1.
Pendahuluan Salatiga adalah sebuah kota kecil yang berada di provinsi Jawa Tengah. Letaknya yang di kelilingi oleh beberapa gunung menjadikan letak kota Salatiga menjadi strategis untuk lokasi berolahraga para peminat mountain biking atau sepeda gunung. Sepeda gunung sendiri adalah olahraga bersepeda yang memanfaatkan kondisi sekitar lereng gunung untuk menjadi trek sepedanya. Salah satu lereng gunung di sekitar Salatiga yang dapat digunakan menjadi trek sepeda gunung adalah lereng gunung Merbabu. Di daerah Merbabu, terdapat beberapa wilayah yang dapat dimanfaatkan sebagai trek sepeda gunung, yang salah satunya adalah Ngaduman. Ngaduman sendiri adalah sebuah pedesaan yang lebih sering digunakan oleh beberapa penggiat mountain biking, namun keberadaannya belum cukup dikenal oleh mereka yang belum pernah terlibat secara langsung pada olahraga mountain biking atau bisa disebut sebagai peminat saja. Adapun intensitas penggunaan lokasi Ngaduman sebagai trek mountain biking dikarenakan akses jalanannya jauh lebih mudah ditempuh daripada yang lain. Mendapatkan informasi mengenai Ngaduman saja belum cukup untuk dapat memperkenalkan keberadaan trek mountain biking di Ngaduman kepada masyarakat awam khususnya para peminat sepeda yang bisa dikategorikan masih pemula, namun diperlukan media yang mampu menginformasikan mengenai lokasi dan medan trek di Ngaduman. Seperti data yang diperoleh dari wawancara kepada tiga narasumber yaitu pionir sepeda gunung di Salatiga, ketua komunitas Salatiga Mountain Bike dan atlet nasional sepeda gunung yang mengemukakan bahwa para pemula selalu mengalami kecelakaan baik ringan maupun fatal dan terkadang dialami pula oleh para penggiat sepeda mountain biking karena kecerobohan rider yang gegabah mengendarai sepedanya sedangkan belum paham sepenuhnya akan kondisi trek, maka dalam media informasi ini akan ditampilkan kondisi real trek di Ngaduman itu sendiri. Adapun konsep media informasi yang digunakan mengacu pada aspek kedekatan (proximity) yang ditujukan kepada masyarakat Salatiga, yang wilayah kota tinggalnya tepat berada di lereng gunung Merbabu, tempat desa Ngaduman berada. Dengan ini, dimungkinkan para peminat sepeda gunung di Salatiga akan tertarik untuk mencari tahu lebih banyak bahkan mencoba trek di Ngaduman daripada jika menyampaikan mengenai lokasi trek sepeda gunung yang berada di luar kota maupun luar provinsi. Secara tidak langsung akan menambah jumlah peminat olahraga mountain biking yang dalam 6 bulan terakhir ini sempat mengalami penurunan. Media informasi ini menyuguhkan beberapa hal penting tentang Ngaduman dan trek mountain biking yang ada disana, seperti lokasi, sudut kemiringan trek, jenis trek, obstacle (rintangan) dan perlengkapan yang harus digunakan saat melakukan olahraga tersebut di Ngaduman.
2
Dengan adanya kelengkapan dan kejelasan informasi tersebut, diharapkan agar tidak ada lagi kecelakaan yang akan dialami oleh para pemula ataupun penggiat mountain biking. Adapun semua informasi tersebut dapat ditampilkan berdampingan dengan suasana alam yang indah dan alami yang tidak kalah menarik dengan lokasi trek mountain biking yang ada di Ngaduman. Media informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai letak Ngaduman, kondisi geografisnya serta gambaran trek yang ada disana adalah berupa video. Video dipilih karena dalam penyampaiannya dapat memberikan gambaran real trek hingga detail jalur yang ada di Ngaduman. Adapun penyampaian informasi tersebut menggunakan infografik yaitu penggabungan antara simbol dan huruf. Hanya dengan sedikit informasi tertulis saja, maka setiap orang yang melihat dapat dengan mudah memahami kondisi Ngaduman yang sebenarnya tanpa harus memasukkan banyak penjelasan berupa narasi suara lagi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu adanya perancangan video mengenai Ngaduman mountain biking yang menarik dan dapat menyampaikan informasi. 2.
Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu mengenai perancangan Mountain Bicycle Club Terkait Interaksi kekeluargaan antar Pesepeda Gunung oleh Kumara Keke diawali dengan pembahasan mengenai sepeda gunung kemudian club-club yang menaungi para pecinta sepeda gunung dan track yang digunakan dalam melakukan olahraganya [1]. Penelitian lainnya yaitu perancangan video Infografik Media Sarana Umum kota Depok yang dirancang oleh Yenni Lilis Setyaningrum. Pada perancangan ini menginformasikan sarana umum yang ada di kota depok dengan menggunakan simbol-simbol dan peta dalam menjabarkan sarana umum apa saja yang ada di kota Depok [2]. Dari penelitian di atas yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan adalah video yang dihasilkan sebelumnya hanya berupa video yang mengangkat mengenai semua aspek dari sepeda gunung, mulai dari jenis, club dan track, namun tidak dijelaskan secara terperinci. Sedangkan dalam penelitian kali ini dengan judul “Perancangan Video Ngaduman Mountain Bike Sebagai Media Informasi” dibuat video yang khusus memperlihatkan keseluruhan trek sepeda gunung yang ada di Ngaduman, dari lokasinya dan juga kondisi medan awal hingga akhir track. Medan dari track juga dijelaskan menggunakan penjelasan dengan infografik. Komunikasi visual menurut definisinya adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna dan layout [3].
3
Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi [4]. Video adalah sekedar gambar bergerak. Adapun pergerakan tersebut adalah intermitten movement, yaitu gerakan yang mucul karena keterbatasan kemampuan mata dan otak manusia dalam menangkap sejumlah pergantian gambar sepersekian detik. Selain itu, video juga dapat berpengaruh melebihi media-media lain karena di dalam video terdapat audio dan visual yang bekerjasama dengan baik sehingga penonton tidak bosan dan mudah mengingat karena formatnya menarik [5]. Animasi merupakan suatu teknik menampilkan gambar berurut sedemikian rupa sehingga penonton merasakan adanya ilusi pergerakan pada gambar yang ditampilkan. Animasi adalah suatu rangkaian gambar diam secara inbeetween dengan jumlah banyak, bila diproyeksikan akan terlihat seolah-olah hidup. Animasi terdiri dari dua bagian yaitu animasi dua dimensi dan animasi tiga dimensi [6]. Futuristik Infografik adalah representasi visual informasi, data atau ilmu pengetahuan secara grafis science fiksi atau futuristis. Infografik mengilustrasikan informasi yang memiliki sedikit teks dan berperan sebagai ringkasan visual [7]. Visual Effect merupakan sub kategori dari special effects, visual effects adalah sebuah istilah yang banyak digunakan pada dunia visualisasi dan motion graphic. Pengertian visual effect dalam visualisasi dan motion graphic lebih menekankan pada kreativitas motion graphic designer agar dapat menghasilkan efek-efek visual tertentu atau bahkan mungkin lain daripada yang lain. Visual effect biasanya memanipulasi gambar dan video ke dalam tahap pasca produksi untuk memvisualisasikan adegan yang tidak dapat dicapai dengan alat biasa. Seperti halnya adegan ke luar angkasa, ilmu pengetahuan yang bersifat masa depan, dan adegan kecelakaan yang berbahaya [8]. Informasi adalah sebuah data yang dibentuk menjadi lebih memberikan pengetahuan berguna, lebih berarti bagi penerimanya, dan memiliki nilai yang nyata. Informasi memiliki beberapa metode dalam penyampaiannya, yang salah satunya adalah metode kedekatan atau proximity dimana pada metode ini informasi