Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".Daftar isi [sembunyikan] 1 Penyebab 2 Jenis Virus Hepatitis 3 Lihat pula 4 Pranala luar
[sunting] Penyebab
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obatobatan. [sunting] Jenis Virus Hepatitis Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan. Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati. Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C. Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat. Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang. Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini.
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis : Virus Mumps Virus Rubella Virus Cytomegalovirus Virus Epstein-Barr Virus Herpes
[sunting] Lihat pula Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C Hepatitis D Hepatitis E Hepatitis G
Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita biasanya melalui makanan (fecal - oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Sementara hepatitis B dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas seksual dan lebih berbahaya dibanding Hepatitis A.Daftar isi [sembunyikan] 1 Masa inkubasi 2 Gejala 3 Masa pengasingan yang disarankan 4 Pencegahan
[sunting] Masa inkubasi
Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. penderita akan mengalami gejala gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus, seringkali terjadi muntah muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll. [sunting] Gejala
Seringkali tidak ada bagi anak kecil; demam tiba-tiba, hilang nafsu makan, mual, muntah, penyakit kuning (kulit dan mata menjadi kuning), air kencing berwarna tua, tinja pucat. Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium: (1) pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual; (2) stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan (3) stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin. [sunting] Masa pengasingan yang disarankan
Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning muncul. Pasien juga diharapkan menjaga kebersihan. [sunting] Pencegahan
Menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan teliti; orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian, sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus[1] yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati.[2] Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika.[3] Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.[4]
Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.[5]Daftar isi [sembunyikan] 1 Diagnosis 2 Penularan 3 Perawatan 4 Catatan
5 Lihat pula
[sunting] Diagnosis
Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata.[6]
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus. Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Sedangkan tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral. [7]
Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.[7]
Ada 3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.[7] [sunting] Penularan
Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya.[2] Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur.[8] Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular. [9] Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan. Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah,dll) atau luka yang mengeluarkan darah) serta hubungan seksual dengan penderita.
Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipilis dan HIV.
Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya untuk menenularan penyakit ini. [sunting] Perawatan
Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik.[2]
Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.[8] Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator sistem kebal seperti Interferon Alfa ( Uniferon).[10]
Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran (Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), pegagan (Centella asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum officinale).selain itu juga ada pengobatan alternatif lain Hepatitis B Dari Wikipedia seperti hijamah/bekam yang bisa menyembuhkan segala penyakit hepatitis, asal dilakukan dengan benar dan juga dengan standar medis.[2] Berkas:'Contoh.jpg'Teks tebal
Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C.[1] Infeksi virus ini dapat menyebabkan peradangan hati atau hepatitis yang biasanya asimtomatik, tetapi hepatitis kronik yang berlanjut dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati.
Virus hepatitis C menyebar dengan kontak darah-ke-darah dari darah seseorang yang terinfeksi. Gejala dapat secara medis ditangani, dan proporsi pasien dapat dibersihkan dari virus oleh pengobatan anti virus jangka panjang. Walaupun intervensi medis awal dapat membantu, orang yang mengalami infeksi virus
hepatitis C sering mengalami gejala ringan, dan sebagai sebab dari tidak melakukan perawatan.[1] Diperkirakan 150-200 juta orang di seluruh dunia terinfeksi hepatitis C. Di Amerika Serikat, orang dengan sejarah penggunaan jarum suntik, penggunaan narkoba, tato atau sirkulasi darah yang telah terpapar melalui seks tidak aman yang meningkatkan risiko penyakit ini. Hepatitis C adalah akibat dari transplantasi hati di Amerika Serikat.
Pada penelitian, ditemukan bahwa rendahnya rasio plasma vitamin D pada genotipe 1 membuat fibrosis hati menjadi ganas.[2]
informasi yang saya peroleh dari CDC penyebab Hepatitis E disebabkan oleh Virus Hepatitis E
adapun penyebarannya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh virus ini. virus ini menurut sumber di atas lebih mudah menyebar pada daerah yang memiliki sanitasi yang buruk
tanda2 orang yang terkena hepatitis E ini mengalami Gejala-gejala lebih sering dimiliki orang dewasa dari pada anak-anak. Jika ada, gejala biasanya muncul secara tibatiba, seperti demam, rasa letih, hilang nafsu makan, rasa mual, sakit perut, air seni berwarna tua, warna kekuningan pada mata dan kulit. Penyakit Hepatitis E terjadi lebih parah pada wanita hamil, terutama pada 3 bulan terakhir masa kehamilan. Masa inkubasi hepatitis E rata-rata 40 hari (rentang: 15-60 hari)
diagnosa jika terjangkit virus ini apabila anda tidak terdiagnosa oleh Hipatitis A,B,dan C
Hepatitis (plural hepatitides) is a medical condition defined by the inflammation of the liver and characterized by the presence of inflammatory cells in the tissue of the organ. The name is from the Greek hepar (ἧπαρ), the root being hepat- (ἡπατ-), meaning liver, and suffix -itis, meaning "inflammation" (c. 1727).[1] The condition can be self-limiting (healing on its own) or can progress to fibrosis (scarring) and cirrhosis.
