ANALISIS RASIO CAMELS (DENGAN PENDEKATAN PBI No.9/1/PBI/2007) TERHADAP RETURN ON EQUITY
Lia Rachmawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mandala Jember
[email protected]
ABSTRACT Increasing competition between Islamic banks and conventional banks, Islamic banks are required to make to have a good performance in order to compete for the national banking market in Indonesia. There are several methods that can be done to measure the performance of Islamic banks and one of them is Bank Indonesia Regulation No. 9/ 1 / PBI / 2007 that the approach with CAMELS (Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity and Market Risk Sensitivity). This is a measuring instrument that has been officially designated by the Indonesian banks to calculate health Indonesia. Islamic banks in this study are two models of analysis, namely the first count CAMELS based on the financial statements of each islamic banks, and the second to analyze the weight of CAMELS in accordance with the regulations of Bank Indonesia 9 / 1 / PBI / 2007 on the financial aspect.
Semakin ketatnya persaingan antar bank syariah maupun dengan bank konvensional, membuat bank syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang bagus agar dapat bersaing dalam memperebutkan pasar perbankan nasional di Indonesia. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengukur kinerja bank syariah dan salah satunya adalah Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007 yang dalam penilaianya menggunakan pendekatan CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity Market Risk). Ini merupakan alat ukur resmi yang telah ditetapkan oleh bank Indonesia untuk menghitung kesehatan bank syariah di Indonesia. Dalam penelitian ini terdapat 2 model analisis, yaitu yang pertama menghitung CAMELS berdasarkan laporan keuangan masing – masing bank syariah, dan
yang kedua menganalisis bobot CAMELS sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No.9/ 1/PBI/2007 pada aspek keuangan saja.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain dalam penyimpanan dana dan pembiayaan kegiatan usaha. Bank syariah sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992, yang di mulai dengan beroperasinya Bank Muamalat Indonesia. Bank syariah diatur secara formal sejak diamandemennya UU No 7 Tahun 1992 dengan UU No.23 Tahun 1999.
|1|
Tabel 1. Komposisi Dana Pihak Ketiga Jumlah (Miliar) Keterangan 2005 2006 Simpanan Wadah Giro 2.045 3.416 Tabungan 60 122 Lainnya 130 210 Investasi Mudharabah Tabungan 4.181 6.088 Deposito 9.166 10.826 Total 15.582 20.672
Pertumbuhan (%) 2005 2006
Pangsa (%) 2005 2006
26.2 35.5 379,3
67.0 105.0 61,6
13.1 0,4 0,8
16.5 0,6 1,0
31.0 31,4 31.4
45.9 18,1 32.7
26.8 58,8 100,0
29.5 52,4 100,0
Sumber: Laporan Perekonomian Indonesia, 2006
Ada beberapa metode yang dapat dila- Tujuan Penelitian kukan untuk mengukur kinerja bank syariah Berdasarkan perumusan masalah terdan salah satunya adalah Peraturan Bank Insebut dapat dirumuskan tujuan penelitian donesia No.9/1/PBI/2007 yang dalam penisebagai berikut: laianya menggunakan pendekatan CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity 1. Menguji dan menganalisis pengaruh rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Sensitivity Market Risk). Ini merupakan alat (KPMM), rasio kualtas Aktiva Produktif ukur resmi yang telah ditetapkan oleh bank (KAP), rasio Operating Expense Operating Indonesia untuk menghitung kesehatan bank Income (OEOI), rasio Short Time Mistamatch syariah di Indonesia. Dalam penelitian ini ter(STM) dan Market Risk secara simultan dapat 2 model analisis, yaitu yang pertama dan parsial terhadap Return On Equity. menghitung CAMELS berdasarkan laporan keuangan masing – masing bank syariah, dan 2. Menguji dan menganalisis secara simultan dan parsial pengaruh pembobotan CAMyang kedua menganalisis bobot CAMELS ELS terhadap Return on Equity sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No.9/ 1/PBI/2007 pada aspek keuangan saja.
Perumusan Masalah
LAN DASAN TEORI Tingkat Kesehatan Bank
Kesehatan bank dapat diartikan sebagai Berdasarkan pada uraian di atas,maka kemampuan suatu bank untuk melakukan kepermasalahan penelitian ini dapat dirumuskan giatan operasional perbankan secara normal sebagai berikut: dan mampu memenuhi semua kewajibannya 1. Apakah rasio Kewajiban Penyedian dengan baik sesuai dengan cara-cara dan perModal Minimum (KPMM), rasio Kualitas aturan perbankan yang berlaku .Pengertian Aktiva Produktif (KAP), Rasio Operating tentang kesehatan bank mencakup kegiatan ExpenseOperating Income (OEOI), Rasio suatu bank untuk melaksanakan keseluruhan Short Time Mistamatch (STM), dan Market kegiatan usaha perbankan yang meliputi: Risk secara bersama-sama maupun parsial (kasmir,2006:22) berpengaruh terhadap Return On Equity? Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 ten2. Apakah pembobotan nilai akhir faktor tang perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang CAELS secara bersama-sama maupun perbankan,pembinaan dan pengawasan bank parsial berpengaruh terhadap Return On Equity? | 2 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
dilakukan oleh Bank Indonesia. Undang-undang tersebut menciptakan: 1.
2.
3.
4.
5.
Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan bank wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian;
Guna menilai kesehatan suatu bank diperlukan adanya tolak ukur yang dapat digunakan secara obyektif dan sistematis. Dalam hal ini Bank Indonesia sudah menetapkan batasan-batasan tertentu yang merupakan penilaian kualitatif, kuantitatif, dan Dalam memberikan kredit atau pembiaya- judgement. Unsur-unsur penilaian tersebut an berdasarkan prinsip syariah dan mela- disebut CAMELS (Capital, Assets Manajemen, kukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib Earning, Liquidity, Sensitivty Market Risk) menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank; Capital Asset Manajemen Earning Liquidity Bank wajib menyampaikan kepada Bank Sensitivty Market Risk Indonesia segala keterangan dan penjePerhitungan kinerja keuangan bank syalasan mengenai usahanya menurut tata riah menurut peraturan Bank Indonesia No.9/ cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; 1/PBI/2007 tentang system penilaian tingkat Bank atas permintaan Bank Indonesia wajib kesehatan bank umum berdasarkan prinsip memberikan kesempatan bagi pemerik- syariah adalah sebagai berikut: saan buku-buku dan berkas-berkas yang a. Capital ada padanya serta wajib memberikan banRasio permodalan ini berfungsi untuk tuan yang diperlukan dalam rangka memmengukur kemampuan bank dalam menyeperoleh kebenaran dari segala keterangan, rap kerugian-kerugian yang tidak dapat dokumen dan penjelasan yang dilaporkan dihindari lagi serta dapat pula digunakan oleh bank yang bersangkutan; untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau mengukur kekayaan Bank Indonesia melakukan pemeriksaan yang dimiliki oleh pemegang sahamnya. terhadap bank,baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan. Bank Indonesia dapat menugaskan akuntan public untuk dan atas kuasa Bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap bank;
6.
