Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013
KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI DI KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012 Aliati1), Muchtar Ibrahim 2)) 1)
Alumni Program Studi Pendddikan Matematika, 2)Dosen Program Studi Pendi dikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO . E-mail: i brahi
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas tes Ujian Nasional mata pelajaran Matematika jenjang SMP paket E53 di Kabupaten Buton Utara tahun ajaran 2011/2012. Indikator kualitas tes dilihat dari segi: (1) reliabilitas tes, (2) tingkat kesukaran butir, (3) daya pembeda butir, (3) keefektifan pengecoh, (4) validitas butir, dan (5) kesalahan baku pengukuran. Kesimpulan hasil penelitian ini sebagai berikut: (1) Besarnya reliabilitas tes Ujian Nasional matematika jenjang SMP paket E53 relatif tinggi yaitu 0,953; (2) Kesalahan baku pengukuran adalah 2,453; (3) Tingkat kesukaran butir soal, terdapat 4 butir termasuk soal yang berkategori mudah, 33 butir soal berkategori sedang dan 3 butir soal berkategori sukar. Perbandingan proporsi soal mudah, sedang dan sukar adalah: 0,1: 0,8: 0,1; (4) Validitas butir soal, terdiri dari 7 butir soal mempunyai validitas yang sangat baik, 4 butir soal mmpunyai validitas yang cukup, 5 butir soal mempunyai validitas yang rendah, dan 4 butir soal mempunyai validitas sangat rendah; (5) Pengecoh soal Ujian Nasional matematika jenjang SMP paket E53 sebagian besar (60%) butir soalnya sudah berfungsi pengecohnya dengan baik (efektif). Kata kunci: kualitas tes; ujian nasional
Pendahuluan Pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang pem-bangunan, pandangan ini mengandung suatu pengertian bahwa pendidikan dapat memotori dan menopang proses pem-bangunan. Pendidikan adalah usaha menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Dimana
pengajaran sebagai aktivitas operasional kependidikan dilaksanakan oleh tenaga kependidikan dalam hal ini adalah guru. Peningkatan kualitas pendidikan kenyataannya adalah langkah awal peningkatan kualitas sumber daya manusia yang merupakan indikator utama, karna peningkatan kualitas pendidikan tidak terlepas dari pening-katan setiap yang terintegrasi di dalamnya dan selanjutnya menuntut sikap objektif dari dalam semua pihak yang termasuk orang tua, pemerintah
Aliati, Muchtar Ibrahim
1
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013
dan masyarakat baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Upaya meningkatkan mutu pendidikan, salah satu lembaga yang sangat berperan dan bertanggung jawab adalah sekolah. Di sekolah diajarkan berbagai disiplin ilmu, salah satu diantaranya adalah mata pelajaran matematika. Dalam belajar matematika, siswa di arahkan pada pemahaman konsep–konsep dasar matematika yang akan mengantarkan siswa untuk berpikir secara matematis yang jelas dan pasti berdasarkan aturan–aturan yang logis dan sistematis. Dengan demikian belajar matematika merupakan kesadaran dan terencana dalam pelaksanaannya di butuhkan suatu proses aktif untuk memperoleh pengalaman atau penge-tahuan baru hingga menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri siswa. Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pendidikan matematika telah banyak usaha–usaha yang di lakukan pemerintah antara lain penyempurnaan kurikulum matematika, pengadaan alat–alat peraga matematika, penataran guru–guru matematika, maupun pengelolaan proses belajar mengajar. Namun hasil yang dicapai dari usaha–usaha tersebut belum memenuhi harapan yang di inginkan. Gambaran tinggi rendahnya hasil belajar yang di peroleh dengan menggunakan tes yang tidak baik tentu bukan merupakan gambaran yang sebenarnya dari prestasi hasil belajar siswa. Hasil belajar ini akan memberikan informasi yang keliru mengenai pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karna itu, salah satu faktor yang mesti di benahi adalah meningkatkan kualitas tes terhadap butirbutir soal yang di gunakan dalam setiap evaluasi. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dan merupakan cara yang ditempuh oleh pemerintah untuk 2