Hepatitis may occur with limited or no symptoms, but often leads to jaundice, anorexia (poor appetite) and malaise. Hepatitis is acute when it lasts less than six months and chronic when it persists longer. A group of viruses known as the hepatitis viruses cause most cases of hepatitis worldwide, but it can also be due to toxins (notably alcohol, certain medications, some industrial organic solvents and plants), other infections and autoimmune diseases. Signs and symptoms [edit] Acute
Initial features are of nonspecific flu-like symptoms, common to almost all acute viral infections and may include malaise, muscle and joint aches, fever, nausea or vomiting, diarrhea, and headache. More specific symptoms, which can be present in
acute hepatitis from any cause, are: profound loss of appetite, aversion to smoking among smokers, dark urine, yellowing of the eyes and skin (i.e., jaundice) and abdominal discomfort. Physical findings are usually minimal, apart from jaundice in a third and tender hepatomegaly (swelling of the liver) in about 10%. Some exhibit lymphadenopathy (enlarged lymph nodes, in 5%) or splenomegaly (enlargement of the spleen, in 5%).[2]
Acute viral hepatitis is more likely to be asymptomatic in younger people. Symptomatic individuals may present after convalescent stage of 7 to 10 days, with the total illness lasting 2 to 6 weeks.[3]
A small proportion of people with acute hepatitis progress to acute liver failure, in which the liver is unable to clear harmful substances from the circulation (leading to confusion and coma due to hepatic encephalopathy) and produce blood proteins (leading to peripheral edema and bleeding). This may become life-threatening and occasionally requires a liver transplant. [edit] Chronic
Chronic hepatitis often leads to nonspecific symptoms such as malaise, tiredness and weakness, and often leads to no symptoms at all. It is commonly identified on blood tests performed either for screening or to evaluate nonspecific symptoms. The occurrence of jaundice indicates advanced liver damage. On physical examination there may be enlargement of the liver.[4]
Extensive damage and scarring of liver (i.e. cirrhosis) leads to weight loss, easy bruising and bleeding tendencies, peripheral edema (swelling of the legs) and accumulation of ascites (fluid in the abdominal cavity). Eventually, cirrhosis may lead to various complications: esophageal varices (enlarged veins in the wall of the esophagus that can cause life-threatening bleeding) hepatic encephalopathy (confusion and coma) and hepatorenal syndrome (kidney dysfunction).
Acne, abnormal menstruation, lung scarring, inflammation of the thyroid gland and kidneys may be present in women with autoimmune hepatitis.[4] [edit]
Causes [edit] Acute Viral hepatitis: Hepatitis A, B, C, D, and E. Yellow fever adenoviruses Parvovirus B19[5] Non-viral infection toxoplasma Leptospira Q fever[6] Rocky mountain spotted fever[7] Alcohol Toxins: Amanita toxin in mushrooms, carbon tetrachloride, asafetida Drugs: Paracetamol, amoxycillin, antituberculosis medicines, minocycline and many others (see longer list below). Ischemic hepatitis (circulatory insufficiency) Pregnancy Auto immune conditions, e.g., systemic lupus erythematosus (SLE) Metabolic diseases, e.g., Wilson's disease [edit] Chronic Viral hepatitis: Hepatitis B with or without hepatitis D, hepatitis C (neither hepatitis A nor hepatitis E causes chronic hepatitis) Autoimmune Autoimmune hepatitis
Alcohol Drugs methyldopa nitrofurantoin isoniazid ketoconazole Non-alcoholic steatohepatitis Heredity Wilson's disease alpha 1-antitrypsin deficiency Primary biliary cirrhosis and primary sclerosing cholangitis occasionally mimic chronic hepatitis[3] [edit] Alcoholic hepatitis Main article: Alcoholic hepatitis
Ethanol, mostly in alcoholic beverages, is a significant cause of hepatitis. Usually alcoholic hepatitis comes after a period of increased alcohol consumption. Alcoholic hepatitis is characterized by a variable constellation of symptoms, which may include feeling unwell, enlargement of the liver, development of fluid in the abdomen ascites, and modest elevation of liver blood tests. Alcoholic hepatitis can vary from mild with only liver test elevation to severe liver inflammation with development of jaundice, prolonged prothrombin time, and liver failure. Severe cases are characterized by either obtundation (dulled consciousness) or the combination of elevated bilirubin levels and prolonged prothrombin time; the mortality rate in both categories is 50% within 30 days of onset.
