PEMBINAAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
OLEH:
NICO YULIANDRI 00005/2008
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013
ABSTRAK Judul
:
Penulis : Pembimbing :
Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Nico yuliandri 1. Dra. Nelfia Adi, M. Pd 2. Nellitawati, S. Pd, M. Pd
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum maksimalnya pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah seluruh guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab yang berjumlah 98orang dengan sampel berjumlah 45 orang. Alat pengumpulan data adalah angket model skala Likert yang sudah diuji validitas dan realibilitasnya. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan rumus rata-rata. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1). Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam hal perencanaan berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 4,06. (2) Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam hal pelaksanaan berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 4,08. (3). Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam hal evaluasi berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,96. Secara umum pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar baik dengan skor rata-rata 4,03. Dengan ini demikian dapat dikatakan bahwa kepala sekolah menengah pertama di Kecamatan Sungai Tarabg Kabupaten Tanah Datar telah melaksanakan perannya dengan baik. Kepada kepala sekolah menengah pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar hendaknya dapat lebih meningkatkan kemampuannya terhadap pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar di sekolahnya masing-masing.
i
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama doi Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar”. Selama menyusun skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, serta fasilitas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Dra. Nelfia adi, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Nellitawati, S. Pd, M.Pd selaku Pembimbing II yang dengan penuh ketulusan dan kesabaran serta kesediaannya meluangkan waktu ditengah-tengah kesibukan mereka untuk membimbing, memberi arahan pada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 2. Bapak Dr. Ahmad Sabandi, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. 3. Para dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang yang telah membimbing selama perkuliahan, serta segenap karyawan yang telah memberikan pelayanan kepada penulis. 4. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Tanah Datar yang telah bersedia memberikan waktu dan tempat serta izin dalam pelaksanaan penelitian, serta seluruh staf pegawai Sekolah Menengah Pertama di kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah datar yang telah membantu pengisian angket atau kuesioner. 5. Kedua orangtua penulis, terimakasih penulis ucapkan atas segenap doa, dukungan, nasehat dan curahan kasih sayang yang melimpah. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada kaka-kakak dan adik-adik penulis yang penulis sayangi.
ii
6. Sahabat dan rekan-rekan mahasiswa Administrasi Pendidikan angkatan 2008, yang telah memberikan bantuan yang tak ternilai dalam penyelesaian skripsi ini. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Padang, April 2013 Penulis
Nico Yuliandri 00005/2008
i iii
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4 C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5 D. Rumusan Masalah ................................................................................ 5 E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 F. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 6 BAB II. KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori ......................................................................................... 7 1. Pengertian Pembinaan .................................................................... 7 2. Bentuk Pembinaan Oleh Kepala Sekolah ...................................... 9 3. Disiplin Kerja Guru ........................................................................ 13 B. KerangkaKonseptual ............................................................................ 31 BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian.................................................................................. 33 B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ............................................ 33 C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34 D. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................ 38 E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 39 F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 41
iv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ..................................................................................... 43 B. Pembahasan .......................................................................................... 50 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 57 B. Saran..................................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59 LAMPIRAN .................................................................................................... 61-78
v
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Populasi Penilitian ................................................................................... 34 2. Penyebaran Sampel Berdasarkan Strata dan Masa Kerja ......................... 38 3. Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama Dalam Aspek Perencanaan ....................................... 44 4. Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama Dalam Aspek Pelaksanaan ....................................... 46 5. Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama Dalam Aspek Evaluasi .............................................. 48 6. Rekapitulasi Data Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama ......................................................... 50
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Peembinaan Disiplin Kerja Guru Oleh Kepala Sekolah Menegah Pertama ................................................................................................... 32
vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .................................................................. 61 2. Pengantar Angket ..................................................................................... 62 3. Angket Penelitian ...................................................................................... 64 4. Analisis Hasil Uji Coba Angket Penelitian .............................................. 66 5. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 67 6. Surat Izin Penelitian .................................................................................. 73 7. Surat Permohonan Penelitian ................................................................... 74 8. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ......................................... 75
viii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu komponen pendidikan penting yang ikut menentukan keberhasilan meningkatkan sumber daya manusia. Komponenkomponen lain akan berfungsi dalam pendidikan bila difungsikan oleh guru. Oleh karena itu, guru sebagai salah satu komponen pendidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan diri sebagai tenaga profesional. Di tangan guru terletak tugas dan tanggung jawab untuk meletakkan dasar-dasar pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan bagi siswanya sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tugas dan tanggung jawab guru ternyata cukup berat dan sangat kompleks. Menurut UU nomor 14 tahun 2005 pasal 20 tentang guru dan dosen , tugas guru yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran,
serta
menilai
dan
mengevaluasi
hasil
pembelajaran,
meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran, menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
1
2
Guru juga mempunyai tugas sebagai seorang yang mengajar, mendidik dan melatih peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai maka guru harus bisa merencanakan pembelajaran seperti menyusun silabus dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kemudian melaksanakannya dengan baik secara sistematis yang dimulai dari kegiatan pendahuluan atau membuka pelajaran, diteruskan dengan kegiatan inti terakhir menutup pelajaran. Kemudian melaksanakan pembelajaran, setelah itu guru melakukan evaluasi sebagaimana yang seharusnya, dalam hal ini guru diminta membuat kisi-kisi, membuat soal, melaksanakan evaluasi, mengolah data dan melakukan tindak lanjut karena pembelajaran dan hasil belajar peserta didik sebagian besar ditentukan oleh pelaksanaan tugas tersebut. Guru harus mampu melakukan segala kewajibannya dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang diberikan kepadanya sehingga pembelajaran yang dilakukan benar-benar dapat menambah pengetahuan peserta didik, keterampilan dan merubah sikap kearah yang lebih baik. Tugas dan tanggung jawab guru di sekolah akan terlaksana dengan baik bilamana guru melakukan disiplin dalam melaksanakan tugas. Disiplin harus dimiliki oleh setiap guru, selain mempengaruhi keefektifan dan keefesienan dalam pencapaian tujuan pendidikan, disiplin juga akan mempengaruhi anak didik. Guru yang disiplin akan menjadi contoh teladan bagi anak didiknya di sekolah. Guru yang disiplin adalah guru yang bekerja dengan baik dan penuh tanggung jawab. Untuk menumbuhkan dan
3
menegakkan disiplin pada guru-guru dalam bekerja dibutuhkan pembinaan secara kontinu dari pimpinan, karena pimpinan merupakan orang yang dapat menggerakkan, mengatur, membina, melibatkan guru agar bekerja lebih baik dan penuh disiplin. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di sekolah mempunyai peranan penting dalam membina disiplin kerja guru agar guru dapat melaksanakan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab. Dengan disiplin yang baik dalam bertugas diharapkan anak-anak dapat belajar dengan baik sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik. Karena inti masalah disiplin perlu mendapat perhatian dalam rangka pembinaan guru. Pembinaan disiplin merupakan upaya untuk menghindari terjadinya pelanggaran-pelanggaran. Handoko (1994) menyatakan bahwa Pembinaan disiplin kerja adalah usaha untuk memperbaiki efektifitas kerja guru dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan dengan maksud untuk memperbaiki penguasaan keterampilan dan teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan tertentu terperinci dan rutin. Berdasarkan
pengamatan dan wawancara penulis pada bulan
september dengan beberapa orang guru yang mengajar pada beberapa SMP di Kecamatan Sungai Tarab terlihat guru kurang disiplin dalam melaksanakan tugas, hal ini terlihat dari fenomena-fenomena berikut : masih ada guru yang sering terlambat masuk kelas, masih ada guru yang sering meninggal kelas saat jam pelajaran berlangsung, masih ada guru yang belum bisa membuat persiapan mengajar dan masih ada guru yang belum bisa membuat media pembelajaran. Pada sisi lain kepala sekolah kurang melakukan pembinaan
4
terhadap guru-guru yang kurang disiplin, hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala seperti : masih ada kepala sekolah yang kurang tegas memberi teguran pada guru-guru yang sering terlambat masuk kelas, masih ada kepala sekolah yang kurang tegas memberi teguran kepada guru yang jarang melaksanakan tugasnya dengan baik, masih ada kepala sekolah jarang memberikan penilaian terhadap
pelaksanaan
pembelajaran
yang
dilakukan
guru,
sehingga
pembelajaran tidak berjalan secara optimal dan kurang adanya pemantauan atau pemeriksaan oleh kepala sekolah terhadap kegiatan atau proses pembelajaran yang dilaksanakan guru sehingga pembelajaran tidak berjalan semaksimal mungkin. Hal ini masih adanya kepala sekolah yang tidak melakukan
observasi
langsung
terhadap
guru
dalam
pelaksanaan
pembelajaran. Gejala-gajala diatas bila dibiarkan terus menerus akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan di sekolah, khususnya di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. Karena itu penulis tertarik untuk meneliti dengan judul, ”Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama Di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar“. B. Identifikasi masalah Tugas kepala sekolah salah satunya adalah melakukan pembinaan terhadap disiplin kerja guru. Permasalahan yang timbul berdasarkan fenomena di atas dapat diidentifikasi masalah disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah adalah :
5
1. Masih ada kepala sekolah yang kurang tegas dalam memberi teguran pada guru-guru yang sering terlambat masuk kelas. 2. Masih ada kepala sekolah yang kurang tegas dalam memberi teguran kepada guru yang jarang melaksanakan tugasnya dengan baik yaitu memberikan pengarahan, bimbingan , motivasi dan pegawasan. 3. Kurangnya kepala sekolah memberikan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru. 4. Kurang adanya pemantauan atau pemeriksaan oleh kepala sekolah terhadap kegiatan atau proses pembelajaran yang dilaksanakan guru C. Pembatasan Masalah Pembinaan disiplin kerja guru dapat dilihat dari berbagai bentuk, seperti : tujuan pembinaan, proses pembinaan, aspek yang dibina dan lain sebagainya. Pembinaan disiplin kerja guru yang diteliti dalam penelitian ini adalah pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar meliputi : pembinaan disiplin dalam merencanakan program pengajaran, pembinaan disiplin dalam mengajar dan pembinaan disiplin dalam melakukan evaluasi. D. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah diatas, maka permasaalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pembinaan disiplin kerja guru dalam merencanakan pengajaran oleh kepala sekolah di SMP Kecamatan Sungai Tarab. 2. Bagaimana pembinaan disiplin kerja guru dalam pelaksanaan pengajaran oleh Kepala sekolah di Kecamatan Sungai Tarab.
