EFEKTIVITAS KAMPANYE PUBLIC RELATIONS PEMERINTAH KOTA TANGERANG DALAM PROGRAM GERAKAN PENANAMAN POHON DI KOTA TENGERANG PERIODE 2007/2008
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
: Iswanti Wulandari
NIM
: 04202 - 047
Jurusan
: Public Relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
i
ii
iv
PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
ABSTRAKSI ISWANTI WULANDARI (04202 – 047) Efektivitas Kampanye Public Relations Pemerintah Kota Tangerang Dalam Program Gerakan Penanaman Pohon Di Kota Tangerang Periode 2007/2008 (111 halaman) (bibliografi: 37 buku, dari tahun 1988 - 2008) Aktivitas manusia yang berlebihan mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, hal ini dapat terlihat dengan terjadinya peningkatan karbondioksida, pengalihfungsian kawasan terbuka hijau menjadi kawasan perumahan, pabrik dan lain-lain, serta sarana dan prasarana kota lainya yang mengakibatkan daerah resapan air berkurang dan hal tersebut yang memunculkan peningkatan udara. Untuk itu perlu segera diatasi salah satu caranya adalah dengan melakukan penanaman pohon dan melalui kampanye gerakan penanaman pohon diharapkan selain dapat memberikan informasi kepada masyarakat juga mampu membangkitkan minat mereka unutk ikut juga menjaga alam. Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Efektivitas Public Relations Pemerintah Kota Tangerang dalam Mengkampanyekan Gerakan Penanaman Pohon yang telah dilakukan BPLH di Kota Tangerang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus AIDA yakni: Attention (perhatian), Interest (minat/ketertarikan) & Desire (keinginan), hingga pada taraf Action (tindakan). Penelitian ini menggunakan metode survey dengan menggunakan quesioner sebagai instrumen dalam pengambilan data dari responden. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 5000 orang responden yakni masyarakat yang berdomisili di kota tangerang dengan sampel berjumlah 98 orang responden yang di peroleh dengan menggunakan rumus Yamane. Sedangkan teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling, yakni sampel diambil berdasarkan pertimbangan tertentu dan pengukuran data meggunakan skala likert. Secara keseluruhan hasil penelitian dikatakan efektif. Namun sangat disayangkan pada tahap Desire hanya mendapat penilaian Netral. Hal ini menunjukan BPLH Kota Tangerang harus meningkatkan tahap attention, interest, desire hingga pada tahap action (AIDA) agar hasil yang diperoleh dari kampanye menjadi lebih efektif (sangat efektif).
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas segala ijinya penulis telah menyelesaikan skripsi. Ya Allah melalui skripsi ini penulis mengucap Ahamdulillah atas segala kelancaran yang kau beikan kepada penulis. skripsi ini disusun guna memenuhi syarat kewajiban yang harus dilakukan untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Public Relations Universitas Mercu Buana. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih, karena skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa dukungan dari berbagai pihak, diantaranya: 1. Nurprapti Wahyu Widyastuti,S.Sos,M.Si selaku pembimbng skripsi penulis. Terima kasih atas segala bantuan dan waktunya bu… 2. Ibu Marhaeni Fajar Kurniawati,S.Sos,M.Si selaku Ketua Sidang skripsi Penulis dan juga Kaprodi Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 3. Bapak Drs. A. Rahman,M.Si. selaku Penguji Ahli pada sidang skripsi penulis. Terima kasih atas saran-saran yang diberikan kepada penulis. 4. Untuk keluargaku yang sudah memberikan support yang sagat besar disaat aku putus asa, tempatku mengeluh. Mama (Purwati), bapak (Iskandar Arifin) terima kasih kalian yang membuat aku kuat dan pantang menyerah sampai skripsiku selesai. Ini hadih untuk kalian, aku saying sekali sama kalian, sekali lagi terima kasih !!!! 5. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Maman Faturachman,S.Sos,
Selaku
Kasub.Bid.
Pengendalian
Pemanfaatan
Lingkungan Hidup kota Tangerangyang telah bersedia membantu penulis
vii
dalam hal informasi tentang kampanye gerakan penanaman pohon dan juga mengenai BPLH. 6. Kepada seluruh staff BPLH Kota Tangerang yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu. Terima kasih kepada Bu Ntin, Bu Iis, atas kemudahan dan waktu yan diberikan kepada penulis saat meminta datadata untuk skripsi penulis. 7. Heni saudaraku yang udah banyak banget membantu tarima kasih banyak… 8. Tarima kasih nenek, lik unang, lik ani, lik dwiono, lik tri dan saudaraku yang lain tarima kasih do’anya dan supportnya. 9. Seluruh staff pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dibangku kuliah. 10. My Friends Yera S.Sos, Reni, Hersa,S.Sos, Sekar,S.Sos, Tutut,S.Sos, Ndun,S.Sos, makasih cerewetnya yang membuat penulis semangat. tatu, rima, karnia, faul, yeni dan teman teman yang lainnya terima kasih banyak atas support dan do’anya. 11. tarima kasih untuk zohra, yanwar yang udah memberikan informasi kepada penulis dalam pegerjaan skripsi, Richi juga tarima kasih pokoknya. Juga anak angkatan 2003, 2005. 12. Sahabat-sahabatku di rumah marnah, yanih makasih do’anya. 13. Khusus untuk seseorang yang tidak bias penulis namanya. Terima kasih karena selalu mendo’akan penulis.
Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari segala kekurangan. Begitu pula ketika membuat skripsi. Oleh karena itu penulis mohon maaf kepada semua pihak atas semua kehilafan, semua kesalahan baik dalam pembahasan penelitian, penulisan nama, gelar dan lainlain. Untuk itu melalui skripsi ini penulis mempersilahkan bila ingin
viii
memberikan kritis dan saran. Karena dengan kritik dan saran tersebut dapat meningkatkan informasi bagi penulis. Penulis berharap semoga skripsi yang penulis buat bisa bermanfaat serta dapat menjadi informasi yang berguna bagi semua pihak yang membacanya. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, 29 Agustus 2009
Iswanti Wulandari
ix
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv LAMPIRAN-LAMPIRAN.. ................................................................................. vii BAB I PENDAHULUAN I.I.
Latar Belakang Masalah.. ........................................................................... 1 – 8
I.2. Rumusan Permasalahan .............................................................................. 8 I.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9 I.4. Signifikansi Penelitian I.4.I. Signifikansi Akademis ...................................................................... 9 I.4.2. Signifikansi Praktis........................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi ................................................................... 10 – 12 2.1.2. Proses Komunikasi.......................................................................... 12 – 13 2.1.3. Tujuan Komunikasi ......................................................................... 13 – 14 2.1.4. Fungsi Komunikasi ......................................................................... 14 - 15 2.2. Public Relations 2.2.1. Pengertian Public Relations.. .......................................................... 15 - 17 2.2.2. Khalayak Public Relations.............................................................. 17 - 18 2.2.3. Fungsi Public Relations .................................................................. 19 - 21 2.2.5. Aktifitas Public Relations ............................................................... 21 - 22 2.3. Pablik Eksternal Pengertian Masyarakat................................................................................ 22 - 24 2.4. Kampanye 2.4.1. Pengertian Kampanye.. ................................................................... 24 – 25 2.4.2. Pengertian Kampanye Public Relations.. ........................................ 25 – 26
x
2.4.3. Tujuan Kampaya.. ........................................................................... 26 2.4.4. Jenis-jenis Kampaye........................................................................ 26 – 27 2.4.5. Khalayak Sasaran Kampanye Public Relations.. ............................ 27 – 28 Identifikasi Khalayak ...................................................................... 28 - 29 Cara Menentukan Sasaran Kampaye............................................... 29 2.4.6. Saluruan Kampaye Jenis-jenis Media Kampaye ............................................................ 29 – 30 Seleksi Media Kampaye.................................................................. 30 – 31 2.4.7. Pesan Kampaye.. ............................................................................. 31 – 32 2.4.8. Pelaku Kampaye.............................................................................. 32 – 33 2.4.9. Metode Kampanye.. ........................................................................ 33 – 34 2.5. Efektivitas Kampanye................................................................................. 34 – 35 Faktor Penunjang Keberhasilan Kampaye.................................................. 35 – 37 Efek Kampaye............................................................................................. 37 – 38 2.6. Mengukur Efek Kampanye ......................................................................... 39 2.7. Gerakan Penanaman Pohon ........................................................................ 40 – 41
III. METODOLOGI 3.1. Tipe Penelitian.. .......................................................................................... 42 – 43 3.2. Metode Penelitian ....................................................................................... 43 – 44 3.3. Populasi Dan Sampel 3.3.1. Populasi ........................................................................................... 45 3.3.2. Sampel............................................................................................. 45 – 46 3.3.3. Teknik Penarikan Sampel................................................................ 46 3.4. Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep 3.4.1. Definisi Konsep............................................................................... 47 3.4.2. Operasionalisasi Konsep ................................................................. 48 – 50 3.5. Konsep Teknik Pengumpulan Data 3.5.1. Primer .............................................................................................. 51 3.5.2. Sekunder.......................................................................................... 51 – 52
xi
3.6. Teknik Analisis Data................................................................................... 52 – 59
IV. GAMBARAN OBJEK DAN HASIL PENELITIAN 4.1.
Tipe Penelitian 4.1.1. Sejarah Umum Badan Pengendalian Lingkungan Hidup.. ............ 60 4.1.2. Visi Dan Misi 4.1.2.1. Visi.................................................................................. 60 – 61 4.1.2.2. Misi.. ............................................................................... 61 4.1.3. Tugas Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup.. ......................... 61 – 69
4.2.
Hasil Penelitian.. ...................................................................................... 69 – 102
4.3.
Pembahasan.............................................................................................. 102 – 108
V. PENUTUP 5.1.
Kesimpulan.. ............................................................................................ 109 – 110
5.2.
Saran 5.2.1. Saran Praktis.. ............................................................................... 110 – 111 5.2.2. Saran Akademis.. .......................................................................... 111
Daftar Pustaka Lampiran
xii
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran pertama Coding Sheet Hasil Penelitian Lampiran kedua Surat Pengantar dari Universitas Mercu Buana Lampiran ketiga Surat Pernyataan dari Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Lampiran ke empat Struktur Organisasi Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Lampiran kelima Lembaran Quesioner Lampiran keenam Artikel Kampanye Gerakan Penanaman Pohon tahun 2007 Lampiran ketujuh Artikel bencana alam (Longsor, Banjir, danlain-lain) Lampiran ke delapan Daftar Riwayat Hidup
xiii
BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Revolusi industri merupakan suatu hal yang sangat luar biasa, banyak perubahan yang terjadi sejak saat itu. Perubahan yang bukan saja terjadi pada bidang teknologi, tetapi juga sosioekonomi dan budaya masyarakat. Sejak revolusi industri terjadi, mulai tercipta teknologi mutakhir yang saat ini ada, dan meningkatkan berbagai industri berbahan kimia yang memproduksi berbagai teknologi seperti teknologi di bidang transportasi (kapal laut, kereta api, pesawat), elektronik (lampu, komputer, fotografi) dan alat-alat pemenuhan kebutuhan sehari-hari lainnya. Seiring perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat mendorong kemajuan dibidang teknologi dan industri menjadi sangat cepat. Kemajuan ini telah membuat pola konsumtif dan gaya hidup masyarakat berubah, kian berfikir simpel dan praktis. Bagaimana tidak, ini terlihat dengan meningkatnya ketergantungan masyarakat pada kecanggihan alat-alat teknologi yang dirasa sangat bermanfaat. Seperti peningkatan penggunaan transportasi (mobil, motor, dan lain-lain), penggunaan bahan bakar dari fosil seperti batu bara, minyak dan gas didalam kehidupan kita sehari-hari menyebabkan peningkatan karbondioksida, pengalihfungsian kawasan terbuka hijau menjadi kawasan perumahan, pabrik, pusat
1
perbelanjaan, perkantoran, pemukiman, jaringan transportasi (jalan, terminal) serta sarana dan prasarana kota lainya membuat daerah resapan air berkurang. Aktivitas manusia yang berlebihan inilah yang menyebabkan perubahan temperatur bumi yakni bumi semakin panas atau pemanasan global. Aktivitas yang kian meningkat membuat pemanasan suhu secara global meningkat membuat perubahan iklim dan cuaca terjadi yang mengakibatkan: banjir, longsor, kekeringan, gagal panen, kebakaran hutan, gelombang pasang, angin puting beliung dan sebagainya. 1 Bahkan hingga mengancam kesehatan manusia seperti: meningkatnya malaria dan DBD, bahkan tercatat 24 penyakit baru bermunculan termasuk Avian Influenza (flu burung) yang melanda beberapa wilayah di asia termasuk Indonesia. 2 Pencemaran udara juga menimbulkan ISPA, bahkan berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup bahwa 24 pulau di Indonesia hilang sepanjang tahun 2005 – 2007 akibat kenaikan muka air laut karena mencairnya es di kutub utara dan selatan karena terjadinya pemanasan global. 3 Pemanasan global adalah meningkatnya temperatur suhu rata-rata di atmosfer, laut dan daratan di bumi. 4 Perubahan iklim juga tengah terjadi di Kota Tangerang. Kota yang mempunyai julukan sebagai kota industri ini merupakan salah satu daerah dengan banyak industri dalam skala besar dan menengah yang menghasilkan berbagai jenis hasil industri. Diantaranya industri berbahan kimia (logam,
1
Dadang,Rusbiantoro, Global Warming for Begginer,Penerbit O2 Penembahan Yogyakarta,2008,Hal: 1 2 Sumber: metrotv,http://www.metrotvnews.com 3 Sumber: Kementrian Lingkungan Hidup,Info Metrotv,http://www.metrotvnews.com 4 Ibid,Dadang,Rusbiantoro,Hal: 6
2
plastik), furniture, industri pangan, dan lain-lain. Dan juga perumahan (real estate, apartemen) dan jaringan transportasi (jalan, terminal bis, bandara). Perkembangan kota yang tidak diimbangi antara perkembangan di bidang ekonomi dengan alam telah mengurangi kawasan hijau dan kurangnya kawasan penyerapan air dan lain-lain. Bisa terbayang dengan jumlah penduduk industri yang terus meningkat berapa besar pencemaran udara yang dihasilkan oleh industri yang menggunakan bahan-bahan kimia baik sebagai bahan baku maupun bahan bakarnya dan barang elektronik yang dipergunakan oleh masyarakat. Sehingga Tangerang termasuk daerah yang banyak menghasilkan berbagai limbah dari kegiatan industri. 5 Karena hal tersebut, mengapa dirasa perlu melakukan usaha-usaha untuk menata dan memperbaiki lingkungan melalui pembangunan hutan kota yakni dengan melakukan kampanye gerakan penanaman pohon. Gerakan kampanye tersebut telah dilaksanakan sebanyak tiga (3) kali sepanjang tahun 2007/2008, dimana selain melakukan kampanye juga di barengi dengan melakukan penanaman pohon secara langsung, jadi terdapat contoh kongkrit dalam kampanye tersebut. Namun dengan aktivitas dan gaya hidup masyarakat yang telah berubah akan menjadi kendala. Untuk itu perlu diadakanya kampanye
kepada
masyarakat
guna
memberikan
pengetahuan
dan
pembelajaran secara nyata. Hal ini sangat pas bila dikaitkan dengan kegiatan Public Relations. Menurut John E. Marston menyatakan Public Relations
5
Sumber: Copyright,2006,Kementrian Negara Lingkungan Hidup,http:::///www.Kementrianliingkunganhidup.com
3
merupakan proses yang memerlukan segi perencanaan yang matang (planned), selain untuk mengkampanyekan program kerja, aktivitas dan informasi, tujuan lain dari Public Relations adalah untuk memperkenalkan, meningkatkan kesadaran atau pengertian dan mencari dukungan publik. 6 Dengan melakukan kampanye, Public Relations selain dapat memberikan penerangan kepada publik berupa informasi. Dalam
menyampaikan
informasi
tersebut
kepada
publiknya
(masyarakat) menurut Leslie B.Snyder, adalah dengan melalui kampanye komunikasi yang merupakan aktivitas komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditujukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu. 7 Kampanye tersebut yang menjadi salah satu cara yang digunakan oleh Public Relations Pemerintah Kota Tangerang dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan hingga pada tarap action (tindakan) masyarakat melalui salah satu program yang telah direalisasikan yakni kegiatan Kampanye Gerakan Penanaman Pohon yang telah dilaksanakan melalui Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Tangerang (BPLH) yang dalam hal ini berupaya proaktif dalam memberikan informasi dan menumbuhkan pengetahuan kepada masyarakat. Seperti yang disampaikan
oleh
Maman
Faturachman,S.Sos,
Selaku
Kasub.Bid.
