IMPLEMENTASI METODE SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VI MI BAITUL MUTTAQIN KOTA BEKASI
Skripsi Diajukan kepada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh Meyti Minhati NIM: 1812011000030
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H
ABSTRAK Meyti Minhati (1812011000030). Implementasi Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan metode sosiodrama dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi, dan dengan menggunakan metode sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas.Metode ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Ketiga tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada pembelajaran diskusi sebagai praktik dari keterampilan berbicara melalui Reciparocal Teaching. Hasil Penelitia menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa dilihat pada hasil tes yang diberikan oleh peneliti.Nilai KKM yang harus dicapai siswa sebesar 70.Dengan demikian, penggunaan metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa pada mata pelajaran SKI.Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui siklus/pertemuan yang telah dilakukan. Pada pra siklus niai rata-rata 60,31 ketuntasan klasikal 25%, pada siklus I siswa yang mencapai nilai KKM 4 siswa. Siklus I nilai rata-rata siswa 63,6 ketuntasan klasikalnya 50%, pada siklus I siswa yang mencapai nilai KKM 8 siswa. Siklus II nilai rata-rata siswa 70,6 ketuntasan klasikal 75%, pada siklus II siswa yang mencapai nilai KKM 12 siswa.
i
ABSRTACT
Meyti minhati (1812011000030). The Method Sosiodrama in Improving the Study Results Students on Subjects Islamic Cultural History VI the Class MI Baitul Muttaqin Bekasi. The purpose of this research is to see how implement method sosiodrama in learning islamic cultural history ski in class VI MI house Muttaqin Bekasi, as to whether method sosiodrama can improve learning outcomes students on subjects Islamic cultural history (SKI) Methods used in research is the methodology class action ( PTK ).PTK be implemented as efforts of the problems that emerged in kelas.metode was completed in three stages, including planning, implementation, and reflection.The third stage was a cycle place in a recurring and performed with langkah-langkah equal and focused on learning discussion as practices of skill speaking through reciparocal teaching. The research showed the act of class of the study results students seen in tests given by peneliti.nilai kkm to be accomplished students at 70. whit this, usage method of sosiodrama can improve learning outcomes students and liveliness students on subjects ski.peningkatan it can be seen through the cycle / meeting that has been done.On pre cycle niai rata-rata 60,31 ketuntasan klasikal 25 %, on the cycle i students at the students kkm 4.I value cycle rata-rata students 63,6 ketuntasan klasikalnya 50 %, on the cycle i students at value kkm 8 students.Cycles ii value ratarata students 70,6 ketuntasan klasikal 75 %, on the cycle ii students at value kkm 12 students.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdullillahi Robbil ‘Alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah–Nya, sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan. Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kehadirat baginda Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari zaman jahillyah ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan . Dengan selesainya penulisan skripsi ini sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program SI Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, maka penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada : 1. Prof.Dr.Dede Rosyada.MA. RektorUniversitas Islam NegeriSyarifHidayatullah Jakarta. 2. Prof.Dr.AhmadThib
Raya.MA.DekanFakultasTarbiyahdanKeguruanUniversitas
Islam NegeriSyarifHidayatullah Jakarta. 3. Dr. Abdul Majid Khon. M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. MarhamahSaleh,Lc.MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan AgamaIslam(PAI) Fakultas IlmuTarbiyahdanKeguruanUINSyarifHidayatullahJakarta. 5. Ahmad Irfan Mufid, MA. Pembimbing dalam penyusunan skripsi ini yang dengan penuh
kesabaran
dan
kearifan
telah
memberikan
bimbingan,
arahan,
koreksidanmasukan-masukan kepada penulis demi kesempurnaannya penulisan skripsi ini. 6. Dindin Ridwanudin, M.Pd. Selaku pengelola DMS PAI dan PGMI.
iii
7. Segenap Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta, yang telah memberikan kontribusi keilmuan kepada penulis selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Umroh, S.Ag. Selaku Kepala Sekolah MI Baitul Muttaqin Kota Bekasi. 9. Lilis Nurul Husna, S.Pd.I selaku guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang sangat banyak memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini. 10. Segenap dewan guru dan StafT.UMI Baitul Muttaqin Kota Bekasi yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan. 11. Wondo Setiawan, suami tercinta yang telah memberikan bimbingan dan do’a serta materilnya dan ananda Carissa Azka Nafisah, yang selalu memberikan semangat untuk membantu proses penulisan skripsi ini serta memberikan motivasi yang besar untuk penulis. 12. Orang tua tercinta, Ibu Lala Latifah dan Bapak Syah bandar yang telah mengasuh penulis dengan penuh kasih sayang, memberikan dorongan baik moril, materil maupun spiritual karena do’a dan cinta kasih beliaulah, penulis dapat menjalani hidup dan memperoleh kesempatan belajar sampai saat ini. 13. Adik-adik tercinta Yusuf
Bachtiar dan Akila Zika Al-amani yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. 14. Siswa siswi MI Baitul Muttaqin Kota Bekasi, yang telah memberikan kesempatan, bantuan dan do’a kepada penulis . 15. Sahabat-sahabatku DMS PAI angkatan 2012 di kampus UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang tidakbisasayasebutkansatu-persatuatasbantuandandoanya . 16. Serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Semoga segala perhatian, partisipasi dibalas oleh Allah SWT dan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat dan sekaligus dapat menambah ilmu kita semua.
iv
Penulissadar, bahwa penulisan skripsi ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan sumbangan pemikiran, saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini . Akhirnya, saya mohon di bukakan pintu maaf apabila penulisan skripsi ini terdapat hal - hal yang kurang berkenan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Bekasi, 16 Juni 2016
Meyti Minhati
v
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI LEMBAR UJI REFERENSI
ABSTRAK……………………………………………………………i KATA PENGANTAR………………………………………………iii DAFTAR ISI…………………………………………………………iv DAFTAR TABEL……………………………………………………vi DAFTAR LAMPIRAN………………………………………..……vii BAB I PENDAHULUAN………………………………………..…..1 A. Latar Belakang Masalah………………………………………………..1 B. Identifikasi Masalah……………………………………………………6 C. Pembatasan Fokus Penelitian…………………………………………..6 D. Perumusan Masalah Penelitian………. ………………………….……6 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian………….………………………….….6 BAB II KAJIAN TEORI…………………………………………………………8 A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti………………………….…8 1. Pengertian Metode…….…………………………………………...8 2. Metode Sosiodrama……………………………………………….10 3. Pengertian Hasil Belajar…………………………………………..16 4. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam…………………………22 vi
B. Hasil Penelitian Yang Relevan………………………………………..25 C. Hipotesis Tindakan……………………………………………………26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………27 A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………….…27 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian……………….….27 C. Subjek Penelitian……………………………………………………….30 D. Peran Dan Posisi Dalam Penelitian……………..………………….......31 E. Tahapan Intervensi Tindakan……………………..……………………32 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan………..………………….36 G. Data dan Sumber Data………………………………………………….37 H. Instrumen Pengumpulan Data………………………………………….37 I. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………..37 J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan…………………………………..38 K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis…………………………38 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan…………………………….......40 BAB IV HASIL PENELITIAN………………………………………………….42 A. Deskripsi Data……..……………………………………………………….41 B. Analisis Data……………………………………………………………….45 1. Pra Siklus..……………………………………………………………..45 2. Pelaksanaan Siklus I..……………………………………………….….47 3. Pelaksanaan Siklus II……………….………………………….………52 C. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………………59 1. Ketuntasan Belajar Klasikal……………………………………………59 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran……………………59
vii
BAB V PENUTUP……………………………………………………………….60 A. Kesimpulan……………………………………………………………….60 B. Saran………………………………………………………………………60 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….62
viii
DAFTAR TABEL Tabel 4.1………………………………………………………………………46 Tabel 4.2………………………………………………………………………47 Tabel 4.3………………………………………………………………………50 Tabel 4.4………………………………………………………………………51 Tabel 4.5………………………………………………………………………51 Tabel 4.6………………………………………………………………………56 Tabel 4.7………………………………………………………………………56 Tabel 4.8………………………………………………………………………57 Tabel 4.9………………………………………………………………………59
ix
DAFTARLAMPIRAN
1. Lampiran Uji Referensi. 2. Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 3. Lampiran Ringkasan Materi 4. Lampiran Soal Latihan 5. Lampiran Naskah Drama 6. Lampiran Surat Bimbingan Skripsi. 7. Lampiran SuratIzin Penelitian. 8. Lampiran Foto-foto Penelitian
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai arti memelihara dan member latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnnya, pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.1 Dalam Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 Ayat I Pasal I menyataka bahwa: Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah dan masyarakat. Perlu pula dikemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga kegiatan yakni membimbing, mengajar dan melatih.2 Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memeroleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Menurut Tradif, 1987 dalam buku Muhibbin Syah dalam pengertian yang luas dan respresentatif mewakili/mencerminkan segala segi, pendidikan ialah … the total process of developing human abilities and behavior, drawing on almost all life’s experiences. (Seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia, juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan).3 Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik bagi peranannya dalam masyarakat dimasa datang. Usaha tersebut dilaksanakan melalui aktivitas pembelajaran, bimbingan dan pelatihan. 1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Departemen Pendidikan Nasional. Umar Tirtarahardja&S.L La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, cet 2, hal. 165 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. cet. Ke-18 Hal. 10 2
1
2
Untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni standar kompetensi yang harus dimilki siswa, guru sebagai ujung tombak pelaksanan pendidikan di lapangan sangat menentukan keberhasilannya. Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum
tanpa
diikuti
mengimplementasikannya
dalam
oleh
kemampuan
kegiatan
proses
guru pendidikan,
dalam maka
kurikulum itu tidak akan memilki makna.4 Kegiatan pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Metode pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Metode pembelajaran yang dipilih oleh guru harus relevan dan sesuai dengan rencana pembelajaran. Di dalam proses belajar mengajar menuntut guru dan siswa bersikap toleran, menjunjung tinggi prinsip kebersamaan serta berfikir terbuka. Dengan demikian guru dan siswa bersama-sama menggali kompetensinya masing-masing dengan optimal. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek dari proses pendidikan, karena itu harus di desain dengan sedemikian rupa melalui perencanaan yang sistematis dan inovatif. Ketika berbicara dengan pembelajaran dapat di wujudkan manakala guru mempunyai sejumlah kompetensi. Dalam upaya mewujudkan pengajaran yang mendidik, perlu pula dikemukakan bahwa setiap keputusan dan tindakan guru dalam rangka kegiatan belajar mengajar akan membawa berbagai dampak atau efek kepada siswa, baik efek intruksional maupun langsung dari bahan ajaran yang menjadi isi pesan dari belajar mengajar. Pemilihan kegiatan belajar mengajar yang tepat, baik ditinjau dari efek intruksional maupun efek pengiring, akan memberikan pengalaman belajar siswa yang efisien dan efektif untuk mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini dapat dilaksanakan dilaksanakan secara konsisten apabila guru memilki wawasan kependidikan yang mantap dan menguaai pendekatan Cara Belajar Siswa 4
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:Kencana, 2011 hal. 6
3
Aktif penerapan ini akan memberikan peranan dan tanggung jawab yang seimbang antara guru dan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. 5 Fenomena yang terjadi di MI Baitul Muttaqin khususnya pada kelas VI mengalami sedikit kendala pada hasil belajar dalam mata pelajaran SKI dikarenakan sulitnya siswa dalam memahami dan mengingat tentang kisahkisah sejarah yang yang terdapat pada pelajaran SKI. Mata pelajaran SKI sering dikeluhkan oleh siswa sebagai pelajaran yang sulit, jika keadaan ini dibiarkan terus menerus dalam waktu yang panjang tentu akan berpengaruh pada hasil belajar siswa baik pelajaran SKI maupun pada pelajaran lainnya. Diperoleh hasil observasi pra-penelitian di MI.Baitul Muttaqin Bekasi, bahwa kenyataannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi guru selama mengajar dan untuk itulah harus dicarikan pemecahan terhadap permasalahan tersebut. Di antara permasalahan yang paling utama sekali adalah ketidak aktifan siswa dalam pembelajaran SKI, kebanyakan siswa berbicara sendirisendiri tanpa menghiraukan guru yang menerangkan materi pelajaran. Demikianpun ketika guru memberikan pertanyaan, sebagian besar siswa tanpa komentar, hanya menerima apa yang mereka dapat dan enggan menanyakan materi yang tidak mereka fahami. Apalagi ketika guru meminta agar siswa bertanya, merekapun diam. Fakta ini dilator belakangi karena siswa kurang diberikan strategi pembelajaran yang memadai serta metode yang monoton dan kurang diberikan pengarahan dan pengertian akan pentingnya pembelajaran yang sedang berlangsung. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran di sekolah dibutuhkan kreativitas dan keaktifan seorang pengajar dalam membuat strategi dan metode belajar mengajar semenarik mungkin sehingga menimbulkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran SKI. Selama ini
guru hanya menggunakan metode bercerita untuk
menyampaikan pembelajaran SKI. Evaluasi yang diberikan kepada siswa
5
Umar Tirtarahardja&S.L La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, cet 2, hal. 174
4
hanya saat ulangan harian yang dilaksanakan ketika habis materi dalam satu bab. Jauh dengan harapan dan tujuan yang diharapkan oleh sekolah yakni siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran SKI itulah guru memberikan wewenang kepada peneliti
untuk melakukan tindakan
yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran SKI. Dalam kegiatan belajar mengajar, peran siswa dan guru haruslah seimbang dan bisa memberikan timbale balik untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan yang diharapkan. Tidak hanya guru yang harus aktif dalam pembelajaran, namun siswa pun harus diikut sertakan keaktifannya. Dengan begitu kegiatan belajar mengajar akan berjalan optimal. Untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar tersebut guru harus kreatif untuk bisa mencari dan menggunakan metode apa yang cocok untuk digunakan dalam penyampaian materi dalam kegiatan belajar mengajar. Guru harus selalu memperhatikan aktifitas siswa agar tidak ada siswa yang pasif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Keaktifan peserta didik tercermin dari partisipasi/respon mereka baik dalam betanya, menjawab pertanyaan guru, menanggapi permasalahan maupun materi yang diajarkan. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar aktif adalah dengan memberikan tugas belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil peserta didik dan keragaman pendapat, pengetahuan, seta keterampilan mereka akan membantu menjadikan belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim belajar dikelas. Untuk mencapai proses belajar mengajar yang terarah dan efektif diperlukan
metode
pembelajaran
membangkitkan hasil belajar
yang
menyenangkan,
yang
dapat
siswa, salah satunya adalah metode
pembelajaran sosiodrama. Metode sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan sejarah. Metode Sosiodrama bermain peran diharapkan siswa mampu memahami dan mencapai hasil belajar yang di harapkan. Pemilihan Metode
5
Sosiodrama bermain peran
yang akan membantu siswa dan guru dalam
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, metode Sosiodrama bermain peran memberi
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
mempraktekkan
keterampilan spesifik yang di pelajari dikelas. Peneliti memilih metode ini karena mempunyai keunggulan diantaranya peserta didik dapat menggunakan daya fikirnya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan dilakukanya sosiodrama sehingga siswa mampu mengingat cerita yang terdapat di dalam teks drama yang diperankan oleh siswa. Penelitian tindaka kelas ini peneliti terapkan di MI Baitul Muttaqin Bekasi. Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses belajar mengajar dan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran SKI siswa kelas VI, ditemukan beberapa permasalan, diantaranya: Pertama, selama ini dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran terbiasa dengan pembelajaran yang biasa saja, dimana siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung pasif. Kedua, pembelajaran masih satu arah (ceramah) belu bervariasi sehingga dalam belajar mengajar terkesan kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis dan cenderung menggunakan satu metode. Selama ini pelajaran SKI dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Sehingga mata pelajaran SKI tidak dianggap sebagai mata pelajaran yang dapat membina siswa agar memiliki kecakapan, kreatif, kritis untuk memahami hal-hal tentang sejarah. Penilaian pembelajaran yang biasa saja hanya mencerminkan kemampuan siswa melalui isi materi tes. Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka penulis mencoba mengangkat penelitian tindakan kelas ini, bagaimana menerapkan metode sosiodrama untuk meningkatkan hasil belajar dalam memahami materi pelajaran SKI dalam metode Soiodrama siswa kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi. Dari permasalahan yang dilihat penulis tertarik untuk megadakan penelitian
tentang
“Implementasi
Metode
Sosiodrama
Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI MI Baitul Muttaqin Kota Bekasi“
6
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Kurangnya kemampuan dan pemahaman siswa dalam memahami pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 2. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
C. Pembatasan Fokus Penelitian Penelitian ini lebih difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI dengan mengimplementasikan metode Sosiodrama agar siswa mudah memahami materi pembelajaran. Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi yang berjumlah 16 orang siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 3 siswa laki-laki. Metode sosiodrama yang dimaksudkan adalah suatu metode dalam pembelajaran dengan memberikan naskah drama yang diperankan kepada siswa yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
D. Perumusan Masalah Penelitian Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode sosiodrama, dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode sosiodrama pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi? 2. Apakah metode sosiodrama dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayyan Islam di kelas VI MI Baitul Muttaqin?
E. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan penelitian Dari tujuan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat diketahui:
7
a. Untuk mengetahui implementasi penerapan metode Sosiodrama dalam pembelajaran materi Sejarah Kebudayaan Islam. b. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode Sosiodrama. 2. Manfaat Penelitian Adapun Manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Bagi siswa, Penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, melalui penggunaan metode Sosiodrama siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran khususnya mata pelajaran SKI. b. Bagi Guru, penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki metode pembelajaran mata pelajaran SKI, agar tidak monoton dan untuk meningkatkan hasil belajar dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran SKI dan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran SKI di kelas VI MI Baitul Muttaqin. c. Bagi Sekolah dan Pendidikan secara umum penelitian ini memberikan nilai positif tentang metode pembelajaran pendidikan agama Islam, mengatasi kesulitan pada mata pelajaran SKI di kelas VI MI Baitul Muttaqin dan menciptakan kerjasama yang kondusif antara guru dengan sekolah untuk kemajuan sekolah dalam pelajaran pendidikan agama Islam.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Pengertian Metode Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan suatu pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.6 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) metode adalah cara mengajar,7 yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.8 Menurut Abdul Majid, Metode Secara harfiah berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata “mefha” yang artinya melalui, “hodos” yang artinya jalan atau cara, Metode proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Berbagai pendekatan harus dijabarkan kedalam metode pembelajaran PAI yang besifat prosedural. “Bagi segala sesuatu itu ada metodenya, dan metode masuk surga adalah ilmu” (HR. Dailami)9. Jadi kata umum atau luas metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar dan mengajar. 6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung, PT. Remaja Rsdakarya, 2011. Cet, ke 17. H.198 7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama. 8 Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui penanaman konsep umum dan konsep islami, ( Bandung:Refika Aditama,2009 ), hal: 15 9 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2011), cet. 7, hal. 136
8
9
Metode mengajar adalah bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. Strategi belajar mengajar merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan belajar.10 Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran.11 Metode pembelajaran yaitu cara guru menyampaikan materi pelajaan, seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah, dan sebagainya. kriteria yang digunakan antara lain: kesesuaiannya dengan kompetensi
dasar
kelas/sekolah,
dan
hasil
belajar,
kesesuainnya
dengan
kondisi
kesesuainnya dengan tingkat perkembangan peserta didik,
kemampuan guru dalam menggunakan metode, dan waktu yang tersedia.12 Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian system pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu srtategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.13 Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara untuk menyampaikan tujuan dalam pembelajaran. Metode 10
juga
sebagai
cara
yang
dilakukan
seseorang
untuk
J.J, Hasibun dan Moedjono, Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya, 2004 cet.10. h.3 11 Suyono & Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya hal.19 12 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal. 24 13 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana 2011, hal. 146
10
mengimplementasikan rencana yang sudah disiapkan dalam bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Semakin baik metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, semakin baik pula hasil belajar yang akan dicapai. Berkenaan dengan metode, al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 telah memberikan petunjuk mengenai metode pendidikan secara umum, yaitu:
“Serulah (semua manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan debatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”14 Jadi
dapat
disimpulkan
dari
ayat
diatas
bahwa
penggunaan
pembelajaran dengan cara-cara yang baik dapat menghasilkan tujuan yang baik pula. 2. Metode Sosiodrama a. Pengertian Metode Sosiodrama Sosiodrama adalah sandiwara, teater15 atau model pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-maalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, mengapa dikatakan model pembelajaran sosial? Karena pendekatan pembelajaran yang termasuk dalam kategori
model
ini
menekankan
hubungan
individu
dengan
masyarakat atau orang lain. Model dalam kategori ini difokuskan pada peningkatan kemampuan individu dalam berhubungan dengan orang
14 15
Darus Sunnah, Al-Kamil, Al-Qur’an Terjemah, hal.282 Eko Endarmoko, PT Gramedia Utama Jakarta
11
lain, terlibat dalam proses demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat.16 Model ini, Pertama, dibuat berdasarkan asumsi bahwa sangatlah mungkin menciptakan analogi otentik ke dalam situasi permasalahan kehidupan nyata. Kedua, bahwa bermain peran dapat mendorong siswa siswa mengeks-presikan perasaannya dan bahkan melepaskan. Ketiga, bahwa proses psikologis melibatkan sikap, nilai, dan keyakinan (belief) kita serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan spontan yang disertai analisis. Model ini dipelopori oleh George Shaftel. Jika diartikan secara harfiah, sosiodrama terdiri dari dua kata, yaitu sosio yang artinya masyarakat dan drama artinya keadaan seseorang atau suatu kejadian dalam kehidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan clash atau benturan antara dua orang atau lebih. Metode sosiodrama adalah bentuk metode mengajar dengan mendramakan atau memerankan tingkah laku didalam hubungan sosial dengan tujuan memberi pemahaman dan penghayatan
serta
mengembangkan
kemampuan
siswa
untuk
memecahkannya.17 Sosiodrama adalah bentuk metode mengajar dengan mendramakan atau memerankan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial. Metode Sosiodrama dapat memberikan penghayatan yang lebih luas kepada siswa terhadap materi pelajaran. Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antar manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter,
16
dan
lain
sebagainya.
sosiodrama
digunakan
untuk
Hamzah B.Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta, Bumi Aksara, 2012. H.25 17 Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara Jakarta. 1985. H.90
12
memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial
serta
mengembangkan
kemampuan
siswa
untuk
memecahkannya.18 Sosiodrama dan bermain peran cocok digunakan bila mana : 1) Sosiodrama adalah model pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-maalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, mengapa dikatakan model pembelajaran sosial? Karena pendekatan pembelajaran yang termasuk dalam kategori model ini menekankan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain. Model dalam karegori ini difokuskan pada peningkatan kemampuan individu dalam berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat. (hamzah
B.uno), model pembelajaran
menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif Pelajaran dimaksudkan untuk menerangkan peristiwa yang dialami dan menyangkut orang banyak berdasarkan pertimbangan didaktis. 2) Pelajaran tersebut dimaksudkan untuk melatih siswa agar menyelesaikan masalah- masalah yang bersifat psikologis. 3) Untuk melatih siswa agar dapat bergaul dan memberikan kemungkinan
bagi
pemahaman
terhadap
oranglain
beserta
permasalahannya.19 b.
Kelebihan Sosiodrama Beberapa kelebihan dari metode sosiodrama, yaitu :20 1) Dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
18
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana 2011, hal.160 19 M. Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta : Ciputat Press, 2010, hlm. 51 20 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana 2011, hal.160
13
2) Mengembangkan kreativitas siswa, karena siswa diberi kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan topik yang disimulasikan. 3) Memupuk keberanian dan percaya diri siswa. 4) Memperkaya pengetahua, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematik. 5) Dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran. c.
Kelemahan Metode Sosiodrama Beberapa kelemahan metode sosiodrama yaitu: 1) Pengalaman yang diperoleh tidak selalu tepat dengan kenyataan di lapangan. 2) Pengelolaan yang kurang baik, sering dijadikan alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan. 3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa.
d. Langkah-langkah dalam bermain Sosiodrama Sosiodrama (Bermain peran) sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa untuk: 1) menggali perasaannya 2) memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai, dan persepsinya 3) mengembangkan keteramilan dan sikap dalam memecahkan masalah, dan 4) mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara.21
21
H.Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, cet.3, hlm.25
14
a) Prosedur pembelajaran Keberhasilan model pembelajaran melalui bermain peran tergantung pada kualitas permainan peran yang diikuti dengan analisis terhadapnya. Di samping itu, tergantung pula pada persepsi siswa tentang peran yang dimainkan terhadap situasi yang nyata. Prosedur bermain peran terdiri atas Sembilan langkah, yaitu: (1) Pemanasan (2) Memilih partisipan (3) Menyiapkan pengamat (observer) (4) Menata panggung (5) Memainkan peran (6) Diskusi dan evaluasi (7) Memainkan peran ulang (8) Diskusi dan evaluasi kedua, dan (9) Berbagi pengalaman dan kesimpulan. Langkah pertama, pemanasan. Guru berupaya memperkenalkan siswa pada permasalahan yang mereka sadari sebagai suatu hal yang bagi semua orang perlu mempelajari dan menguasainya. Langkah kedua, memilih permainan (partisipan). Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan siapa yang akan memainkannya. Langkah ketiga, menata panggung. Dalam hal ini guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana peran itu akan dimainkan. Apa saja kebutuhan yang diperlukan. Langkah keempat, guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat. Namun demikian, penting untuk dicatat bahwa pengamat di sini harus juga terlibat aktif dalam permainan peran. Langkah kelima, permainan peran dimulai. Permainan peran dilaksanakan secara spontan. Pada awalnya akan banyak siswa yang masih bingung memainkan perannya atau bahkan tidak sesuai dengan peran yang seharusnya
15
ia lakukan. Bahkan, mungkin ada yang memainkan peran yang bukan perannya. Langkah keenam, guru bersama siswa mendiskusikan permainan tadi dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan. Langkah ketujuh, permainan peran ulang. Seharusnya, pada permainan peran kedua ini akan berjalan lebih baik. Siswa dapat memainkan peran lebih sesuai dengan skenario. Dalam diskusi dan evaluasi pada langkah kedelapan, pembahasan diskusi dan evaluasi lebih diarahkan pada realitas. Pada langkah kesembilan, siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema permainan peran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan. b) Aplikasi Melalui permainan peran, siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk mengenal perasaannya sendiri dan perasaan orang lain. Mereka memperoleh cara berprilaku baru untuk mengatasi masalah seperti dalam permainan perannya dan dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah. Maka alasan peneliti memilih metode sosiodrama bermain peran adalah siswa lebih aktif dalam pembelajaran dengan bermian peran sesuai dengan pokok bahasan dan lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. e. Pembelajaran Aktif (Active Learning) Pembelajaran aktif adalah seseorang yang kecendrungan alamiahnya selalu tertuju pada ekseperimentasi aktif dan tidak menyukai obervasi reflektif yang menjadi idola pembelajaran reflektif. Pembelajaran aktif akan belajar lebih baik dalam situasi-situasi yang membuat ia mampu untuk melakukan sesuatu secara fisik.22 Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan secara pribadi menarik hati. Sering kali, peserta didik tidak hanya terpaku di 22
Dina Indriani, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, cet.1, Yogyakarta: Diva Press 2011.
16
tempat-tempat duduk mereka, berpindah-pindah dan berpikir keras. Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi pembelajaran yang komprehensif (mampu menangkap). Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran.23 Pembelajaran aktif atas informasi, keterampilan, dan sikap berlangsung melalui proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif). Dengan kata lain, mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada mereka atau pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri. Mereka mengupayakan pemecahan atas permasalahan yang diajukan oleh guru. Mereka tertrik untuk mendapatkan informasi atau menguasai keterampilan guna menyeleasaikan tugas yang diberikan kepada mereka. Dan mereka dihadapkan dengan persoalan yang membuat mereka tergerak untuk mengkaji apa yang mereka nilai dan yakini. Semua ini terjadi bila siswa dilibatkan dalam tugas dan kegiatan yang secara halus mendesak mereka untuk berfikir, bekerja, dan merasa. Kita dapat membuat jenis-jenis kegiatan ini dengan menggunakan banyak strategi.24
3. Pengertian Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
25
Belajar adalah aktivitas atau proses
untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keteramilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau
proses
memperoleh
pengetahuan,
menurut
pemahaman
sains
23
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Pustaka Insan Madani
cet.6 2009 24
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Edisi Revisi, Penerbit Nuansa, hal.116 25 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Departemen Pendidikan Nasional.
17
konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman. Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan. Definisi ini merupakan definisi umum dalam pembelajaran sains secara konvensional, dan beranggapan bahwa pengetahuan sudah terserak di alam, tinggal bagaimana siswa atau pembelajar bereksplorasi, menggali dan menemukan kemudian memungutnya, untuk memperoleh pengetahuan.26 b. Tujuan Belajar Tujuan belajar yaitu membentuk makna. Makna diciptakan para pembelajar dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Proses belajar adalah proses kontruksi makna yang berlangsung terus menerus, setiap kali berhadapan dengan fenomena atau pengalaman baru diadakan rekonstruksi, baik secara kuat atau lemah. Proses belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih sebagai pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, melainkan perkembanga itu sendiri. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebagai hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung kepada apa yang telah diketahui pembelajar konsep-konsep, tujuan-tujuandan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari. 27 Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.28 Selanjutnya, dalam perspektif keagamaan pun (dalam hal ini Islam), belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh
26
Suyono & Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
27
Ibid, h. 127 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. cet. Ke-18 Hal.87
hal.9 28
18
ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam Q.S Mujadilah : 11
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu., “Berilah kelapangan didalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orangorang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Mujadilah :11)29 Untuk mencapai hasil belajar yang ideal seperti di atas, kemampuan para pendidik teristimewa guru dalam membimbing belajar murid-muridnya amat dituntut.
Jika
(berkemampuan
guru
dalam
tinggi)
keadaan
dalam
siap
menunaikan
dan
memilki
kewajibannya,
profisiensi harapan
terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan tercapai.30 Penganalisisan terhadap tes hasil belajar sebagai suatu totalitas dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, penganalisisian yang dilakukan dengan jalan berpikir secara rasional atau penganalisisian dengan menggunakan logika. Kedua, penganalisisian yang dilakukan dengan mendasarkan diri kepada kenyataan empiris.31 29
Ibid, hal.544. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. cet. Ke-18 Hal.94 31 Sudaryono, Dasara-dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Graha Ilmu 2012, 30
hal.140
19
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan. c. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Hasil belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.32 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni: keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris. Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.33
32
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.30. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2010), h.22 33
20
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. a) Tipe hasil belajar: Pengetahuan Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemah dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, namanama tokoh, nama-nama kota. b) Tipe hasil belajar: Pemahaman Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau di dengarnya. c) Tipe hasil belajar: Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. d) Tipe hasil belajar: Analisis Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi undur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaakan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. e) Tipe hasil belajar: Sintesis Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berfikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif.
21
Berfikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan. f) Tipe hasil belajar: Evaluasi Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gahasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil,dll. 2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin,motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. 3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yaitu: gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam meguasai isi bahan pengajaran. Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dalam diri siswa itu sendiri dan faktor dari luar siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama kemampuan kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan
22
kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan lainlain.
4. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses atau cara perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.34 Pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran.35 Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh, yang menurut bahasa berarti ketentuan masa, sedangkan menurut istilah berarti “keterangan yang terjadi dikalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada”. Dalam bahasa Inggris disebut history, yang berarti “pengalaman masa lampau dari umat manusia”.36 Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud. a. Wujud ideal yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan. b. Wujud kelakuan yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. c. Wujud benda yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Landasan Kebudayaan Islam adalah Agama. Jadi dalam Islam, tidak seperti masyarakat yang menganut agama, agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan.37
34
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Departemen Pendidikan Nasional. Suyono&Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2012, hal.19 36 Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Proyek Pembinaan dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam 1986, hal 1 37 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Grafindo Persada, hal. 1 35
23
Islam adalah akidah yang langsung berbicara dengan ruh dan akal. Ia mengajak manusia agar mengarahkan ruh dan akalnya serta membersihkan keduanya dari pengaruh-pengaruh negatif dan ulah orang-orang jahiliyah.38 Sedangkan SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam yang merupakan sebuah mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladanan, pengguanaan pengalaman dan pembiasaan. Pada Prinsipnya pembelajaran sejarah islam, yang tertera pada ayat AlQur’an surat Al-Maidah ayat 27-31 dalam menenerapkan metode sosiodrama ini yaitu sebagai berikut:
27. “Dan diceritakan (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka kurban salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti 38
Ali Husni Al-Khurbutly, Peradaban Islam Konteporer, Granada Nadia, hal. 12
24
membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakqa.” 28. “Sungguh, jika engkau (Qabil) menggeraka tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan selurih alam.” 29. “Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka dan itulah balasan bagi orang yang zalim.” 30. “Maka nafsu (Qabil) mendorong untuk mebunuh saudaranya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi.” 31. “ Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya(Qabil) bagaimana dia seharunyamenguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, :Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal.39 Ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa kisah yang terjadi sejak dahulu kala. Hal ini terbukti putra Nabi Adam As telah melakukan kejahatan pembunuhan terhadap saudaranya sendiri. Dalam Ayat tersebut juga diterangkan bahwa kita berkewajiban untuk mennceritakan kisah-kisah itu dengan yang sebenarnya, karena sesuai dengan keterangan dalam surat Yusuf Ayat 111, bahwa setiap kisah itu mengandung pelajaran-pelajaran yang berarti bagi umat manusia, khususnya umat islam yang mau menggunakan akhlaknya untuk berfikir.
