Seminar Nasional Kelautan lll "Pembangunan Kelautan Berbasis IPTEK dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisif Universitas Hang Tuah, 24 Apnl2007
DAFTAR ISI
Halaman
SAMBUTAI\ KETUA PANITA
vt
SAMBUTAI\ REKTOR UNIVERSITAS HANG TUAH
vll
KEYNOTE SPEAKER Kelautan Berbasis IPTEK dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir
X'reddy Numberi (Menteri Kelautan dan Perikanan)
MAKALAH UTAMA
l.
Pengembangan Iptek Perikanan Laut Khususnya Teknologi Budidaya, Penangkapan Dan Pengolahan
Achmar Mallawa
2.
( Universitas Hasanudin ) Pengembangan Tambak Tradisional dengan Budidaya Udag Vannamei Oleh CP. Prima di Jawa Timur.
28
Sri Basuki Bambang
3.
( PT. CP.Prima ) Membangun Perikanan Indonesia Menuju Nelayan Sejahtera
JJ
Adi Surya
4.
( Sekjen DPP HNSI ) Peran pendidikan kelautan dan perikanan.
dalam
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di bidan3
38
Murrahman ( ISPIKANI )
KOMISI A (Budidaya: Reproduksi)
1. 2.
Produksi Calon Induk Udang Windu (Penaeus Monodon\ Dan (Litopenaeus Yannamei) Di Tambak Warih llardanu, Adi Susanto, Iferman, M. Murdjani
Introduksi
Aplikasi Hormon Untuk Perbenihan Ikan-Ikan Ekonomis Penting
t1
Wiwiklleny Winarsih Pentokolan BenurUdang Windu (P.Monodon) Menggunakan Berbagai Wadah : Abdut Mansyur, Gunarto, Suwardi Tahe Pengaruh Kombinasi Padat Penebaran terhadap Sintasan, pertumb,han dan produksi Bandeng (Chanos-Chanos Forskal) dengan Udang Windu (Penaeus MonodonFabr\
t8
'
3.
22
pada Bak Terkontrol
4.
Abdul Malik Tangko, Abdul Mansyur, Gunarto, Hidayat S. Suryanto Perkembangan Morfologi Larva Ikan Kerapu Pastr, Epinephelus Corallicolq
27
(Valenciennes, 1828)
5. 6. 7.
Jhon Harianto Hutapea, Bejo Slamet Pengaruh Penggunaan Benih Tokolan Pada Budidaya Udang Vanamsi Semi Intensif
35
Markus Mangampa Studi Budi Daya Rumput Laut Di Pulau Saugi Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan
43
A. Marsambuana Pirzan, Petrus R Pong-Masak Uji coba Pembenihan Kerang Mutiara (Pinaada Mmima) pada Hatchery Skala Rumah Tangga / Backyard (Hsrt)
49
Apri. L Supii
Seminar Nasional Kelautan lll "Pembangunan Kelautan Berbasis IPTEK dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Universitas Hang Tuah, 24 Aptil2OOT
8'
pesisif
Pembesman Ikan Ekonomis Penting (Serranidae) Di perairan pesisisr Teluk Kodek,
52
Desa Malaka Lombok Barat
Langkosono
9'
Penempelan Benih Kerang Mabe (pteria.penguin)pada Kedalaman yang Berbeda DiTeluk Wajo Kabupaten Buton Sulawesi
59
T;gg;;
10' 11.
12' 13' 14'
ls.
Suharyanto Tingkat Kerusakan organ Insang udang.Rostris (Litopenaeus stlilirostris) Dengan Lama perendaman Formalin yang Berbeda Samuel Lante, Astrima, Iqbal Djawad
Pengelolaan Budidaya
n
roip"t
r":rioi
64
Kabupaten
Bantaeng, Surawesi Selatan ongko praseno, Ema suryati, Andi parenrergi, i;;;esudradjat pengembangan_riuaiaaya Kelang Mabe (pteria penguin) Dan tndustri $osgek Keralcyatan Di perairan Teluk Kapontori, frrh,, g"d _-srlu;si
7t 80
renggara M.S. Hamzah Karakterisasi Protein zoothamnium Penaei Dengan Metode Eleebroforesis sds-page Daus Sumbodo, Sri Subekti, Wahyu Tjahjani-ngs,niri#i Mahasri Kepadatan cacing Laut (Nereis p..t Kabupaten Gresik Ninis Trisyani
93
Budidaya Udans Vannamei (Litopenaeus Vanname) pola
97
ipibi
HfirlT":rflrff"--
87
*u;;i#;af
Markus Mangampa
KOMISI B (Budidaya: pakan dan penyakit)
l.
Pengaruh
Tins$t
Sarinitas Terhadap patogenisitas protozo pada udang windu
(Penaeus MonodonFabr)
2'
Arifuddin Tompo, E. Susianinssih'
Pegaruh prekuensi
pe-puk;3;;;hn
try#:#tr"#ffi; 3'
(Urea Dan Sp 36) Terhadap Komposisi Dan (Litopenaeus
Pada rambak iludidava
uil;
vu,,*"i
Machluddin Amin Pengaruh Bakteri Probiotik Terhadap perubahan Kualitas
Air Dan Sintasan Dipaparb::cr. w,il;i;;;;"dromezirzs v rus (wssv) Nurhidayah, B.R. Tampanga-ro, t. i.x. Krd.i"h, vuiiiri'''"rurne Ketersediaan Nutrien Or a nJ'i"iffi rermparrln pil;o;" pada Tambak Intensif Udang Vaname (Litopenaeus' rrannami\oengan Ur"rg* ririU.O, Pascalarva udang windu yang
, 4' 5'
_ 7.