Pengendalian Pemanfaatan Lingkungan Hidup kota Tangerang dalam wawancara, bahwa : 6
Ibid,Rosady,Ruslan,S.H,M.M,Hal: 23 Antar,Venus,M.A,Mananjemen Kampanye,Penerbit Simbiosa Rekatama Media,Bandung,2007,Hal: 18
7
4
“Terdapat satu tujuan utama yang hendak dicapai dari kampanye gerakan penanaman pohon yakni untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya melakukan penghijauan sehingga masyarakat juga diharapkan akan ikut berpartisipasi untuk menjaga alam. Hal ini dilakuakan karena banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan dari gerakan penanaman pohon, selain dapat mencegah banjir dan mencegah kekeringan karena sebagai daerah resapan air, juga untuk pemadatan tanah agar tidak terjadi longsor saat hujan, menyerap polusi udara akibat asap kendaraan dan industri. Selain itu, penanaman pohon juga dapat berfungsi sebagai penyejuk di tengah udara kian meningkat (pemanasan global) dan pohon juga dapat meningkatkan penghasilan masyarakat karena pohon yang di tanam bukan hanya pohon-pohon pelindung tetapi juga pohon produktif yang dapat di jual hasilnya.” 8
Untuk
mensukseskan
kampanye
gerakan
penanaman
pohon,
keterlibatan masyarakat sangat penting dalam rangka pelestarian lingkungan. Karena tanpa kerja sama dengan masyarakat dapat dipastikan program tidak akan memperoleh hasil yang optimal. Untuk itu perlu diadakan kampanye baik melalui kegiatan kampanye secara langsung maupun melalui media. Karena penting memberikan informasi dan pembelajaran kepada masyarakat Kota Tangerang mengenai pentingnya menjaga lingkungan dengan cara melakukan gerakan penanaman pohon untuk mengurangi dampak pemanasan global, mulai dari pentingnya menjaga lingkungan, fungsi pohon dan ruang terbuka hijau. Dengan tujuan bahwa keberhasilan kampanye adalah bila terjadi perubahan mulai Attention (perhatian), Interest (minat/ketertarikan) & Desire (keinginan), hingga pada taraf Action (tindakan) kepada masyarakat Kota
8
Sumber : Hasil Wawancara Maman Faturachman,S.Sos, Selaku Kasub.Bid. Pengendalian Pemanfaatan Lingkungan Hidup kota Tangerang,Juni,16,2009
5
Tangerang, agar masyarakat mengerti dan bersedia untuk ikut berpartisipasi menjaga lingkungannya. Sedangkan Kampanye yang telah dilakukan diantaranya dengan menggelar aksi penanaman pohon serentak dan sepekan pemeliharaan pohon di Kota Tangerang pada tanggal 28 November dan 1 Desember 2007, dimana aksi penanaman 10.000 pohon dan pelihara pohon dipusatkan di Situ Cipondoh, Kecamatan Cipondoh dan dihadiri oleh pejabat Pemerintah Kota Tangerang beserta jajarannya. Pada bulan Februari 2008 dengan menanam pohon berjumlah 22.000 pohon, diseluruh wilayah Kota Tangerang. Selain kegiatan penanaman pohon, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Tangerang melakukan pembersihan Sungai Cisadane dan melakukan penghijauan dibantaran sungai. Selain melakukan kampanye secara langsung, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup juga mengadakan pertemuan (dialog dengan warga), pemberian bibit-bibit pohon pelindung da pohon produktif, membuat
kelompok-kelompok
peduli
lingkungan
seperti
kelompok
perempuan peduli lingkungan (ini bukan hanya tingkat kecamatan, tapi juga tingkat kelurahan), bahkan untuk kedepannya ada rencana juga agar one (1) man 3 pohon, untuk murid 1 orang menanam 1 pohon di sekolah. 9 Gerakan penanaman pohon merupakan salah satu gerakan yang dilakukan dalam rangka penghijauan terkait penyelamatan bumi dari dampak pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim. Alasan lain adalah
9
Sumber :Serba serbi,http:///www.tangerangkota.go.id
6
karena ruang terbuka hijau bertujuan sangat baik demi terwujudnya penghijauan lingkungan, serta menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan (agar tidak semata-mata terfokus pada perkembangan ekonomi, tetapi juga kepada lingkungan). Gerakan tersebut menjadi salah satu program dari Departemen Kehutanan dengan instruksi Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono guna mendukung hasil dari Konverensi Climate Change yang diadakan di Bali tahun 2007 yang dalam hal ini juga tertuang dalam pasal 28 tahun 2007 tentang tata ruang, yang mewajibkan ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 30% dari wilayah Kota Tangerang khususnya merupakan ruang terbuka hijau, yakni 20% untuk umum maksudnya adalah penanaman pohon dilakukan di ruang terbuka publik seperti di pinggir-pinggir jalan, taman, dan seterusnya. Sedangkan 10% untuk private (khusus) maksudnya adalah penanaman pohon yang dilakukan di kawasan perumahan-perumahan, industri, dan lain-lain. 10 Hal ini juga tertuang dalam Keppres No.24 Tahun 2008 tentang Hari Menanam Pohon Indonesia. Menurut Radjasundaram (1981), kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan. Jadi dalam suatu kampanye, terdapat: adanya aktivitas proses komunikasi kampanye untuk memepengaruhi khalayak tertentu, membujuk dan memotivasi khalayak untuk berpartisipasi, menciptakan efek atau dampak tertentu yang telah direncanakan, dilaksanakan dengan tema spesifik dan nara sumber yang jelas, dan dalam waktu tertentu 10
Sumber : Serba serbi,http:///www.tangerangkota.go.id
7
atau telah ditetapkan, dilaksanakan secara terorganisir dan terencana baik untuk kepentingan kedua belah pihak atau sepihak. 11 Pada kenyataannya tujuan dari kampanye sendiri adalah tindakan komunikasi yang bersifat Goal Oriented. Pada kegiatan kampanye selalu ada tujuan yang mau dicapai. Pencapaian tujuan tersebuat tentu saja tidak dapat dilakukan melalui tindakan yang sekenanya, melainkan harus didasari pengorganisasian tindakan secara sistematis dan strategis. Yakni dengan meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Dengan melihat permasalahan tersebut diatas membuat penulis tertarik untuk meneliti Efektivitas Kampanye Public Relations dalam Program Gerakan Penanaman Pohon yang telah 3 kali dilakukan oleh BPLH dalam merubah
Attention
(perhatian),
Interest
(minat/ketertarikan),
Desire
(keinginan), hingga pada taraf Action (tindakan) masyarakat Kota Tangerang terkait pemanasan global.
1.2 Rumusan permasalahan Setelah melihat permasalahan yang telah dijabarkan diatas, maka dapat di buat rumusan permasalahan sebagai berikut : “Sejauhmana Efektivitas Kampanye Public Relations dalam Program Gerakan Penanaman Pohon yang dilakukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup di Kota Tangerang?”
11
Rosady,Ruslan,S.H,M.M,Kiat dan Strategi kampanye Public Relations,Jakarta,Hal:5-6
8
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuai : “untuk mengetahui Efektivitas Kampanye Public Relations dalam Program Gerakan Penanaman Pohon yang telah 3 kali dilakukan oleh BPLH dalam merubah
Attention
(perhatian),
Interest
(minat/ketertarikan),
Desire
(keinginan), hingga pada taraf Action (tindakan)masyarakat Kota Tangerang?”
1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Akademis Dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh penulis. Diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas dan nyata tentang perkembangan ilmu komunikasi khususnya dalam bidang kehumasan mengenai pentingnya peran dan fungsi Departemen Public Relations dalam membantu memberikan informasi kepada khalayak dari organisasi dimana Public Relations bernaung, dan diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi yang berguna bagi mereka yang melakukan penelitian jenis yang sama.
1.4.2 Praktis Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi kepada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Tangerang mengenai cara yang efektif dalam mengkampanyekan Gerakan Penanaman Pohon terkait dengan pemanasan global yang sudah mulai sangat terasa khususnya di Kota Tangerang.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah pra syarat kehidupan manusia, komunikasi dapat diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan manusia. Tanpa komunikasi kehidupan manusia akan tampak “hampa” bahkan bisa dikatakan tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada komunikasi. Komunikasi sendiri dapat dilakukan dalam berbagai macam cara, baik secara verbal (dalam bentuk kata-kata baik lisan dan/atau tulisan) ataupun non verbal (tidak dalam bentuk kata-kata, misalkan sikap, tingkah laku, gambargambar, dan bentuk-bentuk lainnya yang mengandung arti). Komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung, seperti komunikasi tatap muka, berbicara melalui telpon dan lain-lain. dan juga komunikasi tidak langsung biasanya melalui medium atau alat perantara seperti menyampaikan informasi melalui surat kabar, TV, radio, brosur dan lain-lain. Begitu banyak fungsi komunikasi dalam aspek kehidupan manusia, karena dengan berkomunikasi seseorang dapat
menambah
pengetahuan
dan
mengubah
sikap
serta
perilaku
kebiasaannya. Melalui komunikasi juga dapat berusaha untuk membujuk
10
dan/atau memaksa orang lain agar berpendapat, bersikap atau berperilaku sebagaimana yang diharapkan. Hal itu pulalah yang dijadikan dasar oleh seorang Public Relations dalam menjalankan tugasnya, yakni saat harus menyampaikan informasi kepada publiknya baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan atau tanpa menggunakan alat. 12 Komunikasi atau communication sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu berarti communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. 13 Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran. 14 Sedangkan menurut Carld R. Miller, komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya berupa lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).15 Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: who says what in which channel to whom with what effect? Yakni siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana? 16
12
Sasa ,Djuarsa,Sendjaja,Ph.D.Dkk.Pengantar Komunikasi,Pusat penerbitan Universitas Terbuka,Jakarta Agustus 2001,Hal: 2 13 Prof,Drs,Onong,Uchjana,Effendi,M.A,Dinamika Komunikasi,Remaja Rosdakarya,Bandung,1992,Hal: 29 14 Menurut Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996:4)),dikutip oleh Prof,Dr,H. Hafied Cangara,MSc,Pengantar Ilmu Komunikasi,Divisi perguruan Tinggi, PT. Rajagrafindo Persada,Jakarta,2000,Hal: 17 15 Ibid,Prof,Dr,H. Hafied Cangara,MSc,Hal: 18 16 Ibid, Harold D. laswell,dikutip oleh sendjaja Sasa ,Djuarsa,Sendjaja,Ph.D.Dkk,Hal:
11
Sedangkan komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol dan sebagainya. 17 Tindakan atau proses transmisi itulah yang disebut komunikasi. Definisi-definisi sebagaimana dikemukakan diatas, tentu belum bisa mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli. Namun paling tidak kita telah mendapatkan
gambaran
mengenai
komunikasi,
sebagaimana
yang
diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949), bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak di sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. 18
2.1.2 Proses komunikasi Proses komunikasi melibatkan 6 (Enam) elemen/komponsn sebagai berikut : 19 1. Sumber/pengirim pesan/Komunikator Adalah orang yang menyampaikan pesan komunikasi kepada orang lain sebagai komunikan. 2. Pesan merupakan sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada orang lain sebagai komunikan berupa lambing-lambang bermakna baik verbal (berupa kata-kata) maupun non verbal (tanda). Dan dalam menyampaikan pesan perku memperhatikan tatacara yang tepat dan jelas
17
(Bernard Berelson dan Gary A.Steiner (1964:527)),di kutip Wiryanto,Pengantar Ilmu Komunikasi,PT.GRASINDO,Jakarta Hal: 5-7. 18 Wiryanto,loc.cit,p 5-7. 19 Ibid,Sasa ,Djuarsa,Sendjaja,Ph.D.Dkk, Hal: 36
12
dalam membentuk pengertian atau perasaan tersebut agar dapat diterima dan dimengerti oleh komunikan, sehingga sampai pada sasaranya. 3. Sarana yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan komunikasi kepada komunikan. Media atau saluran di bagi menjadi dua bagian, yakni : media massa dan media elektronik. 4. Penerima/Komunikan
adalah
orang atau
sekelompok
orang
atau
organisasi/instansi yang menjadi sasaran penerima pesan. 5. Akibat/Hasil atau Efek merupakan reaksi atau respon setelah proses komunikasi berlangsung dimana bisa menimbulkan umpan balik atau feedback berbentuk positif atau sebaliknya negatif, yakni perubahan sikap, pendapat dan perilaku pada diri komunikan setelah terjadinya proses komunikasi. 20 6. Umpan balik merupakan tanggapan yang diperoleh dari penerima (komunikan) setelah setelah pesan atau informasi disebarkan atau dikeluarkan.
2.1.3 Tujuan Komunikasi Menurut Wilbur Schramm (1974) tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua kepentingan yakni : 21 1. Kepentingan Sumber/Pengirim •
20 21
Memberikan Informasi
Sihite,Richard,S.Sos,Ethics Communication,Penerbit SIC,Surabaya,2000,Hal: 112 Ibid, Sasa ,Djuarsa,Sendjaja,Ph.D.Dkk ,Hal: 44
13
•
Mendidik
•
Menghibur
•
Menganjurkan suatu tindakan
2. Kepentingan Penerima/Komunikan •
Menerima Informasi
•
Mempelajari
•
Menikmati
•
Menerima/menolak anjuran Komunikasi yang merupakan suatu kebutuhan dasar manusia untuk
berinteraksi. Hal ini seperti yang di jelaskan dalam pengertian komunikasi, dimana komunikasi merupakan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang-lambang baik verbal maupun nonverbal dengan tujuan untuk megubah atau membentuk perilaku orang-orang yang menjadi sasaranya (khalayaknya).
2.1.4. Fungsi Komunikasi Menurut Harold D. Laswell seorang ahli politik yang kemudian menekuni komunikasi, mengatakan bahwa komunikasi mempunyai 3 (tiga) fungsi sosial, yaitu : 22 1. Pengawasan lingkungan yakni menunjuk pada pengumpulan, pengolahan, dan penyebar luasan informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi baik di dalam ataupun diluar negeri. 22
Sasa ,Djuarsa,Sendjaja,Ph.D.Dkk,loc.cit,p 44 - 45
14
2. Korelasi adalah menunjuk pada upaya memberikan interpretasi atau penafsiran informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi. Atas dasar interpretasi ini diharapkan berbagai kalangan atau bagian masyarakat mempunyai pemahaman, tindakan atau reaksi yang sama atas peristiwaperistiwa yang terjadi. 3. Sosialisasi yakni menunjukkan pada upaya pendidikan, pewarisan nilainilai, norma-norma, dan prinsip-prinsip dari satu anggota masyarakat ke anggota masyarakat yang lainnya.
2.2. Public Relations 2.2.1. Pengertian Public Relations Public Relations merupakan mediator yang berada antara pimpinan organisasi dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat, internal maupun eksternal. 23 Public Relations adalah salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi. Arti penting Public Relations sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi dan banjir informasi seperti sekarang ini. 24 Public Relations pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati agak berbeda dengan kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari komunikasi Public Relations adalah two way communications (komunikasi
23
Rosady,Ruslan,S.H,M.M,Manajemen Humas,Divisi Perguruan Tinggi,Raja Grafindo Pustaka,Edisi ke 5,Jakarta,2005,Hal:14 24 M.Linggar,Anggoro,Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia,Penerbit Bumu Aksara,Jakarta,2002,Hal: 1
15
dua arah/timbal balik). Dan arus komunikasi ini yang harus di lakukan dalam kegiatan Public Relations, sehingga terciptanya umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam Public Relations. Humas atau yang di kenal juga sebagai Public Relations sebagai sebuah profesi adalah orang yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi. Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya. 25 Definisi menurut (British) Institute of Public Relations (IPR), menurut kamus IPR terbitan bulan November 1987: “praktek humas atau Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan
(terus
menerus)
dalam
rangka
menciptakan
dan
memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Sedangkan menurut Frank Jefkins, Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. 26
25 26
Sumber : Hubungan Masyarakat,Wikipedia Indonesia,http://id.wikipedia.org Frank,Jefkins,Publik Relations,Edisi Keempat,Penerbit Erlangga,Jakarta,1992,Hal: 8-9.
16
Menurut majalah Public Relations News telah mengembangkan definisi sendiri sebagai berikut: “humas adalah fungsi manajemen yang menilai sikap masyarakat, mengidentifikasi karsa dan tingkah laku individu ataupun suatu organisasi terhadap kepentingan umum, untuk kemudian merencanakan dan malaksanakan suatu program aksi untuk mendapatkan pengertian dari masyarakat dengan tujuan agar diterima oleh masyarakat. 27 Terdapat begitu banyak definisi humas, namun pada intinya humas atau Public Relations tersebut senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak, yakni berupa perubahan, yang positif. 28
2.2.2. Khalayak Public Relations Publik adalah kelompok orang intern dan ekstern yang dengan kelompok-kelompok tersebut suatu organisasi berkomunikasi. Kegiatan humas tidak ditujukan kepada kelompok-kelompok yang dipilih dengan cermat dan merupakan bagian dari publik umum. 29 Menurut Cutlip & Center, publik adalah orang-orang yang sama-sama manaruh perhatian terhadap suatu
27
Sam,Black,Dkk.Ilmu Hubungan Masyarakat Praktis,Penerbit PT. Intermas,Jakarta,1988,Hal:4 28 Ibid,Frank,Jefkins,Hal: 2 29 Frank,Jefkins,Hubungan Masyarakat,Penerbit PT.Intermasa,Jakarta,1992,Hal: 39
17
kepentingan yang sama tanpa ada sangkut pautnya dengan tempat dimana mereka berada. Publik dalam Public Relations terbagi menjadi: 30 1. Publik Internal, yaitu : Publik yang menjadi bagian dari organisasi/perusahaan Publik internal terdiri dari : 31 - Pemimpin - Pemegang saham - Karyawan - Dan lain-lain 2. Publik Eksternal, yaitu : Publik yang berada diluar organisasi perusahaan yang memiliki perhatian khusus/kepentingan terhadap perkembangan aktivitas/organisasi. Publik Eksternal terdiri dari : - Masyarakat umum - Pelanggan - Pemerintah - Dan lain-lain
30
Ibid,Prof,Drs,Onong,Uchjana,Effendi,M.A,Human Relations dan Public Relations,Penerbit cv Mandar Maju,Bandung,1993,Hal: 132 31 Drs.Soleh,Soemirat,M.S,Dkk,Dasar-Dasar Public Relations,Penerbit PT. Remaja Rosdakarya,Bandung,2002,Hal: 15
18
2.2.3. Fungsi Public Relations Selain menjadi mediator, fungsi Public Relations dapat diharapkan sebagai “mata” dan “telinga” serta “tangan kanan” top manajemen dalam organisasi/lembaga. 32 Public Relations mempunyai 2 (dua) fungsi, yakni: 33 1. Membina hubungan ke dalam (publik internal) PR harus mampu mengidentifikasikan atau mengenali hal-hal yang dapat menimbulkan gambaran yang negatif (kurang menguntungkan) dalam masyarakat sebelum suatu kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. 2. Membina hubungan ke luar (publik eksternal) PR harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image) masyarakat yang positif terhadap organisasi atau lembaga yang di wakilinya. Maksudnya positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi. Karena hal tersebut, seperti yang ungkapkan Edward L. Berney, dalam bukunya
Public
Relations
(1952,
University
of
Oklahoma
Public
Relationsess), terdapat 3 fungsi utama Humas, yaitu : 34 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat. Sebagai salah satu fungsi humas yakni membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya melalui proses komunikasi dalam menyampaikan informasi yang jujur dan jelas. 32
Ibid,Jefkins,Frank,Hal: 22 Ibid,Rosady,Ruslan,S.H,M.M,Hal: 23 34 Ibid,Rosady,Ruslan,S.H,M.M, Hal:18 33
19
2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. Melalui komunikasi Public Relations juga berupaya menciptakan opini publik untuk memperoleh goodwill, kepercayaan, saling pengertian dan citra yang baik dari masyarakat. 3. Berupaya
untuk
mengintegrasikan
sikap
dan
perbuatan
suatu
badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Public Relations juga berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan satu sama lain. Namun pada intinya fungsi dari seorang Public Relations adalah membina hubungan bukan hanya publik internal tapi juga eksternalnya dengan selalu memberikan informasi yang jelas dan jujur. Semua itu untuk mendapatkan good image dan dukungan positif dari publiknya. Menurut F. Rachmadi dalam bukunya Public Relations dalam teori dan praktek: dan fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern, dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga/organisasi. 35 Namun juga seperti yang di nyatakan oleh Bertrand R. Canfield dalam bukunya PR: Principle and Problem, fungsi humas adalah mengabdi kepada kepentingan umum maksudnya tugas dan fungsi seorang Public Relations adalah melayani publik yakni publik eksternal dan internal, Public Relations harus menjalankan 35
Ibid,Drs.Soleh,Soemirat,M.S,Dkk, Hal: 6
20
tugasnya sebagai bagian dari suatu organisasi/instansi namun dilain pihak juga harus
berupaya
menjalin
hubungan
yang
harmonis
dengan
publik
eksternalnya; memelihara komunikasi yang baik maksudnya hubungan komunikatif antara Public Relations dengan publik baik publik eksternal dan internal, yang dilakukan secara timbal balik yang didasari rasa empati sehingga menimbulkan rasa simpati; menitikberatkan pada moral yang baik. Dimana humas yang diwakili oleh kepala humas sebagai wakil dari organisasi berhubungan dengan publik, menjadi citra organisasi. Yakni jika Public Relations dari suatu organisasi berprilaku terpuji dengan moral yang bernilai tinggi maka organisasi tersebut mendapatkan good image dari publiknya. 36
2.2.4. Aktifitas Public Relations Kegiatan Public Relations menurut Cutlip and Center dilakukan melalui Public Relations sebagai berikut: 37 1. Penemuan fakta (fact finding), Penemuan fakta dilakukan untuk mengetahui apakah situasi dan pendapat dalam masyarakat menunjang atau justru menghambat kegiatan organisasi, instansi atau perusahaan. 2. Perencanaan (planning), Perencanaan ini merupakan bidang yang penting, karena menghubungkan kegiatan komunikasi dengan kepentingan organisasi. Planning ini merupakan kelanjutan dari tahapan Fact Finding yakni atas dasar hasil penelitian, seorang Public Relations merancang
36 37
Ibid,Prof,Drs,Onong,Uchjana,Effendy,M.A,Hal: 35 - 36 Ibid,Prof,Drs,Onong,Uchjana,Effendy,M.A,Hal: 126 - 132
21
bagaimana sebaiknya, dengan memperhatikan faktor-faktor psikologis, sosiologis, keadaan sosial, ekonomi agar pesan uang disampaikan oleh komunikator dapat dirumuskan dan dapat mencapai tujuan. 3. Komunikasi (communication), Tahapan komunikasi tidak terlepas dari perencanaan tentang bagaimana mengkomunikasikanya dan apa yang dikomunikasikan. Bagaimana mengkomunikasikan, sebenarnya tidak terlepas dari tujuan yang hendak dicapai. Kegiatan berkomunikasi dapat berbentuk lisan, tertulis, visual, atau dengan menggunakan lambanglambang tertentu. 4. Evaluasi, Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui dampak atau pengaruhnya terhadap publik atau khalayak.
