124
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II Oleh: Sri Arwiyani Guru SDN 09 Kampungdalem, Tulungagung Abstrak. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan untuk menyelesaikan masalah tentang siswa yang tidak menyukai mata pelajaran IPA di kelas VI SDN 09 Kampungdalem Tulungagung Tahun 2011/2012 semester II. Hasil persiklus menunjukkan peningkatan yaitu dari awal siklus 60,70 dengan ketuntasan hanya mencapai 29,63%, pada siklus I rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 68,15 dengan ketuntasan naik menjadi 51,857% dan pada siklus II nilai rata-rata naik menjadi 78,47 dengan ketuntasan mencapai 92,53%. Aktifitas kegiatan guru dalam pembelajaran IPA materi pokok Gaya Gerak melalui Eksperimen juga mengalami peningkatan. Dari sebelum siklus hanya mencapai 44%, pada siklus I mencapai 54.00% dan 92.00% pada siklus II. Sementara aktifitas belajar siswa dalam kegiatan mengikuti belajar IPA melalui Eksperimen juga mengalami peningkatan, dari sebelum siklus sebesar 34,28%, pada siklus I menjadi 58,00 % dan pada akhir siklus II menjadi 82.00 %.
Kata Kunci: IPA, eksperimen, gaya gerak
Pembelajaran IPA merupakan bagian yang penting dari pendidikan secara keseluruhan, karena dengan pembelajaran IPA anak dilatih berfikir secara kritis, kreatif, cermat dan teliti serta bertindak secara logis. Dengan demikian perlu sekali diperhatikan bagaimana cara agar anak didik dapat menyerap materi pembelajaran IPA semaksimal mungkin, sehingga anak didik dapat menggunakannya di dalam kehidupan sehari-hari. (Depdikbud, 1996) Selama ini ada beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar siswa tidak menyukai mata pelajaran IPA diantaranya: (1) Siswa sulit memahami dan menerapkan pokok bahasan IPA dalam pemecahan soal, (2) Siswa jarang melakukan percobaan guna membuktikan kebenaran suatu pokok bahasan IPA, (3) Sebagian guru, kurang efektif dalam menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dan (4) sebagian guru masih menyukai pembelajaran ceramah tanpa variasi model lain. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas digunakan metode pembelajaran yang memungkinkan mampu meningkatkan motivasi belajar IPA pada siswa, dalam hal ini metode yang dianggap mampu
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa adalah dengan eksperimen. Eksperimen adalah suatu bentuk strategi pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan aktif dan praktis siswa yang mengarah pada pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran melalui aktifitasaktifitas nyata dan terwujud dalam sebuah pola pembelajaran yang efektif dan efisien. Eksperimen memberikan suatu khazanah pengetahuan baru bagi siswa, yang mampu memberikan motivasi yang baru bagi proses pembelajaran pada bidang studi IPA, Di sisi lain, pembelajaran yang menggunakan eksperimen memberikan kegiatan rekreatif pada siswa yang bersifat refreshing (penyegaran kembali) tanpa mengurangi esensi dari kegiatan belajar mengajar (KBM) itu sendiri dan menunjang serta mengarah pada pencapaian pembelajaran bidang studi IPA yang telah ditentukan. Sehingga dilakukan penelitian ini. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SDN 09 Kampungdalem Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung Tahun 2011/2012 yang dilaksanakan dalam
Sri Arwiyani, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode...