disampaikan kepada sasaran masyarakat yang berada dekat atau berminat terhadap sumber informasi sehingga informasi yang disampaikan akan lebih berguna [9]. Science fiction atau bisa diartikan sebagai ilmu pengetahuan fiksi adalah sebuah ilmu pengetahuan yang dipandang secara fiksi atau tidak nyata karena biasanya masih bersifat berada dimasa depan atau masih angan-angan manusia semata. Science fiction ini biasanya diperlihatkan pada sebuah gambaran berupa hologram (holograpich), luar angkasa (space), dan robot (cyborg) yang biasa dimunculkan pada film-film yang bersifat futuristik atau masa depan [10]. 4
Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes. Keduanya belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem pedal yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Kemudian dikembangkan lagi pada tahun 1839 sehingga sepeda bisa digunakan untuk berkebun dan melewati medan perkebunan. Dari situlah muncul bahwa sepeda bisa digunakan di medan bersifat offroad hingga terus dikembangkan pada sampai saat ini sepeda digunakan sebagai olahraga di daerah pegunungan yang memiliki medan offroad dan disebut mountain bike. Prototipe pertama Sepeda Gunung dikembangkan oleh Marin Co. di San Fransisco, AS. Produksi massal sepeda gunung diawali pada tahun 1981 [11]. 3.
Metode Penelitian Dalam menyelesaikan penelitian video “ Ngaduman Mountain Bike” ini metode yang diterapkan adalah metode cyclic strategy. Strategi berputar ini pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan linear strategy, hanya pada strategi ini ada kalanya suatu tahap perlu di ulang kembali untuk menampung umpan balik (feed back) sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Pengulangan tahap ini lazim di sebut loop [12]. Tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Tahap 1
Tahap 2
Lanjut/kembali
Tahap 3
Gambar 1. Metode Cyclic strategy [12]
Pada tahap 1 merupakan tahap dimana ditemukannya masalah yang akan diangkat dari penelitian. Kemudian dilakukan pengumpulan data untuk memperkuat dasar penelitian, pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan wawancara, observasi serta dokumen. Wawancara dilakukan dengan menemui Bapak Kelik selaku pionir pesepeda gunung disalatiga, Bapak Shawor Kurniawan selaku ketua SALMOUNT (Salatiga Mountain Bike) dan juga saudara Hastu Pinandyo selaku atlet sepeda gunung nasional. Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran trek sepeda gunung Ngaduman secara detail dari awal sampai akhir. Sedangkan dokumen, berisi gambaran-gambaran singkat yang didapat dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan.
5
Pada tahap 2 dimulai dengan perancangan video yang akan dibuat dimulai dari pembuatan ide atau konsep sampai hasil akhir berupa video. Sebelum video memasuki proses pengujian, video dapat kembali lagi ke proses editing karena adanya revisi atau umpan balik dari pembimbing ataupun refrensi sesama mahasiswa DKV. Setelah video yang dirancang sudah benarbenar selesai, maka dapat dilanjutkan menuju tahap 3. Tahap 3 merupakan proses dari pengujian video itu sendiri, pengujian dilakukan dengan melakukan pembagian kuesioner kepada masyarakat setelah masyrakat menonton video yang telah selesai sehingga dapat ditemukan kesimpulan dari pengujian dan menjadi hasil akhir dari penelitian. Dalam perancangan Video Ngaduman Mountain Bike terdapat tahapantahapan sebelum menjadi video yang utuh dan layak ditonton. Adapun bagan proses pembuatan video dapat dilihat pada Gambar 2.