7.
perhitungan laba rugi dalam waktu dna bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca dan perhitungan laba rugi tahunan serta penjelasannya,laporan keuangan berkala lainnya dalam bentuk dan waktu yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Neraca dan perhitungan laba rugi tahunan wajib terlebih dahulu di audit oleh akuntan publik; Bank wajib mengumumkan neraca dan
Penilaian kuantitatif faktor permodalan dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) merupakan perbandingan antara jumlah modal bank terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Besarnya KPMM suatu bank dapat dihitung dengan rumus berikut: KPMM = MODAL X 100% ATMR
| 3 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
b. Rasio Kualitas aktiva produktif (KAP) Rasio ini digunakan untuk mengetahui aktiva kualitas produktif,yaitu penanaman dana bank dalam rupiah atau valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain, dan penyertaan. Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal. Selain itu penilaian kualitas asset dimaksudkan untuk menilai kondisi asset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.
income (OEOI).Rasio ini menunjukkan perbandingan antara operation expense dengan operating income, yang dapat menunjukkan kemampuan manajemen dalam meminimalkan risiko operasional bank. d. Earning (rentabilitas) Sesuai dengan SK. DIR. BI No 9/1/PBI/ 2007 komponen-komponen rentabilitas adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung ekspansi danmenutuprisiko,sertatingkatefisiensi2)Diversifikasipendapatantermasuk
Penilaian kuantitatif kualitas aset dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap rasio:
kemampuan bank untuk mendapatkan fee based income, dan diversifikasi penanaman dana, serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya
KAP = 1 – APYD (DPK, KL, D, M) Aktiva produktif
c. Manaj emen
Penilaian rentabilitas merupakan penilaian terhadap kondisi dan kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan permodalan (SE. No.9/24/DPbS)
Sesuai dengan SK. DIR. BI No 9/1/PBI/ 2007 komponen-komponen kualitas aset produktif adalah sebagai berikut: 1) Kualitas manajemen umum, penerapan manajemen resiko terutama pemahaman manajemen atas resiko bank.
Rasio rentabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bak dalam menghasilkan laba. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Operational Margin (NOM)
2) Kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku, komitmen kepada Bank Indonesia maupun pihak lain, dan kepatuhan terhadap prinsip syariah termasuk edukasi pada masyarakat pelaksanaan fungsi sosial Aspek Manajemen bank di nilai oleh Bank Indonesia dengan menggunakan kuesioner yang harus direspons oleh pengelola bank dalam rangka mengetahui dan memetakan kualitas manajemenya. Informasi ini merupakan informasi yang sangat privat, sehingga sulit memperolehnya. Sebagai alternative, dapat digunakan pemeringkatan bank oleh lembaga independen atau dengan menggunakan rasio keuangan yaitu rasio operating expense to operating | 4 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
NOM = (PO- DBH)-BO Rata – rata AP e.
Liquidity Sesuai dengan SK. DIR. BI No 9/1/PBI/ 2007 komponen-komponen likuiditas adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek, potensi maturitymismatch, dan konsentrasi sumber pendanaan.
2) Kecukupan kebijakan pengelolaan li- Tabel 2. Ketentuan Bobot Penilaian Kinerja Keuangan Rasio Bobot kuiditas, akses kepada sumber penPeringkat Permodalan 25% danaan, dan stabilitas pendanaan. Peringkat Kualiatas Aktiva
50%
Produktiv Rasio likuiditas digunakan untuk Peringkat Rentabilitas 10% menganalisis kemampuan bank dalam Peringkat Liquiditas 10% memenuhi kewajiban-kewajibanya. Peringkat Sesitivitas terhadap 5% Suatu bank dinyatakan likuid apabila Pasar bank tersebut dapat memenuhi kewa- Sumber: Lampiran Surat Edaran No.9/24.DPbS Perihal Sistem Penilaian jiban hutangnya, dapat membayar Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. kembali semua simpanan nasabah, Standard Penetapan Peringkat sesuai dengan SE serta dapat memenuhi permintaan kreNo.9/24.DPbs: dit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Dalam penelitian ini rasio likui- a. Faktor Finansial (CAELS) Peringkat faktor keuangan ditetapkan daditas yang digunakan adalah Short lam 5 (lima) peringkat sebagai berikut: Term Mistamatch (STM)
STM = Aktiva Jangka Pendek x 100 % Kewajiban Jangka Pendek
f. Sensitivitas terhadap risiko pasar Sesuai dengan SK. DIR. BI No 9/1/PBI/ 2007 komponen-komponensensitivitas adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan modal Bank atau UUS mengkover potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi 2) Kecukupan penerapan manajemen risiko pasar. Adapun formula dan indikator pendukung aspek sensitivitas terhadap aspek pasar yaitu: MR =
Eksess Modal X 100% Potential Loss Nilai Tukar
Proses penilaian peringkat kinerja keuangan dilaksanakan dengna pembobotan atas nilai peringkat faktor permodalan, kualitas asset, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap pasar.
