!"#2
Imigrasi Impian dan Kenyataan
FEBRUARI 2013
!"#2
DAL AM TERBI TAN I NI
s
BACA DI I NTERNET
www.jw.org/id
KAUM MUDA
TO P I K U TA M A
r
IMIGRASI Impian dan Kenyataan
KAUM MUDA BERTANYA . . . APA YANG PERLU AKU KETAHUI TENTANG SMS? Kalau digunakan dengan bijak, SMS bisa menjadi sarana komunikasi yang sangat berguna. Kalau digunakan dengan ceroboh, SMS bisa merusak persahabatan dan reputasimu. Dapatkan tips soal siapa dan apa yang kamu SMS, dan kapan kamu bisa menggunakannya. (Temukan di AJARAN ALKITAB/KAUM MUDA)
HALAMAN 6-9 ANAK-ANAK 3 MENGAMATI DUNIA 4 BANTUAN UNTUK KELUARGA Bagaimana Supaya Tidak Bertengkar Terus? 10 WAWANCARA Seorang Perancang Robot Menjelaskan Imannya 12 POTRET MASA LALU Plato 14 PANDANGAN ALKITAB Orang yang Berkekurangan
r Bacalah cerita Alkitab bergambar. Gunakan halaman-halaman ini untuk membantu anak Anda meningkatkan pengetahuan mereka tentang tokoh dan prinsip moral Alkitab. (Temukan di AJARAN ALKITAB/ANAK-ANAK)
16 APAKAH INI DIRANCANG? Ekor Kadal Agama
Vol. 94, No. 2 / Monthly / INDONESIAN Cetakan Tiap Terbitan: 43.524.000 dalam 98 Bahasa Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang didukung sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru. Awake! (ISSN 0005-237X) is published monthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001. Periodicals Postage Paid at Brooklyn, N.Y., and at additional mailing offices. POSTMASTER: Send address changes to Awake! 1000 Red Mills Road, Wallkill, NY 12589-3299. 5 2013 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.
Maukah Anda mendapatkan lebih banyak informasi atau belajar Alkitab gratis di rumah? Kunjungi www.jw.org/id atau kirim permintaan Anda ke alamat di bawah ini. SAKSI-SAKSI YEHUWA: AMERIKA SERIKAT: 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483. HONGKONG: 4 Kent Road, Kowloon Tong, Kowloon. Untuk daftar alamat di negara lain, lihat www.jw.org/hubungi-kami.
M E N G A M AT I DU N I A
AMERIKA SERIKAT Hampir 40 persen makanan di seluruh dunia terbuang, menurut Dewan Perlindungan Sumber Daya Alam. Misalnya, diperkirakan 7 persen tanaman pangan tidak pernah dipanen, 17 persen makanan yang disajikan di restoran dan kafetaria tidak dimakan, dan keluarga-keluarga membuang sekitar 25 persen makanan yang mereka beli.
Chameleon: Frank Glaw/Zoologische ¨ Staatssammlung Munchen/ Reuters/Newscom
YUNANI Statistik yang dirilis Kementerian Kesehatan Yunani menunjukkan peningkatan angka bunuh diri sebesar 40 persen di Yunani selama lima bulan pertama 2011, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2010. Peningkatan itu terjadi bersamaan dengan awal krisis ekonomi baru-baru ini.
MADAGASKAR Bunglon terkecil di dunia baru-baru ini ditemukan di Madagaskar. Kadal mungil berwarna cokelat ini, yang panjangnya 29 milimeter, bisa bertengger di ujung kuku. Karena habitatnya terancam, binatang ini bisa berisiko punah.
ISRAEL Anak-anak yang ”lahir dengan cacat yang sebenarnya bisa dideteksi saat diperiksa sebelum lahir” tidak bisa lagi menuntut kalangan berwenang medis karena tidak mendiagnosis cacat mereka sejak dini, menurut Haaretz.com. Namun, orang tua bisa menuntut jika mereka tidak diperingatkan bahwa anak mereka akan terlahir cacat, untuk memperoleh kompensasi atas ”biaya ekstra yang dikeluarkan dalam membesarkan anak yang cacat dan memenuhi kebutuhan[-nya] seumur hidupnya”.
AUSTRALIA Di Australia, 8 dari 10 pasangan tinggal bersama sebelum menikah.
B ANTUAN U NTU K K E LUARG A PERKAWI NAN
Bagaimana Supaya Tidak Bertengkar Terus?
TANTANGANNYA Apakah Anda dan teman hidup tidak bisa membahas sesuatu dengan tenang? Apakah Anda selalu merasa seperti berjalan melintasi ladang ranjau, dan setiap langkah bisa saja menimbulkan ledakan pertengkaran? Jika demikian, yakinlah bahwa keadaan bisa menjadi lebih baik. Tetapi, pertama-tama Anda perlu mencari tahu mengapa Anda dan teman hidup sering bertengkar.