www.pendmatematikauho.hol.es
mengevaluasi mutu hasil belajar siswa secara nasional adalah tes Ujian Nasional. Tes Ujian Nasional soal–soalnya disusun oleh tim Ujian Nasional yang disebut tim Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Tes ini disusun dengan maksut untuk mengetahui keberhasilan siswa selama mengikuti pelajaran matematika. Dalam penyusunan tes Ujian Nasional membutuhkan pemahaman yang menyeluruh tentang kriteria tes yang berkualitas dan ini membutuhkan orang–orang yang ahli di bidangnya. Tes tidak hanya tergantung pada tes tersebut, tetapi juga di tentukan oleh objek ukur atau testee, terutama dalam melihat validitas, reliabel, tingkat kesukaran, serta pengecoh. Valid dan reliabelnya tes tergantung pada tes tersebut dalam membedakan siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar. Karna validitas ini melibatkan secara lansung peserta tes dan tes dinyatakan baik apabila peserta tes dapat menjawab tes dengan proporsi yang telah ditentukan. Mengingat pentingnya tes dalam mengukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar, maka tes Ujian Nasional perlu dilakukan analisis secara empirik, sehingga akan diketahui butir–butir soal mana yang sudah baik dan kurang baik, khususnya soal Ujian Nasional pelajaran matematika di kabupaten Buton Utara sehingga dapat di ketahui kualitas soal matematika tersebut guna perbaikan dalam penyusunan tes tahun–tahun berikutnya. Evaluasi merupakan proses yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan formal. Bagi guru evaluasi dapat menentukan efektivitas kinerjanya selama ini, sedangkan bagi pengembang kurikulum evaluasi dapat memberikan informasi untuk perbaikan kurikulum yang sedang berjalan. Evaluasi sering dianggap sebagai salah satu hal yang menakutkan bagi siswa. Karena,
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013
memang melalui kegiatan evaluasi dapat ditentukan nasib siswa dalam proses pembelajaran selanjutnya. Anggapan semacam ini memang harus diluruskan. Evaluasi mestinya dipandang sebagai sesuatu yang wajar yakni sebagai suatu bagian integral dari suatu proses kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, mes-tinya evaluasi dijadikan kebutuhan oleh siswa, sebab dengan evaluasi siswa akan tahu tentang keberhasilan pembelajaran yang dilakukan (Wina Sanjaya, 2008: 243-244). Berdasarkan pelaksanaan, prinsip umum evaluasi itu sendiri tidak mengenal adanya perbedaan, kecuali jika kita mencoba meninjau dari segi alat yang digunakan. Dalam hal ini alat evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam (Asra dan Sumiati, 2008: 201-202), yaitu: evaluasi dengan menggunakan tes baku dan evaluasi dengan menggunakan tes tidak baku ( tes buatan guru). Salah satu bentuk penilaian (evaluasi) yang berskala nasional di Indonesia dikenal dengan nama Ujian Nasional (UN). Ujian Nasional me-rupakan evaluasi belajar yang dilak-sanakan pada akhir tahun pelajaran di kelas /tingkat terakhir suatu sekolah/ kursus, dalam pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah yang materi dan penye-lenggaraannya diatur secara nasional. Pelaksanaan UN yang hasilnya dijadikan standar kelulusan suatu lembaga pendidikan menumbuhkan pro dan kontra. Menurut Sanjaya (2008: 246) terdapat beberapa alasan bagi mereka yang pro dengan UN. Pertama, UN merupakan alat untuk mendongkrak dan meningkatkan kualitas pendidikan, dengan asumsi penyelenggaraan UN dapat memacu kinerja sekolah untuk mencapai standar kelulusan yang ditetapkan pusat. Kedua, dalam Negara yang begitu luas, UN dapat dianggap