Alcoholic hepatitis is distinct from cirrhosis caused by long term alcohol consumption. Alcoholic hepatitis can occur in patients with chronic alcoholic liver disease and alcoholic cirrhosis. Alcoholic hepatitis by itself does not lead to cirrhosis, but cirrhosis is more common in patients with long term alcohol consumption. Patients who drink alcohol to excess are also more often than others
found to have hepatitis C.[citation needed] The combination of hepatitis C and alcohol consumption accelerates the development of cirrhosis. [edit] Drug induced Main article: Hepatotoxicity
A large number of drugs can cause hepatitis:[8] Agomelatine (antidepressant) Allopurinol Amitriptyline (antidepressant) Amiodarone (antiarrhythmic) Atomoxetine [9] Azathioprine[10] Halothane (a specific type of anesthetic gas) Hormonal contraceptives Ibuprofen and indomethacin (NSAIDs) Isoniazid (INH), rifampicin, and pyrazinamide (tuberculosis-specific antibiotics) Ketoconazole (antifungal) Loratadine (antihistamine) Methotrexate (immune suppressant) Methyldopa (antihypertensive) Minocycline (tetracycline antibiotic) Nifedipine (antihypertensive) Nitrofurantoin (antibiotic) Paracetamol (acetaminophen in the United States) can cause hepatitis when taken in an overdose. The severity of liver damage may be limited by prompt administration of acetylcysteine.
Phenytoin and valproic acid (antiepileptics) Troglitazone (antidiabetic, withdrawn in 2000 for causing hepatitis) Zidovudine (antiretroviral i.e., against HIV) Some herbs and nutritional supplements[11]
The clinical course of drug-induced hepatitis is quite variable, depending on the drug and the patient's tendency to react to the drug. For example, halothane hepatitis can range from mild to fatal as can INH-induced hepatitis. Hormonal contraception can cause structural changes in the liver. Amiodarone hepatitis can be untreatable since the long half life of the drug (up to 60 days) means that there is no effective way to stop exposure to the drug. Statins can cause elevations of liver function blood tests normally without indicating an underlying hepatitis. Lastly, human variability is such that any drug can be a cause of hepatitis. [edit] Other toxins
Other Toxins can cause hepatitis: Amatoxin-containing mushrooms, including the Death Cap (Amanita phalloides), the Destroying Angel (Amanita ocreata), and some species of Galerina. A portion of a single mushroom can be enough to be lethal (10 mg or less of α-amanitin). White phosphorus, an industrial toxin and war chemical. Carbon tetrachloride ("tetra", a dry cleaning agent), chloroform, and trichloroethylene, all chlorinated hydrocarbons, cause steatohepatitis (hepatitis with fatty liver). Cylindrospermopsin, a toxin from the cyanobacterium Cylindrospermopsis raciborskii and other cyanobacteria. [edit] Metabolic disorders
Some metabolic disorders cause different forms of hepatitis. Hemochromatosis (due to iron accumulation) and Wilson's disease (copper accumulation) can cause liver inflammation and necrosis.
Non-alcoholic steatohepatitis (NASH) is effectively a consequence of metabolic syndrome. [edit] Obstructive
"Obstructive jaundice" is the term used to describe jaundice due to obstruction of the bile duct (by gallstones or external obstruction by cancer). If longstanding, it leads to destruction and inflammation of liver tissue. [edit] Autoimmune
Anomalous presentation of human leukocyte antigen (HLA) class II on the surface of hepatocytes, possibly due to genetic predisposition or acute liver infection; causes a cell-mediated immune response against the body's own liver, resulting in autoimmune hepatitis. [edit] Alpha 1-antitrypsin deficiency
In severe cases of alpha 1-antitrypsin deficiency (A1AD), the accumulated protein in the endoplasmic reticulum causes liver cell damage and inflammation. [edit] Non-alcoholic fatty liver disease
Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) is the occurrence of fatty liver in people who have no history of alcohol use. It is most commonly associated with obesity (80% of all obese people have fatty liver). It is more common in women. Severe NAFLD leads to inflammation, a state referred to as non-alcoholic steatohepatitis (NASH), which on biopsy of the liver resembles alcoholic hepatitis (with fat droplets and inflammatory cells, but usually no Mallory bodies).
The diagnosis depends on medical history, physical exam, blood tests, radiological imaging and sometimes a liver biopsy. The initial evaluation to identify the presence of fatty infiltration of the liver is medical imaging, including such ultrasound, computed tomography (CT), or magnetic resonance (MRI). However, imaging cannot readily identify inflammation in the liver. Therefore, the differentiation between steatosis and NASH often requires a liver biopsy. It can also be difficult to distinguish NASH from alcoholic hepatitis when the patient has a history of alcohol consumption. Sometimes in such cases a trial of abstinence from alcohol along with follow-up blood tests and a repeated liver biopsy are required.
NASH is becoming recognized as the most important cause of liver disease second only to hepatitis C in numbers of patients going on to cirrhosis.[citation needed] [edit] Ischemic hepatitis Main article: Ischemic hepatitis
Ischemic hepatitis is caused by decreased circulation to the liver cells. Usually this is due to decreased blood pressure (or shock), leading to the equivalent term "shock liver". Patients with ischemic hepatitis are usually very ill due to the underlying cause of shock. Rarely, ischemic hepatitis can be caused by local problems with the blood vessels that supply oxygen to the liver (such as thrombosis, or clotting of the hepatic artery which partially supplies blood to liver cells). Blood testing of a person with ischemic hepatitis will show very high levels of transaminase enzymes (AST and ALT), which may exceed 1000 U/L. The elevation in these blood tests is usually transient (lasting 7 to 10 days). It is rare that liver function will be affected by ischemic hepatitis.