8. ^ 9'
l0'
Sebaran Nutrien (N Dan P)
6;i;"
Kelimpahan plankton pada Tambak Tradisional pemberian pakan
vaname ltittopenaats-iannimei)
n."g* a*rl
Sahabuddin Dan Suwardi Tahe Hubungan Antal jonutasi uritroptantton Dengan Totar Bakteri yibrio Budidaya U{ang Vanamei O"ogpemupukkan
noJs- - -qr..l.wu\ur
Gunarto, Nurbaya
fffirffiffT#":Tase
Muhamad yamin,.ff1fc1N. palinggi, Usman, Rachman Svah Gonad
pemarangan
s"r"r?.s"(&b"r;;";;;;;i.Ln**
lTguk vitaminc(Chitosanortgosac"hairle-Ai"ia"aoi#';i*" - ----l .-eru, I ffir Samuel Lante, Usmal, Neltje N. priirggi
';#ffir'"rbedaan
pi.r.*"ilri'plil;k
!a1 Zafran
pada
35
Tricho'dinapil;;;-il,
penambahan
pakan Juvenir rkan crown (Amphiprion
Daniar Kusumawati, Ketut Maha Setiawati parasit
Infeksi
sp
Berbeda DvruE(r"
28
Usus pada rkan Kerapu Macarl Epinephetus Fuscoguttatus,
UpaVa pengendaliannya
ii
21
la-hapuddin, Markus Mangampa
;:H"yj*6,
t6
Kerapu Srxru (prectropomus Leopardus)
52
$tuilasindlGlautan
lll
t*qlna Kefarhn Berbasb IPTEK dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisif lre HaE Tuah, 24 April 2007 I
t.
lL
Paparan Hemositologi calon Induk Ikan Tuna Ekor Kuning,Thunrus Albacares Fris.trohnny, Jhon Herianto Hutapea, Des Roza
6l
Siklus Hidup Endoparasi! Ichtltyadiniam Chabelardi Yang Menginfeksi Telur Ikan
68
Laut
13-
Jhon Ilerianto Hutapee, I G.N.Permana Tingkat Konsumsi Larva Kerapu Stmq Plectropomus Leopardus Stadia Awal Pada
73
Bcb€rapa Kepadatan Rotifer Sebagai Pakan
14-
Tltict Aslienti, Asmanik, Daniar Kusumawati hfrmn Anakan Mujair (Tilapia Sp) Dan {Jdang Rebon (Aca* Sp) Sebagai
hAltematif
&yrt f(xlGtr
lL 3. 15-
Pada Pendederan Benih Kerapu Macan (Epinephelus
80
Fuscogtfians)
Srryento Suwoyo, Markus lllangampa
C
Qlruiemen Sumberdaya Peraimn) ffin Komunias Dan Kelimpatran Fitoplankton Dalam Kaitannya Prmeter Fisika-Kimia Perairan Di Teluk Kao, Maluku Utara Y-En+Temrin Dimih Srmrberdaya Perikanan Di Eshraria AgsDioko Utomo
Dengan
7
Sttdi Seboan Mangrove Di Kawasan Pantai Tlanakan Kabupalen Pamekasan
l3
Ahmrd Farid t<emg@an Moluska Di Pulau Bauluang Kabupaterr Tskalar, Sulawesi Selatan
20
Pcins R. Pong-MasakDan A. Marsambuana Pirzan I(ragaman Jenis Ikan Hasil Tangkapan Dengan Belad (Beach Barrier Trap/ Di Fqt'*ria Pantai Timur Kab Banyuasin A- Krrin GeIIirr, Khoirul Fetah, Rupawan fudi Tentang Hubungan Antara Jenis-Jenis Karang Hias Dengan Karakteristik
28
7-
fudy Fendugaan Tingkat Eksploitasi , Di S€lat Bali
43
t
ff,dcofita Dan Fauna Ilon Pada Hutan Mangrove
9.
Snrdi Tentang Kesesuaian Lokasi Budidaya ll
G
Sumberdaya Ikan lpmuru ( Sardinella Lemuru
Aryui
ll.
52
:
Sapeken Ktbupaten Sumenep
10.
37
58
".; Banbaug Supmkto, M. Rizat Fahlivi Kqiim Hubtrngan Antara Input T€l$ologi Budidaya Udang Windu Dengan Daya Dukung Lin$ungan Perairan Pesisir Ihrtinah, Irfani, Jayedi
6
Di Rataan Terumbu
7l
'i
Respon Biologis Rumput Laut Ekonomis Tertradap Sedimentasi
KrangPerairanTelukKupang
3
Muh. Jefer Umer, Suryani Jafar
KO*IEI
l.
D (S6ial Budaya, Ekonomi,Teknik)
Asistensi Teknologi Ikan Asap Dalam Rangka Pe*uatan LJkm Di Daerah Pesisir
Heru Sumaryrnto, Djoko Purnomor.Titiek Indhira Agustin, Rina Esrriningtyes, r'7''
. Nasrudin Aqliyanto Asistensi Teknologi Minuman Rumput L^aut Dalam Rangka Perkudan Lrkm Di :
2-
Daerah Pesisir
3.
Slamet Budijanto, Agustin Penguatan I"Jkm
Asra, Joko
Prod*
Santoso, Heru Sumaryanto,
Tradisional Perikanan
Titiek Indhira
Di Daerah Pesisir Dalam
Upaya
l5
Pengembangan hoduk Unggulan Daerah Dari Sektor Kelautan Dan Perikanan
Heru Sumarlranto, Slamet BudiJanto, Pudji Muliono, Musa Hubeis
Itl
Seminar Nasional Kelautan lll "i*Gngun"n Kelagtan Berbasis IPTEK dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisif Universitas Hang Tuah, 24 April 2007
4. 5.
2l
Analisis Koofisien Keuntungan Usaha Budidaya Rumput t aut Di Indonesia
Mira
26
Analisis Koofisien Input Nominal Rumput Laut Di Indonesia
Mira
6
3l
Potensi Rumput Laut lndonesia Untuk Makanan Kesehatan
7. 8. 9.