39
Ibid, hal.113
25
QS. Yusuf ayat 111 sebagai berikut:
Artinya: sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q.S Yusuf :111)40 Pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), banyak sekali kisahkisah atau permasalahan yang terjadi pada masa lalu/zaman Nabi yang bisa diterapkan pada metode sosidrama yang diperankan kepada siswa untuk melatih siswa agar aktif dalam pembelajaran SKI dan mengajak siswa untuk merasakan dan mengalami peristiwa sejarah pada masa lampau.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Sebelum mengajukan penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti terlebih dahulu melakukan survey terhadap hasil penelitian yang membahas tentang metode Sosiodrama, yaitu dengan cara membaca dan memahami hasil penelitian yang telah ada di perpustakaan, terutama hasil yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Dalam hasil yang Relevan ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa penelitianyang dilakukan terdahulu relevansinya dengan judul skripsi ini. Adapun karya-karya skripsi tersebut adalah: 1. Penelitian yang dilakukan Shidiq Anshori (109011000274) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam skripsinya yang 40
Ibid , hal.249
26
berjudul Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Siswa di MTS Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon. menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode sosiodrama berpengaruh terhadap minat belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan pada nilai R Squer = 0,318 atau 31,8% sisanya 68,2% adalah pengaruh dari faktor lain. Persamaan yang ada pada skripsi ini adalah penggunaan metode sosiodrama. Perbedaan yang terdapat pada skripsi Shidiq Anshori yakni meneliti tentang minat belajar siswa. Dan hasil dari skripsi Shidiq Anshori tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan minat belajar siswa dengan menggunakan metode sosiodrama.41 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Hubbudin (1070 11000061) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Syarif Hidatullah Jakarta yang berjudul Analisis Pencapaian Tujuan Pembelajaran Dalam Perspektif PAIKEM : Implementasi Sosiodrama dalam Pembelajaran PAI. Persamaan yang terdapat pada skripsi ini sama-sama menggunakan metode Sosiodrama.
Perbedaan
pada
skripsi
Ahmad
Hubbudin
tersebut
menggunakan tujuan pembelajaran PAIKEM. Dan hasil dari skripsi Ahmad Hubbudin tersebut menunjukan adanya Pencapaian Tujuan Pembelajaran Dalam Perspektif PAIKEM.42
C. Hipotesis Tindakan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, dengan menerapkan metode Sosiodrama pada siswa kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi, maka diharapkan akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. 41
Shidiq Anshori Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Siswa di MTS Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon, Skripsi S1UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 42 Ahmad Hubbudin, Analisis Pencapaian Tujuan Pembelajaran Dalam Perspektif PAIKEM : Implementasi Sosiodrama dalam Pembelajaran PAI. Skripsi S1UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di MI Baitul Muttaqin medan satria Bekasi. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2015 sampai dengan 24 September 2015. Kegiatan pelaksanaan siklus I pada tanggal 27 Agustus 2015 sampai Tanggal 3 September 2015 Pelaksanaan siklus II pada tanggal 10 September 2015 sampai 24 September 2015.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan (action research). Penelitian menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodelogi tetentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.43 Penelitian Tindakan Kelas memilki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar, artinya sesuai dengan kaidah-kaidah PTK. Upaya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar dikalangan para guru.44
43
Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2007,
44
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008, hlm.41
hlm.2
27
28
Secara ringkas tujuan utama penelitian tindakan adalah untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan praktik atau layanan pembelajaran.) Penelitian tindakan menekankan kepada kegiatan (tindakan) dengan menguji cobakan suatu ide ke dalam praktek atau situasi nyata dalam skala mikro, yang diharapkan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. 45 Fokus penelitian ini adalah terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang dibuat oleh peneliti, kemudian diuji cobakan dan di evaluasi apakah tindakan itu dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa. Beberapa keunikan dari Penelitian Tindakan Kelas, diantaranya sebagai berikut : a. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. b. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional guru (tumbuhnya sikap profesional dalam diri guru) karena PTK mampu membelajarkan guru untuk berpikir kritis dan sistematis, mampu membiasakan–membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan. c. Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis atau dari hasil penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan yang nyata dan aktual yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. d. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata dan jelas mengenai hal- hal yang terjadi di dalam kelas. e. Adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain- lain) dan peneliti dalam pemahaman kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action). 45
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan , Jakarta : Bumi Aksara, 2006,hlm.70
29
f. PTK dilakukan hanya apabila ada keputusan kelompok dan komitme
untuk
pengembangan,
untuk
meningkatkan
profesionalisme guru dan untuk memperoleh pengetahuan sebagai pemecahan masalah. 46
2. Intervensi Tindakan Rancangan Siklus Penelitian Rancangan Penelitian yang dirancang oleh peneliti adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Pelaksanaan
penelitian
diawali
dengan
observasi
yang
dilaksanakan pada minggu ke-tiga bulan Juli yang berawal dengan mencari masalah yang ada di sekolah, dilanjutkan pada minggu kedua bulan Agustus dengan melakukan pre tes untuk mengamati hasil observasi. Setelah melakukan pre tes, peneliti melakukan perencanaan pembelajaran dan dilaksanakan penelitian pada minggu ke-empat bulan Agustus, yang terdiri dari sati siklus dengan dua kali pertemuan. Kemudian penelitian dilanjutkan pada minggu ke-dua pada bulan September, yang terdiri dari satu siklus dan termasuk dalam siklus ke-dua dalam penelitian. Perencanaan ini dilaksanakan untuk mengetahui berbagai permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran SKI. Dan melaui metode Sosiodrama dalam pembelajaran SKI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI. Kemudian melakukan focus masalah dan merumuskannya. Selanjutnya disusunlah rencana desain pembelajaran melalui metode sosiodrama. b. Tindakan Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajran SKI melalui metode sosidrama dilakukan setelah melalui pra penelitian, menemukan solusi dan membuat rencana, maka pelaksanaan kegiataan perencanaan yang sudah disusun dan yang akan 46
Suharsimi Arikunto dkk, Opcit, hlm. 62
30
dilaksanakan oleh peneliti disesuaikan dengan langkah-langkah yang telah dibuat, kemudian menetapkan aturan dalam pelaksanaan kegiatan dan selanjutnya mengamati dan menganalisa. c. Observasi Peneliti dilakukan sebanyak du siklus, dan dalam setiap tindakan peneliti mengamati dan mencatat semua peristiwa penting yang terjadi dalam proses pelaksanaan penelitian, yang dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi. Observasi dilakukan pada waktu bersama dengan kegiatan belajar siswa. d. Refleksi Setelah peneliti melakukan kegiatan pengamatan, kemudian dianalisa dan diskusi dengan kolaborator, dan lain-lain, tentang apa yang telah berlangsung. Selanjutnya kembali diadakan perenungan, menganalisa kembali segi-segi tindakan mana yang perlu diperbaiki, berdasarkan hasil penelitian, meliputi kegiatan analisa hasil pengukuran, sekaligus menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya.
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah keaktifan dan kemampuan siswa dalam bermain peran (sosiodrama) dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran SKI kelas VI MI Baitul Muttaqin, dengan jumlah siswa 16 anak yang terdiri dari 13 perempuan dan 3 laki-laki. dengan subyek penelitian yang dikenai tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
31
Siswa kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi Tahun Ajaran 2015/2016.
Tabel 3.1 Daftar nama siswa siswi MI Baitul Muttaqin No
Nama
Tempat, tgl lahir
Nama Orang tua
1
Alya Syamsal Hawa
Bekasi, 09-12-03
Oman S
2
Dea Oktaviani
Bekasi, 29-10-04
Sahrul
3
Dela Aulia
Bekasi, 05-12-04
Deden
4
Dinda Mutiara A
Bekasi, 10-11-04
Hadi Ismail
5
Hafidz Maulana
Bekasi, 12-09-03
Anwar
6
Indah Rosalia
Bekasi, 20-12-04
Sadar
7
Maulida Rahma
Bekasi, 16-05-04
Jamaluddin Yusuf
8
M. Riyadis Solihin
Bekasi, 09-09-04
Soleh
9
Nabila Putri Atira
Bekasi, 17-02-04
Nurdin
10
Nisa Nurfarisa
Bekasi, 31-03-04
Diding
11
Nur Aulia Firli
Bekasi, 11-11-04
Ikhsan
12
Pasha Shabrina Aulia
Bekasi, 09-10-04
Bagus Aryo
13
Prihatin Nur Aeni
Bekasi, 09-11-03
Amat
14
Sabilatus Syifa
Bekasi, 25-05-05
Sudarno
15
Sabiq Rejib Aulia
Bekasi, 17-09-03
Anas Fuadi
16
Syahla Febriyanti
Bekasi, 24-02-04
Sugiharto
D. Peran dan Posisi Dalam Penelitian Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran SKI MI Baitul Muttaqin Bekasi. Peneliti berperan dalam merancang rencana pembelajaran dan mengolah data hasil penelitian. Peneliti dan guru mata pelajaran SKI berperan sebagai pengajar dan berkolaborasi mengevaluasi hasil kegiatan belajar mengajar.
32
E. Tahapan Intervensi Tindakan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari beberapa tahap. Secara rinci digambarkan sebagai berikut : 1. Deskripsi Pra Siklus Peneliti mencari hasil belajar peserta didik dari daftar nilai yang ada di madrasah. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran pada pra siklus, siklus 1 dan siklus II. Pelaksanaan pra siklus ini dilakukan pada hari Kamis, 13 Agustus 2015 yaitu peneliti melihat dan mengambil nilai yang ada pada daftar nilai harian siswa semester I kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi tahun ajaran 2014-2015. Dalam pra siklus ini pembelajaran SKI yang dilakukan guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional, yaitu belum menggunakan metode sosiodrama. 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Siklus pertama penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2015 sampai 3 September 2015 dengan pokok bahasan Abu Bakar.Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan Dalam tahapan perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut : 1) Refleksi
awal,
yaitu
peneliti
melakukan
pengamatan
berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran Khulafaurrasyidin, yang menunjukkan kelemahan dan kurangnya penguasaan materi dalam belajar. 2) Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji teori untuk memilih solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. 3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan, dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan. 4) Penyiapan sarana pembelajaran untuk melakukan sosiodrama pada materi Abu Bakar.
33
b. Tahap Tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang
telah
disiapkan.
Dalam
pelaksanaan
penelitian
peneliti
menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu menggunakan metode sosiodrama. Pokok bahasan yang diajarkan adalah Khalifah Abu Bakar As-sidiq, langkahlangkah pelaksanaan ini meliputi : 1) Guru menyuruh siswa untuk menyimak pelajaran dan selajutnya guru menjelaskan dan memberikan pertanyaan terhadap siswa tentang Khalifah Abu Bakar As-sidiq. 2) Guru menyuruh beberapa siswa untuk memerankan sebuah drama di depan kelas tentang kisah Khalifah Abu Bakar. 3) Melaksanakan tes tertulis tentang Khalifah Abu Bakar. Adapun soal tentang Abu Bakaradalah sebagaimana terlampir. 4) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 5) Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes tertulis, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang dilakukan. c. Tahap Observasi Pengamatan
atau
observasi
dilaksanakan
bersamaan
dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar SKI dengan metode Sosiodrama pada siswa kelas VI MI Baitul Muttaqin tahun pelajaran 2014/2015, dan pokok bahasannya tentang Khalifah Abu BakarAs-shidiq maka observasi difokuskan pada kisah cerita Abu Bakar As-shidiq. Untuk melakukan observasi terhadap situasi saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan kolaboran untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.
34
d. Tahap refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi proses belajar mengajar, dan hasil perbandingan atau peningkatan nilai tes tertulis. Berdasarkan hasil pengamatan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama, diperoleh informasi sebagai berikut : 1) Ketika peneliti mensosiodramakan tentang Khalifah Abu Bakar kebanyakan siswa tidak memperhatikan dan berbicara pada temannya. 2) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung. 3) Sebagian besar siswa belum paham tentang kisah Khalifah Abu Bakar. 4) Ketika ditanya tentang materi Khalifah Abu Bakar banyak yang belum faham. 5) Guru kurang maksimal dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. 6) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Dan hal-hal yang harus direvisi pada siklus kedua adalah sebagai berikut : a) Mengubah cara mengajar dari klasikal menjadi kelompok kemudian meminta setiap kelompok mensosiodramakan di depan kelas. b) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. c) Guru
perlu
mengelola
waktu
secara
baik
dengan
menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
35
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Siklus kedua penelitian dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 September 2015 sampai 24 September 2015, dengan pokok bahasan Khalifah Umar bin Kattab. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut : 1) Refleksi kedua, yaitu peneliti melakukan pengamatan berdasarkan evalusi terhadap pembelajaran tentang kisah Khalifah Abu Bakar As-shidiq pada siklus pertama yang masih ada kelemahan atau kekurangan. 2) Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji kelemahan atau kekurangan pembelajaran pada siklus pertama. 3) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian ini dilaksanakan. 4) Menyiapkan
perangkat/
sarana
pembelajaran
untuk
melaksanakan sosiodrama pada kisah Khalifah Umar bin Khattab. b. Tahap Tindakan Dalam
pelaksanaan
penelitian
peneliti
menerapkan
metode
pembelajaran, sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yaitu menggunakan metode sosiodrama. Pokok bahasan yaitu kisah Khalifah Umar bin Khattab, adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran memperhatikan revisi pada siklus 1,sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi : 1) Guru menyuruh siswa untuk menyimak pelajaran dan selajutnya guru menjelaskan memberikan penjelasan dan memberikan pertanyaan terhadap siswa tentang Khalifah Umar bin Khattab.
36
2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk memerankan sebuah drama di depan kelas tentang Khalifah Umar bin Khattab. 3) Melakukan tes tertulis tentang Khalifah Umar bin Khattab. Adapun soal tes tertulis tentang Khalifah Umar bin Khattab sebagaimana terlampir. 4) Melaksanakn pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam rencana perbaikan pembelajaran yaitu membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 5) Guru memberi informasi-informasi tentang materi pembelajaran. 6) Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi soal tes tertulis, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II. c. Tahap Observasi Pengamatan
atau
observasi
dilaksanakan
bersamaan
dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar SKI dengan metode Sosiodrama pada siswa kelas VI MI Baitul Muttaqin tahun ajaran 2014/2015, dan pokok bahasannya adalah kisah Khalifah Umar bin Khattab maka observasi difokuskan pada kisah Khalifah Umar bin Khattab. Untuk melakukan observasi terhadap situasi saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan kolaboran untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid. d. Tahap refleksi Pada siklus ini dalam pembelajaran SKI dengan menggunakan metode sosiodrama menunjukkan adanya kemajuan dibanding dengan siklus I, siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan hasil belajarnya meningkat, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil intervensi tindakan yang diharapkan (indicator pencapaian) dari penelitian ini yaitu:
37
1. Adanya peningkatan partisipasi keaktifan siswa pada proses belajar pembelajaran yang dilihat dari lembar observasi. 2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang dilihat dari pencapaian KKM. Indikator keberhasilan ketuntasan belajar (hasil belajar) yang diharapkan mencapai prosentase 75% dengan nilai KKM 70.
G. Data dan Sumber Data Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa nilai tes hasil belajar siswa yang mencakup hasil tes belajar dan aktivitas siswa terhadap pendekatan pembelajaran kontekstual.
H. Instrumen Pengumpulan Data Teknik yang digunakan mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: 1. Dokumentasi Berguna untuk melihat nilai mata pelajaran SKI sebelum penerapan penelitian tindakan kelas, sehingga dapat membandingkan penguasaan materi siswa sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah diberi tindakan. Dokumentasi itu berupa nilai mata pelajaran SKI sebelum penerapan penelitian tindakan kelas dari mulai pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dokumentasi nilai tersebut berguna untuk mengetahui sejauhmana peningkatan hasil belajar siswa tentang Khulafaur Rasyidin dari mulai pra siklus, siklus I, dan siklus II. 2. Lembar observasi Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh observer. Lembar observasi berisi tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran.
I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengamati setiap aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan
38
partisipasi pada setiap siklus dan mencatat setiap kejadian yan terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Di akhir siklus peneliti memberikan soal tes mengenai
materi
pembelajaran
Sejarah
Kebudayaan
Islam
dengan
menggunakan metode Sosiodrama. Dokumentasi mengenai aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan pada setiap siklus.
J.