MENGAPA ITU TERJADI Kesalahpahaman. Seorang istri bernama Jillian1 mengakui, ”Kadang saya mengucapkan sesuatu kepada suami saya dan apa yang keluar tidak seperti yang saya maksudkan. Atau, saya yakin saya sudah memberitahunya suatu hal, padahal saya sebenarnya hanya mengira sudah mengatakannya. Saya bahkan bermimpi sudah memberitahunya!” Perbedaan. Tidak soal seberapa serasinya Anda dengan teman hidup, pandangan kalian soal beberapa hal bisa berbeda. Mengapa? Karena tidak ada dua orang yang persis sama —fakta yang bisa menjadi bumbu atau menjadi racun dalam perkawinan. Bagi banyak suami istri, itu menjadi racun. Contoh buruk. ”Orang tua saya sering bertengkar dan saling mengata-ngatai,” kata seorang istri bernama Rachel, ”jadi waktu menikah, cara bicara saya kepada suami saya sama seperti cara bicara Mama kepada Papa. Saya tidak pernah belajar menunjukkan respek.” Alasan yang lebih dalam. Sering kali, pertengkaran yang sengit sebenarnya terjadi karena sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan pemicunya. Misalnya, perbantahan yang dimulai dengan ”Kamu selalu telat!” mungkin bukan soal ketepatan waktu, melainkan karena salah satu teman hidup merasa telah diperlakukan dengan tidak bertimbang rasa. Apa pun penyebabnya, sering bertengkar bisa berdampak buruk pada kesehatan Anda dan bahkan bisa berujung pada perceraian. Jadi, bagaimana supaya Anda tidak bertengkar terus? 1Nama-nama telah diubah.
r
Dapatkan lebih banyak bantuan untuk keluarga di www.jw.org/id
YANG BISA ANDA LAKUKAN Kunci untuk mencegah pertengkaran adalah dengan mencari tahu akar masalahnya. Pada situasi yang tenang, cobalah latihan berikut bersama teman hidup Anda. 1. Di kertas masing-masing, tulislah masalah yang dipertengkarkan baru-baru ini. Misalnya, suami mungkin menulis, ”Kamu pergi seharian sama teman-temanmu dan tidak telepon aku sama sekali.” Istri mungkin menulis, ”Kamu kesal karena aku pergi sama teman-temanku.” 2. Dengan pikiran terbuka, diskusikanlah hal-hal berikut: Seserius itukah masalahnya? Bisakah itu diabaikan saja? Dalam beberapa kasus, demi kedamaian, ada baiknya kalian sepakat untuk tidak sepakat, dan menutupi masalahnya dengan kasih.—Prinsip Alkitab: Amsal 17:9. Jika Anda dan teman hidup menyimpulkan bahwa masalahnya sepele, saling meminta maaflah dan anggap itu sudah selesai.—Prinsip Alkitab: Kolose 3:13, 14. Jika masalahnya tampaknya lebih serius bagi salah satu atau bagi kalian berdua, lanjut ke langkah berikut. 3. Tulis perasaan Anda selama pertengkaran itu, dan minta teman hidup Anda melakukan yang sama. Misalnya, suami mungkin menulis, ”Aku rasa kamu lebih senang bersama teman-temanmu daripada bersama aku.” Istri mungkin menulis, ”Aku merasa diperlakukan kayak anak kecil yang ke mana-mana harus lapor ke papanya.” 4. Tukar kertas Anda dengan kertas teman hidup Anda, dan baca komentarnya. Teman hidup Anda punya alasan yang lebih dalam apa sewaktu bertengkar? Bahaslah cara-cara lain yang kalian masing-masing bisa lakukan untuk mengatasi akar masalahnya tanpa bertengkar.—Prinsip Alkitab: Amsal 29:11.
AY A T - AY A T K U N C I ”Orang yang menutupi pelanggaran mengupayakan kasih.” —Amsal 17:9. ”Teruslah bersabar seorang terhadap yang lain dan ampuni satu sama lain dengan lapang hati.” —Kolose 3:13. ”Orang bebal mengeluarkan segala rohnya, tetapi ia yang berhikmat menjaganya tetap tenang sampai ke akhir.”—Amsal 29:11.
JIKA KALIAN BERTENGKAR . . . Gali lebih dalam: Apa yang sebenarnya kalian harapkan dari satu sama lain selama perbantahan itu? Cari tahu akar masalahnya. ”Putar kembali”: Alih-alih bertengkar, cara-cara lain apa yang kalian masing-masing bisa lakukan untuk mengatasi akar masalahnya?