6
3. Bagaimana pembinaan disiplin kerja guru dalam pelaksanan evaluasi pengajaran oleh Kepala sekolah di Kecamatan Sungai Tarab. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang : 1. Pembinaan disiplin kerja guru dalam perencanaan program pengajaran oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab. 2. Pembinaan disiplin kerja guru dalam pelaksanaan pengajaran oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab. 3. Pembinaan disiplin kerja guru dalam pelaksanaan evaluasi pengajaran oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab. F. Kegunaan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi : 1. Kepala sekolah dalam rangka pembinaan disiplin kerja guru. 2. Pengawas SLTP/SM dalam rangka pembinaan disiplin keja guru. 3. Guru-guru sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan disiplin kerja.
7
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Pengertian Pembinaan Pembinaan dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil pekerjaan seseorang agar lebih baik. Pembinaan merupakan aspek yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam meningkatkan mutu pendidikan, sebab pembinaan pada hakekatnya merupakan upaya yang dilakukan untuk mengarahkan para pengikut memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam membantu, mendorong, serta mengkooordinasikan sesuatu hal terhadap orang lain agar dapat terlaksana secara optimal, diperlukan suatu pembinaan yang efektif. Pembinaan dapat diartikan sebagai upaya memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana seharusnya. Dalam manajemen pendidikan luar sekolah, pembinaan dilakukan dengan maksud agar kegiatan atau program yang sedang dilaksanakan selalu sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang dari hal yang telah direncanakan. Menurut Soetopo, H. dan Soemanto, W (1991: 43) bahwa
“pembinaan
adalah
suatu
kegiatan
mempertahankan
dan
menyempurnakan apa yang telah ada”. Menurut Widjaja (2000:14) pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian, diawali dengan mendirikan, membutuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut yang disertai 7
8
usaha-usaha
perbaikan,
menyempurnakan,
dan
mengembangkannya.
Pembinaan tersebut menyangkut kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan, dan
pengawasan suatu pekerjaan
unutk mencapai tujuan hasil yang maksimal”. Secara umum pembinaan disebut sebagai sebuah perbaikan terhadap pola kehidupan yang direncanakan. Setiap manusia memiliki tujuan hidup tertentu dan ia memiliki keinginan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Apabila tujuan hidup tersebut tidak tercapai maka manusia akan berusaha untuk menata ulang pola kehidupannya. Pendapat diatas mengisarat bahwa pembinaan merupakan suatu aktifitas yang diarahkan untuk memperbaiki membina, suatu aktifitas atau kegiatan untuk mencapai suatu tujuan atau hasil yang lebih baik. Usaha atau kegiatan atau tindakan yang akan dilakukan haruslah terencana dengan baik dan terarah. Dari pendapat-pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembinaan adalah merupakan suatu rangkaian kegiatan, rangkaian aktifitas yang dilakukan secara berencana untuk mempertahankan, memperbaiki, dan menyempurnakan sesuatu yang telah ada sesuai dengan apa yang diharapkan. Berkaitan dengan Pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Dasar hukumnya adalah UU Nomor 8 th 1974 tentang Kedudukan Kewajiban, Hak dan pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Salah satu kalimat dari penjelasan UU 8 th 1974 menyatakan bahwa pembinaan yang dilakukan merupakan usaha untuk
9
mewujudkan Pegawai Negeri yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah serta bersatu padu, bermental baik, berwibawa, kuat, berdaya guna, berhasil guna, bersih berkualitas tinggi, sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur Negara, abdi Negara, dan abdi masyarakat. Untuk mewujudkan pegawai seperti yang dikemukakan diatas perlu dilakukan pembinaan secara terus menerus, terpprogram dan berkelanjutan, tanta adanya pembunaan terprogram dan berkelanjutan sulit kiranya untuk mendaptkan pegawai sepert yang dikemukakan diatas. Guru sebagai salah satu unsur Pegawai Negeri perlu dibina secar terprogram dan terus menerus, baik kemampuan kerjanya maupun gentang disiplin kerja dan guru itu sendiri. Disiplin tidaknya guru dalam bertugas akan ikut mempengaruhi anak didik dalam belajar dan akhirnya mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri. 2. Bentuk Pembinaan Oleh Kepala Sekolah Pelaksanaan pembinaan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kemampuan guru, oleh sebab itu pembinaan perlu dilaksanakan dengan baik. Untuk melaksanakan pembinaan butuh suatu pengetahuan dan keterampilan serta dukungan dari semua pihak. Tanpa adanya itu, kepala sekolah akan mengalami hambatan dalam pelaksanaan pembinaan. Pembinaan kepala sekolah terhadap guru dapat dilakukan dengan berbagai cara atau teknik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pembinaan disiplin kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara, Soetopo dan
10
Soemanto ( 1988 : 55 ) melihat pembinaan merupakan kegiatan mengarahkan, membimbing, memotivasi dan mengawasi aktivitas guru dalam bertugas. Wijono (1989:2) pembinaan yang diberikan kepada guru oleh kepala sekolah dapat dilakukan melalui; 1) bimbingan, 2) pengarahan, 3)
motivasi/dorongan.
Berdasarkan
pengertian
di
atas,
penulis
menyimpulkan bahwa bentuk-bentuk pembinaan meliputi bimbingan, penagarahan
dan
motivasi.
Selanjutnya
bentuk-bentuk
pembinaan
kompetensi guru tersebut di uraikan sebagai berikut: a. Pembinaan Disiplin Kerja Guru Melalui Bimbingan Pembinaan disiplin kerja guru melalui bimbingn-bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan kepada guru-guru dalam melaksanakan tugas mengalami berbagai hambatan dan kedala, ia butuh bantuan dari orang lain terutama Kepala Sekolah. Kepala sekolah sebagai pimpinan harus memberi bantuan dan bimbingan kepada guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada guru-guru oleh Kepala Sekolah diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran
guru
dalam
bertugas
diharapkan
dapat
meningkatkan kesadaran guru dalam bertugas yang akhirnya disiplin kerja guru dapat meningkat. Bila guru menghadapi kendala atau masalah dalam menyusun program pngajaran, melaksanakan kegiatan belajar maupun dalan melaksanakan
evaluasi
pembelajaran.
Kepala
sekolah
hendaknya
11
memberikan
perhatian
khsusus
untuk
memberikan
bantuan
dan
bimbingandalam menangai dan memecahkan masalah yang dihadapinya, dengan adanya perhatian dan batuan dari kepala sekolah akan meningkatkan rasa tanggung jawab dalan bertugas. Bafadal (2003:44) bimbingan terbagi 2 yaitu : a) bimbingan individual, b) bimbingan kelompok, dimana: a. Bimbingan individual, yaitu digunakan untuk individu yang menghadapi permasalahan yang bersifat pribadi yang memerlukan kesadaran pemahaman, dapat dilakukan dengan cara kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, dan lain-lain. b. Bimbingan kelompok, yaitu dilaksanakan apabila sejumlah guru memiliki kebutuhan, permasalahan yang serupa, bimbingan dapat dilakukan melalui instrument kemampuan guru, kerja kelompok, demostrasi pengajaran. b. Pembinaan Disiplin Kerja Guru melalui pengarahan Pengarahan menurut Handoko ( 1998 : 25 ) adalah upaya untuk membuat atau mendapatkan karyawan melakukan apa yang diinginkan. Arahan merupakan suatu hal yang penting yang harus dilakukan pimpinan kepada bawahan agar bawahan mengikuti dan memahami tugas yang dikerjakan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kepala sekolah harus memberikan arahan kepada guru-guru dalam bekerja, denagn pengarahan yang diberikan, guru-guru tahu dan mengerti tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakannya. Tidak semua guru,
12
kadang-kadang memahami dengan baik tugas dan tanggung jawab yang harus
dilaksanakannya,
dengan
pengarahan
dari
Kepala
sekolah
diharapkan guru-guru dapat melaksanakan tugas sebagai mana mestinya. c. Pembinaan Disiplin Kerja Guru Melalui Motivasi Guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari tadah statis kondisinya tapi dinamis, kadang-kadang guru bekrja dengan penuh semangat dan bergairah, tapi kadang-kadang tidak bergairah dan tidak bersemangat. Kehadirannya ke sekolah juga kadang-kadang rajin dan kadang-kadang agak malas. Untuk membina agar motivasi kerja guru tetap tinggi, Kepala sekolah harus berupaya dan mencari upaya-upaya agar guru termotivasi dalam bertugas. Kepala sekolah harus tahu apa yang menjadi kebutuhan guru dalam bertugas, dengan menyediakan kebutuhan guru dalam bertugas diharapkan guru akan termotivasi dalam bertugas, dengan demikian disiplin kerja guru akan meningkat dengan baik. Pemberian insentif material maupun bersifat non material perlu dipertimbangkan oleh kepala sekolah dalam menjalankan disiplin kerja guru, hal ini harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah sendiri. Menurut Mulyasa (2007: 144) ada beberapa teknik motivasi yang dapat digunakan oleh kepala sekolah antara lain : 1) Pemberian pujian dan penghargaan. 2) Pemberian kepercayaan untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan tugas atau kegiatan. 3) Pemberian peluang atau kesempatan untuk melakukan tindakan yang kreatif. 4) pemberian insentif atau
13
imbalan. 5) Menciptakan iklim kerja yang harmonis. 6) Memberikan teladan yang baik. 7) memberikan petunjuk atau nasehat. 8) memberikan teguran atau sanksi. 9) memberikan layanan yang layak untuk keperluan naik pangkat/promosi. 10) memberitahukan hasil pekerjaan kepada guru yang bersangkutan. 11) memberikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan atau keterampilan guru. Jadi motivasi merupakan suatu upaya kepala sekolah untuk menggerakkan guru dapat melakukan tugasnya dengan baik. Berdasarkan uraian-uraian
di atas dapat dilakukan bahwa pembinaan terhadap
kompetensi pedagogik dapat dilakukan kepala sekolah dalam bentuk bimbingan, pengarahan dan motivasi terhadap kompetensi yang dibina. 3. Disiplin Kerja Guru a. Pengertian Disiplin Kerja Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan berbagai cara untuk mencapai sesuatu dalam hidupnya. Oleh karena itu manusia harus disiplin dalam melakukan sesuatu agar apa yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal. Djauzak (1992:1) mengemukakan “ disiplin adalah suatu keadaan tertip di mana orang-orang yang tergabung dalam organisasi tunduk dan patuh pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang hati”. Selanjutnya Hasibuan (2007:193) mengatakan “kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”.