1. Peringkat 1, mencerminkan bahwa kondisi keuangan bank atau UUS tergolong sangat baik dalam mendukung perkembangan usaha dan mengantisipasi perubahan kondisi perekonomian dan industry keuangan. Bank memiliki kemampuan yang kuat dalam mendukung rencana pengembangan usaha dan pengendalian risiko apabila terjadi perubahan yang signifikan pada industry perbankan. 2. Peringkat 2, mencerminkan bahwa kondisi keuangan Bank atau UUS tergolong baik dalam mendukung perkembangan usaha dan mengantisipasi perubahan kondisi perekonomian dan industry keuangan.Bank atau UUS memiliki kemampuan keuangan yang memadai dalam mendukung rencana pengembangan usaha dan pengendalian risiko apabila terjadi perubahan yang signifikan pada industry perbankan. 3. Peringkat 3, mencerminkan bahwa kondisi Bank atau UUS tergolong cukup baik dalam mendukung perkem-
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 | 5 |
bangan usaha dan mengantisipasi perubahan kondisi perekonomian dan industry keuangan. Bank memeiliki kemampuan keuangan untuk mendukung rencana pengembangan usaha namun dinilai belum memadai untuk mengendalikan risiko apabila terjadi kesalahan dalam kebijakan dan perubahan yang signifikan pada industry perbankan. 4. Peringkat 4, mencerminkan bahwa kondisi keuangan Bank atau UUS tergolong kurang baik dan sensitif terhadap perubahan kondisi perekonomian dan industry keuangan.Bank mengalami kesulitan keuangan yang berpotensi membahayakan kelangsungan usaha. 5. Peringkat 5, mencerminkan bahwa kondisi keuangan Bank atau UUS yang buruk dan I sangat sensitive terhadap pengaruh negative perekonomian serta industri keuangan. Bank mengalami kesulitan keuangan yang mebahayakan kelangsungan usaha dan tidak dapat diselamatkan. b. Faktor Manajemen 1) Peringkat A = Manajemen Bank Sangat Baik 2) Peringkat B = Manajemen Bank Baik 3) Peringkat C = Manajemen Bank Cukup Baik
bilitas perusahaan adalah dengan menggunakan rasio ROE atau Retun On Equity. ROE = Laba Bersih Modal Rata-rata
Penelitian Sebelumnya Sebelumnya telah ada beberapa penelitian yang menggunakan teori kinerja keuangan sebagai alat analisisnya. J.P Sitanggang dan Wangsit Supeno (2009) melakukan penelitian tentang Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Return On Equity Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Jabotabek. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui parameter – parameter komponen factor CAMEL terhadap Return On Equity, mengetahui pengaruh hasil pembobotan factor CAMEL terhadap Return On Equity dan mengetahui pengaruh penilaian tingkat kesehatan bank, total assets dan usia BPR secara bersama-sama maupun parsial terhadap Return On Equity. Populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah kumpulan data historis yang berupa rasio-rasio CAMEL pada 40 BPR di Jabotabek yang dipublikasikan pada tahun 2005 dan 2006. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan factorfaktor CAMEL berpengaruh pada Return On Equity, Hasil pembobotan factor CAMEL, secara simultan juga berpengaruh terhadap Retun On Equity, dan penelitian ini juga menunjukkan bahwa total asset dan usia BPR berpengaruh terhadap ROE.
Almilia dan Winny Herdiningtyas (2005) melakukan penelitian tentang kondisi bermasalah pada perbankan swasta di Indonesia periode 2000-2002.Tujuan dari penelitian ini Return On Equity adalah untuk memberikan bukti empiris tenSalah satu faktor yang menjadi bahan tang factor-faktor yang mempengaruhi kondisi pertimbangan investor dalam berinvestasi adakebangkrutan dan kesulitan keuangan perlah kemampuan perusahaan dalam membankan. Faktor-faktor yang diuji dalam peneliperoleh laba. Rasio yang digunakan dalam petian ini adalah rasio CAMEL sesuai dengan kenelitian ini untuk mengukur tingkat profita 4) Peringkat D = manajemen Bank Kurang Baik
| 6 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
tentuan Bank Indonesia,yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), ATTM (Aktiva Tetap Terhadap Modal), APB (Aktiva Tetap Terhadap Modal), APB (Aktiva Produktif Bermasalah), NPL (Non Performing Loan), PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif), ROA (Return On Assets), ROE (Return on Equity), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) serta LDR (Loan to Deposit Ratio). Sampel penelitian ini terdiri dari 16 bank sehat, 2 bank yang mengalami kebangkutan dan 6 bank yang mengalami kesulitan keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan rasio yang memiliki perbedaan signifikan antara bank bermasalah dengan bank tidak bermasalah adalah CAR, APB, NPL, PPAP, ROA, NIM, serta BOPO
ngan bank konvensional,membuat bank syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang bagus agar dapat bersaing dalam memperebutkan pasar perbankan nasional di Indonesia. Selain itu BI juga semakin memperketat dalam pengaturan dan pengawasan perbankan nasional. Salah satu penilaian kinerja yang dapat dilakukan adalah dengan menilai kinerja keuangan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank. Karena kinerja keuangan dapat menunjukkan kualitas bank melalui perhitugan rasio keuangannya. Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja keuangan berdasarkan PBI No.9/ 1.PBI/2007 adalah dengan menggunakan pendekatan CAMELS (Capital, AssetsManajemen, Earning, Liquidity, dan Sensitivity Market Risk), namun dalam penelitian ini, aspek manajemen tidak termasuk dalam aspek yang di analisis karena bukan bagian dari aspek keuangan suatu perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dilihat secara keseluruhan selama enam periode pengamatan ini mencerminkan bahwa kondisi keuangan bank syariah mandiri tergolong baik dalam mendukung perkembangan usaha dan mengantisipasi perubahan kondisi perekonomian dan industry keuangan. Serta Bank Syariah Mandiri memiliki kemampuan keuangan yang memadai dalam mendukung rencana pengembangan usaha dan pengendalian risiko apabila terjadi perubahan yang signifikan pada industri perbankan.
Suardana (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh rasio camel terhadap return saham. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana rasio CAMEL mempengaruhi return saham. Jika pemegang saham mendapat return yang tinggi untuk lembaga keuangan bank yang memiliki rasio-rasio keuangan CAMEL yang baik,ini berarti pasar memberikan resposn yang siginifikan. Demikian juga sebaliknya jika rasio-rasio keuangan CAMEL tidak berpengaruh terhadap return saham, berarti pasar kurang merespons atau pelaku pasar modal memiliki informasi lain yang lebih relevan baginya untuk membuat keputusan investasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara silmultan CAMEL berpengaruh positif terhadap return saham,namun secara parsial hanya rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) Syarif (2006) melakukan penelitian yang berpengaruh positif terhadap return saham. mengenai analisis pengaruh rasio-rasio camKusumo (2008) melakukan penelitian els terhadap net interest margin (study empiris mengenai analisis kinerja keuangan bank pada bank-bank yang listed di Bursa Efek Jakarta Syariah Mandiri periode 2002-2007 (dengan periode tahun 2001-2004). Penelitian ini dilapendekatan PBI No.9/1/PBI/2007). Penelitian kukan dengan tujuan untuk melihat sejauh ini dilakukan dengan tujuan, semakin ketatnya mana rasio camels berpengaruh teradap net persaingan anatar bank syariah maupun de- interest margin,sehingga pihak manajemen
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 | 7 |
dapat menjadikan dasar pengambilan keputusan atau kebijakan-kebijakan dalam perencanaan pengelolaan dana dalam upaya meningkatkan net interest margin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial CAR, LDR, dan BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap NIM, sedangkan ROA dan LDR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap NIM. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa CAR, LDR, BOPO, ROA dan LDR berpengaruh signifikan positif terhadap variable NIM. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa variabel yang berpengaruh paling besar adalah NPL kemudian berturut-turut BOPO dan CAR, dimana ketiga variabel tersebut (NPL, BOPO dan CAR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap NIM. Berdasar hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa manajemen bank perlu memperhatikan NPL, karena NPL merupakan variable yang paling dominan dan konsisten dalam mempengaruhi NIM, artinya manajemen bank perlu menjaga NPL agar tetap dibawah 5% seperti yang ditunjukkan oleh rata-rata NPL bank sebesar 4,76%. Sehingga manajemen bank harus dapat menjaga NPL agar rendah dengan cara lebih hati-hati dalam penyaluran kredit dan melakukan penagihan lebih efektif. Simorangkir (2002) melakukan penelitian analisis risiko camel terhadap risiko investasi pada saham perusahaan perbankan di bursa efek Jakarta.tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh camel terhadap risiko investasi yang timbul pada perusahaan perbankan dan menganalisis unsure camel yang paling dominan dan paling signifikan yang mempengaruhi risiko investasi yang timbul pada saham perbankan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik secara parsial dan secara simultan CAR, RORA, ROA, NPM, dan CMR berpengaruh secara signifikan terhadap risiko investasi. Berdasarkan telaah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tersebut memi-
| 8 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
liki kesamaan dengan penelitian yang penulis lakukan,yaitu bahwa sama-sama menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis data. Namun yang membedakan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan dengan penulis adalah rasio keuangan yang digunakan untuk melakukakan analisis data berbeda dengan penelitian yang telah ada sebelumnya. Pada penelitian ini penulis menggunakan rasio keuangan sebagai berikut: kewajiban penyediaan Modal Minimum (KPMM), kualitas aktiva produktif (KAP), BOPO, Net Operating Margin (NOM), short term mistmatch (STM), sensitivitas terhadap risiko pasar (MR), dan menghitung return on equity.