Ide / Konsep
Revisi
Observasi
Konsep Video
Storyline
Pra - Produksi Audio (Backsound)
Treatment
Storyboard
Produksi Seleksi Scene
Video (Shooting)
Editing
Pasca - Produksi Pemberian Efek
Revisi Pengujian
Backsound
Fix
Gambar 2. Bagan Perancangan Video
6
Ide merupakan sebuah pemikiran awal yang akan dilakukan terhadap tema atau latar belakang masalah yang ada. Permasalahan yang diangkat adalah kurangnya informasi atau pengenalan mengenai trek sepeda gunung yang ada di sekitar daerah Salatiga. Dengan melihat latar belakang, maka dirancang sebuah video “Ngaduman Mountain Bike” yang bertujuan untuk memperkenalkan trek bersepeda gunung di sekitar daerah Salatiga kepada masyarakat. Konsep yang digunakan dalam perancangan media informasi Ngaduman Mountain Bike ini berupa penggunaan video yang memperlihatkan keseluruhan track sepeda gunung yang ada di Ngaduman. Track Ngaduman memiliki beberapa pos di dalamnya dan di setiap pos akan diberikan penjelasan mengenai jenis rintangan, sudut kemiringan dan nama pos. Penjelasan tersebut dikemas menggunakan infografik berupa penggabungan antara simbol dan huruf yang dikombinasikan dan menunjuk langsung ke tempat yang diinformasikan. Penggunaan font Agency FB pada tipografinya dikarenakan font Agency FB memiliki lekukan yang tegas, pipih dan berkesan digital sehingga video bisa terlihat berkesan masa depan atau futuristik. Font tersebut termasuk dalam jenis font modern atau didone karena muncul pada awal jaman modern. Selain itu, font agency FB juga pernah digunakan pada game yang berjenis science fiction yaitu Call of Duty, Crysis 2 dan Interstellar Marines sebagai font dalam video glass yang terdapat di dalam game tersebut. Font Agency FB dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Font Agency FB
Observasi merupakan langkah untuk mendapatkan data-data lisan maupun tertulis yang mendukung proses perancangan video. Observasi dilakukan dengan wawancara terhadap Bapak Kelik selaku pionir pesepeda gunung di salatiga, Bapak Shawor Kurniawan selaku ketua SALMOUNT (Salatiga Mountain Bike) juga saudara Hastu Pinandyo selaku atlet sepeda gunung nasional dan terjun secara langsung di daerah observasi yaitu trek sepeda gunung itu sendiri. 7
Pra-Produksi adalah tahap awal dari perancangan video “Ngaduman Mountain Bike”. Langkah awalnya adalah membuat konsep video berupa urutan dari adegan yang diawali dari pemberian effect futuristic dan 3D Gunung Merbabu sebagai opening, diteruskan dengan video keseluruhan trek disertai dengan penjelasan disetiap bagian trek. Sampai pada bagian closing, ditutup dengan pemberian tagline sebagai pengingat dari identitas track Ngaduman. Kemudian storyline yang merupakan penggambaran cerita dalam video diawali dengan munculnya efek televisi menyala kemudian muncul tulisan judul. Lalu, muncul lingkaran berisi 3D gunung Merbabu dan muncul pula penjelasan-penjelasan singkat mengenai gunung tersebut. Selanjutnya, 3D gunung diperbesar menuju daerah lokasi Ngaduman, dan disitu muncul penjelasan singkat mengenai desa ngaduman dimana trek mountain bike tersebut berawal. Rider bersiap untuk memulai kegiatan bersepeda gunung, dengan mengecek kelengkapan keamanan untuk bersepeda dan menurunkan sepedanya dari mobil pikup. Rider mulai mengayuh sepedanya dari trek awal yaitu trek yang berupa jalanan batu yang dibuat oleh manusia. Disitu, muncul sedikit penjelasan tentang trek awal disambung dengan penjelasan lain disetiap rider memasuki bagian trek yang berbeda. Kemudian rider mulai memasuki bagian trek lain yang disebut trek watu ketek. Pada bagian ini, rider terlihat sedikit kesulitan meneruskan laju sepeda dikarenakan jenis trek yang berisi batu besar sebesar kepala kera. Meninggalkan trek watu ketek, rider mulai memasuki hutan pinus alami Gunung Merbabu dan rider sangat lihai melewati trek yang berliku liku itu. Selanjutnya, rider memasuki pos bayangan yang memiliki rintangan berupa tanah bergelombang yang memaksa rider melakukan lompatan-lompatan kecil untuk melewatinya. Menginjak ke trek berikutnya, dimana rider memasuki wilayah alas karpet yang mengharuskan rider memacu sepedanya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Setelah itu Hutan Pinus Krangkeng pun telah siap didepan mata. Hutan yang terlihat menyerupai jeruji besi tersebut harus ditaklukkan dengan kecepatan yang cukup tinggi disertai dengan beberapa lompatan yang lumayan tinggi pula. Dengan dilewatinya hutan pinus Krangkeng, dapat diartikan bahwa rider telah berhasil melewati seluruh bagian trek Ngaduman. Pada bagian ini, rider terlihat berhenti untuk sekedar mengambil nafas. Tampilan tersebut hilang disertai dengan munculnya tagline guna membuat video ini mudah diingat oleh penonton. Kini, masuk ke tahap pembuatan treatment yaitu, tahap yang menentukan jenis shot dan komposisi pengambilan gambar yang akan dilakukan. Treatment video “Ngaduman Mountain Bike” dapat dilihat pada Tabel 1.