2.3. Publik Eksternal Publik eksternal merupakan salah satu publik dari Public Relations yang sangat penting, untuk itu perlu adanya komunikasi dengan publik eksternal. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pendapat atau masukan bagi organisasi/lembaga/instansi. Selain juga untuk memberikan pemahamana kepada publik eksternal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan organisasi, sehingga akhirnya diperoleh dukungan yang positif dari publik kepada pencapaian tujuan. Pengertian Masyarakat Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka),
22
dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. 38 Beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah
38
Sumber: Pengertian Masyarakat,http://id.answers.yahoo.com/question
23
tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok/kumpulan manusia tersebut. 39
2.4. Kampanye 2.4.1. Pengertian kampanye Menurut Roger dan Storey dalam tulisan mereka yang bertajuk Communication Campaigns (berger & Chafee, 1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu” dan merujuk pada definisi ini setiap aktifitas kampanye setidaknya harus mengandung empat hal yakni: 40 1. Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu 2. Jumlah khalayak sasaran yang besar 3. Biasanya di pusatkan pada kurun waktu tertentu, dan 4. Melalui serangkaian tidakan komunikasi yang terorganisasi Menurut Radjasundaram (1981) kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahanya. Sedangkan menurut Pfau dan 39
Sumber: pengertian masyarakat,unsur dan kriteria masyarakat dalam kehidupan sosial antar manusia,http://organisasi.org/pengertian-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupansosial-antar-manusia 40 Ibid,Drs.Antar,Venus,M.A,Hal: 7
24
Parrot (1993) kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang di laksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan. 41 Kampanye menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi). Sedangkan sosial adalah semua hal yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi Kampanye sosial, merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk mengubah perilaku sesuatu yang berkenaan dengan kelompok masyarakat agar menuju ke arah tertentu sesuai dengan gerakan yang di laksanakan oleh pembuat kampanye. 42
2.4.2. Pengertian Kampanye Public Relations Kampanye Public Relations dalam arti sempit bertujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran (Target Audience) untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi agar tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan. Dalam arti luas atau umum, kampanye Public Relations tersebut memberikan penerangan terus menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui
41
42
Drs.Antar,Venus,M.A, Op.cit,p 8 Sumber: Kampanye Sosial,Kamus Besar Bahasa Indonesia,http://pusatbahasa.diknas.go.id
25
proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif. 43
2.4.3. Tujuan Kampanye Tujuan dari sebuah kampanye akan sangat beragam dan berbeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lain. Namun secara umum kampanye di maksudkan untuk memperoleh efek dalam pikiran dan perilaku sasaran pada tingkat individu, perilaku, atau sistem. 44 Seperti pendapat Robert E. Simons (1990), Profesor komunikasi dari Universitas Boston-Amerika Serikat, yang menegaskan bahwa keberhasilan mencapai tujuan kampanye banyak ditentukan oleh kemampuan kita dalam merancang, menerapkan dan megevaluasi program kampanye secara sistematis dan strategis. 45
2.4.4. Jenis-Jenis Kampanye Charles U. Larsen, bukunya berjudul persuasion, reception and responsibility (California. Wardsworth Publishing Co.1992) telah membagi jenis-jenis kampanye dalam tiga kategori, yakni: kampanye produk, kandidat dan ide atau gagasan perubahan sosial: 46 1. Product – Oriented Campaigns,Kampanye yang berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye atau 43
Rosady,Ruslan,S.H,M.M,Hal: 66 Ibid,Antar,Venus,M.A,Drs,Hal: 9 45 Ibid,Antar,Venus,M.A,Drs Hal: 4 46 Ibid,Antar,Venus,M.A,Drs Hal: 11 44
26
corporate campaign. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan financial. Seperti: perubahan logo BNI-46. 2. Candidate – Oriented Campaigns, Kegiatan kampanye yang berorientasi pada calon (kandidat) untuk kepentingan kampanye politik (political campaign), seperti: kampanye pemilu 2009 yang dilakukan oleh partai demokrat di media massa 3. Ideological or Cause Oriented Campaigns, Jenis kampanye ini berorientasi pada tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi pada perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini dalam istilah Kotler disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perunahan sikap dan perilaku publik yang terkait. Seperti kegiatan kampanye Anti HIV/AIDS, kampanye peestarian lingkungan alam dan hidup; dan lain sebagainya.
2.4.5. Khalayak Sasaran Kampanye Menurut Mcquail & Windahl (1993) mendefinisikan khalayak sasaran sebagai sejumlah besar orang tentang pengetahuan, sikap dan perilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye. Besarnya jumlah khalayak sasaran ini mengindikasikan bahwa mereka memiliki karakteristik yang beragam. Akibatnya cara khalayak merespons pesan-pesan juga akan berbeda-beda. 47
47
Ibid,Antar,Venus,Drs,M.A, Hal :98
27
Publik dalam kampanye dibedakan dalam beberapa kategori: 48 1. Non-publik, yaitu mereka yang tidak mempengaruhi atau tidak terpengaruh oleh organisasi. 2. Publik laten, kelompok yang menghadapi masalah akibat tindakan suatu organisasi, tapi mereka tidak menyadarinya. 49 3. Publik
sadar,
yaitu
mereka
yang
mengetahui
bahwa
terdapat
masalah.Publik apatis, yaitu publik yang pada dasarnya tidak peduli dengan seluruh permasalahan dan secara umum tidak termasuk publik. 4. Publik aktif, yaitu kelompok yang melakukan sesuatu terhadap masalah tertentu.
Identifikasi dan Segmentasi khalayak Para ahli dan pelaku kampanye menyadari bahwa khalayak sasaran mereka tidaklah homogen. Khalayak terdiri dari kelompok-kelompok atau sub-sub kelompok yang saling memiliki sejumlah kesamaan sekaligus juga memiliki keragaman baik dari segi demografis maupun Psikologis. Karagaman inilah yang memunculkan berbagai keinginan, kebutuhan dan cara mereka merespon lingkungan. Atas dasar ini maka menjadi tidak realistis bila kita memperlakukan mereka secara sama. Masing-masing kelompok atau sub kelompok khalayak memerlukan pendekatan yang berbeda, mulai dari desain pesan, cara menyampaikanya 48
Drs,Suryadi,Strategi Mengelolaan Public Relations Organisasi,Penerbit EDSA Mahkota,Jakarta,2007,Hal: 13 - 14 49 Anne,Gregory,perencanaan dan manajemen Kampanye Public Relations,The Institute of Public Relations,edisi kedua,Penerbit Erlangga,Jakarta,2001,Hal: 88
28
hingga siapa komunikator yang cocok menyampaikan pesan tersebut. Ini artinya segmentasi perlu dilakukan dalam menentukan khalayak sasaran kampanye. Bahkan segmentasi merupakan titik tolak terpenting dalam berkampanye. 50
Cara Menentukan Sasaran Kampanye Dengan
begitu
heterogenya
khalayak
sasaran.
Maka
untuk
mendapatkan sasaran atau obyek (Target Audience) dalam kampanye, ditentukan sebagai berikut : 51 1. Pendekatan Kependudukan (Demoghrapics ApPublic Relationsoach) Dilihat dari tingkat sosial dan ekonomi, usia rata-rata, dan tingkat pendidikan. 2. Pendekatan Psikologis (Psychographics Approach) Yakni sasaran dari kelompok yang sama, kecenderungan pilihan, preferensi, keinginan, citra-rasa, gaya hidup, sistem nilai atau pola yang dianut, hingga masalah-masalah yang sifatnya pribadi
2.4.6. Saluran Kampanye 1. Jenis – jenis media kampanye. Media merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikanya. Media yang dapat digunakan adalah: media cetak (surat
50 51
Ibid,Antar,Venus,Drs,M.A,Hal :124 Idid,Rosady,Ruslan,S.H,M.M,Hal: 32
29
kabar, majalah) dan elektronik (Televisi, Radio, Internet, slide film, rekaman video, dan lain-lain), poster, spanduk, Brosur, Press/news Release, umbul-umbul dan lain-lain. 52 2. Seleksi Media kampanye. Pada dasarnya dalam berkampanye Public Relations dapat menggunakan media apa saja. Namun untuk lebih efektif Public Relations lebih menggunakan media yang dapat menjangkau sasaran secara luas. Saat ini seiring dengan perkembangan teknologi informasi, kini khalayak bukanlah merupakan sekumpulan individuindividu yang bersikap dan bertindak pasif, khalayak aktif dan juga selektif terhadap isi pesan yang sama, boleh jadi akan terdapat perbedaanperbedaan
dikalangan
khalayak
mengenai
perhatian,
pemahaman,
tanggapan serta tindakan yang timbul. 53 Karena khalayak yang berbeda akan ’membaca, mendengar, melihat’ media secara berbeda pula bergantung pada latar belakang mereka, pengalaman, jenis media, usia, minat dan berbagai faktor lainnya yang mencirikan individualitas khalayak. 54 Oleh karena itu seleksi terhadap mediapun menjadi sangat penting agar mengena khalayaknya dan sehingga biaya yang telah dikeluarkan menjadi sesuatu yang tidak sia-sia. Dalam memilih media untuk kepentingan kampanye yang perlu di perhatikan sebagai berikut: 55
52
Ibid,Rosady,Ruslan,S.H,M.M,Hal: 134 Ibid,Sasa,Djuarsa,Sendjaja,Ph.D.Dkk,Hal: 225 54 Ibid,Drs.Antar,Venus,M.A,Hal: 86 55 Ibid,Rosady,Ruslan,S.H,M.M,Hal: 53 - 54 53
30
1. Jangkauan Media, Sejauhmana media tersebut mampu menjangkau khalayaknya 2. Tipe dan ukuran besarnya khalayak, apakah media bertaraf nasional atau lokal 3. Biaya; 4. Waktu, Skala waktu untuk responden yang didapat media bisa cepat atau tidak 5. Karakteristik Khalayak, baik secara demografis, psikologis, maupun geografis, Karakteristik khalayak dari sebuah media memang diperlukan hal ini berguna untuk mengetahui media apa yang cocok untuk menjangkau khalayak dari organisasi atau perusahaan. 6. Pola penggunaan media oleh khalayak harus mengerti media apa yang digunakan oleh responden/khalayak hal ini juga penting agar dapat menjangkau khalayak yang tepat.
2.4.7. Pesan Kampanye Pengaruh pesan terhadap kampanye juga besar, kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan dari pengirim kepada khalayaknya. Pesan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk mulai dari poster, spanduk, baligo (bilboard), dan lain-lain. 56
56
Ibid,Drs.Antar,Venus,M.A,Hal: 70
31
untuk itu pesan harus disampaikan, menurt Wilbur Schramm didalam bukunya, The Process dan Effects of Mass Communications, yakni sebagai berikut: 57 1. Pesan harus di buat sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian, karena melalui pesan yang menarik dan mudah dimengerti khalayak akan merasa nyaman. 2. Pesan dirumuskan melalui lambang-lambang yang mudah dipahami atau di mengerti oleh komunikan. 3. Pesan menimbulkan kebutuhan pribadi dari komunikannya, isi pesan haruslah menyampaikan atau yang berkaitan dengan manfaat tidaknya karena orang akan tertarik dengan pesan yang berguna atau informasi untuknya. 4. Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi, sesuai situasi dan keadaan kondisi dari komunikannya, membuat pesan harus melihat kondisi yang sedang dihadapi atau dirasakan oleh audiens hal ini karena untuk memperoleh simpati dan menimbulkan efek positif.
2.4.8. Pelaku Kampanye Secara umum siapapun yang terlibat dalam dalam menggagas, merencang, mengorganisasikan dan menyampaikan pesan dalam sebuah
57
Ibid,Rosady,Ruslan,S.H,M.M, Hal: 38
32
kegiatan kampanye dapat disebut sebagai pelaku kampanye. Dan itu berarti kegiatan kampanye harus dilakukan sebuah tim kerja (teamwork). 58 Kredibilitas Sumber Dalam kegiatan kampanye kredibilitas pelaku sebagai sumber pesan harus benar-benar di perhitungkan agar aktivitas kampanye yang dilakukan tidak sia-sia. Idealnya harus ada kesesuaian antara pelaku kampanye (komunikator), obyek kampanye, khalyak penerima, pesan dan media yang digunakan. Menurut penelitian Hovland, Janis dan Kelley (Windahl, Signitizer & Oslon, 1983) ada aspek yang akan mempengaruhi kampanye: kepercayaan berkaitan dengan moralitas, keahlian berkaitan dengan tingkat pendidikan, wawasan yang luas, penguasaan keterampilan, daya tarik meliputi daya tarik fisik (misal : dia seorang aktris) atau orang yang berkaitan dengan kampanye tersebut (misal: dokter) dan Psikologis, sosiabilitas (kemampuan brsosialisasi) dan kharisma sebagai faktor pendukung kredibilitas. 59
2.4.9. Metode kampanye Dalam melakukan tugasnya, Public Relations menggunakan metode yang dilakukan secara berencana, sistematis, memotivasi, psikologis, dan dilakukan berulang-ulang serta continu. Dalam kampanye tidak terlepas dari komuniasi yang bersifat membujuk (persuasive) dan mendidik (educative),
58 59
Ibid,Drs.Antar,Venus,M.A,Hal: 54 Ibid,Drs.Antar,Venus,M.A,Hal: 57
33
yaitu berupaya untuk mengubah perilaku, sikap bertindak, tanggapan, persepsi, hingga membentuk opini publik yang positif. 60
2.5.
Pengertian Efektivitas Kampanye Efek merupakan reaksi atau respon setelah proses komunikasi
berlangsung dimana bisa menimbulkan umpan balik atau feedback berbentuk positif atau sebaliknya negatif, yakni perubahan sikap, pendapat dan perilaku pada diri komunikan setelah terjadinya proses komunikasi. 61 Efektivitas mempunyai pengertian yakni hal yang berhubungan dengan keberhasilan suatu tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas
komunikasi
dalam berkampanye atau mensosialisasikan suatu program adalah apabila hasil yang didapatkan sama dengan tujuan yang diharapakan, yaitu dengan berhasil memberikan pengaruh yang di timbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Efektivitas kampanye tentunya di tentukan oleh efektivitas dalam berkomunikasi atau penyampaian pesan. Seperti yang disampaikan oleh Wilbur Schramm (Jerman) mengatakan bahwa ”suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila didalamnya memenuhi 4 syarat: 62 1. Komunikasi tersebut harus menarik perhatian;
60
Ibid,Rosady,Ruslan,S.H,M.M,Hal: 68 - 69 Ibid,Sihite,Richard,S.Sos,Ethics Hal: 112 62 Ibid,Sihite,Richard,S.Sos,Hal : 97 - 98 61
34
2. Komunikasi harus menggunakan lambang-lambang atau tanda-tanda yang sama-sama dapat dimengerti oleh komunikator dan komunikanya. Untuk ini diperlukan field experience yang sama, supaya cocok atau tepat; 3. Pesan harus membuktikan kebutuhan pribadi komunikan disertai saransaran; 4. Memenuhi kebutuhan pribadi yang dibangkitkan tadi harus dilakukan dalam rangka sosialisasi pesan yang disampaikan. Dalam penyampaian pesan dapat berupa ide, pikiran, informasi, gagasan dan perasaan. Pikiran dan perasaan tersebut tidak mungkin dapat diketahui oleh publik komunikan jika tidak menggunakan ”suatu lambang yang sama-sama dimengerti baik oleh komunikator maupun oleh komunikan.” untuk itu dalam penyampaian pesan kepada publik, haruslah suatu pesan terlebih dahulu dirancang, dikemas dan direncanakan terlebih dahulu. Tujuanya agar mereka tertarik, selain itu pesan juga harus terkait dengan dampak (manfaat dan kerugianya) yang akan komunikan terima sehingga akan membangkitkan ketertarikan dari komunikan.