14
Disiplin dapat diartikan menurut Poerwadarmita (2003:297) “disiplin adalah suatu ketaatan dan kepatuhan pada aturan tata tertib. Anaroga (2001:46) mengemukakan disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu mentaati tata tertip melalui disiplin, guru akan dapat meningkatkan produktivitasnya. Selain itu guru akan bekerja tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga setiap pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan efektif. Menurut Wursanto (1989:108) disiplin merupakan keadaan yang menyebabkan atau memberikan dorongan kepada guru untuk berbuat dan melakukan segala kegiatan sesuai dengan norma-norma atau aturanaturan yang telah ditetapkan. Selanjutnya menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2010:86) mengartikan disiplin suatu sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2005:291) disiplin kerja merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhdap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Menurut Veithzal Rivai (2005:444) menjelaskan ”Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku
15
serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”. Selanjutnya menurut Edi Sutrisno (2010:95) mengartikan disiplin kerja sebagai suatu sikap terhadap peraturan organisasi dalam rangka pelaksanaan kerjanya, maka disiplin kerja dikatakan baik bila guru mengikuti dengan sukarela aturan atasannya dan berbagai peraturan oragnisasi. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu sikap yang didasari dengan penuh kesadaran dan kesediaan seseorang untuk mematuhi dan taat pada aturan yang berlaku dalam suatu organisasi. b. Pembinaan Disiplin Kerja Guru Oleh Kepala Sekolah 1) Pembinaan disiplin kerja guru dalam Perencanaan Pembelajaran Perencanaan merupakan pedoman kerja bagi para pelaksana terkait, baik manajer dalam hal ini adalah kepala sekolah maupun staf dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses menyusun materi pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2) Pembinaan disiplin kerja guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
16
Pelaksanaan pembelajaran merupakan dimana seorang guru diharapkan
dapat
memotivasi,
mendorong
dan
memberi
semangat/inspirasi kepada siswa, sehingga siswa dapat mencapai tujuannya. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran di sekolah terutama ditujukan kepada guru sebab merekalah yang terlibat lagi dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Kepala sekolah dalam hal ini menekankan kegiatannya pada usaha mempengaruhi guru-guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Terdapat beberapa kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Adapun
kegiatan-kegiatan
pelaksanaan
kegiatan
tersebut
pembukaan
yaitu: tahun
(1) ajaran
pengaturan baru;
(2)
pelaksanaan kegiatan pembelajaran; (3) pelaksanaan kegiatan bimbingan
dan
pembelajaran;
penyuluhan;
dan
(5)
(4)
supervisi
supervisi pelaksanaan
pelaksanaan bimbingan
penyuluhan. 3) Pembinaan disiplin kerja guru dalam Evaluasi Pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah menentukan standar nilai kelulusan dan melakukan supervisi terhadap guru, dimana selain memberikan
pengarahan
kepala
sekolah
juga
melakukan
pengawasan terhadap kinerja guru (adakah kekurangan, perlukan diadakan perbaikan, dan bagaimanakah keadaan/situasi di kelas, apakah sudah sesuai pedoman atau tidak sehingga diharapkan guru dapat
meningkatkan
kompetensi
dan
motivasinya
dalam
17
melaksanakan tugas. Sedangkan untuk evaluasi proses kegiatan belajar mengajar maupun hasil belajar siswa, kepala sekolah menyerahkan sepenuhnya kepada guru. c.
Pentingnya Disiplin Kerja Guru Jika seorang guru kurang mempunyai disiplin kerja yang baik akan mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan secara umum dan tujuan pembelajaran secaara khusus. Jadi dapat dikatakan disiplin itu sangat penting bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini perlukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang aman dan tertib sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal. Menurut Siswanto (2002:292) disiplin kerja itu penting artinya dalam hal-hal berikut: 1) Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijaksanaan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijaksanaan organisasi yan berlaku baik tertulis dan tidak tertulis. 2) Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan pekerjaan yang diberikan kepadanya. 3) Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa organisasi sebaik-baiknya.
18
4) Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada organisasi. 5) Agar tenaga kerja mampu menghasilkan prestasi kerja yang tinggi sesuai dengan harapan organisasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu disiplin memang penting bagi guru dalam melaksanakan tugas terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Tanpa adanya disiplin guru dalam pelaksanaan tugasnya, tidak mungkin pelaksanaan tugas tersebut dapat berjalan dengan lancar dan baik, akan tetapi dengan disiplin yang tinggi, maka guru itu akan menjadi guru yang bertanggung jawab, lebih patuh dan taat pada peraturan yang sudah dibuat dalam melaksanakan tugas sebagi seorang guru, sehingga pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang telah ada. d. Tugas Guru Dalam Mengajar Tugas guru dalam bidang pengajaran, berhubungan dengan berbagai pengalaman belajar yang diterima oleh murid-murid di dalam kelas
yang
menimbulkan
perobahan
dalam
diri
murid.
Untuk
melaksanakan tugas pengajaran dengan baik, maka guru harus membuat program pengajaran, melaksanakan proses belajar mengajar dan melaksanakan evaluasi. Pengertian tugas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008 : 1942) memberikan pengertian tentang tugas adalah sesuatu yang eajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan, sedangkan Bafadal (2003 : 23) mengemukakan bahwa tugas
19
adalah segala aktifitas dan kewajiban yang harus diperfomansikan oleh seseorang dalam memainkan peran tertentu. Selanjutnya Djamarah(2010 : 37) mengemukakan tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian Suryosubroto (2002:19) “proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran”. Tugas guru dalam proses belajar mengajar di atas satu persatu diuraikan dengan ringkas. 1) Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pengajaran sangat dibutuhkan untuk memantapkan proses belajar mengajar. Menurut Syaiful dalam Eflidarma (2007:18) menyatakan bahwa tujuan penyusunan penyusunan perencanaan pembelajaran (intructional desing) secara ideal adalah agar guru menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan media pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi yang tersedia dan membelajarkan peserta didik sesuai dengan yang diprogramkan. Menurut Mulyasa (2008:148) kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran meliputi:
20
a) Penyusunan program pembelajaran Menurut Suryosubroto (2002:9) yang perlu disusun dalam program
pembelajaran
adalah
program
tahunan,
program
semester, program satuan pelajaran dan perencanaan program mengajar. Seiring dengan itu Kunandar (2008:235) juga mengemukakan
pengembangan
kurikulum
mencakup
pengembangan program tahunan, program semester, program modul, program mingguan dan program harian. (1) Program tahunan Menurut Kunandar (2008:236) Program tahunan disusun setahun sekali untuk setiap mata pelajaran. Program tahunan merupakan gabungan dari dua program semester yang berisi pokok bahasan/sub pokok bahasan, alokasi waktu serta rencana pengajaran. (2) Program semester Kunandar
(2008:236)
mengemukakan
Program
semester adalah program yang berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Penyusunan Program semester sebagai bagian tugas dari guru yang dibuat sebagai bahan/pedoman
praktis
untuk
digunakan
guru
dalam
mempersiapkan atau merencanakan pengajaran dalam kurun waktu satu semester. Perencanaan pengajaran yang dibuat tersebut digunakan sebagai bahan penyusunan persiapan
21
mengajar sebagai pedoman yang akan digunakan dalam waktu 1 (satu) semester. b) Penyusunan Silabus Silabus sebagai bagian dari rencana pembelajaran. Menurut Kunandar (2008:244) silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup
standar
kompetensi,
kompetensi
dasar,
materi
pelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Agar pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional, maka dalam pengembangan
silabus
perlu
diperhatikan
prinsip-prinsip
pengembangannya. Menurut Mulyasa (2009:191) prinsip tersebut adalah 1) ilmiah, 2) relevan, 3) fleksibel, 4) kontiniutas, 5) konsisten, 6) memadai, 7) aktual dan konsektual, 8) efektifitas, 9) efisien.
Jadi
ke
sembilan
prinsip-prinsip
tersebut
perlu
diperhatikan dalam pengembangan silabus. c)
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menurut
Kunandar
(2008:262)
rencana
pelaksanaan
pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan di jabarkan melalui silabus.