8
Tabel 1. Treatment Video “ Ngaduman Mountain Bike “
No SCENE 1 Opening
WAKTU Siang
JENIS SHOOT FS
2
Jalur awal ngaduman Watu kethek
Siang
FS
Siang
FS-ECU
Hutan Pinus Merbabu Pos Bayangan Alas Karpet
Siang
FS-ECU
Siang
ELS-FS
Siang
FS-ECU
7
Hutan Pinus Krangkeng
Siang
FS-MCU
8
Jalur Akhir Ngaduman Tagline
Siang
FS
Siang
FS
3
4 5 6
9
KETERANGAN
Opening berupa animasi yang menjelaskan tentang gunung merbabu dan ngaduman Menampilkan jalur awal ngaduman Menampilkan jalur Watu Kethek yang berisi batu-batu besar Menampilkan Jalur Hutan Pinus detail jalur dan bentuk jalur Menampilkan Jalur Pos Bayangan Menampilkan Jalur Alas Karpet dan kecepatan saat melewatinya Menampilkan Jalur Hutan Krangkeng yang berbentuk seperti jeruji penjara Menampilkan bentuk jalur akhir Ngaduman atau Finish point Ditampilkan tagline “ tantang dirimu nikmati alammu” sebagai identitas dari track ngaduman
Tahap berikutnya adalah pembuatan storyboard yaitu gambaran sketsa dari treatment yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk mempermudah pengambilan gambar. Storyboard Video “Ngaduman Mountain Bike” dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Storyboard Video “Ngaduman Mountain Bike”
9
Produksi merupakan tahap utama untuk menghasilkan sebuah produk sebelum akhirnya masuk ke pasca produksi diantaranya video (shooting) yaitu melakukan kegiatan shooting dari proses kegiatan bersepeda ditrek Ngaduman, audio (backsound) yaitu melakukan kegiatan pemilihan lagu untuk mengisi suara backsound sebagai pengiring suasana video. Pasca-produksi merupakan tahap yang dilakukan setelah proses produksi, diantaranya seleksi scene yaitu pemilihan scene-scene yang sesuai dengan treatment, shootlist dan storyboard yang telah dibuat. Editing yaitu proses penyatuan seluruh stok scene yang sudah dipilih. Setelah proses editing selesai, dilakukan penambahan efek berupa untuk menunjang penampilan video yang telah dibuat. Ditambahkan pula sound effect futuristic serta ditambahkan sebuah lagu yang jenisnya disesuaikan dengan mood dan suasana video. 4.