Faktor Penunjang Keberhasilan Kampanye Berdasarkan temuan Rice dan Atkin (1989), bahwa faktor-faktor yang secara nyata memberikan kontribusi pada keberhasilan kampanye meliputi: 63
63
Ibid,Drs.Antar,Venus,M.A,Hal: 137 – 138
35
1. Peran Media Massa, media massa dianggap efektif dalam menciptakan kesadaran,
meningkatkan
pengetahuan
dan
mendorongkhalayak
berpartisipasi dalam proses kampanye. 2. Komunikasi antar pribadi. Bentuk komunikasi ini, khususnya yang dilakukan lewat kelompok teman sebaya (peer Group) dan jaringan social, dipandang sebagai instrumen penting dalam menciptakan perubahan perilaku dan memelihara kelanggengan tersebut. Berarti peran pemuka disuatu daerah sangat penting karena dapat membantu pemerintah dalam melakukan kampanye sosial. 3. Karakteristik sumber dan media, kredibilitas sumber memberikan kontribusi yang besar bagi pencapaian tujuan kampanye. Demikian pula halnya dengan pemanfaatan media komunikasi yang tepat yang sejalan dengan kebiasaan bermedia (media habit/media yang biasa digunakan) khalayak. 4. Evaluasi formatif, evaluasi ini dilakukan selama proses kampanye dan terutama diarahkan untuk mengevaluasi tujuan dan efektivitas pesan kampanye,
predisposisi
khalayak
dan
ketersediaan
sumber
daya
pendukung (misalkan: dalam kampaye kebersihan lingkungan apakah tempat sampah tersedia diberbagai lokasi yang diperlukan?) 5. Himbauan pesan, dalam hal ini pesan harus dirancang secara spesifik (bukan bersifat umum) agar mampu menghimbau nilai-nilai individual. 6. Perilaku preventif, mengkampanyekan sesuatu yang bersifat preventif dimana hasilnya tidak dapat dirasakan secara langsung lebih sulit
36
ketimbang gagasan produk yang daoat dirasakan langsung hasilnya. Dalam kondisi ini harus diupayakan suatu manfaat antara yang menyadarkan khalayak bahwa hasil tersebut tidak dapat dirasakan seketika. 7. Kesesuaian waktu, aksesibilitas dan kecocokan. Agar menjadi efektif, kampanye harus disampaikan pada saat yang tepat, budaya yang sesuai, dan melalui media yang tersedia dilingkungan khalayak.
Dampak/Efek Kampanye Efektivitas kampanye adalah apabila terjadinya perubahan pada khalayak sasaran. Dimulai dari memberi pengetahuan kepeda masyarakat hingga membuat mereka terpengaruh atau melakukan tindakan. Perubahan yang diharapkan berdasarkan rumus AIDA (Attention, Interest & Desire, Action) mulai dari perubahan: 64 1. Attention (perhatian). Kampanye tentunya diharapkan dapat merubah baik sikap maupun tindakan khalayak sasaran, untuk itu pada tahap awal kampanye di tekankan pada Attention (perhatian) dengan tujuan melihat sejauhmana perhatian khalayak pada informasi tertentu atau hal tertentu. 2. Interest (Minat/ketertarikan). Kelanjutan dari Attantion yang merupakan titik tolak bagi timbulnya Desire. Yakni setelah adanya perhatian, diharapkan publik akan tertarik dengan suatu hal tersebut. 3. Desire (feeling/keinginan). Keputusan untuk melakukan atau tidak apa yang di informasikan. Ini merupakan kelanjutan dari proses interest, 64
Ibid,Sasa,Djuarsa,Sendjaja ,Ph.D.Dkk,Hal: 46
37
dimana setelah tertarik publik diharapkan akan mengambil keputusan melaksanakan atau menolak yang kemudian akan berlanjut pada taraf tindakan (Action). 4. Action (Motivation to Action/Tindakan). yaitu menyangkut perilaku dan tindakan. Bila pesan yang disampaikan menimbulkan pola-pola tindakan, kegiatan/perilaku nyata yang dapat diminati. Intinya adalah menghendaki adanya hal yang dilakukan (action) dari sasaran dalam hal ini adalah masyarakat. 65
Rumus Model AIDA 66 Model Aspek/Tahap AIDA Attention (Perhatian)
Kognitif
Interest (Minat)
Afektif
Desire (Keinginan) Action (Tindakan) Sumber: belch, G.E. & Belch, M.A (1990) : introduction to advertising and Konatif
promotion management.
65 66
Ibid,Drs.Antar,Venus,M.A,Ibid,Hal: 15 Ibid,Sasa,Djuarsa,Sendjaja ,Ph.D.Dkk,Hal : 46
38
2.6. Mengukur Efek Kampanye Untuk mengukur efektivitas dari kampanye yang dilakukan Public Relations adalah apabila: 67 1. Bagaimana mereka yang tidak tahu menjadi tahu 2. Yang sudah tahu diupayakan menjadi suka 3. Mereka yang suka dipertahankan semakin suka dan senang untuk menerimanya. Hal tersebut merupakan akibat yang akan di timbulkan dari proses kampanye, hal ini seperti pengertian kampanye yakni kampanye merupakan sebuah proses wujud tindakan komunikasi yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilangsanakan dalam rentan waktu tertentu dengan tujuan untuk menggugah kesadaran dan mempengaruhi khalayak yang telah ditetapkan sehingga memperoleh efek (Attantion, Interest, Desire, Action) yang di harapkan. Begitu juga yang diharapkan dalam kampanye gerakan penanaman pohon, yakni dari masyarakat yang belum atau tidak tahu tentang pentingnya gerakan penanaman pohon (gerhan) dengan melalui kampanye gerhan secara nyata dapat meningkatkan pengetahuan juga membuat mereka tertarik dan di harapkan mempengaruhi mereka untuk melakukan gerhan.
67
Ibid,Rosady,Ruslan,S.H.M.M,Hal: 45
39
2.7. Gerakan Penanaman Pohon Gerakan penanaman pohon merupakan suatu gerakan yang dilakuakan dalam rangka penghijauan terkait penyelamatan dunia akibat terjadinya pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim karena aktivitas manusia yang berlebihan. Gerakan tersebut menjadi salah satu program dari Departemen Kehutanan dengan instruksi Presiden Republik Indonesia Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono guna mendukung hasil dari Konverensi Climate Change yang diadakan di Bali tahun 2007. Dimana sebagai salah satu cara mengurangi dampak pemanasan global adalah dengan mereforestasi hutan dan kawasan terbuka hijau dengan cara melakukan penanaman pohon. Gerakan penanaman pohon ini harus dilakuakan oleh semua negara termasuk Indonesia. Gerakan ini telah dilakukan sejak akhir tahun 2007, namun baru secara resmi di tetapkan pada Desember 2008 sebagai hari pertama penanaman pohon secara serentak di seluruh Indonesia. Yang dalam hal ini juga tertuang dalam pasal 28 tahun 2007 tentang tata ruang, yang mewajibkan ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 30% dari wilayah Kota khususnya merupakan ruang terbuka hijau, yakni 20% untuk umum maksudnya adalah penanaman pohon dilakukan di ruang terbuka publik seperti di pinggir-pinggir jalan, taman, dan seterusnya. Dan 10% untuk private (khusus) maksudnya adalah penanaman pohon yang dilakukan di kawasan
40
perumahan-perumahan, industri, dan lain-lain. 68 Dan juga tertuang dalam Keppres No.24 Tahun 2008 tentang Hari Menanam Pohon Indonesia. Gerakan penanaman pohon ini bertujuan untuk mengembalikan kembali fungsi kawasan terbuka hijau yang telah beralihfungsi menjadi kawasan perumahan, industri dan lain sebagainya. Alasan tersebut yang menjadikan gerakan penanaman pohon dilakuakan karena banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan dari gerakantersebut, selain dapat mencegah banjir (daerah resapan air) dan pemadatan tanah agar tidak terjadi longsor saat hujan, menyerap polusi udaraakibat asap kendaraan dan industri. selain itu, pohon juga dapat berfungsi ebagai penyejuk di tengah udara kian meningkat (pemanasan global).
68
Sumber : Serba serbi,http:///www.tangerangkota.go.id
41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Tipe atau jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif timbul karena suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti, tetapi belum ada kerangka teoritis untuk menjelaskannya. Dalam penelitian ini peneliti terjun kelapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Dimana peneliti bebas mengamati obyeknya, menjelajah dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang jalan. Peneliti bertindak sebagai pengamat. Peneliti hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. 69 Penelitian ini bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. 70 Penelitian deskripsi sendiri ditujukan untuk : 71 1. mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada 69
Jalaluddin, Rachmat,M.SC,Metode Penelitian Komunikasi,Diterbitkan PT.Remaja Rosdakarya,Jakarta,2002,Hal: 24-26 70 Ibid, Jalaluddin, Rachmat,M.SC,Hal: 22 71 Ibid, Jalaluddin, Rachmat,M.SC,loc.cit,p 25
42
2. Mengidentidikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku 3. Membuat perbandingan atau evaluasi 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif.
Pendekatan
kuantitatif
adalah
riset
yang
menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan, dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalam data/analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data/hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. Dalam riset ini, periset tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hatinya sendiri. 72
3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode survey merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakanya menggunakan quesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuanya untuk memperoleh sejumlah
72
Kriyantono,Rachmat,S.Sos,M.Si,Riset Komunikasi,edisi Revisi,Penerbit Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2007,Hal: 57 - 58
43
informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Metode ini bertujuan untuk: (1) Mencari informasi faktual secara mendetail yang sedang menggejala, (2) Mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan, (3) Untuk mengetahuai hal-hal yang dilakukan orang-orang yang menjadi sasaran penelitian dalam memecahkan masalah, sebagai bahan penyusunan rencana dan mengambil keputusan di masa mendatang. Dalam peneliatian survey, peneliti hanya bertindak sebagai pengamat dan tidak boleh sama sekali mempengaruhi terjadinya data. Yang dikerjakan oleh pelaksanaan survey hanyalah mencatat data seperti apa adanya dan kemudian berusaha menganalisis
dan
menginterpetasikan
data
tersebut
untuk
kemudian
mengambil kesimpulan dari padanya. 73 Perkembanganya,
metode
survey
memungkinkan
menggunakan
wawancara sebagai instrumen riset disamping quesioner. Tujuannya adalah untuk memperdalam analisis dan interpretasi data. Wawancara ini bukan wawancara mendalam seperti pada kualitatif. Wawancara pada survey digunakan sebatas untuk mengembangkan quesioner yang di isi responden. Mulyana menyebutkan sebagai wawancara terstruktur, dimana susunan pertanyaan sudah disiapkan dan dipilih jawaban yang juga sudah disediakan. 74
73
Muhammad,Farouk,Prof.DR,dkk,Metode Penelitian Sosial,Edisi Revisi,Penerbit PTIK Press & Restu Agung,Jakarta,2005,Hal: 64 74 Ibid,Rachmat,Kriyantono,S.Sos,M.Si,Hal: 69
44
3.3. Populasi dan sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis (anggota populasi) serta wilayah penelitian yang dicakup (kumpulan obyek riset). Tujuan diadakannya populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi. 75 Populasi dalam penelitian ini berjumlah 5000 orang yang akan dipilih berdasarkan ketentuan untuk dijadikan sebagai sampel.
3.3.2. Sampel Sampel adalah sebagian dari unit-unit yang ada dalam populasi yang ciri-ciri atau karakteristiknya benar-benar diselidiki. Sudjana mengatakan sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu. 76 Dari populasi tersebut sampel akan dipilih berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh penulis yakni sampel adalah responden yang pernah terlibat dalam kampanye gerakan penanaman pohon. Sampel di dapatkan dengan menggunakan rumus tertentu untuk menentukan besarnya jumlah sampel. Rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah rumus Yamane: 77 Keterangan :
75
Usman,Husaini,M.Pd.,M.T.,Prof,Dr,Dkk,Metode Penelitian Social,Edisi Kedua,Penerbit PT. Bumi Aksara,Jakarta,April,2008,Hal: 42 76 Nawawi,Hardadi,Metode Penelitian Bidang Sosial,Gajah Mada University Press,Cet.10,Yogyakarta,2003,Hal: 141 77 Ibid,Rachmat,Kriyantono,S.Sos.,M.Si,Hal: 162
45
n = Jumlah sampel n = _____N____ N = Jumlah Populasi
Nd2 + 1
d2 = Nilai Presisi (1%)
n=
______5000______ (5000) . (0,1)2 + 1
= 98 Jadi, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 98 orang.
3.3.3. Teknik Penarikan Sampel Penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling atau yang disebut sebagai teknik judgment sampling. Purposive adalah dimana peneliti sudah melakukan pertimbangan sebelum melakukan penelitian. 78 Jadi tidak semua daerah/kelompok dalam populasi akan diwakili oleh sampel penelitian. 79 Pertimbangan peneliti menggunakan sampling ini untuk mendapatkan kespesifikan data, pertimbangan tersebut diperoleh yakni peneliti memilih responden yang pernah mengikuti kampanye yang diselenggarakan oleh BPLH.
78
Ibid,Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi,Edisi Revisi,Penerbit Alfabeta,Bandung,2007,Hal: 96 79 Badan Penelitian & Pengembangan Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Tahun 2000,Metode Penelitian Sosial (terpaan & Kebijakan),Hal: 18
46
3.4. Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep 3.4.1. Definisi Konsep 1. Efektivitas Efek merupakan reaksi atau respon (attention, interest, Desire, dan Action) setelah proses komunikasi berlangsung dimana bisa menimbulkan umpan balik atau feedback berbentuk positif atau sebaliknya negatif. Dan efektivitas sendiri mempunyai pengertian yakni hal yang berhubungan dengan keberhasilan suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dan menurut Fremont E. Kas mengemukakan bahwa “efektifitas berkenaan dengan derajad pencapaian tujuan baik secara eksplit maupun implisit, yaitu seberapa jauh rencana dapat dilaksanakan dan seberapa jauh tujuan tercapai.” 80 2. Kampanye Menurut Roger dan Storey (1987) dalam tulisan mereka yang bertajuk
Communication
Campaigns
(berger
&
Chafee,
1987)
mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.” 81
80 81
Ibid, Prof,Dr,Sugiyono, Hal: 23 Antar,Venus,M.A,Op.cit,p 7
47
3.4.2. Operasionalisasi Konsep Operasionalisasi konsep adalah tahap mengubah konsep agar menjadi variabel yang dapat diukur. Hasilnya berupa konstruk dan variabel beserta indikator-indikatornya. Dinamakan variabel karena mempunyai nilai yang dapat diukur. Dan nilai-nilai inilah yang disebut indikator.
Tabel Operasionalisasi Konsep Efektivitas Kampanye Skala Variabel
Dimensi
Indikator Pengukuran
Variabel
1. Menjaga lingkungan harus 5. Sangat Setuju ( )
Efektivitas
dilakukan
Kampanye
4. Setuju ( )
2. Keberadaan
pohon
penting untuk di jaga
3. Netral ( ) 2. Tidak Setuju ( )
3. Peningkatan suhu udara
1. Sangat Tidak Setuju ( )
(dampak perubahan iklim) di Kota Tangerang harus diatasi 4. Kampanye
Gerakan
Penanaman Pohon Harus Dilakukan Terpaan Kampanye
1.Frekuensi Tangerang
48
BPLH
Kota 5. Sangat Sering ( )
mengadakan 4. Sering ( )
kampanye
gerakan 3. Netral ( )
penanaman pohon (gerhan)
2. Tidak Sering ( ) 1. Sangat Tidak Sering (
)
2.Intensitas responden dalam 5. Sangat Sering (4 Kali) kampanye
gerakan 4. Sering (3 kali)
penanaman pohon.
3. Netral (2 kali) 2. Tidak Sering (1 kali) 1. Sangat Tidak Sering (nol)
Attention
Seberapa
baik
kampanye
(Perhatian)
sehingga
menarik
perhatian
responden.
4. Setuju ( ) 3. Netral ( )
1. Kampanye informasi
5. Sangat Setuju ( )
memberikan tentang
alasan,
2. Tidak Setuju (
)
1. Sangat Tidak Setuju ( )
tujuan, serta manfaat dari kampanye
sehingga
meningkatkan pengetahuan responden Interest
Kelanjutan dari Attantion yang 5. Sangat Setuju ( )
(Minat/
merupakan titik tolak bagi 4. Setuju ( )
ketertarikan)
timbulnya Desire.
3. Netral ( )
1. Penanaman pohon saat 2. Tidak Setuju ( ) kampanye
49
membuat 1. Sangat Tidak Setuju ( )
tertarik menanam pohon 2. Ketertarikan melakukan penanaman pohon karena nara sumber. 3. Ketertarikan mengetahui lebih jauh kampanye
gerakan
penenaman
pohon
(area/lokasi, jenis pohon).
Desire
Keputusan untuk melakukan 5. Sangat Setuju ( )
(Keinginan)
atau tidak gerakan penanaman 4. Setuju ( ) 3. Netral ( )
pohon tersebut. 1.
Keinginan
melakukan 2. Tidak Setuju ( )
penanaman pohon. tindakan
1. Sangat Tidak Setuju ( )
Action
Adanya
yang 5. Sangat Setuju ( )
(Tindakan)
dilakukan responden.
4. Setuju ( )
1. Tindakan menanam pohon
3. Netral ( )
2. pengaruh lingkungan luar 2. Tidak Setuju ( ) (keluarga, dan lain-lain) 3. Kampanye perlu diadakan kembali
50
1. Sangat Tidak Setuju ( )
3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data Primer Data yang di dapat dengan cara menyebarkan quesioner, yaitu suatu daftar pertanyaan yang didistribusikan kepada responden untuk diisi dan di kembalikan kepada peneliti. Angket di gunakan untuk mendapatkan keterangan dari sampel atau sumber yang beraneka ragam. Quesioner pada umumnya meminta keterangan fakta, pendapat atau sikap responden.82 Tujuan penyebaran angket atau quesioner adalah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir responden akan memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. 83
2. Data sekunder Data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah ada yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara. 84 Data sekunder merupakan data yang bersifat untuk melengkapi data primer, untuk itu kita dituntut hati-hati dalam menyeleksi data sekunder jangan sampai data tersebut tidak sesuai dengan tujuan riset. Selain melengkapi, biasanya data sekunder ini sangat membantu periset bila 82
Ibid,Drs.Antar,Venus,M.A,Hal: 169 Ibid, Kriyantono,Rachmat,Hal: 95 84 Sumber: http://organisasi.org/klasifikasi_jenis_dan_macam_data_pembagian_data_ dalam_ilmu_eksak_sains_statistik_statistika 83
51
data primer terbatas atau sulit diperoleh. 85 Data sekunder di bagi menjadi 2 yakni: 1. Wawancara Data yang di dapat dengan melakukan wawancara, yakni cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan tanya jawab secara lisan, berhadapan, muka dan dengan arah tujuan yang telah ditentukan. 86 Wawancara yang digunakan dalam penelitian kuantitatif bersifat berstruktur (dilengkapi dengan daftar pertanyaan terstruktur) dan sebagai penambah data yang diperoleh dari questioner dan sumber. 87
2. Data Pustaka Yaitu informasi yang di peroleh dari berbagai sumber baik itu buku, modul perkuliahan, laporan penelitian sebelumnya, hingga media informasi seperti: surat kabar, website, televisi, dan arsip milik BPLH Kota Tangerang.