22
Perencanaan dalam bentuk persiapan mengajar merupakan penjabaran dari setiap pokok pembahasan yang ada dalam program semester. Persiapan mengajar merupakan bentuk persiapan kongkrit untuk melaksanakan pembelajaran yang bentuknya ringkas, langkah kegiatan jelas, mudah dikuasai, dimengerti dan dipahami oleh guru. Fungsi rencana pelaksanaan pembelajaran digunakan sebagai acuan untuk menyusun rencana pembelajaran sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat lebih terarah secara efekif dan efisien. Langkah dalam pengembangan RPP menurut Mulyasa (2009: 224) adalah: a. Mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Kompetensi yang dikembangkan harus mengandung muatan yang menjadi materi standar yang dapat diidentifikasi
berdasarkan kebutuhan
peserta didik, kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan dan filsafat. b. Mengembangkan materi standar. Materi standar merupakan bahan pembelajaran yang berkenaan dengan apa yang harus dipelajari oleh siswa untuk membentuk kompetensinya. Materi standar merupakan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Mulyasa (2009: 225) secara umum materi standar mencakup tiga komponen utama yaitu: Ilmu
23
pengetahuan, proses dan nilai- nilai. Guru sebagai manajer kurikulum di sekolah diharapkan dapat memiliki materi standar sesuai dengan kebutuhan, minat, kemampuan dan perkembangan siswa. c. Menentukan metode. Penentuan metode pembelajaran erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efisien dan efektif dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk membentuk kompetensi dasar. d. Langkah
terakhir
dalam
pengembangan
RPP
adalah
merencanakan penilaian. Penilaian hendaknya dilakukan berdasarkan apa yang dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran. Oleh karena itu penilaian hendaknya dilakukan berbasis kelas (PBK) , dan ujian dilakukan berbasis sekolah (SBE). Tyler dalam Mulyasa (2009: 226) mengatakan bahwa penilaian pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui tercapai tidaknya pembelajaran yang telah dilaksanakan yang mencakup seluruh komponen baik pembelajaran, proses maupun hasilnya. 2) Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan implementasi dari rencana pengajaran yang telah disusun sebelumnya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tugas guru mencakup tiga hal yaitu melakukan kegiatan pembuka, melakukan kegiatan inti, dan melakukan
24
kegiatan penutup. Hal ini sesuai dengan pendapat Usman (2005:129) menambahkan, tugas guru dalam mengajar meliputi memulai pembelajaran, mengelola kegiatan inti, mengorganisasikan waktu, siswa dan fasilitas mengajar, melaksanakan proses penilaian dan hasil belajar dan mengakhiri pembelajaran. Seiring dengan itu Mulyasa (2009:181) “pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan yakni pembukaan, pembentukan kompetensi dan penutup”. Proses pembelajaran merupakan kegiatan melaksanakan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam kegiatan ini guru memegang peranan penting. Sebaik apapun perencanaan yang telah disusun, jika dalam pelaksanaan tidak berjalan dengan baik, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara optimal. 1) Kegiatan Pembuka Melaksanakan pengajaran pada dasarnya adalah proses interaksi antara siswa dengan guru dan lingkungan, sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Pelaksanaan pengajaran berpegang pada apa yang tertuang dalam perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Kegiatan pembuka, sebelum
menyajikan
pelajaran
seseorang
guru
perlu
menyampaikan bahan pengait atau apersepsi dengan cara menghubungkan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.
25
Menurut Mulyasa (2009:181) mengatakan bahwa kegiatan guru dalam membuka pelajaran adalah: a) Menghubungkan kompetensi yang telah dimiliki peserta didik dengan materi yang akan disajikan. b) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari. c) Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. d) Menggunakan media dan sumber belajar yang bervariasi sesuai dengan materi yang disajikan. e) Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap
pelajaran yang telah lalu maupun
untuk menjajagi kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. Dalam hal ini guru dapat melakukan pre tes atau tes awal. Mulyasa (2009: 217) menyebutkan fungsi pre tes antara lain: 1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar mengajar. 2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. 3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki oleh peserta didik.
26
4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses belajar mengajar dimulai. Jadi dengan dilakukan pre tes dapat menyiapakan siswa dalam proses belajar mengajar dan dapat mengetahui tingkat kemajuan siswa terhadap pembelajaran yang akan dilakukan dan mengetahui kemampuan awal terhadap pembelajaran yang akan dilakukan dan mengetahui kemampuan awal siswa. 2) Kegiatan inti Kegiatan inti pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Berdasarkan Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pembelajaran bahwa pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam lampiran Permendiknas no 41 tahun 2007 tanggal 23 November 2007 tentang Standar Proses Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan
27
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi a)
Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan guru adalah: 1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber. 2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. 3) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. 4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. 5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
b) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi guru harus: 1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna. 2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
28
baik secara lisan maupun tertulis. 3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. 4) memfasilitasi
peserta
didik
dalam
pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif. 5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. 6) rnenfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. c)
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi guru harus: 1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. 2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. 3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 4) memfasilitasi pengalaman
peserta yang
kompetensi dasar:
didik bermakna
untuk dalam
memperoleh mencapai
29
a)
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan
menghadapi
kesulitan,
peserta dengan
didik
yang
menggunakan
bahasa yang baku dan benar. b) membantu menyelesaikan masalah. c)
memberi
acuan
agar
peserta
didik
dapat
melakukan pengecekan hasil eksplorasi. d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh. e)
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3) Kegiatan penutup Penutup merupakan kegiatan akhir yang dilakukan guru untuk
mengakhiri
pembelajaran.
Kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan oleh guru menurut Mulyasa (2009:186) adalah : a) Meninjau kembali Dapat dilakukan dengan cara merangkum materi pokok atau menarik suatu kesimpulan yang mengacu pada kompetensi dasar dan tujuan yang telah dirumuskan. b) Mengevaluasi Evaluasi
dilakukan
untuk
mengetahui
keefektifan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang dilakukan, serta untuk mengetahui apakah kompetensi dasar dan tujuan
30
yang telah dirumuskan dapat dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran. c) Tindak lanjut Tindak lanjut merupakan kegiatan yang harus dilakukan peserta
didik
setelah
pembelajaran
dan
pembentukan
kompetensi. Kegiatan ini perlu diberikan oleh guru agar terjadi pemantapan pada diri peserta didik terhadap pembentukan kompetensi dasar dan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Selain itu, menurut Mulyasa (2009:185) guru juga dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. 2) Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 3) Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan pokok bahasan yang telah dipelajari. 4) Memberikan postes baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan. 3) Melakukan Evaluasi Pembelajaran Kegiatan evaluasi berguna untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum, apakan materi yang diajarkan
31
sudah cukup tepat, serta apakah dalam menggunakan metode mengajar sudah tepat atau belum. Semua itu akan terjawab pada kegiatan evaluasi, serta tujuan lain penilaian adalah dapat mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompok. Menurut
Nirwana
dkk
(2008:198)
evaluasi
pengajaran
merupakan suatu proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran melalui kegiatan penilaian dan pengukuran. Selanjut Mulyasa (2009:217) mengatakan “penilaian pembelajaran pada umumnya mencakup pre tes, penilaian proses, dan post tes”. Dari hasil evaluasi tersebut guru dapat mengambil tindakan apa yang harus dilakukan terhadap peserta didik tersebut, penilaian/evaluasi juga bermanfaat bagi guru sebagai pedoman dan masukan untuk memperbaiki
pelaksanaan
pembelajaran
berikutnya.
Jadi
dapat
disimpulkan bahwa evaluasi penting dilakukan untuk pengukuran kemampuan siswa dalam mempelajari keterampilan dan pengetahuan serta sebagai masukan dan membuat perencanaan pembelajaran kedepannya. B. Kerangka Konseptual Pembinaan disiplin kerja guru oleh Kepala sekolah akan dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu Kepala sekolah selaku pimpinan harus membina guru-guru agar mereka berdisplin dalam bertugas. Proses pembinaan disiplin kerja guru da;pat dilakukan dengan memberi arahan, membimbing, dan memotivasi guru-guru
32
dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran. Untuk lebih jelasnya pembinaan disiplin kerja guru oleh kepla sekolah ini akan di teliti pada kerangka konseptual penelitiannya adalah sebagai berikut:
Proses Pembinaan
Pembinaan Disiplin Kerja Guru
Mengarahkan Membimbing Memotivasi
Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi
Guru Yang Disiplin Dalam Bekerja
Gambar I Kerangka konseptual Penelitian ini tentang Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar OLeh Kepala Sekolah Di SMP N Kecamatan Sungai tarab Kabupaten Tanah Datar
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (2010:3) istilah “deskriptif” berasal dari istilah bahasa inggris to describe yang berarti memamaparkan atau menggambarkan suatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Dengan demikian penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sedang disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Menurut Sugiyono (2007:11) penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, lebih satu variabel atau lebih (intenpenden) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabelnya. Penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan tentang “ Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar“. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Dalam penelitian ini merupakan penalitian dengan satu variabel yaitu Pembinaan Disiplin Kerja Guru dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab dengan indikatornya mengarahkan, membimbing dan memotivasi C. Populasi & Sampel
33
34
a. Populasi Populasi merupakan keseluruh subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru-guru SMP Negeri di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa jumlah populasi adalah 98 orang dan tersebar 4 buah SMP. Untuk lebih jelasnya populasi penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Populasi Penelitian Jumlah Guru No
Nama Sekolah
Total L
P
1
SLTPN 1 Sungai Tarab
8
29
37
2
SLTPN 2 Sungai Tarab
6
15
21
3
SLTPN 3 Sungai Tarab
7
11
18
4
SLTPN 4 Sungai Tarab
6
16
22
27
71
98
Jumlah
b. Sampel Menurut Sugiono (2005:57) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul refresentatif (mewakili). Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan Teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Untuk memperoleh sampel penelitian menurut teknik di atas maka dilakukan langkah sebagai berikut :
35
1) Melakukan
identifikasi
strata
populasi
dan
mengelompokkannya
berdasarkan strata 2) Mencari besar populasi pada setiap strata 3) Menentukan jumlah sampel 4) Menentukan subjek yang menjadi anggota sampel penelitian Tahap-tahap di atas diuraikan sebagai berikut: 1) Identifikasi Strata Strata yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah : strata menurut jenis kelamin. Strata di atas diasumsikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Menurut jenis kelamin dibedakan atas laki-laki dan perempuan. 2) Proporsi pada setiap strata Berdasarkan strata populasi yang telah ditetapkan, ditentukan proporsi pada setiap strata. Perhitungan proporsi tersebut dilakukan dengan cara berikut: p. L = = 0,27 q.