Teknik pemeriksaan Keterpercayaan Untuk memperoleh data yang valid yaitu yang objektif, sahih, dan handal dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, antara lain: 1. Menggali data dari sumber yang sesuai dengan menggunakan cara aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa dan memeriksa catatan siswa. 2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi tentang hal yang sama. Untuk memperoleh hasil belajar siswa dilakukan dengan memeriksa hasil tes siswa, mengadakan wawancara dengan guru, dn melihat hasil observasi guru mitra. 3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian, maupun kelengkapannya. 4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis Setelah data terkumpul peneliti menganalisis data, menganalisis suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru pada proses pembelajaran dan catatan lapangan. Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola ktegori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data. Sebagaimana dalam pelaksanaan PTK, analisi yang digunakan dalam
39
penelitian ini adalah: 1. Analisis Kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang menggambarkan peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik ddalam materi Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode Sosiodrama. 2. Analisis Kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar peserta didik dan perolehan skor aktivitas belajar pada pembelajaran SKI dengan metode Sosiodrama. Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskriptif dengan mencari nilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar maupun aktivitas belajar peserta didik., sebagaimana rumus: a. Menghitung Rata-rata Data yang telah diperoleh melalui tes kemudian dianalisis dengan menghitung rata-rata nilai siswa. Untuk menghitung rata-rata digunakan rumus. Ket : X
= Rata-rata nilai siswa
ΣX
= Jumlah seluruh siswa
N
= Jumlah peserta didik
b. Menghitung Ketuntasan Belajar Klasikal Ketuntasan Belajar Klasikal dapat ditentukan dengan menggunakan analisis deskriptif prosentase dengan perhitungan sebagai berikut : Ketuntasan belajar klasikal = Σ Peserta didik yang tuntas x 100 % Σ Seluruh peserta didik
Data yang berupa aktivitas siswa yang tercantum dalam lembar observasi didiskusikan terlebih dahulu dengan observer. Data yang terkumpul berupa kalimat-kalimat dan data-data tentang aktivitas guru dan siswa ditulis menjadi
40
kalimat yang bermakna dan ilmiah. Analisis data ini berguna untuk membuat perbaikan pada kegitan siklus selanjutnya.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Indikator
yang menjadi
pedoman dalam penelitian ini
adalah
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI melalui metode Sosiodrama agar memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mencapai nilai 70. Sedangkan instrument yang peneliti gunakan untuk menilai tingkat keberhasilan peserta didik adalah : 1. Instrumen evaluasi. Instrumen evaluasi adalah alat untuk memperoleh hasil yang telah sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. Sedang bentuk evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik adalah soal tertulis. 2. Lembar observasi untuk peserta didik. Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh observer. Lembar observasi berisi aktifitas peserta didik dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan pengamatan peneliti diantaranya : a. Kehadiran peserta didik b. Peserta didik aktif bertanya pada guru tentang materi c. Peserta didik aktif berusaha menjawab pertanyaan dari guru d. Peserta didik berani mengemukakan pendapat/gagasan
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data 1. Letak Geografis Letak dan luas sebuah sekolah juga bisa mempengaruhi proses belajar mengajar, karena sekolah membutuhkan suasana yang tenang dan lahan yang luas untuk mendukung kegiatan sekolah di luar ruangan. Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Baitul Muttaqin terletak di dalam wilayah Sultan Agung Pondok Ungu Medan Satria Bekasi. Mi Baitul Muttaqin bersebelahan dengan SMK Mandiri. Di depan jalan MI Baitul Muttaqin terdapat SDN Medan Satria 02 dan SDN Medan Satria 08. Di belakang MI Baitul Muttaqin terdapat perumahan warga. Adapun secara geografis letak MI Baitul Muttaqin beralamat di: Alamat
: JL. Sultan Agung Pondok Ungu KM. 27 Medan Satria Bekasi
Desa/Kelurahan
: Medan Satria
Kecamatan
: Medan Satria
Kota
: Bekasi
Provinsi
: Jawa Barat
2. Profil Sekolah MI Baitul Muttaqin a. Nama Sekolah
: MI Baitul Muttaqin
b. Alamat Sekolah
:Yayasan Baitul Muttaqin Jl. Sultan Agung KM. 27
Pondok Ungu Medan Satria Kota Bekasi c. NSS/NSM : 111232750104 d. Email madrasah
:
[email protected]
e. No HP Kepala Madrasah : 081514349329 f. Jenjang Akreditasi : Terakreditasi “A” g. Tahun didirikan
: 1989
41
42
h. Tahun beroperasi : 1989 i. Status tanah
: Milik Yayasan
j. Surat Kepemilikan Tanah : Sertifikat Wakaf k. Status bangunan : Milik Yayasan l. Surat Izin Bangunan
: No. 315/PU.030/I-B/1981
m. Luas Bangunan
: 850 m
n. Luas Tanah
: 3.000
o. Jumlah ruangan kelas MI Baitul Muttaqin: 1) Kelas I, 2 Ruang 2) Kelas II, 1 Ruang 3) Kelas III, 1 Ruang 4) Kelas IV, 1 Ruang 5) Kelas V, 1 Ruang 6) Kelas VI, 1 Ruang p. Jumlah rombongan kelas : 1) Kelas I
: 2 Rombongan Belajar
2) Kelas II
:1 Rombongan Belajar
3) Kelas III :1 Rombongan Belajar 4) Kelas IV : 1 Rombongan Belajar 5) Kelas V
:1 Rombongan Belajar
6) Kelas VI :1 Rombongan Belajar
43
3. Struktur Organisasi MI Baitul Muttaqin Bekasi Komite
Kepala Sekolah Umaroh, SAg u Guru Kelas I
Guru Agama
Ulfah, S.Pd.I
ABD. Wahid A.Ma Guru Bahasa Inggris
Guru Kelas II
Castam, S.Pd.I
Sri Mulyati S.Pd.I
Guru Kelas III
Guru Mulok
Hasanah, S.Pd.I
Yeni N, S.Pd.I
Guru Kelas IV
Guru Penjas
Riza Umamah, S.Pd.I
Ansori, S.Pd.I
Guru Kelas V
Guru Kaligrafi
Lilis Nurul H. S.Pd.I
Wawan Sukmana
Guru Kelas VI
Tata Usaha
Hj. Ida Fitria, SAg
Yeni N, S.Pd.I
Siswa
Penjaga Masyarakat
44
4. Data ruang kelas a. Jumlah ruangan kelas MI Baitul Muttaqin: 1) Kelas I, 2 Ruang 2) Kelas II, 1 Ruang 3) Kelas III, 1 Ruang 4) Kelas IV, 1 Ruang 5) Kelas V, 1 Ruang 6) Kelas VI, 1 Ruang b. Jumlah rombongan kelas : 1) Kelas I
:
2 Rombongan Belajar
2) Kelas II
:
1 Rombongan Belajar
3) Kelas III
:
1 Rombongan Belajar
4) Kelas IV
:
1 Rombongan Belajar
5) Kelas V
:
1 Rombongan Belajar
6) Kelas VI
:
1 Rombongan Belajar
5. Keadaan Guru dan Siswa MI Baitul Muttaqin : a. Adanya guru dan siswa merupakan syarat adanya kegiatan belajar mengajar:47 1) Jumlah Guru Keseluruhan
: 12 Orang
2) Guru Tetap Yayasan
: 6 Orang
3) Guru Tidak tetap
: 0 Orang
4) Guru PNS Diperkerjakan (DPK)
: 6 Orang
5) Staf Tata Usaha & Bendahara
: 1 Orang
b. Jumlah Siswa dalam lima tahun terakhir :
47
Sumber: Dokumen Arsip MI Baitul Muttaqin Bekasi
45
Tabel 4.1 Jumlah Seluruh Siswa Dalam Lima Tahun Terakhir Kelas
2011/2012 2012/2013 2013/2014
2014/2015 2015/2016
I
19
40
30
35
41
II
19
17
39
29
34
III
28
19
15
38
31
IV
39
31
21
15
35
V
20
38
31
20
14
VI
28
18
37
29
16
Jumlah
153
163
173
166
171
6. Biografi Guru Bidang Studi SKI Nama
: Lilis Nurul Husnah, S.Pd.I
Tempat Tanggal Lahir
: Bekasi, 15 Januari 1972
Alamat
: Pondok Ungu Medan Satria Bekasi
Pendidikan Terakhir
: S1
Tahun Mengajar
: 2000-sekarang
B. Analisis Data 1. Pra Siklus Prasiklus adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebelum penelitian. Pembelajaran tersebut dilakukan dengan perencanaan dan pelaksanaan seperti biasa. Hal ini ditujukan untuk memberikan gambaran hasil pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan sebelum penelitian. Hasil pembelajaran pada Prasiklus dijadikan sebagai pembanding hasil pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II. Pembelajaran di kelas masih dilaksanakan dengan menggunakan metode yang konvensional yaitu hanya metode ceramah saja belum memadukan dengan metode sosiodrama sehingga pembelajaran masih
46
terpusat pada guru. Adapun deskripsi pembelajaran prasiklus adalah sebagai berikut: Pembelajaran dimulai dengan mengulang materi pelajaran yang telah lalu dilanjutkan penyampaian judul materi yang akan dipelajari, setelah itu guru membacakan materi yang ada dengan diberi penjelasan secukupnya.Kemudian guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya jika tidak ada yang bertanya guru langsung melanjutkan penjelasannya. Kondisi tersebut berjalan hingga akhir pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan PraSiklus dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Agustus 2015. Adapun hasil observasi dan hasil tes pada pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Tes Pra Siklus
No
Nama
KKM
Nilai
Keteranagan Tuntas
1
Dela Aulia
2
70
Tidak tintas
60
V
Hafidz Maulana
50
V
3
Indah Rosalia
53
V
4
Maulida Rahma
70
5
Nabila Putri A
60
6
Dinda Mutiara
72
7
Pasha Shabrina
65
V
8
Prihatin N
60
V
9
Sabilatus Syifa
62
V
10
Sabiq Rejib A
50
V
11
Syahla F
40
V
12
M. Riyadis S
60
V
13
Nisa Nurfarisa
63
V
14
Alya Syamsal H
60
V
V V V
47
15
Nur Aulia Firli
70
V
16
Dea Oktafiani
70
V
Jumlah
965
4
Rata-Rata
60,31
Ketuntasan Klasikal
12
25%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pada pembelajaran Pra Siklus hanya 60,31. Sedangkan ketuntasan klasikalnya 25% .Kemudian anak yang memperoleh nilai mencapai KKM juga sedikit yaitu ada 4 anak. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi yang diraih pada pembelajaran tersebut masih sangat rendah.
2. Pelaksanaan Siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 27 Agustus 2015 sampai tanggal 3 September 2015, dengan menggunakan rancangan yang sudah ada. Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum melaksanakan tindakan diantaranya membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, soal beserta kunci jawabannya, media pembelajaran dan lembar observasi. a.
Hasil Siklus I 1) Perencanaan Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 27 Aggustus 2015 sampai tanggal 3 September 2015, dengan pokok bahasan kisah Khalifah Abu Bakar As-shidiq. Tahapan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: a) Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan
pengamatan
dan
evaluasi
terhadap
pembelajaran khalifah Abu Bakar. b) Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji teori untuk memilih solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
48
sesuai
dengan
pokok
bahasan,
dan
instrumen
pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan. d) Penyiapan sarana pembelajaran untuk melakukan sosiodrama pada materi kisah Khalifah Abu Bakar Asshidiq 2) Tahap Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan penelitian peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun
proses
belajar
mengajar
mengacu
pada
rencana
pembelajaran yang telah disiapkan. Dalam pelaksanaan penelitian peneliti menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu menggunakan metode sosiodrama. Pokok bahasan yang diajarkan adalah, langkahlangkah pelaksanaan ini meliputi : a) Guru
berupaya
memperkenalkan
siswa
pada
permasalahan yang ada pada materi pembelajaran Abu Bakar Assidiq. b) Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan siapa yang akan memainkannya. c) Dalam hal ini guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana peran itu akan dimainkan. d) Guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat. e) Permainan peran dilaksanakan secara spontan. f) Guru bersama siswa mendiskusikan permainan tadi dan melakukan
evaluasi
terhadap
dilakukan. g) Permainan peran ulang. h) Pembahasan diskusi dan evaliasi. i) Membuat kesimpulan.
peran-peran
yang
49
3) Tahap Observasi Pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar SKI dengan metode Sosiodrama pada siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Baitul Muttaqin Bekasi tahun pelajaran 2014/2015, dan pokok bahasasan adalah Khalifah Abu Bakar As-shidiq. Untuk pembelajaran,
melakukan peneliti
observasi
meminta
terhadap
bantuan
situasi
kolaboran
saat untuk
memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.
Tabel 4.3 Lembar Observasi Siswa dan Siklus 1 No
Aspek yang Diamati
Kemunculan Ya
Tidak
1.
Pemanasan
2.
Memilih partisipan
3.
Menata panggung
4.
Menyiapkan pengamat
5.
Memainkan peran
V
6.
Dikusi dan evaluasi
V
7.
Memainkan peran ulang
V
8.
Diskusi dan evaluasi kedua
V
9.
Berbagi pengalaman dan
V
kesimpulan
V V V V
50
Tabel 4.4 Lembar Observasi Guru Siklus 1 No
Aspek yang Diamati
Kemunculan Ya
Tidak
1.
Pemanasan
V
2.
Memilih partisipan
3.
Menata panggung
4.
Menyiapkan pengamat
5.
Memainkan peran
V
6.
Dikusi dan evaluasi
V
7.
Memainkan peran ulang
V
8.
Diskusi dan evaluasi kedua
V
9.
Berbagi pengalaman dan
V
V V V
kesimpulan
Tabel 4.5 Hasil nilai siklus 1 No
Nama
KKM
Nilai
Keteranagan Tuntas
1
Dela Aulia
2
70
Tidak tintas
60
V
Hafidz Maulana
50
V
3
Indah Rosalia
55
V
4
Maulida Rahma
70
V
5
Nabila Putri A
70
V
6
Dinda Mutiara
72
V
7
Pasha Shabrina
65
8
Prihatin N
70
V
9
Sabilatus Syifa
65
V
10
Sabiq Rejib A
55
V
11
Syahla F
40
V
V
51
12
M. Riyadis S
62
13
Nisa Nurfarisa
75
14
Alya Syamsal H
65
15
Nur Aulia Firli
75
V
16
Dea Oktafiani
70
V
Jumlah
1019
8
Rata-Rata
63,6
Ketuntasan Klasikal
V V V
8
50%
Dengan memperhatikan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar siswa pada Siklus I sudah lebih meningkat dibandingkan dengan hasil pada Pra Siklus. Hal itu dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata nilai siswa menjadi 63,6 sedangkan ketuntasan klasikalnya meningkat menjadi 50%. Meskipun hasil belajar pada Siklus I sudah meningkat akan tetapi hasil tersebut belum memenuhi target yang ditentukan. Hal itu disebabkan oleh beberapa kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran seperti kurang maksimalnya tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan RPP yang ada, untuk itu perlu dilaksanakan perbaikan pada tindakan selanjutnya. Dalam pengamatan siklus 1 sikap siswa tergambar dengan observasi yang dilakukan selama proses belajar mengajar. a) Ketika guru mensosiodramakan tentang Khalifah Abu Bakar As-shidiq, siswa memperhatikan dengan baik, namun sebagian siswa tidak memperhatikan dan berbicara pada temannya. b) Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan siapa yang akan memainkannya. c) Guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana peran itu akan dimainkan.. d) Guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat. e) Permainan peran dilaksanakan secara spontan, namun
52
sebagian siswa ada yang masih bingung memainkan perannya atau bahkan tidak sesuai dengan peran yang seharusnya ia lakukan. f) Guru bersama siswa mendiskusikan permainan tadi dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan. g) Permainan peran ulang, pada permainan peran kedua ini akan berjalan lebih baik. Siswa dapat memainkan peran lebih sesuai dengan skenario. h) Pembahasan diskusi dan evaluasi lebih diarahkan pada realitas. i) Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema khalifah Abu Bakar Assidiq dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan. 4) Refleksi Dengan
memperhatikan
data-data
tersebut
peneliti
beserta
kolaborator melakukan evaluasi bersama-sama sebagai refleksi untuk menentukan langkah-langkah dan perbaikan pada siklus berikutnya yang akan diterapkan pada Siklus II. Ada beberapa hambatan dan kekurangan yang terjadi pada Siklus I seperti : a) Pelaksanaan tindakan pembelajaran belum sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seperti kurang tepatnya tindakan dengan alokasi waktunya. b) Masih banyak siswa yang belum mengikuti intruksi guru karena belum jelas. c) Banyak siswa yang masih malas-malasan untuk mengikuti pembelajaran. 3. Pelaksanaan Siklus II Siklus kedua penelitian dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 September 2015 sampai tanggal 24 September 2015, dengan pokok bahasan Khalifah Umar bin Khattab.
53
Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut : 1) Refleksi kedua, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan pengamatan dan evalusi terhadap pembelajaran khalifah Abu Bakar As-sidiq pada siklus pertama yang masih ada kelemahan atau kekurangan. 2) Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji kelemahan atau kekurangan pembelajaran pada siklus pertama. 3) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian ini dilaksanakan. 4) Penyiapan
perangkat/sarana
pembelajaran
untuk
melaksanakan sosiodrama dalam cerita Khalifah Umar bin Khattab. b. Tahap Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian peneliti menerapkan metode pembelajaran, sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yaitu menggunakan metode sosiodrama. Pokok bahasan yang diajarkan adalah cerita Khalifah Umar bin Khattab, adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus 1,sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi : 1) Guru berupaya memperkenalkan siswa pada permasalahan yang terapat pada materi Khalifah Umar bin Khattab. 2) Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan siapa yang akan memainkannya. 3) Guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana peran itu akan dimainkan. Apa saja kebutuhan yang
54
diperlukan. 4) Guru
menunjuk
beberapa
siswa
sebagai
pengamat.
Pengamat disini harus juga terlibat aktif dalam permainan peran. 5) Permainan peran dilaksanakan secara spontan. 6) Guru bersama siswa mendiskusikan kisah Khalifah Umar bin Khattab yang telah didramakan dan melakukan evaluasi terhadap peranperan yang dilakukan 7) Permainan peran ulang, pada permainan peran kedua ini akan berjalan lebih baik. Siswa dapat memainkan peran lebih sesuai dengan skenario. 8) Pembahasan diskusi dan evaluasi lebih diarahkan pada realitas. 9) Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema Khalifah Umar bin Khattab yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan. c. Tahap Observasi Pengamatan
atau
observasi
dilaksanakan
bersamaan
dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI dengan metode Sosiodrama pada siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Baitul Muttaqin, dan pokok bahasannya adalah Khalifah Umar bin Khattab maka observasi difokuskan pada kisah Umar bin Khattab .
Untuk melakukan observasi terhadap situasi saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan kolaboran untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.
55
Tabel 4.6 Lembar observasi siswa siklus II No
Aspek yang Diamati
Kemunculan Ya
1.
Pemanasan
V
2.
Memilih partisipan
V
3.
Menata panggung
V
4.
Menyiapkan pengamat
V
5.
Memainkan peran
V
6.
Dikusi dan evaluasi
V
7.
Memainkan peran ulang
V
8.
Diskusi dan evaluasi kedua
V
9.