3.6. Teknik Analisa Data Penelitian ini menggunakan tipe Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode yang dipilih adalah metode survey dengan menggunakan quesioner sebagai instrumen untuk memperoleh data yang akan di peroleh dari responden
yang
sebelumnya
telah
ditentukan
klasifikasinya
dengan
menggunakan skala likert sebagai skala pengukuran dengan data berbentuk 85
Ibid,Kriyantono,Rachmat,Hal: 42 Ibid,Muhammad,Farouk,Prof.DR,dkk,Hal: 29 87 Ibid,Kriyantono,Rachmat,Hal: 98 86
52
interval. Data interval ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dengan jarak antardata harus memiliki bobot atau jarak (interval) yang relatif sama dari ciri atau sifat objek yang diukur. 88 Hasil penghitungan dari interval dapat di tambahkan atau di kurangi. 89 Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Yang akan diukur dalam penelitian ini adalah Efektivitas Kampanye yakni mulai dari Attention (perhatian), Interest (Minat) & Desire (keinginan), hingga pada taraf Action (Tindakan) masyarakat terhadap kampanye gerakan Penanaman Pohon. Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator yang kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun pertanyaan atau pernyataan. Skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dengan skor penilaian dari 5 – 1, yakni: 90 1. Sangat Setuju (SS) diberi skor (Positif)
5
2. Setuju (S) diberi skor
4
3. Netral (N) diberi skor
3
4. Tidak Setuju (TS) diberi skor
2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor (Negatif)
1
88 88
Husein,Umar,Metode Riset Komunikasi Organisasi,Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,2002.Hal: 92 - 93 89 Moh. Nazir,Ph.D,Metode Penelitian,Penerbit Ghalia Indonesia,Bogor,2005,Hal: 131 - 132 90 Ibid,Sugiyono,Hal: 107 - 108
53
Tabel Daftar Penilaian Skala Likert 91
Alternatif Jawaban
Bobot Skor ( + )
Bobot Skor ( - )
Sangat Setuju
5
1
Setuju
4
2
Netral
3
3
Tidak Setuju
2
4
Sangat Tidak Setuju
1
5
Penghitungan data akan dilakukan melalui beberapa tahap yakni sebagai berikut: 1. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner akan dikumpulkan dan diklasifikasikan dalam suatu bentuk Coding Sheet dan diberi skor sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh responden. Kemudian dijumlahkan per item (pertanyaan), hal ini dilakukan untuk memperoleh frekuensi responden (f) pada tabel tabulasi data. 2. Hasil yang telah di jumlahkan kemudian dimasukan ke dalam tabel tabulasi, di hitung dan dicari presentasinya. Presentase tersebut berguna untuk mengetahui hasil penilaian responden dalam bentuk persen (%).
91
Husein,Umar,loc.cit,p 93
54
Hasil data dalam bentuk presentase dapat di cari menggunakan rumus, yaitu : 92 Frekuensiresponden (f) Fr =
X 100% Jumlah seluruh responden (n)
Keterangan : Fr : Persentase yang dicari f : frekuensi responden N : Jumlah responden secara keseluruhan
Selanjutnya untuk mengetahui akumulasi data per item dari tahap Attantion, Interest, Desire, Action. Kemudian dapat dilakukan penghitungan dengan menggunakan rumus interval. 93 Dimensi Akumulasi Attantion (NT x P) – (NR x P) Int = Skala =
(5 x5) − (1x5) 5
=
25 − 5 5
=
20 =4 5
Sehingga skala yang di gunakan untuk Attantion adalah 4
92
Prof.DR.Sujana,M.A,M.Sc,Metode Statistika,Edisi 6,Penerbit “Tarsito” Bandung,2005,Hal: 50 - 51 93 Hadi,Sutrisno,Statistik,yayasan,Penerbit Fakultas Psikologi UGM,1995,Hal: 12
55
Skala untuk Attantion : 1 Sangat efektif
score jumlah antara
= 21 – 25
2. Efektif
score jumlah antara
= 17 – 21
3. Netral
score jumlah antara
= 13 – 17
4. Tidak efektif
score jumlah antara
= 9 – 13
5. Sangat tidak efektif
score jumlah antara
= 5–9
Dimensi Akumulasi interest
(NT x P) – (NR x P) Int = Skala =
(5 x 4) − (1x 4) 5
=
20 − 4 5
=
16 5
= 3,2 = 3 Sehingga skala yang di gunakan untuk interest adalah 3 Skala untuk interest : 1 Sangat efektif
score jumlah antara
= 16 – 19
2. Efektif
score jumlah antara
= 13 – 16
3. Netral
score jumlah antara
= 10 – 13
4. Tidak efektif
score jumlah antara
=
7 – 10
5. Sangat tidak efektif
score jumlah antara
=
4–7
56
Dimensi Akumulasi Desire
(NT x P) – (NR x P) Int = Skala =
(5 x1) − (1x1) 5
=
5 −1 5
=
4 5
=
0,8 = 1
Sehingga skala yang di gunakan untuk skala Desire adalah 1 Skala untuk Desire : 1 Sangat efektif
score jumlah antara = 5 – 6
2. Efektif
score jumlah antara = 4 – 5
3. Netral
score jumlah antara = 3 – 4
4. Tidak efektif
score jumlah antara = 2 – 3
5. Sangat tidak efektif
score jumlah antara = 1 – 2
Dimensi Akumulasi Action
(NT x P) – (NR x P) Int = Skala =
(5 x 4) − (1x 4) 5
57
(20 − 4) 5
=
=
16 = 3,2 = 3 5
Sehingga skala yang di gunakan untuk ukuran Action adalah 3. 1 Sangat efektif
score jumlah antara
= 16 – 19
2. Efektif
score jumlah antara
= 13 – 16
3. Netral
skor jumlah antara
= 10 – 13
4. Tidak efektif
score jumlah antara
= 7 – 10
5. Sangat tidak efektif
score jumlah antara
= 4–7
Kemudian untuk mengetahui akumulasi secara keseluruhan yakni: 1. Skor responden (seluruh skor responden) dijumlahkan. 2. Jumlah ini merupakan total skor dan total skor ini yang ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala likert. Yakni untuk mengetahui item-item mana saja yang sangat nyata batasan antara skor tertinggi & terendah dalam skala likert. Untuk menghitung “ukuran efektivitas kampanye gerakan penanaman pohon” dengan menggunakan rumus interval. Rumus yang digunakan sebagai berikut : Rumus: (NT x P) – (NR x P) Int = Skala
58
Keterangan : NT
: Nilai Tertinggi (skor pada item pertanyaan)
NR
: Nilai Terendah (skor pada item pertanyaan)
P
: Jumlah Pertanyaan
(NT x P) – (NR x P) Int = Skala = (5 x 22) – (1 x 22) 5 = 110 – 22 = 88 5
= 17,6 = 17
5
Sehingga skala yang di gunakan untuk ukuran efektivitas adalah 18. 1. Sangat Efektif
bila jumlah skor antara
90 – 110
2. Efektif
bila jumlah skor antara
73 – 90
2. Netral
bila jumlah skor antara
56 – 73
3. Tidak Efektif
bila Jumlah Skor antara
39 – 56
4. Sangat Tidak Efektif
bila jumlah skor antara
22 – 39
59
BAB IV GAMBARAN OBJEK DAN HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Umum BPLH
Pada tahun 90-an Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) bukan bernama badan tetapi dinas lingkungan hidup. Penggunaan nama tersebut juga tidak merata diseluruh indonesia dan nama dinas lingkungan hidup ini digunakan hingga tahun 2008. kemudian di akhir tahun 2008 berdasarkan ketetapan menteri dalam negeri nama dinas lingkungan hidup di ubah menjadi badan dan ini berlaku diseluruh indonesia. Dalam struktur organisasi BPLH terdapat sub bidang pengendalian lingkungan hidup yang bagan struktur organisasi badan adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan walikota. Sub bidang pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup dipimpin oleh seorang kepala sub bidang.
4.1.2. Visi dan Misi
Seperti badan-badan atau perangkat pemerintah lainya. Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) merupakan perpanjangan tangan dari kepala pemerintah kota tangerang dalam menjalankan peran dan tugas
60
pemerintah kota, yakni mendampingi dan melayani kepentingan masyarakat, khususnya dibidang lingkungan hidup. Terutama untuk menciptakan situasi dan kondisi serta iklim lingkungan hidup yang bersih, asri, dan hijau ditengahtengah ramainya industri dan perekonomian di kota tangerang. Sebagaimana lembaga atau organisasi pemerintah yang modern lainya, dalam menjalankan peran tersebut, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) memiliki visi dan misi yang menjadi sumber semangat dan petunjuk arah untuk menyusun program kerja dalam pelaksanaan kegiatan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) ke depan. 4.1.2.1. Visi
Adalah suatu gamabaran tentang keadaan masa depan yang akan dicapai. Melalui vsi suatu organisasi atau lembaga pemerintah dapat menjaankan program-program kerja menuju masa depan secara lebih terarah dan terfokus serta berkesinambungan. 4.2.1.2. Misi
Misi adalah suatu tugas yang diemban atau tanggung jawab social kemasyarakatan BPLH ketika mengimplementasikan peran, tugas dan fungsinya sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup di Kota Tangerang.
4.1.3. Tugas Sub Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup
Tugas pokok memimpin
dan mengatur pelaksanan sebagian tugas
bidang konservasi lingkungan hidup yang berkenaan dengan pengendalian
61
kegiatan–kegiatan
pemanfaatan
serta
upaya-upaya,
penyuluhan,
dan
pengelolaan perajinan yang berkenaan dengan pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam. (1) Susunan organisasi Badan adalah : a. Kepala badan b. Secretariat, membawakan : 1. sub bagian umum dan kepegawaian 2. sub bagian keuangan 3. sub bagian perencanaan. c. Bidang konservasi lingkungan hidup, membawakan: 1. Sub bidang pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup 2. sub bidang analisis dan pengendalian dampak lingkungan d. Bidang pengawasan dan penegakan hokum lingkungan hidup, membawakan : 1. Sub bidang pengawasan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup 2. sub bidang penegakan hokum lingkungan hidup e. bidang pemantau dan pemulihan kualitas lingkungan hidup membawakan : 1. Sub bidang pemantauan kualitas lingkungan hidup 2. sub bidang pemulihan kualitas lingkungan hidup f. kelompok jabatan fungsional
62
(2) Bagan struktur organisasi badan adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan walikota ini.
Sub Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup
(1) Sub bidang pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup dipimpin oleh seorang kepala sub bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanan sebagian tugas bidang konservasi lingkungan hidup yang berkenaan dengan pengendalian kegiatan –kegiatan pemanfaatan serta upaya-upaya, penyuluhan, dan pengelolaan perajinan yang berkenaan dengan pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam. (2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, kepala sub bidang pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup mempunyai fungsi : 1. Penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan sub bidang pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup : 2. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pengendalian kegiatan-kegiatan pemanfaatan lingkungan hidup dan sumber daya alam di Daerah ; 3. Pelaksanaan upaya –upaya dan penyuluhan dalam rangka pelestarian lingkungna hidup dan sumber daya alam; 4. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan yang berkenaan dengan pelesatrian lingkungan hidup dan sumber daya alam;
63
5. Pengawasan
dan
pembinaan
terhadap
para
pegawai
yang
membantunya; 6. Pelaporan (3) Rincian tugas kepala sub bidang pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup adalah: 1.
Mempelajari dan melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh kepala bidang konservasi lingkungan hidup;
2.
Menyusun usulan rencana kerja dan anggaran tahunan sub bidang pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup
3.
Mempersiapkan bahan –bahan yang diperlukan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan pengendalian kegiatan –kegiatan pemanfaatan serta upaya-upaya, penyuluhan, serta pembinaan dan pengawasan dan berkenaan dengan pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam;
4.
Melaksanakan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan pengendalian kegiatan –kegiatan pemanfaatan serta upaya –upaya, penyuluhan, serta pembinaan dan pengawasan dan berkenaan dengan pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam lingkungan hidup dan sumber daya alam;
5.
Melaksanakan penetapan baku mutu lingkungan daerah
64
6.
Melaksanakan penghimpunan dan pengendalian data yang berkaitan dengan kegiatan pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup dan sumber daya alam;
7.
Melaksanakan penyusunan rencana teknis pelaksanaan kegiatan pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup dan sumber daya alam;
8.
Melaksanakan kegiatan pengendalian pemanfaatan lingkunan hidup dan sumber daya alam;
9.
Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pengendalian kegiatan –kegiatan pemanfaatan lingkungan hidup dan sumber daya alam di daerah;
10. Melaksanakan koordinasi dalam rangka pemberian dan pencabutan perijinan bagi suatu kegiatan atau usaha yang berdampak langsung terhadap lingkungna hidup dan sumber daya alam; 11. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhdap pembuangan limbah cair atau emisi oleh kalangan dunia usaha ; 12. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pengambilan bahan tambang galian golongan C; 13. Melaksanakan upaya-upaya perlindungan terhadap keanekaragaman hayati tumbuhan, satwa liar, mikroorganisme dan plasma nutfah; 14. Melaksanakan pengaturan dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati tumbuhan, satwa liar, mikroorganisme dan plasma nuftah 15. Melaksanakan pengaturan akses terhadap sumber daya genetika
65
16. Melakaksanakan
penyusunan
daftar
perusahaan
yang
telah
memperoleh sertifikat system manajemen lingkungan dan ekolabel; 17. Menetapkan spesies-spesies langka yang dilindungi; 18. Melaksanakan pengawasan terhadap perdagangan spesies –spesies langka yang dilindungi 19. Melaksanakan
penyusunan
recnaan
teknis
penyelenggaraan
kerjasama di bidang pengendalian kegiatan –kegiatan pemanfaatan lingkungan hidup dan sumber daya alam dengan instansi –instansi pemerintahan atau non pemerintahan; 20. Melaksanakan kerjasama di bidang pengendalian kegiatan –kegiatan pemanfaatan lingkungan hidup dan sumber daya alam dengan instansi –instansi pemerintahan atau non pemerintahan ; 21. Melaksanakan pembangunan, pengadaan atau peningkatan kualitas prasarana
dan sarana fisik dalam lingkungan tugas sub bidang
pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup 22. Mendistribusikan tugas serta memberikan arahan dan petunjuk pelaksanaannya kepada para pegawai yang membantunya; 23. Membimbing dan mengadakan pengawasan melekat terhadap pelaksanaan tugas kedinasan para pegawai yang membantunya; 24. Memantau dan mengendalikan kegiatan para pegawai yang membantunya; 25. Menyiapkan bahan dan data serta menyusun konsep naskah dinas yang akan ditandatangani atau diperintahkan pembuatannya oleh
66
kepala bidang konservasi lingkungan hidup yang berhubungan dengan tugas
kedinasan sub bidang pengendalian pemanfaatan
lingkungan hidup ; 26. Mengoreksi dan atau memerintahkan perbaikan konsep naskah dinas yang diajukan oleh para pegawai yang membantunya; 27. Mengadakan upaya-upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya yang telah dialokasikan untuk sub bidang pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup; 28. Melakukan analisis terhadap permasalahan –permasalahan teknis yang
dihadapi
oleh
sub
bidang
pengendalian
pemanfaatan
lingkungan hidup guna mencarikan jalan keluar atua solusinya ; 29. Melaksanakan konsultasi dengan instansi terkait dalam rangka mendukung
pelaksanaan
kegiatan
kedinasan
sub
bidang
pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup dengan persetujuan atau sepengetahuan kepala bidang konservasi lingkungan hidup; 30. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala bidang konservasi lingkungan hidup dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
kedinasan
sub
bidang
pengendalian
pemanfaatan
lingkungan hidup ; 31. Melaksanakan koordinasi dengan kepala sub bidang lainnya yang ada dilingkungan Bidang konservasi lingkungan hidup dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas kedinasan sub bidang pengendalian pemanfaatan lingungan hidup;
67
32. Memaraf dan atau menandantangani surat-surat serta naskah –naskah dinas lainnya sesuai dengan kewenangannya; 33. Memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya kepada kepala bidang konvservasi lingkungan hidup 34. Mempersiapkan bahan –bahan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kedinasan sub bidang pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup
dalam rangka penyusunan laporan Akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah (LAKIP) yang berkenaan dengan badan; 35. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya sesuai dengan bidang tugasnya. (4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini, kepala sub bidang pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup dibantu oleh: 1. Petugas penghimpunan dan pengolahan data rencana pemanfaatan lingkungan hidup dan sumber daya alam; 2. Petugas
penyusunan
rencana
teknis
pelaksanaan
kegiatan
pengendalian pemanfaatan lingkungan hidup dan sumber daya alam; 3. Petugas pembinaan pembuangan limbah; 4. Petugas pembinaan pengamblan bahan tambang galian golongan C; 5. Petugas perlindungan keanekaragaman hayati; 6. Petugas penyuluhan 7. Petugas dokumentasi 8. Petugas administrasi
68
9. Petugas Pengetik 10. Petugas Operator Computer.
4.2. Hasil Penelitian
Hasil penelitian didapat dengan menyebarkan quesioner kepada 98 orang responden yang merupakan sampel dalam penelitian. Penyebaran quesioner dilakuakan pada bulan Juli 2009 dengan responden yang mengisi quesioner (berisi draff pertanyaan) dalam penelitian ini dikhususkan kepada masyarakat yang berdomisili di sekitar kecamatan cipondoh kota tangerang. Sedangkan responden dalam penelitian ini terdiri dari pelajar/mahasiswa, karyawan/i swasta dan negeri, ibu rumah tangga, wiraswasta, lainya dengan karakteristik responden sebagai berikut : jenis Kelamin responden laki-laki dan perempuan, 8,1% dengan usia 15 – 25 tahun, 12,2% berusia 26 – 35 tahun, 61,2% berusia 36 – 45 tahun dan 18,5 berusia 46 – 55 tahun. Sedangkan tingkat pendidikan mereka mulai dari sarjana (S1), perguruan tinggi (Mahasiswa), SMA/sederajat, SLTP, dan SD. Dengan jenis profesi mulai dari pelajar/mahasiswa, karyawan/i swasta dan negeri, ibu rumah tangga, wiraswasta, lainya. Guna mendukung data yang akan diperoleh dari responden dalam penelitian ini, peneliti melengkapi dengan melakukan wawancara secara langsung dengan Ka.SUB.BID. pemanfaatan pengendalian lingkungan hidup Kota Tangerang yang menangani kampanye gerakan penanaman pohon di
69
kota tangerang yang di pusatkan di Kecamatan Cipondoh. Yang dalam hal ini berada didalam struktur organisasi BPLH Kota Tangerang. Setelah data diperoleh kemudian dikumpulkan dan akan diolah dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 1 Jenis Kelamin n = 98
Jenis Kelamin Responden
Frequency
Percent
Laki-laki
53
54,0
Perempuan
45
46,0
Total
98
100.0
Sumber : Quesioner No. 1
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel.1 di atas didapatkan responden berjenis kelamin laki-laki adalah 54,0% dari 53 orang responden, sedangkan untuk jenis reasponden berjenis kelamin perempuan berjumlah 46,0% dari 45 orang responden yang berpartisipasi mengisi quesioner. Dengan demikian komposisi keterwakilan dari seluruh responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini lebih besar jumlahnya yang berjenis kelamin laki-laki.