Rachmaniar Rachmat Kelangsungan Hidup Anakan Kerang Mutiara {Pinctada Mmima\ Dan Fenomena Arus Panas Di Perairan Teluk Kapontori, Pulau Buton - Sulawesi Tenggara M.S. Hamzah Aplikasi Teknologi Tepat Guna Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Mulyono S. Baskoro, RonnY I. Wahju
10.
Kapal Ikan Trimaran
I Ketut Aria Pria Utama Teknologi Tepat Guna Pada sistem Propulsi Dan Kemudi Armada Kapal Ikan
ll.
Tradisional Untuk Meningkatkan Effisiensi Dan Kinerja Kapal Ir. Setyo l*ksonorMT, Nurcholis, ST Spesifii
12.
Mewujudkan
13.
Bambang Dwi Nirbito, Joko Kriswanto Teknik pengoperasian ienangkapan Alat Tangkap Ptnse Saine Dengan Hasil Ikan Pelagis Yang Optimal Di Perairan Pantai Utara Jawa Timur
Alat
Tangkap Tuguk
(iikertns Device) Di Perairan Estuaria Sungai Musi Rupawan, A.Karim Gslfar Dan Khoirul Frtah
visi Maritim
IndonesiaDalam
B
Peluang Pengembangan Perikanan Tangkap Di Kabupaten Seram Bagian Barat
M. Aricf Sofijanto
15.
Kajian Mutu i
lVahyu Sulistyowati, YahYa, Oskar
16. Kajian Penggirnaan Eksh;k
Cd{r
K
4l 48 57
7l 76
ingkai wawasan Nusantara
Ali Muntaha
14.
35
82
90 96
'i
Kasar Bawang Prrtth (Atlium Sativam) Dan Kunir
106
(Curcama Domestica) Sebagai Pengawet Ikan Segar
Titiek Indhira A., Giman , A. Sudianto
Sambungan Las Pelat Baja Lunak Grade Ka Dengan Pengelasan Smaw Yang Mengalami Radius Bending
17. Kekuatan
Nur Yanu Nugroho, Andrian Tiahyana Kusuma, Ali Munazid
t21
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Kota Surabaya
18. Implementasi Program Sasmito Jati Utama
19.
113
Aplikasi Teknologi Budidaya Perbenihan Kerapu Stxlu (PleAropomus Leapardus) fada Hatchery Jtutu Ru*utt Tangga Di Pesisir Pantai Kecamatan Gerokgak
132
Buleleleng Bali.Anak Agung
Anak Agung Alit
20.
139
Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Perikanan Di Laut Indonesia
Tri Rusti Maydrewati
ResPonsible
t47
Perbandingan Laju Korosi Pelat Baja Lunak'Grade A" Di Perairan I:ut Surabaya Dan Perairan Pantai Banyuwangi Dengan Proses Sand Blasting Grade Sa-3 Dwisetiono, Nur Yanu Nugroho, Tri Agung Kristiyono, Broto Sasongko
152
Konsep Pengelolaan Perikanan Berdasarkan Code
Of Condttct For
Fkheries Dan Implementasinya Di lndonesia
Chomariah 21.
22.
Pemanfaatan Energi LimpLan Air Untuk Pembangkit Bozem Morokrembangan SurabaYa
Subuh Isnur H 23.
Analisa Keandalan Sistem Pendingin Motor Induk Kapal Caraka Jaya Niaga
Urip Prayogi
tv
Listrik Microhydro Di III
158
t64
Seminar Nasional lGbutan
lll
?embangunan lGhfan Bebasis IPTEK dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir' Universitas Hang Tuah, 24 April 2007
24.
25.
Sistern Infumasi Pelayaran Berbasis Suryadhi
Internet
l7l
Survei
Sistem Monitoring Jarak Jauh Menggunakan Kamera Cctv Di Atas Kapal
176
Muhammtd Teuliqurrohman POSTER
1.
(F1)
I
Speciosru,
7
Penggunaan Ikan Kerapu Bebeh Cromileptes Altivelis, Hasil Budidaya Sebagti Salah Satu Alternatif Sumber Induk
2. 3. 4. 5. 6 7. 8. 9. 10.
Kue Jenis Golden Trevally (Gnathanodon Fors*alt) Dengan Sistem Pemindahan Larva Pe,melihraan t arva Ikan Tony Sctiadharma Penmganan Penyakit Epidermal Dengan Streptomycin Pada Ikan Kerapu (Ple*opomus Leopardus) Dalam Wadah Terkontrol
Merah
Arifuddin Tompo, E.Susianingsih, Nurbaya Prospek Pengembangan Budidaya Kerang Mabe {Pteria Pengurn) Dan Keralqyatan Di Perairan Teluk Kapontod Pulau Buton - Sulawasi Tenggnra MS. Hamzeh
Asal Pentokolan Salinitas Berbeda Ema Retnannnti Dan Erfan Andi Hendrajat Pentokotan Udang Vannamei (Litapenaeus Yanname$ Pada Salinitas Penreliharaan Udang Vannamei (Litopeaaeus Vannamei)
I
I
tndustri
15
Dengan
24
Bert€da
28
Erfan Andi Hendrajat
Evaluasi Laju Penyerapan Kadmium Pada lkan Kerapu Lumpur Suwidah, Sutrisno Fluktuasi Kualitas Air Dan Distribusi Plankton Di Muara Jeneberang Kota Makassar Sahabuddin, Abdul Malik Tangko Budi Daya Laut Di Prcvinsi Sulawesi Barat Dan Kemungkinan Pengembangannya Achmad Sudradjaf Utojo, Nur Ansari RangLr, Hasnawi Penganrh Perbedaan Suhu Denaturasi Tefiadap Variasi Isozyme Glucose Phosphate Isomerase (Gpi) Pada lkan Tuna Sirip Kuning {Thunrus Albacwes) Gusti Ngurah Permana, Jhon H Hutapea
S$arm Upwellingkrgw Citra Noaa-Avhr Di Ferairan Selatan Jawa Timur Nurul Rosena 12. Penganrh Komposisi Chitosan Kulit Udang Terhadap Permeabilitas Dan I
l.