Jika masalahnya sepele, saling meminta maaflah dan anggap itu sudah selesai
5. Diskusikan apa yang kalian pelajari dari latihan ini. Bagaimana kalian bisa menggunakannya untuk menyelesaikan atau mencegah pertengkaran di kemudian hari? ˛
Sedarlah! Februari 2013 5
TO P I K U TA M A
Imigrasi Impian dan Kenyataan MENCARI KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK EORGE putus asa. Ia tidak bisa mendapatkan cukup makanan untuk keluarganya. Pada saat yang sama, para tetangganya sakit, dan beberapa tampaknya kelaparan. Namun, beberapa ratus kilometer ke selatan, ada negeri yang lebih kaya. ’Saya akan pindah ke luar negeri, mencari pekerjaan, baru keluarga saya menyusul,’ pikirnya. Patricia juga mengimpikan kehidupan yang baru di luar negeri. Dia tidak punya pekerjaan dan tak punya banyak peluang dalam hidup. Dia dan pacarnya memutuskan untuk melakukan perjalanan dari Nigeria ke Aljazair, menuju Spanyol, tanpa menyadari betapa beratnya melintasi Gurun Sahara. ”Saya sedang hamil waktu itu,” katanya, ”dan saya bertekad memberikan hidup yang lebih baik bagi anak saya.” Rachel ingin memulai lembaran baru di Eropa. Dia kehilangan pekerjaannya di Fili-
G
pina, dan kerabatnya meyakinkan dia bahwa ada banyak pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri. Jadi, dia meminjam uang untuk tiket pesawat dan berpamitan dengan suami dan putrinya, serta berjanji, ”Kita tidak akan lama-lama berpisah.” Diperkirakan ada lebih dari 200 juta orang seperti George, Patricia, dan Rachel yang pindah ke luar negeri dalam satu dekade terakhir. Meski ada yang pindah karena perang, bencana alam, atau penganiayaan, kebanyakan pindah karena alasan ekonomi. Problem apa yang dihadapi para migran di negeri yang baru? Apakah mereka semua mendapatkan hidup yang lebih baik? Bagaimana keadaan anak-anak sewaktu ayah atau ibu mereka pergi untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik? Perhatikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
SUSAH PAYAH DI JALAN DAN UPAYA MENJADI MAPAN Sering kali, tantangan pertama sewaktu pindah ke luar negeri adalah perjalanannya. George, yang disebutkan di artikel pertama, melakukan perjalanan sejauh ratusan kilometer dengan sedikit makanan. ”Perjalanan itu seperti mimpi buruk,” kenangnya. Banyak imigran bahkan tidak pernah sampai di tempat tujuan mereka. Tujuan Patricia adalah mencapai Spanyol. Dia melakukan perjalanan dengan truk terbuka melintasi Gurun Sahara. ”Perjalanan dari Nigeria ke Aljazair makan waktu seminggu, dan 25 orang dijejalkan dalam truk itu. Di perjalanan, kami melihat banyak mayat, juga orang-orang yang berjalan tanpa arah di gurun, menanti kematian. Tampaknya, beberapa sopir truk tanpa belas kasihan menelantarkan mereka di tengah perjalanan.” Tidak seperti George dan Patricia, Rachel bisa terbang ke Eropa, dan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga sudah menantinya. Tetapi, dia tidak pernah menyangka bahwa dia bakal sangat merindukan putrinya yang berusia dua tahun. ”Tiap kali saya melihat seorang ibu menimang bayinya, hati saya teriris-iris,” kenangnya. George berjuang menyesuaikan diri di negeri yang baru. Setelah berbulan-bulan, baru ia bisa mengirimkan uang ke rumah. ”Sering, pada malam hari, saya menangis karena kesepian dan frustrasi,” akunya. Setelah beberapa bulan di Aljazair, Patricia mencapai perbatasan Moroko. ”Di sana,” katanya, ”saya melahirkan putri saya. Saya harus bersembunyi dari pedagang manusia yang menculik wanita migran dan memaksa mereka menjadi pelacur. Akhirnya, saya punya cukup uang untuk penyeberangan berbahaya lewat laut ke Spanyol. Perahunya sudah jelek dan perlengkapannya sangat minim untuk jumlah penumpang yang banyak. Kami sampai harus menggunakan sepatu kami untuk mengeluarkan air dari perahu! Setibanya di pantai Spanyol, saya tidak punya kekuatan untuk berjalan ke darat.”
Tentu, orang yang ingin bermigrasi hendaknya tidak hanya memperhitungkan kemungkinan risiko perjalanan. Mereka juga perlu mempertimbangkan kendala bahasa dan budaya di negeri yang baru, juga masalah biaya dan legalitas sewaktu mencoba menjadi warga negara atau penduduk tetap di sana. Mereka yang tidak punya status legal sering kali sulit mendapat pekerjaan yang bagus, tempat tinggal yang layak, pendidikan, atau perawatan kesehatan. Mereka juga mungkin sulit mendapatkan SIM atau membuka rekening bank. Dan, sering kali, imigran tanpa dokumen dieksploitasi, mungkin sebagai buruh yang murah. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah uang. Apakah itu memang bisa memberikan jaminan? Alkitab memberikan nasihat yang masuk akal ini, ”Janganlah bersusah payah untuk menjadi kaya. Batalkanlah niatmu itu. Sebab, dalam sekejap saja hartamu bisa lenyap, seolah-olah ia bersayap dan terbang ke angkasa seperti burung rajawali.” (Amsal 23:4, 5, Bahasa Indonesia Masa Kini) Ingatlah juga bahwa kebutuhan terbesar kita adalah hal-hal yang tidak bisa
MIGRAN ZAMAN DAHULU ”Migrasi . . . sudah lama dilakukan untuk mengatasi kemiskinan,” tulis ekonom J.K. Galbraith. Hal itu dilakukan oleh patriark Yakub, bapak bangsa Israel. Karena kelaparan di Kanaan, Yakub dan keluarga besarnya sejumlah kira-kira 70 orang pindah ke Mesir, tempat mereka menetap untuk waktu yang sangat lama. (Kejadian 42:1-5; 45:911; 46:26, 27) Malah, Yakub wafat di sana, dan keturunannya tetap tinggal di Mesir selama kira-kira 200 tahun sebelum kembali ke Kanaan.
Sedarlah! Februari 2013 7
dibeli dengan uang—yaitu, kasih, ketenteraman emosi, dan persatuan keluarga. Sungguh menyedihkan jika orang tua membiarkan hasrat akan uang menjadi lebih penting daripada cinta kepada pasangan hidup atau ”kasih sayang alami” kepada anak-anak mereka! —2 Timotius 3:1-3.