70
Tabel. 2 Usia responden n = 98
Usia Responden
Frequency
Percent
15 – 25 Tahun
8
8,1
26 – 35 Tahun
12
12,2
36 – 45 Tahun
60
61,2
46 – 55 Tahun
18
18,5
Total
98
100.0
Sumber :Quesioner No. 2
Responden dalam penelitian ini terdiri dari beberapa klasifikasi dengan berdaarkan tabel. 2 diatas dapat diketahui bahwa 8,1% responden berusia 15 – 25 Tahun berjumlah orang, 12,2% responden berusia 26 – 35 tahun dengan jumlah orang, sedangkan 61,2% responden berusia 36 – 45 tahun berjumlah orang, sedangkan 18,5% responden berusia 46 – 55 tahun dengan jumlah responden orang. Dengan demikian berdasarkan jumlah responden tersebut diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dari kampanye gerakan penenaman pohon adalah responden dengan usia 36 – 45 tahun.
71
Tabel. 3 Tingkat Pendidikan N = 98
Usia Responden
Frequency
Percent
Sarjana (SI)
5
5,1
Perguruan Tinggi
2
2,1
SMA/Sederajat
68
69,3
SLTP
23
23,5
-
0
98
100.0
SD
Total Sumber : Quesioner No. 3
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel. 3 di atas diketahui bahwa 5,1% berpendidikan Sarjana, 2,1% responden berpendidikan Perguruan tinggi (mahasiswa)yang berjumlah 2 orang responden, sedangkan 69,3% adalah SMA/Sederajat dengan 68 orang responden, 23,5% responden berpendidikan SLTP dengan jumlah responden 23 orang dengan responden tidak ada yang berlatar pendidikan SD, jadi dapat di ketahui berpendidikan SMA.
72
mayoritas responden
Tabel. 4 Jenis Profesi Responden N = 98
Usia Responden
Frequency
Percent
Pelajar /Mahasiswa/
9
9,1
Karyawan/i Negeri Swasta
5
5,1
Ibu Rumah Tangga
34
34,7
Wiraswasta
60
61,2
Total
98
100.0
Sumber : Quesioner No. 4
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel. 3 di atas diketahui bahwa 9,1% berprofesi pelajar yang berjumlah 9 orang responden, sedangkan 5,1% responden adalah karyawan/i negeri dan swasta dengan 5 orang responden, 34,7% responden berprofesi ibu rumah tangga dengan jumlah responden 34 orang, 61,2% responden berprofesi sebagai wiraswasta dengan jumlah 60 responden. Jadi dapat di ketahui mayoritas responden berprofesi sebagai wiraswasta dengan 61,2% responden.
73
Tabel. 4.2.5 Menjaga kesehatan penting dalam hidup kita n = 98
No
setuju menjaga kesehatan harus
f
%
dilakukan dalam hidup kita
1.
Sangat Setuju
58
59,2
2.
Setuju
40
40,8
3.
Netral
0
0
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Quesioner No. 5
Berdasarkan tabel. 4.2.5. di atas diketahui bahwa menjaga kesehatan penting dilakukan dan untuk hal tersebut sebesar 59,2% dari 51 orang responden mengatakan sangat setuju, kemudian sebesar 40,8% dai 40 orang responden menjawab setuju. Jadi dapat disimpilkan bahwa menjaga kesehatan memang penting dalam hidup kita.
74
Tabel.4.2.6 Menjaga lingkungan dengan mengurangi pencemaran air, udara dan tanah n = 98
setuju menjaga lingkungan No
f
dilakukan dengan mengurangi
%
pencemaran air, udara dan tanah
1.
Sangat Setuju
36
37,0
2.
Setuju
63
63,0
3.
Netral
0
0
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
98
100
Sumber :Quesioner No. 6
Berdasarkan hasil yang tercantum pada tabel.4.2.6 sebesar 37,0%
responden dari 36 orang responden memberikan jawaban
sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Sedangkan 63,0% dari 62 orang responden berpendapat setuju. Dapat
dikatakan
responden
setuju
dengan
pernyataan
pentingnya menjaga lingkungan dengan mengurangi pencemaran air, udara dan tanah.
75
Tabel.4.2.7 Setuju mengetahui informasi penyebab dan dampak perubahan iklim n = 98
Saya setuju mengetahui informasi No
penyebab dan dampak perubahan
f
%
iklim itu penting
1.
Sangat Setuju
60
61,2
2.
Setuju
35
35,8
3.
Netral
3
3,0
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber :Quesioner No. 7
Beradasarkan hasil tersebut (pada tabel 4.2.7) dapat di jelaskan bahwa Sebesar 61,2% responden dari 60 orang responden mengatakan sangat setuju, 35,8% dari 35 orang responden mengatakan setuju dan sebesar 3,0% responden dari 3 orang responden memilih netral. Ini menunjukan responden setuju dengan pentingnya mendapatkan informasi penyebab dan dampak perubahan iklim sebesar 61,2%.
76
Tabel. 4.2.8 pentingnya keberadaan pohon untuk mencegah banjir, daerah penyerapan air, penyejuk, menyerap polusi udara n = 98 pentingnya keberadaan pohon
No
untuk mencegah banjir, daerah
f
%
penyerapan air, penyejuk, menyerap polusi udara
1.
Sangat Setuju
20
20,4
2.
Setuju
78
79,6
3.
Netral
0
0
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber : quesioner No. 8
Berdasarkan tabel. 4.2.8 Mayoritas responden memberikan pendapat pentingnya keberadaan pohon untuk mencegah banjir, sebagai daerah penyerapan air, penyejuk dan berguna menyerap polusi udara dengan 20,4% responden dari 20 orang responden menjawab sangat setuju dan 79,6% dari 78 orang responden berpendapat setuju.
77
Tabel. 4.2.9 Peningkatan suhu udara (dampak perubahan iklim) di Kota Tangerang harus diatasi n = 98 Setuju No
bila
peningkatan
suhu
udara (dampak perubahan iklim) di Kota Tangerang harus diatasi
f
%
1.
Sangat Setuju
64
65,3
2.
Setuju
34
34,7
3.
Netral
0
0
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber :Quesioner No.9
Berdasarkan tabel 4.2.9 Sebesar 65,3% dari 64 orang responden menjawab sangat setuju, sedangkan 34,7% dari 34 orang responden memberikan penilaian setuju. Berarti di ketahui bahwa
responden
secara mayoritas sangat setuju bila peningkatan suhu udara (dampak perubahan iklim) di Kota Tangerang memang harus segera diatasi, hal ini dikarenakan sangat menggangu aktivitas mereka.
78
Tabel. 4.2.10 Kampanye Gerakan Penanaman Pohon Harus Dilakukan n = 98
Setuju bahwa kampanye Gerakan No Penanaman
Pohon
Harus
f
%
Dilakukan
1.
Sangat Setuju
25
25,5
2.
Setuju
68
69,3
3.
Netral
5
5,2
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber :Quesioner No. 10
Untuk itulah kampanye gerakan penanaman pohon harus dilakukan. Hal ini mendapat tanggapan sebesar 25,5% responden dari 25 orang responden mengatakan sangat setuju, sebesar 69,3% responden dari 68 responden menyatakan setuju, sedangkan sebesar 5,2% dari 5 orang responden berpendapat netral. Dapat disimpulkan mayoritas responden (69,3%) setuju bila kampanye dilakukan di Kota Tangerang khususnya.
79
Terpaan Kampanye
Tabel. 4.2.11 Frekuensi BPLH mengadakan Kampanye gerakan penanaman pohon n = 98
Bagaimana No
Frekuensi
BPLH
mengadakan Kampanye gerakan
f
%
penanaman pohon
1.
Sangat Sering
0
0
2.
Sering
0
0
3.
Netral
30
30,6
4.
Tidak Sering
59
60,2
5.
Sangat Tidak Sering
9
9,2
98
100
Jumlah Sumber : Quesioner No. 11
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel. 4.2.12 di atas dapat dijelaskan mengenai frekuensi BPLH mengadakan kampanye gerakan penanaman pohon, sebanyak 30,6% responden dari 30 orang responden mengatakan netral, sebesar 60,2% responden dari 59 orang mengatakan tidak sering dan sebesar 9,2% responden mengatakan sangat tidak sering. Tidak ada resonden yang menjawab sangat sering dan juga sering. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak sering frekuensi BPLH mengadakan kampanye gerakan penanaman pohon.
80
Tabel.4.2.12 Intensitas responden dalam kampanye n = 98
saya sering terlibat dalam No
Kampanye gerakan penanaman
F
%
pohon yang diadakan oleh BPLH Kota Tangerang
1.
Sangat Sering (4 Kali)
0
0
2.
Sering (3 Kali)
56
57,1
3.
Netral (2 Kali)
38
38,8
4.
Tidak Sering (1 Kali)
4
4,1
5.
Sangat Tidak Sering (nol)
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Quesioner No. 12
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel. 4.2.12 di atas dapat dijelaskan bahwa intensitas (keterlibatan) responden dalam kampanye gerakan penanaman pohon, sebanyak 57,1% responden dari 56 orang responden mengatakan sering, 38,8% responden dari 38 orang mengatakan netral dan 4,1% responden dari 4 orang responden mengatakan tidak sering. Tidak ada resonden yang menjawab sangat tidak sering dan juga sangat sering.
81
Maka dapat disimpulkan bahwa 57,1% responden telah Sebanyak 3 kali
(intensitas) terlibat dalam Kampanye gerakan
penanaman pohon.
Rumus AIDA Attention (perhatian)
Tabel. 4.2.13 Kampanye memberikan informasi kerusakan lingkungan n = 98
No
setuju kampanye memberikan informasi kerusakan lingkungan
1.
Sangat Setuju
2.
f
%
0
0
Setuju
63
63,3
3.
Netral
21
21,4
4.
Tidak Setuju
15
15,3
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Quesioner No. 13
Berdasarkan tabel. 4.2.13. di atas diketahui sebesar 63,3% dari 63 orang responden menyatakan setuju, sebesar 21,4% dari 21 orang responden menjawab netral, sedangkan sebesar 15,3% responden dari 15 orang
82
responden berpendapat tidak setuju. Dapat disimpilkan bahwa mayoritas responden berpendapat tidak setuju bila dalam kampanye gerakan penanaman pohon kampanye memberikan informasi berkenaan kerusakan lingkungan yang tengah terjadi di Kota Tangerang.
Tabel. 4.2.14 Kampanye memberikan informasi pentingnya memperbaiki lingkungan dengan penanaman pohon N= 98 Setuju kampanye memberikan No
informasi pentingnya memperbaiki lingkungan dengan
f
%
penanaman pohon
1.
Sangat Setuju
34
34,7
2.
Setuju
64
65,3
3.
Netral
0
0
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Quesioner No. 14
Berdasarkan tabel. 4.2.14 diatas Sebesar 34,7% responden dari 34 orang responden berpendapat sangat setuju. Sedangkan 65,3% dari 64 orang responden berpendapat setuju.
83
Maka dapat disimpulkan responden (65,3%) setuju dengan pernyataan bahwa dalam Kampanye memberikan informasi pentingnya memperbaiki lingkungan dengan melakukan penanaman pohon.
Tabel. 4.2.15. Kampanye meningkatkan pengetahuan pentingnya fungsi pohon n= 98
Setuju kampanye meningkatkan No
pengetahuan pentingnya
f
%
fungsi pohon
1.
Sangat Setuju
0
0
2.
Setuju
47
47,9
3.
Netral
30
30,6
4.
Tidak Setuju
21
21,5
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Quesioner No. 15
Dari hasil tersebut diatas (tabel. 4.2.15) sebesar 47,9% responden dari 47 orang responden mengatakan setuju, kemudian 30,6% dari 30 orang responden mengatakan netral dan sebesar 21,5% responden dari 21 orang responden memilih tidak setuju.
84
Berarti responden (47,9%) setuju kampanye gerakan penanam pohon meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya fungsi pohon sebagai penyerap polusi udara, mencegah banjir, dan lain-lain.
Tabel. 4.2.16. Kampanye meningkatkan pengetahuan pentingnya menjaga lingkungan n= 98
Setuju kampanye meningkatkan No
pengetahuan tentang pentingnya
f
%
menjaga lingkungan
1.
Sangat Setuju
0
0
2.
Setuju
0
0
3.
Netral
6
6,2
4.
Tidak Setuju
81
81,6
5.
Sangat Tidak Setuju
12
12,2
Jumlah
98
100
Sumber : Quesioner No. 16
Seperti di tabel. 4.2.16 Sebesar 6,2% dari 6 orang responden menjawab netral, sedangkan 81,6% dari 80 orang responden memberikan pendapat tidak setuju dan 12,2% dari 12 orang responden menjawab sangat tidak setuju.
85
Berarti di ketahui bahwa responden secara mayoritas (81,6%) tidak setuju bila dikatakan pada kampanye tersebut meningkatkan pengetahuan pentingnya menjaga lingkungan. Hal ini karenakan responden memang sudah mengetahui menjaga lingkungan memang sangat penting untuk dilakukan.
Tabel. 4.2.17 Informasi yang disampaikan mudah dimengerti dan dipahami n= 98
Informasi yang disampaikan No
dalam kampanye mudah
f
%
dimengerti dan dipahami
1.
Sangat Setuju
15
15,3
2.
Setuju
70
71,4
3.
Netral
13
13,3
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Quesioner No. 17
Berdasarkan tabel 4.2.17. bahwa Informasi yang disampaikan dalam kampanye mudah dimengerti dan dipahami, hal ini mendapat tanggapan responden sebesar 15,3% responden dari 15 orang responden mengatakan
86
sangat setuju, sebesar 71,4% responden dari 70 responden menyatakan setuju, sedangkan sebesar 13,3% dari 13 orang responden berpendapat netral. Sehingga dapat terlihat bahwa mayoritas responden (71,4%) setuju bila dikatakan informasi yang disampaikan dalam kampanye mudah dimengerti dan dipahami.
Interest (minat/tertarik)
Tabel. 4.2.18 Ketertarikan Melakukan penanaman pohon nara sumber n = 98 setuju nara sumber membuat saya No
tertarik untuk melakukan
f
%
penanaman pohon
1.
Sangat Setuju
0
0
2.
Setuju
0
0
3.
Netral
6
6,2
4.
Tidak Setuju
79
80,6
5.
Sangat Tidak Setuju
13
13,2
Jumlah
98
100
Sumber : Quesioner No. 18
87
Berdasarkan tabel.4.2.18 di atas diketahui sebesar 6,2% dari 6 orang responden menyatakan netral, sebesar 80,6% dari 79 orang responden menjawab tidak setuju, sedangkan sebesar 13,2% responden dari 13 orang responden berpendapat sangat tidak setuju. Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
mayoritas
responden
berpendapat tidak setuju karena nara sumber tidak mempengaruhi ketertarikan
untuk
melakukan
penanaman
pohon
jadi
tidak
berpengaruh siapapun penyuluh dalam kampanye tersebut.
Tabel. 4.2.19 mendukung program 1 orang menanam 1 pohon n = 98
No
Saya mendukung program 1 orang menanam 1 pohon
f
%
1.
Sangat Setuju
14
14,2
2.
Setuju
63
65,3
3.
Netral
22
22,5
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Quesioner No. 19
88
Berdasarkan tabel.4.2.19 di atas diketahui sebesar 14,2% dari 13 orang responden menyatakan sangat setuju, sebesar 65,3% dari 63 orang responden menjawab setuju, sedangkan sebesar 22,5% responden dari 22 orang responden berpendapat netral. Dapat
disimpilkan
bahwa
mayoritas
responden
65,3%
berpendapat setuju dengan program 1 orang menanam 1 pohon.
Tabel. 4.2.20 Penanaman pohon saat kampanye membuat tertarik untuk menanam n = 98 Penanaman pohon saat kampanye No
membuat saya tertarik untuk
f
%
menanam
1.
Sangat Setuju
62
62,3
2.
Setuju
34
34,7
3.
Netral
0
0
4.
Tidak Setuju
3
3,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Quesioner No. 20
Berdasarkan tabel. 4.2.20, Sebesar 62,3% responden dari 61 orang responden berpendapat sangat setuju. Sedangkan 34,7% dari 34
89
orang responden berpendapat setuju dan sebesar 3,0% dari 3 orang responden menjawab tidak setuju. Didapat
kesimpulkan
responden
setuju
dengan
bahwa
penanaman pohon saat kampanye membuat tertarik untuk menanam pohon.
Tabel. 4.2.21 Tertarik untuk tahu lokasi (area) dan jenis pohon yang sesuai dengan area penanaman n = 98
Kampanye membuat saya tertarik untuk mengetahui lebih banyak No
informasi tentang lokasi (area)
f
%
dan jenis pohon yang sesuai dengan area
1.
Sangat Setuju
6
6,2
2.
Setuju
57
58,1
3.