Kerangka Pemikiran Teoritis Berdasarkan telaah pustaka di atas, maka kerangka pemikiran yang diajukan pada penelitian ini adalah:
C
A
ROE
M
E
L
Gambar 1 Kerangka
S
Pemikiran Teoritis I
Dimana: C = Rasio Kewajiban Modal Minimum (KPMM) A = Rasio Kualitas Aktiva Produktiv M = Rasio Operating Expense Operating Income E = Rasio Net Operational Margin L = Rasio Short Time Mistamatch S = Risk Market
Langkah kedua dalam melakukan penelitian ini adalah menghitung Bobot Nilai Akhir Kredit Tingkat Kesehatan Bank pada masing-masing parameter factor CAELS tersebut dan dijadikan variable independen selanjutnya akan diteliti pengaruhnya terhadap Return On Equity (ROE) Bobot Nilai Akhir Kredit TKS KPMM Z1 KAP
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,yaitu penelitian yang menganalisis data yang berbentuk angka.Sedangkan menurut kegunaannya penelitian ini penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang hendak membuat gambaran suatu peristiwa atau gejala secara sistematis dan faktual dengan penyusunan yang akurat
Z2 ROE
Z3 Z4
Z5
Populasi dan Sampel
NOM
STM MR
G ambar 2 Kerangka Pemikiran Teoritis 2 Dimana:
ROE = Retun On Equity Z1
= Bobot KPMM
Z2 Z3 Z4
= Bobot KAP = Bobot NOM = Bobot STM
Z5
= Bobor MR
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka, hasil penelitian sebelumnya dan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Ha1: Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), rasio kualtas Aktiva Produktif (KAP), rasio Operating Expense Operating Income (OEOI), rasio Short Time Mistamatch (STM) dan Market Risk secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Return On Equity. 2. Ha2: Pembobotan CAELS secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Return on Equity
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah.Sampel diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Adapun sampel perusahan yang dipilih dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1.
Bank Umum Syariah yang menjalankan usahanya mulai tahun 2004 - 2011
2.
Bank Umum Syariah yang mempublikasian laporan keuangan secara terus menerus mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2011.
3.
Bank Umum Syariah yang melaporkan laporan keuangan pada Bank Indonesia
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan. Data diperoleh dari Bank Indonesia, dan website masing-masing Bank Umum Syariah.
Identifikasi Variabel dan Pengukuran Berdasarkan pada pokok permasalahan dan hipotesis yang diteliti, maka variabel yang
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 | 9 |
di teliti meliputi dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Hipotesis 1 1. Variabel Terikat Dalam peneltian ini, variabel terikat yang diganakan adalah: CAMELS, yang di ukur dengan rasio KPMM, KAP, OEOI, NOM, STM dan MR. 1.
Rasio Permodalan (Capital), diukur dengan: KPM M = M tier1 ,M tier2,M tier3 -Penyertaan x 100 ATM R
Dimana: Mtier1 : Modal Inti Mtier2 : Modal pelengkap Mtier3: Modal pelengkap tambahan Penyertaan: Penanaman dana Bank dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah atau jenis transaksi tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat. Bank memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah. ATMR: aktiva tertimbang menurut risiko Kriteria penilaian peringkat: Peringkat 1 = KPMM > 12% Peringkat 2 = 9 % < KPMM < 12 % Peringkat 3 = 8% < KPMM < 9 % Peringkat 4 = 6 % < KPMM < 8% Peringkat 5 = KPMM < 6% 2.
Rasio Kualitas Aktiva Produktif KAP = 1 – APYD (DPK,KLD,D,M) Aktiva produktif
Dimana: 1. APYD:aktiva produktif yang diklasifikasikan meliputi: a. 25 % dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus; b. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar c. 75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan. d. 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet. 2. Aktiva produktif: Penanaman bank dalam bentuk kredit,surat berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan. Kriteria penilaian peringkat: Peringkat 1 = KAP > 0,99 Peringkat 2 = 0,96 < KAP < 0,99 Peringkat 3 = 0,93 < KAP < 0,96 Peringkat 4 = 0,90 < KAP < 0,93 Peringkat 5 = KAP < 0,90 3. Rasio BOPO Aspek manajemen bank dinilai oleh bank Indonesia dengan menggunakan kuisioner yang harus direspons oleh pengelola bank dalam rangka mengetahui dan memetakan kualitas manajemennya. Informasi ini merupakan informasi yang sangat privat sehingga sulit memperolehnya. sebagai alternative, dapat digunakan pemeringkatan bank oleh lembaga independen dengan menggunakan rasio keuangan yaitu rasio Operating Expense to Operating Income (OEOI) yang menunjukkan manajemen risiko operasional bank. rasio ini merupakan perbandingan antara operating expense dengan operating income. Formula perhitungan rasio OEOI adalah sebagai berikut:
OEOI = Operating Expense Operating Income
| 10 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
4. Rasio rentabilitas (earning) NOM = (PO-DBH)-BO Rata-rata AP
Dimana: NOM
= Net Operating Marjin
PO
= Pendapatan Operasional
DBH
= Distribusi bagi hasil
BO
= Biaya Operasional
Ekses Modal = kelebihan atas modal minimum yang ditetapkan untuk mengcover risiko pasar akibat pergerakan nilai tukar Potential loss nilai tukar = Risiko kerugian yang timbul akibat pergerakan nilai tukar yang berlawanan dengan perkiraan bank
Rata-rata aktiva produktif = merupakan ratarata aktiva produktif 12 bulan terakhir
Krietria penilaian peringkat:
Kriteria penilaian peningkatan: Peringkat 1 = NOM >3
Peringkat 2 = 10%. MR < 12 %
Peringkat 2 = 2% < NOM < 3%
Peringkat 4 = 6%.MR< 8%
Peringkat 3 = 1,5 % < NOM < 2%
Peringkat 5 = MR < 6%
Peringakt 4 = 1 % < NOM < 1,5 % Peringkat 5 = NOM < 1 % 5. Rasio Likuiditas STM = Aktiva jangka pendek Kewajiban jangka pendek
Dimana; STM = Short Term Mismatch Aktiva jangka Pendek = Aktiva likuid kurang dari 3 bulan selain kas, SWBI dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Kewajiban Jangka pendek = Kewajiban likuid kurang dari 3 bulan Kriteria penilaian peringkat: Peringkat 1 = STM > 25 % Peringkat 2 = 20 % < STM < 25 % Peringkat 3 = 15 % < STM < 20 % Peringkat 4 = 10 % < STM < 15 % Peringkat 5 = STM < 10 % 6.