=1–p = 1 – 0,27 = 0,73
36
3) Menetukan jumlah sampel Untuk menentukan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan persamaan Cochran (1991:85):
no
. . ₂
Jika jumlah sampel no lebih besar 5% dari jumlah populasi, maka pengambilan dilakukan dengan menggunakan rumus koreksi:
n= keterangan: no = besarnya sampel tahap pertama N = jumlah populasi penelitian n = besar sampel tahap kedua t = taraf kepercayaan dalam penelitian ; hal ini ditetapkan 95% dan karena itu Z = 1.96 d = pertimbangan kesalahan penarikan sampel pada situasi tertentu atau batas toleransi kesalahan pengambilan sampel ditetapkan 10% p = besar populasi kelompok strata q = (1-p) Perhitungan sampel dengan menggunakan rumus Cochran (1991:85) dimana d = 0,1 atau batas toleransi kesalahan sampling 10% dilakukan dengan sebagai berikut:
37
. .
no =
.
. .
. .
.
= 76 Koreksi terhadap sampel di atas adalah:
n= =
= 43 Berdasarkan data di atas maka besar sampel ditetapkan menjadi 43. Dengan demikian sampel penelitian mencapai 43/98 x 100% = 44% dari populasi. 4) Penentuan subjek penelitian Pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak dengan teknik lotrek sebanyak 44% dari masing-masing strata jumlah sampel yang terpilih setelah pembulatan bilangan dapat dilihat pada tabel berikut:
38
Tabel 2. Penyebaran Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin No
Sampel 44%
Nama Sekolah L
P
L
P
Jumlah
1
SLTPN 1 Sungai Tarab
8
29
4
13
17
2
SLTPN 2 Sungai Tarab
6
15
3
7
10
3
SLTPN 3 Sungai Tarab
7
11
3
5
8
4
SLTPN 4 Sungai Tarab
6
16
3
7
10
Jumlah
45
D. Jenis Data & Sumber Data a. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumbernya. Data primer meliputi data tentang Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar yang langsung akan dikumpulkan oleh peneliti dari sumbernya. b. Sumber Data Data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian ini bersumber dari seluruh guru
Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab
Kabupaten Tanah Datar yang menjadi responden penelitian berjumlah 45 orang.
39
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket yang disusun menggunakan model skala Likert dengan alternatif jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KK), Jarang (JR) dan Tidak Pernah (TP). Penyusunan instrumen penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap: 1. Menentukan indikator dari variabel yang ak an diteliti 2. Membuat kisi-kisi angket 3. Menyusun butir pertanyaan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dari variabel penelitian sesuai dengan kebutuhan yang dibuat dengan berpedoman pada indikator masing-masing variabel 4. Melakukan uji coba angket Uji coba dilakukan terhadap 10 orang dari populasi guru
Sekolah
Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar yang tidak terpilih sebagai sampel pada populasi. Uji coba angket dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan realibilitasnya. a) Validitas Untuk menguji validitas data diolah menggunakan rumus korelasi tata jenjang Arikunto (2006:278), yaitu
rhoxy = 1 -
∑ ² ²
40
keterangan: rho = korelasi validitas yang dicari ∑D = jumlah beda (rank total-rank maksimal) N = jumlah sampel Dari hasil perhitungan untuk variabel pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah diperoleh nilai
=
0,876 sedangkan taraf kepercayaan 99% dengan N = 10 adalah 0,632. Dikarenakan
yaitu 0,876 > 0,632 maka
instrumen tersebut adalah valid. b) Reliabilitas Untuk mengetahui reliabilitas angket digunakan rumus Alpha, Suharsimi (2006:109): ∑
=
∑
Dimana: r
= Reliabilitas yang dicari
∑ σb
= Jumlah varian butir ∑ σ t = Varian total n
= Jumlah butir
Dari hasil perhitungan reliabilitas pengawasan pimpinan diperoleh hasil
= 0,9035, sedangkan
adalah 0,632. Karena instrumen tersebut reliabel.
dengan 0,01 dengan N = 10 atau 0,9035 > 0,632 maka
41
F. Teknik Analisis Data Teknik untuk menganalisis data dapat digunakan skor rata – rata (Mean). Adapun proses analisis dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Verifikasi data yaitu memeriksa kembali kelengkapan data yang telah dikumpulkan dari sampel 2. Melakukan tabulasi data yaitu meneliti semua jawaban yang diberikan sampel. 3. Menghitung skor rata – rata, dengan rumus yang dikemukakan Arikunto (2003:236) sebagai berikut : M
∑
Keterangan: M= Skor rata-rata yang dicari ∑
= Jumlah perkalian frekuensi jawaban dengan skor Sampel/responden penelitian
4. Mendeskripsikan data yang telah diolah dalam tabel 5. Memberi skor masing – masing jawaban. Untuk jawaban SL = 5, SR = 4, KD = 3, JR = 2, dan TP = 1 6. Mengetahui pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama di Kecamatan Sungai Tarab dengan menggunakan kriteria batas nyata skor Skala Likert yang dikemukakan Widodo (2004:78) dengan perincian sebagai berikut :
42
Mean
Kategori
4,6
-
5
=
Sangat Baik
3,6
-
4,5
=
Baik
2,6
-
3,5
=
Cukup
1,6
-
2,5
=
Kurang
1
-
1,5
=
Sangat Kurang
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data hasil penelitian mengenai Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar meliputi data tentang disiplin dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran. Deskripsi data hasil penelitiannya dapat dilihat pada bagian berikut: 1. Pembinaan Disiplin Kerja Guru dalam Merencanakan Pembelajaran Hasil pengolahan data Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama
dalam Aspek
perencanaan di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten tanah Datar dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
43
44
Tabel 3 Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam Aspek Perencanaan di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar N o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam Merencanakan Kepala sekolah memberi arahan agar membuat program tahunan tepat waktu. Kepala sekolah mengingatkan untuk membuat program semester sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Kepala sekolah mengingatkan untuk menganalis materi pelajaran dalam menyusun program pengajaran sesuai dengan petunjuk yang ada. Kepala sekolah memberi contoh agar membuat tes yang baik dan benar. Kepala sekolah membimbing menyusun program tahunan sesuai pedoman yang digunakan. Kepala sekolah memberi contoh cara menyusun program semester agar dengan ketentuan yang berlaku. Kepala sekolah memberi bimbingan agar membuat persiapan mengajar setiap akan mengajar. Kepala sekolah mendorong agar membuat program tahunan setiap awal tahun ajaran. Kepala sekolah mendorong agar membuat program semester tepat waktu. Skor Rata-rata
SL
Alternatif Jawaban Responden SR KK JR Fx
F
Fx
F
Fx
Jumlah TP
F
Fx
F
F
25
125
15
60
5
15
-
-
-
24
120
17
68
3
9
1
2
19
95
20
60
6
18
-
13
65
21
84
11
33
17
85
22
88
5
12
60
27
108
10
50
24
25
125
22
110
Fx
Skor ratarata
F
Fx
-
45
145
3,22
-
-
45
199
4,42
-
-
-
45
173
3,84
-
-
-
-
45
182
4,04
15
1
2
-
-
45
190
4,22
6
18
-
-
-
-
45
186
4,13
96
9
27
2
4
-
-
45
177
3,93
15
60
5
15
-
-
-
-
45
200
4,44
16
64
7
21
-
-
-
-
45
195
4,33
Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam aspek perencanaan, skor rata-rata tertinggi adalah kepala sekolah
4,06
45
mendorong agar membuat program tahunan setiap awal tahun ajaran dengan skor (4,44) dan skor rata-rata yang rendah adalah kepala sekolah memberi arahan agar membuat program tahunan tepat waktu.dengan skor (3,22). Secara umum skor rata-rata Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama
dalam aspek
perencanaan adalah 4,06, skor rata-rata ini berada pada kategori Baik. Hal ini berarti Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama
dalam aspek perencanaan sudah cukup
terlaksana di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. 2. Pembinaan Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Hasil pengolahan data Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama
dalam aspek
pelaksanaan di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
46
Tabel 4 Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam Aspek Pelaksanaan di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar N o
1
2 3
4
5
6
7
8
9
10 11
Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam Melaksanakan
Alternatif Jawaban Responden SR KD JR
SL F
Fx
F
Fx
F
Fx
F
Fx
Jumlah TP F
Fx
F
Fx
Skor ratarata
Kepala sekolah memberi arahan agar dalam mengajar berpedoman kepada persiapan mengajar yang dibuat. Kepala sekolah mengingatkan agar masuk ke kelas saat mengajar tepat waktu.
