masing memainkan boneka (puppet) yang dianggap sebagai kesenian tradisi seperti Wayang di negaranya. (
[email protected])
Jakarta, Sept 02-08
04 media event #02
“Ritual Scissors Dance”
Performance
Jose Navarro (Peru)
Pembukaan street program di Epiwalk oleh Jose Navarro (Peru) dipentaskan sangat apik dan rapi. Seni perwayangan yang mengusung gaya menari dengan sentuhan musik tradisional Peru , dengan berbagai elemen fusi, mengantarkan eksplorasi gaya berwayangnya dengan sangat original, dengan menggunakan “mime & scissors”. Meski sangat singkat, ia menampilkan seni puppet tradisional dengan sempurna, diiringi gaya khas’nya yang sangat people person.
foto:
[email protected]
Navarro sendiri merupakan pribadi yang sangat humble, baik dengan cara dia menyapa ataupun menyesuaikan dirinya di berbagai acara maupun tempat. “Ritual Scissors Dance” juga merupakan daftar warisan budaya yang bernilai tinggi yang telah terdaftar di UNESCO. |
[email protected]
Jakarta, Sept 02-08
05 media event #02
“The Eerie Tree” Pafios Company Cyprus Museum Nasional Performance dari Pafios Company negara Cyprus Pafios Company (Cyprus) membawakan pertunjukan berjudul “The Eerie Tree ”, menceritakan tentang penyihir yang merubah semua orang yang tidak disukainya. Hingga akhirnya sang penyihir berubah menjadi keledai. Lalu ia meminta maaf kepada semua yang di sihirnya sehingga sang penyihir kembali menjadi manusia. Pertunjukan yang disaksikan penikmat dari berbagai negara ini berlangsung dari jam 5 sore sampail 5:45 sore | riscacaris@gmail.
com
Newsflash
“Puppet Parade” Ramdas Pradye Group Mumbai, India
“Minor Theatre”
Epicentrum Walk Benar-benar, pertunjukan puppet parade dari Mumbai, India ini membuat semua penonton tertawa geli. Sentuhan humor dari tariannya yang selalu membuat orang terpingkal-pingkal melihatnya, termasuk saya. Lucu, atraktif dan unik, kalimat yang sangat pas untuk menggambarkan puppet parade dari India ini. Puppet parade ini merupakan sebuah pertunjukan boneka daur ulang yang memiliki perspektif wayang India, yang terdiri dari berbagai bentuk sketch. Dengan 150 panggung pertunjukan boneka puppet yang canggih dan modern, otomatis akan meninggalkan kesan tersendiri bagi penontonnya. | get.amelie@yahoo. com
Czech Republic
Museum Nasional
Performance from czech republic (Ceko) “Minor Theatre” mengangkat judul “Jungle Book” seperti dongeng story telling theatre musical berceritakan tentang musang (mungo). Sebagian besar audience dari internasional dan siswa-siswi SD dan SMP, yaitu SD Menteng 01 berjumlah 58 orang dan siswa-siswi SMPN 11 Kebayoran berjumlah 62 yang didampingi para gurunya. | shabrina_pradipta@
yahoo.com
Jakarta, Sept 02-08
06 media event #02
Newsflash
“Sleepy Hollow” Drama of Works USA Gedung Wayang, TMII
Drama of Works, dari Brooklyn, Amerika Serikat mendapat giliran pertama untuk tampil dalam ajang Wayang World Puppet Carnival (WWPC). Adalah Sleepy Hollow, sebuah drama horor terkenal yang mereka pilih untuk dibawakan di Teater Gedung Kautaman, TMII, tempat WWPC berlangsung. Kerja keras melakukan persiapan beberapa bulan sebelumnya tersebut terbayar dengan sambutan meriah para penonton yang antusiasmenyaksikan performa mereka. Sleepy Hollow merupakan cerita tentang sebuah kota yang di dalamnya terdapat kasus pembunuhan oleh pengendara Kuda tanpa Kepala. Unsur percintaan yang sengaja ditambahkan. Drama of Works berhasil membangun kesan romantik dalam penampilannya. Dikisahkan Ichabod Crane jatuh