Dimana MR = Market Risk
Rasio sensitivitas terhadap risiko pasar MR = Ekses Modal Potential Loss nilai tukar
Peringkat 1 = MR.12 % Peringkat 3 = 8%.MR < 10%
2. Variabel Bebas Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah Return On Equity Variabel bebas yang digunakan dalam peneltian ini adalah:Return On Equity (ROE). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga menarik para investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Return On Equity di peroleh dengan cara: RO E = La ba Bersi h Modal Rata – rata
Hipotesis 2 1. Variabel Terikat Dalam peneltian ini, variabel terikat yang diganakan adalah Bobot CAELS,sesuai dengan SE No.9/24/DPbS yaitu peringkat permodalan (KPMM), Peringkat Kualitas Aktiva Produktiv (KAP), Peringkat Rentabilitas (NOM), Peringkat Likuiditas (STM), dan Peringkat Sensitivitas Terhadap Risiko Pasar (MR). Variabel Terikat yang digunakan pada hipotesis 2 penelitian ini adalah bobot peniVol. 2 No. 2 Desember 2014 | 11 |
laian kinerja keuangan sesuai dengan SE No.9/24/DPbs, yaitu bobot penilaian kinerja keuangan bank umum syariah pada aspek keuangan (CAELS), yaitu: Tabel.3. Ketentuan Bobot Penilaian Kinerja Keuangan
Rasio Peringkat Permodalan Peringkat Kualiatas Aktiva Produktiv Peringkat Rentabilitas Peringkat Liquiditas Peringkat Sesitivitas terhadap Pasar
Bobot 25% 50% 10% 10% 5%
Sumber: Lampiran Surat Edaran No.9/24.DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
Standard Penetapan Peringkat sesuai dengan SE No.9/24.DPbs Faktor Finansial (CAELS) Peringkat faktor keuangan ditetapkan dalam 5 (lima) peringkat sebagai berikut:
1. Peringkat 1, mencerminkan bahwa kondisi keuangan bank atau UUS tergolong sangat baik dalam mendukung perkembangan usaha dan mengantisipasi perubahan kondisi perekonomian dan industry keuangan. Bank memiliki kemampuan yang kuat dalam mendukung rencana pengembangan usaha dan pengendalian risiko apabila terjadi perubahan yang signifikan pada industry perbankan. 2. Peringkat 2, mencerminkan bahwa kondisi keuangan Bank atau UUS tergolong baik dalam mendukung perkembangan usaha dan mengantisipasi perubahan kondisi perekonomian dan industry keuangan.Bank atau UUS memiliki kemampuan keuangan yang memadai dalam mendukung rencana pengembangan usaha dan pengendali-
| 12 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
an risiko apabila terjadi perubahan yang signifikan pada industry perbankan. 3. Peringkat 3, mencerminkan bahwa kondisi Bank atau UUS tergolong cukup baik dalam mendukung perkembangan usaha dan mengantisipasi perubahan kondisi perekonomian dan industry keuangan. Bank memeiliki kemampuan keuangan untuk mendukung rencana pengembangan usaha namun dinilai belum memadai untuk mengendalikan risiko apabila terjadi kesalahan dalam kebijakan dan perubahan yang signifikan pada industry perbankan. 4. Peringkat 4, mencerminkan bahwa kondisi keuangan Bank atau UUS tergolong kurang baik dan sensitif terhadap perubahan kondisi perekonomian dan industry keuangan.Bank mengalami kesulitan keuangan yang berpotensi membahayakan kelangsungan usaha. 5. Peringkat 5, mencerminkan bahwa kondisi keuangan Bank atau UUS yang buruk dan sangat sensitive terhadap pengaruh negative perekonomian serta industri keuangan. Bank mengalami kesulitan keuangan yang mebahayakan kelangsungan usaha dan tidak dapat diselamatkan. 2. Variabel Bebas Variable yang digunakan pada penelitian model 2 ini adalah Return On Equity (ROE) masing-masing bank umum syariah. Teknik Analisis Untuk menyelesaikan pokok permasalahan yaitu menguji pengaruh CAMELS terhadap Return On Equity, maka langkah – langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:
Model Hipotesis 1
Uji Asumsi Klasik
1.
Menentukan Variabel Bebas,yaitu CAMELS, yang diproksikan oleh rasio KPMM, KAP, OEOI, NOM, STM, dan MR. Menentukan variabel terikat yaitu Return On Equity
2.
Menguji pengaruh rasio CAMELS yang telah di hitung dan di klasifikasikan terhadap Return On Equity dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda. Model regresi berganda yang digunakan adalah: Y =
a+1Cit 2Ait 3Mit 4E\it 5Lit 6 S i t + eit +
+
+
+
Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas agar diperoleh data yang benar-benar valid dari adanya bias dan penyimpangan. Berikut ini diuraikan uji yang dimaksud. 1.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi data residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data dengan analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat dengan Kolmogorov – Smirnov tes (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
+
Keterangan Y = Return On Equity ‘a = Konstanta ‘f3 = Koefiesn Regresi
H0 = Data residual berdistribusi normal H = Data residual tidak berdistribusi normal
X1 = KPMM = kewajiban Penyediaan Modal Minimum X2 = KAP= Kualitas Aktiva Produktiv
a
2.
X4 = NOM = Net Operational Margin X5 = STM = Short Term Mismatch X6 = MR = Market Risk
Model Hipotesis 2 1.
Menentukan variabel bebas, yaitu bobot penilaian kinerja keuangan bank umum syariah sesuai dengan peraturan Bank Indonesia SE. no9/24/DPbs pada aspek Finansial atau CAELS. Dan variable terikat yang digunakan adalah Return On Equity.