Sebagai manusia, kita juga punya kebutuhan rohani. (Matius 5:3) Karena itu, orang tua yang bertanggung jawab berupaya sekuat tenaga memenuhi tanggung jawab dari Allah untuk mengajar anak-anak mereka tentang Allah, maksud-tujuan-Nya, dan standar-Nya. —Efesus 6:4.
”KAMI LEBIH SENANG KAL AU MEREKA TIDAK AMBIL KEPUTUSAN ITU” ”Saya sulung dari tiga anak perempuan, dan saya berusia sembilan tahun sewaktu Mama pergi ke Eropa,” kata Airen, yang tinggal di Filipina. ”Mama menjanjikan kami makanan yang lebih baik, sekolah yang lebih baik, dan rumah yang lebih baik. Saya masih ingat hari kepergiannya. Mama memeluk saya dan meminta saya untuk merawat adik-adik saya, Rhea dan Shullamite. Saya menangis lama sekali. ”Empat tahun kemudian, Papa menyusul Mama. Waktu Papa masih bersama kami, saya tidak mau lepas dari Papa. Waktu Papa pamit, saya dan adikadik bergelendot sama Papa sampai Papa masuk ke bus. Sekali lagi, saya menangis tersedu-sedu lama sekali.” Shullamite, si bungsu, mengenang, ”Waktu Airen sembilan tahun, dia jadi seperti mama saya. Saya curhat kepadanya, dan dia mengajari saya cara mencuci baju, merapikan tempat tidur, dan
lain-lain. Waktu orang tua kami menelepon, saya kadang mencoba menjelaskan perasaan saya kepada mereka, tapi saya tidak bisa mengungkapkannya dengan jelas. Saya rasa mereka tidak selalu paham. ”Orang sering bertanya apakah saya rindu orang tua saya. ’Ya,’ jawab saya. Tapi jujur, saya tidak begitu ingat mama saya. Mama pergi ketika saya masih empat tahun, dan saya terbiasa hidup tanpa Mama.” ”Waktu saya 16 tahun,” kata Airen, ”saya dan adik-adik akhirnya berangkat untuk menemui orang tua kami. Saya senang sekali! Tapi, setibanya kami di sana, saya merasa kami sudah tidak terlalu akrab dengan mereka.” Rhea menambahkan, ”Saya tidak pernah menceritakan masalah saya. Saya orangnya pemalu dan sulit mengungkapkan kasih sayang. Di Filipina, kami tinggal dengan Paman dan Bibi, yang punya tiga anak. Meski kerabat kami peduli dengan kami, mereka tidak sama seperti orang tua kandung.” Airen menyimpulkan, ”Kami tidak menderita waktu keluarga kami miskin—kami tidak pernah kelaparan. Tapi saya dan adik-adik menderita waktu ditinggal orang tua. Sekarang, keluarga kami sudah bersatu kembali selama hampir lima tahun, tapi dampak perpisahan selama bertahun-tahun itu masih membekas. Kami tahu orang tua kami menyayangi kami, tapi kami lebih senang kalau mereka tidak ambil keputusan itu.”
KEBERSAMAAN KELUARGA—LEBIH PENTING DARI UANG Kisah para imigran mungkin berbeda-beda, tetapi kebanyakan punya kesamaan, seperti yang terlihat pada contoh George, Rachel, dan Patricia, yang disebutkan sebelumnya di seri artikel ini. Keluarga menderita sewaktu ayah atau ibu merantau atau seorang teman hidup meninggalkan pasangannya, dan mungkin baru bertahun-tahun kemudian keluarga itu bisa bersatu kembali. Bagi keluarga George, itu memakan waktu lebih dari empat tahun. Rachel akhirnya terbang kembali ke Filipina untuk menjemput putrinya setelah terpisah selama hampir lima tahun. Patricia sampai di Spanyol dengan menggendong bayi perempuannya. ”Dia satu-satunya keluarga saya, jadi saya berupaya mengurus dia dengan baik,” kata Patricia. Banyak imigran tetap tinggal di negeri baru meski merasa kesepian, menghadapi masalah ekonomi, dan terpisah semakin lama dari keluarga mereka. Mereka sudah berinvestasi begitu banyak sehingga sewaktu tidak berhasil, tidak banyak yang mau mengakui kegagalan mereka dan pulang untuk menanggung aib dan malu. Seorang yang berani melakukannya adalah Allan, dari Filipina. Ia mendapat pekerjaan yang bagus di Spanyol, tetapi 18 bulan kemudian, ia pulang. ”Saya terlalu rindu dengan istri dan putri kecil saya,” katanya. ”Saya memutuskan untuk tidak kerja di luar negeri lagi kecuali kami sekeluarga bisa pindah. Dan inilah yang akhirnya kami lakukan. Keluarga jauh lebih penting dari uang.” Ada satu hal lagi yang juga lebih penting dari uang, seperti yang Patricia rasakan. Dia