19
95
17
68
7
21
2
4
-
-
45
188
4,18
18
90
23
92
3
9
1
2
-
-
45
19 3
4,29
Kepala sekolah menjelaskan agar dalam penyampaian materi pelajaran disesuaikan dengan waktu yang direncanakan. Kepala sekolah memberi arahan agar dalam mengajar menggunakan berbagai media yang telah direncanakan. Kepala sekolah membimbing agar menggunakan berbagai metoda dalam mengajar sesuai pedoman yang ada. Kepala sekolah memberi bimbingan dalam melakukan interaksi belajar mengajar dikelas. Kepala sekolah membimbing dalam melaksanakan pelajaran remedial bagi siswa yang yang belum mencapai tujuan pembelajaran. Kepala sekolah memberi peluang untuk berkreasi dalam mengajar sesuai dengan ketentuan yang ada. Kepala sekolah membimbing dalam menggunakan berbagai media dalam mengajar. Kepala sekolah menuntut untuk menganalisis tes yang telah digunakan.
15
75
26
104
4
12
-
-
-
-
45
191
4,24
9
45
29
116
6
18
1
2
-
-
45
181
4,02
11
55
26
104
7
21
1
2
-
-
45
182
4,04
10
50
27
108
7
21
1
2
-
-
45
181
4,02
11
55
26
104
7
21
1
2
-
-
45
18 2
4,04
16
80
25
10 0
3
9
1
2
-
-
45
19 1
4,24
6
30
28
112
8
24
3
6
-
-
45
172
3,82
10
50
27
108
7
21
1
2
-
-
45
181
4,02
Kepala sekolah meminta mengisi daftar hadir setiap hari sesuai denan ketentuan yang berlaku.
25
125
16
64
4
12
-
-
-
-
45
201
4,47
Skor rata-rata
4,08
Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam aspek pelaksanaan, skor rata-rata tertinggi adalah Kepala sekolahmeminta mengisi daftar hadir setiap hari sesuai
47
dengan ketentuan yang berlaku dengan skor (4,47) dan skor rata-rata yang
rendah
adalah
Kepala
sekolah
membimbing
dalam
menggunakan berbagai media dalam mengajar dengan skor (3,82). Secara umum skor rata-rata Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam aspek pelaksanaan adalah 4,08, skor rata-rata ini berada pada kategori Baik. Hal ini berarti Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam aspek pelaksanaan sudah cukup terlaksana di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. 3. Pembinaan Disiplin Kerja Guru dalam Mengevaluasi Pembelajaran Hasil pengolahan data Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama
dalam aspek
evaluasi sudah cukup terlaksana di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat pada Tabel 5 berikut
48
Tabel 5 Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam Aspek Evaluasi di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar N o
Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam Mengevaluasi
SL F
Fx
Alternatif Jawaban Responden SR KD JR F
Fx
F
Fx
F
Fx
Jumlah TP F
Fx
F
Fx
Skor ratarata
Kepala Sekolah membimbing dalam membuat kisi-kisi sesuai dengan ketentuan yang ada. Kepala Sekolah membimbing dalam memberikan tes tertulis kepada siswa Kepala Sekola memberi contoh agar membuat tes yang baik dan benar. Kepala Sekolah memberi bimbingan dalam membuat laporan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Kepala Sekolah meminta memberikan tugas pengayaan siswa yang cepat dalam belajar. Kepala Sekolah membimbing menggunakan soal-soal pada Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai bahan untuk soal tes yang akan diberikan kepada siswa
11
55
22
88
11
33
1
2
-
-
45
178
3,96
12
60
19
76
12
36
2
4
-
-
45
176
3,91
10
50
22
88
11
33
2
4
-
-
45
175
3,89
8
40
29
116
8
24
-
-
-
-
45
180
4,00
9
45
30
120
6
18
-
-
-
-
45
183
4,07
4
20
30
120
11
33
-
-
-
-
45
17 3
3,84
7
Kepala Sekolah memotivasi Bapak/Ibu meneentukan batas pelajaran guna mengetahui tugas mengajar yang dilakukan.
11
55
22
88
11
33
1
2
-
-
45
17 8
3,96
8
Kepala Sekolah menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar.
9
45
26
104
10
30
-
-
-
-
45
17 9
3,98
9
Kepala Sekolah memotivasi Bapak/ Ibu dalam membuat persiapan dalam mengajar.
13
65
26
104
6
18
-
-
-
-
45
18 7
4,16
10
Kepala Sekolah memotivasi Bapak/ibu membuat bentuk tes yang digunakan dalam menggunakan penilaian.
7
35
21
84
17
51
-
-
-
-
45
170
3,78
1
2 3 4
5
6
Skor rata-rata
3,96
Dari Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam aspek evaluasi, skor rata-rata tertinggi adalah Kepala Sekolah menegur yang tidak membuat persiapan dalam mengajar dengan skor (4,16) dan skor rata-rata yang rendah adalah berusaha
49
menjadi contoh bagi rekan lain dalam melaksanakan tugas Kepala Sekolah memeriksa bentuk tes yang digunakan dalam menggunakan penilaian dengan skor (3,78). Secara umum skor rata-rata Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam aspek evaluasi adalah 3,96, skor rata-rata ini berada pada kategori Baik. Hal ini berarti Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam aspek evaluasi sudah cukup terlaksana di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. 4. Rekapitulasi data tentang pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama Rekapitulasi data tentang pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama di kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat pada Tabel 6 berikut:
50
Tabel 6 Rekapitulasi Data Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar No
Aspek yang Diamati (Sub variabel)
Skor Nilai
1
Pembinaan Disiplin Kerja Guru dalam Merencanakan Pembelajaran Pembinaan Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Pembinaan Disiplin Kerja Guu dalam Mengevaluasi Pembelajaran Skor Rata-Rata
4,06
2 3
4,08 3,96 4,03
Pada Tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah, skor rata-rata tertinggi adalah aspek Disiplin Dalam Pelaksanakan (4,08) dan skor rata-rata terendah adalah aspek Disiplin Dalam Evaluasi(3,96). Dapat dilihat bahwa skor rata-rata tentang Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala sekolah menengah pertama adalah 4,03, skor rata-rata ini berada pada kategori Baik. Hal ini berarti Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala sekolah menengah pertama sudah berjalan Baik di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar.
51
B. Pembahasan Pada bagian
ini
akan
dibahas
hasil
penelitian yang
telah
dideskripsikan pada bagian sebelumnya yang mencakup Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar meliputi data tentang Disiplin Dalam perencanaan, pelaksanaaan, dan evaluasi. 1.
Pembinaan disiplin guru dalam mengajar oleh kepala sekolah di lihat dari aspek perencanaan Pembinaan disiplin guru dalam mengajar oleh kepala Sekolah menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten tanah Datar dalam perencanaan berada pada skor rata-rata adalah 4,06 skor ini berada pada kategori baik. Ini berarti bahwa pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama dalam perencanaannya sudah terlaksana dengan baik. Menurut
Kunandar
(2011:235)
“pengembangan
kurikulum
mencakup pengembangan program tahunan, program semester, program modul (pokok bahasan ), program mingguan dan harian, program remedial, program bimbingan dan konseling, pengembangan silabus, serta penyusunan rencana pembelajaran”. Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama pada aspek perencanaan masih terlihat rendah pada pernyataan Kepala Sekolah memberi arahan agar membuat program tahunan tepat waktu.dengan skor (3,22). Hal ini bisa terjadi karena kepala sekolah masih kurang memberikan arahan kepada guru tentang
52
mennyusun program tahunan tepat waktu. Serta kepala sekolah kurang memiliki waktu untuk mengawasi kegitan guru dalam penyusunan program tahunan tersebut. Namun hal ini bisa teratasi apabila kepala sekolah lebih sering memberikan arahan dan menjadi contoh kepada guru tentang bagaimana cara menyusun program tahunan secara tepat waktu. Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama mendapat skor tertinggi pada pernyataan Kepala Sekolah mendorong agar membuat program tahunan setiap awal tahun ajaran dengan skor (4,44). Hal ini dikarenakan kepala sekolah selalu mendorong guru-guru dalam membuat program tahunan setiap awal tahun ajaran. Kemudian kepala sekolah selalu menekankan kepada guru-guru bahwa dengan adanya program tahunan masing-masing guru akan bisa jadi pedoman guru-guru dalam mengajar. Secara keseluruhan pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama dalam aspek perencanaan berada pada skor 4,06. Berdasarkan skor ini dikategorikan pembinaan disiplin keja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam aspek perencanaan adalah baik. Jadi pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama dalam aspek perencanaan harus lebih meningkatkan lagi strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada guru dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya.
53
2. Pembinaan disiplin guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama dalam aspek pelaksanaan
Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama di kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar dalam aspek pelaksanaan berada pada skor rata-rata adalah 4,08 skor ini berada pada kategori baik. Ini berarti bahwa pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama dalam aspek pelaksanaan bagi guru di sekolah sudah terlaksana dengan baik. Menurut Usman (2005:129) tugas guru dalam mengajar meliputi memulai pembelajaran, mengelola kegiatan inti, mengorganisasikan waktu, siswa dan fasilitas mengajar, melaksanakan proses penilaian dan hasil belajar dan mengakhiri pembelajaran. Pembinaan disiplin guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama dalam aspek pelaksanaan masih terlihat rendah pada pernyataan Kepala sekolah membimbing dalam menggunakan berbagai media dalam mengajar dengan skor (3,82). Hal ini bisa terjadi karena kepala sekolah kurang memberikan contoh kepada guru untuk menggunakan media dalam mengajar dan kurang berpartisipasi dalam memberikan pendapatnya terhadap masalah guru dalam mengajar. Namun hal ini bisa diatasi apabila kepala sekolah lebih sering memberikan contoh
kepada guru dalam menggunakan media dalam
mengajar. Serta kepala sekolah lebih berpartisipasi dalam memberikan pedapat terhadap masalah guru dalam mengajar.