2.
Menguji pengaruh bobot penilaian kinerja bank umum syariah terhadap Return On Equity.
Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali (2001), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).
X3 = OEOI = Operating Expense Operating Income
e = Standart error (tingkar kesalahan yang mungkin terjadi)
Uji Normalitas
3.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin – Watson (DW test) (Ghozali, 2001).
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 | 13 |
4. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Statistik Uji ini dilakukan untuk menguji seberapa jauh derajat yang berpengaruh dari masingmasing varibel pada model tersebut. Uji statistik yang perlu dilakukan adalah uji T dan uji F.
Uji T
Jumlah Bank Syariah telah berkembang pesat sejak tahun 1998 dengan pertumbuhan 54 % pertahun. Sampai dengan tahun 2006 telah beroperasi 3 Bank Umum Syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 2004 sampai tahun 2011.
Statisti k Deskriptif Varia bel Penelitia n Statistik Deskriptif Variabel Model Hipotesis 1
Uji T dilakukan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun langkah – langkah pengujian adalah sebagai berikut (Gujarati,2005:207): 1.
Merumuskan hipotesis
2.
Menentukan level of significant:5 %
3.
Membandingkan nilai probabilitas dengan koefisien signifikan (a) Jika probabilitas < a, H0 di tolak Jika probabilitas > a, H0 diterima
4.
Muamalat Indonesia. Bank Syariah di atur secara formal sejak diamandemennya UU No 7 tahun 1992 dengan UU No.10 Tahun 1998 dan UU no 23 Tahun 1999.
Membuat kesimpulan.
Uji F Berguna untuk mengetahui pengaruh yang nyata atau tidak nyata variabel bebas secara bersama-sama/simultan terhadap variabel terikat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Obyek Penelitian Gambaran Umum Sampel Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah, yaitu aturan per janjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain dalam penyimpanan dana dan pembiayaan kegiatan usaha. Bank syariah sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992, yang dimulai dengan beroperasinya Bank | 14 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
Variabel yang digunakan dalam model penelitian 1 ini adalah hasil perhitungan kinerja keuangan bank umum syariah atau CAMELS, yang terdiri dari rasio KPMM, KAP, BOPO, NOM, STM, dan MR. Berikut ini disajikan statistik deskriptif untuk masing- masing variable yang digunakan dalam penelitian ini pada Bank Umum Syariah. Hasil perhitungan pada tabel 5 menunjukkan hasil yang baik, yaitu standart deviasi rasio ROE, KPMM, KAP, BOPO, NOM, STM, dan MR lebih kecil dari rata-rata atau mean, berarti bahwa penyimpangan yang terjadi pada variabel tersebut lebih kecil dari rata-rata.
Statistik Deskriptif Variabel Model Hipotesis 2 Variabel yang digunakan dalam model penelitian 2 adalah bobot hasil perhitungan kinerja keuangan bank umum syariah sesuai dengan SE. No.9/24/DPbs, pada aspek ke-
uangan yang terdiri dari bobot rasio KPMM, KAP, NOM, STM, dan MR. Berikut ini disa-
jikan statistik deskriptif masing- masing variabel dalam penelitian model 2.
Tabel 5 Statistics Decriptive N
ROE 24 0 29.2429 22.7600 4.87a 17.13705 4.87 64.84
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum
KPMM 24 0 1.0753 1.0837 1.11 .09475 .90 1.33
KAP 24 0 .9733 .9700 .99 .01404 .95 .99
BOPO 24 0 1.9083 1.9000 1.83a .04424 1.83 1.98
NOM 24 0 2.3146 2.2650 .14a 1.48736 .14 5.46
STM 24 0 1.6425 1.6674 1.67a .15865 1.28 1.94
MR 24 0 1.3874 1.3571 .69a .28167 .69 1.81
Table 5 Statistics Decriptive ROE N
Valid Missing
24 0 1.3874 1.3571 .69a .28167 .69 1.81
Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum
KPMM 24 0 .3917 .3700 .25 .15497 .25 .75
KAP 24 0 .1794 .1761 .10 .08230 .10 .40
NOM 24 0 .4304 .3000 .20a .38716 .10 2.
STM 24 0 .3071 .1850 .10 .25974 .08 1.00
MR 24 0 .3257 .1950 .05 .04312 .03 2.00
Tabel 6 Correlations Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
ROE KPMM KAP BOPO NOM STM MR ROE KPMM KAP BOPO NOM STM MR ROE KPMM KAP BOPO NOM STM MR
ROE 1.000 -.015 -.090 -.376 .096 -.011 .939 . .473 .338 .035 .328 .480 .000 24 24 24 24 24 24 24
KPMM -.015 1.000 -.270 .070 -.016 .297 -.013 .473 . .101 .372 .471 .079 .477 24 24 24 24 24 24 24
KAP -.090 -.270 1.000 .046 -.540 -.484 -.077 .338 .101 . .416 .003 .008 .361 24 24 24 24 24 24 24
BOPO -.376 .070 .046 1.000 .077 .061 -.383 .035 .372 .416 . .360 .388 .032 24 24 24 24 24 24 24
NOM .096 -.016 -.540 .077 1.000 .211 .159 .328 .471 .003 .360 . .161 .229 24 24 24 24 24 24 24
STM -.011 .297 -.484 .061 .211 1.000 .070 .480 .079 .008 .388 .161 . .373 24 24 24 24 24 24 24
MR .939 -.013 -.077 -.383 .159 .070 1.000 .000 .477 .361 .032 .229 .373 . 24 24 24 24 24 24 24
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 | 15 |
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5 menunjukkan hasil yang baik,yaitu standart deviasi untuk rasio ROE, KPMM, KAP, BOPO, NOM, STM, dan MR lebih kecil dari rata-rata atau mean, yang berarti bahwa penyimpangan yang terjadi pada variable tersebut lebih kecil dari rata-rata.