Tridjoko
33
39 47 57
61
@
Pemselelctifitas Membran Chitosan Pada Pemisahan Limbah Malachite Green
13.
Mahmiah Menumbuh Kombangloo
Jirra Bahari Sivitas Alcadcmika Pergunmn
Indonesia Melalui R/C Boat Model Bagiyo Sumsono, Ali Munazid
Tinggi
69
Seminar Nasional Kelautan lll 'Pernbangunan Kebutan Berbasis IPTEK dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat pesisir Uoiversitas Hang Tuah, 24 lpril2OOl
SAMBUTAN KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL KELAUTAN KE
III
Yang Terhormat: Menteri Kelautan dan perikanan R.I, yang diwakili oleh Dirjen perikanan Tangkap Ir. Ali Supardan MSc. Rektor Universitas Hang Tuah, prof.Dr. Sapto purwowidagdo MSc.
Kadis Perikanan dan kelautan propinsi Jawa Timur, Ir. Kaidani MSi Para Pembicara Utama Para peserta kegiatan seminar Para sponsorship
Ass
Wr. Wb
Salam Sejahtera
srytur kami panjatkan kehadirat Tuhan.Yang !Iah1 Esa, pada hari selasa tgl 24 Universitas Hang Tuah menyelenggarakan seminar frasional KehuLn Ke III dengan Tema : f-ui1
Pembangunoa Xelautan Berbasls
Pa,isir
IPTE{ Dalam
April 2007,
Rangko Peningkatan Kaejahteraan Mosyoruhat
Kegiatan seminar ini diikuti oleh 90 orang, beras4 d*i lingkungan akademisi, Departemen Kelautan dan Perikanan dan insbnsi lain yang terkai! biik propinsi ti'u-p"i"n.
*uri*
Kegiatan seminar ini mendatangkan 4 orang pembicara Utama, :
- Prof'Dr'Ir'H' Achmar Mallawa, DEA ( Universitas ltasanuain dengan topik : pengembaagan rptek ) Perikanan Laut KhusasnyaTeknorogr Budidoyo, penangkapan 6an rengorihaa. - Ir. Ady surya ( sekjen Dpp HNSI faengan topik : *tenitigun i"ri**oo rndonqia menaju Nelayan Sejahtero - h' Murahman Msi ( ISPIKANI )d*gr" Topik : Peran pendidikan dabm nmingkatkan *ualiras
sumbetdaya manasia di bidong kelautaa dan perikanan. - Ir. Ivan Deviana Msi ( pr. cp.prima dengan iopik : standard operation practices )
Adapun tujuan dari seminar ini r,aitu unfrtk mandtpat*on suaru flmusan kebtjokan daym p*tbanguaan *ehutu yoag berbasis rPTEX guaa naniag*atkan kaqjahkrooa nosyi*f,.pa*tn Demikianlaporan yary Flah disampaikan oleh panitya Serninar Nasional Kelautan Ke III. Kapi panitia mengucapkan terimakasih pihabvang telah memberikan dukungan p"-if.i"ua dena dan fasilitas sehingga terlaksananya seminar ini.
kepada
Wassalam,
Ir. Mivida Febriani, MP
YI
Seminar Nasional Kelautan lll "Pembangunan Kelautan Berbasis IPTEK Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir" Universitas Hang Tuah Surabaya, 24 April2007
STUDI TENTANG HUBUNGAN ANTARA JENIS.JENIS KARANG HIAS DENGAN KARAKTERISTIK HABITAT DI BEBERAPA LOKASI DI INDONESIA
*
Disampaikan,"."::::::*.:il:J:::;:ffJ:::",","
2a Ap", 2007
Peneliti pada Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540, Indonesia. Telp: (02 l ) 7805052, Faks: (02 I ) 78 1 5 I 01. [email protected]. 3 Peneliti pada Pusat Pengembangan Oseanologi, LIPI. Jl. Pasir Putih, Ancol.lakarta Utara.
Abstrak Survei tentang karang hias sangat penting dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan potensi di alam. Keberadaan karang hias pada penelitian ini dikelompokkan kepada spesifikasi lokasi (reefJlate dan reef slope) dan tipe substrat suatu perairan (substrat keras dan substrat berpasir; sand/silt). Penelitian ini dilaksanakan pada 9 lokasi pada 3 propinsi di Indonesia yang selama ini telah dijadikan sebagai tempat pengambilan karang hias. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan karang hias dengan mengamati spesifikasi lokasi dan tipe-tipe habitat yang didiami oleh karang hias. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan belt transect dengan lebar 2 m dan point trqnsect setiap 0.5 m sepanjang 30 m di lokasi pengambilan. Parameter pengamatan dilakukan terhadap jenis dan jumlah koloni karang, dan benthic life form (English, et al., 1994). Hasil pengamatan terhadap semua jenis-jenis karang yang ditemukan di lokasi pengamatan termasuk karang hias menunjukkan bahwa di lokasi laguna dengan rata-rata kelimpahan sebanyak 8.56 koVm2, kemudian daerah berubstrat keras 5.90 kol/m2, daerah bersubstrat dominan pasir 3.83 koVm2 dan lokasi reef /late dm reef slope 2.30 kollmz. Sama halnya dengan pengamatan secara spesifik terhadap keberadaan karang hias yang menjadi target perdagangan, lebih banyak ditemukan di luar reef /late dan reef slope. Kelimpahan karang hias tertinggi ditemukan di lokasi laguna yaitu 3.48 koVm2, kemudian diikuti pada daerah bersubstrat keras 2.03 koVm2, daerah berpasir l.72kol/m2 dan daerah reefflate dan reef stope 1.40 kol/m2. Pada lokasi karang hias ditemukan dicirikan dengan tingkat dominansi jenis yang tinggi, iubstrat berpasir (sand/silt) ;ehingga kecerahan perairan sewaktu-waktu dapat berubah dan biasanya berada pada perairan yang lebih dalam.