54
Pembinaan disiplin guru dalam mengajar oleh kepala seokah dalam aspek pelaksanaan mendapat skor tertinggi pada pernyataan Kepala Sekolah meminta mengisi daftar hadir setiap hari sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan skor (4,47). Hal ini dikarenakan kepala sekolah selalu melihat daftar hadir guru-guru setiap hari. Kemudian kepala sekolah selalu memngingatkan guru-guru untuk mengisi daftar hadir setiap hari. Maka dalam hal ini guru-guru akan selalu mengisi daftar hadirnya. Secara keseluruhan pembinaan disiplin guru dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam aspek pelaksanaan berada pada skor 4,08. Berdasarkan skor ini dikategorikan pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam aspek pelaksanaan adalah baik. Jadi kepala sekolah sebagai pembinaan disiplin dalam aspek pelaksanaan harus lebih ditingkatkan lagi karena bertujuan untuk menningkatkan memotivasi guru dalam pelaksanaannya waktu mengajar agar pelajaran yang disampaikannya dapat ditangkap dengan baik oleh siswa. 3. Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama dalam aspek evaluasi Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama di Kecamatan Sungai Tarab abupaten Tanah Datar dalam aspek evaluasi berada pada skor rata-rata adalah 3,96 skor ini berada pada kategori baik. Ini berarti bahwa pembinaan disiplin kerja guru
55
dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam aspek evaluasi sudah terlaksana dengan baik. Menurut Mulyasa (2008:377) evaluasi adalah “suatu tindakan, suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu”. Evaluasi hasil belajar adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar selama satu periode tertentu. Kegiatan evaluasi berguna untuk mengetahui apakan tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum, apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat, serta apakah dalam menggunakan metode mengajar sudah tepat atau belum. Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam aspek evaluasi masih terlihat rendah pada pernyataan Kepala Sekolah memeriksa bentuk tes yang digunakan dalam menggunakan penilaian dengan skor (3,78). Hal ini bisa terjadi karena kepala sekolah kurang memeriksa bentuk tes yang dibuat oleh guru-guru dan belum bisa memberi contoh yang baik bagi guru dalam membuat tes yang baik. Namun hal ini bisa diatasi apabila kepala sekolah lebih lebih sering memeriksa tes yang dibuat oleh guru dalam melaksanakan tugasnya. Serta kepala sekolah meningkatkan kedisiplinannya dalam mengevaluasi bentuk tes yang dibuat oleh guru-guru. Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam aspek evaluasi mendapat skor tertinggi pada pernyataan Kepala Sekolah menegur yang tidak membuat persiapan dalam mengajar dengan skor (4,16). Hal ini dikarenakan kepala sekolah selalu melakukan evaluasi
56
setiap persiapan yang guru-guru buat demi lancarnya proses belajar mengajar. Karena kepala sekolah juga sering menegur dengan tegas guruguru yang tidak membuat persiapan mengajar. Namun begitu kepala sekolah harus selalu membarikan motivasi kepada guru untuk disiplin dalam bekerja agar tujuan dapat tercapai secata efektif dan efisien. Secara keseluruhan pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah dalan aspek evaluasi berada pada skor 3,39. Berdasarkan skor ini dikategorikan pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam aspek evaluasi adalah baik. Jadi kepala sekolah sebagai pembina terhadap disiplin kerja guru dalam mengajar harus lebih ditingkatkan lagi, karena bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan guru dalam bekerja untuk lebih baik. Karena disiplin adalah suatu sikap yang diwujudkan dalam tingkah laku individu maupun kelompok dalam bentuk kesadaran, kesediaan, dan kepatuhan pada peraturan yang berlaku serta ketepatan waktu dalam bekerja. Jadi kepala sekolah sebagai pembinaan disiplin harus lebih meningkatkan lagi kedisiplinan agar bisa menjadi contoh bagi guru.
57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan temuan dalam penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama dilihat dari aspek perencanaan di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 4,06 2. Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama dilihat dari aspek pelaksanaan di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 4,08 3. Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama dilihat dari aspek evaluasi di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,96 4. Secara umum pembinaan disiplin kerja guru oleh kepala sekolah menengah pertama berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 4,03.
57
58
B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut pada: 1. Kepala sekolah hendaknya dapat lebih meningkatkan kemampuannya dalam pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar di sekolah, paling tidak dapat mempertahankan kondisi yang ada sekarang. 2. Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar dapat memberikan pelatihan kepada kepala sekolah, sehingga kepala sekolah dapat lebih meningkatkan kemampuannya dalam pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar di sekolah. 3. Kepada peneliti lanjutan diharapakan untuk dapat meneliti lebih lanjut tentang pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar.
59
DAFTAR PUSTAKA Anaroga, Panji. 2001. Prilaku Organisasi. Jakarta : Pustaka Jaya Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesional Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta : Pt Gramedia Pustaka Utama Djamarah, Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta Djuzak, Ahmad. 1992. Disiplin Dan Tata Tertip Sekolah. Mutu No I, No III Edisi Oktober-Desember 1992 Eflidarma. 2007. Pelaksanaan Tugas Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Di SMP N 2 Kecamatan Rokan IV Koto Kabupaten Rokan Hulu (Tesis). Padang : UNP Handoko, Hani. 1998. Manajemen Personalia di SD. Yogyakarta BPFT. Handoko. 1994. http://pelitapascasarjana.blogspot.com/2008/12/pembinaan disiplin.html Hasibuan, S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara Hasibuan, Malayu. 2003. Manajemen : Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara Kunandar. 2008. Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kunandar. 2011. Guru Profesional. Jakarta : P.T Raja Grafindo Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Remaja Rosda Karya Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2009. Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara. Nirwana, dkk. 2008. Bahan Ajar Belajar dan Pembelajaran. Padang : UNP. Rivai, Veithzal. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Radja Graffindo Persada. Sastrohadiwiryo, Siswanto. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrasi dan Operasion. Jakarta: Bumi Aksara Soetopo, Soemanto. 1988. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Soetopo,
Soemanto. 1991. http://www.masbied.com/2012/04/09/pengertianpembinaan-menurut-psikologi/
60
Suryosubroto. 2002. Proses Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sugyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta. Siswanto, Sastrohadiwiryo. (2002). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. Suharsimi, Arikunto. ( 2010 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Undang-Undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen User, Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Widjaja.2004.http://www.google.com/url+pentingnya+pembinaan+disiplin+kerja. widyama.ac.id.bmk Wursanto. (1989). Manajemen Kepegawaian 2. Yokyakarta: Kanisius.
61
Lampiran 1 PEMBINAAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Variabel
Sub variabel 1. Pembinaan Disiplin Dalam Merencanakan Pembelajaran
Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar
2. Pembinaan Disiplin Dalam Melaksanakan Pembelajaran
3. Pembinaan Disiplin Dalam Mengevaluasi Pembelajaran
Indikator 1. Mengarahkan
Item 1-3
2. Membimbing
4–7
3. Memotivasi 1. Mengarahkan
8-9 10 – 13
2. Membimbing
14 – 16
3. Memotivasi 1. Mengarahkan
17 -20 21 - 23
2. Membimbing
24 – 26
3. Memotivasi
27 - 30 Padang, Januari 2013 Hormat
saya
Nico Yuliandri Peneliti
62
Lampiran 2 PENGANTAR ANGKET PENELITIAN Padang, Januari 2013 Kepada Yth, Bapak/Ibu Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Sungai Tarab Kota Batusngkar di Tempat Assalamu‘alaikum Wr. WB. Dengan hormat, terlebih dahulu saya mendo’akan semoga Bapak/Ibu selalu dalam keadaan sehat wal’afiat dan sukses dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Amin. Dalam kesibukan Bapak/Ibu melaksanakan tugas sehari-hari, perkenanlah saya meminta sedikit waktu untuk mengisi angket ini (terlampir). Angket yang saya berikan kepada Bapak/ Ibu bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang berkenaan dengan “Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama Di kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar” yang nantinya akan digunakan untuk menyusun skripsi penulis serta untuk meningkatkan partisipasi guru dalam meningkatkan kemampuan guru terhadap tugas, dan tidak ada maksud lain yang dapat merugikan Bapak/ Ibu. Oleh sebab itu, untuk keperluan tersebut maka dengan segala kerendahan hati saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berkenan meluangkan waktu mengisi angket ini sesuai dengan apa yang Bapak/Ibu alami sesungguhnya. Selanjutnya data dan informasi yang Bapak/ Ibu berikan akan dijaga kerahasiannya. Demikianlah harapan saya, atas kesediaan dan bantuan yang Bapak/ Ibu berikan telebih dahulu saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Nico Yuliandri Peneliti
63
PETUNJUK PENGGUNAAN ANGKET 1. Sebelum menjawab bacalah dengan teliti setiap pernyataan yang telah disediakan. 2. Tidak perlu mencantumkan nama dan identitas lain pada lembar jawaban. 3. Berilah tanda Check Clist (√) pada jawaban yang dianggap benar pada kolom ( SL ) selalu, ( SR ) sering, (KD ) Kadang-kadang ,( JR ) jarang, dan ( TP ) tidak pernah. 4. Diharapkan Bapak/Ibu, mengawasi jawaban dengan jujur, karena dapat membantu dalam pengolahnt angket ini. 5. Jawaban bapak ibu dijaga kerahasiaannya tanpa ada risiko dari pengisian angket ini. 6. Dalam memberikan jawaban Bapak/Ibu tidak perlu mendiskusikannya denagn teman lain. 7. Terima kasih atas partisipasi bapak ibu.