bahwa hanya satu variable yang mempunyai pearson korelasi lebih dari 0,05 dengan tingkat signifikansi kurang dari 0,05,yaitu pada Market Risk (MR). Atau dengan kata lain factor CAMELS yang berkorelasi kuat dengan ROE adalah MR. Untuk mengetahui korelasi dan koefisien determinasi secara simultan pada penelitian model 1, dapat di kerahui dengan menggunakan analisis regresi berganda.Hasil analisis tersebut adalah sbb: Tabel di atas menunjukkan korelasi antara Return On Equity dengan rasio CAMELS adalah kuat karena R = 0,899 > 0,5. Sedangkan R square sebesar 0,948, atau dengan kata lain 94,8 % perubahan dari Return On Equity di sebabkan oleh rasio CAMELS, sedangkan sisanya 5,2 % di sebabkan oleh factor lain. Uji hipotesis pengaruh simultan untuk penelitian model 1 ini,dapat di lihat pada table anova, hasil dari analisis regresi berganda. Hasil analisis tersebut sbb:
Hasil Analisis Data Hasil Analisis Regresi Berganda Dan Uji Asumsi Klasik Hipotesis 1 Hasil Analisis Regresi Berganda penelitian hipotesis 1 Penelitian model 1 ini menguji pengaruh rasio KPMM, KAP, BOPO, NOM, STM, dan MR terhadap ROE.Untuk itu penelitian model 1 ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi berganda seperti tabel 6: Table correlation menunjukkan korelasi antara variable independen dengan variable dependen. Korelasi di katakan kuat apabila mempunyai pearson correlation atau korelasi > 0,5 (tanda negative di abaikan) dengan tingkat signifikansi < 0,05. Dari hasil analisis regresi berganda pada tabel di atas menunjukkan
Tabel 8 menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama- sama variable independen yaitu rasio CAMELS berpengaruh terhadap
b
Tabel 7 Model Summary Model
dimension0
1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
.948a
.899
.864
6.32274
1.705
a. Predictors: (Constant), MR, KPMM, NOM, STM, BOPO, KAP b. Dependent Variable: ROE b
Tabel 8 ANOVA
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 6074.996 679.610 6754.606
Df
a. Predictors: (Constant), MR, KPMM, NOM, STM, BOPO, KAP b. Dependent Variable: ROE
| 16 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
Mean Square 6 1 7
1012.499 39.977
F 25.327
Sig. .000a
Return On Equity. Hal itu terlihat dari tingkat signifikansi F yang sebesar 0,000 < 0,05. Persamaan regresi berganda untuk penelitian hipotesis 1 ini, yang menguji pengaruh rasio CAMELS terhadap ROE, dapat diperoleh dari hasil analisis di bawah ini:
Uji hipotesis secara parsial dari table di atas menunjukkan bahwa hanya terdapat satu variable yang siginifikan, yaitu variable MR dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Atau dengan kata lain, pada penelitian model 1 ini secara parsial factor CAMELS yang berpengaruh terhadap ROE adalah Market Risk atau MR.
a
Tabel 9 Coefficients
Unstandardized Coefficients
Model 1
B Std. Error (Constant) 120.380 142.584 KPMM -1.004 15.086 KAP -1 60.996 130.466 BOPO 4.987 33.337 NOM -1.194 1.111 STM -12.816 9.769 MR 58.344 5.213
Standardized Coefficients
T
Sig.
Beta -.006 -.132 .013 -.104 -.119 .959
Collinearity Statistics Tolerance
.844 -.067 -1.234 .150 -1.075 -1.312 11.192
.410 .948 .234 .883 .297 .207 .000
.851 .818 .799 .836 .724 .806
VIF 1.176 1.930 1.251 1.572 1.382 1.240
Persamaan regresi yang di peroleh dari penelitian model 1: ROE = 120.380 -1.004 KPMM - 160.996 KAP + 4.987 BOPO - 1.194 NOM - 12.816 STM + 58.344 MR
Tabel 10 Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1tailed)
N
ROE KPMM KAP NOM STM MR ROE KPMM KAP NOM STM MR ROE KPMM KAP NOM STM MR
ROE 1.000 -.013 -.135 -.194 .271 .060 . .477 .265 .181 .101 .391 24 24 24 24 24 24
KPMM -.013 1.000 -.250 -.009 -.079 -.074 .477 . .120 .483 .357 .366 24 24 24 24 24 24
KAP -.135 -.250 1.000 .454 .102 .172 .265 .120 . .013 .318 .211 24 24 24 24 24 24
NOM -.194 -.009 .454 1.000 -.222 -.079 .181 .483 .013 . .149 .357 24 24 24 24 24 24
STM .271 -.079 .102 -.222 1.000 -.098 .101 .357 .318 .149 . .325 24 24 24 24 24 24
MR .060 -.074 .172 -.079 -.098 1.000 .391 .366 .211 .357 .325 . 24 24 24 24 24 24
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 | 17 |
Hasil Analisis Regresi Berganda Penelitian Hipotesis 2 adalah sbb: Table correlation menunjukkan korelasi antara variable independen dengan variable dependen. Korelasi di katakana kuat apabila mempunyai pearson correlation atau korelasi > 0,5 (tanda negative diabaikan) dengan tingkat signifikansi < 0,05. Dari hasil analisis regresi berganda pada tabel di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara bobot rasio CAELS terhadap ROE.
Dari table di atas menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama- sama variable independen yaitu bobot rasio CAELS tidak berpengaruh terhadap Return On Equity. Hal itu terlihat dari tingkat signifikansi F yang sebesar 0,473 > 0,05.
Untuk mengetahui korelasi dan koefisien determinasi secara simultan pada penelitian hipotesis 2, dapat di kerahui dengan menggunakan analisis regresi berganda.Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Uji hipotesis secara parsial dari table di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat variable yang siginifikan. Atau dengan kata lain, pada penelitian model hipotesis 2 ini secara parsial factor bobot rasio CAELS tidak berpengaruh terhadap ROE.