ke Spanyol dengan membawa kitab ”Perjanjian Baru”, atau Kitab-Kitab Yunani Kristen. ”Saya menganggapnya sebagai jimat,” katanya. ”Kemudian saya bertemu dengan seorang wanita Saksi Yehuwa. Sebelumnya, saya tidak tertarik bicara dengan orang-orang dari agama ini. Jadi, saya mengajukan banyak pertanyaan kepada Saksi itu untuk membuktikan bahwa ajarannya salah. Tapi, tidak seperti yang saya kira, dia justru bisa membela kepercayaannya dan menjawab pertanyaan saya langsung dari Alkitab.” Dari apa yang ia pelajari, Patricia tahu bahwa kebahagiaan yang langgeng dan harapan masa depan yang pasti tidak bergantung pada lokasi atau uang, tetapi pada pemahaman tentang Allah dan maksud-tujuan-Nya bagi kita. (Yohanes 17:3) Salah satu yang Patricia pelajari adalah bahwa Allah yang benar punya nama—Yehuwa. (Mazmur 83:18) Dia juga membaca di Alkitab bahwa Allah akan melenyapkan segala kemiskinan melalui pemerintahan Kerajaan-Nya di tangan Yesus Kristus. (Daniel 7:13, 14) ”[Yesus] akan membebaskan orang miskin yang berseru meminta tolong, juga orang yang menderita dan siapa pun yang tidak mempunyai penolong. Ia akan menebus jiwa mereka dari penindasan dan tindak kekerasan,” kata Mazmur 72:12, 14. Cobalah luangkan waktu untuk memeriksa Alkitab. Buku yang berisi hikmat ilahi ini akan membantu Anda menetapkan prioritas yang masuk akal, membuat keputusan yang bijak, dan bertekun menghadapi cobaan apa pun dengan sukacita dan harapan.—Amsal 2:6-9, 20, 21. ˛
Sedarlah! Februari 2013 9
WAWA N C A R A M A S S I M O T I S TA R E L L I
Seorang Perancang Robot Menjelaskan Imannya PROFESOR Massimo Tistarelli adalah ilmuwan di University of Sassari di Italia. Ia anggota redaksi untuk tiga majalah sains internasional dan ikut menulis lebih dari seratus karya tulis ilmiah. Ia meneliti cara manusia mengenali wajah dan melakukan hal yang tampaknya sederhana seperti menangkap bola. Ia kemudian merancang sistem visual untuk robot—sistem yang meniru apa yang kita lakukan. Sedarlah! mewawancarai dia tentang imannya dan pekerjaannya sebagai ilmuwan. Apa latar belakang agama Anda? Orang tua saya Katolik, tapi tidak pernah ke gereja. Sewaktu muda, saya cenderung ateis. Saya diajari bahwa kehidupan muncul melalui evolusi, dan saya menerima itu sebagai fakta. Namun, meski tidak percaya adanya Pencipta, saya merasa bahwa pasti ada sesuatu yang lebih tinggi daripada kita. Untuk
mencari tahu, saya mempelajari Buddhisme, Hinduisme, dan Taoisme, tapi ajaran mereka tidak memberikan jawaban yang memuaskan. Apa yang membuat Anda berminat pada sains? Dari kecil, saya terkagum-kagum pada mesin. Saya bahkan suka membongkar mainan elektronik saya dan memasangnya
kembali. Dan saya tak henti-hentinya mengajukan banyak pertanyaan pada ayah saya, seorang insinyur telekomunikasi, tentang cara kerja radio dan telepon. Apa yang Anda lakukan untuk menjadi ilmuwan? Saya mempelajari teknik elektro di University of Genoa, kemudian saya melakukan riset doktoral di bidang perancangan robot. Saya khususnya meneliti sistem visual manusia serta mendesain berbagai cara untuk menerapkannya pada rancangan robot. Mengapa Anda tertarik pada sistem visual kita? Kerumitannya luar biasa, tidak hanya melibatkan mata—itu bahkan mencakup media untuk menginterpretasikan apa yang kita lihat. Misalnya, perhatikan apa
yang terjadi sewaktu kita menangkap bola. Sewaktu kita berlari untuk menangkap bola, lensa mata kita memfokuskan gambar bola itu pada retina. Gambar itu akan bergerak melintasi retina dengan cara yang bergantung pada pergerakan bola dan mata kita. Tentu, kita biasanya memfokuskan mata kita pada bola itu. Gambarnya lalu menjadi tidak bergerak di retina sementara latarnya ”bergerak”. Pada saat bersamaan, sistem visual kita mengalkulasi kecepatan dan arah bola itu. Yang menakjubkan, kalkulasi itu mulai dilakukan di retina seraya mata kita memperkirakan pergerakan bola dibandingkan dengan latarnya. Saraf optik kita lantas mengirimkan sinyal yang dibentuk oleh retina ke otak kita, yang akan menganalisis informasinya lebih lanjut dan memerintahkan kita untuk menangkap bola itu. Kerumitan seluruh proses itu sungguh mengagumkan. Apa yang membuat Anda percaya akan Pencipta? Pada 1990, saya melakukan riset selama beberapa bulan di Trinity College, Dublin, Irlandia. Dalam perjalanan pulang bersama istri saya, Barbara, kami membahas masa depan anakanak kami. Kami juga memutuskan untuk mengunjungi kakak perempuan saya yang adalah Saksi Yehuwa. Dia memberikan buku Kehidupan—Bagaimana Asal Mulanya? Melalui Evolusi atau Penciptaan? yang diterbitkan oleh Saksi. Saya ter-