bulan Januari sampai dengan bulan Pebruari 2012 pada bidang studi IPA dengan materi pokok membuat model gaya dan gerak. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu seluruh siswa Kelas VI SDN 09 Kampungdalem Tulungagung Tahun 2010/2011. Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: planning (perencanaan), action (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan replection (refleksi). Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. (Hadi, 1986) Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Eksperimen dalam proses belajar mengajar. HASIL PENELITIAN Siklus I Refleksi Awal Peneliti bersama mitra guru (dalam hal ini adalah guru kelas VI) mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas VI SDN 09 Kampungdalem Tulungagung yaitu tentang rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Perencanaan (Planning) Tahap perencanaan berisi kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu satuan pelajaran dan rencana pembelajaran yang meliputi: definisi pokok bahasan, penjabaran pokok bahasan, penerapan pokok bahasan pada kelas atau kehidupan sehari-hari dan yang memuat soal-soal, guru mempersiapkan
125
instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan lapangan, guru mempersiapkan alat tes, dan guru membuat perangkat sistem penilaian. Pelaksanaan (Action) Tahap pelaksanaan berisi kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Guru membentuk kelompok-kelompok dalam kelas, yang mana setiap kelompok terdiri dari 3 anak. Pengelompokan dilakukan secara acak dari nomor urut daftar nilai, (2) guru membentuk formasi bangku seperti U yang terdiri dari dua lapis, di tengahnya diletakkan satu bangku untuk tempat eksperimen, (3) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, (4) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan eksperimen, (5) Guru meminta siswa membaca buku paket atau buku lainnya yang memuat materi pembelajaran, (6) Guru menentukan kelompok melalui sistem undi yang bertugas untuk mempraktikkan pokok bahasan Gaya Gerak. Setelah membaca petunjuk percobaan yang terdapat pada buku paket, kelompok tersebut langsung merangkai peralatan yang dipakai. Siswa sudah terampil dalam merangkai, namun belum dapat menentukan langkah kerjanya. Untuk itu guru menginformasikan cara menemukannya, (7) Guru menentukan kelompok melalui system undi yang bertugas untuk, menyimpulkan hasil eksperimen, kelompok ini kebagian membaca dari hasil eksperimen kelompok sebelumnya. Guru membimbing agar siswa dapat membuat laporan. Beberapa paparan kalimat yang ditulis di papan tulis sehingga kelompok lain bisa mencatat hasilnya, (8) Guru menentukan kelompok berdasarkan hasil sistem undi yang bertugas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Untuk mengefektifkan penggunaan Buku Paket, maka kelompok tersebut ditugaskan mengerjakan soal yang tersedia pada buku tersebut di papan tulis. Sementara kelompok-kelompok lain memperhatikan
126
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
pengerjaan tersebut. Siswa tidak kesulitan dalam mengerjakan soal, (9) Guru melakukan penilaian hasil kerja kelompok berdasarkan keaktifan dan kecakapan dalam eksperimen, (10) Diakhir pembelajaran, ketika berlangsung diskusi kelas, guru membuat pengamatan dan kesimpulan. Secara rinci urutan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran berikut: (1) Kegiatan awal, meliputi: Salam, do’a, presensi, penyampaian tujuan pembelajaran, dan tanya jawab tentang membuat model untuk percobaan yang membuktikan bahwa gaya berpengaruh terhadap gerak. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok; (b) setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda; (c) cara kerja: Buatlah model jungkat-jungkit untuk membuktikan bahwa gaya berpengaruh terhadap gerak, amati model tersebut, catat hasilnya sesuai pengamatan; (d) pertanyaan: Bagaimana suatu benda bisa bergerak?, karet apa yang kamu pakai untuk membuat ketapel?, bahan apa yang kamu pakai untuk membuat jungkat-jungkit?, bagaimana suatu benda bias tidak diberi gaya?; (e) masing-masing kelompok mendiskusikan hasil percobannya dan dicatat; (f) guru memberi penghargaan; siswa menyimpulkan materi berdasarkan hasil pengamatannya dengan bimbingan guru kemudian mencatatnya pada buku masing-masing; dan (g) semua siswa mencatat hasil kesimpulan. (3) Kegiatan akhir, meliputi: Evaluasi dan pemantapan hasil kesimpulan. Pengamatan (Observation) Guru kolaborator mengamati hal-hal berikut dalam pembelajaran: (a) Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata, membuat rangkuman dan memberikan kesimpulan; (b) Siswa selalu memperhatikan: (1) guru sedang memberi penjelasan, (2) Siswa yang mengemukakan pendapat dan pertanyaan (3) Siswa yang
mendefinisikan suatu konsep, (4) Siswa yang sedang merubah mengerjakan soal. Di samping itu Siswa bersikap selalu: (1) Melaksanakan praktik, (2) Melakukan penelitian, dan (3) Bekerja sama dengan kelompoknya; (c) Sedangkan kegiatan yang sering dilakukan oleh guru adalah: (1) Menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang kurang jelas, (2) Meminta Pendapat kelompok lain untuk memberi penegasan, dan (3) memberi kesempatan siswa untuk bertanya; (d) Aktifitas siswa yang sering dilakukan: (1) Mengemukakan contoh peristiwa dalam kehidupan seharihari yang berhubungan dengan konsep, dan (2) Memperhatikan temannya yang sedang mendemonstrasikan suatu pokok bahasan dengan alat atau gambar; serta (e) Hasil Tes Akhir, minat belajar siswa. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan maka pada siklus I komponen-komponen minat yang telah memenuhi kriteria kurang, yaitu mempersiapkan buku IPA, berusaha menyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru, aktif berkumpul dengan anggota kelompoknya, memperhatikan arahan guru, berusaha mencari jawaban bila mendapat tugas dan belajar lebih intensif bila diberi tahu akan ada ulangan. Refleksi Berdasarkan hasil pantauan guru peneliti dan guru pengamat maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif; (b) Guru peneliti menyadari adanya kekurangankekurangan yang timbul saat proses pembelajaran; (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain. Rencana perbaikan yang dilakukan meliputi: Guru akan merubah urutan tindakan pada Eksperimen, memberi kesempatan bertanya pada siswa supaya lebih
Sri Arwiyani, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode...