Berbagi pengalaman dan
V
Tidak
kesimpulan
Tabel 4.7 Lembar Observasi Guru Siklus II No
Aspek yang Diamati
Kemunculan Ya
1.
Pemanasan
V
2.
Memilih partisipan
V
3.
Menata panggung
V
4.
Menyiapkan pengamat
V
5.
Memainkan peran
V
6.
Dikusi dan evaluasi
V
7.
Memainkan peran ulang
V
8.
Diskusi dan evaluasi kedua
V
9.
Berbagi pengalaman dan
V
kesimpulan
Tidak
56
Tabel 4.8 Hasil Nilai Tes Siklus II No
Nama
KKM
Nilai
Keteranagan Tuntas
1
Dela Aulia
2
Hafidz Maulana
70
3
Indah Rosalia
60
4
Maulida Rahma
77
V
5
Nabila Putri A
80
V
6
Dinda Mutiara
75
V
7
Pasha Shabrina
70
V
8
Prihatin N
72
V
9
Sabilatus Syifa
70
V
10
Sabiq Rejib A
71
V
11
Syahla F
55
V
12
M. Riyadis S
65
V
13
Nisa Nurfarisa
70
V
14
Alya Syamsal H
75
V
15
Nur Aulia Firli
80
V
16
Dea Oktafiani
75
V
Jumlah
1130
12
Rata-Rata
70,6
Ketuntasan Klasikal
70
65
Tidak tintas V
V V
4
75%
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari tabel diatas adalah meningkatnya hasil belajar siswa pada tindakan pra siklus dan siklus I. hal itu dapat diamati dari meningkatnya rata-rata siswa pada siklus II menjadi 70,6, sedangkan ketuntasan klasikalnya juga meningkat menjadi 75%. Dalam pengamatan siklus 1I sikap siswa tergambar dengan observasi yang dilakukan selama proses belajar mengajar.
57
1) Ketika guru mensosiodramakan tentang Khalifah Umar bin Khattab, siswa memperhatikan dengan baik, namun sebagian siswa tidak memperhatikan dan berbicara pada temannya. 2) Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan siapa yang akan memainkannya. 3) Guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana peran itu akan dimainkan.. 4) Guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat. 5) Permainan peran dilaksanakan secara spontan, namun sebagian siswa ada yang masih bingung memainkan perannya atau bahkan tidak sesuai dengan peran yang seharusnya ia lakukan. 6) Guru bersama siswa mendiskusikan permainan tadi dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan. 7) Permainan peran ulang, pada permainan peran kedua ini akan berjalan lebih baik. Siswa dapat memainkan peran lebih sesuai dengan skenario. 8) Pembahasan diskusi dan evaluasi lebih diarahkan pada realitas. 9) Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema tentang Khalifah Umar bin Khattab dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan. d. Tahap refleksi Berdasarkan pengamatan pada siklus II diketahui bahwa guru mampu mengatasi kelemahan atau hambatan pembelajaran SKI dengan menggunakan metode sosiodrama sebagaimana terjadi pada siklus I sebagai berikut: 1) Guru mampu mengalokasikan waktu dengan baik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Banyak siswa yang sudah terlibat aktif mengikuti instruksi yang di berikan oleh guru. 3) Guru memberikan motivasi dan reward kepada siswa dengan baik untuk aktif mengikuti pembelajaran SKI dengan
58
menggunakan metode sosiodrama. Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat dikemukakan bahwa hipotesis tindakan yang diajukan melalui tindakan kelas ini dapat diterima atau terbukti. Dengan kata lain metode sosiodrama mampu dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran SKI siswa kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi. Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Tes pada PraSiklus, Siklus I, Siklus II No 1.
Uraian Nilai
Rata-Rata
Hasil Prasiklus, Siklus I, Siklus II tes
60,31
63,6
70,6
4
8
12
25%
50%
75%
tertulis 2.
Jumlah
siswa
yang
tuntas belajar 3.
Prosentase
ketuntasan
belajar
Dari tabel hasil tes tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode sosiodrama diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa meningkat. Dari nilai rata-rata 60,31 naik menjadi 63,6 kemudian meningkat menjadi 70,6. Dan ketuntasan belajarpun meningkat dari 25% menjadi 50% meningkat menjadi 75% atau dari 4 siswa yang tuntas belajarnya menjadi 8 dan meningkat 12 siswa yang tuntas belajar dari 16 siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan dari siklus I. Adanya peningkatan ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes tertulis sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
59
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Ketuntasan belajar siswa. Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran SKI dengan
metode
Sosiodrama
memiliki
dampak
positif
dalam
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya partisipasi dan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari pra siklus, siklus I, dan siklus II). 2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Sedangkan
untuk
aktivitas
guru
selama
pembelajaran
telah
melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode sosiodrama dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul diantaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil penelitan menunjukan terdapat keberhasilan dalam penerapan metode sosiodrama pada mata pelajaran SKI kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi yang ditunjukan dengan adanya peningkatan hasil jumlah siklus I dibandingkan dengan hasil pra sikls. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata nilai siswa menjadi 63,3 sedangkan ketuntasan klasikalnya meningkat menjadi 50%. Meskipun hasil belajar pada siklus I sudah meningkat akan tetapi hasil tersebut belum memenuhi target yang ditentukan. Hal itu disebabkan oleh beberapa kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran seperti kurang maksimalnya tindakan yan dilaksanakan sesuai RPP yang ada, untu itu perlu dilaksanakan perbaikan pada tindakan siklus II. 2. Dengan menggunakan metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat pada siklus II siswa mengalami peningkatan yang signifikan dalam pembelajaran SKI, dari skor rata-rata nilai tes siklus I 63,3 menjadi 70,6 sedangkan ketuntasan klasikalnya pada siklus I 50% meningkat menjadi 75%. Adanya peningkatan pada setiap siklus dikarenakan pada hasil refleksi siklus II menunjukan guru mampu menerapkan metode sosiodrama sesuai dengan langkah-langkah dan mengalokasikan waktu dengan baik sesuai dengan RPP.
B. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, agar pembelajaran SKI lebih efektif dan lebih memberikan hasil belajar yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut : 1. Untuk melaksanakan model pembelajaran dengan menggunakan metode
60
61
sosiodrama memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan pembelajaran denggan metode sosiodrama dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh ketrampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
62
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. 2007. Al-Qur’an Terjemah, Darus Sunnah Al-kamil Al-Khurbuthly, Ali Husni, Peradaban Islam Konteporer, Jakarta: Granada Nadia, cetakan Tahun 1977. Anshori, Shidiq. Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Siswa di MTS Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon, Skripsi S1UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya. 2009. Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Gafindo,Jakarta persada Islam, Jakarta: GrafindoPersada. Fathurrohman, Pupuh dan M.Sobry sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui penanaman konsep umum dan konsep islami, Bandung:Refika Aditama, 2009. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: BumiAksara. 2011 Hubbudin, Ahmad, Analisis Pencapaian Tujuan Pembelajaran Dalam Perspektif PAIKEM : Implementasi Sosiodrama dalam Pembelajaran PAI. Skripsi S1UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Indriyani, Dina. Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Yogyakarta: PT Diva Press. 2011. Kunandar, DR. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2013 Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. Mel, Silberman. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif ,Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. 2007. Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara. 1985.
63
Sanjaya, H.Wina. Strategi Pembelajaran Pendidikan, Jakarta: Kencana. 2011.
Berorientasi
Standar
Proses
Silberman, Melvin L. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Penerbit Nuansa. 2012. Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Dasar-dasar ilmu , dasar-dasar evaluasi. 2012. Sudjana, Nana DR, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012. Sumber Dokumentasi Arsip MI Baitul Muttaqin Bekasi. Surawan, Martinus, kamus kata serapan, Jakarta:PT remaja Rosdakarya. Surawan, Martinus, Kamus Kata Serapan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2001. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 2012. Suyono&Hariyanto, Belajar Dan Pembemlajaran, Bandung: PT Remaja Rsdakarya. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 2013. Tirtarahardja, Umar, Sulo La S.L, Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta: PT Rineka Cipta. 2008. Uno, Hamzah B, Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. 2008. Uno, Hamzah B, Model pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. 2012. Usman, M. Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press. 2010. Yatim Badri, M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT Rajagrafindo Persada. Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN di Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 1986. Zuriah, Nurul Dra, Metodologi Penelitian Sosial Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara. 2009.
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN SIKLUS I Nama Sekolah
: MI. Baitul Muttaqin
Kelas / Semester
: VI /I
Mata Pelajaran
: SKI
Standar Kompetensi : 1. Mngenal sejarah khalifah Abu Bakar Kompetensi Dasar
: 1.2 Menceritakan silsilah, kepribadian Abu Bakar Assidiq dan perjuangannya dalam dakwah Islam. 1.3 Menunjukan contoh-contoh nilai-nilai positif dari khalifah Abu Bakar as Sidiq. 1.4 Meneladani nilai-nilai positif dari kekhalifahan Abu Bakar as Sidiq.
Alokasi Waktu
: 1 x 4 Jam Pelajaran
Indikator
Jenis
Bentuk
Contoh Instrumen
Penilaian Penilaian Menyebutkan ayah
dan
nama ibu
Abu
Menyebutkan asal suku Abu
Bakar
Menentukan pertemuan Abu
Bakar
Assidiq dengan Nabi Muhammad Saw Menyebutkan karakter sifat Assidiq
sifat
Abu Bakar Assidiq kelebihan-
kelebihan
yang
dimilki
Abu Bakar Assidiq Jelaskan kedudukan Abu
Assidiq
nasab
karakter
Sebutkan
Bakar Assidiq
bani
Sebutkan
Abu
Bakar
Bakar
Assidiq
dalam
masyarakat kafir Quraisy Ceritakan
kisah
masuk
islamnya
Abu
Bakar
Assidiq Ceritakan perjuangan Abu Bkar
Assidiq
setelah
Menyebutkan
masuk
islam
yaitu
kelebihan-kelebihan
pembela nabi/ pembela
yang
kaum tertindas
dimilki
Abu
Tunjukan sikap/ perilaku
Bakar Assidiq Menjelaskan
membela
kedudukan Abu Bakar Assidiq
dalam
masyarkat
kafir
Quraisy Menceritakan
kisah
masuk Islamnya Abu Bakar Assidiq Menceritakan perjuangan Abu Bakar Assidiq setelah masuk Islam, yaitu menjadi pembela nabi/ pembela kaum yang tertindas Menunjukan perilaku
sikap/ membela
aqidah Islam dengan berani dan tegas.
aqidah
islam
dengan berani dan tegas.
A. Pembelajaran Siswa dapat mengenal sejarah khalifah Abu Bakar Assidiq B. Materi Pembelajaran kisah masuknya Abu Bakar Assidiq ketika masuk Islam
C. Metode pembelajaran Ceramah, sosiodrama, penugasan. D. Langkah-langkah pembelajaran 1. Kegiatan awal Memberi salam dan berdoa 2. Bertanya kepada siswa sekitar kisah Khalifah Abu Bakar Assidiq. 3. Mengarahkan siswa agar menyimak penjelasan guru. 4. Kegiatan Inti
Guru memperkenalkan siswa pada permasalahan yang ada pada skenario.
Guru memilih permainan (partisipan).
Guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana peran dimainkan.
Guru menunjukbeberapa siswa sebagai pengamat.
Permainan peran dimulai. Permainan peran dilaksanakan secara spontan.
Guru bersama siswa mendiskusikan permainan dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan.
Permainan peran ulang.
Pembahasan diskusi dan evaluasi lebih diarahka pada realitas. Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema Abu Bakar Assidiq, permainan peran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan.
5. Kegiat akhir
Siswa mengerjakan tugas dari guru
Siswa bersama-sama membaca hamdalah
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
D. Sumber belajar
Buku pelajaran SKI kelas VI
LKS
E. Penilaian
Teknik Penilaian : tes tertulis
Bentuk instrument : jawaban singkat
Mengetahui Kepala MI
UMROH, S. Ag. NIP:196607181988012001
Bekasi,17 September 2015 Guru Kelas VI
MEYTI MINHATI NIM : 1812011000030
Ringkasan materi A. Biografi Abu Bakar As-Siddiq Abu Bakar Assiddiq adalah orang yang paling awal memeluk agama islam, sahabat Rasulullah saw dan juga khalifah pertama yang dibaiat oleh umat Islam. Abu Bakar yaitu ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad saw. Namanya yang sebenarnya adalah Abdul Ka’bah (hamba Ka’bah), yang kemudian diubah ole Rasulullah menjadi Abdullah (hamba Allah). Sumber lain menyebutkan namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah. Nabi Muhammad saw memberinya gelar Assiddiq (artinya yang berkata benar) setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi’raj yang dicertakan oleh Nabi Muhammad kepada para pengikutnya. Abu Bakar Assiddiq dilahirkan di kota Mekah dari keturunan Bani Tamim. Beberapa sejarawan Islam mencatat ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedududkan tinggi, seorang yang terpelajar, serta dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi. 1.
Kepribadian Abu Bakar Assiddiq Sejak kecil Abu Bakar Assiddiq tidak pernah mengikuti perbuatan perbuatan buruk yang dikerjakan oleh kaum Quraisy. Dia tidak pernah mabuk, menyembah berhala, menyakiti orang lain dan perbuatan tercela lainnya. Berikut ini adalah beberapa sifat-sifat Abu Bakar. a. Dermawan dan senang menolong Abu Bakar menyerahkan seluruh kekayaannya untuk mendukung dakwah Islam.Hartanya banyak digunakan untuk menebus para budak, membiayai perang, dan membantu fakir miskin. b. Sederhana Abu Bakar adalah sahabat yang dikenal dengan sifatnya yang sederhana.Dia tidak suka mengumpulkan harta kekayaan melebihi kebutuhan hidupnya.
c. Rendah hati Abu Bakar juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati.Kekayaannya tidak membuatnya sombong. Kedekatannya dengan Rasulullah saw tidak menjadikannya merasa paling mulia.
2.
Perjuangan Abu Bakar Assiddiq dalam Islam Sejak kecil Abu Bakar sudah bersahabat dengan Nabi Muhamad saw. Apalagi ketika Rasulullah menikah dengan Khadijah dan tinggal satu kampung dengan Abu Bakar. Setelah Abu Bakar masuk Islam banyak sekali sikap dan perjuangannya untuk Islam, antara lain adalah: a. Segera membantu Rasulullah saw berdakwah Dengan tutur kata yang halus dan bahasa yang baik, banyak sahabat yang masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, diantaranya Usman bin Affan, zubair bin Awwam, Abdullah bin Mas’ud, Talhah bin Ubaidillah, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqash, Arqam bin Abi Arqam, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan lain-lain (sahabat tersebut termasuk dalam golongan Assabiqunal awwalun (orang-orang yang pertama masuk Islam). b. Setia membela dan melindungi Nabi Muhammad saw. Rasulullah saw mulai berdakwah secara terang-terangan maka mulailah timbul perlawanan dari pihak kafir Quraisy. Mereka sering melakukan kekerasan terhadap Nabi, mereka menganiaya, mengancam dan bahkan ingin membunuh Nabi kalau tidak berhenti menyiarkan Islam. Abu Bakar tampil sebagai pembela dan pelindung Nabi. Hal ini terbukti ketika: 1) Pada saat Nabi Muhammad saw sedang shalat di Masjidil Haram, tiba-tiba Uqbah bin Abi Muith menjerat leher beliau, melihat hal itu dengan cepat Abu Bakar menyergap Uqbah.
2) Ketika Rasulullah saw. Dan umat Islam hijrah ke Madinah, beliau menemani Nabi Muhammad dan melindungi dari ancaman kaum kafir Quraisy yang ingin membunh Nabi dan mereka bersembunyi di Gua Tsur disebelah selatan Mekkah. 3) Ketika peristiwa Isra’ Mi’raj kaum Quraisy berusaha mempengaruhi umat Islam dengan mengatakan Nabi Muhammad adalah orang pembohong dan penipu, akan tetapi Abu Bakar menyatakan bahwa apa yang dikatakan Nabi Muhammad adalah benar. Oleh karena itu Abu Bkar mendapat gelar Assiddiq. c.
Pada saat perang Badar Abu Bakar adalah orang yang menyatakan siap berperang demi membela Nabi Muhammad dan Islam.
d.
Membebaskan kaum muslimin yang tertindas. Abu Bakar terkenal sebagai pembebas para budak yang disiksa oleh tuannya karena masuk Islam. Budak-budak tersebut antara lain: a) Bilal bin Rabbah, budak Umayyah bin Khallaf. b) Amir bin Fuhairah, budak Rafsil bin Abdullah. c) Abu Fakiah, budak Sufwan bin Umayyah. d) Labibah, budak baru Muammal bin Habib Ady.
B. Abu Bakar Menjadi Khalifah Setelah Rasulullah wafat, maka kaum Muslimin bermusyawarah di Balai Bani Saidah untuk memilih pengganti Nabi.Kaum Muhajirin dan Anshor akhirnya sepakat untuk memilih Abu Bakar sebagai pengganti Nabi. Selesai pemakan Rasulullah saw kaum muslimin berkumpul di Masjid Nabawi dan membaiat secara resmi Abu Bakar sebagai khalifah pada bulan Rabiul Awal 11 H. 1.
Langkah-langkah kebijakan Khalifah Abu Bakar Assiddiq: a) Memerangi kaum pembangkang, kaum murtad dan Nabi palsu b) Mengumpulkan Al-Quran (12 H-13 H/ 633-634 M)
c) Memerangi orang yang tidak membayar zakat 2.