Saya memikirkan robot-robot yang saya buat. Rancangan siapa yang saya tiru? kesan oleh riset saksama dalam buku ini. Saya segera menyadari bahwa saya telah menerima evolusi tanpa mempertanyakannya. Misalnya, saya berasumsi bahwa evolusi didukung sepenuhnya oleh catatan fosil. Ternyata tidak. Malah, semakin saya memeriksa evolusi, semakin saya yakin bahwa teori itu cuma omong besar tapi tidak didukung fakta. Kemudian, saya memikirkan robot-robot yang saya buat. Rancangan siapa yang saya tiru? Saya tidak akan pernah bisa merancang robot yang mampu menangkap bola semahir kita. Robot bisa diprogram untuk menangkap bola, tapi hanya dalam kondisi yang sudah diatur dengan tepat. Robot tidak bisa melakukannya dalam keadaan yang tidak sesuai dengan programnya. Kemampuan belajar kita jauh lebih unggul daripada mesin—dan mesin saja ada pembuatnya! Fakta ini hanya satu dari banyak hal yang membuat saya menyimpulkan bahwa kita pasti punya Perancang. Mengapa Anda menjadi Saksi Yehuwa? Antara lain karena saya dan Barbara menyukai metode belajar mereka yang saksama. Saya khususnya terkesan akan riset dalam publikasi mereka. Riset yang andal menarik bagi orang seperti saya, yang mau menye-
lami setiap hal secara terperinci. Misalnya, saya sangat tertarik dengan berbagai nubuat, atau prediksi, dalam Alkitab. Apa yang saya pelajari mengenai halhal itu meyakinkan saya bahwa Alkitab benar-benar berasal dari Allah. Pada 1992, saya dan Barbara dibaptis sebagai SaksiSaksi Yehuwa. Apakah mempelajari sains melemahkan iman Anda? Justru sebaliknya, sains telah menguatkan iman saya. Misalnya, perhatikan bagaimana kita mengidentifikasi wajah. Bayi bisa melakukan ini beberapa jam setelah lahir. Saya dan Anda bisa langsung mengidentifikasi seseorang yang kita kenal, meski ia berada di tengah kerumunan. Kita bahkan mungkin bisa mengetahui kondisi emosinya. Namun, kita mungkin sama sekali tidak sadar bahwa apa yang kita lakukan itu mencakup pemrosesan begitu banyak informasi dalam waktu yang luar biasa cepat. Ya, saya sangat yakin bahwa sistem visual kita adalah karunia berharga dari Allah Yehuwa. Karunia-Nya, termasuk Alkitab, menggugah saya untuk bersyukur kepada-Nya dan bercerita tentang Dia kepada orang lain. Lagi pula, rasa keadilan saya membuat saya menyimpulkan bahwa Ia pantas mendapat pujian untuk hasil karya-Nya. ˛ Sedarlah! Februari 2013 11
P O T R E T M A S A L A L U P L ATO
PLATO Plato (8 427-347 SM) adalah filsuf Yunani kafir. Ia lahir di Athena dalam keluarga ningrat dan menerima pendidikan yang biasa didapat anak muda Yunani yang kaya. Ia sangat dipengaruhi oleh filsuf terkenal Sokrates dan oleh para pengikut Pythagoras, seorang filsuf dan matematikawan.
SEKI L AS FAK TA ( Plato dianggap sebagai salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah kebudayaan Barat. ( Sewaktu muda, ia tertarik kepada politik tetapi belakangan merasa sangat dikecewakan. ( Ia belakangan menulis tentang etika, keadilan, pengetahuan, kesahajaan, kesalehan, jiwa, dan kepahlawanan. ( Murid Plato yang paling terkenal adalah Aristoteles, yang menjadi pendidik, filsuf, dan ilmuwan.
ETELAH berkeliling di kawasan Mediterania dan terlibat dalam politik di Sirakuse, kota Yunani di Sisilia, Plato kembali ke Athena, tempat ia mendirikan Akademi. Akademi ini, yang sering disebut-sebut sebagai universitas pertama di Eropa, menjadi pusat penelitian matematika dan filosofi.
S
MENGAPA ANDA PERLU TAHU? Ajaran Plato sangat berpengaruh terhadap kepercayaan religius jutaan orang, termasuk orang yang mengaku Kristen, yang kebanyakan dengan keliru mengira bahwa berbagai kepercayaan ini berdasarkan Alkitab. Ajaran utama Plato adalah konsep bahwa manusia punya jiwa yang tidak dapat mati meskipun tubuh jasmani mati. Plato sangat berminat akan kehidupan setelah kematian. Buku Body and Soul in Ancient Philosophy berkata bahwa ”jiwa yang tidak dapat mati adalah salah satu topik kesukaan Plato”. Ia begitu yakin bahwa ”jiwa tetap hidup walau wujudnya sekarang mati, untuk mendapat upah atau hukuman yang pantas di akhirat, berdasarkan cara hidup seseorang selama di bumi”.1 1 Meski Plato memopulerkan gagasan jiwa yang tidak dapat mati, ia bukan yang pertama mencetuskannya. Dalam berbagai bentuk, konsep itu sudah lama menjadi bagian dari agama kafir, antara lain dari Mesir dan Babilonia.