sebagai kontrol dan alat pemersatu bangsa. Ketiga, melalui penyelenggaraan UN dapat meningkatkan persaingan antar sekolah. Keempat, UN dapat dijadikan sebagai alat akuntabilitas pendidikan dewasa ini kepada masyarakat. Rahmaniar (2012: 57) mengemukakan bahwa Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif yaitu sebagai penentu kenaikan status siswa, namun dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada jenjang pendidikan seperti SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MAN. Suryasubroto (1990: 148) mengemukakan tujuan diadakannya UN adalah: 1. Merintis terciptanya standar nasional bagi mutu pendidikan dasar dan nasional. 2. Menyederhanakan prosedur peneri-maan siswa baru pada sekolah yang lebih tinggi. 3. Mempercepat peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan dasar dan menengah. 4. Mendorong tercapainya tujuan kurikulum. 5. Mendorong agar prosedur pembel-ajaran dilaksanakan berdasarkan kurikulum buku dan alat peraga/ praktek yang telah ditetapkan. Untuk menulis tes yang baik harus menguasai beberapa teknik maupun aturanaturan dalam penulisan tes yang baik. Menurut Arikunto (2002: 57) suatu tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur harus memenuhi persyaratan yakni memiliki validitas dan reliabilitas yang baik, bersifat obyektif, memiliki praktikabilitas yang tinggi dan bersifat ekonomis. Salah satu syarat menetapkan apakah suatu tes merupakan alat ukur yang baik dan dapat dipercaya, maka digunakan istilah reliabilitas. Pengertian reliabilitas menunjuk pada ketetapan dari nilai yang Aliati, Muchtar Ibrahim
3
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013
diperoleh sekelompok individu dalam waktu berbeda dengan tes yang sama. Dengan demikian tes dapat dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang sama dalam waktu yang berbeda. Secara singkat dikatakan bahwa reliabilitas tes adalah kehandalan yang meliputi ketetapan atau kecermatan hasil pengukuran, dan keajegan atau kestabilan dari hasil pengukuran (Surapranata, 2004: 27). Selanjutnya menurut Sudjana (1992: 16) reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan pengukuran dalam penilaian. Hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap subjek yang sama akan diperoleh hasil yang relatif sama. Reliabilitas diartikan dengan keajegan bilamana tes tersebut diujikan berkali–kali hasilnya relatif sama (Chabib Toha, 2003: 118). Senada dengan itu Suryabrata dalam Wahidmurni dkk (2010: 96) men-defenisikan reliabilitas sebagai korelasi kuadrat antara skor perolehan dengan skor sebenarnya, yang juga merupakan rasio antara variansi skor sebenarnya dengan skor perolehan. Dalam bahasa lain reliabilitas dapat diartikan sebagai taraf kepercayaan. Hal ini ditunjukkan oleh keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh para subyek yang diukur dengan alat yang sama pada kondisi yang berbeda. Tes memiliki tingkat reliabilitas atau keterandalan jika tes tersebut dapat menghasilkan informasi yang konsisten. Misalnya, jika suatu tes diberikan pada sekelompok siswa, kemudian diberikan lagi kepada sekelompok siswa yang sama pada saat yang berbeda, maka hasilnya akan relatif sama (Wina Sanjaya, 2008: 238) Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksut dengan reliabilitas adalah serangkaian pengukuran dengan meng4