kmang hias tersebut
Keywords: karang hias, point tronsect, belt transect, perdagangan karang, tipe habitat
PENDAHULUAN Perdagangan karang sudah lama dimulai di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Awalnya diminati oleh masyarakat lokal yang senang akan koleksi dan sebagai kenangan berupa hiasan dari laut baik hidup maupun skeletonnya yang sudah mati. Sebenarnya selain karang, ada juga jenis-jenis hewan laut lain yang disukai untuk koleksi seperti ikan, moluska dan ekinodermata. Semua koleksi tersebut bersumber dari ekosistem terumbu karang. Kebiasaan untuk mengkoleksi tersebut terus berkembang demikian juga di negara lain. Sehingga aktivitas pengambilan dan perdagangan terus meningkat. Negara Amerika rnisalnya merupakan negara pengimpor karang hias terbesar di dunia sebesar 56% (total berat) kemudian diikuti dengan negara Eropa (EU) sebanyak 15Yo, dan Jepang dan negara lainnya sebesar 29o/o.Perdagangan karangjuga mengalami peningkatan seperti negira Indonesia mengirim karang hias ke negara-negara Eropa pada awalnya 3,600 koloni pada tahun 1990 menjadi lebih dari 59,000 pada tahun 1995 (Raymaker, 1998). Ada sekitar 70 negara pengimpor karang hias dengan total sekitar 19.262 ton (atau 34,600,000 koloni) dari 120 negara pengeskpor (Green dan Shirley., 1999). Amerika Serikat merupakan konsumen utama karang hidup dan juga skeletonnya untuk akuarium sebagai hiasan (lnternational Trade Subgroup 2000). Lebih dari 1000 ton (70-95% secara perdagangan global) karang batu dan live rock, dan 15-20 juta ikan karang diimpor setiap tahunnya oleh U.S untuk akuarium air laut. Kondisi ini terus meningkat 10-30% setiap tahunnya (Turgeon, D.D., et a|.,2002).
Ofri Johan, dkk: Studi Tentang Hubungan Antara Jenis-jenis Karang Hias dengan KaraKeristik
?7
Seminar Nasional Kelautan
'Pembansunan Kerautan Berbasis rPrEKDalam Ranska
lll
t?t:tJi::',i:fffrH'3il"fff]1.il,:fif;t
propesi Terjadinya peningkatan jumlah permintaan, mengakibatkan banyak orang yang beralih dan Kerang Karang Asosiasi membuat ini tconaisi Indonesia. di farang"dan it* tiur sebagai
harus membatasi anggotanya dalam usaha pengiriman karang tersebut agar kelestrarian karang' masing-masing anggota mendapatkan quota yang layak dan disisi _lain harus menjaga
"trporii. Indonesia *an-Uias
(et11q
oleh-pemerintah untuk mengatur dan membagi kuota yang
lnstitusi AKKII telah diberi t diperoleh tiap tahunnya
masing-masing kepada "prr"uyu*
anggotanya'
mendapatkan gambaran pengiriman serta proses persiapan penampungan da1 muiai dari pengambilan, transportasi, belum dilakukan pengirimannya. Namun siat iii masitriunyut lritlt in tentang pemanfaatan karang hias
pertemuan
aiUr peneliti, pelaku bisnis dan paru n"layan pengumpul untuk
'sesunggutrnya
kelompok European Union secara berkelanjutan. faaa SeptemUer tairun 1999, Negara-niga.a dalam jenis karang dari lndonesia karena ada memutuskan untut melarang simentara mengimpor 6 sampai 8 jarang firmasafanan
ait"-ot*
a-
tentang kebeiadaan stok
p".t
sementara
di
alam, dimana jenis tersebut sudah
"iain yang diberikan masih tinggi (Green dan Shirley., 1999). - kuota jenis-jenis hias dihubungkan dengan
karang penelitian ini bertujuan ,irtok *"ng.tahui kebiiadaan memba.n-tu para peneliti dalam dapat penelitian ini dihaiapkan Hasil spesifikasi lokasi dan tipJ substrat. hias untuk ..lal*t penelitian faijutan tentang karang hias, pengeloksi dan pengusaha di bidang transportasi selama mengetanoi habitat alailnya sehing;a aapat memUantu dalam pemiliharaan baik dalam bak peru.p*g dan melihat kondisi stok di alam serta tingkat pemanfaatannya.
*
!**g
.uoi*
BAIIAN DAN IVIETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat
pada 12-16 Juli Penelitian dilaksanakan pada 9 lokasi di 3 propinsi yaitu Jawa Tengah di Rembang Masaran), Lampung pada 19'23 Agustus 2002 di (Gosong antara pulau Puhawanfi'engan pulau Kepelung, pulau Langga Kecil, dan pulau Legundi) dan i<enOariantara it-Zt OktoUeriOOZ(Teluk Staring, Padea, Sawa Pudo dan Namboha).
2002 (di depan Sungai Karanggeneng dan Gosong
Data Karang Hias penentuan stok karang hias dilakgkan dengan metode belt transect berukuran panjang 30 meter dan lebar 2 meter dengan ti[a kali ulangan untuk-tiap kelompok komunitas karang hias yang dijumpai. jenis yang Variabel yang diukur uaufut, diameter ierpanjang (cm) dan jumlah koloni masing-masing dan kanan kiri sebelah untuk penyelam, masing-masing dua oleh dilakukan ditemukan. Pencatatan transek dengan panjang
I m (benkala cm).