Padang, Januari 2013 Hormat saya
Nico Yuliandri Peneliti
64
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN PEMBINAAAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR JAWABAN NO. BUTIR
PERNYATAAN
SL SR KD JR TP 5
4
3
Pembinaan Disiplin Dalam Merencanakan Pembelajaran Mengarahkan
1 2
3
4 5
6
7
8
Kepala Sekolah memberi arahan kepada Bapak / Ibu agar membuat program tahunan tepat waktu. Kepala sekolah mengingatkan Bapak / Ibu untuk membuat program semester sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Kepala sekolah mengingatkan kepada Bapak / Ibu untuk menganalis materi pelajaran dalam menyusun program pengajaran sesuai dengan petunjuk yang ada. Membimbing Kepala sekolah memberi contoh kepada Bapak /Ibu agar membuat tes yang baik dan benar. Kepala Sekolah membimbing Bapak /Ibu menyusun program tahunan sesuai pedoman yang digunakan. Kepala Sekolah memberi contoh cara menyusun program semester agar dengan ketentuan yang berlaku. Kepala Sekolah memberi bimbingan agar Bapak / Ibu membuat persiapan mengajar setiap akan mengajar. Memotivasi Kepala Sekolah mendorong Bapak / Ibu agar
2
1
65
9
membuat program tahunan setiap awal tahun ajaran. Kepala Sekolah mendorong Bapak /Ibu agar membuat program semester tepat waktu.
Pembinaan Disiplin Dalam Melaksanakan Pembelajaran Mengarahkan
10
11
12
13
14
15
16
17
18 19 20
Kepala Sekolah memberi arahan kepada Bapak / Ibu agar dalam mengajar berpedoman kepada persiapan mengajar yang dibuat. Kepala Sekolah mengingatkan kepada Bapak / Ibu agar masuk ke kelas saat mengajar tepat waktu. Kepala sekolah menjelaskan kepada Bapak / Ibu agar dalam penyampaian materi pelajaran disesuaikan dengan waktu yang direncanakan. Kepala Sekolah memberi arahan agar dalam mengajar Bapak / Ibu menggunakan berbagai media yang telah direncanakan. Membimbing Kepala Sekolah membimbing Bapak / ibu agar menggunakan berbagai metoda dalam mengajar sesuai pedoman yang ada. Kepala Sekolah memberi bimbingan kepada Bapak / Ibu dalam melakukan interaksi belajar mengajar dikelas. Kepala Sekolah membimbing Bapak / Ibu dalam melaksanakan pelajaran remedial bagi siswa yang yang belum mencapai tujuan pembelajaran. Memotivasi Kepala Sekolah memberi peluang kepada Bapak / Ibu untuk berkreasi dalam mengajar sesuai dengan ketentuan yang ada. Kepala sekolah membimbing Bapak/ Ibu dalam menggunakan berbagai media dalam mengajar. Kepala Sekolah menuntut Bapak / Ibu untuk menganalisis tes yang telah digunakan. Kepala Sekolah meminta Bapak / Ibu mengisi daftar hadir setiap hari sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
66
Pembinaan Disiplin Dalam Mengevaluasi Pembelajaran Mengarahkan
21
22 23
24
25
26
27
28
29 30
Kepala Sekolah membimbing Bapak / Ibu dalam membuat kisi-kisi sesuai dengan ketentuan yang ada. Kepala Sekolah membimbing Bapak/Ibu dalam memberikan tes tertulis kepada siswa Kepala Sekolah memberi contoh kepada Bapak/Ibu agar membuat tes yang baik dan benar. Membimbing Kepala Sekolah memberi bimbingan kepada Bapak/Ibu dalam membuat laporan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Kepala Sekolah menuntun Bapak/Ibu memberikan tugas pengayaan pada siswa yang cepat dalam belajar. Kepala Sekolah membimbing Bapak/Ibu menggunakan soal-soal pada Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai bahan untuk soal tes yang akan diberikan kepada siswa. Memotivasi Kepala Sekolah memotivasi Bapak/Ibu meneentukan batas pelajaran guna mengetahui tugas mengajar yang dilakukan. Kepala Sekolah menanyakan kepada Bapak/Ibu tentang kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar. Kepala Sekolah memotivasi Bapak/ Ibu dalam membuat persiapan dalam mengajar. Kepala Sekolah memotivasi Bapak/ibu membuat bentuk tes yang digunakan dalam menggunakan penilaian.
67
68
Lampiran 5 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL PEMBINAAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR A. Uji Validitas Dengan Rumus Rho Spearmen Atau Tata Jenjang 1. Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Mencari validitas instrumen Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar dengan menggunakan rumus Rho Spearman atau tata jenjang sebegai berikut: rhoxy = 1-
6ΣD 2 N ( N 2 − 1)
2. Tabel Pembantu Penggunaan Rumus untuk Validitas Angket Variabel Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar
Responden
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
195 183 199 167 167 177 216 129 167 130
Jumlah
1730
Skor Max 60 45 85 40 40 30 95 10 45 10
6ΣD 2 rhoxy = 1N ( N 2 − 1)
Rank Total 3 4 2 7 7 5 1 10 7 9
Rank Max 3 4,5 2 6,5 6,5 8 1 9,5 4,5 9,5
D
D2
0 -0,5 0 1,5 1,5 -3 0 0,5 2,5 -0,5
0 0,25 0 2,25 2,25 9 0 0,25 6,25 0,25
2
20,5
69
= 1-
.
,
= 1= 1- 0,124 = 0,876 Dari hasil perhitungan diperoleh Rho = 0,876 sedangkan taraf kepercayaan 99% dengan N = 10 adalah 0,632 karena yaitu 0,876 > 0,632 maka instrumen pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar ini Valid B. Uji Reliabilitas Angket Dengan Rumus Alpha 1. Variabel Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar ∑
=
∑
Keterangan : = reliabilitas yang dicari r ∑ = jumlah varians item σ t = varians total n = jumlah item a. Langkah pertama mencari varians masing-masing item, Suharsimi (2006:196) yaitu: = ∑ x² - (∑ x)² N N
Contoh mencari soal: 1. σt = 232 – (48)²
16. σt = 173 – (41)² 10
10 10 = 232 – 230,4
10 = 173 – 168,1
70
10 = 0,16 2. σt = 232 – (48)²
10 = 0,49 17. σt = 189 – (43)² 10
10 10
10 = 232 – 230,4 10 = 0,16
= 189 – 184,9 10 = 0,41
3. σt = 223 – (47)²
18. σt = 143 – (37)² 10
10 10
10 = 223 – 220,9 10 = 0,21 4. σt = 150 – (38)² 10 10 = 150 – 144,4 10 = 0,56
= 143 – 136,9 10 = 0,61 19. σt = 173 – (41)² 10 10 = 173 – 168,1 10 = 0,49 20. σt = 250 – (50)²
5. σt = 202 – (44)² 10 10 = 202 – 193,6 10 = 0,84
10 10 = 250 – 250 10 =0 21. σt = 136 – (36)² 10 10
6. σt = 182 – (42)² 10 10
= 136 – 129,6 10 = 0,64 22. σt = 120 – (34)² 10
71
= 182 – 176,4 10 = 0,56 7. σt = 193 – (43)²
10 = 120 – 115,6 10 = 0,44 23. σt = 148 – (38)²
10 10 = 193 – 184,9 10 = 0,81 8. σt = 250 – (50)² 10 10 = 250 –250 10 =0 9. σt = 232 – (48)²
10 10 = 148 – 144,4 10 = 0,36 24. σt = 157 – (39)² 10 10 = 157 – 152,1 10 = 0,49 25. σt = 155 – (39)²
10 10
10 10
= 232 – 230,4 10 = 0,16 10. σt = 232 – (48)²
= 155 – 152,1 10 = 0,29 26. σt = 139 – (37)²
10 10
10 10
= 232 – 230,4 10 = 0,16 11. σt = 223 – (47)²
= 139 – 136,9 10 = 0,21 27. σt = 173 – (41)²
10 10 = 223 – 220,9 10 = 0,21
10 10 = 173 – 168,1 10 = 0,49
72
12. σt = 205 – (45)²
28. σt = 180 – (42)²
10 10 = 205 – 202,5 10 = 0,25 13. σt = 196 – (44)²
10 10 = 180 – 176,4 10 = 0,36 29. σt = 189– (43)²
10 10 = 196 – 193,6 10 = 0,24 14. σt = 166 – (40)² 10
10 10 = 189 – 184,9 10 = 0,41 30. σt = 136 – (36)²
10
10
= 166 – 160 10 = 0,6 15. σt = 173 – (41)²
10 = 136 – 129,6 10 = 0,64
10 10 = 173 – 168,1 10 = 0,49
b. Langkah kedua menjumlahkan hasil varians semua item (∑σ t) Rumus : (∑σ t) = σ + σ + ............... σ = 0,16 + 0,16 + 0,21 + 0,56 + 0,84 + 0,56 + 0,81 + 0 + 0,16 + 0,16 + 0,21 + 0,25 + 0,24 + 0,6 + 0,49 + 0,49 + 0,41 + 0,61 + 0,49 + 0 + 0,64 + 0,44 + 0,36 + 0,49 + 0,29 + 0,21 + 0,49 + 0,36 + 0,41 + 0,64 =11,74
73
c. Langkah ketiga, menggunakan rumus varians total (σ t) Rumus : σ²t = ∑ ² - (∑ )² N
N
= 162218– (1270)² 10 10 = 162218 – 161290 10 = 92,8 d. Langkah keempat, menggunakan rumus Alpha concbach ∑
=
∑
1
= =
1
, ,
0,1265
= (1,0344) (0,8735) = 0,9035 = 0,9035, Dari hasil perhitungan di atas diperoleh hasil sedangkan dengan 0,01 dengan N = 10 adalah 0,632. atau 0,9035 > 0,632 maka instrumen Karena pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar Reliabel.
74
75
76
77
78
79
80