Hasil Pembahasan dan Implementasi Video “Ngaduman Mountain Bike” ini berdurasi 4 menit 37 detik ini dibagi menjadi 9 scene yang diawali dengan scene 1 yaitu opening dan ditutup dengan scene 9 yang berisi tagline. Scene 1 video “Ngaduman Mountain Bike” dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Scene 1
Pada Gambar 5 opening berupa 3D penjelasan mengenai itu berganti menjadi yaitu Ngaduman.
scene 1, memperlihatkan bahwa video ini diawali dengan Gunung Merbabu yang dilanjutkan dengan muncul gunung tersebut menggunakan model futuristic. Setelah penjelasan mengenai daerah di lereng gunung tersebut
10
Gambar 6. Scene 2
Pada Gambar 6 scene 2, memperlihatkan awal dari track sepeda Ngaduman yang berisi persiapan sebelum melakukan kegiatan dan jenis track awal. Jenis shot yang digunakan adalah full shoot agar penonton dapat melihat bentuk track dan sudut kemiringan track.
Gambar 7. Scene 3
Pada Gambar 7 scene 3, track watu kethek, yang merupakan bagian track setelah start. Scene ini memperlihatkan kontur jalan track yang berisi batu-batu besar sebesar kepala kera. Jenis shoot yang dipakai adalah extreme shoot untuk mengambil detail batu dan bird eye view untuk memperlihatkan keseluruhan bagian track watu kethek.
11
Gambar 8. Scene 4
Pada Gambar 8 scene 4, berisi kelanjutan dari track sebelumnya, dimana rider melintasi hutan pinus asli merbabu yang memiliki jenis track yang berkelak kelok dan beberapa drop dari kayu yang melintang. Jenis shoot yang digunakan adalah full dan follow agar penonton bisa melihat pergerakan rider dari jauh kemudian mendekati kamera dan diikuti kamera hingga keluar dari frame.
Gambar 9. Scene 5
Pada Gambar 9 scene 5, memperlihatkan rider sedang melewati track pos bayangan yang berada di dataran luas dan berisi rintangan-rintangan yang mudah dilewati. Digunakan full shot untuk mengambil view dataran yang luas dan medium shot untuk mengambil detail kontur tanah.
12
Gambar 10. Scene 6
Pada Gambar 10 scene 6, tampak rider memasuki track alas karpet yang mewajibkan rider memacu sepedanya dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Digunakan full shot dan panning agar rider terlihat melintas dengan cepat dari kejauhan. Digunakan pula extreme shot untuk memperlihatkan detail tanah pada track alas karpet.
Gambar 11. Scene 7
Pada Gambar 11 scene 7, memperlihatkan bahwa rider sampai di kebun pinus Krangkeng yang berisi pohon-pohon pinus yang tersusun menyerupai jeruji besi penjara. Shoot yang digunakan adalah full dan follow dari samping untuk memperlihatkan bentuk kebun pinus sehingga terlihat menyerupai jeruji besi.
13
Gambar 12. Scene 8
Pada Gambar 12 scene 8, memperlihatkan bahwa rider telah sampai pada akhir dari keseluruhan track Ngaduman. Shot yang digunakan adalah follow shoot yang dilakukan dari belakang memiliki tujuan agar penonton bisa ikut merasakan bagaimana kerasnya getaran saat bersepeda di Ngaduman. Kemudian follow juga dilakukan memutari rider yang berhenti agar terlihat bahwa rider sudah menyelesaikan keseluruhan track Ngaduman.