Netral
35
35,7
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Quesioner No. 21
Berdasarkan tabel 4.2.21. sebesar 6,2% responden dari 6 orang responden mengatakan sangat setuju, kemudian 58,1% dari 57 orang
90
responden mengatakan setuju dan sebesar 35,7% responden dari 35 orang responden memilih netral. Berarti secara mayoritas responden (58,1%) setuju kampanye telah membuat tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang lokasi (area) dan jenis pohon yang sesuai dengan area penanaman.
Desire (Keinginan)
Tabel . 4.2.22 Keinginan melakukan gerakan penanaman pohon n = 98
Setelah ikut dalam kampanye No
gerakan penanaman pohon saya jadi berkeinginan melakukan
F
%
gerakan penanaman
1.
Sangat Setuju
0
0
2.
Setuju
46
47,0
3.
Netral
49
50,0
4.
Tidak Setuju
3
3,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Quesioner No. 22
Berdasarkan tabel. 4.2.22 di atas diketahui sebesar 47,0% dari 46 orang responden menyatakan setuju, sebesar 50,0% dari 49 orang
91
responden menjawab netral, sedangkan sebesar 3,0% responden dari 3 orang responden berpendapat tidak setuju. Jadi dapat disimpilkan bahwa responden sebesar 50,0% berpendapat Netral dengan keinginan untuk melakukan gerakan penanaman pohon. Hal ini dikarenakan responden sulit untuk melakukan penanaman karena kurangnya lokasi untuk menanam.
Action (tindakan)
Tabel. 4.2.23. Telah melakukan penanaman pohon n = 98
Saya telah melakukan penanaman No
pohon di lingkungan tempat
f
%
tinggal
1.
Sangat Setuju
12
12,2
2.
Setuju
68
69,4
3.
Netral
17
17,3
4.
Tidak Setuju
1
1,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Quesioner No. 23
92
Berdasarkan tabel. 4.2.23. di atas diketahui sebesar 12,2% dari 12 orang responden menyatakan sangat setuju, sebesar 69,4% dari 68 orang responden menjawab setuju, sedangkan sebesar 17,3% responden dari 17 orang responden berpendapat netral dan sebesar 1,0% responden dari 1 orang responden menjawab tidak setuju. Dapat disimpulkan mayoritas responden 69,4% berpendapat setuju bahwa mereka telah melakukan penanaman pohon di lingkungan tempat tinggal.
Tabel 4.2.24. Masih melakukan penanaman pohon n = 98
No
Sampai saat ini saya masih melakukan penanaman pohon
1.
Sangat Setuju
2.
f
%
0
0
Setuju
44
44,9
3.
Netral
40
40,8
4.
Tidak Setuju
14
14,3
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Quesioner No. 25
93
Sebesar
44,9%
responden
dari
44
orang
responden
berpendapat setuju. Sedangkan 40,8% dari 40 orang responden berpendapat setuju dan sebesar 14,3% dari 14 orang responden menjawab tidak setuju. Ternyata responden 44,9% setuju bahwa hingga saat ini mereka masih melakukan penanaman pohon.
Tabel. 4.2.25. Pengaruh lingkungan luar n = 98
Saya melakukan penanaman No
pohon bukan karena pengaruh
f
%
lingkungan luar
1.
Sangat Setuju
0
0
2.
Setuju
24
24,5
3.
Netral
74
75,5
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber :Quesioner No.25
94
Berdasarkan tabel. 4.2.25. di atas diketahui sebesar 24,5% dari 24 orang responden menyatakan netral, sebesar 75,5% dari 74 orang responden menjawab tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden (75,5%) berpendapat tidak setuju bahwa responden melakukan penanaman pohon bukan karena pengaruh lingkungan luar tetapi karena kesadaran mereka untuk menanam pohon.
Tabel.4.2.26. Perlu diadakan kembali kampanye gerakan penanaman pohon n = 98
No
Saya setuju bila kampanye diadakan kembali
1.
Sangat Setuju
2.
f
%
0
0
Setuju
63
64,2
3.
Netral
32
32,8
4.
Tidak Setuju
3
3,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100
Jumlah Sumber :Quesioner No. 26
Berdasarkan tabel.4.2.26 di atas diketahui sebesar 64,2% dari 63 orang responden menyatakan setuju, sebesar 32,8% dari 42 orang
95
responden menjawab Netral, sedangkan sebesar 3,0% dari 3 responden menjawab tidak setuju. Jadi mayoritas responden berpendapat 64,2% setuju bila kampanye gerakan penanaman pohon diadakan kembali.
Tabel 4.2.27. Akumulasi Attention n= 98
No
Attantion
Nilai
f
%
1.
Sangat Efektif
21 – 25
0
0
2.
Efektif
17 – 21
64
65,0
3.
Netral
13 – 17
34
35,0
4.
Tidak Efektif
9 – 13
0
0
5.
Sangat Tidak Efektif
5–9
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Coding Sheet
Berdasarkan tabel.4.2.27 di atas dapat di jelaskan 65,0% responden dari 64 orang reponden memberikan penilaian efektif, 35,0% dari 34 orang responden memberikan penilaian Netral. Jadi hasil dari penelitian terhadap efek Attantion kampanye gerakan penanaman pohon menunjukan tingkat efektif dengan skor 1721.
96
Tabel 4.2.28. Akumulasi Interest n= 98
No
Attantion
Nilai
f
%
1.
Sangat Efektif
16 – 19
56
57,0
2.
Efektif
13 – 16
36
37,0
3.
Netral
10 – 13
6
6,0
4.
Tidak Efektif
7 – 10
0
0
5.
Sangat Tidak efektif
4–7
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Coding Sheet
Berdasarkan tabel.4.2.28 diperoleh 57,0% responden dari 56 responden memberikan penilaian sangat efektif, sedangkan 37,0% dari 36 orang responden memberikan penilaian efektif dan 6,0% dari 6 orang responden memberikan penilaian Netral. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan tingkat efektif terhadap efek interest kampanye gerakan penanaman pohon dengan skor 16 - 19.
97
Tabel 4.2.29. Akumulasi Desire n= 98
No
Attantion
Nilai
f
%
1.
Sangat Efektif
5–6
0
0
2.
Efektif
4–5
46
47,0
3.
Netral
3–4
49
50,0
4.
Tidak Efektif
2–3
2
2,0
5.
Sangat Tidak efektif
1–2
1
1,0
98
100
Jumlah Sumber : Coding Sheet
Berdasarkan tabel.4.2.29 diperoleh 47,0%48 dari 46 orang responden dengan memberikan penilaian efektif, 50,0% dari 49 orang responden memberikan penilaian Netral. Sedangkan 2,0% dari 2 orang responden memberikan penilaian tidak efektif dan 1,0% dari 1 orang responden memberikan penilaian sangat tidak efektif. Jadi Hasil dari penelitian tersebut menunjukan tingkat Netral terhadap efek Desire kampanye gerakan penanaman pohon dengan skor 3 - 4.
98
Tabel 4.2.30. Akumulasi Action n= 98
No
Attantion
Nilai
f
%
1.
Sangat Efektif
16 – 19
4
4,0
2.
Efektif
13 – 16
60
61,0
3.
Netral
10 – 13
33
34,0
4.
Tidak Efektif
7 – 10
1
1,0
5.
Sangat Tidak Efektif
4–7
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Coding Sheet
Berdasarkan tabel.4.2.30 diatas, diperoleh 4,0% dari 4 orang responden dengan memberikan penilaian sangat efektif, 61,0% dari 60 orang responden memberikan penilaian efektif. Sedangkan 34,0% dari 33 orang responden memberikan penilaian Netral dan 1,0% dari 1 orang responden memberikan penilaian tidak efektif. Hasil dari penelitian efek action (tindakan) kampanye gerakan penanaman pohon menunjukan tingkat efektif dengan skor 13 - 16.
99
Tabel 4.2.31. Akumulasi Keseluruhan n= 98
No
Attantion
Nilai
F
%
1.
Sangat Efektif
90 - 110
0
0
2.
Efektif
73 – 90
83
85,0
3.
Netral
56 – 73
15
15,0
4.
Tidak Efektif
39 – 56
0
0
5.
Sangat Tidak Efektif
22 – 39
0
0
98
100
Jumlah Sumber : Coding Sheet
Berdasarkan tabel.4.2.31 diatas, diperoleh 85,0% responden dari 83 orang responden memberikan penilaian efektif terhadap kampanye gerakan penanaman pohon dan 15,0% dari 15 orang responden memberikan penilaian Netral. Hasil dari penelitian secara keseluruhan terhadap Efektivitas kampanye gerakan penanaman pohon menunjukan efek atau dampak yang efektif dengan skor 73 - 90.
100
DIAGRAM AKUMULASI PER ITEM
Tabel 4.2.27
Tabel 4.2.28
Diagram Akumulasi Attantion
Diagram Akumulasi Interest
Tabel 4.2.29
Tabel 4.2.30
Diagram Akumulasi Desire
Diagram Akumulasi Action
101
DIAGRAM AKUMULASI KESELURUHAN Tabel 4.2.31 Diagram Akumulasi Keseluruhan
4.3. Pembahasan
Begitu banyak fungsi komunikasi dalam aspek kehidupan manusia, karena dengan berkomunikasi seseorang dapat menambah pengetahuan dan mengubah sikap serta perilaku kebiasaannya. Melalui komunikasi juga dapat berusaha untuk membujuk dan/atau memaksa orang lain agar berpendapat, bersikap atau berperilaku sebagaimana yang diharapkan. Hal ini juga yang dilakuakan oleh Public Relations, yakni sesuai fungsi Public Relations adalah dengan selalu membina hubungan yang harmonis dengan publiknya, baik publik internal meupun eksternalnya dengan memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat
102
masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi. Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya. Salah satunya caranya adalah melakukan kampanye. Karena dengan melalui kampanye Public Relations dapat memberikan informasi kepada publiknya yang dalam penelitian ini adalah masyarakat (public eksternal). Efektivitas kampanye adalah apabila terjadinya perubahan pada khalayak sasaran. Perubahan yang diharapkan berdasarkan rumus AIDA (Attention, Interest & Desire, Action) dimulai dari memberi pengetahuan kepeda masyarakat hingga membuat mereka terpengaruh atau melakukan tindakan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54,0% responden dan responden berjenis kelamin perempuan sebesar 46,5%, dan responden berjenis kelamin laki-laki yang terlibat dalam kampanye gerakan penanaman pohon yang dilakukan oleh BPLH Kota Tangerang. Kemudian mengenai responden mayoritas responden berusia 36 – 45 (61,2%). Sedangkan tingkat pendidikan responden rata-rata adalah SMA/sederajat. Dengan jenis profesi responden secara mayoritas adalah wiraswasta yakni sebesar 61,2%. Hasil penelitian mengenai efektivitas kampanye yang dilakukan oleh BPLH Kota Tangerang menghasilkan gambaran yang bervariasi, hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban yang diberikan oleh setiap responden yang berbeda-
103
beda. Namun secara keseluruhan dapat dikatakan efektif dengan perolehan skor rata-rata 4 yakni setuju atau efektif. Efektivitas kampanye tentunya di tentukan oleh efektivitas dalam berkomunikasi atau penyampaian pesan. Dikatakan efektif apabila didalamnya memenuhi 4 syarat: Komunikasi tersebut harus menarik perhatian; Komunikasi harus menggunakan lambang-lambang atau tanda-tanda yang sama-sama dapat dimengerti oleh komunikator dan komunikanya. Untuk ini diperlukan field experience yang sama, supaya cocok atau tepat; Pesan harus membuktikan kebutuhan pribadi komunikan disertai saran-saran; Memenuhi kebutuhan pribadi yang dibangkitkan tadi harus dilakukan dalam rangka sosialisasi pesan yang disampaikan. Pada tahap attantion dimana pada tahap ini munculnya perhatian yang diberikan oleh responden terhadap kampanye. Berdasarkan hasil akumulasi (tabel.4.2.27) di dapat sebesar 65,0% responden dari 64 orang reponden memberikan penilaian efektif, sedangkan 35,0% dari 34 orang responden memberikan penilaian Netral. Dimana masyarakat menyatakan bahwa kampanye gerakan penanaman pohon telah memberikan informasi tentang kerusakan lingkungan dan juga telah memberikan informasi terkait dengan pentingnya keberadaan pohon. Selain itu informasi yang disampaikan dalam kampanye telah meningkatkan pengetahuan responden tentang pentingnya fungsi pohon sebagai pencegah banjir, daerah resapan air, penyejuk dan menyerap polusi udara. Hal ini tentunya telah sesuai dengan salah satu fungsi Public Relations yakni memberikan penerangan kepada publik, maksudnya
104
kampanye gerakan penanaman pohon yang dilakukan oleh Public Relations Pemerintah kota tangerang dengan berkoordinasi dengan BPLH Kota Tangerang telah menjalankan fungsinya dengan baik, dengan bukan hanya memberikan
informasi
tetapi
juga
telah
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat dengan memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan pentingnya fungsi penanaman pohon. Jadi hasil dari penelitian terhadap efek Attantion kampanye gerakan penanaman pohon menunjukan tingkat efektif dengan skor antara 17 – 21. Pada tahap Interest, yakni adanya ketertarikan responden untuk mengetahui lebih banyak tentang kampanye. Berdasarkan (tabel.4.2.28) diperoleh 57,0% responden dari 56 responden memberikan penilaian sangat efektif, sedangkan 37,0% dari 36 orang responden memberikan penilaian efektif dan 6,0% dari 6 orang responden memberikan penilaian Netral. Selain memberikan penerangan kepada masyarakat/responden, seorang Public Relations juga dituntut untuk mampu meraih simpati dan membangkitkan katertarikan masyarakat untuk lebih mengetahui informasi yang disajikan dalam kampanye. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan tingkat efektif terhadap efek interest kampanye gerakan penanaman pohon dengan skor antara 16 - 19. Lalu setelah tahap ketertarikan atau interest munculah tahap keinginan (desire) untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan (tabel.4.2.29) hasil Akumulasi diperoleh 47,0%48 dari 46 orang responden dengan memberikan penilaian efektif, 50,0% dari 49 orang responden memberikan penilaian Netral.
105
Sedangkan 2,0% dari 2 orang responden memberikan penilaian tidak efektif dan 1,0% dari 1 orang responden memberikan penilaian sangat tidak efektif. Kampanye yang dilakukan membengkitkan keinginan masyarakat untuk melakukan penanaman. Hal ini juga tentunya tidak terlepas dari dari gerakan penanaman pohon yang dilakukan secara langsung saat kampanye berlangsung. Hal ini juga sesuai dengan fungsi dan pengertian PR bahwa selain memberikan penerangan (informasi), kemampuan meraih ketertarikan responden, seorang PR juga harus mampu membangkitkan keyakinan dan kepercayaan publik melalui informasi yang diberikan melalui kampanye. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan tingkat Netral terhadap efek Desire kampanye gerakan penanaman pohon dengan skor antara 3 – 4. Terakhir adalah tahap Action, yaitu membuat masyarakat benar-benar melakukan penanaman pohon. Berdasarkan (tabel.4.2.30) hasil akumulasi diperoleh 4,0% dari 4 orang responden dengan memberikan penilaian sangat efektif, 61,0% dari 60 orang responden memberikan penilaian efektif. Sedangkan 34,0% dari 33 orang responden memberikan penilaian Netral dan 1,0% dari 1 orang responden memberikan penilaian tidak efektif. Dimana responden berpendapat bahwa mereka telah melakukan penanaman pohon di lingkungan tempat tinggal, bahkan mereka masih melakukan penanaman pohon dan mereka mengatakan responden melakukan penanaman pohon bukan karena pengaruh lingkungan luar tetapi karena kesadaran mereka sendiri yang juga ditimbulkan oleh kampanye gerakan penanaman pohon. Kemudian responden juga berpendapat kampanye gerakan penanaman pohon
106
harus diadakan kembali. Jadi berdasarkan hasil dari penelitian efek action (tindakan) kampanye gerakan penanaman pohon menunjukan tingkat efektif, yakni dengan skor antara 13–16. Untuk mencapai sebuah efektivitas yang baik dalam sebuah kampanye maka harus melakukan perencanaan yang baik agar tujuan dari diadakannya kampanye dapat tercapai. perencanaan tersebut adalah mempersiapkan penyajian informasi yang lengkap dan semenarik mungkin
dan juga
melakukan praktek lansung di lokasi, hal tersebut sangat diperlukan agar masyarakat yang diberikan informasi semakin mengerti dan paham serta berhasil dalam menyebarkan informasi. Seperti kampanye gerakan penanaman pohon, dalam kampanye tersebut disertakan penanaman bibit pohon secara nyata dan juga memberikan informasi tentang pentingnya fungsi pohon. Tujuan menumbuhkan kesadaran, pengetahuan hingga mempengaruhi mereka untuk melakukan penanaman. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil akhir yang diperoleh pada penelitian ini adalah dari responden yang berjumlah 98 orang responden yang berpartisipasi mengisi quesioner diperoleh 85,0% responden dari 83 orang responden memberikan penilaian efektif dengan skor antara 73 – 90, sedangkan 15,0% dari 15 orang responden memberikan penilaian Netral dengan skor antara 56 – 73. maka hasil dari penelitian secara keseluruhan terhadap Efektivitas kampanye gerakan penanaman pohon menunjukan bahwa kampanye efektif dengan skor antara 73 – 90.
107
Dari keterangan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) yang dalam hal ini sebagai badan yang diberikan wewenang untuk melaksanakan kampanye gerakan penanaman pohon di Kota Tangerang telah berhasil meningkatkan selain attantion (perhatian) juga interest (minat/ketertarikan) masyarakat sehingga masyarakat bukan hanya tertarik tetapi juga sampai pada taraf melakukan gerakan penanaman pohon tersebut (Action). Hal ini menunjukan fungsi Public Relations di Pemerintah kota Tangerang telah berjalan dengan baik, karena dalam melakukan kampanye gerakan penanaman pohon tidak terlepas dari koordinasi antara BPLH dan Public Relations. Selain itu telah sesuai dengan tujuan kampanye yakni untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, berkeinginan melakukan hal tersebut (desire) hingga melakukan tindakan (action). Untuk itu dapat dikatakan bahwa Kampanye Gerakan Penanaman Pohon yang dilakukan oleh BPLH Kota Tangerang sudah efektif karena telah mencapai efek yang diharapkan.
