162 — SISTEM TULISAN DAN KALIGRAFI
kan unsur-unsur Kaligrafi Arab yang kemudian masyarakat umum menamakannya lukisan kaligrafi. Pengertian lukisan kaligrafi yang dihubungkan dengan tulisan yang bersumber pada ayat-ayat Al-Qur’an sebenarnya kurang tepat karena pengertian kaligrafi sebenarnya bukan saja tulisan Arab tetapi berlaku juga bagi tulisan-tulisan lainnya seperti aksara Latin maupun aksara Cina, dsb. Tetapi karena sudah demikian me masyarakatnya di Indonesia, maka lukisan kaligrafi selalu mengandung konotasi sebagai lukisan dengan menggunakan tulisan Arab. Seniman yang menjadi pelopor lukisan kaligrafi adalah senimanseniman yang berasal dari seni rupa ITB seperti, Ahmad Sadali, A.D. Pirous, dan Abay D. Subarna. Imbasan karya seni semacam ini kemudian menyebar ke Jakarta antara lain pada Hatta Hambali, D. Sirojuddin AR, Agus Nugroho, Firdaus Alamhudi. Di Yogyakarta tampak antara lain pada karya Amri Yahya, Syaiful Adnan, Hendra Buana, Yetmon Emier. Di Surabaya, muncul pada karya-karya Amang Rahman Jubair. Seniman-seniman yang terkenal lainnya, yang juga pernah mem buat karya lukis kaligrafi adalah Fajar Sidik, Affandi, Srihadi, But Muhtar, Haryadi Suadi, Widayat. Gambaran dari karya-karya mereka bisa kita
Gbr. 10-27: Al-Insyirah, karya Abay D. Subarna.
EKSPLORASI AKSARA DAN KALIGRAFI PADA KARYA SENI —
Gbr. 10-28: Yaa Rabbi dengarkanlah kami, karya A.D. Pirous.
Gbr. 10-29: Lengkung Mihrab dengan Tiga Tonggak Vertikal, karya Abay D. Subarna
Gbr. 10-30: Lukisan kaligrafi, karya Ahmad Sadali.
Gbr. 10-31: Ar Hasyr, karya Amri Yahya.
Gbr. 10-32: Kaligrafi karya Amang Rahman Jubair.
163
164 — SISTEM TULISAN DAN KALIGRAFI
Gbr. 10-33: Kaligrafi, karya Hatta Hambali.
Gbr. 10-34: Samudera Al Fatihah, karya D. Sirojuddin.
Gbr. 10-35: Bai’at Suci, karya Agus Nugroho.
EKSPLORASI AKSARA DAN KALIGRAFI PADA KARYA SENI —
Gbr. 10-36: Ayat Kursi, karya Firdaus Alamhudi.
Gbr. 10-37: Yang Paling Mulia Disisi-Nya, karya Syaiful Adnan.
165
166 — SISTEM TULISAN DAN KALIGRAFI
Gbr. 10-38: Yang Maha Esa, karya Hendra Buana.
Gbr. 10-39: Al-Jatsiah, karya Yetmon Amir.
lihat seperti berikut ini: Di Indonesia, selain lukisan kaligrafi yang isnpirasinya dari aksara arab terdapat juga yang diilhami dari aksara Jawa, aksara Latin, aksara Cina, dan sebagainya.
Gbr. 10-40: Allah, karya Fajar Sidik.
EKSPLORASI AKSARA DAN KALIGRAFI PADA KARYA SENI —
Gbr. 10-41: Aku Sembahyang karya Affandi.
Gbr. 10-42: Allah Yang Maha Mengetahui, karya Srihadi.
167
168 — SISTEM TULISAN DAN KALIGRAFI
Gbr. 10-43: Land of God, karya But Muchtar.
Gbr. 10-44: Petruk jadi Raja (kiri); Anjing-Anjing Menggonggong (kanan), karya Haryadi Suadi
EKSPLORASI AKSARA DAN KALIGRAFI PADA KARYA SENI —
169
Gbr. 10-45: Ar-Rahman karya Widayat.
Penerapan aksara pada seni rupa bukan saja pada lukisan melain kan juga dalam bentuk tiga dimensional.
Aksara Jawa:
Gbr. 10-46: Cukilan kayu, bernafaskan keislaman, karya Haryadi Suadi (bentuk aksara mengenyampingkan unsur keterbacaan).
170 — SISTEM TULISAN DAN KALIGRAFI
Aksara Latin:
Gbr. 10-47: Boeng, ajo Boeng, lukisan karya Affandi, 1979.
Gbr. 10-48: Binar Do’a Seorang Pempimpin Besar. Lukisan karya Abay D. Subarna yang diilhami oleh Karya Tulis Bung Karno
EKSPLORASI AKSARA DAN KALIGRAFI PADA KARYA SENI —
171
Aksara Tionghoa:
Gbr. 10-49: Calligraphy beetwen Creeper I, 2002, karya Made Wianta. Inspirasi dari aksaea Cina. Tak ada unsur keterbacaan, hanya visualisasi ekspresif.
Gbr. 10-50: (Atas) Poem beetwen Stones, 2002; (Tengah) Poem of Blue Sea, 2002; (Bawah) Poem and Green Shadow, 2002. Karya Made Wianta Inspirasi dari aksara Cina. Tak ada unsur keterbacaan, hanya visualisasi ekspresif.
172 — SISTEM TULISAN DAN KALIGRAFI
Gbr. 10-51: Patung Kaligrafi karya Amri Yahya.
Gbr. 10-52: Patung berjudul Pengakuan, karya Sulbi.
EKSPLORASI AKSARA DAN KALIGRAFI PADA KARYA SENI —
Gbr. 10-53: Karya seni Sem C. Bangun yang diilhami aksara Batak.
173
174 — SISTEM TULISAN DAN KALIGRAFI
Gbr. 10-54: Lukisan mutahir dengan kaligrafi yang diyakini pelukisnya (Ardim, kelahiran Lubuk Basung, 1959) berasal dari aksara Minang Kuno.