Gambar 13. Scene 9
Pada Gambar 13 scene 9, menampilkan tagline dari video Ngaduman Mountain Bike yaitu “Tantang Dirimu Nikmati Alammu” yang memiliki arti bahwa bersepeda gunung di trek Ngaduman adalah kegiatan yang menantang. Namun, jika dilakukan maka tantangan itu terbayar dengan keadaan alam disekitarnya yang berada di daerah gunung. Pada tahap ini dilakukan pengujian kepada 30 responden yaitu para mahasiswa yang belajar di bidang multimedia seperti FTI-DKV dan FISKOMBROADCAST UKSW. Selain itu, dilakukan juga pada 30 responden yang merupakan masyarakat umum pada usia remaja-dewasa sekitar 18-45 tahun. Pengujian dilakukan dengan cara memberikan 2 lembar kuesioner. Kuesioner pertama merupakan kuesioner yang bertujuan mengetahui kualitas video “Ngaduman Mountain Bike” dari kalangan yang memiliki pengetahuan di bidang multimedia. Hasil kuesioner pertama dapat dilihat pada Tabel 2. 14
Tabel 2. Kuesioner 1
NO
1 2
3
4 5 6 7
8
JAWABAN
PERTANYAAN
Apakah video Ngaduman Mountain Bike yang anda lihat menarik? Bagaimanakah visualisasi dari video Ngaduman Mountain Bike yang anda lihat? Menurut anda, bagaimanakah sinematografi yang digunakan dalam video Ngaduman Mountain Bike? Bagaimana pencahayaan yang ada di dalam video Ngaduman Mountain Bike? Apakah transisi dari scene per scene menarik? Apakah soundtrack yang digunakan sudah sesuai dengan tema video? Apakah pesan yang disampaikan Video Ngaduman Mountain Bike anda tangkap dengan baik? Apakah Video Ngaduman Mountain Bike ini menyampaikan informasi mengenai track Ngaduman secara jelas? TOTAL
TOTAL
A
B
C
D
E
14
12
4
-
-
30
9
15
6
-
-
30
9
14
7
-
-
30
5
20
5
-
-
30
8
15
7
-
-
30
10
20
-
-
-
30
8
19
3
-
-
30
8
15
5
2
-
30
71
130
37
2
0
240
Perhitungan kuisoner ini mengunakan skala likert, Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang digunakan dalam kuesioner dan merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam evaluasi suatu program atau kebijakan perencanaan. Skala likert juga dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi orang [13]. Biasanya disediakan lima pilihan jawaban dengan skor masing-masing, seperti yang terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Skor Skala Likert
Jawaban
Skor
Keterangan
A B C D E
5 4 3 2 1
Sangat (menarik, baik, jelas) Menarik, baik, jelas Tidak (menarik, baik, jelas) Kurang (menarik, baik, jelas) Sangat tidak (menarik, baik, jelas)
15
Sedangkan jika mengacu pada kuesioner 1 yang diberikan kepada masyarakat yang berpengetahuan di bidang multimedia, maka didapatkan data presentase jawaban responden sebagai berikut :
Responden menjawab A Responden menjawab B Responden menjawab C Responden menjawab D Responden menjawab E
: 29.6 % : 54.2 % : 15.4 % : 0.8 % :0%
jaw aban B
jaw aban A
jaw aban E jaw aban D
jaw aban C
Gambar 14. Diagram Hasil questioner 1
Dengan melihat Gambar 14 yaitu diagram hasil kuesioner 2 diketahui hasil presentase jawaban A = 29.58 % dan jawaban B = 54.16 % sehingga dapat disimpulkan bahwa video “Ngaduman Mountain Bike” memiliki visualisasi yang baik, backsound yang sesuai, dapat menyampaikan informasi dengan jelas dan menarik untuk ditonton. Kuesioner kedua diberikan kepada masyarakat yang berminat pada olahraga bersepeda dan diserahkan setelah responden menyaksikan video “Ngaduman Mountain Bike”. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan penilaian dari masyarakat umum mengenai penyampaian informasi tentang track Ngaduman. Kuesioner 2 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kuesioner 2
JAWABAN NO
1
PERTANYAAN
Apakah Video Ngaduman Mountain Bike yang anda lihat menarik?