Data Tipe Habitat , Pirsentase tutupan substrat (life form) ditentukan dengan metode Plottless Line Trqnsect pada setiap 0,5 m di sepanjang bett transeci yang dibuat. Data pendukung lain juga diamati secara visual seperti kecerahan ui. i-g OiAugu denganjarak pandang di dalam air, kondisi arus dan bentuk topografi dasar tempat karang hias berada.
Analisa Data Data yang terkumpul dilakukan pengolahan sederhana untuk mendapatkan informasi tentang jumlah koloni ri'asing-masing spesifikasi lol.asi dan tipe hatritat. Data dari point transek memberikan informasi tentang tipe habitat di masing-masing lokasi disamping bentuk ltfe form dari organisme yang ditemukan di dasar perairan (English, et a1.,2004).
IIASIL DAI\ PEMBAHASAI\ Penelitian ini mengklasifikasikan keberadaan karang hias berdasarkan tipe substrat
(substrat
keras dan substrat berpasir)-dan spesifikasi lokasi (reefflatelreef slope dan laguna) seperti terlihat pada Tabel 1.
38
Ofri Johan, dkk: Studi Tentang Hubungan Antara Jenis-jenis Karang Hias dengan Karakteristik
l l
I
Seminar Nasional Kelautan lll "Pembangunan Kelautan Berbasis IPTEK Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir" Universitas Hang Tuah Surabaya, 24 April2OOT
Tabel 1. Tipe substrat dan spesifikasi lokasi pelaksanaan penelitian Tipe substrat Keras
Lokasi Reef flat & R. slope
Pasir
Lagoon
Masaran
Karanggeneng
Karanggeneng
Puhawang-Kepelung
T. Staring
Puhawang-Kepelung
T. Staring
Legundi
Padaii
Legundi
Namboha
Masaran
Namboha
Langga kecil
Langga kecil
Padaii
Pengelompokkan menurut tipe substrat dikategorikan pada 2 macam yaitu keras memiliki prosentase benthic life form abiotik lebih rendah ll.l3yo, sementara substrat berpasir memiliki prosentase abiotik lebih tinggi (26.62%). Kategori abiotik pada survei berdasmkan benthic life form (english, et al., 1994) terdiri atas sqnd, rubble, silt, water dan rock. Pengelompokkan menurut tipe substrat ini berdasarkan prosentase sand dan silt yang ditemukan pada suatu perairan, dimana kandungan sand dan silt pada tipe substrat keras adalah 4.44 o/o dan 0.007o, sementara tipe substrat berpasir kandungan sand dan s/r adalah 7.02% dan 15.62Yo.
Kelimpahan Karang Hias Berdasarkan Tipe Substrat Keberadaan karang hias berdasarkan tipe substrat yaitu substrat keras dan substrat berpasir. Substrat berpasir memiliki perairan yang jernih, persentase tutupan karang hidupnya lebih tinggi 50.56% (gabungan antara hard coral Acropora 6.150/o dan non Acropora 44.41%) dibandingkan dengan tipe substrat yang keras 50.13% (hard coral Acropora 1.85% dan non Acropora 48.28o/o) (Tabel2). Tutupan karang hidup antara kedua lokasi ini tidak terlalu berbeda dan dikelompokkan pada konCisi karang yang bagus. Tingkat kematian karang (25.12oh) dan iumlah alga (7 .32%) lebih banyak ditemukan pada lokasi bersubstrat keras, sementara jenis benthic abiotik lebih banyak pada daerah yang bersubsfat pasir (26.62%) (Tabel2). Perairan bersubstrat dominan pasir ini memiliki tingkat sedimentasi lebih tinggi sehingga perairan kelihatan keruh atau meskipun saat dilakukan penyelaman terlihat jernih namun akan berubah menjadi keruh karena pengaruh gerakan kaki penyelam dan biasanya harus menunggu waktu agak lama untuk jernih lagi hingga partikel-partikel yang ada di badan air mengendap kembali. Subshat berpasir biasanya banyak terjadi di daerah laguna yang berada pada kedalaman lebih dalam sekitar 5-30 m. Kondisi ini membutuhkan keahlian khusus dalam penyelaman yaitu kemampuan buoyancy penyelam agar air tidak menjadi keruh dan perlu juga pembatasan waktu yang tepat dalam melakukan pengamatan untuk menghindari dampak negatip penyelaman terhadap kesehatan.
Tabel 2. Hasil pengambilan data dengan metode Point transect berdasarkan kriteria life form (English et aL.,1994).
KELOMPOK BENTHIC LIF'E FORM H. Corals (Acropora)
Tipe Substrat Keras
Tipe Lokasi
Berpasir
Reef flate/
Lagoon
RSlope
1.85
6.15
4.99
5.87
H. Corals (Non Acropora)
48.28
44.41
50.60
41.31
Dead Scleractinia
25.12
17.71
21.65
22.33
Algae
7.32
0.00
2.53
6.39
Other Fauna
3.60
5.