www.pendmatematikauho.hol.es
gunakan alat ukur tertentu yang memiliki ketetapan nilai hasil peng-ukuran bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang-ulang. Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka untuk menafsirkan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan kategori sebagai berikut: 0,00 – 0,21 – 0,41 – 0,70 – 0,90 –
0,20 reliabilitas sangat rendah 0,40 reliabilitas rendah 0,69 reliabilitas sedang 0,89 reliabilitas tinggi 1,00 reliabilitas sangat tinggi
Setiap hasil pengukuran terdapat penyimpangan dari skala angka sebenarnya. Penyimpangan ini dapat bernilai positif apabila lebih besar dari skor sebenarnya dan dapat pula bernilai negatif jika lebih kecil dari skor yang sebenarnya. Secara kelompok dapat mengestimasi penyimpangan skorskor tersebut dengan melihat banyaknya variasi penyimpangan ini. Kesalahan baku pengukuran pada umumnya dapat juga menunjukkan tingkat reliabilitas tes. Jika nilai kesalahan baku pengukuran suatu tes yang telah dilakukan kecil, berarti reliabiitas tes tersebut tinggi. Sebaliknya, jika nilai kesalahan baku pengukuran besar, berarti bahwa tes yang dibuat mempunyai reliabilitas rendah ( Sukardi, 2011: 50). Safari (1993 : 214) menge-mukakan setelah mengetahui besarnya koefisien reliabilitas tes, maka dapat diketahui pula kesalahan baku pengukuran yang berguna untuk mengetahui besarnya faktor kesalahan baku pengukuran maka semakin konsis-ten skor-skor suatu tes. Selanjutnya nilai kesalahan baku pengukuran (KBP) sesuai atau tidak atau KBP dapat dipercaya atau tidak, dapat diukur melalui rumus yang dikemukakan oleh Hopkins, KD dalam Lawrence (1994: 5) yaitu: 0,43
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013
Dimana: = Ukuran KBP yang akurat k= panjang tes (butir soal) Hasil perhitungan KBP dalam penelitian ini adalah 2,719. Jadi, ukuran KBP dalam penelitian ini agar hasil pengukuran dapat dipercaya adalah KBP 2,719. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki tingkat kesukaran 0,00 artinya bahwa tidak ada peserta tes yang menjawab benar dan bila memiliki tingkat kesukaran 1,00 artinya bahwa semua peserta tes menjawab benar. Perhitungan indeks tigkat kesukaran ini dilakukan pada tiap butir soal (Wahidmurni dkk, 2010: 131). Sejalan dengan itu Rasyid (2008: 239) menyatakan tingkat kesukaran suatu butir soal didefenisikan sebagai proporsi atau presentase subjek yang menjawab butir tertentu dengan benar. Sedangkan angka yang menujukkan sukar atau mudahnya suatu butir soal dinamakan indeks kesukaran, yang dilambangkan dengan p, nilai p ini terletak antara 0 dan 1. Kriteria tingkat kesukaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 0,00 - 0,30 soal kategori sukar, 0,31 - 0,70 soal kategori sedang dan 0,71 - 1,00 soal kategori mudah. Salah satu syarat suatu tes dikatakan sebagai alat ukur yang baik adalah memiliki validitas. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak dan seharusnya diukur. Jadi validitas itu merupakan tingkat ketepatan tes tersebut
dalam mengukur materi dan perilaku yang harus diukur (Mudijo, 1995: 40). Sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total sehingga skor pada item menyebapkan skor total menjadi tinggi atau rendah (Arikunto, 2009: 76). Selanjutnya Thoha (1994: 144) menge-mukakan bahwa yang dimaksud dengan validitas butir adalah butir tes dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan baik, hal ini dapat diketahui dari seberapa besar peran yang diberikan oleh butir soal tes tersebut dalam mencapai keseluruhan skor seluruh tes. Kategori validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 0,00 < 0,20 sangat