Upaya perluasan Wilayah a) Membebaskan Irak dari Persia b) Membebaskan Wilayah Syam
3.
Kebijakan khalifah Abu Bakar dibidang pemerintahan a) Mendirikan Bitul mal b) Mendirikan lembaga peradilan c) Membagi harta rampasan perang (Ghanimah)
4.
Abu Bakar Assiddiq wafat Demikianlah perjuangan Abu Bakar dalam membantu dakwah agama Islam. Banyak sekali jasa-jasa Abu Bakar yang perlu kita teladani baik itu kesetiannya dalam membela Nabi Muhammad saw. Sifat dermawannya, keberanian
dan
kepemimpinannya
maupun
jasa
beliau
dalam
mempersatukan Arab di bawah panji-panji IslamAkhirnya setelah jatuh sakit, Abu Bakar Assiddiq wafat pada tanggal 21 Jumadil Akhir 13 H dalam usia 63 tahun. Beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah saw. Di Masjid Nabawi.Sebelum wafat, Abu Bakar bermusyawarah dengan beberapa sahabat dan menunjuk Umar bin Khattab sebagai khalifah.
SOAL LATIHAN A. Berilah tanda silang (x) pada a, b, c atau d sebagai jawaban yang paling benar! 1. Abu Bakar berasal dari bani…. a. Tamim b. Ady c. Hasyim d. Umayyah
2. Sahabat yang langsung percaya dan membenarkan peristiwa isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw adalah…. a. Abu Jahal b. Abu Hurairah c. Abu Lahab d. Abu Bakar Assiddiq 3. Abu Bakar dibaiat oleh seluruh kaum muslimin menjadi khalifah saw…. a. Rumah Nabi Muhammad saw b. Masjid Nabawi c. Balai Darunnajwah d. Balai Bani Saidah 4. Abu Bakar diangkat menjadi khalifah melalui…. a. Pemungutan suara b. Ditunjuk nabi c. Musyawarah d. Turun menurun 5. Pada tanggal 2 Jumadil Akhir 13 H khalifa Abu Bakar wafat pada usia…. a. 35 tahun b. 63 tahun c. 37 tahun d. 50 tahun 6. Khalifah yang pertama kali memimpin adalah…. a. Ali bin Abi Thalib b. Usman bin Affan c. Abu Bakar d. Umar bin Khattab 7. Yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar ketika banyak para penghafal AlQuran gugur dalam pertempuran adalah…. a. Memerintahkan pengumpulan A-Quran
b. Membiarkan begitu saja c. Menangisi mereka tanpa berbuat sesuatu d. Hanya mencatatnya 8. Tugas Nabi Muhammad saw yang tidak dapat digantikan adalah tugas sebagai…. a. Kepala Negara b. Rasul utusan Allah c. Pemimpin umat islam d. Menyiarkan Islam 9. Abu Bakar gelar Assiddiq karena…. a. Karena dia sangat kaya b. Karena dia selalu mempercayai dan membedakn semua ucapan Nabi Muhammad c. Karena dia sangat tampan d. Karena dia juga sangat berwibawa 10. Yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar terhadap orang murtad dan nabinabi palsu adalah…. a. Membiarkan b. Mengaguminya c. Memeranginya d. menghormatinya
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1. Ketika menjadi Khalifah Abu Bakar di beri gelar…. 2. Putrid Abu Bakar yang menikah dengan Rasulullah adalah…. 3. Abu Bakar berasal dari Bani…. 4. Abu Bakar mendapat gelar Assiddiq ketika peristiwa…. 5. Abu Bakar pernah membebaskan budak yang memeluk Islam bernama….
Kunci Jawaban 1. A 2. D 3. B 4. C 5. B 6. C 7. A 8. B 9. B 10. C
1. Assddiq 2. Aisyah 3. Tamim 4. Isra’ Mi’raj 5. Bilal bin Rabbah, Amir bin Fuhairah, Abu Fakiah, Labibah
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN SIKLUS II Nama Sekolah
: MI. Baitul Muttaqin
Kelas / Semester
: VI /I
Mata Pelajaran
: SKI
Standar Kompetensi :2. Mngenal sejarah khalifah Umar bin Khattab Kompetensi Dasar
:2.1 Menceritakan silsilah, kepribadian Umar bin Khattab dan perjuangannya dalam dakwah Islam. 1.2 Menunjukan contoh-contoh nilai-nilai positif dari khalofah Umar bin Khattab. 1.3 Meneladani nilai-nilai positif dari kekhalifahan Umar bin Khattab.
Alokasi Waktu
: 1 x 4 Jam Pelajaran
Indikator
Jenis
Bentuk
Contoh Instrumen
Penilaian Penilaian Menyebutkan
nama
ayah dan ibu Umar bin
Umar bin Khattab Sebutkan
Khattab Menyebutkan asal suku bani Umar bin Khattab Menentukan pertemuan nasab
Sebutkan karskter sifat
Umar
kelebihan-
kelebihan yang dimilki Umar bin Khattab Jelaskan
kedudukan
bin
Umar bin Khattab dalam
Khattab dengan Nabi
masyarakat kafir Quraisy
Muhammad Saw Menyebutkan karskter sifat Umar bin Khattab Menyebutkan
Ceritakan kisah masuk islamnya
Umar
bin
Khattab Ceritakan
perjuangan
kelebihan-kelebihan
Umar
bin
yang dimilki Umar bin
setelah
masuk
islam
Khattab
yaitu
pembela
nabi/
Menjelaskan
pembela kaum tertindas
kedudukan Umar bin Khattab masyarakat
Tunjukan sikap/ perilaku
dalam
membela aqidah islam
kafir
dengan berani dan tegas.
Quraisy Menceritakan
kisah
masuk Islamnya Umar bin Khattab Menceritakan perjuangan Umar bin Khattab setelah masuk Islam, yaitu menjadi pembela nabi/ pembela kaum yang tertindas Menunjukan perilaku
Khattab
sikap/ membela
aqidah Islam dengan berani dan tegas.
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat mengenal sejarah khalifah Umar bin Khattab B. Materi Pembelajaran kisah masuknya Umar bin Khattab ketika masuk Islam
C.
Metode pembelajaran Ceramah, sosiodrama, penugasan.
D. Langkah-langkah pembelajaran 1. Kegiatan awal Memberi salam dan berdoa 2. Mengarahkan siswa agar menyimak penjelasan guru. 3. Kegiatan Inti
Guru memperkenalkan siswa pada permasalahan yang ada pada skario.
Guru memilih permainan (partisipan).
Guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana peran dimainkan.
Guru menunjukbeberapa siswa sebagai pengamat.
Permainan peran dimulai. Permainan peran dilaksanakan secara spontan.
Guru bersama siswa mendiskusikan permainan dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan.
Permainan peran ulang.
Pembahasan diskusi dan evaluasi lebih diarahka pada realitas.
Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema Umar bin Khattab, permainan peran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan.
4. Kegiat akhir
Siswa mengerjakan tugas dari guru
Siswa bersama-sama membaca hamdalah
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
E. Sumber belajar a. Buku pelajaran SKI kelas VI b. LKS
F. Penilaian
Teknik Penilaian : tes tertulis
Bentuk instrument : jawaban singkat
Mengetahui Kepala MI
UMROH, S. Ag. NIP:196607181988012001
Bekasi,3 September 2015 Guru Kelas VI
MEYTI MINHATI NIM :1812011000030
Ringkasan Materi A. Biografi Umar bin Khattab 1. Silsilah Umar bin Khattab Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy di kota Mekkah. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh AlQuraisy dan ibunya bernama Hantamah binti Hasyim, dari Bani Makhzum. Umar memilki julukan yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw yaitu Al Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah. 2. Kepribadian Umar bin Khattab Di masa Jahiliyah Umar bin Khattab dikenal sebagai saudagar. Dia mahir berdagang hingga ke luar jazirah Arab.Umar termasuk orang yang dihormati dan disegani dikalangan kaum Quraisy. Oleh karena itu, ia sering mendamaikan pertikaian yang terjadi di antara suku-suku. Baik sebelum memeluk Islam maupun sesudah memeluk Islam, Umar adalah seorang yang pemberani, tegas, suka bercara apa adanya, berkemauan kuat, dan sedikit keras. Disamping memilki sikap yang berani dan tegas, Umar juga mempunyai sifat-sifat sebagai berikut. a.
Rendah hati Sekalipun sikapnya keras tetapi dia dikenal sebagai orang yang rendah hati.Dia suka menolong orang-orang lemahyang dianiaya oleh orang-orang kuat.
b.
Sederhana Umar juga dikenal sebagai orang yan sangat sederhana walaupun mempunyai jabatan tinggi.
c.
Peduli terhadap kaum muslimin Sewaktu menjadi Amirul Mukminin, Umar sangat peduli terhadap keadaan masyarakat.Dia sering berkeliling untuk melihat keadaan mereka.Umar juga tidak segan-segan membantu kesusahan yang dialami leh kaum muslimin.
d.
Teguh memegang amanah Umar juga dikenal sebagai orang yang sangat teguh memegang amanah yang dipercayakan kepadanya.Ketika dirinya menjadi khalifah.
e.
Kritis Umar bin Khattab adalah seseorang sahabat yang kritis. Maksudnya sering memberikan pendapatnya terhadap hal-hal yang dianggapnya tidak sesuai dengan pandangannya.
f.
Adil dan tegas Umar adalah pemimpin yang adil dan tegas.Dia tidak pernah membeda bedakan rakyatnya. Apabila ada pejabatnya yang salah maka dia akan menghukumnya.
B. Umar Bin Khattab menjadi Khalifah 1.
Proses Pemilihan Sebelum wafat Abu Bakar mengajak para sahabatnya untuk bermusyawarah di Majelis Syuro. Mereka adalah Usman Bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bi Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Usaid bin Kudur, dan lain-lain. Abu
Bakar
mengusulkan
agar
Umar
bin
Khattab
yang
menggantikannya menjadi Khalifah dan disetujui oleh semua sahabat. Setelah Abu Bakar wafat, Umar bin Khattab dibaiat menjjadi khalifah pada tanggal 23 Jumadil Akhir tahun 13 H.
2.
Kebijakan Umar bin Khattab Setelah Menjadi Khalifah Periode pemerintahannya disebut Futuhat Islamiyah karena pada masa ini terjadi pemberontakan besar baik dibidang pemerintahan sampai perluasan wilayah. Kebijakan Umar bin Khattab meliputi:
3.
a.
Bidang Pemerintahan
b.
Bidang Peradilan
c.
Bidang Hukum
d.
Bidang Ekonomi
e.
Bidang Sosial
Jasa dan Perjuangan Khalifah Umar bin Khattab Umar bin Kattab menjadi khalifah selama 10 tahun 6 bulan. Selama memerintah, Umar banyak membuat keputusan-keputusan penting mengenai cara pengatur kehidupan kaum muslimin. Seperti diketahui, pada waktu itu wilayah Islam telah bertambah luas dan pemeluknya tidak berasal dari masyarakat Arab.Karena itu diperlukan cara-cara baru dalam mengatur mereka. Diantara usaha-usaha penting yang dilakukan oleh Umar selama menjadi khalifah adalah sebagai berikut: a.
Membuat lembaga-lembaga
b.
Mendirikan baitul mal
c.
Menetapkan tahub hijriyah
d.
Membuat mata uang
e.
Membangun angkatan perang
f.
Mengatur gaji pegawai dan tentara
C. Perluasan Wilayah Islam 1.
Pembebasan Syam/ Syiria Syam memiliki beberapa kota yang menjadi pusat kekuatan Romawi Timur antara lain, Damaskus, Yordania, Yarussalem,, Hims dan Antiokia.
2.
Penaklukan Persia Umar bin Khattab mengirimkan Abu Ubaidillah bin Jarrah dan Sa’ad bin Abi Waqas dengan pasukannya untuk memimpin penyerangan.Peperangan antara kaum muslimin dan PPersia terjadi tahun 15 H yang menyebabkan Abu Ubaidillah gugur sebagai syuhada.
3.
Pembebasan Baitul Maqdis di Yarussalem Baitul Maqdis merupakan tempat suci bagi umat Islam.Umat Islam pertama kali salat menghadap ke Baitul Maqdis.Kota tersebut dikuasai oleh Kaisar Heraclius dari kerajaan Romawi.
D. Wafatnya Umar bin Khattab Kejayaan dan kemuliaan Umar bin Khattab telah membuat panji-panji Islam berkibar
tinggi.
Keadaan
itu
membuat
musuh-musuh
Islam
makin
membencinya.Mereka adalah orang-orang Persia serta beberapa kalangan Yahudi. Mereka kemudian menyusun rencana untuk membunuh umar bin khatab. Mereka kemudian mengutus seseorang bekas budak Persia yang bernama Abu Lu’luah al Majusi untuk melakukan tipu muslihat kepada Umar bin Khattab. Suatu hari Abu Lu’luah datang kepada Umar bin Khattab. Ia mengadu kepada Umar bin Khattab bahwa majikannya telah membebankan kepadanya pajak yang sangat berat. Umar bin Khattab berjanji akan memutuskan hal itu. Pada hari berikutnya, Abu Lu’luah menyelinap masuk ke masjid Madinah. Saat itu, Umar bin Khattab hendak mengerjakan salat bersama kaum muslimin. Baru saja Umar bin Khattab mengerjakan salat, Abu Lu’luah menusuk Umar bin Khattab dari belakang. Akibat tusukan itu, Umar bin Khattab menderita luka
yang parah. Ia terbaring sakit selama 3 hari dan akhirnya meninggal pada hari Sabtu, 1 Muharram 23 H atau 644 M. Kekhalifahannya berlangsung selama 10 tahun 6 bulan 4 hari. SOAL LATIHAN A. Berilah tanda silang (x) pada a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling benar! 1. Umar bin khattab bersal dari…. a. Bani Adiy b. Bani Mughirah c. Bani Tamim d. Bani Hanifah 2. Umar bin Khattab masuk Islam setelah membaca ayat Al-Qur’an surat…. a. Al-Baqarah b. Thaha c. Al-Ikhlas d. Al-Quraisy 3. Umar bin Khattab menemui Rasulullah saw untuk menyatakan diri masuk Islam di rumah…. a. Fatimah bin Khattab b. Hamzah bin Abdul Mutholib c. Abu Bakar Ash-Shiddiq d. Arqam bin Abi Arqam 4. Sikap Umar bin Khattab terhadap Nabi Muhammad saw sebelum masuk agama Islam ialah…. a. Menyayangi b. menjadi sahabatnya c. memusuhi d. berteman biasa
5. umar bin Khattab ditunjuk menjadi calon khalifah oleh…. a. Usman bin Affan b. Mu’awiyah bin Abi Sofyan c. Ali bin Abi Thalib d. Abu Bakar Ash Shiddiq 6. Umar bin Khattab diberi gelar Abu Hafsah yang artinya…. a. Orang yang jujur b. Orang yang berani c. Orang yang tegas d. Orang yang keras 7. Salah satu sifat keberanian Umar bin Khattab ditunjukan kepada orang Quraisy ketika hendak…. a. Isra mikraj b. Hijrah ke Madinah c. Fathu Makkah d. Bai’atur Ridwan 8. Sifat utama Khalifah Umar bin Khattab…. a. Jujur dan adil b. Jujur dan setia c. Jujur dan pemaaf d. Berani dan pemurah 9. Umar bin Khattab dibai’at menjadi Khalifah pada tahun…. a. 11 Hijriyah b. 13 Hijriyah c. 22 Hijriyah d. 35 Hijriyah 10. Salah satu kebijakan Umar bin Khattab setelah menjadi khalifah ialah…. a. Membentuk armada laut b. Mendirikan Baitul Mal
c. Memberhentikan gubernur d. Memerangi orang murtad
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Ayah Umar bin Khattab berama…. 2. Ibu Umar bin Khattab bernama…. 3. Umar bin Khattab dilahirkan pada tahun…. 4. Garis keturunan Umar bin Khattab dengan Rasulullah saw bertemu pada…. 5. Umar bin Khattab adalah keturunan dari bani…. Kunci Jawaban 5. A 6. B 7. A 8. C 9. D 10. C 11. B 12. A 13. B 14. B
1. Khattab bin Nufail bin Abdil Uzza Al-Quraisyi 2. Hantamah binti hasyim ibnu abdil mugirah ibnu abdillah 3. Kira-kira setelah 13 tahun nabi Muhammad lahir 4. Khattab 5. Adi
ABU BAKAR AS-SIDDIQ I Abu Bakar Assiddiq adalah sahabat setia Rasulullah, beliau lahir pada tahun ke-2 dari tahun gajah, umurnya lebih tua dari Nabi Muhammad saw. Beliau adalah orang yang pertama kali masuk islam dan diberi gelar As-Siddiq karena membenarkan dan mempercayai semua wahyu yang dibawa oleh Rasulullah saw. Setelah Nabi Muhammad wafat beliaulah yang menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Senin, 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah tibalah waktu wafatnya Rasulullah saw. Ummul Mukninin Aisyah memberitahu bahwa Rasulullah telah dipanggil menghadap Allah SWT. Bilal bin Rabbah :“Wahai kaum muslimin beliau wafat!!!” Semua sahabat sangat bersedih atas kejadian yang menimpa Nabi dan mereka pun bersegera berkumpul di depan rumah Nabi. Namun Umar bin Khattab saat itu tidak menerima pemberitaan yang tidak enak itu. Umar menentang dengan keras keputusan bahwa Rasulullah wafat. Bilal bin Raabbah :“Rasulullah wafat Umar!” Umar bin Khattab :“Jangan bicara sembarangan, semoga Allah memotong lisan orang yang berkata Rasulullah wafat. TIDAK!!! Bilal bin Rabbah :“Kabar ini datang dari Ummul Mukminin Aisyah!” Umar bin Khattab :“Aku bilang tidak!! Rasulullah tidak wafat!!..dia hanya pergi menghadap Allah seperti halnya Musa bin Imron menghadap Allah. Ia pergi dari kaumnya 40 malam kemudian kembali setelah dikatakan wafat. Demi Allah. Rasulullah pasti akan kembali seperti halnya Musa. Dan dia akan memotong tangan dan kaki orang yang menganggap Rasulullah wafat. Abu Bakar pun keluar dan menasehati umar bin khattab Abu Bakar: “Umar!! Tahan dan dengarkanlah!! Umar bin Khattab : “Kau dengar apa yang mereka katakan? Mereka semua telah menjadi munafik”.