l0
6.05
1.83
Abiotic
I 1.13
14.17
22.57
26.62
Ofri Johan, dkk: Studi Tentang Hubungan Antara Jenis-jenis Karang Hias dengan Karakteristik
39
"Pembansunan r..rautan Berbasis rprEK Daram Ranska
Seminar Nasional Kelautan lll
i;?J:*i::,1::ffilf,3Xty:r?:rXTir,,trf;t
Pada Tabel 2 terlihat bahwa jumlah karang mati dan kelimpahan alga lebih banyak pada tipe keras dibandingkan substat tipe berpasir. Pada umumnya karang yang hidup pada tipe substrat -subsmj lgrnasU hidupnya berkelompok dan keragaman jenis sangat rendah. nfintara- tcelompok tersebut tidak ditemukan karang kpi hanya substrat dasar yang berpasir. Sebagian besarjenis karang hias yang menjadi target perdagangan banyak ditemukan pada kelompok tipe substrat berpasir ini. Namun selamalni janrng
sekali terpantau,bagi peneliti karena penelitian lebih banyak dilakukan pada perairan dangdl da; Tg.iliki visibilityyang lebih bagus yaitu di daerah reefflate dan reef slope. Tabel 3: Rataan jumlah jenis, jumlah koloni, maksimum & minimum kelimpahan karang dan kedalaman dimana karang hias ditemukan selama pengamatan
Tipe substrat
Pengukurrn Reef IIat & R. slope
Laguna
Kedalaman (m)
I 1.87
13.13
16.25
8.75
Jml. Jenis
51.25
19.25
50.25
20.25
Jml. Koloni
931
840.50
749
1022.50
Rataan Kelimpahan ftoUm2)
5.90
3.83
2.30
8.56
Minim. Kelimpahan (koUm2)
0.00
0.00
0.00
0.00
Maks. Kelimpahan (koVm2)
4.85
4.40
3.31
8.96
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah koloni yang diternukan pada substrat keras lebih tinggi dibandingkan dengan substrat berpasir, hal ini sama dengan teori selama ini bahwa karang akan mencari
tempat yang stabil dan keras untuk penempelan larva yang akan menjadi koloni -baru. Tingkat keberhasilan hidup pada susbhat keras juga tinggi tlitrandingkan dengan lokasi lain yang tidak mendukung perkembangan larva karang hingga dewasa. Jumlah jenis karang di daerah bersubstrat keras lebih tinggi
ditemukan sebanyak 19 jenis. Hal
ini
5l jenis sementara di lokasi berpasir menunjukkan keragair-an karang cukup tinggi pada daerah
bersubstrat keras dibandingkan dengan lokasi berpasir.
\ataan kelimpahan.kg*_g,qugu substrat keras lebih tinggi 5.90 (kol/m2) dibandingkan dengan berpasir 3.83 ftovm2). Maksimum kelimp3han karanglirtinggi terjadi pada lokasl bersubstrat -daerah keras yaitu jenis Faviles sp sebesar 4.85 koloni/m2 sementara-pada l&asi uersuustrat purir r"tlr* +.+o koloni/m2 (Tabel3).
-
Kelimpahan Karang Hias Berdasarkan Lokasi Tutupan karang lidyg na{a lokasi reefJlate
dan reef slope lebih tinggi (55.60 %), dikelompokkan pada kondisi karang baik, dibandingkan dengan daerah laguna i+l:e %) tefuoiong pada kondisi ku.*g rusak. Tutupan karang pada_reefflate dan reef slopc ini nrerupaian tutupan piting tinggidibandingkan dengan spesifikasi lokasi lain. Karang mati, tlga dan jenis abiotik lebih-banyak p-aaa i6"tasi laguna
diband_ingkan {engan daerah reefflote dan reef sloprlfuU.t Z;. Pada Tabel 3 terlihat bahwa pada lokasi laguna'memilikijumlah
koloni dan rataan kelimpahan dan 8.56 koUm2) dan lokasi reefflat/reef slope 749 koloni sementara rataan kelimpahannya2-30kol/nf. Namun jumlah jenis karang yung ait.rrtan di laguna lebih rendah (20.25 jenis) dibandingankan de3qan di daerah ,""i1tot" lun ttipe (so.ii;enis). -oata tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak jenis karang mampu hidup'dengan uait aioaeratr reefflate danreef slope dibandingkan dengan yarig memiliki konaisi f,erairan pada umumnya bersubstrat lsuna qS-" dT visibility perairan^rendah. Demikian juga dengan kategori other jaunalebih banyak ditemukan yang tinggi (1022.50
kqb}
iiy
&tB
didaeralrreefflatedanreefsrope(6.0s%)dibandingka;dengaidaerahtagunafi.g3"/"i'-'-' Kelimpahan karang m$simum terjadi padi daerah-laguna 1t.eo' mtonVm'/ te4adi pada jenis Cyalaolylliaiardinei yang ditemukan pada suatu laguna di iadaii,'sementara pada reef flate dan reef s/ope sebesar 3.31 kolonilm2. Sementara rataan keliri'pahan karang dari semuaierls ta.ant ditemukan
40
Ofri Johan, dkk: Studi Tentang Hubungan Antara Jenis-jenis Karang Hias dengan Karakteristik
Seminar Nasional Kelautan lll 'Panrbangunan Kehutan Berbanb lmEKDaEn Rangka Universitas Hang Tuah Surabaya, 21 AprilZs7
pada lokasi tersebut diperoleh
s€sar
perirdaa Xesfi-raa UeyrafdPesbf
8.56 kovm2 pada
lo*6i hgT",
substrat keras, 3.83 tcoVm2 paAa tipe srbetra berpasir dm 23O kobnz
Tabel 4. Kelimpahan karang
hia
lokasi laiD 5'90 koumz pada tipe
@ r$flde
sebagai target p€rdagangan padatipe
dan
reef slope.