rendah 0,20 < 0,40 rendah 0,40 < 0,70 cukup 0,70 < 0,90 tinggi 0,90 < 1,00 sangat tinggi Arikunto (2009: 220) menambahkan untuk tes obyektif, analisis soal termasuk di dalamnya pola jawaban soal yakni dari jawaban dapat pula ditentukan apakah pengecoh (distraktor) berfungsi sebagai pengecoh yang baik atau tidak dengan kriteria bahwa pengecoh dapat berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih 5% dari pengikut tes. Metode Penelitian ini telah dilak-sanakan pada bulan Desember tahun 2012 sampai Februari 2013 di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Populasi yang sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh lembar jawaban peserta Ujian Nasional mata pelajaran Matematika siswa SMP Negeri soal paket E53 di Kabupaten Buton Utara tahun ajaran 2011/2012. Jumlah popu-lasi Aliati, Muchtar Ibrahim
5
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013
dalam penelitian ini adalah 194 lembar jawaban siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi yaitu sebanyak 194 lembar jawaban. Data hasil penelitian ini di analisis dengan menggunakan computer yaitu program iteman versi 3.00 untuk menganalisis butir soal pilihan ganda.Dengan iteman analisis butir soal pilihan ganda akan lebih mudah walaupun jumlah pesertanya banyak. Selain itu informasi tentang reliabilitas, mean, median, varians, standar deviasi, skor minimum,skor maksimum dari data hasil tes juga dapat diketahui dari hasil analisis program iteman. Hasil Soal Ujian Nasional mata pelajaran matematika SMP Negeri di Kabupaten Buton Utara tahun ajaran 2011/2012 paket soal E53 secara keseluruhan berbentuk soal pilihan ganda (multiple choice) yang terdiri dari 40 nomor. Untuk mengetahui kualitas tes Ujian Nasional matematika siswa SMP Negeri paket E53 di Kabupaten Buton Utara tahun pelajaran 2011/2012 dapat diketahui dengan melakukan analisis secara kuantitatif. Analisis kuantitatif tersebut adalah dengan menggunakan program iteman versi 3.00, sehingga dapat diketahui reliabilitas tes, kesalahan baku pengukuran tes, tingkat kesukaran butir soal (TK), validitas butir soal, dan efektifitas pengecoh (distraktor) butir soal. Lembar jawaban Ujian Nasional yang di analisis secara keseluruhan berjumlah 194 lembar jawaban. Setelah dilakukan analisis maka peneliti akan memperoleh hasil analisis, peneliti akan menunjukkan besarnya koefisien reliabilitas tes, besarnya kesalahan baku pengukuran
6
www.pendmatematikauho.hol.es
tes, tingkat kesukaran butir soal apakah telah memenuhi standar atau proporsi seperti yang telah ditetapkan dalam penyusunan soal yang baik, validitas butir soal, dan efektifitas pengecoh butir soal. Berdasarkan analisis dengan menggunakan program iteman, relia-bilitas tes ditunjukkan oleh Alpha, kesalahan baku pengukuran ditunjukkan oleh Standar Error of Measurement (SEM), Tingkat kesukaran soal ditunjukkan oleh prop. Correct, validitas butir soal ditunjukkan oleh point biser, dan keefektifan pengecoh ditunjukkan oleh prop. Endorsing. Hasil analisis selengkapnya disajikan berikut. 1. Reliabilitas Reliabilitas tes dapat diketahui dari koefisien Alpha pada skala statistik (scale statistics). Adapun klasifikasi besarnya reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 0,00-0,20 hampir tidak mempunyai derajat keterandalan, 0,21-0,40 rendah, 0,410,69 sedang, 0,70-089 tinggi, 0,90-1,00 sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis, besarnya nilai reliabilitas pada Ujian Nasional mata pelajaran matematika SMP Negeri pada paket E53 di Kabupaten Buton Utara tahun ajaran 2011/2012 adalah 0,953. Hal ini menunjukkan bahwa, soal tersebut memiliki nilai alpha yang baik dan tergolong dalam derajat keterandalan yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis dengan program Iteman, kesalahan baku pengukuran dapat diketahui dari Standar Error of Measurement (SEM) pada skala statistik (scale statistic). Besarnya nilai kesalahan baku pengukuran pada Ujian Nasional matematika siswa SMP Negeri paket E53 di Kabupaten Buton Utara tahun ajaran 2011/2012 sebesar 2,453. Buton Utara tahun Tingkat kesukaran (TK) soal tes Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika siswa