Abu Bakar: “Dengarkan aku Umar. Segala puji bagi Allah yang berkuasa atas semua makhluk Nya.Barang siapa yang memuja Muhammad, ketahuilah bahwa Muhammad telah wafat.Tapi barang siapa yang memuja Allah, Allah maha hidup dan takan pernah mati.Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk. “ Muhammad hanyalah seorang rasul, sungguh telah wafat beberapa rasul sebelumnya. Apakah jika ia wafat atau dibunuh kau akan kembali murtad?. Barang siapa yang murtad, tidak dapat mendatangkan mudharat(bahaya) bagi Allah sedikitpun”. Dan Allah akan membalas kepada orangorang yang bersyukur.” Umarpun akhirnya luluh dan menangis tersedu. Abu bakar kemudian mengurus jenazah nabi, umar saat itu sedang duduk bersama sahabat lainnya disana. Dan tiba-tiba datang seorang sahabat menghampiri umar bin khattab. Kaum Muhajirin: “Wahai Umar kau harus perhatikan umat, janganlah jadikan musibah ini penghalang kebaikan kaum muslimin. Umar bin Khattab: “Katakanlah apa yang ingin kau katakan.” Kaum muhajirin: “Kaum Anshor telah berkumpul di Tsaqifah Bani Saidah untuk membahas pengganti Rasulullah. Kurasa mereka sepakat untuk memilih Sa’ad bin Ubadah.” Umar bin Khattab :“Minat seseorang untuk memanggil abu bakar dari rumah Aisyah sekarang.” Abu Bakar: “Celakalah kau Umar, tidakkah kau lihat aku sedang sibuk persiapkan jenazah Rasul untuk dikuburkan?” Umar bin Khattab :“Ini sangat penting Abu Bakar. Jika hari ini umat muslim tidak menetapkan penerus Nabi, maka persatuan mereka akan hancur. Sebelum orang berkumpul untuk menggantikan Rasulullahdemi kepentingan kelompok mereka. Dan undang-undang hanya akan berpihak pada mereka dan mungkin akan berlebihan. Jadi
musibah kita dalam islam lebih berat disbanding wafatnya Rasulullah. “demi islam wahai sahabat Rasulullah…!!!” Umar dan Abu Bakar serta para sahabat segera menghampiri perkumpulan kaum Anshor.Ditengah perjalanan bertemu dengan seorang sahabat senior dari kalangan Muhajirin yang bernama Abu Ubaidillah dan diajaknya untuk ikut. Abu Bakar: “Assalamualaikum…” Abu ubaidillah: ”waalaikumsalam wr.wb.” Abu bakar: “Wahai Abu Ubaidillah, ikutlah dengan kami untuk menghampiri kaum Anshor yang sedang berkumpul membahas pergantian kepemimpinan Rasulullah. Abu Ubaidillah: “Baik Abu Bakar. Setelah tiba ditempat perkumpulan kaum Anshor merekapun menyambut Abu Bakar dan para sahabat lainnya. Kaum Anshor (1): “Selamat datang, saudara kami ya kaum Muhajirin.” Umar bin Khattab :“Siapa ini?” Kaum Anshor (1) : Sa’ad bin Ubadah Umar bin Khattab: “Ada apa dengan dia?” Kaum Anshor (1) :“Laki-laki yang hebat.” Umar bin Khattab :“Pertemuan apa ini, wahai kaum Anshor?” Kaum Anshor (1): “Kami pendukung Allah dan penyebar Islam, dan kami lebih dulu beragama dan punya kelebihan dalalam Islam. Dan kalian kaum Muhajirin, kalian pendatang dan tinggal ditempat kami. Kami penduduk asli kota ini. Sehingga kami lebih utama yang menjadi pemimpin dan orang-orang akanmeridhoinya. Dan ini tuan kami Sa’ad bin Ubadah. Kami menginginkan untuk jadi pemimpin. Hampir-hampir Umar bin Khattab tidak menguasai diri ketika Umar ingin berbicara Abu Bakar menahannya. Dengan tenang Abu Bakar berbicara kepada kaum Anshor.
Abu bakar: “Wahai kaum anshor, demi Allah semua yang kalian katakana sangat benar. Dulu kalian pernah berkata kepada Nabi, ketika Nabi menaklukan kota Makkah. Bahwa kaum Qurasy adalah kaum yang terbaik dan mempunyai nasab yang mulia. Dan tidak ada lain dari kaum Quraisy kecuali kedua orang ini.” (Abu Bakar mengangkat tangan umar bin khattab dan abu ubaidillah bin jarah) Kaum Anshor (1) :“Aku punya usul. Dari kami satu pemimpin dari kaum Quraisy satu pemimpin. Umar bin Khattab :“Ini pertama kali terjadi dikalangan kaum muslimin, tidak ada dua pemimpin kecuali hanya ada pertentangan dan perpecahan. Tapi hanya boleh ada satu pemimpin dan kita semua menjadi pendukungnya. Abu ubaidillah: “Wahai kaum Anshor kalian adalah orang yang pertama kali menjadi penolong jadi janganlah menjadi orang yang pertama mengganinya. Kaum Anshor (2): “Wahai kaum Anshor kita tidak usah memperpanjang masalah ini. Kecuali bahwa Muhammad saw adalah dari keturunan Quraisy dan kaumnya lebih utama untuk menggantinya. Dan aku ingin jangan ada yang menentangnya dalam masalah ini.Takutlah kepada Allah janganlah menentangnya. Abu Bakar: “Berikan tanganmu Umar, kami akan sumpah setia kepadamu. Umar bin Khattab :“Tidak ya Abu Bakar!!! Jangan tambah dosa atas beban ini.Aku lebih suka engkau yang menjadi pengganti Rasulullah. Abu Bakar: “Kau lebih kuat dariku.
ABU BAKAR ASSIDDIK KETIKA MASUK ISLAM Abu Bakar Assiddiq adalah manusia paling agung dalam sejarah Islam sesudah Rasulullah saw. Kemuliaan akhlaknya, kemurahan hatinya dalam mengorbankan harta benda dan kekakayaannya untuk Islam, kebijaksanaannya dalam menyelesaikan masalah umat, ketenangannyadalam menghadapi kesukaran dan tutur katanya yang lembut. Dialah tokoh sahabat yang terbilang paling akrab dengan
dengan Rasulullah saw. Nama sebenarnya Abu Bakar adalah Abdullah bin Abu Quhafah. Sayyidina Abu Bakar ketika masuk Islam.Abu Bakar pernah mengunjungi seseorang yang sudah tua di negeri Yaman.Dia rajin membaca kitab-kitab dan mengajar banyak murid. Orang Tua : “Aku kira tuan datang dari Tanah Haram.” Abu bakar : “Ya benar.” Orang tua : “Aku kira tuan berbangsa Quraisy?” Abu bakar : “Ia benar.” Orang tua : “Dan apa yang aku lihat, tuan dari keluarga bani tamim?” Abu bakar : “Ya benar aku dari keluarga bani tamim.” Orang tua : “Ada satu hal yang hendak aku tanyakan dari tuan, yaitu tentang diri tuan sendiri. Apakah tak keberatan jika aku lihat perutmu?” Abu Bakar : “Aku keberatan jika memperlihatkannya, apa maksud dan tujuan tuan sebenarnya?” Orang tua : “Aku sebenarnya melihat dalam ilmuku yang benar bahwa seseorang nabi Allah akan diutus di tanah Haram. Nabi itu akan dibantu oleh dua sahabatnya, yang seorang masih muda dan seorang lagi sudah separuh umur. Sahabatnya yang muda itu berani berjuang dan menjadi pelindungnya dalam kesusahan.Sementara yang separuh umur itu putih kulitnya dan berbadan kurus, ada tahi lalat di perutnya dan ada satu tanda di paha kirinya.Apa salahnya kalau tuan perlihatkan kepadaku?” Abu bakarpun membuka pakainnya. Orang tua : “Demi Allah yang menguasai kabah, tuanlah orang itu! Bolehkah tuan menyampaikan beberapa rangkap syairku?” Abu bakar : “Boleh saja.” Setelah itu abu bakar membawa pulang syair-syair itu le mekah.Setibanya di mekah, para pemuda bergegas datang menemuiku.
Para Pemuda : “Apakah kau tahu apa yang sudah terjadi?” Abu bakar: “Apakah yang terjadi itu?” Para pemuda : “Si yatim Abu Talib kini mengaku menjadi Nabi! Kaulah tidak mengingatkan engkau hai Abu Bakar, engkaulah satu-satunya yang kami harapkan untuk menyelesaikannya.” Kemudian Abu bakar meminta para pemuda untuk pulang dahulu sementara Abu Bakar menemui Muhammad. Abu bakar : “Wahai Muhammad, kau telah mencemarkan kedudukan keluarga kau dan aku mengetahui kau terang-terangan telah menyeleweng dari kepercayaan nenek moyang kita.” Muhammad : “Aku adalah pesuruh Allah yang diutus untukmu dan untuk seluruh umat!” Abu bakar : “Apa buktinya?” Muhammad : “Orang tua yang kau temui di Yaman tempohari.” Abu bakar : “Orang tua yang mana?” Muhammad: “Orang tua yang mengirimkan untaian syair-syair kepada engkau!” Abu bakarpun terkejut mendengar pernyataan Muhammad. Abu bakar : “Siapa yang memberi tahumu, wahai sahabatku?” Muhammad : “Malaikat yang pernah menemui nabi-nabi sebelumku.” Abu bakar : “Hulurkan tanganmu, bahwa dengan sesungguhnya aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang aku sembah melainkan Allah, dan Muhammad sebenarnya utusan Allah “
UMAR BIN KHATTAB I Assalamu alaikum Wr. Wb. Kisah ini menceritakan tentang Umar bin Khattab yang awalnya menentang ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, yaitu agama islam. Umar ra adalah seorang sahabat yang namanya menjadi kebanggaan bagi kaum muslimin hingga hari ini.Namanya dapat menyebabkan iman menjadi meningkat dan dapat menggetarkan hati orang-orang kafir. Sebelum memeluk islam ia selalu menentang Nabi Saw dan menggangu kaum muslimin. Pada suatu hari, orang-orang kafir Quraisy bermusyawarah untuk menentukan siapa diantara mereka yang bersedia membunuh Rasulullah saw. Orang kafir 1 :“Hai tuan-tuan semuanya, kita berkumpul disini untuk membicarakan masalah yang begitu berat yang harus kita selesaikan”. Orang kafir 2 : “Masalah apakah itu?” Orang kafir 1 :”Yaitu siapakah yang bersedia membunuh Muhammad bin Abdillah?” Umar
: “Saya siap melakukannya!”
Kafir (bersama) : “Ya, memang engkaulah yang pantas melakukannya, Umar!” Sambil menghunuskan pedang, Umar beserta dua orang algjonya segera melangkah menuju kediaman Rasulullah saw. Dalam perjalanan ia berpapasan dengan salah seorang dari kabilah Zurrah yang bernama Saad bin abi Waqqas ra. Sa’ad
:”Umar engkau akan pergi kemana?”
Umar
:”Saya akan membunuh Muhammad!”
Sa’ad
:“Jika demikian, bani hasyim, bani surrah dan bani abdi manaf tidak berdiam diri atas perbuatanmu itu. Mereka pasti akan menuntut balas”.
Umar
:(Terkejut…!)”Oh, nampaknya kamupun telah meningalkan agama nenek moyang kita”.
Sa’ad
:”Ya, saya memang telah masuk islam”.
Umar
:”Kalau demkian saya akan membunuhmu terleih dahulu”. (sambil menghunuskan pedang).
Sa’ad
:”Tunggu…tunggu Umar! Lebi baik engkau mengurus keluargamu dulu, saudara perempuanmudan suaminya juga telah memeluk islam”.
Umar
:”Benarkah berita itu? Apabila hal itu tidak benar maka kepalamu akan kulepas dari tubuhmu dan kujadikan tempat minumanku”.
Sa’ad
:”kalau kamu tidak percaya, perempuanmu sekarang!”
berangkatlah
kerumah
saudara
Mendengar hal itu, Umar segera meninggalkan Sa’ad dan pergi menuju rumah saudara perempuannya. Ketika itu,dirumah saudara perempuannya yaitu Fatimah ada sahabatnya kabbab, adik Umar dan iparnya. Dengan menutup pintu dan jendela, mereka membaca ayat-ayat Al-Qur’an.Sedangkan dalam perjalanan wajah Umar kelihatannya begitu marah kepada keluarganya. Umar
: Tok…tok…tok…!”Buka…buka…pintunya!”
Kabbab
:”sepertinya itu suara Umar yang sedang marah?”
Fatimah
:”Ia itu suara Umar”.
Maka kabbab segera bersembunyi karena ketakutan dan adik Umar membukakan pintu buat Umar. Umar
:”Penghianat…! Kau Fatimah…! Kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu!”( sambil menampar Fatimah).
Tanpa menghiraukan wajah Fatimah yang berdarah, Umar masuk kedalam rumah dan bertanya. Umar
:”Apakah yang sedang kamu lakukan, dan siapakah orang yang suaranya aku dengar dari luar?”
Iparnya
:”Kami hanya berbincang-bincang”.
Umar
:” Apakah kamu juga telah meninggalkan agama nenek moyangmu dan memeluk agama baru itu?”
Iparnya
:”Bagaimana jika agama baru itu lebih baik dari agama dahulu?”(Umar menarik baju iparnya keluar rumah dan menarik jenggotnya dan menamparnya sehingga wajahnya berlumuran darah)
Fatimah
:” Wahai Umar! Kami dipukul hanya karena memeluk islam. Kami bersumpah akan mati sebagai orang islam. Terserah padamu, kamu mau melakukan apa saja terhadap kami”.
Umar
:”Tidak, cukup…cukup. Aku tidak mau mendengar semua itu.Dasar orang-orang bodoh yang melampau batas”.
Kabbab
:”Astagfirullahalazim, sadar Umar. Kau yang telah melampaui batas, kau tersesat Umar,tersesat!”
Umar
:”Apa…? Berani kau ya…!” (sambil menampar)
Iparnya
:”Umar, sadar…sadar…!!! Dia adalah kawan adikmu, tak sepantasnya kau berbuat seperti itu kepadanya”.
Fatimah
:”Umar, kakakku. Ingat…! Meskipun kau bunuh aku sekalipun, aku ikhlas. Aku akan melepaskan keyakinanku. Aku akan terus mengikuti ajaran Muhammad. Mudah-mudahan kau segera mendapatkan hidayah, Umar”.
Ketika kemarahannya mulai mereda, Umar merasa malu dengan perbuatannya terhadap saudara perempuannya itu. Tiba-tiba ia melihat mushab-mushab Al-Qur’an yang ditinggalkan oleh kabbab tadi, lalu berkata, Umar
:” Bagus, sekarang katakana, apa lembaran-lembaran ini?”
Kabbab
:”Kamu tidak suci dan orang-orang yang tidak suci tidak boleh menyentuh lembaran-lembaran ini”.
Pada awalnya Umar belum belum siap untuk bersuci, namun akhirnya ia bersedia untuk mandi dan berwudhu, kemudian membaca mushab-mushab Al-Qur’an itu, surah yang dibacanya adalah surah thaha. “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (Q.S. Thaha ayat 14). Setelah Umar membaca surah ini hatinya tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan.
Umar
:”Ya Tuhan, ampunilah aku yang hina dan sombong ini. Selama ini hamba menyekutukanmu.Baiklah, sekarng antarkan aku menemui Muhammad!”
Fatimah
:”Ada apa gerangan kamu ingin menemui Muhammad?”
Umar
:”Saya ingin memeluk agama yang dibawa oleh Muhammad”.
Maka berangkatlah Umar bersama Fatimah dan Zaid kerumah Muhammad sedangkan dirumah Nabi sedang berkumpul beberapa sahabat Nabi yang sedang berbincang-bincang, maka terdengarlah suara di balik pintu. : tok…tok…tok…buka!!!”Buka pintunya…!”
Umar
Mendengar suara dari balik pintu maka seluruh sahabat Nabi ketakutan. Sahabat 1
: sepertinya itu suara Umar?
Sahabat 2
:”Siapa diluar?”
Umar
:”Saya Umar”.
Nabi
:“kalian tidak usah takut dengan kedatangan Umar. Mudah-mudahan kedatangannya membawa berita gembira kepada kita semua.Silahkan diantara membuka pintu untuknya”.