subtra dan lokasi yang berbeda
Tioc substret Jenis karang Blastomussa sp
Catalaplrylliaq
P$to 0.04 4.48
0_03
0.m
Caulastrea sp
0.01
l:t
Cynaritu
0-22
Euphyllia ancora E. glabrescens
sp
E divisa Goniopora sp Heliofungia sp Hydnopora sp
Lobophyllia sp Plerogtra sp Scolymia q Trachyphyllia Rataan
q
Minimum Maksimum
Rctf
lld
R
0.or 0.(n
hgoon 0.03 E.96
0.01
r_28
0.o5
03
0.w
O.JE
0.{9
0.04 0.06
0.39 0.09
0.03
0.19
0-27
3.{9
3_1t
0.27
r.29
o.75
0.71
1.34
0.04 0.30 0.54
0.m
0.or
0.00
0.09
0.6
0-31
0.r3
0.r I
0.33
0.00
0.33
0.32 0.00
0.m
0.u7
0.55
0.m
2.03
1.72
l.{)
0.00 4-lt8
0.00 3.49
0.(0
0.56 0.00 0-25 0.55 3.48 0.00 E.96
3.3r
Pada Tabel 4 kelimpatran rataan tertingg pada kelompok karang hias ditem-ukan pada daeratt laguna 3.48 koVm2 sementarzr pada lokasi reef flae dan reef slope hanya l-.4O koUm', dari kelimpahan mlksimum terlihat jenis karand Catulaphyllia sp lebih tinggi E-9-E koloniimz kemudian diikuti oleh jenis. G oniopora sp ( I 3a kobni/m2ja"n C aul astrea sp ( 1.28 koloni/m:)Sebagian besarjenis-jenis karang hias pada Tabel 4 di ataS populasinya di alam hanya sedikit atau sulit ditemukan pada survei kondisi karang. Nemun dianura jenis ters€but dapat ditemukan dalam jumlah yang banyak dalam satu lokasi seperti pada survei karzng hias ini ditemukar jenis karang Catalaplryllia sp di sebuah laguna di Padaii, Kendari, jenis Euplryllio dr,-isa di pulau L:ngga Kecil, L,ampung dan Euphyllia qncoro di depan muara sungai Karanggeneng Jawa TengahKarang hias hasil recruitment baru biasanya menempel pada substrar yang keras seperti pada karang mati, posisinya berada pada bagian bawah bagan karang mati tersebut sehingga kelihatan tersembunyi, kemungkinan untuk menghindari terbawa anrs. Pada survei di Kendari banyak ditemukan karang jenis Plerogtra sp menempel pada lempengan bagiur karang mati kelompok folious. Kondisi subsffatseperti ini masih labil sehingga dapat dipindahkan amu terbawa oleh ombah keras atau arus. Pada akhirnya jenis karang tertentu saja yang berhasil mempenahankan diri hinga dewasa-
KESIMPULAN Karang hias yang menjadi target perdagangan lebih banl'ak ditemukan pada lokasi laguna yang dicirikan oleh tipe substrat yang berpasir, berada pada perairan yang lebih dalam dan biasanya hidup berkelompok dengan tingkat homogenitas jenis yang tingei. Karang hias yang ditemukan pada lokasi lain, reef Jlate dan reef slope memiliki kelimpahan yang rendah, dan tingkat homogenitasjenis yang rendah.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih pada Yayasan Terumbu Karang lndonesia (TERANGI). lembaga Trafiic Europe, AKKII (Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia) dan CV. Golden Marindo yang telah mensponsori dana dalam pelaksanaan survei ini. Kepada semua Team ICRWG (lndonesian Coral Reef Working Group) dan Yayasan Bahari di Kendari yang telah membanru kegiatan survei di lapangan' Ofti Johan, dkk: Studi Tentang Hubungan Antara Jenisjenis Karang Hias dengan Karakterbbk
41
'Panbaqeunan Ketar,tan Berberb tpTEK Dakrm Rangka
Serninar Nasional Kelautan
lll
ffi",j:ffimffii*-il;,*
Terlaksana penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan informasi tentang stok karang hias di alam. Kepada y"yasao Wallaci dan BAiEDALDA Kendari juga terima kasih atas peminjaman peralatan selam dan Korp*so. sehingga survei dapat berjalan dengan lancar, demikian juga pada semua pihak yang telah membantu sutsesnyi'Lgiatan ini.
DAF-TAR PUSTAKA Bruckner A, 2000. Survei of Coral Collection Sites in the Spemronde Archipelago, South Sulawesi. English S., Wilkinson C., Baker V., 1994. Survey Manual for Tropical Marine Resources. ASEANAustralia Marine Science Project Living Coastal Resources. Australian lnstitute of Marine Science. Townsville. 368 p. Green, E. & Shirley, F. 1999. The Global Trade in Coral. WCMC Biodiversity Series No. 9. WCMCWorld Conservation Press.
ICRWG,2002. Laporan Survei stock Assessment Karang Hias di Kendari. 20 p. RaSrmaker, C., 1998. Imports of Indonesian Marine Products into the european Union, I99G.1995. TRAFFIC Europe paper. gl pp. Raymakers, c. 2001. Review of trade in live corals from [ndonesia Traffic Europe. Raymakers, C., 2003. Monitoring of and Quota Setting for Trade in Live Corals in tndonesia and Fiji. Traffic. 56 p. Ross, M.A- 1984. A quantitative study of the stony coral fishery in cebq philipines. p.s.z.N.I. Marine Ecologt,23 (l):75-91. Terangi,2002. Report on Coral Stock Assesment in Rembang July ll-n zA}zand Lampung, August t9-23,2002. Turgeon, D.D.. R.G. Asch. B.D. causey. R.E. Dodge, w. Jaap, K. Banks. J. Delaney. B.D. Keller, R. Speiler. C-A. Matos, J.R. Garcia. E. Diaz. D. Catanzdro. C.S. Rogers, Z. Hillis-Starr. R. Nemeth. M. Taylor, G.P. Schmahl, M.W. Miller, D.A. Gulko. J.E. Ivlaragos, A.M. Friedlander, C.L. Hunter. R.S. Brainard' P. Craig, R.H. Richond, G. Davis. J. Starmer. M. Trianni. P. Houk. C.E. Birkeland. A. Edward. Y. Golbuu, J. Gutierrez. N. Idechong. G. Paulal. A. Tafileichig. and N. Vander Velde. 2002. The State of Coral Reef Ecosystems of the United States and pacific Freely' Associated Siates: 2002. National Oceanic and Atmospheric AdministrationrNational Ocean Service,National Centers for Coastal Ocean Science. Silver Spring. MD. 26,s pp.
42
Ofri Johan, dkk: Studi Tentang Hubungan Antara Jenis-jenis Karang Hias dengan Karakteristik