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013
SMP Negeri di Kabupaten ajaran 2011/2012 di kelompokkan dalam 3 kategori, yaitu: mudah (0,71 TK 1,00), sedang (0,31 TK 0,70), dan sukar (0,00 TK 0,30). Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program Iteman yang ditunjukkan oleh Prop. Correct pada Item Statistics. 2. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran butir soal berdasarkan kemampuan siswa SMP Negeri di Kabupaten Buton Utara dalam menyelesaikan soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika tahun ajaran 2011/2012 untuk soal paket E53 yang terdiri dari 40 butir soal, terdapat 4 butir soal (10 ) termasuk soal yang berkategori mudah yaitu butir soal nomor 2, 6, 21, 23; 33 butir soal (82,5 ) berkategori sedang yaitu butir soal nomor 1, 3, 4, 5, 7, 8, 10,12, 13,14, 15, 16, 17, 18 20, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,40; dan 3 butir soal (7,5 berkategori sukar yaitu butir soal nomor 9, 11 dan 19. Soal yang baik adalah soal yang mempunyai indeks kesukaran sedang dengan nilai tingkat kesukaran (TK) 0,31-0,70. Dari hasil analisis tersebut diperoleh sebanyak 33 butir dari 40 butir soal (82,5 yang termasuk baik. 3.Validitas Validitas soal tes Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri di Kabupaten Buton Utara tahun ajaran 2011/2012 dikelompokkan ke dalam lima kategori yakni 0,00 rxy < 0,20 sangat rendah, 0,20 rxy < 0,40 rendah, 0,40 rxy < 0,70 cukup, 0,70 rxy < 0,90 tinggi, dan 0,90 rxy < 1,00 sangat tinggi. Untuk mengetahui validitas dengan menggunakan program Iteman ditunjukkan oleh Point Biser. Pada Item Statistics.
Validitas soal Tes Ujian Nasional matematika siswa SMP Negeri paket E53 di Kabupaten Buton Utara tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 40 butir soal, terdapat 27 butir soal (67,5 termasuk soal mempunyai korelasi tinggi, 4 butir soal (10%) termasuk dalam kategori korelasi cukup, 5 butir soal (12,5%) termasuk dalam kategori korelasi rendah dan 4 butir soal (10%) termasuk dalam kategori koresi sangat rendah. 4. Pengecoh Soal (Distraktor) Pengecoh soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri di Kabupaten Buton Utara tahun ajaran 2011/2012 dikelompokkan kedalam dua bagian, yakni pengecoh yang sudah berfungsi dengan baik (efektif) jika dipilih paling sedikit 5% (0,05) dari pengikut tes dan pengecoh yang belum berfungsi dengan baik (tidak efektif). Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program Iteman yang ditunjukkan oleh Prop. Endorsing pada Alternative Statistics. Pada paket E53 yang terdiri dari 40 butir soal terdapat 23 butir soal yang semua pengecohnya berfungsi dengan baik, butir soal tersebut adalah butir soal nomor 6, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15,16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 36, 38; terdapat 4 butir soal hanya satu pengecohnya yang berfungsi dengan baik, butir soal tersebut adalah butir soal nomor 35, 37,39 dan butir soal nomor 40.; dan terdapat 13 butir soal yang hanya satu pengecohnya tidak berfungsi dengan baik, butir soal tersebut adalah butir soal nomor 1, 2,3, 4,5,7,13,20,21, 31, 32, 33.