108
BAB V PENUTUP
5.1 kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis yang telah di kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan : 1. Aktivitas manusia yang berlebihan mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, hal ini dapat terlihat dengan terjadinya peningkatan karbondioksida, pengalihfungsian kawasan terbuka hijau menjadi kawasan perumahan, pabrik dan lain-lain serta sarana dan prasarana kota lainya yang mengakibatkan daerah resapan air berkurang sehingga pencegahan banjir sulit dilakukan, dan juga sebagai penyerapan polusi udara. Untuk itu perlu segera diatasi salah satu caranya adalah dengan melakukan penanaman pohon dan melalui kampanye gerakan penanaman pohon diharapkan selain dapat memberikan informasi kepada masyarakat juga mampu membangkitkan minat mereka untuk ikut juga menjaga alam. 2. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui Efektivitas Kampanye Public Relations Pemerintah Kota Tangerang dalam Program Gerakan Penanaman Pohon yang telah dilakukan BPLH Kota Tangerang. Sebuah kampanye dikatakan efektif apabila terjadi perubahan, perubahan ini bisa didapatkan
dengan
menggunakan
104 109
rumus
AIDA
yakni:
Attention
(perhatian), Interest (minat/ketertarikan) & Desire (keinginan), hingga pada taraf Action (tindakan). 3. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tahap attention dengan skor 17 – 21 (65,0%), Interest dengan skor 16 – 19 (57,0%), dan Action dengan skor 13 - 16 (61,0%), mendapat penilaian Efektif. Sedangkan untuk tahap Desire mendapat penilaian Netral dengan skor 3 – 4 (50,0%). 4. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, secara keseluruhan hasil analisa data “Efektivitas Kampanye Public Relations Pemerintah Kota Tangerang dalam Program gerakan penanaman pohon di kota Tangerang periode 2007/2008” dikatakan efektif dengan penilaian antara 73 – 90. 5. Public Relations memang tidak termasuk didalam struktur organisasi Badan Pengendalian Lingkugan Hidup. Namun terdapat aktivitas Public Relations didalamnya, hal ini terlihat dari terlaksananya kampanye gerakan penanaman pohon yang menjadi salah satu program kerja Public Relations dalam memberikan informasi kepada masyarakat.
5.2 Saran
Dari pembahasan tersebut, kiranya penulis ingin memberi saran-saran tentang beberapa hal yang diharapkan dapat bermanfaat bagi instansi, pihakpihak yang tertarik dengan permasalah yang sama dan untuk penulis. Adapun saran-saran sebagai berikut:
110
5.2.1. Saran Praktis
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh Secara keseluruhan hasil penelitian dikatakan efektif. Namun sangat disayangkan pada tahap Desire hanya mendapat penilaian Netral. Hal ini menunjukan BPLH Kota Tangerang harus meningkatkan tahap attention, interest, desire hingga pada tahap action (AIDA) agar hasil yang diperoleh dari kampanye menjadi lebih efektif (sangat efektif). Diharapkan juga dalam kampanye berikutnya sebaiknya kampanye yang diadakan harus lebih informatif dan lebih melibatkan masyarakat dari segala usia dan kalangan terutama usia-usia produktif.
5.2.2. Saran Akademis
Kiranya penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat memberikan manfaat dan memberikan informasi mengenai perkembangan ilmu komunikasi yang memang sangat di butuhkan dalam melakukan kampanye dan memberikan informasi. Penulis berharap penelitian ini juga akan dapat memberikan kontribusi bagi mereka yang ingin mengembangkan penelitian tentang kampanye gerakan penanaman pohon dan bagi mereka yang akan melakukan penelitian.
111
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro,M.Linggar,Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia,Penerbit Bumi Aksara,Jakarta,2002 Badan Penelitian & Pengembangan Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Tahun 2000,Metode Penelitian Sosial (terpaan & Kebijakan),Jakarta,2000 Black,Sam,Dkk.Ilmu Intermas,Jakarta,1998
Hubungan
Masyarakat
Effendi,Onong,Uchjana,Prof,Drs,M.A,Dinamika Rosdakarya,Bandung,1992
Praktis,Penerbit
PT.
Komunikasi,Remaja
Effendi,Uchjana,Onong,Prof,Drs,M.A,Human Relations Relations,Penerbit cv Mandar Maju,Bandung,1993
dan
Public
Farouk,Muhammad,Prof.DR,dkk,Metode Penelitian Sosial,Edisi Revisi,Penerbit PTIK Public Relationsess & Restu Agung,Jakarta,2005 Gregory,Anne,Perencanaan dan manajemen kampanye Public Relations,The Institute of Public Relations,Edisi Kedua,Penerbit Erlangga,Jakarta,2001 Hadi,Sutrisno,Statistik,yayasan,Penerbit Fakultas Psikologi UGM,1995 Hardadi,Nawawi,Metode Penelitian Sosial,Gajah Mada University Press,cet. 10,Yogyakarta,2003 Husaini,Umar,Metode Komunikasi Organisasi,Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,2002 Husaini,Usman,M.Pd.,M.T.,Prof,Dr,Dkk,Metode Penelitian Kedua,Penerbit PT. Bumi Aksara,Jakarta,April,2008
Social,Edisi
Jefkins,Frank,Public Relations,Edisi Keempat,Penerbit Erlangga,Jakarta,1992 Jefkins,Frank,Hubungan Masyarakat,Penerbit PT.Intermasa,Jakarta,1992 Nazir, Moh,Ph.D,Metode Penelitian,Penerbit Ghalia Indonesia,Bogor,2005, Nurgiyantoro,Burhan,dkk,Statistik PRESS,Yogyakarta,2004
Terapan,Universitas
112
Gajah
Mada
Rachmat,Jalaluddin,M.SC,Metode PT.Remaja Rosdakarya,Jakarta,2002
Penelitian
Komunikasi,Diterbitkan
Rachmat,Kriyantono,S.Sos,M.Si,Riset Komunikasi,Edisi Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2007
Revisi,Penerbit
Richard,Sihite,S.Sos,Ethics Communication,Penerbit SIC,Surabaya,2000 Rusbiantoro,Dadang,Global Warming for Begginer,Penerbit O2 Penembahan Yogyakarta,2008 Ruslan,Rosady,S.H,M.M,Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations,Jakarta Ruslan,Rosady,S.H,M.M,Manajemen Humas,Divisi Perguruan Tinggi,Raja Grafindo Pustaka,Edisi ke 5,Jakarta,2005 Senjaja,Djuarsa,Sasa,Ph.D,Dkk,Pengantar Universitas Terbuka,Jakarta,2001 Soemirat,Soleh,Drs,M.S,Dkk,Dasar-dasar Remaja Rosdakarya,Bandung,2002
Komunikasi,Pusat
Public
Penerbit
Relations,Penerbit
PT.
Sujana, Prof.DR,M.A,M.Sc,Metode Statistika,Edisi 6,Penerbit “Tarsito” Bandung,2005 Sugiyono,Prof,Dr,Metode Alfabeta,Bandung,2007
Penelitian
Administrasi,Edisi
Revisi,Penerbit
Suryadi,Drs,strategi mengelolaan Public relations organisasi,penerbit EDSA Mahkota,Jakarta,2007 Venus,Antar,Drs.M.A,Mananjemen Kampanye,Penerbit Simbiosa Rekatama Media,Bandung,2007
Sumber lain :
Company Profile BPLH Kota Tangerang Copyright,2006,Kementrian Negara Lingkungan Hidup,http:///www.Kementrianliingkunganhidup.com http://organisasi.org/klasifikasi_jenis_dan_macam_data_pembagian_data_dala m_ilmu_eksak_sains_statistik_statistika
113
Hasil Wawancara Maman Faturachman,S.Sos, Selaku Kasub.Bid. Pengendalian Pemanfaatan Lingkungan Hidup kota Tangerang,Juni,16,2009 Hubungan Masyarakat,Wikipedia Indonesia,http://id.wikipedia.org Headline news metrotv,International,http://www.metrotvnews.com Kampanye Sosial,Kamus Besar Bahasa Indonesia,http://pusatbahasa.diknas.go.id Kementrian Lingkungan Hidup,Info Metrotv,http://www.metrotvnews.com,2008 Serba serbi,http:///www.tangerangkota.go.id Pengertian Masyarakat,http://id.answers.yahoo.com/question pengertian masyarakat,unsur dan kriteria masyarakat dalam kehidupan sosial antar manusia,http://organisasi.org/pengertian-unsur-dan-kriteria-masyarakatdalam-kehidupan-sosial-antar-manusia
114
LAMPIRAN
115
Saya adalah Mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta Barat. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian tentang Efektivitas Kampanye Gerakan Penanaman Pohon di Kota Tangerang. Saya mohon kesediaan anda untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan dalam questioner ini. Informasi yang anda berikan saya jamin kerahasiaanya dan hanya akan digunakan sebatas penelitian ini. Untuk kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Data Responden: Nama : ………………………………………………………………… Alamat : ………………………………………………………………… Telp/HP : …………………………………………………………………
1. Jenis Kelamin? Laki-laki
perempuan
2. Berapa Usia Anda? 15 – 25 36 - 45 26 – 35
46 - 55
3. Pendidikan? Sarjana (S1) Perguruan Tinggi 4. Apa pekerjaan anda? Pelajar/Mahasiswa Karyawan
No
11 12
SMA/Sederajat
SD
SLTP Ibu Rumah Tangga
Lain-lain:…...
Wiraswasta
PERTANYAAN
Frekuensi (sering) BPLH mengadakan kampanye gerakan penanaman pohon saya sering terlibat dalam Kampanye gerakan penanaman pohon yang diadakan oleh BPLH Kota Tangerang a. 4 kali b. 3 kali c. 2 kali d. 1 kali e. 0 (nol)
Keterangan : SS : Sangat Sering S : Sering N : Netral TS : Tidak Sering STS : Sangat Tidak Sering
120
STS TS
N
S
SS
No
5 6 7 8 9 10 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
PERTANYAAN
setuju menjaga kesehatan harus dilakukan dalam hidup kita setuju menjaga lingkungan dilakukan dengan mengurangi pencemaran air, udara dan tanah setuju mengetahui informasi penyebab dan dampak perubahan iklim itu penting pentingnya keberadaan pohon untuk mencegah banjir, daerah penyerapan air, penyejuk, menyerap polusi udara pentingnya keberadaan pohon untuk mencegah banjir, daerah penyerapan air, penyejuk, menyerap polusi udara Saya setuju kampanye Gerakan Penanaman Pohon Harus Dilakukan setuju kampanye memberikan informasi kerusakan lingkungan Setuju kampanye memberikan informasi pentingnya memperbaiki lingkungan dengan penanaman pohon Setuju kampanye meningkatkan pengetahuan pentingnya fungsi pohon Setuju kampanye meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan Informasi yang disampaikan dalam kampanye mudah dimengerti dan dipahami Cara penyampaian pesan oleh nara sumber membuat tertarik melakukan penanaman pohon Saya mendukung program 1 orang menanam 1 pohon Penanaman pohon saat kampanye membuat saya tertarik untuk menanam Kampanye membuat saya tertarik untuk mengetahui lebih banyak informasi tentang lokasi (area) dan jenis pohon yang sesuai dengan area Setelah ikut dalam kampanye gerakan penanaman pohon saya jadi berkeinginan melakukan gerakan penanaman Saya telah melakukan penanaman pohon di lingkungan tempat tinggal Sampai saat ini saya masih melakukan penanaman pohon Saya melakukan penanaman pohon bukan karena pengaruh lingkungan luar Saya setuju bila kampanye diadakan kembali
121
STS TS
N
S
SS
DLH KOTA TANGERANG Penanaman Pohon 04/12/2007 | Dibaca : 302 kali Dalam rangka mendukung program aksi penanaman serentak dan penghijauan yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang menggelar aksi penanaman pohon serentak dan sepekan pemeliharaan pohon di Kota Tangerang pada tanggal 28 Nopember 2007. Aksi penanaman pohon dipusatkan di Situ Cipondoh, Kecamatan Cipondoh dan dibuka oleh Asisten Pengendalian Pembangunan serta dihadiri oleh Pejabat Pemerintah Kota Tangerang beserta jajarannya. Dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup juga melibatkan masyarakat sekitarnya agar ikut berperan didalam aksi penanaman pohon tersebut. Kota Tangerang merupakan salah satu kota industri di Indonesia dimana pemanfaatan lahan industri tercatat seluas 1.367,1 Ha. Aktifitas industri tentunya akan menghasilkan polusi di Kota Tangerang. Tujuan penanaman pohon tersebut adalah untuk meningkatkan penyerapan gas CO2, SO2 dan polutan lainnya, mencegah banjir, kekeringan dan tanah longsor. Menindaklanjuti aksi penanaman pohon di Situ Cipondoh, pada tanggal 1 Desember 2007, Dinas Lingkungan Hidup bersama dengan Dinas Pertanian dan Dinas Tata Kota juga melaksanakan program Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon di Kota Tangerang dengan melibatkan ibu-ibu Dharma Wanita dan PKK Kota Tangerang yang dipusatkan di Taman Pujalidane. Dalam rangka mendukung program Adipura, Dinas LH dengan instansi terkait akan berupaya untuk melakukan Penghijauan Lingkungan hingga bulan Februari 2008 dengan menanam pohon berjumlah 22.000 pohon, diseluruh wilayah Kota Tangerang. Selain kegiatan penanaman pohon, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang pada 24 Nopember 2007 telah melakukan pembersihan Sungai Cisadane dan penghijauan dibantaran sungai.
122
Lagi, Banjir Rob di Jakarta dan Tangerang
Metro Hari Ini / Metropolitan / Minggu, 16 November 2008 18:20 WIB Metrotvnews.com, Jakarta: Sejumlah kawasan di Jakarta dan Tangerang, Banten, kembali digenangi banjir gelombang pasang, Ahad (16/11) ini. Di Tangerang, ratusan rumah di tiga rukun warga di wilayah Dadap terendam banjir rob atau naiknya air laut. Air mulai naik ke pemukiman warga sejak 10.00 WIB. Air terus meningkat. Menurut warga, banjir rob yang merendam wilayah mereka sudah terjadi sejak empat hari silam. Banjir kali ini berbeda dari biasanya. Jika sebelumnya, banjir rob datang pada malam hari, kali ini air laut naik pada siang hari Banjir rob di Jakarta terjadi di Muara Baru, Jakarta Utara. Meski sudah surut, ketinggian air masih mencapai 30 centimeter hingga sore ini. Banjir tak hanya menggenangi rumah, tapi juga jalan raya. Saat ini tanggul penahan air laut pasang beberapa di antaranya rusak. Apalagi, tangul-tanggul hanya terbuat dari karung-karung pasir, bukan tanggul permanen. Hingga saat ini, warga korban banjir belum mendapat bantuan dari pemda setempat.(BEY)
123
Dua Rumah di Jepara Tertimbun Longsor Metro Malam / Nusantara / Minggu, 21 Desember 2008 23:54 WIB Metrotvnews.com, Jepara: Dua rumah di Desa Pengkol, Jepara, Jawa Tengah, tertimbun longsor, Ahad (21/12). Tak ada korban, tapi seluruh harta benda korban habis ditimbun tanah. Longsor datang dari tebing setinggi tujuh meter. Satu dari dua rumah yang tertimbun nyaris tidak tampak lagi akibat tertutup material longsoran. Kerugian akibat musibah ini diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Tim penyelamat dibantu warga setempat masih terus membersihkan longsoran tanah. Sementara warga kini dihantui kekhawatiran akan longsor susulan karena tebing di permukiman mereka curam dan labil.(***). Tulungagung, Jepara, Malang, Ciamis, dan beberapa daerah lainnya. semuanya kejadian tersebut terjadi dibulan desember 2008
124
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Iswanti Wulandari Tempat Tanggal lahir : Kebumen, 08 April 2008 Agama : Islam Jenis Kelamin : Wanita Alamat : KP. Kayu Gede Rt 008/04 No.33 Paku Jaya Tangerang 15324 Kebangsaan : Indonesia
Latar Belakang Pendidikan 1. SDN Pinang 04 Sudimara Pinang Tangerang lulus tahun 1996 2. SLTP Swasta Dharma Bhakti Tangerang lulus 1999 3. SMU YUPPENTEK Ciledug Tangerang lulus 2002 4. Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Public Relations Universitas Mercu Buana Jakarta Barat lulus 2009
Latar Belakang Pendidikan Nonformal 1. Pendidikan Komputer di LPPK AT-TAHIRIN Ciledug Tangerang 2. Pelatihan Komputer AT-TAHIRIN (MS.WORD), Lulus Pada Tanggal 1 Juli 2000 3. Siswi Bahasa Jepang (intermediet) di LPUI Kreo Ciledug pada tahun 2007 - 2008
Latar Belakang Pendidikan Nonformal (Kegiatan Seminar) 1. Peserta Talk PERHUMAS Indonesia, dengan tema “Fungsi Public Relations untuk meningkatkan pariwisata dan kebudayaan”, di Departemen Pariwisata dan Kebudayaan, tahun 2002 2. Peserta Talk PERHUMAS Indonesia, dengan tema “Fungsi Kehumasan Bagi Bank Indonesia Selaku Bank Sentral”, tanggal 31 Juli 2003 3. Peserta Seminar Public Relations Leadership Training & Camp, dengan Tema Mengkokohkan Kepemimpinan Visioner Kaum Muda”, pada tanggal 26 – 29 Maret 2003 4. Panitia Seminar Public Relations Leadership Training & Camp, dengan Tema Meningkatkan Visi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Profesionalisme Public Relations”, pada tanggal 26 Maret & 2 April 2004 di universitas mercu buana
125
5. Panitia Public Relations Camp di Villa Cisarua Puncak Bogor, pada tanggal 10 -11 April 2004 6. Peserta Seminar & Educations Talk One Stop PR Shopping, dengan tema “PR Today”, Pelatihan: Special Event Public Relations And Media Production, Di Auditorium Fakultas Ekonomi Kampus Baru UI, pada tanggal 15 – 16 Juni 2004. 7. Panitia Seminar Sehari Nasional Mercu Buana Public Relations Student Association Forum 2005, dengan Tema “PR= Reputasi + Merek”, Strategi Public Relations Dalam Mengelola Reputasi Dan Merek Organisasi, di Hotel Kartika Chandra Jakarta, tanggal 2 Juli 2005. 8. Dan lainya….
Pengalaman Organisasi 1. Hima Public Relations (Himpunan Mahasiswa Public Universitas Mercu Buana Sebagai Anggota Divisi Seni & Periode 2003 – 2004 2. Hima Public Relations (Himpunan Mahasiswa Public Universitas Mercu Buana Sebagai Koordinator Divisi Seni & Periode 2003 – 2004
Demikian daftar kebenarannya.
riwayat
hidup
ini
dapat
dipertanggung
Relations) Kreativitas Relations) Kreativitas
jawabkan
Tangerang, 28 Agustus 2009
126