”Jiwa yang tidak dapat mati adalah salah satu topik kesukaan Plato.” —Body and Soul in Ancient Philosophy
BAGAIMANA AJARAN PLATO MENYEBAR? Selama sembilan abad Akademi Plato berdiri, dari 387 SM sampai 529 M, pengaruhnya sangat besar. Gagasan Plato menjadi populer di negeri-negeri yang dikuasai Yunani dan Romawi. Filsuf Yahudi Filo dari Aleksandria menerima ajaran Plato, sama seperti banyak pemimpin agama dalam Susunan Kristen. Hasilnya, konsep filosofis kafir, termasuk jiwa yang tidak dapat mati, menyusup ke dalam ajaran Yudaisme dan Kekristenan. ”Semua teologi Kristen bergantung, sedikit banyak, pada filsafat Yunani modern, terutama ajaran Plato,” kata The Anchor Bible Dictionary, ”tetapi beberapa pemikir Kristen . . . lebih cocok disebut Platonis Kristen.” Bandingkan apa yang dikatakan beberapa sumber berikut. Apa kata Plato: ”[Pada waktu mati,] sesuatu yang adalah diri kita yang sebenarnya, dan yang kita sebut jiwa yang tidak dapat mati, pergi menghadap dewa-dewi lain, di sana . . . untuk memberikan pertanggungjawaban,—prospek yang dihadapi dengan berani oleh orang baik, tetapi dengan rasa takut yang hebat oleh orang jahat.” —Plato—Laws, Buku XII. Apa kata Alkitab: Jiwa adalah orang itu sendiri atau kehidupan yang ia nikmati. Bahkan binatang adalah jiwa. Sewaktu mati, jiwa itu tidak ada lagi.1 Perhatikan beberapa ayat berikut: ˇ ”Manusia pertama, Adam, menjadi jiwa yang hidup.” —1 Korintus 15:45. ˇ ”Selanjutnya Allah berfirman, ’Biarlah bumi mengeluarkan jiwa-jiwa yang hidup menurut jenisnya, binatang peliharaan dan binatang merayap dan binatang liar di bumi.’ ”—Kejadian 1:24. ˇ ”Biarlah jiwaku mati.”—Bilangan 23:10. ˇ ”Jiwa yang berbuat dosa—jiwa itulah yang akan mati.” —Yehezkiel 18:4. Jelaslah, Alkitab tidak mengajarkan bahwa jiwa tetap hidup saat tubuh jasmani mati. Jadi, pikirkanlah, ’Apakah kepercayaan saya berdasarkan Alkitab atau filsafat Plato?’ ˛
”Gagasan bahwa jiwa akan tetap hidup setelah kematian tidak terlihat dengan jelas dalam Alkitab.”—New Catholic Encyclopedia.
”Baru pada masa pasca-Alkitab, kepercayaan yang jelas dan tegas berkenaan jiwa yang tidak berkematian diteguhkan . . . dan menjadi salah satu batu penjuru dari iman Yahudi dan Kristen.” (Cetak miring red.)—Encyclopaedia Judaica.
”Kepercayaan bahwa jiwa terus hidup setelah tubuh membusuk merupakan soal spekulasi filosofis atau teologis . . . dan karenanya itu sama sekali tidak diajarkan dalam Tulisan-Tulisan Kudus.”—The Jewish Encyclopedia.
1 Alkitab mengajarkan bahwa orang mati seolah sedang tidur, menantikan kebangkitan. (Pengkhotbah 9:5; Yohanes 11:11-14; Kisah 24:15) Kontrasnya, jiwa yang tidak dapat mati tidak membutuhkan kebangkitan.
Sedarlah! Februari 2013 13
PA NDA NG A N A L K I TA B O R A NG YA NG B ER K EK U R A NG A N
O R A NG YA NG B ER KEKU R A NG A N Apakah Allah memedulikan mereka?
”Hendaklah cara hidupmu bebas dari cinta uang . . . Sebab [Allah] mengatakan, ’Aku tidak akan membiarkan engkau atau meninggalkan engkau.’ ” —Ibrani 13:5.
BAGAIMANA ALLAH MENUNJUKKAN KEPEDULIANNYA Sewaktu seorang dari umat Allah Yehuwa mengalami kesulitan, kepedulian Allah bisa terlihat melalui berbagai cara. Salah satunya adalah dukungan pengasih dari rekan-rekan Kristen.1 Yakobus 1:27 mengatakan, ”Bentuk ibadat yang bersih dan tidak tercemar dari sudut pandangan Allah dan Bapak kita adalah ini: mengurus para yatim piatu dan janda-janda dalam kesengsaraan mereka.” Orang Kristen masa awal saling membantu. Misalnya, sewaktu dinubuatkan bahwa kelaparan hebat akan melanda daerah Yudea, orang Kristen di kota Antiokhia di Siria memutuskan untuk ”mengirimkan bantuan kepada saudara-saudara yang tinggal di Yudea”. (Kisah 11:28-30) Berkat bantuan itu, rekan Kristen mereka yang berkekurangan mendapatkan kebutuhan pokok. Pemberian sukarela ini merupakan bukti kasih Kristen.—1 Yohanes 3:18. 1 Di beberapa negeri, pemerintah menyediakan bantuan untuk menyejahterakan orang yang berkekurangan. Kalau itu tidak tersedia, tanggung jawab itu terutama terletak pada kerabat mereka.—1 Timotius 5:3, 4, 16.