hati pada Perempuan bernama Katrina. Kedalaman cinta Ichabod pada Katrina membuatnya sangat takut jika pujaan hatinya itu jatuh cinta pada Lelaki lain. Dalam kisah ini, Katrina akhirnya pergi bersama Lelaki lain. Tak ayal, cinta Ichabod pun merasakan kehilangan teramat sangat, cintanya telah kandas. Penampilan Drama of Works bukan hanya menyajikan kemampuan mereka dalam mereka ulang kisah klasik yang cukup dikenal di Amerika Serikat ini. Keunikan mereka terletak dari penyampaian kisah Sleepy Hollow dengan menggunakan teknik yang terbilang unik. Mereka menggunakan bayangan dari objek yang mereka mainkan. Tampilan ini sekilas mirip dengan teknik yang juga digunakan dalam pertunjukan Wayang. | deerayu@ yahoo.com,
[email protected]
Jakarta, Sept 02-08
07 media event #02
Newsflash
“La La La Draculla” Youth and Children Theater Merlin, Rumania Gedung Wayang, TMII Tak hanya membuat penonton tertawa sepanjang penampilannya, Youth and Children Theater Merlin juga sangat interaktif dengan penonton pada pertunjukan hari pertama Wayang World Puppet Carnival (WWPC). Penampil asal Timisoara, Rumania ini awalnya diduga akan membawakan adegan seram karena menggunakan judul La La La Draculla. Tak dinyana, apa yang disaksikan justeru berbanding 180 derajat. Youth and Children Theater Merlin berhasil mengajak penonton terpingkal sejak pertunjukan dimulai. La La La Draculla dimulai oleh seorang Perempuan yang bertindak sebagai narator sekaligus pemain. Ia kemudian berdialog dengan beberapa boneka tangan berpenampilan imut nan lucu. Nuansa spontanitas dalam pertunjukkan ini berhasil membangun kesan sangat dekat dengan penonton. Musik pengiring pun memiliki peran sangat kuat untuk menghidupkan pertunjukan. Kadang musik mengalunkan irama bernuansa horor dan tiba-tiba berganti menjadi irama riang kekanak-kanakan. Kemampuan Youth and Children Theater Merlin untuk tampil dalam ajang internasional ini tak diragukan lagi,apalagi saat di tengah-tengah pertunjukan Sang Drakula dalam pertunjukan tersebut muncul dari tengah-tengah penonton. Bukannya ngeri, penonton justru diajak larut dengan penampilan dansa antara Sang Drakula dengan Perempuan pembawa cerita. Lalu tiba-tiba musik yang mengalun berubah menjadi horor, dilanjut dengan perubahan wujud Pembawa Cerita dari seorang Perempuan cantik menjadi sosok Drakula yang mengerikan. Tak lama setelahnya, boneka-boneka tangan kembali menampakkan diri dan merubah suasana kembali riang. Perempuan cantik itu pun kembali ke bentuk semula, bahkan menari-nari bersama serombongan Drakula yang mendadak bertingkah kocak. Set awal panggung yang dibuat sederhana pun berhasil mereka sulap menjadi panggung meriah a la pesta. Kesan yang seakan menegaskan kepiawaian mereka dalam memberikan kejutan bagi penonton. |
[email protected]
“La Bottega dei Mondi Impossibili” Italy Museum Nasional Theatre musical yang berasal dari Rome-Bari,Italy yang berjudul La Bottega dei Mondi Impossibili berlangsung selama 50 menit dan dapat disaksikan oleh semua umur. Theatre ini bercerita tentang kisah perjuangan seekor burung camar yang tidak bisa berenang dan terjatuh dari laut. Audience dari stage 3 ini sendiri rata2 golongan dewasa dan berjumlah kurang lebih 50 orang, dan terlihat sangat antusias dan menikmati performance dari italy ini.
Jakarta, Sept 02-08
08 media event #02
more information http://www.wayangcarnival.com
schedule http://www.wayangcarnival.com/jadwal-event
follow us @wayangcarnival
09 media event #02