aktif, dan mendiskusikan langkah-langkah yang sudah mapan yang telah dilakukan di siklus I. . Siklus II Perencanaan (planning) Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I yang dipaparkan di atas maka guru peneliti dan guru pengamat saat diskusi merumuskan rencana tindakan untuk siklus II, dengan beberapa perubahan diantaranya: (a) Merubah urutan Eksperimen, yang tadinya langkah pertama adalah mengaitkan suatu pokok bahasan dalam kehidupan sehari-hari atau lingkungan menjadi mempraktikkan suatu pokok bahasan dengan alat atau peraga; dan (b) Menunjukkan kepada setiap kelompok untuk bersiap-siap melakukan eksperimen kegiatan sebagaimana yang petunjuknya ada di dalam buku paket. Pelaksanaan (Action) Tahap pelaksanaan terdiri dari: (a) Bimbingan guru dalam tindakan eksperimen yang dilakukan oleh kelompok semakin sedikit; (b) Siswa sudah terampil melaksanakan eksperimen; (c) Siswa sudah dapat memikirkan dalam mengamati data hasil eksperimen. Langkah kegiatan pembelajaran untuk siklus II sama dengan pada siklus I, yaitu: (1) Kegiatan awal, meliputi: Salam, do’a, presensi, penyampaian tujuan pembelajaran, dan tanya jawab tentang model untuk percobaan yang membuktikan bahwa gaya berpengaruh terhadap gerak. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran tentang gaya yang berpengaruh terhadap gerak; (b) Lakukan hasil percobaanmu tulislah dan diskusikan; (c) Cara Kerja: buatlah model jungkatjungkit untuk membuktikan bahwa gaya berpengaruh terhadap gerak, amati model tersebut, catat sesuai pengamatan; (d) Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi dan melengkapi; (e) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan; dan
127
(f) Semua siswa mencatat hasil kesimpulan. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: Evaluasi dan pemantapan hasil kesimpulan. Pengamatan(Observation) Hasil pengamatan dan guru pengamat menunjukkan: (a) Guru berhasil melaksanakan seluruh rencana tindakan dengan efektif, (b) Ketika melaksanakan eksperimen tindakan siswa lebih percaya diri dan kelihatan meyakinkan, (c) Tindakan merubah pokok bahasan sebagaimana berikut: Materi pokok bahasan Gaya dan Gerak. Tidak itu saja dengan sedikit arahan siswa dapat menjelaskan Gaya dan Gerak yang telah diajarkan di kelas, (d) Hasil tes akhir, (e) Hasil Pengukuran minat pada siklus II yang memenuhi kriteria baik yaitu: mempersiapkan buku IPA, berusaha menyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru, aktif berkumpul dengan anggota kelompoknya memperhatikan arahan guru, berusaha menjawab bila mendapat pertanyaan, dan lebih intensif jika diberitahukan akan ada ulangan. Refleksi Dari hasil pengamatan guru peneliti dan guru pengamat pada siklus II dapat di ilustrasikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik; (b) Kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran dapat diatasi oleh guru peneliti; dan (c) Alur berfikir lebih menyeluruh dalam memahami suatu konsep terlihat dari kemampuan siswa untuk mengkaitkan suatu pokok bahasan dengan materi IPA di Kelas VI. Interpretasi Data Berdasarkan hasil kegiatan penelitian pada Siklus I dan Siklus II dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar siswa kelas VI SDN 09 Kampungdalem Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung tahun 2011/2012 semester II mengalami peningkatan dalam pelajaran IPA materi pokok Gaya Gerak. Terbukti dari kenaikan prestasi belajar siswa yang selalu naik setiap siklusnya. Dari sebelum
128
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
siklus diperoleh nilai rata rata sebesar 60,70 dengan ketuntasan hanya mencapai 29,63%, pada siklus I rata – rata nilai yang diperoleh sebesar 68,15 dengan ketuntasan naik menjadi 51,85% dan pada siklus II nilai rata – rata naik menjadi 78,47 dengan ketuntasan mencapai 92,53%. Berikut grafik yang menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa kelas VI SDN 09 Kampungdalem Tulungagung semester II tahun 2011/2012.