r
Temukan lebih banyak jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan Alkitab di www.jw.org/id
Bagaimana mereka bisa berupaya sendiri? ALLAH MEMBANTU KITA UNTUK MENOLONG DIRI SENDIRI Seperti yang dirasakan jutaan orang, hikmat dalam Alkitab itu praktis dan tak tertandingi. Amsal 2:6, 7 berkata, ”Yehuwa sendiri memberikan hikmat; dari mulutnya keluar pengetahuan dan daya pengamatan. Dan bagi orang-orang yang lurus hati, ia akan menyimpan hikmat yang praktis bagaikan harta.” Jika orang menggunakan hikmat seperti itu, mereka merasakan manfaatnya. Misalnya, mereka menghindari kebiasaan yang berbahaya dan menghabiskan uang, seperti penyalahgunaan narkoba dan alkohol. (2 Korintus 7:1) Mereka juga menjadi jujur serta lebih rajin dan bertanggung jawab, sehingga lebih mudah mendapatkan pekerjaan atau membuat diri mereka lebih dihargai sebagai karyawan. Efesus 4:28 berkata, ”Biarlah orang yang mencuri tidak mencuri lagi, tetapi sebaliknya biarlah ia bekerja keras, . . . agar ia memiliki sesuatu untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan.”
”Aku, Yehuwa, adalah Allahmu, Pribadi yang mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagimu.” —Yesaya 48:17, 18.
Adakah bukti bahwa hikmat Alkitab membantu mereka? HASIL YANG BICARA Wilson, pekerja temporer yang tinggal di Ghana, sudah hampir menyelesaikan kontrak kerjanya. Di hari terakhirnya, saat mencuci mobil direktur utama, Wilson menemukan uang di bagasi. Penyelianya menyuruh dia mengambil uang itu. Te- ”Kebijaksanaan Allah tapi Wilson, yang adalah Saksi Yehuwa, tidak mau mencuri. Sebaterbukti dari hasil-hasilnya.” liknya, ia mengembalikan uang itu kepada pemiliknya. Alih-alih di—Matius 11:19, PHK, Wilson mendapat pekerjaan permanen dan belakangan Bahasa Indonesia Masa Kini. diangkat menjadi pegawai senior. ´ Di Eropa, Geraldine di-PHK karena majikannya tidak suka dengan Saksi Yehuwa. Namun, ibu dari majikannya memberi tahu putrinya bahwa dia telah membuat kesalahan besar. Ibunya mengatakan, ”Kalau kamu mau punya karyawan yang bisa dipercaya dan yang kerjanya serius, tidak ada pekerja yang lebih baik daripada Saksi Yehuwa.” Putrinya melakukan riset tentang Saksi, dan ´ Geraldine mendapat pekerjaannya kembali. Sewaktu Sarah, ibu tunggal di Afrika Selatan, mengalami masa yang sulit, ia merasakan kasih Kristen yang nyata ketika anggota sidang jemaatnya memberi keluarganya makanan yang dibutuhkan dan transportasi. Belakangan, anak-anaknya berkata, ”Kami punya banyak orang tua di sidang.” Ada banyak pengalaman yang serupa. Ini mengingatkan kita akan Amsal 1:33, yang berbunyi, ”Orang yang mendengarkan aku [Yehuwa], ia akan berdiam dengan aman.” Betapa benarnya itu! Sedarlah! Februari 2013 15
APAKAH INI DIRANCANG?
ADAL agama melompat dari permukaan horizontal ke dinding vertikal dengan mudahnya. Tetapi, kalau permukaannya licin, si kadal tidak bisa berpijak dengan baik, namun ia tetap berhasil mendarat di dinding. Bagaimana mungkin? Rahasianya ada pada ekornya.
K Ekor Kadal Agama
Pikirkan: Sewaktu melompat dari permukaan yang kasar—yang memberikan pijakan yang stabil—kadal agama pertama-tama menyeimbangkan tubuhnya, dan ekornya tetap mengarah ke bawah. Ini membantu mereka melompat pada sudut yang tepat. Namun, di permukaan yang licin, mereka cenderung tergelincir dan melompat pada sudut yang salah. Tetapi, sewaktu di udara, mereka memperbaiki sudut tubuh mereka dengan mengayunkan ekor ke atas. Proses ini rumit. ”Kadal harus secara tangkas menyesuaikan sudut ekornya dengan benar supaya tubuhnya tetap tegak,” kata sebuah laporan yang dirilis University of California, Berkeley. Semakin licin permukaannya, semakin tinggi kadal ini mesti menaikkan ekornya agar bisa mendarat dengan aman.
5 Ariadne Van Zandbergen
s
n o
Unduhan gratis majalah ini dan berbagai terbitan sebelumnya
m q
Artikel dan Kegiatan untuk orang tua, remaja, dan anak-anak
Ekor kadal agama bisa membantu para insinyur merancang kendaraan robotik yang gesit yang bisa digunakan untuk mencari korban selamat dari gempa bumi atau bencana lainnya. ”Robot tidak segesit binatang,” kata periset Thomas Libby, ”jadi kalau robot bisa dibuat lebih stabil, itu suatu kemajuan.” Bagaimana menurut Anda? Apakah ekor kadal agama muncul karena evolusi? Atau, apakah ini dirancang ? ˛
p
Alkitab online dalam kira-kira 50 bahasa g13 02-IN