Pembahasan
Aliati, Muchtar Ibrahim
7
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013
Reliabilitas soal berpengaruh pada kualitas kelayakan tes. Reliabilitas soal diketahui dari koefisien alpha. Berdasarkan hasil analisis Reliabilitas tes Ujian Nasional mata pelajaran matematika SMP Negeri di Kabupaten Buton Utara tahun ajaran 2011/2012 menunjukan bahwa paket E53 dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,953. Koefisien reliabilitas yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 0,000,20 reliabitas soal termasuk dalam kategori hampir tidak mempunyai derajat keterandalan, 0,21-0,40 termasuk dalam kategori rendah, 0,41–0,69 sedang, 0,700,89 tinggi, 0,90-1,00 tinggi sekali. Semakin tinggi koefisien reliabilitas tes semakin baik tes tersebut. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi ialah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel, yaitu konstan atau tidak berubah meskipun berulang kali diujikan. Jadi berdasarkan hasil analisis, besarnya koefisien reliabilitas paket soal E53 termasuk dalam kategori memiliki reliabilitas yang sangat tinggi Tinggi rendahnya koefisien reliabilitas dipengaruhi oleh standar kesalahan pengukuran. Semakin besar standar kesalahan pengukuran, semakin kecil koefisien reliabilitas suatu soal. Besar kecilnya indeks realibilitas soal juga akan mempengaruhi kecermatan alat ukur yang bersangkutan untuk mengukur kemampuan dasar peserta tes. Kesalahan baku pengukuran dapat diketahui dari nilai SEM pada hasil iteman. Ukuran kesalahan baku pengukuran dalam penelitian ini agar hasil pengukuran dapat dipercaya adalah KBP SEM untuk paket E53 adalah 2,453, nilai SEM ini memenuhi kriteria agar hasil pengukuran dapat dipercaya. Oleh karena itu, berdasarkan koefisien reliabilias yang di tetapkan dalam penelitian ini soal paket E53 mempunyai derajat keter-andalan sangat tinggi dan besaran nilai SEM yang 8
www.pendmatematikauho.hol.es
dapat dipercaya. Hal ini mengindikasikan bahwa soal tersebut konsisten dan handal untuk digunakan sebagai alat ukur. Tingkat kesukaran soal tes yang diteliti termasuk kurang baik, karna tidak sesuai dengan petunjuk penulisan butir soal tes yang baik. Penulisan butir soal tes yang baik harus memuat 30% soal mudah, 50% soal sedang dan 20% soal sukar. Atau dengan perbandingan tingkat kesukaran soal untuk tiga kategori mudah, sedang dan sukar adalah 3 : 5 : 2, dengan kata lain apabila jumlah soal tes sebanyak 40 butir maka sebaiknya terdiri dari 12 butir soal mudah, 20 butir soal sedang dan 8 butir soal sukar. Butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tidak baik harus diperbaiki sesuai dengan kategorinya. Bila TK berkategori mudah, maka soal diperbaiki agar tidak terlalu mudah bagi siswa dan bila TK berkategori sulit, maka soal diperbaiki agar tidak terlalu sulit bagi siswa. Secara keseluruhan tingkat kesukaran butir soal terlalu mudah bagi siswa sehingga pengukuran masih be lum maksimal. Salah satu syarat suatu tes dikatakan sebagai alat ukur yang baik adalah memiliki validitas. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak dan seharusnya diukur. Validitas soal Tes Ujian Nasional matematika siswa SMP Negeri paket E53 di Kabupaten Buton Utara tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 40 butir soal, terdapat 27 butir soal (67,5 termasuk soal mempunyai korelasi tinggi, 4 butir soal (10%) termasuk dalam kategori korelasi cukup, 5 butir soal (12,5%) termasuk dalam kategori korelasi rendah dan 4 butir soal (10%) termasuk dalam kategori koresi sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa validitas butir soal sudah baik sehingga dapat mengukur kemampuan siswa dalam mengerjakan soal Ujian Nasional. Butir soal yang mempunyai korelasi sangat
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013