Sahabat
: (membuka pintu)”Umar,silahkan masuk!”
Nabi
:”wahai Umar ada apa gerangan kedatanganmu kemari?”
Umar
:”Wahai Muhammad kedatanganku kemari ingin memeluk agama yang engkau bawa”.
Semua sahabat :”Alhamdulillah” Nabi
:”Umar apakah kamu sungguh-sungguh ingin memeluk agama islam?”
Umar
:”Ya, saya sungguh-sungguh ingin memeluk agama islam”.
Nabi
:”Jika demikian ikutilah perkataanku, “Asyhadu alla ilaha illallah”.
Umar
:”Asyhadu alla ilaha illallah”.
Nabi
:” Wa’asyhadu anna Muhammad darasulullah”.
Umar
: “Wa’syhadu anna Muhammad darasulullah”.
Setelah selesai maka seluruh sahabat mengucap hamdalah atas masuknya Umar kedalam agama islam. Setelah mengucap dua kalimat syahadat, maka Umar diantar sahabat Nabi untuk mandi janabat atas masuknya kedalam agama islam. Umar
:”kalau begitu saya ingin pulang dulu wahai Nabi Muhammad”.
Nabi
:”silahkan wahai sahabatku…! Hati-hati dijalan”.
Maka kembalilah Umar ke kediamannya, akan tetapi tiba-tiba Umar bertemu dengan orang-orang kafir. Kafir
:”wahai Umar kamu dari mana?”
Umar
:”saya dari rumah Muhammad”.
Kafir 2
:”Bagus kalau begitu, berarti kamu sudah membunuhnya”.
Umar
:”Tidak, saya tidak membunuhnya, justru saya mendapatkan hidayah dari Allah, saya telah masuk kedalam agama islam”.
(Terkejut mendengar kata-kata Umar) Kafir 1
:“wah…kamu telah meninggalkan agama nenek moyang kita, kalau begitu kami akan mambunuhmu terlebih dahulu”.
Umar
:”siapapun yang berani menentang Nabi dan merendahkan agama islam, maka hadapilah aku, aku akan membunuhmu”.
Kaum kafir kuraisy merasa terpukul dengan keislaman Umar.Namun, jumlah kaum muslimin masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan kaum musyrikin di makkah. Kafir-kafir musyrikin itu semakin keras usahanya untuk membinasakan kaum muslimin beserta agamanya, disisi lain semangat kaum muslimin semakin bertambah. Dengan islamnya Umar, kaum muslimin bertambah berani dan mereka berani mendirikan shalat di Baitul haram. Wassalamualaikum Wr.Wb
UMAR BI KHATTAB II Assalamualaikum wr wb Umar bin Khattab terkenal sebagai orang berwatak keras dan bertubuh tegap. Sering kali pada awalnya sebelum masuk islam kaum muslimin mendapatkan perlakuan kasar darinya. Sebenarnya dihati Umar sering berkecamuk perasaanperasaan yang berlawanan, antara pengagungannya terhadap ajaran nenek moyang, kesenangan terhadap hiburan dan mabuk-mabukan dengan kekagumannya terhadap ketabahan kaum muslimin serta bisikan hatinya bahwa boleh jadi apa yang dibawa oleh islam itu lebih mulia dan lebih b aik. Sampai kemudian suatu hari, beliau berjalan dengan pedang terhunus untuk segera menghabisi Rasulullah saw. Namun di tengah jalan, beliau dihadang oleh Abdullah an-Nahham al- Adawi. Abdullah
: “hendak kemana engkau wahai Umar?”
Umar
: “aku hendak membunuh Muhammad. “
Abdullah
: “apakah engkau akan aman dari bani hasyimdan bani zuhroh jika engkau membunuh Muhammad?”
Umar
:”jangan-jangan kau sudah murtad dan meninggalkan agama asalmu?”
Abdullah
: “maukah kau ku tunjukan yang lebih mengagetkan dari itu wahai Umar, sesungguhnya saudara perempuanmu dan iparmu telah murtad dan meninggalkan agamamu.”
Setelah mendengar hal tersebut Umar langsung menuju kerumah adiknya yaitu Fatimah. Saat itu di dalam rumah adiknya terdapat Khabbab bin Art yang sedang mengajarkan Al-Qur’an kepada keduanya (Fatimah dan suaminya). Namun ketika Khabbab mersakan kedatangan Umar, dia segera bersembunyi dibalik rumah, sementara Fatimah menutupi lembaran-lembaran Al-Qur’an .Sebelum masuk kedalam rumah, rupanya Umar telah mendengar bacaan Khabbab, lalu dia bertanya. Umar
: “suara apakah yang tadi saya dengar dari kalian?”
Fatimah
: “tidak ada suara apa-apa kecuali obrolan kami berdua saja.”
Umar
: “pasti kalian telah murtad.”
Ipar
: “ wahai Umar bagaimana pendapatmu jika kebenaran bukan pada agamamu?”
Mendengar jawaban tersebut, Umar langsung menendangnya dengan keras hingga jatuh dan berdarah.Fatimah segera membangunkan suaminya yang berlumuran darah, namun Fatimahpun ditampar dengan keras oleh Umar hingga wajahnya berdarah, maka berkatalah Fatimah kepada Umar dengan penuh amarah. Fatimah
: “wahai Umar, jika kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah.”
Melihat keadaan saudara perempuannya dalam keadaan berdarah-darah, timbul penyesalan dan rasa malu di hati Umar, lalu dia meminta lembaran-lembaran Al-Qur’an tersebut.Namun Fatimah menolaknya seraya mengatakan bahwa Umar najis, dan Al-Qur’an tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang telah bersuci.Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi janabat jika ingin meyentuh musyhaf tersebut dan Umarpun menurutinya. Setelah mandi Umarpun membaca lembaran tersebut. Umar
: “Bismillahirrahmanirrahim, ini adalah nama-nama yang indah nan suci.”
Kemudian Umar membaca surat Taha ayat 14 yang artinya : “sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” Umar
:“betapa mulianya ucapan ini. Tunjukan padaku dimana Muhammad.”
Mendengar ucapan tersebut Khabbab bin Art keluar dari balik rumah dan berkata: Khabbab
:“bergembiralah wahai Umar, saya berharap doa Rasulullah saw pada malam kamis lalu adalah untukmu beliau saw berdoa:
“Ya Allah, muliakanlah islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai, Umar bin Khattab dan Abu Jahal bin Hisyam”. Rasulullah sekarang berada di sebuah rumah di kaki bukit shafa.”
Umar bergegas menuju rumah tersebut seraya membawa pedangnya.Tiba disana dia mengetuk pintu. Salah seorang yang berada di dalam rumah tersebut mengintip lewat celah pintu, dilihatnya Umar bin Khattab dating dengan garang bersama pedangnya. Segera dia beri tahu Rasulullah. Hamzah bertanya: Hamzah
: “ ada apa?” Umar?, jika dia datang membawa keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri.”
Rasulullah member isyarat kepada Hamzah untuk menemui Umar, lalu Hamzah segera menemui Umardan membawanya menemui Rasulullah. Kemudian Rasulullah memegang baju dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan keras dan berkata : Rasulullah
: “wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan azab Allah diturunkan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah? Ya Allah inilah Umar bin Khattab, ya Allah kokohkanlah islam dengan Umar bin Khattab. “
Umar
: “aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang di sembah selain Allah, dan engkau dalah Rasulullah.
Kesaksian Umar tersebut dismbut gema takbir oleh orang-orang yang berada didalam rumah saat itu, hingga suaranya terdengar ke Masjidil Haram. Masuk islamnya Umar menimbulkan kegemparan di kalangan orang-orang musyrik, sebaliknya disambut suka cita oleh kaum muslimin. Wassalamualaikum wr wb
UJI REFERENSI Nama NIM .lurusan Judul PTK
: Mey'ti Minhati
:1812011000030 : Pendidikan Agama Islam : Implementasi Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI Kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi.
No
Paraf Dosen
Nama Buku
Halaman
Pembimbing
BAB 1.
I
2.
2
)_
2
/
Wina
Sanjaya, Strategi Pembelaiaron I Berorientctsi Stonclctr Proses Pencticlikan.I,
rr
Muhibbin Syah, Psikologi
t
I II
1.
BAB 7
+
Umar Tirta Raharda&S.L Lasulo, Pengantar Pendidilrun, Jakarla: PT Rineka Cipta, Cet.2 Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,2013 Cet 18
Jakarta: Kencana, 201
4.
1
Pendidikan
I
Dengan Pendekatan Baru. Bandung, PT. Remaja Rsdakarya, 2011. Cet, ke 17. Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry sutikno, Strategi Belojar Mengajar melolui penanaman konsep LrmLtnl don konsep is lorui, (Bandung:Refika Aditama,2009 )
5.
7
6.
7
Abdul Majid,
8
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya,21ll), cet.7 J.J, Hasibun dan Moedjono, Proses Belcrjar
Perencctnacrn Perubelojarcut,
Mengaiar. Bandung. PT.
Remaja
Rosdakarya,2004 cet.l0 8.
8
Suyono &
Hariyanto, Belajar Dan Perultelujuron. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
+
9.
8
Zaenal Arifin, Evaluasi
Pembelajaran,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 10
8
Wina Sanjaya,
Sn"arcgi Pembelajoran Berorientasi Stetndar Proses Pendidikan, Jakarta: Kenc-ana 2011
il
9
Darus Sunnah, Al-Komil,
Al-Qur'an
Terjemah 12.
10
Hamzah B.Uno, Model
Pembelajoron Menciptakctn Proses Belajar Mengojor ltong
I I
Kreatif dan Efektif. Jakarta, Bumi Aksara, 2012. 13.
t0
Roestiyah N.K. S/ralegi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara Jakar-ta. 1985.
14.
11
Wina Sanjaya, Strategi
Pembelcjaran Berorientasi Standor Proses Pendidikttn, Jakarta: Kencana 2011
15.
lt
M. Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta
:
Ciputat Press,2010 16.
l1
Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pembelajaran Jakarta: Kencana 2011 17.
t2
H.Hamzah
B. Uno, Model
#
Perubelajaran
Jakarta: Bumi Aksara, 2008, cet.3 18.
l4
Dina Indriani, Mengenol Ragom
Gaya
Pembelajaran Efektif, cet.1, Yogyakarla: Diva Press 201 I 19.
l5
Mel
20.
l5
Melvin L. Silberman, Active Leorning l0l Cara Belajar Siswa Aktif, Edisi Revisi,
Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Pustaka Insan Madani cet.6 2009
Penerbit Nuansa 21
l6
Suyono &
Hariyanto, Belcjar
Pembelajctron. Bandung:
PT
Dan
Remaja
Rosdakarya 22.
l6
Muhibbin Syah, Psifrologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. cet. Ke-18
23.
t7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. cet. Ke-18
)
L I I
24.
t7
25.
l8
26.
l9
Sudaryono, Dasara-dasar
Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Graha Ilmu 2012 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Burui Aksara, 20ll) Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar, (Bandung:
/
Remaja
Rosadakarya, 2010) 27.
21
Suyono&Hariyanto, Belajar Pentbelajoran, Bandung:
28
2t
29
22
30
22
PT
dan Remaja
Rosdakarya 2012 Zuhairini dl
Proyek Pembinaan dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam 1986 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, .Iakafta: PT Grafindo Persada Ali Husni Al-Khurbutly, Peradaban Islam Kon tep or er, Granada Nadia
3l
25
Shidiq Anshori Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minot Belaiar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Siswa di MTS Yata:mu Pasowahan Kabupaten Cirebon, Skripsi SIUIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
J1-
26
Ahmad Hubbudin, Analisis Pencapaian Tu.iuon Pembelajoron Dalom Perspektif PAIKEM ; lmplementasi Sosiodrama dalam Pembelajaran PAI. Skripsi SIUIN Syarif Hidayatullah Jakarta. BAB III
JJ
27
Suharsimi Arikunto,dkk,
P e n e I iti
on
Tindakan Kelas, Jakafia: Bumi Aksara, 2007 34
21
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, .Iakarla: PT RajaGrafindo Persada, 2008
35
27
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial clan Pendidikan , Jakarta : Bunri Aksara, 2006
1
36
28
Suharsimi Arikunto dkk, Opcit
BAB IV 37
Arsip Mr
43
ffiffir"kumentasi
Baitut
l4l
Jakarta, 11Maret2016 Dosen Pembimbing Skripsi
Ahmad lrfan Mufid. MA NrP. 19740318 200312 1 002
-*
Hrr+rr(JAKARTA
{al]-U
),',,
i-t**"
*ossciputat
Tgl.
: Terbit :
No.
Revisi: :
No.
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR) 15412 tndonesia
Dokumen
Hal
FITK-FR-AKD-082 1 Maret 2010 01
1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01lF. 1/KM.01 .31.081 6 1201 5 Lamp. : OuflrnezSkripsi : Permohonan lzin Penelitian
Jakarta, 3 Agustus 2015
Hal
Kepada Yth. Kepala Sekolah Ml Baitul Muttaqin Kota Bekasi. DiTempat. Assal am u' al aiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Meyti Minhati : 1812011000030 NIM Jurusan : Pendidikan Agama lslam Semester : Vlll(Delapan) Judul Skripsi : lmplementasi Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan lslam Kelas Vl Ml Baitul Muttaqin Kota Bekasi.
Adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassal am u' al aiku m wr.wb.
a.n. Dekan
Majid Khon,M.Ag. 95807071 987031 005 Tembusan: Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan
1.
2. 3.
-,.dh LiiDf
KEMENTERIAN AGAMA UTN.JAKARTA 1,.',)f;r,,,0" r"
Tgl.
: Terbit :
No.
Revisi: :
No.
FORM (FR)
ss cipdat 1b412 tndonesia
Dokumen
Hal
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 2010 01 111
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Jakarta,
Nomor : Un.O 1/F. 1/KM.01.3/. ......./2015 Lamp. : Abstraksi / Outline
Hal
0l Oktober
2015
:Bimbingan Skripsi Kepada Yth. Ahmad Irfan Mufidn MA Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. As s al amu' al aikum wr.w b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing penulisan skripsi mahasiswa: (materi/teknis) IAI Nama
MEYTI MINHATI
NIM
181201 1000030
Jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semester
VIII (Delapan)
Judul Skripsi
Implementasi
Metode Sosiodrama
dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas
VI MI
Baitul
Muttaqin Kota Bekasi. Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggaL 24 April 2015, abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Was s al amu' alaikum wr. w b. a.n: Dekan
Dr. H. Majid Khon, M.Ag NIP. 580707 198703 I 005 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.
YAYd\t$du Fd ft$dr$'['fl-l
t.
tuT
U
TT/uQtr
h,l
MAffiffiAftiAH IBTIDANYAH Jl. Sultan Agung Porrdok t.Jngu - Medan Satria- tsekasi 17182 I'elp (02i ) 8Bg5 1454,9325 1365 Enraril:
[email protected]
Surat Kctcrangan Nonror
Yang bertanda tangan dibawah ini Nama
T.T.L
: :
:
11
I IL31MIKNIII120|6
:
Umroh, S Ag Bekasi, 18.luli 1966
Pedidikan . S l
NIP . 1966071819880 i2001 Jabatan : Kcpala MI Baitul Muttaqin Kota Rekasi Alamat : Jl. SultanAgung pondok Llngu KM., zi Medan Satria Bekasi. Dengan ini menerangkan bahwa, Nama
:Meyi Minhati
NIM
: 181201 I 1000030
Jurusan Semester Judul
: Pendidikan Aganta Islam
:
(irAI)
IX ( Sembilan )
Skripsi : Implementasi
Metode Sosiodrama Dalarn Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelaiaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas vI MI Baitul Muttaqin
Kota Bekasi.
Telah melaksanakan penelitian dan observasi di
MI Baitut Muttaqin Kota Bekasi,
Demikian
surat ini saya buat dengan sebenarnya,
Bekasi, 20 Septemb er 20 t5 {epak MI Baitul Muttaqin Bekasi
.(,/'",\ /'/
.a )i lt -.--U
M
$w \\*rt \
*-l-
s 'i/
'
/rrr,
ip
196607181988012001
TENTAi\G PENULIS
Nama lengfuap Meyti Minhati. Lahir di Bekasi 05 Juli 1991. Adalah seorang mahasiswi Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Anak
pertama dari empat bersaudara dari pasangan ayah bernama bapak
Syalr Bandar dan
ibu
Bernama Lala Latifah, dan berasal dari Kota Bekasi,
Propinsi Jawa Barat.
Menamatkan sekolah dasar pada tahun 2003 di
MI Baitul Muttaqin
Bekasi kemudian melanjutkan MTS. Negeri 20 Jakarta Timur sampai tahun
2006,lalu lanjut di MA. Annida Al-Islamy Bekasi dan lulus tahun 2009, lalu lanjut
di PPGTKI
Gema Pertiwi sampai tahun 2011, dan
Sl di UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2012.
Menikah pada tahun 2013 dengan Wondo Setiawan, tahun 2015 dikaruniai anak pertamayarlg bernama Carissa Azka Nafisah. Saat
ini berdomisili di Pondok
Urgu, Jl. Sultan Agung Bekasi Barat No.04, RT.06iRW.07, Kelurahan Medan Sati4 Kecamatan Medan
Satria, Kota Bekasi.
Pengalaman kerja sejak tahun
20ll hingga saat ini sebagai guru TK
Muslimat II Bekasi, guru Madrasah DiniyahAwaliyah Baitul Muttaqin Bekasi.