TOTAL A
B
C
D
E
16
9
5
-
-
30
16
2
3
4
5
6
7
Apakah penjelasan detail tiap trek menarik untuk anda? Apakah anda mendapatkan gambaran mengenai olahraga sepeda gunung melalui video ini? Apakah anda menjadi tahu kondisi jalur yang ada di trek Ngaduman setelah melihat video ini? Apakah anda menjadi tertarik untuk mencoba olahraga sepeda gunung? Apakah anda menjadi tahu kondisi geografis Ngaduman sebagai trek sepeda gunung? Apakah anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang sepeda gunung setelah melihat video ini? TOTAL
7
19
4
-
-
30
22
8
-
-
-
30
11
18
1
-
-
30
16
10
4
-
-
30
10
20
-
-
-
30
19
7
3
1
-
30
101
91
17
1
0
210
Sedangkan jika mengacu pada kuesioner 2 yang diberikan kepada masyarakat awam yang berminat terhadap olahraga bersepeda, maka didapatkan data presentase jawaban responden sebagai berikut: Responden menjawab A : 48.1 % Responden menjawab B : 43.3 % Responden menjawab C : 8.1 % Responden menjawab D : 0.5 % Responden menjawab E :0%
jawaban C jawaban B
jawaban D
jawaban E jawaban A
Gambar 15. Diagram Hasil Questioner 2
17
Dengan melihat gambar 15 tentang diagram hasil questioner 2, diketahui hasil prosentase jawaban A = 50.83 % dan jawaban B = 41.67 % sehingga dapat disimpulkan bahwa video “ Ngaduman Mountain Bike “ menarik untuk ditonton dan dapat menyampaikan informasi dengan jelas. Dari kedua kuesioner yang telah dibagikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa video Ngaduman Mountain Bike memiliki visualisasi yang baik dan backsound yang sesuai sehingga video ini menarik untuk ditonton. Selain itu, informasi yang disampaikan dalam video pun dapat ditangkap dengan baik dan jelas oleh pemula. 5.
Simpulan Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perancangan video Ngaduman Mountain Bike dapat memberikan informasi secara lebih lengkap dan menarik kepada para peminat sepeda gunung. Penggunaan video sebagai media informasi memiliki keunggulan seperti, visualisasi, pencahayaan, transisi, backsound, sinematografi yang baik sehingga mampu membuat video menjadi lebih baik dan menarik. Penggambaran asli keadaan track dalam video juga menjadi keunggulan lain dimana hal tersebut mampu mendukung penyampaian pesan, serta dapat disebarkan pada masyarakat secara lebih luas. Penggunaan infografik dalam menyampaikan informasi yang adalah gabungan dari simbol dan huruf, juga membuat video bisa menyampaikan informasi dengan lebih jelas dan menarik. Sehingga video Ngaduman Mountain Bike diharapkan dapat mewakili dan dijadikan media informasi mengenai track sepeda gunung yang ada di desa Ngaduman.
6.
Daftar Pustaka [1] Kumara Keke, 2011. Perancangan Mountain Bicycle Club Terkait Interaksi kekeluargaan antar Pesepeda Gunung [2] Yenni Lilis Sulistyaningrum, 2011. Perancangan Infografik sebagai Media Informasi Sarana Umum Kota Depok [3] Adi kusrianto, 2007, Pengantar Desain Komunikasi Visual, yogyakarta:Andi [4] Elista, 2010, pengantar Multimedia, (elista.akprind.ac.id/upload/files/9055_01Pengantar_MULTIMEDIA.pdf) diakses 20 april 2014 23.00 WIB. [5] D Joseph, 2011, Landasan teori film (e-journal.uajy.ac.id/821/3/2TA11217) diakses 21 april 2014, 21:00 WIB. [6] Purnama Mey Lan, 2011, Skripsi, Penerapan Multimedia Pada Aplikasi Pembelajaran Anak Sekolah Minggu. [7] Mark Smiciklas, 2012. The Power of Infographics: Using Pictures to Communicate and Connect with Your Audience.
18
[8] [9] [10] [11] [12] [13]
Nugroho, Sahid, Herdika, 2013, Penerapan Visual Efek Dalam Pembuatan Film “Evo” Ika Yulia, 2012, Sumber Daya Data Florida Atlantic University, MA in Literature & Theory with a concentration in Science Fiction and Fantasy Handayani, 2011, Pola Komunikasi Paguyuban Sapedah Baehula. Sarwono, Jonathan, 2007, Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta : Andi. Alfiana Hafidian, 2013, Skala likert sebagai Teknik evaluasi, (http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/12/skala-likert-568158.html) diakses 22 april 2014 22:00 WIB
19