Dari tabel di atas menunjukkan korelasi antara Return On Equity dengan rasio bobot CAELS adalah lemah karena R = 0,341 > 0,5. Sedangkan R square sebesar 0,116, atau dengan kata lain 11,6 % perubahan dari Return On Equity di sebabkan oleh rasio bobot CAELS, sedangkan sisanya 88,4 % di sebabkan oleh factor lain. Uji hipotesis pengaruh simultan untuk penelitian model hipotesis 2 ini, dapat di lihat pada table anova, hasil dari analisis regresi berganda. Hasil analisis tersebut sbb:
Persamaan regresi berganda untuk penelitian model hipotesis 2 ini, yang menguji pengaruh bobot rasio CAELS terhadap ROE, dapat diperoleh dari hasil analisis di tabel 13:
PEMBAHASAN Pembahasan Penelitian Model Hipotesis 1 Setelah dilakukan uji regresi berganda, pada penelitian model hipotesis 1, yaitu menguji pengaruh rasio KPMM, KAP, BOPO, NOM, STM, dan MR terhadap Return On Equity menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama, rasio CAMELS berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Equity,
Tabel 11 Model Summary Model
R
1
R Square
.341a
.116
Adjusted R Square -.129
Std. Errorof The Estimate .29935
Durbin- Watson 1.972
a. Predictors: (Constant), MR, KPMM, NOM, STM, KAP b. Dependent Variable: ROE b
Tabel 12 ANOVA Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .212 1.613 1.825
a. Predictors: (Constant), MR, KPMM, NOM, STM, KAP b. Dependent Variable: ROE
| 18 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
Df
Mean Square 5 18 23
.042 .090
F
Sig. .473
.792a
a
Tabel 13 Coefficients Model 1
(Constant) KPMM KAP NOM STM MR
Unstandardized Coefficients B Std. Error 1.403 .261 -.044 .419 -.576 .940 -.033 .196 .311 .258 .073 .152
Standardized Coefficients Beta
a. Dependent Variable: ROE Persamaan regresi yang di peroleh dari penelitian model 2: ROE = 1.403 -.004 KPMM -.576 KAP -.033 NOM +.311 STM +.073 MR
-.024 -.168 -.046 .286 .111
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh J.P. Sitanggang dan Wangsit Supeno,yang menunjukkan bahwa secara simultan CAMEL berpengaruh terhadap Return On Equity pada BPR di Jabotabek. sedangkan secara parsial, semua faktor CAMEL berpengaruh terhadap Return On Equity. Pada penelitian ini, secara parsial hanya terdapat satu rasio yang berpengaruh terhadap Return On Equity, yaitu rasio MR. Rasio KPMM, KAP, BOPO, dan STM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Equity, ini disebabkan return yang di peroleh para investor di pengaruhi oleh pendapatan bank umum syariah dalam menjalankan usahanya. Semakin besar pendapatan bank umum syariah, maka semakin besar juga return yang diperoleh para investor. Heterogenitas masyarakat Indonesia, yang terdiri dari berbagai agama membuat perkembangan bank umum syariah kurang pesat, karena spesifikasi kebijakan yang dilakukan oleh bank umum syariah, dalam menjalankan usahanya sesuai dengan syariat agama islam, membuat masyarakat, terutama yang tidak beragama islam enggan untuk berinvestasi. Untuk itu risiko pasar atau Market Risk berpengaruh terhadap Return On Equity.
Pembahasan penelitian Model Hipotesis 2
T 5.368 -.104 -.613 -.171 1.205 .479
Collinearity Statistics
Sig.
Tolerance
VIF
.923 .851 .877 .868 .908
1.083 1.535 1.478 1.152 1.102
.000 .918 .548 .866 .244 .638
ngan penelitian yang dilakukan oleh J.P. Sitanggang dan Wangsit Supeno menunjukkan bahwa bobot rasio CAELS secara simultan tidak berpengaruh pada Return On Equity, sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa bobot rasio CAELS juga tidak berpengaruh terhadap Return On Equity. Bobot rasio CAELS tidak berpengaruh terhadap Return On Equity, ini dikarenakan investor yang akan berinvestasi pada Bank Umum Syariah, hanya melihat laporan keuangan masing – masing bank umum syariah. Sedangkan peringkat yang diperoleh Bank Umum Syariah atas masingmasing rasio keuangan hanyalah faktor pendukung bahan pertimbangan para investor dalam berinvestasi.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh rasio CAMELS terhadap Return On Equity pada Bank Umum Syariah dan mengetahui pengaruh bobot rasio CAMELS (dalam aspek keuangan (CAELS) sesuai dengan PBI No.9.1/PBI/2007) terhadap Return On Equity. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah, de-
Pada penelitian model hipotesis 2 ini, menguji pengaruh rasio CAMELS pada aspek keuangan sesuai dengan SE No.9/24/DPbS tentang pemberian bobot pada rasio keuangan dalam menilai tingkat kesehatan bank syariah. Hasil uji analisis regresi berganda ini sesuai deVol. 2 No. 2 Desember 2014 | 19 |
ngan periode penelitian mulai pada tahun 2004-2011. Hasil dari hipotesis yang pertama menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh antara rasio CAMELS terhadap Return On Equity, sedangkan secara parsial terdapat pengaruh rasio CAMELS, yaitu pada rasio MR yang berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Equity, dengan demikian hipotesis pertama secara simultan diterima, tetapi secara parsial ditolak. Hasil Hipotesis yang kedua, menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial tidak ada pengaruh antara bobot rasio CAELS terhadap Return On Equity, dengan demikian hipotesis kedua ditolak.
Saran Jumlah sampel Bank Umum Syariah periode penelitian tahun 2004-2011 adalah 3 bank umum syariah, yaitu bank muamalat, bank mandiri syariah, dan bank mega syariah. Di harapkan pada peneltian berikutnya perkembangan bank umum syariah semakin pesat, sehingga jumlah sampel bank umum syariah bisa bertambah dan hasil penelitian bisa di generalisasi.
DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica dan Winny HerdiningTyas 2005. Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002, Jurnal Akuntansi dan Keuangan vol.7.No2.Nofember 2005 Bank Indonesia.2005. Surat Edaran No. 7/53/DPb sperihal kewajiban pen yediaan modal minimum bagi bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Jakarta: Bank Indonesia Bank
Indonesia. 2006.. Kebijakan Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah 2007-2008. Jakarta: Bank Indonesia
Bank Indonesia. 2007.Lampiran Surat edaran No.9/ 24.DPbS perihal system penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah, Jakarta Bank Indonesia | 20 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
Bank Indonesia. 2007. Peraturan Bank Indonesia No.9/1/ PBI/2007 tentang system penilaiantingkatkesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah. Jakarta: Bank Indonesia. Bank Indonesia. 2007. Surat Edaran No. 9/24/DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Jakarta: Bank Indonesia. Bank Indonesia.2008. Statistik Perbankan Syariah Desember 2007. Jakarta: Bank Indonesia. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. EdisiKedua, Semarang:BP UNDIP Semarang Gujarati, Damodar. 2005. Basic Ekonometric. Alih Bahasa Sumarsono Zain, Ekonometrika Dasar. Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga Kasmir, 2006, Manajemen Perbankan, Jakarta, PT Raja Grafind Persada Kusumo Adi, Yunanto, Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002-2007 (Dengan Pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007), Jurnal Ekonomi Islam “La Riba”,Vol II No1,Juli 2008 Muhammad, 2002, Bank Syariah, Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman, Yogyakarta: EKONISA Sarif, Syahru.2006, Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Camels Terhadap Net Interest Margin (Study Empiris Dilakukan Pada Bank-Bank Yang Listed Di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2001-2004), Program Study Magister Manajemen, Universitas Diponegoro Semarang Sitanggang J.P dan Wangsit Supeno, 2009, Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Retrurn On Equity Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Jabotabek, Jurnal Manajemen Mutu, Vol 8 No2 Juli 2009 Simorangkir, P.O. 2002. Analisis Pen garuh Camel Terhadap Risiko Investasi Pada Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta, Program Study Magister Manajemen, Universitas Diponegoro,Semarang Suardana, Ketut Ali, 2009, Pengaruh Camel Terhadap Return Saham, Fakultas Ekonomi Unervisitas Udayana Bali, Jurnal Akuntansi & BisnisVol 4 2009 Susilo Sri, dan Triandaru Sigit, dan Santoso Budi. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.