rendah adalah butir saol nomor 9, 18,19, dan 21 sebaiknya dibuang saja karna tidak dapat mengukur kemampuan siswa. Dari hasil analisis paket soal Ujian Nasional mata pelajaran matematika siswa SMP Negeri di Kabupaten Buton Utara tahun ajaran 2011/2012 menunjukkan pada paket E53 yang terdiri dari 40 butir soal terdapat 23 butir soal yang pengecohnya efektif, butir soal tersebut adalah butir soal nomor 6, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15,16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 36, 38; terdapat 16 butir soal penge-cohnya tidak efektif, butir soal tersebut adalah butir soal nomor 2, 3, 4, 5, 7, 13, 20, 21, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 39, 40 Butir soal yang memiliki distraktor tidak efektif belum dipilih minimal oleh 5% peserta tes sehingga perlu direvisi distraktornya agar dapat berfungsi secara efektif dan butir soal tersebut dapat digunakan kembali. Tidak semua butir soal memiliki distraktor tidak efektif. Ada butir soal yang revisi dua distraktor, namun ada juga yang revisi satu distraktor. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian ini maka dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Besarnya reliabilitas tes ujian nasional matematika jenjang SMP di Kabupaten Buton Utara paket E53 tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 40 butir relatif tinggi yaitu 0,953 sehingga soal tersebut konsisten dan handal untuk digunakan sebagai alat ukur. 2. Kesalahan baku pengukuran (SEM) soal Ujian Nasional matematika jenjang SMP di Kabupaten Buton Utarapaket E53
tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 40 butir adalah 2,453. 3. Tingkat kesukaran butir soal Ujian Nasional matematika jenjang SMP di Kabupaten Buton Utara paket E53 tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 40 butir soal terdapat 4 butir (10 ) termasuk soal yang berkategori mudah, 33 butir soal (82,5 ) berkategori sedang dan 3 butir soal (7,5 berkategori sukar. Jadi perbandingan proporsi soal mudah, sedang dan sukar adalah 10% : 82,5% : 7,5%. 4. Validitas butir soal Ujian Nasional matematika jenjang SMP di Kabupaten Buton Utara paket E53 tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 40 butir soal terdapat 27 butir soal (67,5 termasuk soal mempunyai korelasi tinggi, 4 butir soal (10%) termasuk dalam kategori korelasi cukup, 5 butir soal (12,5%) termasuk dalam kategori korelasi rendah dan 4 butir soal (10%) termasuk dalam kategori koresi sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa validitas butir soal sudah baik sehingga dapat mengukur kemampuan siswa dalam mengerjakan soal Ujian Nasional. 5. Pengecoh soal Ujian Nasional matematika jenjang SMP di Kabupaten Buton Utara paket E53 tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 40 butir soal sebagian besar pengecoh soal sudah berfungsi dengan baik (efektif), yaitu 24 butir soal (60%) sudah berfungsi dengan baik, 16 butir soal (40%) pengecohnya yang belum berfungsi dengan baik. Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Bagi penyusun soal perlu memperhatikan kriteria soal yang baik Aliati, Muchtar Ibrahim
9
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013
sehingga soal itu dapat mengukur kemampuan siswa. 2. Perlu diadakan penelitian relevan yang berkelanjutan sehingga mutu pendidikan dapat terus dipantau dan dikendalikan, khususnya dalam bidang evaluasi yang memerlukan alat ukur yang berkualitas dalam proses pengukurannya.
Rasyid, Harun. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima. Safari, 1993. Penyusunan Soal Bermutu dalam Buletin Pengujian dan Penelitian. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian.
Daftar Pustaka
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. 1992. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sumiati
Lawrence, MR. Question To Ask When Evaluating Test. Eric Digest. Artikel: ED385067. Sumber Http:www //erifaclty.net./ eridigest/ ed38567.html, tanggal 21 Desember 2012.
Sukardi, Muhamad. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara
Mudijo. 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara. Rahmaniar, Sitti. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Kendari: Unhalu
10
www.pendmatematikauho.hol.es
dan Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Surapranata , Sumarna. 2004. Panduan Penilaian Tes Tertutlis Implementasi Kurikulum 2004 . Bandung: Remaja Rosdakarya. Thoha, Chabib. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.