Gambar 1 Perbandingan Prestasi dan Ketuntasan Belajar Siswa Setiap Siklus
Aktifitas kegiatan guru dalam pembelajaran IPA materi pokok Gaya Gerak melalui Eksperimen juga mengalami peningkatan. Dari sebelum siklus hanya mencapai 44%, pada siklus I mencapai 72% dan 92% pada siklus II. Sedangkan aktifitas belajar siswa dalam kegiatan mengikuti belajar IPA melalui Eksperimen juga mengalami peningkatan, dari sebelum siklus sebesar 34,28%, pada siklus I menjadi 62,86% dan pada akhir siklus II menjadi 88,57%. Untuk lebih jelasnya dalam peningkatan aktifitas guru dan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok Gaya Gerak melalui Eksperiman dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Perbandingan Aktifitas Guru dan Aktifitas Siswa
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada penelitian tindakan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Penggunaan Eksperimen dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan prestasi belajar jika dilakukan tindakan dengan urut-urutan: (a) Mempraktikkan suatu materi pelajaran IPA, (b) Mengerjakan suatu pokok bahasan dari data hasil eksperimen, (c) Mengerjakan latihan soal yang ada kaitannya dengan Gaya dan Gerak yang telah ditentukan. (2) Berdasarkan hasil kegiatan penelitian pada Siklus I dan Siklus II dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar siswa kelas VI SDN 09 Kampungdalem Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung tahun 2011/2012 semester II mengalami peningkatan dalam pelajaran IPA materi pokok Gaya Gerak. Terbukti dari kenaikan prestasi belajar siswa yang selalu naik setiap siklusnya. Dari sebelum siklus diperoleh nilai rata rata sebesar 63,21 dengan ketuntasan hanya mencapai 28,57%, pada siklus I rata – rata nilai yang diperoleh sebesar 72,32 dengan ketuntasan naik menjadi 78,57% dan pada siklus II nilai rata – rata naik menjadi 81,07 dengan ketuntasan mencapai 100,00%. Keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh ketuntasan belajar secara klasikal. Kondisi ini dapat terwujud dengan langkah-langkah (1) Merubah urutan eksperimen, (2) Mengkaitkan pokok bahasan materi baru dengan pokok bahasan materi lama yang telah diberikan, (3) Memberikan soal-soal latihan sesuai dengan yang baru diperoleh dan (4) Setiap kelompok dituntut untuk melakukan percobaan/eksperimen yang dilakukan secara bergiliran oleh masingmasing anggota kelompok. Cara dan metode diberi kebebasan sehingga dimungkinkan diperoleh hal yang baru dari suatu pokok bahasan.
Sri Arwiyani, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode...
Saran Saran yang dapat peneliti berikan setelah mengadakan proses penelitian tindakan kelas ini adalah: (1) Penerapan eksperimen dalam pembelajaran IPA yang telah diuraikan di atas, hendaknya guru dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu DAFTAR RUJUKAN Depdikbud. 1996. Teknik Pembelajaran Bidang Studi IPA, Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelaksanaan CAR (Classroom Action Research), Jakarta: Depdiknas. Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
129
oleh tenaga guru lainnya; (2) Perpustakaan sekolah agar mengusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada sangkut pautnya dengan IPA; dan (3) Memberikan metode belajar yang bervariasi kepada siswa agar tidak bosan dan menyukai materi yang disampaikan.
M.Khafid & Suyati. 2004. Pelajaran IPA. Jakarta: Dirjen Pendidikan dasar dan menengah Penerbit Erlangga. Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: P2LPIK Debdikbud. Suryana, D. 2002. Belajar Aktif IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.